You are on page 1of 9

PROFESIONALISME AUDITOR DENGAN PERTIMBANGAN TINGKAT

MATERIALITAS DALAM PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN PADA REKANAN


DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SAMARINDA

Noviani Putri Pramita


Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Email : novianiputri.pramita@yahoo.com

ABSTRAK

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik


perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan akan dipergunakan sebagai dasar pembuat keputusan. Agar
laporan keuangan menjadi alat yang handal dan relavan dalam pembuatan keputusan maka laporan
keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor. Laporan keuangan
yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified, diharapkan dapat memberikan jaminan bahwa
laporan keuangan tersebut bebas salah saji yang material dan sajikan dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Jika Profesionalisme berpengaruh terhadap Tingkat Materialitas maka akan
semakin baik pula kualitas kinerja auditor dalam memeriksa laporan keuangan klien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Profesionalisme
Auditor terhadap Tingkat Materialitas pada Rekanan Dan Kantor Pada Saat Pengauditan Laporan
Keuangan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Dengan
variabel x profesionalisme auditor dan Y adalah tingkat materialitas. Sampel pada penelitian ini
yakni 30 orang Auditor yang bekerja pada Rekanan Dan Kantor Akuntan Publik Di Samarinda.
Yang ditentukan dengan menggunakan metode sampel berdasarkan kemudahan (convenience
sampling).
Dari hasil penlitian ditunjukan bahwa Profesionalisme Auditor secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Tingkat Materialitas pada Rekanan Dan Kantor Akuntan Publik Di
Samarinda. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Kata Kunci : Profesionalisme Auditor, Tingkat Materialitas

