You are on page 1of 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan

pembahasan. Adapun dalam pembahasan hasil penelitian ini terlebih dahulu diulas

mengenai karakteristik responden, pengujian instrument penelitian, analisis data

dan pembahasan.

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini, dapat diketahui gambaran

tentang besar dan kecilnya prosentase jumlah responden berdasarkan jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Adapun

hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan distribusi jenis kelamin responden yang merupakan

100 konsumen Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten Karanganyar, maka

diperoleh hasil penyebaran data sebagai berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1. Perempuan 52 52%
2. Laki-laki 48 48%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer dioleh, 2010

Tabel 4.1 di atas menunjukkan distribusi responden penelitian

berdasarkan jenis kelamin pada konsumen Sabun Mandi Lifeboy

49
50

Kabupaten Karanganyar. Hasil distribusi diketahui bahwa 52% atau 52

orang responden berjenis kelamin perempuan dan sisanya 48% atau 48

orang responden berjenis kelamin laki-laki.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan umur responden yang merupakan 100 konsumen

Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten Karanganyar, maka diperoleh

penyebaran data sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Persentase


1. < 25 Tahun 27 27%
2. 26 – 35 Tahun 38 38%
3. 36 – 40 Tahun 24 24%
4. > 40 Tahun 11 11%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010

Tabel 4.2 di atas menunjukkan distribusi responden penelitian

berdasarkan umur pada konsumen Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten

Karanganyar. Hasil distribusi diketahui bahwa 27% atau 27 orang

responden mempunyai umur kurang dari 25 tahun, 38% atau 38 orang

berumur antara 26-35 tahun, 24% atau 24 orang berumur antara 36-40

tahun dan 11% atau 11 orang berumur lebih dari 40 tahun.

3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang merupakan 100

konsumen Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten Karanganyar, maka diperoleh

penyebaran data sebagai berikut:


51

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase


1. SD 12 12%
2. SMP 26 26%
3. SMA 49 49%
4. Perguruan Tinggi 13 13%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010

Tabel 4.3 di atas menunjukkan distribusi responden penelitian

berdasarkan tingkat pendidikan pada konsumen Sabun Mandi Lifeboy

Kabupaten Karanganyar. Hasil distribusi diketahui bahwa 12% atau 12

orang responden mempunyai pendidikan terakhir SD; 26% atau 26 orang

mempunyai pendidikan terakhir SMP; 49% atau 49 orang mempunyai

pendidikan terakhir SMA; dan 13% atau 13 orang berpendidikan terakhir

di Perguruan Tinggi.

4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan responden yang merupakan 100 konsumen

Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten Karanganyar, maka diperoleh

penyebaran data sebagai berikut:

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase


1. Pelajar/Mahasiswa 11 11%
2. Pegawai Swasta 45 45%
3. Pegawai Negeri Sipil 29 29%
4. Wiraswasta 15 15%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010
52

Tabel 4.4 di atas menunjukkan distribusi responden penelitian

berdasarkan pekerjaan pada konsumen Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten

Karanganyar. Hasil distribusi diketahui bahwa 11% atau 11 orang

responden mempunyai pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa; 45% atau 45

orang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta; 29% atau 29 orang

mempunyai pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil; dan 15% atau 15

orang mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta.

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

No Pendapatan Jumlah Persentase


1. < Rp 1.000.000,- 46 46%
2. Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.000.000,- 29 29%
3. > Rp 2.000.000,- 25 25%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010

Tabel 4.5 di atas menunjukkan distribusi responden penelitian

berdasarkan pendapatan konsumen Sabun Mandi Lifeboy Kabupaten

Karanganyar. Hasil distribusi diketahui bahwa 46% atau 46 orang

responden mempunyai pendapatan kurang dari Rp 1.000.000,-; 29% atau

29 orang mempunyai pendapatan antara Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.000.000

dan 25% atau 25 orang mempunyai pendapatan lebih dari Rp 2.000.000,-.

B. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur apa

yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
53

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Pengujian valid tidaknya daftar pertanyaan yang

disajikan adalah dengan menggunakan analisis faktor. Tinggi rendahnya

validitas suatu angket dengan melihat faktor loading dengan bantuan

program bantuan SPSS 15.0 for windows. Faktor loading adalah korelasi

item-item pertanyaan dengan kontruk yang diukurnya. Menurut Subagyo,

Pangestu dan Djarwanto (2005), faktor loading lebih besar = 0,30

dianggap memenuhi level minimal, sangat disaranan besarnya faktor

loading adalah = 0,40, jika faktor loading suatu item pertanyaan mencapai

=0,50 atau lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam

menginterpretasikan konstruk yang diukurnya. Berdasarkan pedoman

tersebut, peneliti menetapkan nilai faktor loading yang signifikan adalah

lebih dari = 0,50. Berikut ini adalah hasil pengujian uji validitas pada

masing-masing variabel:
54

Tabel 4.5
Rotated Component Matrix

Item Component
1 2 3 4
bc1 0,571
bc2 0,899
bc3 0,756
bc4 0,541
bc5 0,662
bc6 0,701
bc7 0,635
bc8 0,573
bc9 0,579
bc10 0,888
bc11 0,617
cc1 0,536
cc2 0,923
cc3 0,641
cc4 0,935
cbc1 0,921
cbc2 0,705
cbc3 0,923
bl1 0,807
bl2 0,557
bl3 0,784
bl4 0,743
bl5 0,653
Sumber: Data primer diolah, 2010

Hasil dari pengujian analisis faktor menunjukkan bahwa yang

masuk ke faktor 1 dengan loading factor besar adalah item pertanyaan

bc1, bc2, bc3, bc4, bc5, bc6, bc7, bc8, bc9, bc10 dan bc11 sedangkan yang

masuk faktor 4 dengan loading factor besar adalah item pertanyaan cc1,

cc2, cc3 dan cc4; yang masuk faktor 3 dengan loading factor besar adalah

item pertanyaan cbc1, cbc2 dan cbc5 serta yang masuk faktor 2 dengan

loading factor besar adalah item pertanyaan bl1, bl2, bl3, bl4 dan bl5.

Berdasarkan tampilan output di atas jelas bahwa yang valid menjadi


55

indikator karakteristik brand characteristic adalah item pertanyaan bc1,

bc2, bc3, bc4, bc5, bc6, bc7, bc8, bc9, bc10 dan bc11 yang masuk dalam

faktor 1, untuk indikator company caracteristic adalah item pertanyaan

cc1, cc2, cc3 dan cc4 yang masuk dalam faktor 4, untuk indikator tentang

consumer brand caracteristic adalah item pertanyaan cbc1, cbc2 dan cbc5

yang masuk dalam faktor 2, sedangkan untuk indikator brand loyalty

adalah item pertanyaan bl1, bl2, bl3, bl4 dan bl5 yang masuk faktor 2.

Sehingga secara keseluruhan item pertanyaan untuk mengukur brand

characteristic, company characteristic, consumer brand caracteristic dan

brand loyalty dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai instrumen

penelitian, hal ini juga diperkuat dengan hasil perhitungan KMO sebesar

0,578 yang lebih besar dari 0,5.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap segala yang sama, denga alat ukur yang sama (Sekaran, 2003).

Hasil tersebut menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan.

Untuk mengukur reliabilitas alat pengukur, teknik yang digunakan adalah

Alpha Cronbach.

Indikator pengukur reliabilatas menurut Sekaran (2003) yang

membagi tingkat reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:


56

Jika alpha atau r hitung :

1. 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik

2. 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima

3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas:

Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas

No Nama Variabel Alpha Status


Cronbach
1. Brand Characteristic 0,928 Reliabel Baik
2. Company Characteristic 0,873 Reliabel Baik
3. Consumer Brand Caracteristic 0,897 Reliabel Baik
4. Brand Loyalty 0,845 Reliabel Baik
Sumber: Data primer diolah 2010

Pengujian reliabilitas pada variabel brand characteristic, company

characteristic, consumer brand caracteristic dan brand loyalty diperoleh

nilai Cronbach Alpha yang berada pada interval 0,80 – 1,0; yang mana

menjelaskan bahwa semua variabel menunjukkan tingkat reliabilitas dalam

kategori baik. Dengan demikian maka seluruh uji instrumen yang terdiri

dari validitas dan reliabilitas memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam

pengambilan keputusan penelitian.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Formula atau rumus regresi diturunkan dari suatu asumsi data tertentu.

Dengan demikian tidak semua data dapat diterapkan regresi. Jika data tidak

memenuhi asumsi regresi, maka penerapan regresi akan menghasilkan


57

estimasi yang bias. Berikut ini adalah hasil pengujian asumsi klasik yang

terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak (Ghozali, 2005: 76). Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji

apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan beberapa

cara.

