Professional Documents
Culture Documents
Hasil Nayang
Hasil Nayang
PENDAHULUAN
1
2
karna ini merupakan bagian penting dalam permainan bola tangan, yang
bertujuan untuk mencetak angka dan memasukan bola ke arah gawang lawan.
Kemampuan suatu regu dalam melakukan tembakan atau shooting akan
menentukan hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Ada beberapa
teknik menembak dalam permainan bola tangan seperti yang dikemukakan
oleh Agus Mahendra (2000), sebagai berikut : 1) the flying shoot; 2) the jump
shoot; 3) the dive shoot; 4) the fall shoot; 5) the side shoot; 6) the standing
throw shoot; 7) the reserve shoot.
Dalam permainan bola tangan pemain bisa menggunakan salah satu
teknik permainan di atas misal teknik standing throw shoot (tembakan
berdiri) dimaksud dengan standing throw shoot atau tembakan berdiri adalah
shooting dasar dalam permainan bola tangan. Tembakan ini biasa digunakan
untuk tembakan penalti dan merupakan dasar dari teknik shooting.
Di dalam permainan bola tangan setiap pemain harus memiliki tingkat
kemampuan mencetak gol atau melempar yang di atas rata-rata, Hal tersebut
karena setiap pemain dalam permainan bola tangan memiliki peluang untuk
mencetak gol atau melakukan tembakan yang sama. Beberapa faktor
pendukung dalam melakukan shooting yaitu fisik dan teknik, kedua faktor ini
menjadi faktor yang sangat dibutuhkan. Untuk memaksimalkan kemampuan
shooting harus dibekali dengan kemampuan fisik dan teknik yang baik,
pengetahuan akan fisik dan teknik yang menunjang dalam kemampuan
shooting sangat diperlukan.
Seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
baik. Shooting tersebut membutuhkan kemampuan kecepatan, kekuatan otot
lengan, kelentukan, power, ketepatan dan koordinasi. Maka dengan adanya
komponen kondisi fisik power otot lengan sangat berpengaruh dalam
melakukan standing throw shoot.
Menurut Irawadi (2011), mengemukakan bahwa daya ledak otot (power)
sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh atau bagian-
bagiannya secara kuat dan kecepatan tinggi. Wujud nyata dari daya ledak otot
tergambar dalam kemampuan seseorang seperti, kekuatan atau ketinggian
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, apakah ada hubungan antara power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot
permainan bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shooting nya bola.
2. The dive shoot (menembak pada saat melompat ke depan)
Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal
tembakan ini membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan
bertumpuh di kedua kaki kemudian menembakkan bola dengan posisi
condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua telapak tangan
menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
sembilan puluh derajat, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai
sambil kedua tangan mendorong ke atas menjauhi lantai.
3. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping atau
kedepan)
Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari
shooting bola disamping telinga kemudian melompat ke depan sambil
menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan posisi terlentang.
4. The side shoot (menembak dari samping badan)
Tembakan dari samping dengan membuka tangan dan kaki lebar
sambil badan dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan kanan,
dengan sedikit kaki kanan diangkat dan dibungkukkan bola di shoot
dengan keras dari samping setinggi paha.
5. The reverse shoot (menembak membalik/memutar)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membelaka
ngi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua tangan kalau
shoot dengan tangan kanan, maka posisi tangan kiri bedara di bawah bola
sebagai penyeimbang, dan tangan kanan memegang bola lewat samping
dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke belakang
bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil membalikkan
tubuh.
6. The flying shoot (menembak pada saat melayang)
Tembakan dengan posisi tubuh seolah-olah terbang (melayang) di
muali dengan berlari, bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat dan
12
Gambar: 2.2
Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto, 2007)
Gambar: 2.3
Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)
Perlu di ingat bahwa arah pantulan bola akan tergantung pada arah
dating dari bola itu ke lantai cepat atau lambannya pegerakan bola
berasal dari kuat atau lemahnya seorang menggiring bola tersebut.