1. Pendahuluan Dengan demikian, terdapat dua


kepentingan yang berlawanan dalam situasi
Profesi akuntansi publik diperlukan seperti yang diuraikan di atas. Di satu pihak,
untuk dapat memberikan pendapat atas manajemen perusahaan ingin menyampaikan
kewajaran laporan keuangan agar laporan informasi mengenai pertanggungjawaban
keuangan tersebut tidak memberikan pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar,
informasi yang menyesatkan kepada di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin
masyarakat dan pemakai laporan keuangan. memperoleh informasi yang handal dari
Masyarakat dan pemakai laporan keuangan manajemen perusahaan mengenai
mengharapkan agar auditor dapat pertanggungjawaban terhadap dana yang
memberikan jaminan mutlak mengenai hasil mereka investasikan.
akhir proses audit yaitu laporan auditor.
Menurut Novita Alvina dan I Ketut Menurut (Mulyadi, 2002 : 158) bahwa
Suryanawa (2011:2), Profesionalisme : Materialitas itu sendiri adalah besarnya nilai
menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja yang dihilangkan atau salah saji informasi
sebagai auditor eksternal. Terdapat lima akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang
konsep kunci audit eksternal yaitu melingkupin, dapat mengakibatkan
independen, kegiatan penilaian, diadakan perubahan atau pengaruh terhadap
dalam organisasi, layanan jasa bagi pertimbangan orang yang meletakan
organisasi, serta pengawasan yang menguji kepercayaan terhadap informasi tersebut,
dan menilai pengawasan.Sehubungan dengan karena adanya penghilangan atau salah saji.
lima konsep tersebut, maka auditor internal Penelitian ini berusaha untuk
dituntut untuk mengembangkan kemampuan mengetahui pengaruh profesionalisme auditor
(capability) agar menjadi individu yang sebagai variabel independen dengan variabel
profesional serta diwajibkan untuk dependen yaitu tingkat materialitas dalam
meningkatkan kinerja dan komitmennya proses pengauditan laporan keuangan.
terhadap organisasi dengan didukung dari Responden penelitian ini adalah para
pengalaman selama menjadi auditor internal profesional auditor yang berkerja di Rekanan
agar kepuasan kinerja baik bagi individu dan dan Kantor Akuntan Publik di kota Samarinda
perusahaan dapat tercapai. baik sebagai Partner, Manajer Audit, auditor
Dalam perencanaan audit, auditor Senior, auditor Junior, dll.
antara lain harus mempertimbangkan masalah
penetapan tingkat resiko pengendalian yang Jika profesionalisme auditor
direncanakan dan pertimbangan awal tingkat berpengaruh terhadap tingkat materialitas
materialitas untuk tujuan audit. Pertimbangan maka akan banyak orang yang meletakkan
auditor tentang materialitas adalah suatu kepercayaan pada pemeriksaan dan pendapat
masalah kebijakan professional dan yang diberikan oleh auditor yang berkerja
dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang pada Rekanan dan Kantor Akuntan Publik di
kebutuhan yang beralasan dari laporan Samarinda. Semakin besar profesionalisme
keuangan. Auditor melakukan pertimbangan auditor maka akan semakin baik pula kualitas
awal tingkat materialitas dalam perencanaan kinerja auditor dalam memeriksa laporan keua
auditnya.
Pengertian Kantor Akuntan Publik
Menurut Winda Fridati
menurut Undang-undang (No. 5 Tahun 2011),
(2005:2)Auditor eksternal yang memiliki
Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya
profesionalisme yang tinggi akan
disingkat KAP, adalah badan usaha yang
memberikan kontribusi yang dapat dipercaya
didirikan berdasarkan ketentuan peraturan
oleh para pengambil keputusan. Untuk
perundang-undangan dan mendapatkan izin
memenuhi perannya yang membutuhkan
usaha berdasarkan undang undang ini.
tanggung jawab yang besar, eksternal auditor
harus memiliki wawasan yang luas dan KAP (Kantor Akuntan Publik),
pengalaman yang memadai sebagai auditor merupakan tempat penyediaan berbagai jasa
eksternal. oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat.
Pada saat melaksanakan audit, Suatu kantor akuntan yang sudah cukup besar
eksternal auditor mengacu pada standar yang dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa yang
telah ditetapkan dalam Standar Auditing. diberikan, misalnya: bagian audit, jasa
