You are on page 1of 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang melibatkan fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, dan
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat,
aktif, sifat sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya yang
mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, efektif, dan
fsikomotor melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani membantu
meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani serta keterampilan, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, pendidikan jasmani
tidak terfokus pada aspek motorik saja namun terdapat aspek kognitif
(pengetahuan) dan afektif (sikap).
Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah
gaya hidup bagi sebagian orang bahkan untuk sebagian orang yang lain
olahraga menjadi sebuah kebutuhan dalam hidupnya.
Dalam dunia olahraga banyak terjadi perkembangan, dengan seiring
perkembangan itu banyak ditemukan berbagai cabang olahraga, salah satunya
cabang olahraga bola tangan (hand ball). Olahraga bola tangan dikanca dunia
sudah sangat dikenal sedangkan di indonesia sendiri masih tergolong asing di
telinga sebagian masyarakat. Olahraga ini memiliki usia paling tua bahkan
jauh sebelum olahraga bola kaki ditemukan dan berkembang cukup pesat.
Dalam permainan bola tangan ada beberapa teknik yang perlu dipelajari,
yaitu passing, dribbling, dan shooting. Shooting merupakan salah satu teknik
dasar yang harus dikuasai dengan sangat baik oleh setiap pemain bola tangan

1
2

karna ini merupakan bagian penting dalam permainan bola tangan, yang
bertujuan untuk mencetak angka dan memasukan bola ke arah gawang lawan.
Kemampuan suatu regu dalam melakukan tembakan atau shooting akan
menentukan hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Ada beberapa
teknik menembak dalam permainan bola tangan seperti yang dikemukakan
oleh Agus Mahendra (2000), sebagai berikut : 1) the flying shoot; 2) the jump
shoot; 3) the dive shoot; 4) the fall shoot; 5) the side shoot; 6) the standing
throw shoot; 7) the reserve shoot.
Dalam permainan bola tangan pemain bisa menggunakan salah satu
teknik permainan di atas misal teknik standing throw shoot (tembakan
berdiri) dimaksud dengan standing throw shoot atau tembakan berdiri adalah
shooting dasar dalam permainan bola tangan. Tembakan ini biasa digunakan
untuk tembakan penalti dan merupakan dasar dari teknik shooting.
Di dalam permainan bola tangan setiap pemain harus memiliki tingkat
kemampuan mencetak gol atau melempar yang di atas rata-rata, Hal tersebut
karena setiap pemain dalam permainan bola tangan memiliki peluang untuk
mencetak gol atau melakukan tembakan yang sama. Beberapa faktor
pendukung dalam melakukan shooting yaitu fisik dan teknik, kedua faktor ini
menjadi faktor yang sangat dibutuhkan. Untuk memaksimalkan kemampuan
shooting harus dibekali dengan kemampuan fisik dan teknik yang baik,
pengetahuan akan fisik dan teknik yang menunjang dalam kemampuan
shooting sangat diperlukan.
Seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
baik. Shooting tersebut membutuhkan kemampuan kecepatan, kekuatan otot
lengan, kelentukan, power, ketepatan dan koordinasi. Maka dengan adanya
komponen kondisi fisik power otot lengan sangat berpengaruh dalam
melakukan standing throw shoot.
Menurut Irawadi (2011), mengemukakan bahwa daya ledak otot (power)
sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh atau bagian-
bagiannya secara kuat dan kecepatan tinggi. Wujud nyata dari daya ledak otot
tergambar dalam kemampuan seseorang seperti, kekuatan atau ketinggian
3