Untuk uji normalitas data hasil tes digunakan uji Kolmogorow-

Smirnov (Prosedur Explorer pada menu utama SPSS) dan melihat normal

probability plot melalui tampilan output SPSS 15.0. Uji Kolmogorov-

Smirnov memusatakan perhatian pada penyimpangan atau deviasi

maksimum, yaitu D = Max [Fo(x) – Sw(x)], dengan distribusi sampling D

di Ho diketahui normal. Keputusan uji, jika p sama atau kurang dari 

(0,05), tolak Ho dan jika p lebih dari  (0,05), terima Ho. Berikut adalah

hasil pengujian normalitas:

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Kolmogorov pvalue Keterangan


Smirnov Z
Unstandardized Residual 0,613 0,846 Normal
Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai kolmogorov


58

smirnov z untuk residual (µi) sebesar 0,613 dengan probability 0,846.

Perbandingan antara probability dengan standar signifikansi yang sudah

ditentukan diketahui bahwa nilai probaility sebesar 0,846 lebih besar dari

0,05. Sehingga menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah korelasi linier yang perfect (100 %) atau

eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model.

(Setiaji, 2006: 61). Jika di antara variabel penjelas ada yang memiliki

korelasi tinggi maka hal ini mengindikasikan adanya problem

multikolinieritas. Dalam uji multikolinieritas melalui print out komputer,

terlihat adanya hasil collinierity diagnosis dan coefficient correlation.

Apabila nilai koefisien korelasi variabel bebas mendekati angka 1,

menunjukkan adanya multikolinieritas. Demikian juga nilai toleransi

mendekati nol. Atau nilai Variance Inflaction Factor (VIF) cenderung

besar/mendekati 10 (Setiaji, 2006: 109). Berikut adalah hasil pengujian

multikolinearitas:

Tabel 4.5
Hasil Pengujian Multikolinearitas

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

Brand Characteristic Tidak Terjadi


1. 0,649 1,540
Multikolinearitas
Company Characteristic Tidak Terjadi
2. 0,595 1,681
Multikolinearitas
Consumer Brand Caracteristic Tidak Terjadi
3. 0,804 1,244
Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah, 2010
59

Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas di atas, diketahui

bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang mempunyai nilai

tolerance lebih kecil dari 0,1. Begitu juga nilai VIF masing-masing

variabel tidak ada yang lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang sempurna antara variabel

bebas (independent), sehingga model regresi ini tidak ada masalah

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian sama dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas

(Sularmi, 2003). Dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas

digunakan metode Lagrang Multiplier (LM), yaitu dengan prosedur

sebagai berikut.

a. Pengujian regresi dengan persamaan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei

b. Dapatkan e dan nilai estimasi Y (Y Predicted) Ŷ

c. Kuadratkan kedua variabel baru.

d. Lakukan regresi dengan persamaan:

e2 = a + b Ŷ2 + U:

e. Hitung R2 dan kalikan R2 dengan jumlah sampel (LM = R2 × N).

f. Bandingkan hasil tersebut dengan tabel Chi Square dengan derajat

bebas 1 yaitu sebesar 9,2.


60

g. Apabila R2 × N lebih besar dari 9,2 maka standar error (e)

mengalami heteroskedastisitas. Sebaliknya jika R2 × N lebih kecil dari

9,2 maka standar error (e) tidak mengalami heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan bantuan

progam komputer SPSS 15.0 for windows diperoleh R2 = 0,089 sehingga

diperolah nilai LM = 0,100 × 0,089 = 8,9 dengan demikian nilai LM lebih

kecil dari tabel Chi Square 9,2 yang menunjukkan bahwa standar error (e)

tidak mengalami heteroskedastisitas.

D. Analisis Data

1. Pengujian Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan mengetahui pengaruh brand

characteristic, company caracteristic dan consumer-brand caracteristic

terhadap brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy. Adapun

berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Variabel Coefficient Beta thitung P


(Constant) -0,068 -0,049 0,961
Brand Characteristic 0,195 0,372 4,556 0,000
Company Characteristic 0,245 0,210 2,467 0,015
Consumer Brand Caracteristic 0,597 0,382 5,207 0,000
R2 = 0,584
Fhitung = 45,013
Ftabel = 2,68
ttabel = 1,985
Sumber: Data primer diolah, 2010
61

Dari tabel 4.8 yang merupakan hasil pengujian regresi linier

berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,068 + 0,195X1 + 0,245X2 + 0,597X2

Berdasarkan persamaan regresi diketahui bahwa nilai konstan

untuk persamaan regresi adalah -0,068 dengan parameter negatif. Hal ini

berarti bahwa tanpa adanya brand characteristic, company caracteristic

dan consumer-brand caracteristic, maka brand loyalty pada konsumen

sabun mandi lifeboy akan mengalami penurunan.