Salah satu standar yang harus dipenuhi dalam manajemen, perpajakan, serta penelitian dan
pekerjaan audit adalah perencanaan audit. Di pelatihan. Pembagian ini dimaksudkan untuk
dalam perencanaan audit dikatakan bahwa memungkinkan pegawai mengembangkan
auditor antara lain harus mempertimbangkan keahlian mereka ke bagian yang sesuai
berbagai risiko audit dan tingkat materialitas dengan pengetahuan mereka sehingga
awal untuk tujuan audit. memungkinkan pemberian jasa yang lebih
baik bagi klien.
Menurut informasi yang diketahui profesional memandang profesi mereka yang
terdapat Tujuh Rekanan Kantor Akuntan tercermin dalam sikap dan perilaku mereka.
Publik dan Satu kantor Akuntan Publik di Dengan anggapan bahwa sikap dan perilaku
Samarinda. Pada kantor akuntan publik mempunyai hubungan timbal balik.
maksimal terdapat 3 sampai 11 orang auditor
yang berkerja di pada Rekanan kantor Hall R (Syahrir : 2002:7)
Akuntan Publik di Samarinda, jumlah Auditor mengembangkan konsep profesionalisme dari
sangat terbatas. Karena keterbatasan jumlah
level individual yang digunakan untuk
auditor pada Rekanan dan Kantor Akuntan
profesionalisme eksternal auditor, meliputi
Publik yang dan terbatasnya pula jumlah
Akuntan yang berkerja pada Rekanan dan lima dimensi :
Kantor Akuntan Publik di Samarinda, maka
penelitian ini menggunakan jumlah sampel a. Pengabdian pada profesi, yang tercermin
minimum penelitian, yaitu kurang lebih dalam dedikasi profesional melalui
sebanyak 30 orang sebagai pengisi kuisioner. penggunaan pengetahuan dan kecakapan
yang dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi
2. Landasan Teori dari penyerahan diri secara total terhadap
pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai
2.1 Profesionalisme Auditor tujuan hidup dan bukan sekedar sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan
Menurut Herawaty dan Susanto
diri secara total merupakan komitmen
(2009:3), profesi dan profesionalisme dapat
pribadi, dan sebagai kompensasi utama
dibedakan secara konseptual : Profesi
yang diharapkan adalah kepuasan rohaniah
merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi
dan kemudian kepuasan material.
beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme
merupakan suatu atribut individual yang b. Kewajiban sosial, yaitu pandangan tentang
penting tanpa melihat suatu pekerjaan pentingnya peran profesi serta manfaat
merupakan suatu profesi atau tidak. yang diperoleh baik oleh masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa ataupun oleh profesional karena adanya
Indonesia yang dikutip oleh Badudu dan pekerjaan tersebut.
Sutan, (2001:848) sebagai berikut : Profesi
adalah pekerjaan dimana dari pekerjaan c. Kemandirian, yaitu suatu pandangan
tersebut diperoleh nafkah untuk hidup, bahwa seorang profesional harus mampu
sedangkan profesionalisme dapat diartikan membuat keputusan sendiri tanpa tekanan
bersifat profesi atau memiliki keahlian dan dari pihak yang lain.
keterampilan karena pendidikan dan latihan.
Menurut William F, Messier, Jr, d. Keyakinan terhadap peraturan profesi,
Glover, Steven M. Prawitt dan Douglas F. yaitu suatu keyakinan bahwa yang
Prawitt yang diterjemahkan oleh Nuri berwenang untuk menilai pekerjaan
Hinduan (2005:375), ³GLGHILQLVLNDQ VHFDUD profesional adalah rekan sesama profesi,
luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau dan bukan pihak luar yang tidak
kualitas yang membentuk karakter atau mempunyai kompentensi dalam bidang
memberi ciri suatu profesi atau orang-orang ilmu dan pekerjaan mereka.
SURIHVLRQDO´ e. Hubungan dengan sesama profesi, berarti
Seorang profesional dipercaya dan menggunakan ikatan profesi sebagai
dapat diandalkan dalam melaksanakan acuan, termasuk organisasi formal dan
pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, kelompok-kelompok kolega informal
baik dan mendatangkan hasil yang sebagai sumber ide utama pekerjaan.
diharapkan. Dalam penelitian ini konsep Melalui ikatan profesi ini para profesional
profesionalisme yang digunakan adalah membangun kesadaran profesinya.
konsep untuk mengukur bagaimana para
Seseorang yang profesional lebih baik banyak bahan bukti yang harus
mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dikumpulkan daripada jumlah yang tinggi
