Professional Documents
Culture Documents
MEMULIAKAN
ILMU
PENJELASAN
ُللشيُخُُصُالُح
ُ ُُكتابُُخالصةُتُعُظُيُمُُالعُلُم
ي
ُ ُالعُصُيُم
2
Judul :
MEMULIAKAN ILMU
Penulis:
Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc
Layout:
-
Penyunting:
Abu Yusuf
Design Cover :
Abu Nahsyal
Alamat Penerbit:
Dar Al-Furqon
CV. Dunia Literasi Lestari
NIB : 1215000122198
Jl. Kyiai Sepuh, Gg. 18 Ds. Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota
Pasuruan - Jawa Timur
No. HP: 082286919195
3
MUQODDIMAH
َو أَ ْش َه ُد، ضى
َ ب َربُّنَا َو يَ ْر ُّ َك َما ُُِي، هلل ََحْ ًدا َكثِ ْ ًْيا طَيِِّبًا ُمبَ َارًكا فِْي ِه
ِ احلم ُد
َْ
ُأَ ْن ََل إِلَهَ إِاَل هللاُ َو أَ ْش َه ُد أَ ان ُُمَ ام ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه
َو ََل ََتُْوتُ ان إِاَل َو،الذيْ َن َآمنُ ْوا اتا ُق ْوا هللاَ َح اق تُ َقاتِِهِِّ َييُّها: ال هللا تَع َاَل
َ َ َ ُ َ َق
أَنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن
ِ ِ ِ ِ
صلَى َ ي ُُمَ امد ُ خْي اهلَْد ِي َه ْدَ ْ َو، اب هللا تَ َع َاَل ُ ََص َد َق احلَديْث كت ْ َو إِ ان أ
َو َشار األ ُُم ْوِر ُُْم َد َث ُُتَا فَِإ ان ُك ال ُُْم َدثَة بِ ْد َعة َو ُك ال بِ ْد َعة، هللاُ َعلَْي ِه َو َسلا َم
ض ََللَة
َ
، أ اما بَ ْع ُد
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya. Betapa
banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, namun tidak banyak nikmat
yang diberikan olehNya kita manfaatkan untuk kebaikan dan ketaatan. Patut
bagi kita untuk selalu intropeksi diri pada setiap langkah yang kita lalui dalam
kehidupan dunia ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad ﷺ, beliau telah mengemban amanah untuk menjadi tauladan
bagi umat ini dan beliau jalankan amanah itu dengan sempurna. Patut bagi kita
untuk selalu berada dalam naungan sunnahnya, baik itu keyakinan, perkataan
maupun perbuatan.
Belajar agama Islam merupakan kewajiban bagi kita semua yang
mengaku dirinya sebagai seorang Muslim. Tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak menuntut ilmu di zaman yang mana segala sesuatu telah dipermudah
oleh Allah Ta’ala.
4
Dalam kesempatan kali ini, Allah Ta’ala memberikan kemudahan bagi
kami untuk menyelesaikan kajian kitab Khulashoh Ta’dzimil Ilmi karya
Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi Hafidzahullahu Ta’ala dalam dauroh selama 3
hari bersama para santri di Markiz Darul Qur’an was Sunnah, Lipatkain –
Kampar Kiri, Riau, pada tanggal 23 Maret 2019 hingga selesai.
Kemudian pada awal tahun 2020, kami diberi kesempatan oleh Allah,
untuk mengikuti kajian kitab ini bersama penulisnya secara langsung (yaitu
Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi Hafidzahullahu Ta’ala) di Masjid Nabawi dalam
sebuah dauroh yang berlangsung selama beberapa hari.
Berkat taufiq dari Allah Ta’ala kami bisa membukukan hasil belajar
bersama beliau dengan beberapa tambahan dari referensi lainnya, dengan
menggunakan bahasa yang mudah difahami untuk pembelajar pemula dan bisa
buat referensi bagi pelajar lanjutan.
Secara garis besar bahwa buku ini membahas tentang 20 Pokok
Penting tentang Memuliakan sebuah Ilmu. Dan buku ini sangat penting bagi
penuntut ilmu untuk dijadikan panduan dalam menuntut ilmu, karena
berisikan tentang adab-adab yang harus diperhatikan dalam proses menuntut
ilmu.
Buku ini hampir sama dengan buku-buku tentang adab menunut ilmu
sebelumnya, seperti Hilyah Talibil Ilmi Bakr Abu Zaid, Ta’lim A-Muta’allim
Az-Zarnuji, Tadzkirotus Sami Ibnu Jamaah, Kitabul Ilmi Ibnu Utsaimin dan
yang lainnya. Hanya saja buku ini sangat singkat dan dibuat untuk dihafal,
karena buku ini merupakan sebuah ringkasan dari buku penulis lainnya yaitu
Ta’dzimul Ilmi.
Buku ini juga cocok untuk latihan membaca kitab gundul dan
mempraktekkan kaidah nahwu shorof. Kami sertakan teks asli kitab berbahasa
arab. Dan disetiap point dari kitab ini, ada soal-jawab untuk melatih
pemahaman kita dan muhasabah diri.
Oleh karenanya selayaknya bagi kita untuk mempelajarinya dan
memiliki buku ini.
Semoga buku ini bisa memberikan pencerahan bagi kami dan anda
semua untuk merubah jalan hidup menuju arah yang lebih baik. Menjadikan
kita sebagai penuntut ilmu sejati. Meskipun, sebenarnya kita belum pantas
dikatakan sebagai penuntut ilmu. Allahu Musta’an.
5
Dan buku ini kami beri judul “Memuliakan Ilmu”, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada di buku
ini, kesempurnaan hanya milik Allah Ta’ala, kami hanya hamba yang lemah
dan penuh dosa. Sudi kiranya jika ada kritik dan masukan positif agar
disampaikan kepada kami , agar membuat kami selalu intropeksi diri.
Nas’alullaha Al-‘Aafiyah.
6
DAFTAR ISI
7
13 Pokok Ketigabelas : Mengerahkan Usaha Dalam Menghafal Dan
Bermudzakaroh Dalam Menuntut Ilmu, Serta Bertanya Tentangnya .. 82
14. Pokok Keempatbelas : Menghormati Dan Memuliakan Ulama .........88
15. Pokok Kelimabelas : Mengembalikan Masalah Yang Pelik Kepada
Ahlinya ................................................................................................................... 94
16. Pokok Keenambelas : Memuliakan Majelis Ilmu Dan Mengagungkan
Tempat-Tempatnya .......................................................................................... 100
17. Pokok Ketujuhbelas: Membela Ilmu Dan Menjaga Kehormatannya..
............................................................................................................................... 106
8
Biografi Syaikh Sholih Al-Ushoimy
Hafidzahullahu Ta’ala
Nama lengkap beliau adalah Syaikh Sholih bin ‘Abdillah bin Hamad
Al ‘Ushoimiy –Hafidzahullah Ta’ala-
Beliau lahir di Riyadh tahun 1391 H dan menetap disana, yang
merupakan Ibukota Kerajaan Saudi Arabia tersebut.
Ulama yang saat ini berumur 49 tahun dikenal sebagai ulama hadits
dan musnid (memiliki banyak sanad dan memberikannya). Disebutkan pula
bahwa beliau telah belajar dari 1000 lebih guru.
Beliau menuntut ilmu sejak usia muda. Beliau telah mengunjungi
banyak negeri dalam menuntut ilmu untuk mencari sanad hadits dan sanad
berbagai kitab para ulama.
Sampai-sampai beliau dikenal dengan muhaddits (ahli hadits) dari
Najed, dikenal pula musnid (ulama yang memiliki banyak sanad).
Yang dimaksud memiliki banyak sanad adalah ia memiliki sanad sampai guru-
guru beliau yang bisa diteruskan sampai pada penulis hadits (seperti: Imam
Bukhari dan Imam Muslim) atau memiliki sanad yang sampai pada berbagai
penulis kitab.
Syaikh Sholih Al-Ushoimiy memiliki sanad sampai pada Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab pada kitab:
1. Tsalatsatul Ushul.
2. Kitab Tauhid.
3. Kasyfu Syubhat.
4. Qowa’idul Arba’.
5. Fadhul Islam. Dan yang lainnya
9
Begitu pula sanad dari kitab:
1. Manzhumah Al Qowa’id Al Fiqhiyyah. (Karya: Syaikh ‘Abdurrahman
bin Nashir As-Sa’di).
2. Al Arba’in An Nawawi. (Karya: Imam Nawawi).
3. Al Muqaddimah Al Aajurromiyah. (Karya: Muhammad Ash-Shanhaji).
4. Nukhbatul Fikar Fi Mushthalahi Ahlil Atsar. (Karya: Al-Hafidz Ibnu
Hajar).
5. Al Waroqot Fi Ushulil Fiqh. (Karya: Imam Al-Haramain Al-Juwaini)
Karya Ilmiah :
1. Ta’zhimul ‘Ilmi.
2. Ma’anil Fatihah wa Qishorul Mufasshol.
3. Al Muqoddimah Al Fiqhiyyah Ash Shugro.
4. Khulashoh Muqoddimah Ushulit Tafsir.
5. Dan masih banyak yang lainnya
Beliau mendapatkan rekomendasi (tazkiyah) dari mufti tertinggi di
Negara Arab Saudi Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh.
Dan pada tahun 1438 H beliau diangkat menjadi anggota Haiah Kibar
Ulama negara KSA.
Semoga Allah memberikan keberkahan umur pada beliau, diberikan
kesehatan dan dimudahkan untuk istiqomah dalam ketaatan.
11
بسم هللا الرمحن الرحيم
وصلى هللا وسلم على عبده ورسوله ُممد، احلمد هلل املعظام ابلتوحيد
. وعلى آله وصحبه أويل الفضل والارأي السديد، املخصوص أبجل املزيد
: أما بعد
ِ ت ابلتِ َق
اطها ْ أُ ِع اد، فهذه من كتايب « تعظيم العلم » خَلصةُ اللفظ
وجعِ َل فيه األُْنُْوذَ ُجُ ، فاستُ ْخ ِرج منه للمنفعة املذكورة اللُّبَاب، ملقصد احلفظ
َ
بعده إَل العمل
َ ويَََت اش ُحوا،مشس الناهار
َ من كل ابب؛ ليكو َن يف نفوس الطلبة
ِ
.اَلدكار
ِّ و
.الفوز جبوامع فضله العظيم َ فأسأَل هللا يل وهلم لز
َ و،وم معاقد التعظيم
Terjemah :
Segala puji hanya milik Allah , Dzat yang diagungkan dengan tauhid .
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada hamba dan
utusanNya yaitu Nabi Muhammad ﷺ, hamba pilihan dengan kemuliaan yang
berlimpah, dan semoga shalawat tercurahkan juga kepada keluarga dan para
sahabatnya, yaitu orang-orang yang memiliki keutamaan dan pikiran yang
lurus.
Amma ba'du1 (Adapun setelah itu).
Ini merupakan ringkasan dari kitabku yang berjudul “Ta'dzhim Al-
Ilmi”. Diringkas dan dikumpulkan dengan maksud untuk dihafal. Maka , telah
dipilih inti sarinya. Dan disertakan pula contoh-contoh yang memudahkan
pemahaman pada setiap bab. Supaya hal tersebut menjadi jelas di dalam diri
para penuntut ilmu, layaknya matahari di siang bolong , sehingga mereka
terbekali untuk beramal dan terus mengambil pelajaran darinya .
