Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 2 (2B)
Anita Ridhatul Husnah 203110162
Indah Nurlina 203110173
Rahimah Ulfa 203110186
Veny Yolanda 203110198
Dosen Pembimbing :
Ns. Netti, S.Kep, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita sehingga
penulis dapat menyusun tugas dengan judul “ Osteomyolitis”. Tugas ini disusun dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis berharap supaya tugas
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat terbuka atas kritik dan saran positif
dari pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………4
C. Tujuan………………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5
A. Pengertian……………………………………………………………………………………5
B. Etilogi………………………………………………………………………………………...6
E.Patofisiologi…………………………………………………………………………………..6
F. Pathways…………………………………………………………………….……………….7
G. Komplikasi Osteomyolitis…………………………………………………………………...8
H. Penatalaksanaan……………………………………………………………………………...8
I. Asuhan Keperawatan…………………………………………………………………………8
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………14
B. Saran………………………………………………………………………………………..14
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………….15
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan tulang. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
infeksi yang paling sulit pengobatannya dikarenakan sifat heterogenitasnya, presentasi klinis, dan
patofisiologinya.
Secara umum osteomielitis terbagi menjadi osteomielitis akut dan osteomielitis kronis yang
memiliki manajemen pengobatan yang berbeda. Manajemen osteomielitis saat ini masih kurang
memuaskan dan masih sedikitnya bukti ilmiah pedoman pengobatan, sehingga sering sekali
osteomielitis akut berkembang menjadi osteomielitis kronik, sebagaimana penelitian yang
dilakukan di Amerika, ditemukan sekitar 25% osteomielitis akut berlanjut menjadi osteomielitis
kronis. Kondisi ini yang menyebabkan osteomielitis semakin sulit diobati karena sering disertai
kekambuhan. Salah satu penyebabnya adalah terhambatnya eradikasi kuman oleh antibiotika
dikarenakan Staphylococcus aureus menghasilkan biofilm yang dapat menyebabkan antibiotika
sulit menembus dinding bakteri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves, 2001:257).
Sedangkan menurut Bruce, osteomyelitis adalah infeksi pada tulang yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Osteomyelitis biasanya merupakan infeksi bakteri, tetapi
mikrobakterium dan jamur juga dapat menyebabkan osteomyelitis jika mereka menginvasi
tulang (Ros, 1997:90).
Osteomyelitis akut adalah infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal
akut atau trauma tulang, biasanya disebabkan oleh Escherichiacoli, staphylococcusaureus, atau
streptococcuspyogenes (Tucker,1998:429).
Jadi pengertian osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang
mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis
dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik
maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari
osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik (Price, 1995:1200).
Ada dua macam infeksi tulang menurut Robbins dan Kumar (1995:463-464) yaitu :
1. Osteomyelitis piogenikhematogen
2. Osteomyelitis tuberkulosis
6
B. Etiologi
Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab
yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus (Overdoff, 2002:571).
E. Patofisiologi
7
Paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain
yaitu salmonella, streptococcus, dan pneumococcus.Metafisis tulang terkena dan seluruh tulang
mungkin terkena. Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi di
dekatnya atau scara langsung selama pembedahan. Reaksi inflamasi awal menyebabkan
trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. Pusmungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga
medula atau menyebabkan abses superiosteal. Suquestra tulang yang mati terbentuk.
Pembentukan tulang baru dibawah perioteum yang terangkan diatas dan disekitar jaringan
granulasi, berlubang oleh sinus-sinus yang memungkinkan pus keluar (Overdoff, 2002:541,
Rose, 1997:90).
