Professional Documents
Culture Documents
Kps 10 Ep 1 MBSL
Kps 10 Ep 1 MBSL
TENTANG
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
1
MEDICAL STAFF BY LAW
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT INSTITUT ILMU
KESEHATAN BHAKTI WIYATA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) adalah aturan yang mengatur
tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata.
3. Direktur Rumah Sakit adalah seseorang yang ditunjuk oleh Direksi PT. HUSADA
WIYATA MULYA untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Bhakti Wiyata yang bertugas melaksanakan kebijakan Pemilik atau
yang mewakili dan dalam hal yang bersangkutan tidak ada maka pengertian ini juga
meliputi orang-orang yang akan ditunjuk oleh Pemilik atau yang mewakili untuk
bertindak dalam jabatan tersebut untuk sementara waktu.
4. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi medis.
5. Panitia / Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik untuk
mengatasi masalah khusus keprofesian medis tertentu, Panitia ditetapkan dengan
surat keputusan Direksi atas usul Komite Medik.
6. Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di
rumah sakit.
7. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat penjanjian
dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan
penempatan di rumah sakit dan pejabat yang berwenang dan hanya memiliki
kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit dalam rangka
menggantikan tugas profesi seorang staf medis yang berhalangan.
2
MEDICAL STAFF BY LAW
8. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahui memiki
reputasi tinggi dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan
tindakan Medis tertentu untuk jangka waktu tertentu.
9. Dokter adalah seorang tenaga medis yang memiliki surat tanda registrasi dan ijin
praktek di bidang kedokteran sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang No.29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan yang telah terikat perjanjian dengan
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata dan oleh karenanya
diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
10. Dokter gigi adalah seorang tenaga medis yang memiliki surat tanda registrasi dan ijin
praktek di bidang kedokteran gigi sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang
No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan yang telah terikat perjanjian
dengan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata dan oleh
karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
11. Dokter tetap adalah dokter yang sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
12. Dokter tidak tetap adalah dokter yang bekerja tidak sepenuhnya di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
13. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan dokter tetap dan bukan dokter tidak tetap di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
14. Dokter Konsultan adalah Dokter Spesialis tertentu yang karena kompetensinya
diminta membantu pelayanan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata.
15. Dokter Paruh Waktu adalah dokter yang mendapat izin tertulis dari Direktur untuk
melaksanakan pelayanan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata.
16. Surat Tanda Registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi.
17. Surat Izin Praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan
dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
18. Hak Klinis adalah kewenangan yang diberikan oleh Direktur melalui Komite Medis
melalui surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata.
3
MEDICAL STAFF BY LAW
19. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit
untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
20. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah sakit kepada
seorang staf medis untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
21. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
22. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
23. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
BAB III
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 3
1. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) diberikan kepada setiap staf medis sesuai dengan
kompetensinya yang nyata.
2. Setiap staf medis yang telah diberikan kewenangan klinis dapat melakukan semua
pelayanan medis, sedangkan yang tidak diberikan kewenangan klinis tidak boleh
melakukan semua pelayanan medis.
3. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) diberikan oleh direktur rumah sakit atas dasar
rekomendasi oleh subkomite etika dan disiplin profesi melalui Komite Medik
selanjutnya proses penilaian dilaksanakan oleh subkomite kredensial.
4. Prosedur pemberian Kewenangan Klinis (Clinical Privilege), adalah sebagai berikut:
4
MEDICAL STAFF BY LAW
BAB IV
PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT)
Pasal 4
1. Setiap staf medis yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat penugasan klinis
dari DirekturRumah Sakit berdasarkan rincian kewenangan klinis setiap staf medis
(delineation of clinical privilege) yang direkomendasikan Komite Medik.
2. Surat keputusan tentang penugasan staf medis (penugasan kilnis) diterbitkan oleh
direktur rumah sakit.
3. Staf Medis yang memiliki surat penugasan klinis tergabung menjadi anggota kelompok
(member) staf medis yang memiliki kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan
medis di rumah sakit.
4. Mekanisme penugasan klinis, sebagai berikut :
- Seorang Staf Medis dikredensial;
- Komite Medik menerbitkan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit tentang
lingkup kewenangan klinis seorang staf medis
- Bilamana Direktur setuju atas rekomendasi dari komite Medik, maka Direktur rumah
sakit menerbitkan surat keputusan tentang penugasan klinis
5. Kewenangan Direktur Rumah Sakit terhadap surat penugasan klinis :
- Menerbitkan surat keputusan tentang penugasan klinis kepada staf medis;
- Menerbitkan surat keputusan penugasan klinis sementara kepada konsultan tamu;
- Mengubah, membekukan untuk waktu tertentu dan mengakhiri penugasan klinis
seorang staf medis berdasarkan pertimbangan komite medis atau alasan tertentu.
BAB V
KOMITE MEDIK DAN STAF MEDIK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Bagian Kedua
Susunan Organisasi dan Keanggotaan Komite Medik
6
MEDICAL STAFF BY LAW
Pasal 6
Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi dan Wewenang Komite Medik
Pasal 7
7
MEDICAL STAFF BY LAW
5. Wewenang :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege);
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment);
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege)
tertentu; dan
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin
Bagian Keempat
Masa Jabatan serta Penetapan Ketua Medik dan perangkatnya
Pasal 8
1. Masa Jabatan Komite Medik ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali selama memenuhi persyaratan.
Bagian Kelima
STAF MEDIK
Pasal 9
BAB VI
RAPAT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Dalam hal profesionalisme staf medis diperlukan mekanisme rapat agar dapat dijadikan
dasar hukum yang dipertanggungjawabkan bagi pengambilan keputusan dibidang profesi
medis.