1
Asal kalimat أَاما بَ ْع ُدadalah َم ْه َما يَ ُك ْن ِم ْن ِش ْيء بَ ْعد فَ َك َذا
12
Maka, aku meminta kepada Allah, untuk diriku dan mereka (para
penuntut ilmu) , agar berpegang teguh pada pokok-pokok pengagungan
terhadap ilmu, sehingga dapat meraih kemenangan dari Allah yang Maha
Agung.
Penjelasan :
Penulis memulai kitabnya dengan basmalah, kemudian dilanjutkan
dengan memuji Allah Ta’ala dengan hamdalah dan bershalawat kepada Nabi
Muhammad ﷺserta keluarga dan para sahabatnya. Ketiga hal ini merupakan
adab dalam memulai tulisan menurut kesepakatan ulama. Oleh karenanya,
bagi siapa saja yang hendak menulis suatu kitab hendaknya dimulai dengan
ketiga hal di atas.
Tulisan ini diringkas dari kitab penulis yang lain, yaitu kitab Ta’dzim
Al-Ilmi. Tujuan dari ringkasan ini agar mudah dihafal oleh penuntut ilmu,
karena hati menyukai suatu yang ringkas dan mudah untuk dihafal.
Jadi, makna dari َم َعاقِ ُد تعظي ِم العِْل ِمadalah pokok-pokok penting yang
menjelaskan tentang keagungan ilmu di dalam dada-dada manusia.
13
بسم هللا الرمحن الرحيم
احلمد هلل ،وأشهد أَل إله إَل هللاُ ،وأشهد أن ُممدا عبده ورسوله ،
صلى هللا عليه وسلم ،وعلى آله وصحبه عدد من تعلم وعلم.
فمن عظم العلم َلحت أنواره عليه ،ووفدت رسل فنونه إليه ،ومل يكن
هلمته غاية إَل تلقيه ،وَل لنفسه لذة إَل الفكر فيه ،وكأَن أاب ُممد الدارم اي احلافظ
رُمه هللا ملح هذا املعىن ،فختم كتاب العلم من سننه املس اماة ب« املسند اجلامع »
بباب يف إعظام العلم.
وأعون شيء على الوصول إَل إعظام العلم وإجَلله :معرفة معاقد تعظيمه
احملق َقة لِ َعظَ َم ِة العلم يف القلب ،فمن أخذ هبا كان معظ ًما
،وهي األصول اجلامعة ِِّ ،
للعلم ُِم ًَل له ،ومن ضيعها فلنفسه أضاع ،و ِهلََواهُ أطاع ،فَل يلوم ان -إن فت عنه-
ِ ِ
إَل نفسه ( ،يداك أَْوَكتَا وفو َك نفخ ) ،ومن َل يُ ْكرُم الع َلم َل يُ ْكرُمه ُ
العلم.
14
Terjemah :
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, saya bersaksi tidak ada Tuhan
yang berhak disembah melainkan Allah Ta’ala, dan saya bersaksi
bahwasannya Muhammad ﷺadalah hamba dan utusan Allah Ta’ala. Shalawat
dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada hamba dan utusanNya
yaitu Nabi Muhammad ﷺ, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta
kepada orang-orang yang belajar dan mengajarkan ilmu.
Amma ba'du.
Sesungguhnya kadar seorang hamba dari mendapatkan ilmu itu sesuai
dengan besar-kecilnya hati seorang dalam mengagungkan ilmu dan
memuliakannya. Barangsiapa hatinya penuh dengan pengagungan terhadap
ilmu serta memuliakannya, maka hatinya akan menjadi tempat yang layak
bagi ilmu. Begitu juga sebaliknya, kurangnya dalam pengagungan dan
pemuliaan terhadap ilmu di hati seorang hamba, maka berkurang pula kadar
hamba akan mendapatkan ilmu, bahkan hingga ada hati yang di dalamnya
tidak ada ilmu sedikitpun.
Maka barangsiapa yang mengagungkan ilmu, maka akan tampak
cahaya ilmu itu pada dirinya. Berbagai macam utusan ilmu akan datang
kepada dirinya. Bertalaqqi untuk ilmu menjadi tekad terbesarnya. Dan
memikirkan ilmu adalah kelezatan jiwanya. Dan seakan-akan makna ini telah
dibenarkan oleh Abu Muhammad ad-Darimi Rahimahullah, tatkala beliau
menutup Kitab al-Ilmi dari Sunannya yang berjudul al-Musnad al-Jami2
dengan bab " Pengagungan (terhadap) Ilmu " .
Dan yang paling membantu untuk sampai ke tahap pengagungan
terhadap ilmu dan memuliakannya, yaitu dengan mengetahui pokok-pokonya,
yaitu pondasi-pondasi yang bersifat menyeluruh, yang dengannya
pengagungan terhadap ilmu itu bisa terwujud di dalam hati. Maka barangsiapa
yang berpegang kepada pokok-pokok ini, maka dia telah mengagungkan ilmu
serta memuliakannya. Dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya , maka dia
telah menyia-nyiakan dirinya dan mentaati hawa nafsunya. Maka tidak ada
yang bisa disalahkan, jika memang meremehkan hal ini, kecuali dirinya
sendiri. Tanganmu yang mengikat, Mulutmu yang meniup. Barang siapa yang
tidak memuliakan ilmu, maka ilmu tidak akan memuliakannya.
2
Kita kenal dengan nama Al-Musnad Ad-Darimy
15
Penjelasan :
Ini merupakan muqoddimah kitab asli, yaitu Kitab “Ta’dzimu Al-
Ilmi”, adapun yang sebelum ini, adalah muqoddimah untuk “Khulashoh
Ta’dzimi Al-Ilmi”.
Pengagungan terhadap ilmu membuka pintu ilmu, dan ilmu bukan
hanya sekedar mengumpulkan informasi-informasi, tapi lebih dari itu. Ilmu
akan merasuk ke dalam hati dan membekas kepada keseharian seorang hamba
dalam beramal, berdakwah, bersifat lemah lembut dan amal-amalan kebaikan
yang lainnya.
Jika seorang hamba jauh dari pengagungan terhadap ilmu, maka
ilmunya hanya sebatas di lisan, tidak sampai ke hati, sehingga tidak terlihat
pengaruhnya ke dalam kehidupannya.
Tujuan mendapatkan ilmu adalah mengantarkan kita untuk beribadah
kepada Allah Ta’ala.
Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta’ala berkata :
3
Lihat Kitab Hilyah Thalibil Ilmi, hal. 13
16
املعقد األول
تطهي وعاء العلم
ر
وهو القلب ؛ وِبَ َسب طهارة القلب يَ ْد ُخله العلم ،وإذا ازدادت طهارته
ازدادت قابِلِياته للعلم .
فمن أراد ِحيا َزة العلم فَ ْليُ َزيِِّ ْن ابطنه ،ويُطَ ِِّهر قلبه من جناسته ؛
فالعلم جوهر لطيف ال يصلرح َإال للقلب النظيف .
الشبهات.
أحدمها :طهارته من جناسة ُّ
وإذا كنت تَ ْستَحي ِمن نظر خملوق ِمثْلِك إَل َو َسخ ثوبك ،فاستح من نظر
هللا إَل قلبك ،وفيه إِ َحن وبَلای ،وذُنوب وخطاای .
ففي صحيح مسلم عن أيب هريرة رضي هللا عنه ،أن النيب ﷺ قال :
17
Pokok Pertama
Penyucian Wadah Ilmu
(Wadah ilmu) yaitu hati. Ilmu itu bisa masuk sesuai dengan kadar
kesucian hati; semakin suci sebuah hati, semakin besar pula daya serapnya
terhadap ilmu.
Maka, barangsiapa yang ingin menggapai sebuah ilmu, hendaklah dia
menghiasi batinnya dan mensucikan hatinya dari segala bentuk kotorannya.
“Sungguh, ilmu itu adalah mutiara yang berharga, tidak pantas disimpan
kecuali pada tempat yang bersih.”
Pondasi dalam penyucian hati itu kembali kepada dua hal :
Pertama, kesucian hati dari kotoran syubhat.
Kedua, kesucian hati dari kotoran syahwat.
Apabila engkau malu dari pandangan makhluk yang semisal
denganmu dari kotoran yang menempel pada bajumu, hendaklah engkau lebih
malu terhadap pandangan Allah kepada hatimu. Sungguh, disitu terdapat
berbagai macam penyakit dan keburukan, juga dosa-dosa dan kesalahan.
Dalam Shahih Muslim, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallah'anhu,
bahwasanya Rasulullah ﷺbersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada fisik kalian, tidak pula kepada harta kalian. Akan tetapi, Allah melihat
kepada hati kalian dan juga amalan kalian”.4
Barangsiapa yang mensucikan hatinya, maka ilmu itu layak untuk
menetap disitu. Barangsiapa yang tidak membersihkan hati dari kotorannya
dan membiarkannya, maka ilmu tidak akan menetap disitu.
Sahl bin Abdillah Berkata : “Haram atas hati manapun masuk ke
dalamnya cahaya (ilmu), selagi disitu ada sesuatu yang dibenci Allah Ta’ala”
4
Kitab al-Birr wash-Shilah wal-Aadaab No. 10, Bab: Tahrim Dzhulm al-Muslim
no.2564 dari hadits Abu Hurairah
18
Penjelasan :
Penulis menjelaskan pokok-pokok pengagungan terhadap ilmu setelah
memulai tulisannya dengan sebuah muqoddimah, dan pokok yang paling
utama adalah tentang wadah ilmu, yaitu hati.
Kenapa hati? Karena semua yang di dapatkan dari ilmu berupa hafalan,
pemahaman, peneletian dan yang lainnya, semua itu kembali ke hati.
Nabi Muhammad ﷺbersabda :
19
LATIHAN SOAL !5
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Bagaimana sikap kita jika sedang terjerumus ke dalam fitnah syahwat atau
syubhat setelah membaca bab ini?
3. Apakah anda merasakan bahwa ilmu itu sulit masuk jika hati kita kotor?
4. Apakah kita bersedia untuk bertaubat atas kesalahan kita di masa lalu,
karena terjerumus ke dalam fitnah?
5. Mengapa kita harus membersihkan hati?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
10. I’rob jumlah ini عنه ففي صحيح مسلم عن أيب هريرة رضي هللا !
5
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
20
املعقد الثاين
إ ان إِ ْخَلص األعمال أساس قَبُوهلا ،و ُسلا ُم ُوصوهلا ؛ قال تعاَلَ ﴿ :وَما أُِم ُرْوا
صي لَه ِِّ
ِِ ِ
الديْ َن ُحنَ َفآءَ ﴾ ( البينة . ) ٥ : إِاَل ليَ ْعبُ ُد ْوا هللاَ خمُْل ْ َ ُ
ويف الصحيحي عن عمر رضي هللا عنه ،أن رسول هللا ﷺ قال « :األعمال
ابلنية ،ولِ ُك ِِّل امرئ ما نوى » .
واإلخَلص يف العلم يقوم على أربعة أصول ،هبا تَتَ َح اقق نياة العلم للمتعلِِّم
صدها :
إذا قَ َ
األول َ :رفْع اجلهل عن نفسه ؛ بتعريفها ما عليها من العبود اایت ،وإيقافِها
على مقاصد األمر والناهي .
21
صَلح دنياهم
ُ الثاين :رفع اجلهل عن اخللق ؛ بتعليمهم وإرشادهم لِما فيه
وآخرُُتم .
ات اإلخَلص يف طلبهم العلم ،ولقد كان السلف رَحهم هللا خيافون فو َ
فيتورعون عن ادعائه َ ،ل أهنم مل ُُيَ ِِّق ُق ْوه يف قلوهبم .
