You are on page 1of 15

1

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


“Osteomyolitis”

Disusun oleh:
Kelompok 2 (2B)
Anita Ridhatul Husnah 203110162
Indah Nurlina 203110173
Rahimah Ulfa 203110186
Veny Yolanda 203110198

Dosen Pembimbing :
Ns. Netti, S.Kep, M.Pd

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA 2021/2022
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita sehingga
penulis dapat menyusun tugas dengan judul “ Osteomyolitis”. Tugas ini disusun dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis berharap supaya tugas
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat terbuka atas kritik dan saran positif
dari pembaca.

Tarusan, 20 Januari 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...4

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………4

C. Tujuan………………………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5

A. Pengertian……………………………………………………………………………………5

B. Etilogi………………………………………………………………………………………...6

C. Tanda dan Gejala…………………………………………………………………………….6

D. Faktor Risiko Osteomyolitis…………………………………………………………………6

E.Patofisiologi…………………………………………………………………………………..6

F. Pathways…………………………………………………………………….……………….7

G. Komplikasi Osteomyolitis…………………………………………………………………...8

H. Penatalaksanaan……………………………………………………………………………...8

I. Asuhan Keperawatan…………………………………………………………………………8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………14

B. Saran………………………………………………………………………………………..14

DAFTAR

PUSTAKA…………………………………………………………………………………….15
4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan tulang. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
infeksi yang paling sulit pengobatannya dikarenakan sifat heterogenitasnya, presentasi klinis, dan
patofisiologinya.

Secara umum osteomielitis terbagi menjadi osteomielitis akut dan osteomielitis kronis yang
memiliki manajemen pengobatan yang berbeda. Manajemen osteomielitis saat ini masih kurang
memuaskan dan masih sedikitnya bukti ilmiah pedoman pengobatan, sehingga sering sekali
osteomielitis akut berkembang menjadi osteomielitis kronik, sebagaimana penelitian yang
dilakukan di Amerika, ditemukan sekitar 25% osteomielitis akut berlanjut menjadi osteomielitis
kronis. Kondisi ini yang menyebabkan osteomielitis semakin sulit diobati karena sering disertai
kekambuhan. Salah satu penyebabnya adalah terhambatnya eradikasi kuman oleh antibiotika
dikarenakan Staphylococcus aureus menghasilkan biofilm yang dapat menyebabkan antibiotika
sulit menembus dinding bakteri.

Manajemen penatalaksanaan osteomielitis kronis memerlukan debridemen dan


rekonstruksi bedah yang diikuti dengan terapi antibiotika. Tahap pertama adalah debridemen
radikal dan penyisipan kombinasi bone cement-antibiotika ke dalam defek tulang. Tahap kedua
dilakukan 6 hingga 8 minggu kemudian yaitu pengangkatan bone cement dan digantikan dengan
bone graf

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep dari osteomyolisis?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Osteomyolisis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dari osteomyolisis


2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari osteomyolisis
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves, 2001:257).

Osteomyelitis adalah infeksi substansi tulang oleh bakteri piogenik (Overdoff,


2002:571).

Sedangkan menurut Bruce, osteomyelitis adalah infeksi pada tulang yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Osteomyelitis biasanya merupakan infeksi bakteri, tetapi
mikrobakterium dan jamur juga dapat menyebabkan osteomyelitis jika mereka menginvasi
tulang (Ros, 1997:90).

Menurut Price (1995:1200). Osteomyelitis adalah infeksi jaringan tulang.

Osteomyelitis akut adalah infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal
akut atau trauma tulang, biasanya disebabkan oleh Escherichiacoli, staphylococcusaureus, atau
streptococcuspyogenes (Tucker,1998:429).

Jadi pengertian osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang
mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis
dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik
maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari
osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik (Price, 1995:1200).

Ada dua macam infeksi tulang menurut Robbins dan Kumar (1995:463-464) yaitu :

1. Osteomyelitis piogenikhematogen

Biasanya terjadi pada anak-anak, osteomyelitis piogenik hematogen terutama


disebabkan oleh staphylococcus aureus kemudian diikuti oleh bacillus colli. Kecuali samonela,
osteomyelitis hematogen biasanya bermanisfestasi sebagai suatu penyakit demam sistemik
akut yang disertai dengan gejala nyeri setempat, perasaan tak enak, kemerahan dan
pembengkakan.

2. Osteomyelitis tuberkulosis
6

Timbulnya secara tersembunyi dan cenderung mengenai rongga sendi. Daerahyang


sering kena adalah tulang-tulang panjang dari ekstremitasdan tulang belakang. Osteomyelitis
tuberkulosis dapat menyebabkan deformitas yang serius (kifosis, skoliosis) berkaitan dengan
destruksi dan perubahan sumbu tulang belakang dari posisinormalnya .

B. Etiologi
Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab
yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus (Overdoff, 2002:571).

Luka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengankeganasandl


dantl terapi radiasi serta lukabakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi
tulang. Infeksi telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis
pada rahang bawah dan tulang tengkorak. Faktur compound, prosedur operasi dan luka tusuk
yang dapat melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis
sering ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan
penuaan (Reeves,2001:273).

