Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kasus Penembakan Mahasiswa Kampus Trisakti
Makalah Kasus Penembakan Mahasiswa Kampus Trisakti
TRISAKTI
D
Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
BAB 1
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya
berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya
antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah
HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era
sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan
kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM
terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dan
pemerintah mengupayakan agar hak-hak tersebut di miliki oleh warganya.
I.2.Identifikasi Masalah
1.3.Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam
hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang
lingkup HAM.
Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran HAM (Hak asasi Manusia) di Indonesia & dunia, contohnya di Indonesia banyak
kasus-kasus pelanggaram HAM yang kini pelum diusut sampai tuntas, hal ini tentu saja menjadi
perhatian kita semua untuk belajar dari sejarah mengenai contoh-contoh kasus pelanggaran
HAM baik itu di Indonesia atau yang terdapat di berbagai negara agar tidak terulang di hari
kemudian.
Coba kita bayangkan betapa kejamnya negara kita dahulu disaat HAM ibarat tulisan dan nama
saja yang tak berfungsi apa-apa. Tentu kita semua tidak ingin berada di masa tersebut yang
terdapat banyak pelanggaran-pelanggaran HAM baik yang ringan maupun yang berat. Apalagi
jika saat ini HAM sama seperti dulu, tentu banyak macam-macam kasus pelanggaran HAM di
sekitar kita, jadi beruntunglah kita sekarang ini HAM (Hak Asasi Manusia) kini telah hadir, telah
kuat, dan dapat menjaga kita semua.
Saat pulang ke hotel menjelang petang, semua baik-baik saja. Mahasiswa dan polisi sama-sama
balik kanan. Tetapi, berita yang ia baca menyebut dalam beberapa jam terakhir polisi melepas
tembakan ke arah mahasiswa di kampus Trisakti. Koleganya dari Reuters yang ia hubungi
membenarkan berita itu. Tak ambil sela, Parry bergegas menuju Rumah Sakit Sumber Waras di
mana para korban penembakan dirawat. Rumah sakit yang berjarak hanya beberapa ratus meter
dari kampus Trisakti itu dipenuhi mahasiswa. Suasana begitu muram. Beberapa mahasiswa
berkerumun, membicarakan sesuatu dengan suara pelan. Beberapa mahasiswa tampak terluka
akibat bentrok dengan polisi. Lainnya terlihat menangisi sesuatu. “Reporter berkerumun di
sekeliling seorang perempuan, saat dia membacakan daftar empat nama, seluruhnya pria,
mahasiswa Trisakti yang tertembak mati dua jam yang lalu: Hendriawan, Hafidin Royan, Hery
Hartanto, Elang Mulya Lesmana,” tulis Parry dalam bukunya, Zaman Edan: Indonesia di
Ambang Kekacauan (2008: 196-197). Di sebuah ruang khusus, ia menyaksikan jasad keempat
mahasiswa itu. Ia sempat mengabadikan foto Hery dan Hendrawan sebelum diminta keluar
ruangan. Di koridor rumah sakit Parry bertemu seorang diplomat luar negeri yang ia kenal dan
kemudian mereka terlibat pembicaraan. Si diplomat menunjukkan dua selongsong peluru kepada
Parry. Satu peluru karet berujung tumpul yang biasa digunakan aparat membubarkan
demonstrasi. Satu lagi peluru tampak berbeda, mulut selongsongnya agak bergerigi. Dalam
bukunya, Parry mencatat kata-kata si diplomat kepadanya, “Yang satu kosong—yang satu peluru
tajam. Ini bukti. Mereka menembakkan peluru tajam” (hlm. 198). Kronologi Peristiwa
Demonstrasi dan aksi keprihatinan mahasiswa telah merebak di Jakarta dan beberapa kota di
Indonesia sejak Maret 1998. Tak jarang pula aksi-aksi mahasiswa itu berujung ricuh. Sepanjang
April eskalasinya kian naik diikuti beberapa kasus penculikan aktivis. Namun, sampai saat itu
nama Universitas Trisakti adalah minor. Hampir tak ada berita di media-media besar ibu kota
yang memperhatikan aksi mahasiswa Trisakti. Bisa jadi mahasiswa Trisakti ikut pula dalam
demonstrasi gabungan, tapi sejauh ini mereka tak dikenal.
6. Contoh Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia: Peristiwa Bom
Bali
Peristiwa bom bali terjadi karena aksi terorisme terbesar di Indonesia di tahun 2002. Bom
diledakkan di kawasan Legian Kuta oleh sekelompok jaringan teroris. Peledakan bom
tersebut memakan korban meninggal dunia sebanyak 202 orang baik turis asing hingga
warga lokal yang berada di sekitar lokasi. Akibat dari peristiwa ini, memicu tindakan
terorisme dan membuat panik seluruh warga Indonesia.
HAM dapat diartikan sebagai hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir, sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak dapat diganggu gugat atau dicabut oleh siapapun juga dan
tanpa hak dasar itu manusia akan kehilangan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai
manusia. Dalam pelaksanaanya, Hak Asasi Manusia (HAM) dibagi atas berbagai jenis, yaitu hak
asasi pribadi / personal right, hak asasi politik / political right, hak azasi hukum / legal equality
right, hak azasi ekonomi / property rigths, hak asasi peradilan / procedural rights, hak asasi sosial
budaya / social culture right. HAM di Indonesia tercermin dalam landasan hukum penegakanya,
yaitu landasan idiil, landasan konstitusiona, landasan operasional. Kasus pelanggaran HAM baik
berat maupun ringan tidak bisa dihindarkan dalam berbagai bidang kehidupan, temasuk di
bidang pendidikan. Salah satu contoh kasus HAM ringan yang terjadi di dunia pendidikan yang
begitu kontroversial adalah kasus yang terjadi si sebuah SMA di Pangkal Pinang tahun 2010 lalu.
Kasus tersebut berujung pada dikeluarkanya keempat siswa tersebut dari sekolah. Keputusan
sekolah untuk mengeluarkan keempat siswa SMA Tanjung Pinang dari sekolah secara tidak
langsung telah melanggar hak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Dalam UUD 1945 juga
telah dijelaskan dalam pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Seyogyanya sekolah dapat membuat kebijakan yang lebih adil dalam penyelesaian kasus
tersebut. Sekolah dapat mengupayakan penyelesaian kasus tersebut dengan cara mengadakan
mediasi antara kedua belah pihak. Melalui mediasi, diharapkan kedua belah pihak dapat duduk
bersama dalam penyelesaian kasus. Dengan mediasi tersebut, sekolah juga dapat
mempertimbangkan keputusan sanksi yang seadil-adilnya terhadap keempat siswa tersebut.
Sanksi tidak harus berupa keputusan untuk mengeluarkan siswa dari sekolah. Namun untuk
membuat efek jera dan agar tindakan tersebut tidak ditiru oleh siswa yang lain sanksi dapat
berupa pemberian skorsing terhadap siswa.
B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human rightsand
The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama Penerbit.
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.