وينبغي لقاصد السَلمة أن يَت َف اق َد هذا األصل -وهو اإلخَلص -يف أموره
دقيقها وجليلِها ِ ،سِِّرَها وعلنِها.
كلِِّها ِ ،
وُي ِمل على هذا التَ َف ُّقد ش ادةُ ُمعا َجلَة النِياة.
َْ
ِ
تتقلب أش اد ا
علي من نيا ْت ؛ ألهنا ُ ت شيئا َ الثوري « :ما عا َجلْ ُ ُّ قال سفيان
علي » .
ا
بل قال سليمان اهلامش ُّي َرَِحَهُ هللا « :رمبا أُ َح ِِّدث بديث واحد َوِ ْيل نِياة ،
احلديث الواحد ُيتاج إَل نِياات »
ُ أتيت على بعضه تَغ اْيت نِياِ ْت ،فإذا
فإذا ُ
22
Pokok Kedua
Ikhlasnya Niat dalam Menuntut Ilmu
24
Penjelasan :
Hampir di semua kitab-kitab adab dalam menuntut ilmu, perkara ikhlas
selalu di urutan nomor satu, karena hal ini merupakan salah satu komponen
agar sebuah amalan diterima oleh Allah Ta’ala.
Penulis membawakan ayat dan hadist serta perkataan para salaf
tentang ikhlas, hal ini menunjukkan pentingnya perkara ini. Semua amalan
yang dilakukan ikhlas karena Allah, in syaa Allah amalan itu akan kekal.
Potret keikhlasan para ulama terdahulu terlihat dari tersebarnya
tulisan-tulisan mereka, dan nama-nama mereka selalu disebut-sebut dalam doa
oleh banyak orang setelah meninggalnya.
Syaikh Sholih Al-Ushoimy memberikan contoh tentang keikhlasan
salah satu ulama mutaakhirin, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nasr As-Sa’di
Rahimahullahu Ta’ala. Beliau mengajarkan kepada murid-muridnya dengan
sepenuh hati dan beliau tidak suka dengan ketenaran serta sebuah jabatan.
Allah angkat nama beliau, tulisan-tulisan beliau tersebar dimana-mana
salah satunya adalah Tafsir Sa’di6, sudah jutaan exemplar tercetak dan dibaca
oleh manusia, belum lagi buku-buku yang lain. Semoga Allah merahmati
beliau.
Imam Malik Rahimahullahu Ta’ala pernah berkata saat beliau
menulis Kitab Al-Muwatto’ :
6
Judul aslinya : “Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan”, cetakan
yang bagus adalah cetakan Dar Ibnul Jauzy Saudi Arabia.
25
Belum lagi buku beliau yang lain, semisal Arbain An-Nawawi yang
dihafal oleh puluhan bahkan ratusan ribu kaum muslimin.
Ini hanya salah satu contoh, masih banyak contoh-contoh yang lain.
ِ ِ ِ ِ
ُالع َم ِل إَِلا َما َكا َن لَهُ َخالصاً َو ابْتُغ َي بِه َو ْج ُهه
َ إِ ان هللاَ َلَ يَ ْقبَ ُل م َن
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang
ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah”.
(HR An-Nasai)
Dan tidak mencium bau surga. Waliyadzubillah
Nabi ﷺbersabda,
ضا ِم َن ِ ص ِ ِ ِ ِمن تَعلام ِع ْلما ِماا ي ب ت غَى بِِه وجه ا
ً يب بِه َعَر
َ ُاَّلل َعاز َو َج ال َلَ يَتَ َعلا ُمهُ إَلا لي ُْ َ َ ُْ ً َ َ ْ َ
اجلَن ِاة يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة
ْ ف َ الدُّنْيَا َملْ ََِي ْد َع ْر
26
“Barangsiapa yang menutut ilmu yang sebenarnya harus ditujukan hanya
untuk mengharap wajah Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk
mendapatkan materi duniawi, maka ia tidak akan pernah mencium bau surga
pada hari kiamat nanti.”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
27
LATIHAN SOAL !7
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Bagaimana sikap kita agar menjaga keikhlasan dalam menuntut ilmu?
3. Apakah anda merasakan bahwa selama ini sudah ikhlas?
4. Kiat apa saja yang sudah anda lakukan untuk meraih keikhlasan?
5. Mengapa kita harus ikhlas?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
7
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
28
املعقد الثالث
ت هذه األمور الثَلثة يف احلديث الذي رواه مسلم عن أيب هريرة وقد ُِ
ج َع ْ
ك ،وا ْستَعِ ْن ِابهللِ َوََل ِ
رضي هللا عنه ؛ أن النيب ﷺ قال « :ا ْح ِر ْ
ص َعلَى َما يَْن َفعُ َ
تَ ْع ِج ْز ».
قال اجلنَ يد رَحه هللا « :ما طلب أحد شيئا ِِجب ِّد ِ
وص ْدق إَل ََنلَه ،فإن مل ُْ
يَنَ ْلهُ ُكلاهُ ََن َل َ
بعضه » .
ف ِمهم
ال َمن َسبق َ ،وتَ َعُّر َ ِ
و إ ان ما يُ ْعلي اهلمةَ و يَ ْسمو ابلنافس َ :
اعتبار َح َ
املاضي.
َ القوم
29
فأبو عبد هللا أَحد ابن حنبل كان -وهو يف الصبا -رمبا أراد اخلروج قبل
الشيُ ْوخ ،فتَأْ ُخذ أُُّمه بثِيَابه وتقول -رَحةً به « : -حىت يُ َؤِذِّ َن
الفجر إَل ِحلَ ِق ُّ
صب ُحوا ». س أو يُ ْ
الناا ُ
صحيح البخاري » ُكلاهُ على إساعيل
َ وقرأ اخلطيب البغدادي رَحه هللا «
مالس ؛ اثنان منها ليلتي من وقت صَلة املغرب إَل صَلة ثَلثة يف احلِِْْي ِ
ي
ِّ
َ
ض ْح َوة الناهار إَل صَلة املغرب ،وِم َن املغرب إَل طلوع
الفجر ،واليوم الثالث من َ
الفجر.
وكان أبو ُممد ابن التَ با ِ
ان اأول ابتدائه يدرس اللايل ُكلاه ،فكانت ُّأمه تَ ْر ََحُه
وتنهاه عن القراءة ابلليل ،فكان أيخذ املصباح و ََْي َعله تت اجلَْفنَة -شيء من
ت أخرج املصباح وأَقْ بَل على الدرس. اهر ابلناوم ،فإذا َرقَد ْاآلنية العظيمة -ويَتَظَ َ
فكن رجَل ِر ْجلُه على الثارى ثبتةً ،وهامة مهاتِه فَ ْو َق الثَُّراای سا ِم َقة ،وَل تكن
ب اهلِ امة ؛ فإن مهة الصادق َل تشيب. ا ِ
شاب البدن أَ ْشيَ َ
كان أبو الوفاء ابن عقيل -أحد أذكياء العامل من فقهاء احلنابلة -يُْن ِشد
وهو يف الثماني :
32
Penjelasan :
Penjelasan dari penulis sudah sangat gamblang, contoh-contoh yang
beliau bawakan sungguh sangat luar biasa.
Perlu bagi penuntut ilmu untuk membaca buku berikut untuk sekilas
mendalami kegigihan para ulama dalam menuntut ilmu,
- Maalim fi Thariq Talabil Ilmi, karya Syaikh Abdul Aziz As-
Sadhan
- Qimatuz Zaman Inda Al-Ulama’ karya Syaikh Abdul Fattah
Abu Guddah
Membaca kegigihan mereka dalam menuntut ilmu, semoga memacu
kita untuk giat belajar.
Pepatah mengatakan :
من جد وجد
“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan
mendapatkannya”
33
LATIHAN SOAL !8
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Bagaimana kiat agar selalu semangat dalam menuntut ilmu?
3. Apakah anda merasakan bahwa selama ini selalu semangat dalam
menuntut ilmu?
4. Sebutkan kitab yang sudah kamu baca tentang kisah para ulama?
5. Mengapa kita harus membaca kisah para ulama?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
ِ ورِدفَه قمر الع ِزْيَة ؛ أ ْشر، إذا طلع جنم اهلِ ام ِة يف ظََلم ليل البطالَة
قت األرضَ َ ُ َ َ ُ
بنور رهبا
8
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
34
املعقد الرابع
إ ان كل علم َنفع َم ُّرده إَل كَلم هللا وكَلم رسوله ﷺ ،وابقي العلوم :إما
ِ
خادم هلما؛ فيؤخذ منه ما تتحقق به اخلدمة ،أو أجنَِ ي
يب عنهما؛ فَل يضر اجلهل به.
صِ ِِّ
يب يف كتابه (( اإلملاع )) : وما أحس َن قوَل عياض اليَ ْح ُ
العلم يف أصلي َل يَ ْعدوهها
وقد كان هذا هو علم السلف -عليهم رَحة هللا -مث كثُر الكَلم بعدهم
فيما َل ينفع ،فالعلم يف السلف أكثر والكَلم فيمن بعدهم أكثر.
ب ال اس ْختِيَ ِِ
اينِّ :العلم اليوم أكثر أو فيما تَ َق ادم ت ألَيُّ ْو َ
اد بن زيد :قل ُ
قال ََحا ُ
؟ فقال « :الكَلم اليوم أكثر ،والعلم فيما تَ َق ادم أكثر»
35
Pokok Keempat
Mengarahkan Tekad Kepada Ilmu Berlandaskan Al-Qur'an Dan As-
Sunnah
36
Penjelasan :
Semua ilmu yang bermanfaat pasti berlandaskan Al-Qur’an dan
Sunnah.
Ilmu yang tersebar kepada manusia ada dua macam :
Ilmu yang bermanfaat dan Ilmu yang tidak bermanfaat, ilmu yang
bermanfaat semisal ilmu aqidah, ilmu kedokteran. Adapun ilmu yang tidak
bermanfaat semisal ilmu sihir, filsafat dan yang semisalnya.
Dan ada ilmu-ilmu sebagai penopang dalam belajar Al-Qur’an dan
Sunnah, biasa disebut ilmu alat, seperti Ilmu Nahwu, Ushul Fiqih dan yang
lainnya. Dan ini wajib untuk dipelajari bagi yang ingin mendalami Al-Qur’an
dan Sunnah.
Ilmu pada zaman salaf sangat banyak walaupun dengan sedikit
berbicara karena keberkahan, sedangkan pada zaman setelahnya hanya banyak
bicara akan tetapi ilmunya sedikit karena keberkahannya juga sedikit. Allahu
Musta’an.
37
LATIHAN SOAL !9
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apa landasan ilmu yang bermanfaat?
3. Kenapa ilmu pada zaman salaf lebih banyak daripada zaman kita?
4. Sebutkan ilmu-ilmu yang bermanfaat?
5. Sebutkan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
9
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
38
املعقد اخلامس
بيدي -
وقد ذكر هذا الطريق بلفظ جامع مانع ُممد مرتضی بن ُممد الاز ُّ
صاحب « اتج العروس » -يف منظومة له تُ ِّس امى « ألفيةَ ال اسند » ،يقول فيها:
فَما حوى الغايةَ يف أ ِ
لف سن ْة َ ََ
حسنه
فخذ من كل فن أ ْ
شخص ُ
بفظ منت جامع للراجح
َنصح
أتخذه على مفيد ِ
فطريق العلم وجادته مبنية على أمرين ،من أخذ هبما كان مع ِظِّ ًما للعلم ؛
ألنه يطلبه من حيث يكن الوصول إليه :
فأما األمر األول :فحفظ منت جامع للراجح ،فَل بد من حفظ ،ومن ظن
العلم بَل حفظ فإنه يَطْلُب ُُمَ ًاَل.