karena diasumsikan bahwa seorang tetapi sedikit pengumpulan bahan bukti.
profesional memiliki kepintaran, pengetahuan
dan pengalaman untuk memahami dampak Peran konsep materialitas
aktifitas yang dilakukan. Konsep mempengaruhi kuantitas dan kualitas
profesionalisme auditor menjadi hal yang informasi akuntansi yang diperlukan auditor
penting karena auditor merupakan aset dalam membuat keputusan yang berkaitan
penting KAP (Kantor Akuntan Publik) dengan bukti. Konsep materialitas
dimana auditor itu berkerja sebagai indikator menyatakan bahwa tidak semua informasi
keberhasilan KAP. Diharapkan auditor yang keuangan diperlukan atau tidak semua
mempunyai profesionalisme yang sangat informasi keuangan seharusnya
tinggi akan mampu memberikan konstribusi dikomunikasikan dalam laporan akuntansi,
yang baik bagi KAP (Kantor Akuntan Publik) hanya informasi material yang seharusnya
dan memberikan pelayanan yang optimal bagi disajikan. informasi yang tidak material
kliennya. seharusnya diabaikan atau dihilangkan.
Hal tersebut dianalogikan Hastuti
2.2 Materialitas ³EDKZD NRQVHS PDWHULDOLWDV MXJD
tidak memandang secara lengkap terhadap
Materialitas merupakan konsep sangat semua kesalahan, hanya kesalahan yang
penting dalam akuntansi dan auditing. Konsep mempunyai pengaruh material yang wajib
materialitas dalam audit mendasari penerapan GLSHUEDLNL´
Standar Auditing. Menurut Yendrawati
³.RQVHS PDWHULDOLWDV GDODP DXGLW Menurut Standar Profesional Akuntan
mendasari penerapan Standar Auditing, Publik SPAP (SA seksi 312) : Materialitas
terutama Standar Pekerjaan Lapangan dan merupakan besarnya informasi akuntansi
6WDQGDU 3HODSRUDQ´ yang apabila terjadi penghilangan atau salah
saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
Menurut Mulyadi (2010:158) bahwa dapat mengubah atau mempengaruhi
materialitas adalah : Besarnya nilai yang pertimbangan orang yang meletakan
dihilangkan atau salah saji informasi kepercayaan terhadap informasi tersebut.
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang Pertimbangan materialitas pada
melingkupinya, dapat mengakibatkan tingkat ini auditor harus juga
perubahan atau pengaruh terhadap mempertimbangkan dengan materialitas pada
pertimbangan orang yang meletakan tingkat laporan keuangan karena salah saji
kepercayaan terhadap informasi tersebut, yang mungkin tidak material secara individu
karena adanya penghilangan atau salah saji. dapat bersifat material terhadap laporan
keuangan bila digabungkan dengan saldo
Menurut Halim (2003:122), akun yang lain.
materialias adalah Besarnya salah saji yang
dapat mempengaruhi keputusan pemakai Menurut (Mulyadi 2002:159) :
informasi. Pertimbangan auditor mengenai ´3HUWLPEDQJDQ PDterialitas pada saat
materialitas merupakan pertimbangan perencanaan audit mungkin berbeda dengan
profesionalisme dan dipengaruhi oleh pertimbangan materialitas pada saat evaluasi
persepsi dari auditor sendiri. laporan keuangan karena, keadaan yang
berubah, dan adanya informasi tambahan
Tujuan dari penerapan materialitas VHODPD SURVHV DXGLW´
menurut Ariffudin (2002:6) adalah : Untuk
membantu auditor merencanakan Pertimbangan materialitas diperlukan
pengumpulan bahan bukti yang cukup. Jika dalam menentukan jumlah bukti yang harus
auditor menetapkan jumlah yang rendah, dikumpulkan atau kecukupan bukti,
bagaimana bukti itu akan diperoleh dan 3.3 Populasi dan Sampel
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
bukti tersebut. Kecukupan bukti audit 1. Populasi
digunakan sebagai dasar yang layak untuk
Populasi penelitian ini adalah akuntan
menyatakan pendapat auditor atas laporan
atau lulusan jurusan akuntansi yang berkerja
keungan yang diaudit. Dalam memberikan
pada Rekanan dan Kantor Akuntan Publik
pendapatnya, auditor tidak memeriksa semua
(KAP) yang berada di Kota Samarinda, yang
transaksi yang terjadi dalam tahun yang
berjumlah 30 orang auditor.
diaudit dan tidak dapat menentukan apakah
semua transaksi yang terjadi telah dicatat, Tabel Daftar Rekanan Dan Kantor
diringkas, digolongkan, dan dikomplikasi Akuntan Publik di Samarinda
secara semestinya ke dalam laporan
keuangan. No Nama Rekanan dan Kantor
Akuntan Publik di
3. Metodeologi Penelitian Samarinda