Nilai koefisien regresi untuk variabel brand characteristic (X1)

adalah 0,195 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik

brand characteristic, maka brand loyalty pada konsumen sabun mandi

lifeboy akan mengalami peningkatan. Nilai koefisien regresi untuk

variabel company characteristic (X2) adalah 0,245 dengan parameter

positif. Hal ini berarti bahwa dengan semakin baik company

characteristic, maka brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy

akan mengalami peningkatan. Nilai koefisien regresi untuk variabel

consumer brand characteristic (X3) adalah 0,597 dengan parameter positif.

Hal ini berarti bahwa dengan semakin baik consumer brand characteristic,

maka brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy akan mengalami

peningkatan.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa consumer brand

characteristic mempunyai nilai koefieisen beta sebesar 0,382 yang lebih

besar jika dibandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini menunjukkan
62

bahwa consumer brand characteristic lebih dominan berpengaruh

terhadap brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy.

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara

individu. Pengujian regresi digunakan pengujian dua arah (two tailed test)

dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa tingkat keyakinan

adalah sebesar 95%. Adapun hasil uji t adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Ketepatan Parameter Penduga (Uji t)

No Variabel thitung p Keterangan

1. Brand Characteristic 4,556 0,000 Signifikan


2. Company Characteristic 2,467 0,015 Signifikan
3. Consumer Brand Caracteristic 5,207 0,000 Signifikan
Sumber: Data primer diolah, 2010

a. Brand Characteristic (X1)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengolahan data untuk variabel brand

characteristic (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 4,556. Oleh karena nilai

thitung lebih besar dari ttabel (4,556 > 1,985) dengan probabilitas 0,000 <

0,05; maka H0 ditolak berarti H1 diterima, yang berarti bahwa variabel

brand characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty

pada konsumen sabun mandi lifeboy.

b. Company Characteristic (X2)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengolahan data untuk variabel company

characteristic (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,467. Oleh karena nilai

thitung lebih besar dari ttabel (2,467 > 1,985) dengan probabilitas 0,015 <
63

0,05; maka H0 ditolak berarti H1 diterima, yang berarti bahwa variabel

company characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty

pada konsumen sabun mandi lifeboy.

c. Consumer Brand Characteristic (X3)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengolahan data untuk variabel consumer

brand characteristic (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 5,207. Oleh

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,207 > 1,985) dengan

probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0 ditolak berarti H1 diterima, yang

berarti bahwa variabel consumer brand characteristic berpengaruh

signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy.

3. Uji F

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi

secara bersama-sama apakah terdapat pengaruh antara brand

characteristic, company caracteristic dan consumer-brand caracteristic

(variabel bebas) terhadap brand loyalty (variabel terikat), dengan

menggunakan derajat keyakinan 5% diperoleh nilai Ftabel pada df: 3; 96

sebesar 2,68.

Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar

45,013 > 2,68 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak

berarti menerima H1, hal ini berarti bahwa brand characteristic, company

caracteristic dan consumer-brand caracteristic secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen sabun

mandi lifeboy.
64

4. Koefisien Determinasi (R2)

Keofisien determinasi yaitu untuk mengukur proporsi atau

presentasi sumbangan dari seluruh variabel bebas (X) yang terdapat

dalam model regresi terhadap variabel terikat (Y). Hasil perhitungan

untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows, dalam

analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau R2

sebesar 0,584. Hal ini berarti brand loyalty pada konsumen sabun mandi

lifeboy dipengaruhi oleh variasi dari brand characteristic, company

caracteristic dan consumer-brand caracteristic sebesar 58,4%. Sementara

sisanya sebesar 41,6% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut

terobservasi.