أنه يَنَال َ
املع او ُل عليه هو املنت اجلامع للراجح ؛ أي املعتمد عند أهل الفن.
واملخفوظ َ
39
ع إَل شيخ تت َف اه ُم عنه وأما األمر الثاين :فأخذه على مفيد َنصح ،فتَ ْفَز َ
معانيَه ،يَتاصف ِهبذين الوصفي :
ِ
ف بطلب العلم األهلِياة يف العلم ،فيكو ُن ما ْن عُ ِر ََوأَاوُهلَُما :اإلفادة ،وهي ْ
فصارت له َملَ َكة قَ ِوية فيه
ْ وتَلَ ِِّقْي ِه َح اىت أدرك ،
40
Pokok Kelima
Menempuh Jalan Yang Menyampaikannya Ke Tujuan
41
guru yang bisa memahamkanmu akan makna-makna dari matan tersebut.
Yaitu, guru yang memiliki dua sifat :
Sifat pertama, mumpuni. Yaitu, penguasaan sang guru dalam ilmu
tersebut. Hendaklah si guru merupakan seseorang yang diketahui tentang
thalabul ilmi dan talaqqi-nya sehingga dia menguasainya. Jadilah sang guru
sebagai orang yang memiliki penguasaan materi yang kuat dalam ilmu
tersebut. Dan dasar atas perkara ini adalah riwayat yang dikeluarkan oleh Abu
Dawud dalam Sunannya10, dengan sanad yang kuat, dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu'anhuma, bahwasanya Nabi ﷺbersabda : "Kalian
mendengarkan, dan seseorang mendengar dari kalian. Dan dia mendengar
dari orang-orang yang pernah mendengar dari kalian."
Dan yang menjadi ukuran adalah keumuman lafadz hadits, bukan
kekhususan kepada siapa pesan tersebut ditujukan. Maka, senantiasa ada
pengajar di umat ini, yang dia belajar kepada orang generasi sebelumnya.
Sifat kedua adalah kelayakan sebagai guru. Dimana kelayakan ini
terkumpul dua perkara :
Pertama, keshalihannya sebagai orang yang diteladani, baik dalam
perilakunya maupun kesantunannya.
Kedua, pengetahuannya terhadap cara-cara mengajar sehingga dia bisa
memberikan pengajaran yang tepat bagi murid. Dia juga mengerti mana yang
pantas diberikan, mana yang justru memudharatkan si murid; sesuai dengan
cara mendidik dan memberikan pengajaran yang disebutkan oleh asy-Syathibi
dalam al-Muwafaqat.
10
Dalam Kitab al-Ilmi, Bab: Fadhlu Nasyr al-Ilmi No 3659
42
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan tentang tata cara
menuntut ilmu yang benar, agar mendapatkan hasil maksimal.
Salah satunya dengan mengahfal matan ringkas dari satu cabang ilmu,
lalu kemudian belajar penjelasannya kepada guru yang beraqidah dengan
benar, berakhlak dan mumpuni.
Salah satu kumpulan matan yang bagus untuk di hafal oleh penuntut
ilmu adalah mutun thalibil ilmi, yang dikumpulkan oleh Imam Masjid Nabawi
yaitu Syaikh Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qosim Hafidzahullahu
Ta’ala.
Pertama : Diawali dengan mustawa tamhidi, berisikan hadist tentang
adab dan dzikir.
Kedua : Masuk ke mustawa awal, berisi matan Nawaqidul Islam,
Qowaidul Arba’, Ushul Tsalatsah dan Arbain An-Nawawiyyah. (Fokus di
Ilmu Tauhid dan Menghafal Hadits-hadits penting)
Ketiga : Masuk ke mustawa tsani, berisi matan Tuhfatul Athfal,
Syuruth Sholah wa Arkanuha wa Wajibatuha, dan Kitab At-Tauhid (Fokus di
Ilmu Tajwid, belajar sholat dengan benar dan memperkuat Ilmu Tauhid)
Keempat : Masuk ke mustawa tsalits, berisi Mandzumah al-
Baiqunnyah, Mandzumah Abi Ishaq Al-Ilbiry, Al-Ajurumiyah dan Aqidah
Wasitiyyah (Fokus di Ilmu Hadits, Adab, Kaidah-kaidah Bahasa Arab dan
Memperkuat tauhid khususnya pada pembahasan Asma wa Sifat)
Kelima : Masuk ke mustawa robi’, berisi Al-Waroqot, Unwanul
Hikam, Ar-Rohbiyyah, Aqidah Tohawiyyah (Fokus di Ilmu Ushul Fiqh, Ilmu
Waris dan Mendalami Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah)
Keenam : Masuk ke mustawa khomis, berisi Bulughul Marom, Zadul
Mustaqni’, Alfiyah Ibnu Malik (Fokus di Hadist Ahkam, Fiqh hanbali11,
Memperdalam kaidah bahasa arab)
Dengan mengahafal dan mempelajarinya dengan guru, semoga
menjadi pembuka wawasan keilmuan kita dan dapat merealisasikan dengan
amalan sehari-hari.
11
Untuk Madzhab Syafi’i bisa menghafal Zubad Ibnu Raslan.
43
LATIHAN SOAL !12
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita sudah hafal salah satu matan ilmu?
3. Kenapa harus berguru dalam proses belajar?
4. Sebutkan kitab-kitab yang bermanfaat untuk dihafal?
5. Sebutkan ilmu-ilmu yang paling anda minati?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
12
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
44
املعقد السادس
« وَل ينبغي للفاضل أن يَْتُك علما من العلوم النافعة ،الت تُعِي على فهم
الكتاب والسنة ،إذا كان يَ ْعلَم من نفسه قُ اوةً على تَ َعلُّ ِم ِه ،وَل يَ ُسوغُ له أن يَعِيب
ي بعامله ؛ فإن هذا نقص َورذيلَة ،فالعاقل ينبغي له أن يَتَ َكلام ِ
العلم الذي ََْي َهله ويُْزر َ
َ
ت ِب ْلم ،وإَل َد َخل تت قول القائل : بعلم أو يَس ُك َ
أَاتين أن سهَل ذ ام جهَل
45
وإنا تَ ْن َف ُع رعايةَ فنون العلم ابعتماد أصلي :
ِ
بوظائف أحدمها :تقدمي األهم فاملهم ،ما يَ ْفتَ ِقر إليه املتَعلِِّم يف القيام
ُ
العب ِ
ودياة هلل.ُُ
الشنَاقِطَة ُ
قول أحدهم : ومن طَياار ِش ْعر َ
تصيل فَ ِّن ََتَِِّمه
َ وإن تُِرد
ومن َعَرف من نفسه قدرةً على اجلمع َجَ َع ،وكانت حالُه استثناءً من العموم.
46
Pokok Keenam
Perhatian Terhadap Bidang-Bidang Ilmu Dalam Mempelajarinya Dan
Mendahulukan Yang Terpenting
47
Pertama, memprioritaskan yang penting terlebih dahulu. Yaitu, ilmu
yang seorang hamba sangat butuh ilmu tersebut dalam menegakan ubudiyah-
nya (peribadatannya) kepada Allah Ta’ala.
Kedua, hendaklah dia fokus pada permulaan belajarnya adalah dengan
memahami matan-matan ringkas dalam setiap bidang. Sampai setelah dia
menyelesaikan berbagai macam bidang dari ilmu-ilmu yang bermanfaat, maka
dia lihat mengarah ke bidang apa kecenderungannya serta memperhatikan
kemampuannya atas bidang tersebut, untuk dia mendalaminya; baik dalam
satu bidang atau lebih.
Di antara syair dari negeri Syinqith adalah :
“Apabila engkau ingin memahami satu bidang, sempurnakanlah
Dan sebelum itu selesai, terhadap bidang yang lain, jauhkanlah
Sangat sulit untuk mempelajari dua bidang sekaligus
Sungguh dua anak kembar sekalipun tak keluar sekaligus”
Barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya mampu untuk
mendalami berbagai macam bidang, maka lakukanlah. Dan yang seperti ini
merupakan pengecualian dari kebanyakannya manusia.
48
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar memperhatikan
skala prioritas dalam menuntut ilmu.
Mengedepankan apa yang wajib untuk dipelajari bagi dirinya semisal
ilmu tauhid, tata cara bersuci, tata cara sholat dan lainnya, lalu beralih kepada
belajar ilmu-ilmu alat sebagai pembuka dalam menuntut ilmu di kemudian
hari
Kemudian setelah melalui tahapan diatas, maka fokus kepada ilmu
sesuai bidangnya, karena setiap manusia mempunyai kecondongan tertentu.
Semisal mendalami Ilmu Aqidah dan Firoq dalam Islam, atau mendalami
Ekonomi Syari’ah dan yang lainnya.
Dan tidak boleh mencela ilmu yang tidak dikuasainya, atau mencela
orang yang menguasai ilmu tertentu sedangkan dirinya tidak menguasai.
Harus saling bahu membahu, untuk kejayaan islam dan kaum
muslimin.
49
LATIHAN SOAL !13
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita sudah memahami urutan dalam menuntut ilmu?
3. Kenapa harus berurutan dalam proses belajar?
4. Apakah anda suka menekuni bidang ilmu tertentu, kenapa ?
5. Sebutkan ilmu-ilmu yang wajib dipelajari !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
13
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
50
املعقد السابع
ي يف « أدب الدنيا والدين » وإنا يَ ْع ُسُر التعلُّم يف الكرب -كما بَيانَه امل َاوْرِد ُّ
-؛ لكثرة الشواغل ،وغلبة القواطع ،وتكاثُر العَلئق ؛ فمن قَ ِد َر على دفعها عن
نفسه أدرك العلم.
51
Pokok Ketujuh
Bersegera Dalam Menuntut Ilmu Dan Memanfaatkan Waktu Muda
Untuk Belajar
52
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar bersegera dalam
menuntut ilmu. Terlebih di usia muda, karena di usia muda waktu untuk
menanam, kesibukan belum banyak, adapun di usia tua waktu untuk
memanen.
Adapun bagi saudara-saudara seiman, jika baru sadar di waktu tua,
karena lalai di waktu muda, hal itu jangan mengendorkan semangat untuk
selalu belajar.
53
LATIHAN SOAL !14
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita termasuk orang yang lalai dalam menuntut ilmu agama di usia
dini?
3. Kenapa harus bersegera dalam belajar di usia muda?
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar di usia lanjut ?
5. Kenapa kita harus meminta khusnul khotimah ?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
14
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
54
املعقد الثامن
وترك العجلة
لزوم التأين يف طلبه ،ر
و قد وقع تنزيل القرآن رعايةً هلذا األمر ُمنَ اج ًما ُم َفارقًا ،ابعتبار احلوادث
ال الا ِذين َك َفروا لَوََل نُ ِزَل علَي ِه الْ ُقرآ ُن ُجْلَةً و ِ
اح َدةً ۚ َ والنوازل ،قال تعاَل َ ﴿ :وقَ َ َ ُ ْ ِّ َ ْ ْ
ت بِِه فُ َؤ َاد َك ۖ َوَرتا ْلنَاهُ تَ ْرتِ ًيَل﴾ َك ََٰذلِ ِ
ك لنُثَبِِّ َ
َ
وهذه اآلية حجة يف لزوم التأين يف طلب العلم ،والتا َد ُّرِج فيه ِ ،
وترك العجلة
اغب األصفهاين يف
،كما ذكره اخلطيب البغدادي يف « الفقيه واملتفقه » ،والر ُ
مقدمة « جامع التفسْي ».