Jenis penelitian yang akan digunakan 1. Sardjono Budi Sudharnoto dan


dalam rangka penulisan skripsi ini adalah rekan
penelitian kuantitatif merupakan jenis
penelitian yang analisisnya secara umum 2. Suroso Sapoetro dan rekan
memakai analisiss statistik. Karenanya dalam
3. Antonius Silamba dan rekan
penelitian kuantitatif pengukuran terhadap
gejala yang diamati menjadipenting, sehingga 4. Cabang Drs. Ferdinand dan
pengumpulan data dilakukan dengan rekan
menggunakan daftar pertanyaan berstruktur
(angket) yang disusun berdasarkan 5. Rekanan Kantor Akuntan
pengukuran terhadap variabel yang diteliti Hakim Murni dan rekan
yang kemudian meghasilkan data kuantitatif.
6. Masyur Sain dan Rekan
3.1 Rincian Data Yang Diperlukan
7. Rekanan Dominggus
Sesuai dengan maksud dan tujuan
8. KAP Thoufan dan Rosyid
penulisan ini maka data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah data penelitian 2. Sampel
berupa kusioner yang di isi oleh reponden
yaitu auditor. Sampel pada penlitian ini yakni 30
orang auditor yang berkerja pada Rekanan dan
3.2 Jangkauan Penelitian Kantor Akuntan Publik di Samarinda.
Untuk mendapatkan data yang Dalam penelitian ini digunakan
diperlukan dalam penulisan penelitian ini, sampel dari semua populasi.
maka penulis mengadakan penelitian pada
Rekanan dan Kantor Akuntan Publik yang
bertempat di Samarinda, penelitian ini
membahas dan memfokuskan pada masalah 3.4Alat Analisis
pengaruh profesionalisme auditor terhadap
1. Alat Analisis
tingkat materialitas dalam pengauditan
laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan Metode analisis data yang digunakan
pada tahun 2016. mdel analisis Regresi Linear Sederhana
dengan menggunakan aplikasi sofware
statistical program for social science (SPSS) Materialitas 0 0 1 12 17 30
Versi 22. Dan pengujian data menggunakan : 0 0 8 14 8 30

0 0 4 16 10 30
1. Uji Validitas dan Reabilitas,
0 0 2 20 8 30
2. Uji asumsi klasik,
3. Uji regresi linear Sederhana. 0 2 7 12 9 30