loncatan, kekuatan tendangan, kekuatan lemparan, kekuatan dorongan, dan


kekuatan tendangan. Sedangkan menurut Ismaryati (2008), menyatakan
bahwa power terdiri dari dua yaitu power siklis dan asiklis, pembedaan jenis
ini dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atau keterampilan gerak. Dalam
kegiatan olahraga power tersebut dapat dikenali dari perannya pada suatu
cabang olahraga.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh peneliti dalam melakukan
standing throw shoot pada permainan bola tangan, sejauh mana keterkaitan
dengan kemampuan power otot lengan perlu diadakannya pembuktian secara
ilmiah, dan untuk memudahkan pelaksanaan penelitian tersebut maka penulis
menetapkan seluruh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 sebagai objek penelitian, penetapan objek penelitian
tersebut atas dasar pertimbangan bahwa memiliki keterampilan dalam
melakukan standing throw shoot permainan bola tangan serta telah
memprogram mata kuliah bola tangan (Handball).
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengadakan penelitian
adalah kemampuan shooting mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 karena masih banyak mahasiswa yang mengalami
kesulitan untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan, karena Pemain
kurang mengandalkan power lemparan saat melakukan standing throw shoot.
Alasan lainnya penulis dalam melakukan penelitian pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 karena
mahasiswa belum maksimal dalam memanfaatkan power otot lengan yang
mereka miliki untuk melakukan standing throw shoot kearah gawang,
sehingga hal tersebut berpengaruh pada kurang maksimalnya mahasiswa
dalam melakukan standing throw shoot.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara power
otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan
pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, apakah ada hubungan antara power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot
permainan bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Power Otot Lengan


1. Definisi Power
Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau
power (bahasa Inggris) dan schnelkraft (bahasa Jerman) power berarti
kemampuan untuk meraih kekuatan setinggi mungkin dalam waktu yang
tersingkat Rothing (1983) dalam buku Syafruddin (2013), power sebagai
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan (strenght) dan kecepatan (speed)
untuk melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat cepat. power
atau sering pula disebut daya explosive adalah suatu kemampuan gerak yang
sangat penting untuk menunjang setiap aktifitas pada setiap cabang olahraga
widiastuti (2011).
Menurut Ismariyati (2006), menyatakan bahwa power menyangkut
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosive serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2002), menyatakan
bahwa power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan dengan kata
lain unsur dari power adalah kekuatan dan kecepatan. Power merupakan
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan strength dan kecepatan speed.
Didalam olahraga power dimanfaatkan misalnya pada cabang
olahraga lembing, tolak peluru, lari (tolakan saat star pada nomor lari jarak
pendek), lompat tinggi (spiker pada saat melompat), permainan bulutangkis
(saat pemain melakukan pukulan smash).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,  power dapat diartikan
pengerahan tenaga otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara
eksplosif yang dipengaruhi oleh kecepatan kontrasi otot dalam memindahkan
sebagian atau seluruh tubuh yang dilakukan pada saat bersamaan maupun
secara tiba-tiba untuk menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya. Power
adalah kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam

5
6

melakukan suatu gerak. seperti dalam permainan bola tangan power


dibutuhkan untuk mengeluarkan tenaga yang sebesar-besarnya,dengan
gerakan yang cepat atau eksplosif guna menghasilkan shooting yang
berkualitas.
2. Macam-Macam Power
Macam-macam power menurut Bompa (1994), menyatakan bahwa
power otot jika dilihat dari sifat karakteristik cabang olahraga maka dapat
diklasifikasi dua macam yaitu daya ledak siklik dan daya ledak asiklik. Daya
ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan gerakan yang
berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada lari, renang dan
balap sepeda.
Daya ledak asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu
gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, shooting bola
tangan. Dengan demikian gerakan seorang pemain dalam melakukan standing
throw shoot termasuk dalam kategori daya ledak asiklik, karena gerakannya
hanya sekali gerakan.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan
gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada
balap sepeda,lari,dan renang. Sedangkan daya ledak asiklik adalah gerak yang
kuat dan cepat dalam satu gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar
lembing, smash bulu tangkis. Dengan demikian gerakan standing throw shoot
juga termasuk dalam daya ledak asiklik.
3. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang dominan yang di
perlukan dalam permaianan bola tangan. Kebanyakan keterampilan bermain
bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal ini bahwa
permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya
secara cepat.
Power otot lengan yang maksimum, dapat dipergunakan dalam satu
kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan
7

kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secara cepat dalam waktu


yang singkat. Dengan demikian power otot lengan penting dalam
meningkatkan kondisi fisik Secara menyeluruh.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001), menyatakan
bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting dalam
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Power otot lengan adalah komponen kondisi fisik yang didalamnya
terdapat dua unsur pokok yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan.
Otot lengan juga berperan penting dalam anggota gerak atas yang terdiri dari
seluruh lengan, mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan. Power
otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahan beban
dengan kekuatan dan kecepatan maksiamal dalam satu gerakan utuh,
Sudjarwo (1993).
Power lengan merupakan kemampuan otot lengan dalam berkontraksi
yang bertujuan menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya, yang berguna
untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosif dalam melakukan suatu
aktifitas, power merupakan dasar yang penting dalam melatih keterampilan
gerak. Menurut Sajoto (1988), menyatakan bahwa power diartikan komponen
kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang pada saat
menggunakan otot-ototnya, menerima beban waktu bekerja. Jadi power
merupakan otot dalam menahan beban dari bekerja motorik dalam waktu
tertentu secara maksimal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan sebagai
kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam
melakukan suatu gerak.
4. Manfaat Power dalam Olahraga
Mengembangkan kinerja yang maksimal dalam olahraga khususnya
olahraga prestasi, maka unsur kekuatan dan kecepatan merupakan salah satu
faktor unsur biomotorik yang cukup penting. Power merupakan kualitas
yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang
maksimal Agus Mahendra (1999).
8

Harsono (1988), menyatakan bahwa manfaat power antara lain:


a. Merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
b. Melindungi diri dari kemungkinan cedera.
c. Dengan kekuatan atlit dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh
dan memukul dengan keras dapat memperkuat stabilitas sendi.
d. Mempermudah atlit dalam mempelajari tehnik-tehnik olahraga.
e. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemamapuan fisik
lainnya.
Suharno 1985, adapun manfaat power adalah: 
a. Untuk mencapai prestasi maksimal, 
b. Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan gerak
mendadak, 
c. Memantapkan mental bertanding atlet, 
d. Simpanan tenaga anaerobik cukup besar
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
adanya manfaat power maka seorang atlet atau pelatih dapat mengetahui hal-
hal apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan power guna
memberikan kontribusi pada pelaksanaan berbagai keterampilan cabang
olahraga khususnya dalam melakukan shooting bola tangan.
5. Komponen Otot Lengan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak/berkontraksi. Sebagian otot pada tubuh ini melekat pada
kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan
bagian bagian kerangka dalam suatu letak tertentu.
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat apabila ia mendapatan
rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, benturan keras, suhu
dingin, dan sebagainya
Dengan demikian otot-otot lengan dan pergelangan tangan yang di
gunakan pada saat melakukan adalah sebagai berikut:
1. Otot penggerak lengan atas yang terdiri dari :
a. M. pectoralis mayor berfungsi untu menekuk dan mengaduksi
9

b. M. Doltoideus fungsinya adalah aduksi lengan dan membentuk


ekstensi dan fleksi lengan
c. M. teres major fungsinya untuk membantu ekstensi lengan
d. M. teres minor fungsinya untuk membantu gerakan rotasi lengan.
2. Otot penggerak lengan bawah terdiri dari:
a. M. biceps brachi, berfungsi untuk fleksi supinasi lengan bawah.
b. M. brachialis, berfungsi untuk fleksi pronasi lengan bawah
c. Tricheb brachi berfungsi membantu fleksi lengan bawah
d. Pronator teres berfungsi untuk pronasi lengan bawah
e. Pronatur quadratus berfungsi untuk supinasi lengan bawah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1: Otot-Otot Lengan


Wingered (1994)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa otot lengan


adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk mengarahkan
kekuatan dan kecepatan semaksimal mungkin dalam waktu yang cepat saat
melakukan gerak. Sehingga ini menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam melakukan shooting bola tangan agar dapat melaju
dengan cepat dan tepat pada melempar bola.
10