55
وإنا ال اسيل اجتماعُ النُّ َقط
ِ
ومقتضى لزوم التأين والتدرج :البداءةُ ابملتون القصا ِر َ
املصنا َفة يف فنون
املي ُل عن مطالعة املطَاوََلت الت مل يَرتَِف ِع الطاالب ُ
بعد ِ
العلم ،حفظا وا ْست ْشَرا ًحا ،و ْ
إليها.
ِ
ين على دينه ،وتا ُوُز اَلعتدال يف
ض للنظر يف املطوَلت فقذ ََْي َ
ومن تَ َعار َ
اع ِي ِ -
أحد قول عبد الكرمي ِ ِومن بدائع احلِ َكم ُالعلم رمبا أ ادى إَل تضييعه ِ ،
الرفَ ِِّّ
بدمشق الشام يف القرن املاضي « : -طعام الكبار َس ُّم الصغار »
َ شيوخ العلم
56
Pokok Kedelapan
Senantiasa Berjalan Perlahan Dan Meninggalkan Sifat Terburu-Buru
Dalam Menuntut Ilmu
Sesungguhnya ilmu itu tidak bisa diraih sekaligus karena hati itu lemah
dari hal tersebut. Dan sesungguhnya ilmu itu memiliki beban, layaknya berat
sebuah batu pada tangan orang yang menggenggamnya.
Allah Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Kami akan memberikan
kepadamu perkataan yang berat" (QS Al-Muzammil), yaitu Al-Qur'an. Maka
apabila demikian sifat al-Qur'an yang sudah dipermudah sebagaimana firman
Allah Ta’ala, "Dan sungguh Kami telah mempermudah al-Qur'an sebagai
pengingat" (QS. Al-Qamar : 17), maka bagaimana dengan ilmu-ilmu yang
lain?!
Sungguh proses diturunkannya al-Qur'an itu memperhatikan perkara
ini, sehingga diturunkan secara berkala dan tidak sekaligus, sesuai dengan
kejadian dan insiden yang terjadi. Allah Ta’ala berfirman, "Dan orang-orang
kafir berkata, 'Mengapa al-Qur'an tidak diturunkan kepadanya sekaligus
dalam satu waktu?' Demikianlah agar Kami meneguhkan hatimu dan
membacanya secara perlahan" (QS. Al-Furqan).
Ayat ini merupakan hujjah agar senantiasa berjalan perlahan dalam
menuntut ilmu, belajar secara bertahap di dalamnya, dan meninggalkan sifat
terburu-buru dalam belajar; Sebagaimana disebutkan oleh al-Khathib al-
Baghdadi dalam kitab al-Faqih wal- Mutafaqqih, juga ar-Raghib al-Ashfahani
dalam muqadimah Jami' at-Tafsir.
Ibnu Nahhas al-Halabi berkata dalam syairnya Rahimahullah:
“Hari ini berharga, begitu pun esok hari.
Disitu inti-inti ilmu dikumpulkan.
Dengannya seorang itu meraih hikmah.
Sungguh, aliran air itu hanyalah kumpulan dari tetes-tetes air”
Dan makna dari berjalan perlahan dan bertahap dalam menuntut ilmu:
Memulai dengan matan-matan ringkas yang telah ditulis pada setiap bidang
ilmu. Hafal matannya juga menguasai penjelasannya. Berpaling dari menelaah
kitab-kitab tebal, kecuali setelah menguasai matan-matan ringkas sebelumnya.
57
Barangsiapa yang menerjunkan dirinya untuk menelaah kitab-kitab
tebal, sungguh dia telah memudharatkan agamanya dan melampaui batas
dalam belajar, yang sering kali mengantarkan kepada hilangnya ilmu itu
sendiri. Dan di antara perkataan berharga penuh hikmah adalah perkataan
Abdul Karim ar-Rifa'i, seorang ulama di kota Damaskus negeri Syam pada
abad yang lalu, "Makanan orang dewasa itu racun bagi anak kecil.".
58
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar tadarruj
(bertahap) dalam menuntut ilmu. Sangat tidak disarankan untuk loncat-loncat
dalam belajar. Dalilnya sudah sangat gamblang dalam masalah ini.
Memulai belajar dari ilmu dasar, dan seterusnya. Karena salah satu
pilar dalam meraih ilmu yang disebutkan Imam Syafi’i dalam diwannya,
bahwa menuntut ilmu butuh proses dalam kurun waktu yang lama.
Untuk menjadi alim, tidak instan seperti memasak mie. Ada tahapan
yang harus dilalui. Jangan terburu-buru dalam belajar, ikuti saja alurnya dan
selalu dengarkan nasehat para ulama.
Tidak berpindah level berikutnya kecuali sudah memahami pelajaran
di level sebelumnya.
Tidak membaca masalah yang rumit, kecuali sudah memahami
perkara-perkara yang ringan. Karena makanan orang dewasa bisa menjadi
racun bagi anak kecil.
59
LATIHAN SOAL !15
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita termasuk orang yang terburu-buru dalam menuntut ilmu?
3. Kenapa harus bertahap dalam proses belajar?
4. Apakah anda suka loncat-loncat dalam belajar ?
5. Sebutkan alasan, kenapa tidak dianjurkan untuk loncat-loncat dalam
belajar ?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
15
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
60
املعقد التاسع
أحدمها :صرب يف ت ُّمله وأخذه ؛ فاحلفظ ُيتاج إَل صرب ،والفهم ُيتاج إَل
صرب ،وحضور مالس العلم ُيتاج إَل صرب ،ورعايةُ حق الشيخ تتاج إَل صرب.
والنوع الثاين :صرب يف أدائه وبثِِّه وتبليغه إَل أهله ؛ فاجللوس للمتعلمي ُيتاج
وإفهامهم ُيتاج إَل صرب ،واحتمال زاَلُتم ُيتاج إَل صرب.ُ إَل صرب ،
وفوق هذين النوعي من صرب العلم؛ الصرب على الصرب فيهما و ِ
الثبات عليهما.
61
لكل إَل َشأْ ِو العُ ََل وثبَا ُ
ت
ت
لكن عزيز يف الرجال ثبا ُ
و ْ
62
Pokok Kesembilan
Bersabar Dalam Mengemban Ilmu Dan Mengamalkannya
Semua hal yang bernilai tidak akan digapai kecuali dengan kesabaran.
Dan di antara hal paling besar yang diemban oleh jiwa dalam mencari hal yang
mulia : membuat jiwa itu terus bersabar dalam hal tersebut. Oleh karena itu,
bersabar dan istiqamah di atasnya merupakan dua hal yang diperintahkan
dalam mewujudkan pokok iman pada satu keadaan atau dalam meraih
kesempurnaannya pada keadaan yang lain. Allah Ta’ala berfirman, "Wahai
orang-orang yang beriman, bersabarlah dan istiqamah di atasnya" (QS Al-
Imran : 200). Allah Ta’ala juga berfirman : "Dan sabarkanlah jiwamu
bersama orang-orang yang beribadah kepada Rabb mereka di waktu pagi dan
petang, semata-mata mengharapkan wajah-Nya" (QS. Al-Kahfi : 28).
Yahya bin Abi Katsir berkata dalam tafsir ayat tersebut, “ Itu adalah
majelis-majelis fiqh”
Seseorang tidak akan meraih ilmu kecuali dengan kesabaran.
Yahya bin Abi Katsir juga berkata, "llmu tidak akan diraih dengan
jasad yang santai."
Maka dengan kesabaran, seseorang itu keluar dari pahitnya kebodohan
menuju kepada kelezatan ilmu.
Dan sabar itu ada dua :
Pertama, sabar dalam mengemban ilmu dan mengambilnya.
Menghafal butuh kesabaran. Memahami butuh kesabaran. Menghadiri majelis
ilmu butuh kesabaran. Memperhatikan hak-hak guru juga butuh kesabaran.
Kedua, sabar dalam mengamalkan, menyebarkan dan
menyampaikannya kepada khalayak. Mengajarkan para murid butuh
kesabaran. Memahami mereka butuh kesabaran. Memahami kekurangan dan
kekeliruan mereka juga butuh kesabaran. Dan yang lebih berat dari dua
kesabaran dalam ilmu tadi adalah untuk terus istiqamah dalam mengamalkan
dua jenis sabar tersebut.
Teruntuk semua yang sedang meraih tujuan yang mulia; hendaklah
istiqomah
Tetapi yang berat bagi setiap orang adalah istiqomah
63
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar senantiasa sabar
dalam menuntut ilmu. Baik sabar saat menuntut ilmu, atau saat menyampaikan
ilmu.
Orang-orang yang mengemban ilmu pasti akan banyak rintangannya.
Oleh karenanya Syaikh Muhammad At-Tamimy Rahimahullahu Ta’ala
menyampaikan dalam sebuah kitabnya saat menafsirkan surat Al-Ashr, bahwa
kita harus sabar atas gangguan dikala menyampaikan ilmu.
Nabi Muhammad ﷺtauladan kita, beliau orang yang sangat sabar
dalam segala urusannya. Para ulama rela bersabar menahan lapar, sedikit tidur
, berjalan kaki hingga ribuan kilo meter dalam proses belajar mereka.
Dan sabar itu pahalanya besar disisi Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berfirman :
ِ س والثامر
ات َوبَ ِِّش ِر ِ ِ ِ اخلو ِ ِ
َ َ َ ِ األم َوال َواألنْ ُف
ْ وع َونَ ْقص م َن
ِ ُاجل
ْ ف َو َْْ َولَنَ ْب لَُونا ُك ْم ب َش ْيء م َن
ِ ال ا
َ صاب ِر
ين
“Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua
seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,
kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(Al Baqarah: 155)
ِ وب ِِّش ِر ال ا
َ صاب ِر
ين ََ
“Kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Yaitu sampaikanlah berita gembira bahwa mereka telah memperoleh pahala
yang tak terbatas (atas kesabaran mereka).” (Lihat Tafsir As-Sa’di )
64
LATIHAN SOAL !16
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita masih akan bersabar dalam menuntut ilmu?
3. Kenapa harus bersabar dalam proses belajar?
4. Apakah anda pernah merasakan perihnya kepedihan menuntut ilmu dan
anda bersabar?
5. Apa balasan yang layak bagi orang-orang yang bersabar ?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
16
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
65
املعقد العاشر
« أدب املرء عنوان سعادته وفَلحه ،وقِلاة أدبه عنوان شقاوته وبَ َوا ِره ،
ب خْيُ الدنيا واآلخرة مبمثل األدب ،وَل استُ ْجلِب حرما ُهنما مبثل قِلاة ِ
فما ا ْستُ ْجل َ
األدب ».
وإنا يَصلُح للعلم من أتدب آبدابه يف نفسه ودرسه ،ومع شيخه وقرينه.
ضيا َع
العلم أن يُ َ
ألن املتأدب يُری أهَل للعلم فيُ ْب َذل له ،وقليل األدب يُ َعُّز ُ
عنده.
ومن هنا كان السلف –رَحهم هللا -يَ ْعتَ نُ ْو َن بتعلُّم األدب كما يعتنون بتعلُّم
العلم.
66
األدب قبل أن
َ لفىت من قريش « :ای ابن أخي ؛ تعلاِم
قال مالك بن أنس ً
تتعلم العلم ».
67
Pokok Kesepuluh
Berpegang Teguh Kepada Adab-Adab Ilmu
68
Dan dahulu mereka memberikan nasehat dan petunjuk tentang adab.