E. Pembahasan

Loyalitas pelanggan adalah keadaan yang menunjukkan loyalitas

seorang pelanggan pada suatu obyek tertentu. Obyek tertentu tersebut dapat

berupa merek, produk, atau took. Merek sering menjadi obyek loyalitas bagi

konsuen. Dharmesta (1999) dalam Mawarwati (2005: 1) mengemukakan

bahwa merek dianggap lebih lazim dan lebih banyak menjadi obyek loyal

karena dianggap sebagai identitas produk atau perusahaan yang lebih mudah

dikenali oleh pelanggan. Melalui merek pula ikatan emosional para

perusahaan dengan konsuen dapat terjadi. Menejemen merek yang kuat dapat

meningkatkan loyalitas konsumen karena merek dapat mempengaruhi perilaku

dan sikap konsumen. Perilaku kosumen yang loyal terhadap suatu merek

membawa dampak yang menguntungkan bagi perusahaan, diantaranya


65

perulangan pembelia dan rekomendasi mengenai merek tersebut kepada teman

dan kerabat (Lau dan Lee, 1999). Perlu diketauhi disini bahwa loyalitas

konsumen atau pelanggan dangan loyalitas merek disamakan pengertiannya.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh trust in a brand terhadap

brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy diperoleh persamaan

regresi Y = -0,068 + 0,195X1 + 0,245X2 + 0,597X2. Berdasarkan persamaan

regresi diketahui bahwa nilai konstan untuk persamaan regresi adalah -0,068

dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya brand

characteristic, company caracteristic dan consumer-brand caracteristic, maka

brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy akan mengalami

penurunan.

Nilai koefisien regresi untuk variabel brand characteristic (X1) adalah

0,195 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik brand

characteristic, maka brand loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy akan

mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk variabel

brand characteristic (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 4,556. Oleh karena nilai

thitung lebih besar dari ttabel (4,556 > 1,985) dengan probabilitas 0,000 < 0,05;

maka H0 ditolak berarti H1 diterima, yang berarti bahwa variabel brand

characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen

sabun mandi lifeboy.

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam

menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu

merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum


66

membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek

meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.

Nilai koefisien regresi untuk variabel company characteristic (X2)

adalah 0,245 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa dengan semakin

baik company characteristic, maka brand loyalty pada konsumen sabun mandi

lifeboy akan mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pengolahan data

untuk variabel company characteristic (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,467.

Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,467 > 1,985) dengan probabilitas

0,015 < 0,05; maka H0 ditolak berarti H1 diterima, yang berarti bahwa variabel

company characteristic berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada

konsumen sabun mandi lifeboy.

Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu

produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu

produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi

perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.

Nilai koefisien regresi untuk variabel consumer brand characteristic

(X3) adalah 0,597 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa dengan

semakin baik consumer brand characteristic, maka brand loyalty pada

konsumen sabun mandi lifeboy akan mengalami peningkatan. Berdasarkan

hasil pengolahan data untuk variabel consumer brand characteristic (X3)

diperoleh nilai thitung sebesar 5,207. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel
67

(5,207 > 1,985) dengan probabilitas 0,000 < 0,05; maka H0 ditolak berarti H1

diterima, yang berarti bahwa variabel consumer brand characteristic

berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen sabun mandi

lifeboy.

Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok

yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen – merek

dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi

kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek,

kesukaan terhadap merek, dan pengalaman terhadap merek.

Berdasarkan hasil analisis uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 45,013 >

2,68 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak berarti

menerima H1, hal ini berarti bahwa brand characteristic, company

caracteristic dan consumer-brand caracteristic secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty pada konsumen sabun mandi

lifeboy dengan koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,584 berarti brand

loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy dipengaruhi oleh variasi dari

brand characteristic, company caracteristic dan consumer-brand caracteristic

sebesar 58,4%. Sementara sisanya sebesar 41,6% diterangkan oleh faktor lain

yang tidak ikut terobservasi.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa consumer brand characteristic

mempunyai nilai koefieisen beta sebesar 0,382 yang lebih besar jika

dibandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa


68

consumer brand characteristic lebih dominan berpengaruh terhadap brand

loyalty pada konsumen sabun mandi lifeboy.

Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat

penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada

merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas

dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan

pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten

pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama

meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat

menimbulkan perilaku peralihan.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan

dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian

ulang dari pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas

dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan

dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan

yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya

pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh

lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas

merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik

minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli

produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang

didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk

merespons gerakan pesaing.

You might also like