c) Menembak atau (shooting) merupakan salah satu teknik terpenting
dalam permainan bola tangan karena dengan teknik shooting peluang
untuk dapat mencetak gol sangat besar. Beberapa teknik shooting yang
ada ialah flying shoot, standing throw shoot, jump shoot, dan fall
shoot setiap regu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukan
bola ke gawang sebanyak-banyaknya agar kemenangan dapat di raih
Gol dapat diciptakan menggunakan taktik pola penyerangan,
sedangkan untuk mencegah terjadinya gol digunakan taktik pola
pertahanan
2. Kecepatan (Agility)
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat
diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan
anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. dalam aktivitas olahraga,
unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai
hasil optimal. Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001), adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-
turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir Ateng (1997), menyatakan
bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang
sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana dkk (2011),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau
bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh
tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pada
beberapa pendapat tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen
kondisi fisik yang diperlukan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut
atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak
tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
3. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan merupakan sebuah gerakan yang menuju sebuah sasaran
yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran. Latihan ketepatan bisa dilakukan
dengan gerakan melempar bola medicine dan juga melompat dengan tangan
yang meraih sasaran yang digantung. Ketepatan merupakan kemampuan
mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada objek yang dikehendaki. Menurut
Poerwadarminto (1979), menyatakan bahwa tepat adalah betul atau lurus
arahnya dan jurusannya. Dalam konteks olahraga Suharno 1980
mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
20
pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif.
Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhui keberhasilan shooting.
5. Kelenturan (Flexibility)
Berbicara mengenai kelenturan biasanya mengacuh pada ruang gerak
sendi atau sendi-sendi tubuh.lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi-sendinya, jadi kelenturan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalamruang gerak sendi.disamping itu kelenturan
juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendon dan ligament. Factor suhu
tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi luasnya ruang gerak. Kelentukan
merupakan efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan
sangat di perlukan sekali hampir di semua cabang olahraga yang banyak
menuntut banyak ruang gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa
nomor atletik, permainan-permainan dengan bola, anggar, gulat, dan
sebagainya Harsono (1988).
Menurut Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa kelentukan yaitu
luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih lanjut
Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa ada dua macam kelentukan, yaitu
kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis ditentukan
oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian atau beberapa
persendian.sedangkan kelentukan dinamis adalah kemampuan seseorang
dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi.
Menurut Sukadiyanto (2005) secara garis besar faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kelentukan seseorang antara lain
adalah: elastisitas otot, tendon dan ligament, susunan tulang, bentuk persendia
suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioretme.
22
D. Kerangka Berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
latihan yang baik dan benar. Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu usaha,
dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola tangan.
Teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya sumbangan
power otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang membuat
hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan power otot lengan mempunyai
hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan. Tanpa memiliki
kekuatan power otot lengan yang baik, maka seorang atlet tidak akan
mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula. Power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
melakukan suatu pukulan. Dengan memiliki daya yang lebih besar, akan lebih
menguntungkan pada saat akan melakukan shooting. berdasarkan uraian di
atas maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola tangan
memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk menghasilkan
lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.
23
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan
kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 Universitas Halu
Oleo.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
X Y
Keterangan :
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan melakukan standing throw shoot
= Hubungan
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot lengan (X)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan shooting dalam
permainan bola tangan (Y)
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus). Uji
linier dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS
21 dengan menggunankan bantuan table ANOVA Table. Adapun kriteria
pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih besar dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat adalah
linear.
2) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih kecil dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat tidak
linear.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan sistem
komputer program SPSS 21 dengan bantuan tabel Correlations. Adapun
kriteria pengujian adalah adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan
variable terikat.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas
dengan variable terikat Untuk mengetahui tingkat korelasi antara
kedua variabel maka digunakan peta korelasi menurut M. Ali (1985),
sebagai berikut :
a) 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah
b) 0,21 – 0,40 = korelasi rendah
c) 0,41 – 0,60 = korelasi sedang
d) 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi
e) 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Data Variabel Penelitian
Hasil uji deskriptif yang dimaksud adalah rata-rata dan standar
deviasi dari tiap variabel penelitian. Data deskriptif dapat dilihat pada
lampiran dari tiap variabel penelitian. Data uji deskriptif variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel berikt ini:
4.1 Hasil Deskriptif Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan
Standing Throw Shoot (Y)
Statistics
Power Otot Standing throw
Lengan Shoot
Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92
31
Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Kumulatif Relatif %
1 5,9 – 6,2 0 0 0
6 3,4 – 4,2 3 30 10
Jumlah 30 100 %
32
2 3,6 -3,9 0 9 0
3 3,2 – 3,5 0 9 0
5 2,4 – 2,7 0 23 0
6 2 – 2,3 7 30 23,33
Jumlah 30 100%
5. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2,4-2,7
dalam melakukan standing throw shoot
6. Ada 7 orang mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2-2,3 dalam
melakukan standing throw shoot
Secara grafik, frekuensi data kemampuan standing throw
shoot yang ditunjukan pada gambar 4.2 dapat dilihat pada histogram
berikut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil
penelitian yang diperoleh dan telah di kemukakan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa power otot lengan memiliki hubungan yang
tidak signifikan dengan kemampuan standing throw shoot pada
permainan bola tangan dimana rxy = 0,387 dengan nilai signifikan
0,35>0,05 dengan koefisien determinasi = 0,150. Standing throw shoot
berkontribusi terhadap kemampuan power otot lengan pada permainan
bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 Universitas Halu Oleo sebesar 15 %. Dalam peta korelasi
nilai 0,150 berada dalam kategori sangat rendah, dengan hasil statistik
diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik power otot lengan maka
akan semakin baik kemampuan Standing throw shoot dalam permainan
bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
B. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut.