Malik Rahimahullah berkata, "Dahulu, tatkala ibuku memakaikanku
imamah, beliau pernah berkata kepadaku, 'Pergilah ke majelisnya Rabi'ah!"
(Yaitu Rabi'ah Ibnu Abi Abdirrahman), faqihnya kota Madinah pada
zamannya. 'Pelajarilah adabnya sebelum ilmunya!"
Sungguh,banyak dari para penuntut ilmu zaman ini terhalang dari ilmu
karena sebab tidak perhatian kepada adab.
Suatu hari al-Laits bin Sa'ad Rahimahullah sedang mengawasi para
penuntut ilmu, maka dia melihat ada sesuatu dari mereka yang dia
membencinya sehingga dia pun berkata, "Apa ini?! Adab yang sedikit itu lebih
kalian butuhkan daripada ilmu yang banyak."
Maka, apa yang akan al-Laits katakan jika beliau melihat keadaan dari
banyaknya para penuntut ilmu zaman ini.
69
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar memperhatikan
adab dalam menuntut ilmu.
Mengamalkan adab dalam menntut ilmu salah satu kunci sukses dalam
belajar. Adab merupakan perangai yang baik dalam berinteraksi terhadap
ilmu, maupun ahli ilmu.
Salah satu hilangnya keberkahan ilmu adalah suul adab terhadap ilmu
dan ahli ilmu. Oleh karenanya kitab-kitab adab penuntut ilmu merupakan
prioritas utama untuk dipelajari setelah Ilmu Tauhid dan Fiqh Ibadah.
Buku ini diantara buku-buku yang menjelaskan tentang adab-adab
menuntut ilmu.
Para ulama sangat mengutamakan belajar adab di awal-awal mereka
menuntut ilmu.
Setinggi apapun ilmu tapi tak punya adab maka ilmunya tidak ada
artinya.
70
LATIHAN SOAL !17
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apa urgensi adab dalam menuntut ilmu?
3. Kenapa para ulama mendahulukan adab dalam proses belajar?
4. Apakah pengaruh adab terhadap ilmu ?
5. Sebutkan adab-adab dalam menuntut ilmu !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
17
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
71
املعقد احلادي عشر
وجَاع املروءة -كما قاله ابن تيميه اجلَ ُّد يف « احملرر » ،وتَبِ َعه حفي َده يف ِ
ب ما يُ َدنِِّ ُسه و يَ ِشينُه ». بعض فتاويه « : -استعمال ما َُيَ ِِّملُه ويَِزيْنُه َ ،
وتَنُّ ُ
بطت من القرآن كل شيء ،فأين قيل أليب ُممد سفيان بن عيينة :قد استن َ
ِ
الع ْف َو َوأْ ُم ْر ِابلعُْرِ ْيف َوأَ ْع ِر ْ
ض َع ِن املروءةُ فيه ؟ فقال « :يف قوله تعاَل ُ ﴿ :خذ َ
ومكارم حسن األدب ، ِِ
َ ي ﴾ ( األعراف ) ۱۹۹ :؛ ففيه املروءةَ ،و َ اجلَاهل ْ َ
األخَلق ».
و ِمن أَلَْزِم أَدب النفس للطالب َ :تَلِِّيه ابملروءة ،وما َُْي ِمل عليها ،وتَنَ ُّكبُه
ارمها الت ُِت ُّل هبا ؛ كحلق حليته ،أو كثرة اَللتفات يف الطريق ،أو مد الرجلي خو َ
يف ممع الناس من غْي حاجة وَل ضرورة داعية ،أو ص ِ
حبة األراذل وال ُف اساق
صغَار. ِ ِ واملاان والبطالي ،أو م ِ
ص َارعة األحداث وال ِّ
َُ
72
Pokok Kesebelas
Menjaga Ilmu Dari Segala Sesuatu Yang Mencederainya, Yang Bisa
Menyelisihi Dan Menjatuhkan Muru'ah
73
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar menjaga muruah
(kewibawaan) sebagai penuntut ilmu. Sebagian contohnya sudah disebutkan
oleh penulis.
Muruah berbeda-beda antara tempat yang satu dengan yang lainnya,
oleh karenanya kita harus mengetahui hal-hal ini saat menuntut ilmu di suatu
daerah tertentu.
Semisal kalau di Madinah, para santrinya selalu memakai gamis saat
sholat berjamaah, menghadiri kajian masyayikh dan proses perkuliahan.
Adapun pakaian selain itu menurunkan kewibawaan, semisal memakai kaos
oblong, celan jins dan yang lainnya.
Tutur kata bisa menurunkan kewibawaan, semisal berbicara kotor,
mengumpat dan mengolok-olok sesuatu. Terlebih jika seorang penuntut ilmu,
bahkan aib jika melakukan hal-hal tersebut.
Banyak bermain menurunkan kewibawaan, layaknya penuntut ilmu
menjaga waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat.
74
LATIHAN SOAL !18
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Kenapa para ulama sangat perhatian dalam hal ini?
3. Kenapa harus menjaga muruah sebagai penuntut ilmu?
4. Sebutkan hal-hal yang harus di jaga agar muruah tetap terjaga !
5. Sebutkan hal-hal yang menurunkan kewibawaan !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
18
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
75
املعقد الثاين عشر
ف به.
فانتخب صديق الفضيلة زميَل ،فإنك تُ ْعَر ُ
طالب العلم : - ِ
وقال ابن مانع يف «إرشاد الطَلب » -وهو يُ ْوصي َ
76
احة وسيئي ال ُّسمعة ِ
الوقَ َ
كل احلذر من خمالطة السفهاء وأهل املُون و َ
وُي َذ َر ا
« َْ
سبب احلرما ِن وشقاوةِ اإلنسان »– .
لداء ؛ فإن خمالطتهم ُواألغبِيَاء والبُ َ
77
Pokok Keduabelas
Memilih Teman yang Sholih
78
dengan yang memiliki reputasi buruk, kedunguan dan rusak akal sehatnya.
Karena berkumpul dengan mereka merupakan sebab terhalangnya kebaikan
dan kesengsaraan manusia"
79
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar memperhatikan
dengan siapa seorang berteman. Karena pengaruh teman sangat dahsyat.
Dalilnya sudah sangat tegas disebutkan oleh penulis.
Penuntut ilmu harus pandai dalam memilih teman, pilih yang selalu
mengingatkan kepada akhirat, bukan teman berkarakter buruk yang senantiasa
mengajak ke lembah keniscayaan.
Betapa banyak terlihat dan terjadi, karena salah memilih teman maka
aqidah dan manhaj tergadai. Pada awalnya multazim dengan manhaj
salafussholih, lalu salah bergaul hingga akhirnya menjadi orang-orang yang
memusuhi manhaj salafussholih.
Berteman di dunia nyata maupun di dunia maya, harus jeli dan selektif.
Tinggalkan teman-teman yang menyimpang dan carilah teman-teman yang
baik aqidah dan akhlaknya serta lurus manhajnya.
Harus saling menutupi kekurangan satu sama lain, saling membantu
dan menolong untuk meraih Ridho Allah Ta’ala.
Semoga Allah mengumpulkan kita di surgaNya kelak
80
LATIHAN SOAL !20
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah anda memiliki teman yang baik?
3. Kenapa harus selektif dalam memilih teman?
4. Apakah anda suka berteman dengan siapa saja ?
5. Sebutkan alasan, kenapa tidak boleh berteman dengan siapa saja ?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
20
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
81
املعقد الثالث عشر
إذ تلقيه عن الشيوخ َل ينفع بَل حفظ له ،ومذاكرة به ،وسؤال عنه ،
تعظيمه ؛ بكمال اَللتفات إليه واَلشتغال به، ِ
فه ُؤََلء ُتَ ِّقق يف قلب طالب العلم َ
َ
فاحلفظ َخ ْل َوة ابلنفس ،واملذاكرة جلوس إَل القرين ،والسؤال إقبال على العامل.
و ابملذاكرة تدوم حياةُ العلم يف النفس ،ويَ ْق َوى تعلُّ ُقه هبا ،واملراد ابملذاكرة
مدارسةُ األقران.
َرَوى البخاري ومسلم عن ابن عمر رضي هللا عنهما أن رسول هللا ﷺ قال :
ِ
صاحب القرآن كمثل صاحب اإلبل املع اقلَة ،إن عاهد عليها أمسكها، « إنا َمثَ ُل
وإن أَطْلَ َق َها ذهبت ».
قال ابن عبد الرب رَحه هللا يف كتابه « التمهيد » عند هذا احلديث :
« وإذا كان هذا القرآ ُن امليسر للذكر كاإلبل املعقلة ،من تعاهدها أمسكها
فكيف بسائر العلوم ؟! ».
82
اَلت
وابلسؤال عن العلم تُ ْفتَ تَ ُح َخَزائنُه ،ف ُح ْس ُن املسألة نصف العلم ،والسؤ ُ
املروية عنه -برهان جلي على عظيم منفعة السؤال. أَحد ِ املصنا َفةُ – كمسائل َ
َ
و هذه املعاين الثَلثة للعلم :مبنزلة الغرس للشجر وسقيه وتنميته مبا ُيفظ قوتَه
ويدفع آفتَه ،فاحلفظ غرس العلم ،واملذاكرة سقيه ،والسؤال عنه تنميته.
83
Pokok Ketigabelas
Mengerahkan Usaha Dalam Menghafal Dan Bermudzakaroh Dalam
Menuntut Ilmu, Serta Bertanya Tentangnya
84
Dan ketiga hal ini dalam proses belajar layaknya menanam pohon,
menyiramnya dan memeliharanya dengan memberinya pupuk yang
menguatkan tanaman dan melindungi. Menghafal adalah menanam ilmu,
mudzakaroh adalah memelihara ilmu, dan bertanya tentang ilmu merupakan
penguatan dan pengembangan sebuah ilmu.
85
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan tentang pentingnya
menghafal ilmu, mempelajarinya, dan bertanya kepada ahlinya.
Ilmu itu didapat bukan dengan tiba-tiba, akan tetapi ada prosesnya.
Langkah awal adalah menghafal, mempelajari, murojaah dan bertanya
kepada ahlinya. Hal ini harus senantiasa di ulang-ulang agar ilmu itu tidak
hilang dan selalu terjaga dalam dada.
Salah satu cara menjaga ilmu dengan senantiasa mengamalkan ilmu.
Inilah yang selalu di lakukan para sahabat Nabi, ketika mendapatkan sebuah
ilmu, mereka bersegera mengamalkannya hingga ilmu itu tertancap dalam
dada-dada mereka. Semoga Allah meridhoinya.
86
LATIHAN SOAL !21
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita mempunyai jadwal rutin untuk belajar?
3. Kenapa harus selalu murojaah ilmu?
4. Bagaimana cara ampuh mengokohkan ilmu?
5. Berapa hafalan Al-Qur’anmu ?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
واملراد ابملذاكرة، ويَ ْق َوى تعلُّ ُقه هبا، و ابملذاكرة تدوم حياةُ العلم يف النفس
.مدارسةُ األقران
21
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
87
املعقد الرابع عشر
صبُهم منصب جليل ؛ ألهنم آابءُ الروح ،إن فضل العلماء عظيم ،ومن ِ
فالشيخ أب للروح كما أن الوالد أب للجسد ؛ فاَلعتاف بفضل املعلمي حق
واجب.
وقد أمر الشرع برعاية حق العلماء ؛ إكراما هلم ،وتوقْيا ،وإ ْعَزا ًزا.