F. Pathways
Luka tekanan, trauma Trauma Faktur compound,
jaringan lunak,nekrose prosedur operasi,luka
berhubungan dengan Luka tembus/terbuka tusuk yang melukai
keganasan, terapi tulang
radiasisertalukabakar Staphylococcus aureus
Kuman masuk
Metafisis tulang
Reaksi inflamasi
Pertahanan tubuhmenurun
Osteomyelitis
Kerusakanjaringantulang
Pembedahan Hospitalisasi
Infeksi
Terputusnya Insisi Gerak terbatas Mis interpretasi
berlebihan
kontinuitas pembedahan
jaringan
Abses tulang Portde’entry Imobilisasi
Kurang
pengetahun
Kelemahan
Nekrosis tulang Merangsang Kuman masuk
pembentukan syaraf mielin c
squestrum) Pertahanan
sekunder menurun
Perubahan bentuk Alarm nyeri Peningkatan
Resti penyebaran peristaltikusus
(ankylosing) infeksi
Fungsi tulang Personal hygiene Konstipasi
Gangguan rasa terganggu
menurun
nyaman : nyeri
Gangguan eliminasi
Kemampuan melakukan Kurang perawatan diri : BAB : Konstipasi
pergerakan menurun personal hygiene
8
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
G. Komplikasi Osteomielitis
Jika tidak ditangani dengan tepat, osteomielitis berisiko menimbulkan beberapa
komplikasi berikut ini:
1) Septic arthritis, yaitu menyebarnya infeksi dari dalam tulang ke sendi terdekat
2) Osteonekrosis, yaitu kematian tulang akibat terhalangnya sirkulasi darah di dalam tulang
3) Pertumbuhan tulang menjadi abnormal pada anak-anak, jika infeksi terjadi di bagian
lunak tulang lengan atau tungkai yang disebut dengan lempeng pertumbuhan (growth
plates)
4) Kanker kulit jenis skuamosa
H. Penatalaksanaan
Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (Boughman,
2000:389).
1) Imobilisasi area yang sakit:lakukan rendam salin noral hangat selama20 menit beberapa
kali sehari.
2) darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih
antibiotik.
3) Terapi antibiotik intravena sepanjangwaktu.
4) Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3bulan.
5) Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi
antibiotik tambahan
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
9
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematisdalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi statuskesehatan klien (Nursalam, 2001).
Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
a) Identifikasi klien
b) Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang respon
manusia dari individuatau kelompok dimana perawat secara akountabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikanintervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan.
Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut (Marlyn E. Doengoes : hal ) :
a) Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
b) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c) Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi.
d) Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang, kerus
akan kulit
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dan
ketidaknyamananberkurang, serta tidak terjadi kekambuhan nyeri dan komplikasi.
Intervensi :
1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
2. Tinggikan ekstermitas yang mengalami nyeri
3. Hindari penggunaan sprei atau bantal plastic dibawah ekstermitas yang mengalami nyeri
4. Evaluasi keluhan nyeri atau ketidak nyamanan. Perhatikan lokasi dan karakteristik, termasu
kintensitas(skalanyeri1-10)
5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan infeksi pada tulang.
6. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif atau akfif
7. Beri alternative tindakan kenyamanan seperti pijatan, punggung atau perubahan posisi.
8. Dorong menggunakan tehnik managemen stress, seperti relaksasi progresif, latihan napas d
alam,imajinasi visualisasi, dan sentuhan terapeutik.
9. Selidiki adanya keluhan nyeri yang tak biasa atau tiba-tiba, lokasi progresif atau buruk
tidak hilangdengan analgesik.
10. Jelaskan prosedur sebelum melakukan tindakan keperawatan.
11
c. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan masalah gangguan infeksi
kulit teratasidan kembali dalam batas normal.
Intervensi:
1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing kemudian perdarahan dan perubahan warnakulit
2. Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan
3. Tempatkan bantalan air atau bantalan lain dibawah siku atau tumit sesuai indikasi
4. Perawatan,bersihkan kulit dengan sabun air, gosok perlahan dengan alcohol atau
bedak dengan jumlah sedikit berat
5. Gunakan telapak tangan untuk memasang, mempertahankan atau lepaskan gips, dan dukun
gbantal setelah pemasangan
12
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan perencanaan berhasil di
capai.
Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :
1. Proses ( sumatif )
Fokusnya adalah aktifitas dari proses keperawatan dan kualitas tindakan evaluasi dilaksanakan
sesudahperencanaan keperawatan.
2. Hasil ( formatif )
13
Fokusnya adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan
keperawatan.
a. Evaluasi yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi Mengalami peredaan n
b. Peningkatan mobilitas fis
c. Tidak terjadi perluasan infeksi
Integritas kulit membaik.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh).
Osteomyelitis akut adalah infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal
akut atau trauma tulang, biasanya disebabkan oleh Escherichiacoli, staphylococcusaureus,
atau streptococcuspyogenes.
Jadi pengertian osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang
yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik.
Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan
demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik
adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik
B. Saran
Menurut penulis ada beberapa hal dalam pembuatan makalah ini yang perlu
ditambahkan.Diharapkan pembaca dapat mencari sumber lain yang mendukung dalam rangka
menambah pengetahuan dalam masalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/osteomielitis
https://www.halodoc.com/kesehatan/osteomielitis