1. Disarankan kepada para pelatih kiranya dalam melatih atlet
memperhatikan unsur biomotorik power otot lengan khususnya dalam
melatih teknik dasar shooting.
2. Disrankan kepada guru/dosen olahraga agar senantiasa dalam
pembelajaran bola tangan khususnya teknik standing throw shoot
memperbanyak gerakan tambahan pada lengan untuk meningkatkan
power otot lengan yang berimplikasi pada hasil belajar yang optimal
3. Disarankan kepada peneliti lain yang relevan kiranya dapat meneliti lebih
jauh dengan melibatkan variabel-variabel lain yang berperan dalam
melakukan teknik shooting pada permainan bola tangan.
DAFTAR FUSTAKA
41
Widiastuti, (2011), Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta: PTBumi Timur Jaya
Wilmore, 1988, Training for Sport and Activity The Physiological Basis of
The ConditioningProcess,Third Edition, C Brown Publishers.
Lampiran 1:
Data Hasil Tes Kemampuan Power Otot Lengan (X)
43
Lampiran 2:
Data Hasil Tes Standing Throw Shoot (Y)
44
I II I II I II
1 0 2 0 3 2 0
2 3 1 3 2 0 3
3 0 1 2 2 0 2
4 1 3 2 2 2 0
5 4 3 2 4 0 1
6 3 3 3 1 2 0
7 2 2 1 2 2 2
8 0 3 1 4 0 2
9 1 2 4 3 3 0
10 3 0 0 3 0 3
11 3 3 0 3 1 0
12 1 4 4 2 0 1
13 0 2 3 0 0 3
14 3 4 2 1 1 0
15 0 3 3 2 0 1
16 3 1 4 2 1 3
17 3 1 3 2 1 3
18 2 2 2 0 0 0
19 4 2 1 0 2 0
20 0 2 2 2 0 0
21 0 3 1 0 2 2
22 4 3 4 3 1 4
23 0 3 1 1 0 0
24 3 3 2 3 0 2
25 3 4 3 4 4 0
26 3 0 3 1 3 1
27 2 4 1 4 3 3
28 3 0 3 1 3 2
29 4 4 3 3 3 3
30 1 3 1 4 3 3
Lampiran 3:
Data Power Otot Lengan (X) dan Standing Throw Shoot (Y)
No X Y
46
1 4,3 3
2 4,5 3
3 5,2 2
4 4,95 3
5 5,6 4
6 4,9 3
7 4,5 2
8 4 4
9 4,3 4
10 4,5 3
11 4,3 3
12 4,7 4
13 4,9 3
14 4,5 4
15 5,2 3
16 5 4
17 4,9 3
18 5 2
19 4,8 4
20 4,9 2
21 5 3
22 3,9 4
47
23 4,5 3
24 4,9 3
25 5,2 4
26 5 3
27 5 4
28 4 3
29 4,5 4
30 5,2 3
Lampiran 4:
Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92
Lampiran 5:
Perhitungan Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan dan Standing
Throw Shoot
49
ANOVA Table
51
Total 15,867 29
Measures of Association
R R Squared Eta Eta
Squared
Standing Throw Shoot * ,387 ,150 ,582 ,338
Power Otot Lengan
Correlations
52
X Y
Pearson 1 ,387*
Power Otot Correlation
Lengan Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
Pearson ,387* 1
Standing throw Correlation
shoot Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dokumentasi Penelitian
53
Gambar 1. Berdoa
z
57