فروى أَحد يف « املسند » عن عُبادة بن الصا ِمت رضي هللا عنه ؛ أن
صغْيَن ،ويَ ْع ِر ْ
ف ِ ِ
رسول هللا ﷺ قال « :ليس من أمت من مل َُي ال َكب ْ َْيَن ،ويَْر َح ْم َ
لِ َعالِ ِمنَا ح اقه».
فمن األدب الَلزم للشيخ على املتعلم -ما يدخل تت هذا األصل
-التواضع له ،واإلقبال عليه ،وعدم اَللتفات عنه ،ومراعاة أدب احلديث معه ،
وإذا حدث عنه َعظا َمه ِم ْن غْي غلو ،بل يُْن ِزلُه َمْن ِزلَتَه ؛ ل ائَل يَ ِشْي نَه ِمن حيث أراد
88
ليمه ويدعُ له ،وَل يُظْ ِه ِر اَلستغناءَ عنه ،وَل يُؤِذهِ بقول أو
أن يَْ َد َحه ،ولْيَ ْش ُكر تع َ
ف يف تنبيهه على خطئه إذا وقعت منه زلاة. فعل ،وليتلطا ْ
ِ
و ما تناسب اإلشارةُ إليه هنا -ابختصار وجيز -معرفةُ الواجب إ َزاءَ
زلاة العامل ،و هو ستاةُ أمور :
والثااين :التثبت يف كوهنا خطأ ،وهذه وظيفة العلماء الراسخي ،فيُ ْسأَلُْو َن
عنها.
89
Pokok Keempatbelas
Menghormati Dan Memuliakan Ulama
90
Berdoa untuknya, Tidak menunjukan sikap "sudah tidak butuh lagi"
kepadanya. Tidak mengganggunya dengan ucapan maupun perbuatan.
Bersikap lembut ketika mengingatkan atas kesalahannya; jika memang ada
kekeliruan darinya.
Dan sekarang merupakan tempat yang tepat untuk menyebutkan secara
ringkas agar mengetahui bagaimana mengkoreksi kekeliruan guru. Maka, ada
enam perkara:
Pertama : Cek dan ricek apa memang betul sang guru terjatuh dalam
kekeliruan.
Kedua : Cek dan ricek jika perkara tersebut betul-betul terhitung
sebagai kekeliruan. Ini merupakan ranahnya ulama; hendaklah ditanyakan
kepada mereka.
Ketiga : Tidak mengikuti kesalahannya.
Keempat : Carilah uzur bagi sang guru dengan takwil yang luas.
Kelima : Mengerahkan usaha dalam menasehatinya secara lembut dan
sembunyi- sembunyi; bukan dengan sikap keras dan terang-terangan.
Keenam : Jagalah kehormatannya. Jangan menghancurkan kedudukan
beliau yang telah tertanam di dada kaum muslimin.
Dan di antara yang harus diperingatkan tentang memuliakan para
ulama adalah perkara yang secara kasat mata adalah pemuliaan, tetapi pada
hakikatnya adalah bentuk penghinaan dan perendahan seperti
mengerubunginya, berdesak-desakan kepadanya dan mendesaknya kepada
jalan yang sempit.
91
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar senantiasa
menghormati para ulama.
Ulama merupakan pewaris para Nabi, kita harus menjaga
kehormatannya
Peulis menyebutkan bagaimana seorang penuntut ilmu harus bersikap
saat mendapati perselisihan dan ketergelinciran para ulama.
Kita harus mengetahui bagaimana cara menghormati mereka, karena
betapa banyak orang-orang ingin memuliakan mereka justru menghinakannya
tanpa sadar.
92
LATIHAN SOAL !22
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita menghormati para ulama?
3. Kenapa harus memuliakan mereka?
4. Apakah anda suka dengan ketergelinciran mereka?
5. Sebutkan sikap yang harus diambil penuntut ilmu ketika mendapati
ketergelinciran mereka !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
22
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
93
املعقد اخلامس عشر
فاملع ِظِّم للعلم يُ َع ِِّو ُل على َد َهاقِنَتِ ِه واجلَ َهابِ َذةِ من أهله حلل مشكَلته،
نفسه ملا َل تطيق؛ خوفا من القول على هللا بَل علم ،واَلفت ِاء على ض َ وَل يُ َعِِّر ُ
اف َس ْو َط السلطان ،فإن العلماءاف َس ْخطَةَ الرَحن قبل أن َخيَ َ الدين ،فهو َخيَ ُ
فتكلم بكَلمهم ،وإن
صر َنفذ سكتوا ،فإن تكلموا يف مشكل ْ بعلم تكلموا ،وببَ َ
سكتوا عنه فليَ َس ْعك ما َو ِس َع ُه ْم.
95
Pokok Kelimabelas
Mengembalikan Masalah Yang Pelik Kepada Ahlinya
96
Penjelasan :
Salah satu jalan keselamatan adalah merujuk segala sesuatu kepada
ahlinya, jika berbicara tentang urusan agama maka kita serahkan kepada Alim-
Ulama yang berilmu dan takut kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
ب فِ َيها ال ا
ص ِاد ُق ُ ب َويُ َك اذ
ِ ِ ُ ااس سنَ وات خدااعات يصد
ُ اق ف َيها الْ َكاذ َ ُ ُ َ َ َ َ ِ َسيَأِِْت َعلَى الن
ِ ِالرويب ِ ِ ِ ْ وي ْؤَتََن فِيها
َ ْ َ ُّ ي َويَْن ِط ُق ف َيها ِ
ال
َ َضةُ قَ ِالرَويْب
ُّ يل َوَما
َ ضةُ ق ُ اخلَائ ُن َوُخيَ او ُن ف َيها ْاألَم َ ُ َُ
ال ار ُج ُل التاافِهُ ِيف أ َْم ِر الْ َعا ام ِة
“Akan datang suatu masa kepada manusia, tahun-tahun yang penuh dengan
tipu daya. Pendusta dianggap benar, orang jujur dianggap dusta.
Pengkhianat dipercaya, orang yang amanah dianggap berkhianat. Ketika
97
itu ruwaibidhah banyak berbicara”. Para sahabat bertanya:
“Siapa ruwaibidhah itu?”. Nabi menjawab: “orang bodoh berbicara
mengenai perkara yang terkait urusan masyarakat luas” (HR. Ibnu Majah).
س ِأب َْهل أَ ْن يَتَ َكلا َم ِيف أ ُُموِر ِ هو الارجل التاافَةُ احل ِقْي ي ْن ِطق ِيف أُموِر
َ َكأَناهُ لَْي، العا امة
َ ُ ُ َُ َ ُ ُ َُ
العا ام ِة فَيَ تَ َكلا ُم
َ
“Ruwaibidhah adalah seorang yang bodoh dan hina yang bicara mengenai
perkara masyarakat umum, seakan-akan dia ahli dalam bidangnya, kemudian
ia lancang berbicara”
98
LATIHAN SOAL !23
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita termasuk orang yang suka berbicara di luar kapasitas?
3. Kenapa harus mengembaikan perkara pelik kepada ahlinya?
4. Apakah anda suka membuat fitnah di media sosial ?
5. Sebutkan dampak jika berbicara di luar kapasitas !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
23
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
99
املعقد السادس عشر
وإجالل أوعيَته
ر توقي جمالس العلم ،
قال سهل بن عبد هللا « :من أراد أن ينظر إَل مالس األنبياء فلينظر
ف
أي شيء تقول يف رجل َحلَ َ الرجل فيقول :ای فَلن ؛ ُّ ِ
إَل مالس العلماء ََ ،ي ْيءُ ُ
ت امرئتُه ،وَييء آخر فيقول :ما تقول يف على امرئته بكذا وكذا ؟ فيقول :طَلا َق ْ
ث هبذا القول ،وليس هذا رجل خلف على امرأته بكذا وكذا ؟ فيقول :ليس َُْينَ ُ
يب أو لعامل ،فاعرفوا هلم ذلك ». ِنإَل لِ
ِّ َ
س فيها ِج ْل َسةَ
َ
فعلى طالب العلم أن يعرف ملالس العلم ح اقها ،فيجلِ
ت عنه من غْي ضرورة ،وَل ِ األدب ،وي ِ
صغي إَل الشيخ َنظرا إليه ؛ فَل يَْلتَف ُ ُْ
ضَرةِ شيخه ، ث بيديه أو رجليه ،وَل يَ ْستَنِد بَ ْ ِ
ضطَ ِرب ل َ
ض اجة يَ ْس َمعُها ،وَل يَ ْعبَ ُ يَ ْ
س ِ ِ
وَل يَتاك ُئ على يده ،وَل يُ ْكث ُر التَ نَ ْحنُ َح واحلركةَ ،وَل يتكلم مع جاره ،وإذا َعطَ َ
فمه بعد رده َج ْه َده.
ض صوتَه ،وإذا تثاءب ست َ
َخ َف َ
مادها
ظ فيها ،وع ُ إجَلل أوعيته الت ُُْي َف ُ
ُ ض ُّم إَل توقْي مالس العلم
ويَْن َ
ون كتابه ،وحفظه وإجَلله ،واَلعتناء به ، الكتب ،فالَلئِق بطالب العلم :ص ُ
فَل َيعلُه صندوقا َُْي ُش ْوهُ بودائعه ،وَل َيعله بُ ْوقًا َ ،وإذا وضعه وضعه بلطف
وعناية.
100
وما بكتاب كان يف يده ،فرآه أبو عبد هللا أَحد رمى إسحاق بن ر َاه َويْه ي ً
ب ،وقال « :أهكذا يُفعل بكَلم األبرار ؟! ». ِ
ابن حنبل فغَض َ
ضعُه عند قَ َد َميه ،وإذا كان يقرأ فيه على شيخ
وَل يتاكئ على الكتاب ،أو يَ َ
فح َملَه بيديه.
َرفَ َعه عن األرضَ ،
101
Pokok Keenambelas
Memuliakan Majelis Ilmu Dan Mengagungkan Tempat-Tempatnya
102
Jangan pula dia bersandar di atas kitabnya, atau menaruh kitabnya di
kakinya. Apabila dia membaca kitabnya kepada seorang guru, dia pegang
dengan tangannya dan tidak menaruhnya di lantai.
103
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar memuliakan
majelis ilmu dan yang berkaitan dengannya.
Majelis ilmu tempat untuk menenangkan hati, maraih ilmu dan
mencari keridhoan Rabbul Alamin.
Nabi ﷺbersabda,
104
LATIHAN SOAL !24
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita termasuk orang yang memuliakan majelis ilmu?
3. Kenapa harus menghadiri majelis ilmu?
4. Apakah anda suka bolos untuk menghadiri majelis ilmu ?
5. Apakah anda selalu membawa buku atau kitab ketika bermajelis?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
24
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
105
املعقد السابع عشر
فَل يؤخذ العلم عن أهل البدع ،لكن إذا اضطُار إليه فَل أبس ،كما يف
الرواية عنهم لَ َدى احملدثي.
ومنها :زجر املتعلِِّم إذا تعدى يف بثه ،أو ظهر منه لَ َدد أو ُسوءُ أدب.
وقد يُْز َج ُر املتعلم بعدم اإلقبال عليه ،وترك إجابته ،فالسكوت جواب؛
قاله األعمش.
106
ورأينا هذا كثْيا من جاعة من الشيوخ ،منهم العَلمة ابن ابز رَحه هللا،
فرمبا سأله سائل عما َل ينفعه ،فتك الشيخ إجابته ،وأمر القارئ أن يواصل
قراءته ،أو أجابه خبَلف قصده.