0 3 3 14 10 30
4. Hasil Dan Pembahasan 2 0 2 20 8 30

4.1Hasil Tabulasi Tanggapan Responden


Hasil dari tanggapan responden 0 0 6 12 17 30
variabel independen profesionalisme auditor 0 9 4 12 17 30
(X) dan Tingkat Materialitas (Y).
0 0 6 11 13 30
Tabel 1 Tabulasi Tanggapan Responden
Variabel Independen
Profesionalisme Auditor (X) Sumber : Rekanan dan Kantor Akuntan
Publik Di Samarinda
Indikator Alternatif Total
Jawaban frekuensi
1 2 3 4 5 Penelitian ini bertujuan untuk
Pengabdian 0 2 7 12 9 30 mengetahui pengaruh dari profesionalisme
pada Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
profesi 0 2 7 12 9 30
Materialitas Dalam Pengauditan Laporan
0 5 9 8 8 30 Keuangan Pada Rekanana dan Kantor
Akuntan Publik Di Samarinda secara
Kewajiban 0 1 5 10 14 30
Sosial parsial/terpisah. Perhitungan analisis
0 0 4 16 10 30
membuktikan bahwa Profesionalisme Auditor
0 0 4 16 10 30 berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Materialitas Pada Rekanan dan Kantor
Kemandiria 0 0 4 16 10 30
n
Akuntan Publik Di Samarinda.
0 0 4 16 10 30 a. Nilai signifikan sebesar 0,000 menandakan
Keyakina 0 0 4 16 10 30 bahwa tepat atau tidak tepatnya Tingkat
n terhadap
profesi 0 0 4 16 10 30
Materialitas sangat dipengaruhi oleh
variabel bebas dalam penelitian ini.
hubungan 0 0 4 16 10 30 Berdasarkan perhitungan analisis linear
dengan sederhana, didapatkan nilai R sebesar
sesama 0 0 4 16 10 30
profesi 0,644 yang bermakna bahwa terjadinya
pengaruh yang kuat antara Profesionalisme
Sumber : Rekanan dan Kantor Akuntan Auditor terhadap Tingkat Materialitas
Publik Di Samarinda Dalam Pengauditan Pada Rekanan dan
Kantor Akuntan Publik Di Samarinda.
Tabel 2 Tabulasi Responden Variabel Dengan begitu pada saat mengaudit
Dependen Tingkat laporan keuangan sebaiknya
Materialitas (Y) prrofesionalisme auditor sangat
diperlukan, agar auditor lebih tepat lagi
Indikator Alternatif Total
Frekuensi
dalam mempertimbangkan tingkat
Jawaban
1 2 3 4 5 materialitas suatu laporan keuangan.
b. Pengaruh yang signifikan antara variabel Berdasarkan penelitian yang telah
bebas terhadap variabel tergantung juga peneliti lakukan maka dapat diperoleh
terjadi secara parsial/terpisah. Nilai kesimpulan sebagai berikut :
signifikansi < 0,05 (0,000) bermakna a. Hasil dari perhitungan persamaan regresi
bahwa Profesionalisme Auditor yang dihasilkan menunjukkan terdapat
berpengaruh terhadap Tingkat hubungan yang signifikan variabel
Materialitas. Variabel Profesionalisme Profesionalisme auditor terhadap Tingkat
Auditor (X) mempunyai pengaruh yang Materialitas Pada Rekanan dan Kantor
paling besar terhadap Tingkat Materialitas Akuntan Publik di Samarinda.
(Y) yang dilihat dari uji t. Profesionalisme
Auditor merupakan hal dasar yang b. Dari hasil perhitungan uji t (Parsial)
mempengaruhi Tingkat Materialitas pada didapatkan hasil bahwa variabel
saat pengauditan laporan keuangan Pada independen Profesionalisme Auditor
Rekanan dan Kantor Akuntan Publik Di berpengaruh terhadap Tingkat Materialitas
Samarinda. pada Rekanan dan Kantor Akuntan Publik
c. .RHILVLHQ UHJUHVL VHEHVDU SDGD Di Samarinda sehingga hipotesis diterima.
variabel (X) Semakin Profesionalisme
c. Hubungan antara variabel Profesionalisme
Auditor maka akan semakin tepat pula
Auditor terhadap Tingkat Materialitas
dalam mempertimbangkan Tingkat
cukup kuat hubungannya. Variabel bebas
Materialitas. Hal ini berarti
tersebut mampu menerangkan
Profesionalisme Auditor berpengaruh
Profesionalisme Auditor sebesar 64.4%
positif terhadap Tingkat Materialitas
sedangkan sisanya sebesar 35.6%
Dalam Pengauditan Laporan Keuangan.
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
d. Koefisien korelasi adalah 0,803 atau 80,3%
termasuk dalam penelitian ini. Sehingga
yang dapat diartikan terdapat hubungan
menunjukkan bahwa semakin
parsial yang sangat kuat antara kedua
profesionalisme seorang auditor maka
variabel ini.
akan semakin tepat pertimbangan auditor
e. Pertimbangan Tingkat Materialitas
terhadap materialitas dalam pengauditan
sebaiknya Auditor harus menggunakan
laporan keuangan.
profesionalismenya pada saat pengauditan
laporan keuangan klien. Sehingga dalam d. Dari hasil uji korelasi parsial terlihat nilai
Mempertimbangan Tingkat Materialitas korelasi parsial variabel Profesionalisme