C. Tanda dan Gejala


Gejala umum akut seperti demam, toksemia, dehidrasi, pada tempat tulang yang terkena
panas dan nyeri, berdenyut karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses
dengan pembengkakan (Overdoff, 2002:572).

D. Faktor Risiko Osteomielitis


Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya osteomyelitis adalah:

1) Riwayat trauma atau pembedahan (operasi tulang).


2) Mengidap diabetes anemia sel sabit, atau rheumatoid arhritis.
3) Penggunaan obat-obatan terlarang.
4) Vaskularisasi perifer yang buruk, dan neuropati perifer.
5) Kecanduan alkohol.
6) Menjalani terapi cuci darah.
7) Pernah mengalami osteomielitis sebelumnya

E. Patofisiologi
7

Paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain
yaitu salmonella, streptococcus, dan pneumococcus.Metafisis tulang terkena dan seluruh tulang
mungkin terkena. Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur : hematogen, melalui infeksi di
dekatnya atau scara langsung selama pembedahan. Reaksi inflamasi awal menyebabkan
trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. Pusmungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga
medula atau menyebabkan abses superiosteal. Suquestra tulang yang mati terbentuk.
Pembentukan tulang baru dibawah perioteum yang terangkan diatas dan disekitar jaringan
granulasi, berlubang oleh sinus-sinus yang memungkinkan pus keluar (Overdoff, 2002:541,
Rose, 1997:90).

F. Pathways
Luka tekanan, trauma Trauma Faktur compound,
jaringan lunak,nekrose prosedur operasi,luka
berhubungan dengan Luka tembus/terbuka tusuk yang melukai
keganasan, terapi tulang
radiasisertalukabakar Staphylococcus aureus

Kuman masuk

Metafisis tulang

Reaksi inflamasi

Pertahanan tubuhmenurun

Osteomyelitis

Kerusakanjaringantulang
Pembedahan Hospitalisasi

Infeksi
Terputusnya Insisi Gerak terbatas Mis interpretasi
berlebihan
kontinuitas pembedahan
jaringan
Abses tulang Portde’entry Imobilisasi
Kurang
pengetahun
Kelemahan
Nekrosis tulang Merangsang Kuman masuk
pembentukan syaraf mielin c
squestrum) Pertahanan
sekunder menurun
Perubahan bentuk Alarm nyeri Peningkatan
Resti penyebaran peristaltikusus
(ankylosing) infeksi
Fungsi tulang Personal hygiene Konstipasi
Gangguan rasa terganggu
menurun
nyaman : nyeri

Gangguan eliminasi
Kemampuan melakukan Kurang perawatan diri : BAB : Konstipasi
pergerakan menurun personal hygiene
8

Gangguan rasa
nyaman : nyeri

(Overdoff, 2002: 571; Rose, 1997:980; Reeves,


2001:273)

G. Komplikasi Osteomielitis
Jika tidak ditangani dengan tepat, osteomielitis berisiko menimbulkan beberapa
komplikasi berikut ini:

1) Septic arthritis, yaitu menyebarnya infeksi dari dalam tulang ke sendi terdekat
2) Osteonekrosis, yaitu kematian tulang akibat terhalangnya sirkulasi darah di dalam tulang
3) Pertumbuhan tulang menjadi abnormal pada anak-anak, jika infeksi terjadi di bagian
lunak tulang lengan atau tungkai yang disebut dengan lempeng pertumbuhan (growth
plates)
4) Kanker kulit jenis skuamosa

H. Penatalaksanaan
Sasaran awal adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (Boughman,
2000:389).

1) Imobilisasi area yang sakit:lakukan rendam salin noral hangat selama20 menit beberapa
kali sehari.
2) darah : lakukan smear cairan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih
antibiotik.
3) Terapi antibiotik intravena sepanjangwaktu.
4) Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan selama 3bulan.
5) Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi
antibiotik tambahan

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
9

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematisdalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi statuskesehatan klien (Nursalam, 2001).
Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
a) Identifikasi klien
b) Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu

Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri


pneumonia,sinusitis,kulitatau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu.
Tanyakan mengenai riwayat pembedahantulang.
2) Riwayat kesehatan sekarang

Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.


3) Riwayat kesehatan keluarga

Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan.


4) Riwayat psikososial

Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.