107
Pokok Ketujuhbelas
Membela Ilmu Dan Menjaga Kehormatannya
108
Penjelasan :
Dalam pembahasan kali ini, penulis menjelaskan agar selalu membela
ilmu dari orang-orang yang merendahkannya.
Tidak belajar kepada ahli bid’ah termasuk pembelaan terhadap ilmu,
jikalau terpaksa maka hal itu dibolehkan hanya pada ilmu-ilmu tertentu (bukan
ilmu aqidah).
Belajar kepada mereka merupakan salah satu tanda-tanda kiamat.
Nabi ﷺbersabda:
109
LATIHAN SOAL !25
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apa urgensi belajar kepada ahlussunnah ?
3. Kenapa harus belajar kepada ahlussunnah?
4. Apakah boleh belajar kepada ahli bid’ah di bidang tertentu?
5. Sebutkan yang termasuk pembelaan terhadap ilmu !
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
كما يف، لكن إذا اضطُار إليه فَل أبس، فَل يؤخذ العلم عن أهل البدع
.الرواية عنهم لَ َدى احملدثي
25
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
110
املعقد الثامن عشر
األصل الثالث :اَلنتباه إَل صَلحية حال الشيخ لإلجابة عن سؤاله ،فَل
يسأله يف حال َتَْنَ عُه ؛ ككونه مهموما ،أو متفكرا ،أو ماشيًا يف طريق ،أو راكبا
سيارتَه ،بل ي تَح اي ِطيب ِ
نفسه. َ َ ُ َْ
26
جعله الضيق و احلرج
27
السخرية به
111
ظ السائل إَل كيفية سؤاله ،إبخراجه يف صورة حسنة األصل الرابع :تَيَ ُّق ُ
متأدبة ،فيُ َق ِِّد ُم الدعاءَ للشيخ ويُبَ ِِّجلَه يف خطابه ،وَل تكون خماطبتُه له كمخاطبته
أهل السوق وأخَل َط العوام. َ
112
Pokok Kedelapanbelas
Menjaga Adab Dalam Bertanya Kepada Sang Guru
113
Penjelasan :
Tanya jawab tentang masalah ilmu kepada orang alim merupakan
wasilah untuk mendapatkan ilmu, akan tetapi adab dalam bertanya harus
senantiasa diperhatikan sebagaimana keterangan diatas.
Perkara ini dibahas karena banyak dilupakan oleh kebanyakan
manusia, bahkan penuntut ilmu sekalipun.
Betapa banyak pertanyaan-pertanyaan diajukan hanya untuk menyulut
api fitnah, untuk adu domba antara syaikh fulan dengan alan, ustadz fulan
dengan alan, sehingga menimbulkan perpecahan. Kemudian jawaban umum
dari seorang alim ditujukan untuk person khusus demi melegalkan
keinginannya dan menuruti hawa nafsunya waliyadzubillah, tentunya hal ini
jauh dari adab penuntut ilmu yang baik.
Di antara adab yang buruk, yaitu bertanya untuk menjatuhkan
kehormatan guru, merasa lebih pintar dari sang guru, mencari-cari kesalahan
guru. Orang-orang seperti ini tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu.
Kemudian, bertanya hal-hal yang belum saatnya untuk diketahui.
Semisal anak yang masih duduk dibangku sekolah bertanya tentang
permasalahan menikahi 4 istri (poligami), padahal dia belum menikah
walaupun dengan satu istri. Ini adalah takalluf, berlebihan dan tidak ada
manfaat sama sekali baginya.
Suatu ketika Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily berkunjung ke Indonesia
untuk mengadakan suatu muhadhoroh ilmiyah, pada saat sesi tanya jawab, ada
seorang yang bertanya : Mohon dijelaskan Perbedaan antara Jin, Syaithan dan
Iblis !!
Lalu syaikh menasehati sang penanya, agar bertanya hal-hal yang
bermanfaat, adapun pertanyaan di atas tidaklah bermanfaat menurut
pandangan beliau, dan tidak mengetahui perbedaan hal diatas, tidak
membahayakan agama kita.28
Dan seorang guru harus mengetahui, kapan saat menjawab dan kapan
saatnya tidak menjawab. Tidak semua pertanyaan harus dijawab.
Terlebih lagi jika sang penanya terlalu agresif agar pertanyaannya
segera dijawab, sedangkan keadaan sang guru masih belum memungkinkan
28
Video tersebut bisa ditoton di channel Youtube YufidTV dengan judul “Adab
dalam bertanya”.
114
untuk menjawab. Tentu sang guru berhak untuk tidak menjawab sama sekali,
agar sang penanya intropeksi diri dan memperbaiki adab dalam bertanya.
Dengan mudahnya wasilah untuk bertanya di zaman ini, semisal melalui
telpon, sms dan media lainnya, adab-adab dalam bertanya tetap harus
diutamakan.
Dan jangan lupa, doakan sang guru ketika akan bertanya. Beberapa
doa-doa yang sering kami dengar di majelis ilmu para ulama saat sesi tanya
jawab;
115
LATIHAN SOAL !29
1. Apakah kita sudah memahami dengan baik adab-adab dalam bertanya ?
2. Apakah setelah ini kita akan merubah sikap kita dalam bertanya kepada
seorang guru?
3. Pertanyaan apa yang akan anda tanyakan kepada guru setelah membaca
ini?
4. Apakah kita bersedia untuk bertaubat atas kesalahan kita di masa lalu,
karena memilik adab yang kurang baik kepada guru?
5. Apakah anda sudah hafal adab-adab dalam bertanya kepada guru? Dan
siapkah untuk mengajarkan kepada anak-anak atau teman-teman anda?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
10. I’rob jumlah ini فيها ! وَل يُفلِح يف َتَ ُّف ِظ ِه
29
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
116
املعقد التاسع عشر
وإنا تنال لذةُ العلم بثَلثة أمور ،ذكرها أبو عبد هللا ابن القيم رَحه هللا :
الوسع واجلَهد.
أحدها :بَ ْذ ُل ُ
وثنيها ِ :ص ْد ُق الطلب.
وَل تَتِ ُّم هذه األمور الثَلثة إَل مع دفع كل ما يُشغِل عن القلب.
إن لذةَ العلم فوق لذة السلطان واحلكم الت تَتَطَلاع إليها نفوس كثْية ،و
تُب َذل ألجلها أموال وفْية ،وتُ ْس َفك دماء غزيرة.
ب تصيلَها. وهلذا كانت امللوك تَتُو ُق إَل لذة العلم ُِ ،
س فَ ْق َدها ،وتَطْلُ ُ
وت ُّ ْ
قيل أليب جعفر املنصور -اخل ِ
ليفة العباسي املشهور الذي كانت مال ُكه َتأل
الشر َق والغرب : -هل بقي من لذات الدنيا شيء مل تنله ؟ فقال -وهو مستو
ِ ِ
ت خصلة :أن أَقْ عُ َد على م ْ
صطَبَة ، 30وحويل علی كرسيه و سرير ملكه « : -بَقيَ ْ
30
Artinya adalah مكان مرتفع
117
ِ 31
ت رَحك
املستَ ْملي َ :من ذَ َك ْر َ
طَلب العلم ، -فيقول ْ
ُ أصحاب احلديث -أي
َ
هللا ؟ ».
األحاديث
َ يعين :فيقول :حدثنا فَلن ،قال :حدثنا فَلن ،ويَ ُس ْو ُق
املسندة.
31
ح ِِّدث ويبلغه للناس املتمعي حوله Artinya adalah
حديث امل َ
ُ ِج
الذي يُ ْستَ ْخر ُ
ُ
118
Pokok Kesembilanbelas
Mencintai Ilmu Sepenuh Hati
119
melupakannya. Bahkan dengan kelezatan ilmu, rasa sakit dan penderitaan bisa
berubah menjadi sebuah kenikmatan.
120
Penjelasan :
121
LATIHAN SOAL !32
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Apakah kita termasuk orang-orang yang mencintai ilmu?
3. Kenapa harus mencintai ilmu?
4. Seberapa besar cinta kita terhadap ilmu?
5. Kenikmatan apa yang belum didapatkan oleh raja?
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
و تُب َذل، إن لذةَ العلم فوق لذة السلطان واحلكم الت تَتَطَلاع إليها نفوس كثْية
. وتُ ْس َفك دماء غزيرة، ألجلها أموال وفْية
32
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
122
املعقد العشرون
ضيِِّع منه
شرف زمانه ،وقدر وقته ،فَل يُ َ
ف َ « ينبغي لإلنسان أن يَ ْع ِر َ
األفضل فاألفضل من القول والعمل ».
َ حلظةً يف غْي قربة ،ويُ َق ِِّدم فيه
ت بفظه ِ
س ما عُنْي َ
والوقت أنْ َف ُ
وأَراه أسهل ما عليك ي ِ
ضْي ُع َ َ
َتت اخلَلصة
123
Pokok Keduapuluh
Menjaga Waktu Dalam Menuntut Ilmu
Selesai
124
Penjelasan :
Betapa luar biasanya para salafussholih dalam menjaga waktu, kisah-
kisah semacam ini layak kita baca. Kitab Qimatuz Zaman ‘Inda Al-Ulama
karya Abu Guddah harus kita baca berulang-ulang.
Jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan baik, maka penyesalan
akan datang di waktu yang akan datang.
Menjaga waktu untuk hal yang bermanfaat tidaklah mudah, butuh
perjuangan yang sangat besar.
Imam Asy Syafi’i Rahimahullah pernah mengatakan,
صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفي أحدمها قوهلم الوقت سيف فإن مل
تقطعه قطعك
“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan
pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu
bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka
dia akan memotongmu.”
“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain:
125
LATIHAN SOAL !33
1. Apakah kita sudah memahami bab ini dengan baik ?
2. Bagaimana kita memanfaatkan waktu?
3. Kenapa harus mengisi waktu dengan hal yang baik?
4. Apakah anda suka menyia-nyiakan waktu?
5. Sebutkan hal-hal melalaikan yang sering anda lakukan!
7. Apakah kalian sudah bisa membaca dengan lancar sesuai kaidah nahwu
pembahasan di atas ?
33
No 1-5 Kunci jawabannya ada pada diri kita sendiri
126
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahan
Abu Zaid, Bakar bin Abdullah, Hilyah Thalibil Ilmi, Dammam: Dar Ibnul
Jauzy, 2016
Al-Kinany, Badruddin Abi Abdillah Muhammad bin Ibrahim Ibnu Jamaah,
Tadzkirotus Sami’ wal Mutakallim fii Adabil Alim wal Muta’alim, Dammam:
Dar Ibnul Jauzy, 2016
Al-Ushoimi, Shaleh bin Abdullah, Khulasoh Ta’dzimil Ilmi, Riyadh: tp, 2011
As-Sadhan, Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah, Maalim fii Thariq
Thalabil Ilmi, Riyadh: Madar- Al-Qobas, 2017
127
Biografi Penyusun Buku
Nasab :
Abu Yusuf Akhmad Ja’far bin Mulyono bin Majid.
TTL :
Pasuruan, 17 Juni 1996
Alamat :
Jl. Kyai Sepuh Gg. 18, RT/RW : 01/05, Ds. Gentong – Pasuruan, Jawa Timur
Anak ke :
2 dari 3 bersaudara
Hoby :
Membaca & Menulis
Motto :
“ Hidup untuk Akhirat ”
Pendidikan Formal :
128
Pendidikan Non Formal :
Akun Pribadi :
Status : Menikah
129
KARYA PENULIS BEST SELLER
Rp. 35.000
130
BEST SELLER
Rp. 25.000
131
Rp. 15.000
132