akan semakin tepat karna menggunakan Auditor yang paling besar dibandingkan
Profesionalisme. variabel diluar penelitian ini. sehingga
f. Analisis determinasi dalam regresi linear variabel Profesionalisme Auditor
sederhana untuk nilai R2 atau R square merupakan variabel yang paling dominan
memperoleh nilai sebesar 0,644 yang berpengaruh terhadap variabel
artinya variabel Profesionalisme Auditor Pertimbangan Tingkat Materialitas
memberikan sumbangan terhadap sehingga hipotesis diterima.
Pertimbangan Tingkat Materialitas sebesar
64.4% Mengingat R Square hanya sebesar
64,4% itu berarti masih ada variabel lain 6. Saran
yang belum diteliti yaitu 35,6% yang
mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Peneliti mengajukan beberapa saran
Materialitas. Dengan demikian sebagai pertimbangan untuk berbagai pihak
berdasarkan hasil analisis yang telah agar peneliti selanjutnya lebih baik lagi atau
diperoleh, maka hipotesis di terima. pihak lain. Adapun saran dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
5. Kesimpulan a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
dengan tema yang sama, agar dapat
menambahkan variabel-variabel lain untuk
mendapatkan hasil penelitian baru yang +DOLP $EGXO ³Auditing, Edisi Ketiga
lebih baik lagi. (Dasar-Dasar Audit Laporan
b. Peneliti juga harus menambah jumlah Keuangan Jilid 1 ´ XQLW SHQHUELW GDQ
sampel dalam penelitian selanjutnya untuk percetakan akademi manajemen
dapat lebih mempresentasikan populasi. perusahaan YKPN, Jakarta.
c. Profesionalisme merupakan kualitas diri
yang harus dipertahankan oleh auditor Herawaty Arleen dan Susanto Yulius Kunia,
terutama dalam melakukan pekerjaannya 2009. Pengaruh Profesionalisme,
yang berhubungan dengan pertimbangan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
profesional. Untuk dapat selalu menjaga dan Etika Profesi Terhadap
profesionalisme. Auditor perlu Pertimbangan Tingkat Materialitas
pengembangan kualitas atau potensi diri Akuntan Publik. Dalam Jurnal
secara emosional maupun spiritual dengan Akuntansi Dan Keuangan.
melakukan pelatihan maupun keteladanan.
J.S Badudu, Sultan Muhammad Zain, 2001.
d. Dalam rangka meningkatkan kualitas jasa
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
audit, dalam hal ini pertimbangan
Penerbit Pustaka Sinar Harapan,
materialitas maka auditor sebaiknya selalu
Jakarta.
mengikuti perkembangan peraturan,
hukum maupun kasus ± kasus yang terjadi Messier, 2005, William F, Jr. Steven M.
di dalam atau di luar negeri. Glover, Assurance Service, buku satu
(Edisi Empat), (Alih bahasa Nuri
Hinduan), Salemba empat, Jakarta.
Daftar Pustaka
Mulyadi, 2010. Auditing, Edisi Enam,
Alvina, Novita dan I Ketut Suryanawa 2011. Cetakan Ketujuh, Salemba Empat,
Analisis Hubungan Antara Jakarta.
Profesionalisme Auditor Dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas , 2002. Auditing, Buku Dua Edisi Ke
Dalam Proses Pengauditan Laporan Enam. Salemba Empat, Jakarta.
Keuangan (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik Di Bali. Universitas Syahrir, 2002. Analisis Hubungan Antara
Udayana. Profesional Akuntan Publik Dengan
Kinerja, Kepuasan Kerja, Komitmen,
Arifuddin, Sri Anik dan Yusni Wahyuddin, dan Keinginan Berpindah, Tesis S2,
³$QDOLVLV 3HQJDUXK .RPLWPHQ Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah
Organisasi dan Keterlibatan Kerja Mada, Yogyakarta.
Terhadap Hubungan Antara Etika
Kerja Islam Dengan Sikap Terhadap Theresia Dwi Hastuti, Stefani Lily I, dan
Perubahan Organisasi (Studi Empiris Clara Susilawati, 2003. Hubungan
Terhadap Dosen Akuntansi Pada Antara Profesionalisme Auditor
Perguruan Tinggi Islam Swasta DenganPertimbangan Tingkat
0DODQJ 'DQ 0DNDVDU ´ 3URVLGLQJ Materialitas Dalam Proses
SNA V. Semarang. Pengauditan Laporan
Keuangan.Simposium Nasional
Fridati, Winda, 2005. Analisis Antara Akuntansi VI, Jakarta.
Profesionalisme Auditor Dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas UU No.5 Tahun 2011. Tentang Akuntan
Dalam Proses Pengauditan Laporan Publik.
Keuangan. Universitas Islam Yendrawati Reni, 2008. Analisis Hubungan
Indonesia. Yogyakarta. Antara Profesionalisme Auditor
Dengan Pertimbangan Tingkat
Materialitas Dalam Proses
Pengauditan Laporan Keuangan.
Dalam Jurnal Penelitian &
Pengabdian dppm.uii.ac.id.

You might also like