5) Kebiasaan sehari-haria) 
a. Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
b. Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi.
c. Pola aktivitas : pola kebiasaan
6) Pemeriksaan fisika
a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus d
arisinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) 
dancedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
c. Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis a
kut)
d. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
e. Identisikasi peningkatan suhu tubuh
f. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.
10

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang respon
manusia dari individuatau kelompok dimana perawat secara akountabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikanintervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan.
Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut (Marlyn E. Doengoes : hal ) :
a) Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
b) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
c) Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi.
d) Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang, kerus
akan kulit
 

3. Rencana Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
 Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri dan
ketidaknyamananberkurang, serta tidak terjadi kekambuhan nyeri dan komplikasi.
Intervensi :
1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
2. Tinggikan ekstermitas yang mengalami nyeri
3. Hindari penggunaan sprei atau bantal plastic dibawah ekstermitas yang mengalami nyeri
4. Evaluasi keluhan nyeri atau ketidak nyamanan. Perhatikan lokasi dan karakteristik, termasu
kintensitas(skalanyeri1-10)
5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan infeksi pada tulang.
6. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif atau akfif
7. Beri alternative tindakan kenyamanan seperti pijatan, punggung atau perubahan posisi.
8. Dorong menggunakan tehnik managemen stress, seperti relaksasi progresif, latihan napas d
alam,imajinasi visualisasi, dan sentuhan terapeutik.
9. Selidiki adanya keluhan nyeri yang tak biasa atau tiba-tiba, lokasi progresif atau buruk
tidak hilangdengan analgesik.
10. Jelaskan prosedur sebelum melakukan tindakan keperawatan.
11

11. Lakukan kompres dingin 24-48 jam pertama dan sesuai kebutuhan.Kolaborasi


12. Berikan obat analgesik seperti hidroksin,siklobenzaprin sesuai indikasi.
13. Awasi analgesic yang diberikan.
 
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri 
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, diharapkan mobilitas fisik yaitu
klien mampuberadaptasi dan mempertahankan mobilitas fungsional.
Intervensi:
1. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan adalah cedera atau pengobatan dan perhatikan persep
sipasien terhadap mobilisasi
2. Bantu atau dorong perawatan diri atau keberihan diri (mandi,mencukur)
3. Awasi tekanan darah klien dengan melakukan aktivitas fisik, perhatikan keluhan pusing
4. Tempatkan dalam posisi terlentang atau posisi nyaman dan ubah posisi secara periodic
5. Awasi kebiasaan eliminasi dan berikan ketentuan defekasi rutin
6. Berikan atau bantu mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat sesegera mungkin
7. Konsul dengan ahli terapi fisik atau rehabilitasi spesialis
8. Rujuk ke perawat spesialis psikiatrik klinik atau ahli terapi sesuai indikasi

c. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan masalah gangguan infeksi
kulit teratasidan kembali dalam batas normal.
Intervensi:
1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing kemudian perdarahan dan perubahan warnakulit 
2. Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan
3. Tempatkan bantalan air atau bantalan lain dibawah siku atau tumit sesuai indikasi
4. Perawatan,bersihkan kulit dengan sabun air, gosok perlahan dengan alcohol atau
bedak dengan jumlah sedikit berat
5. Gunakan telapak tangan untuk memasang, mempertahankan atau lepaskan gips, dan dukun
gbantal setelah pemasangan
12

6. Observasi untuk potensial area yang tertekan, khususnya pada akhir dan bawah beban


atau gips.
 
 
d. Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,ker
usakan kulit 
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka diharapkan
penyembuhan luka sesuaiwaktu yang dicatat dan tidak terjadinya infeksi yang berkelanjutan,
Intervensi:
1. Inspeksi kulit atau adanya iritasi atau adanya kontinuitas
2. Kaji sisi kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri atau rasa terbakar atau adanya edema
atau eritema atau drainase atau bau tidak sedap
3. Berikan perawatan luka
4. Observasi luka untuk pembentukan bula, perubahan warna
kulit kecoklatan bau drainase yangtidak enak atau asam
5. Kaji tonus otot, reflek tendon
6. Selidiki nyeri tibatiba atau keterbatasan gerakan dengan edema lokal atau enterna ekstermit
ascederaKolaborasi
7. Lakukan pemeriksaan lab sesuai indikasi dokter
8. Berikan obat atau antibiotik sesuai indikasiJ

4. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan perencanaan berhasil di
capai.
Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :
1. Proses ( sumatif )

Fokusnya adalah aktifitas dari proses keperawatan dan kualitas tindakan evaluasi dilaksanakan
sesudahperencanaan keperawatan.
2. Hasil ( formatif )
13

Fokusnya adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan
keperawatan.
a. Evaluasi yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi Mengalami peredaan n
b. Peningkatan mobilitas fis
c. Tidak terjadi perluasan infeksi
Integritas kulit membaik.
14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh).

Osteomyelitis akut adalah infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal
akut atau trauma tulang, biasanya disebabkan oleh Escherichiacoli, staphylococcusaureus,
atau streptococcuspyogenes.

Jadi pengertian osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang
yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik.
Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan
demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomyelitis kronik
adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik

B. Saran
Menurut penulis ada beberapa hal dalam pembuatan makalah ini yang perlu
ditambahkan.Diharapkan pembaca dapat mencari sumber lain yang mendukung dalam rangka
menambah pengetahuan dalam masalah ini.
15

DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Deepublish : Yogyakarta

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

https://www.alodokter.com/osteomielitis

https://www.halodoc.com/kesehatan/osteomielitis

Davey, Patrick.2005.At A Glance Medicine. Jakarta : Erlangga. Harrison. 1999

You might also like