Bagian Kedua
Rapat Komite Medik
Pasal 11
1. Rapat Komite Medik terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno.
2. Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan
secara pantas kecuali seluruh anggota Komite Medik yang berhak memberikan suara
menolak undangan tersebut.
Bagian Ketiga
Rapat Rutin Komite Medik
Pasal 12
1. Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh Komite Medik.
9
MEDICAL STAFF BY LAW
2. Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin secara lisan dan
tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat
lima hari kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
3. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Medik.
4. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
5. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik sebagaimana
diatur dalam ayat (2) pasal ini harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.
Bagian Keempat
Rapat Khusus Komite Medik
Pasal 13
Bagian Kelima
Rapat Pleno Komite Medik
Pasal 14
10
MEDICAL STAFF BY LAW
Bagian Keenam
Kuorum
Pasal 15
Bagian Ketujuh
Peserta dan Tata Tertib Rapat
Pasal 16
Bagian Kedelapan
Pengambilan Putusan Rapat
Pasal 17
Kecuali telah diatur dalam peraturan internal rumah sakit (medical staff by laws) ini, maka:
1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dan anggota yang hadir.
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua berwenang membuat
keputusan hasil rapat.
11
MEDICAL STAFF BY LAW
Bagian Kesembilan
Notulen Rapat
Pasal 18
BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pasal 19
b. Tujuan Khusus
- Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit;
- Tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap staf
medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang
ilmu kedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh Kolegium
Kedokteran/Kedokteran Gigi Indonesia;
- Dasar bagi direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis (clinical
appointment) bagi setiap staf medis untuk melakukan pelayanan medis di
rumah sakit;
- Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi rumah sakit
di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan
(stakeholders) rumah sakit lainnya.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota
Yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.
BAB VIII
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Pasal 20
1. Subkomite Mutu Profesi bertugas mengatur peranan Komite Medik dalam menjaga
mutu profesi para staf medis.
2. Tujuan :
a. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh staf
medis yang bermutu, kompeten, etis dan profesional;
b. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh kesempatan
memelihara kompetensi (maintaining completence) dan kewenangan klinis
(clinical privilege);
c. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan (medical mishaps)
d. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis yang diberikan
oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus.
3. Susunan Organisasi dan Keanggotaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang staf medis
yang memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment) dan berasal dari disiplin
ilmu yang berbeda, terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota
Yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.
13
MEDICAL STAFF BY LAW
BAB IX
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 21
1. Subkomite etika dan disiplin profesi mengatur peranan Komite Medik dalam
mengatur upaya pendisiplinan staf medis.
2. Tujuan :
a. Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat dan
tidak layak untuk melakukan asuhan klinis.
b. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di rumah sakit.
3. Keanggotaan :
a. Sekurang-kurangnyha 3 (tiga) orang staf medis atau lebih dalam jumlah ganjil
yang memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment) di rumah sakit dan
berasal dari ilmu yang berbeda.
b. Sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota yang ditetapkan
oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite medik.
4. Mekanisme kerja :
a. Upaya pendisiplinan perilaku profesional
b. Pembinaan profesionalisme kedokteran
c. Pertimbangan keputusan etis
5. Bilamana ada pelanggaran etika dan disiplin profesi, maka dapat dilakukan
peringatan tertulis sampai dengan penangguhan kewenangan klinis staf medis yang
dinilai melanggar disiplin profesi, baik seluruhnya maupun sebagian.
BAB X
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
Pasal 22
Pada saat ditetapkannya dan/atau disahkannya Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata (Medical Staff By Laws) ini semua
peraturan yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata (Medical Staff By Laws) antara lain
peraturan pelaksanaan profesi bagi staf medis :
a. Pemberian pelayanan medis dengan standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. Kewajiban melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada dokter, dokter
spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin yang sesuai;
c. Kewajiban melakukan pemeriksaan patologi anatomi terhadap semua jaringan yang
dikeluarkan dari tubuh dengan pengecualiannya.
14
MEDICAL STAFF BY LAW
BAB XI
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Pasal 23
1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini selanjutnya sebagai
pedoman semua peraturan lainnya dan kebijakan Rumah Sakit yang dibuat dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.
2. Setiap satuan kerja harus membuat standart prosedur operasional yang mengacu
pada Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen Rumah
Sakit tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Internal Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Peraturan Internal Staf Medis, maupun
peraturan perundang-undangan yang lain.
4. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini secara berkala akan
dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
5. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditemukan hal-hal yang
sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, yang
selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata tentang Perubahan Peraturan Internal Staf
Medis.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
1. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini disusun oleh Komite Medik
dan ditetapkan Direktur Rumah Sakit.
2. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
3. Hal-hal yang masih belum diatur dapat diselesaikan dengan koordinasi antara direktur
rumah sakit dengan Direksi PT. HUSADA WIYATA MULYA.
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal :
Ttd