Professional Documents
Culture Documents
Satuan Acuan Pendidikan Kesehatan Ansietas
Satuan Acuan Pendidikan Kesehatan Ansietas
1. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pembelajaran selama 20 menit, klien dan keluarga mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi kecemasan
Tujuan Khusus :
Klien dan keluarga mampu :
2. Materi
a. Pengertian Kecemasan
b. Tingkat Kecemasan
c. Tanda dan gejala kecemasan
d. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
e. Cara mengatasi kecemasan
f. Cara melakukan perawatan pasien dirumah
3. Strategi pendidikan kesehatan
No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu
Fasilitaror Peserta (klien)
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
7. Referensi
Kurniadi, Rizki. (2012). Penyuluhan kesehatan peran keluarga dalam penanganan
pasien gangguan jiwa.
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/penyuluhan-kesehatan-
peran-keluarga.html. Diunduh pada tanggal 12 Maret 2013 pukul 13.00 WIB
Materi Pendidikan
A. Pengertian kecemasan
Ansietas adalah dimana individu/kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian
atau opini) atau opini dan aktivitas sistem saraf otonom dalam merespon terhadap
ancaman yang tidak jelas, non spesifik (Linda Juall Carpenito, Edisi 8)
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi (Videbeck,
2008).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait dengan
perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan an
ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2006)
B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck,
2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang,
berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau
sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin
b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan
gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan
informasi, tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas
menyendiri, terstimulasi dan senang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-
mandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun,
tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah
menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, waham,
ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil
yang buruk, kaget, takut, lelah
5. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena
itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai. Atau
waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
6. Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan
mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup Anda
yang menyenangkan