6. Hakikat Kemampuan Shooting Bola Tangan


Salah satu teknik dasar yang sangat penting untuk dapat
berlangsungnya suatu permainan bola tangan adalah shooting. Shooting adalah
usaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan guna untuk mendapatkan
angka/mencetak gol. Pada umumnya pemain melakukan shooting dengan cara
atau teknik yang mereka kuasai.
Seperti tujuan permainan bola tangan yaitu memasukan atau
menembak bola ke gawang sebanyak-banyaknya dan menciptakan angka atau
nilai untuk regu sendiri juga mempertahankan gawang sendiri agar tidak
memberikan nilai untuk lawan atau pula kemasukan.
Menembak (shoot) bola juga merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh setiap pemain. Keterampilan dalam olahraga bola tangan selalu
berkaitan dengan tugas gerak. Pada umumnya menembak sama dengan
melempar tapi menembak adalah suatu teknik untuk menciptakan gol pada
gawang lawan, tetapi kekuatan yang besar, ketepatan dan kecepatan lah yang
dibutuhkan dalam menembak. Jadi tugas gerak dalam bola tangan
membutuhkan ketepatan dan kecepatan. Sedangkan melempar hanya untuk
mengumpan, mengoper, membuang bola, juga untuk membuang bola dan
kekuatan dan kecepatan yang di butuhkanpun tidak terlalu besar.
7. Pengertian Shooting dalam Permainan Bola Tangan
Shooting merupakan bentuk gerak yang ditujukan untuk memasukkan
bola ke gawang lawan. agar berhasil, lemparan yang dilakukan harus
bertenaga dan memiliki daya ledak (Eksplosif Power) dengan artinya
mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat
singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
Beberapa teknik dasar menembak dalam permainan bola tangan antara lain :
1. The jump shoot (menembak pada saat melompat ke atas)
Dilakukan dengan lompatan setelah bola di dribble, kemudian
menangkap dengan kedua tangan, posisi tubuh dimiringkan, kemudian
bola di shooting dengan keras lewat samping kepala sambil membuka
11

kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan seiring
dengan di shooting nya bola.
2. The dive shoot (menembak pada saat melompat ke depan)
Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal
tembakan ini membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan
bertumpuh di kedua kaki kemudian menembakkan bola dengan posisi
condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua telapak tangan
menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
sembilan puluh derajat, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai
sambil kedua tangan mendorong ke atas menjauhi lantai.
3. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping atau
kedepan)
Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari
shooting bola disamping telinga kemudian melompat ke depan sambil
menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan posisi terlentang.
4. The side shoot (menembak dari samping badan)
Tembakan dari samping dengan membuka tangan dan kaki lebar
sambil badan dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan kanan,
dengan sedikit kaki kanan diangkat dan dibungkukkan bola di shoot
dengan keras dari samping setinggi paha.
5. The reverse shoot (menembak membalik/memutar)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan membelaka
ngi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua tangan kalau
shoot dengan tangan kanan, maka posisi tangan kiri bedara di bawah bola
sebagai penyeimbang, dan tangan kanan memegang bola lewat samping
dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke belakang
bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil membalikkan
tubuh.
6. The flying shoot (menembak pada saat melayang)
Tembakan dengan posisi tubuh seolah-olah terbang (melayang) di
muali dengan berlari, bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat dan
12

lebar di udarah, pinggang sebaiknya di tarik ke belakang bersamaan


dengan lengan lempar. Tarik kedua kaki keatas secara horizontal.
Pinggang tarik kebelakang lengan mengikuti  gerakan kedepan dengan
tangan kuat mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan menembak
dengan tangan kanan meloncat dengan kaki kiri, penembak kaki kiri
meloncat dengan kaki kanan.
7. The standing throw shoot (menembak dalam posisi berdiri)
Standing throw shoot merupakan teknik menembak bola dengan
sikap berdiri. Tembakan tersebut, begitu sangat sederhana dan dalam
sebuah peluang atas keberhasilannya yakni sangat tipis, karena lemparan
ini memberi lawan peluang untuk mempertahankan gawangnya. Pada saat
penembakan, pemain harus menggunakan power dan disarankan untuk
menembak di atas panggul dan memantulkan bola di depan gawang
sehingga kiper sulit untuk menangkap bola. teknik ini biasa dilakukan
pada saat pinalti.
Dalam peraturan permainan dijelaskan standing throw shoot
tembakan berdiri didahului dengan mendribble bola kemudian menangkap
dengan kedua tangan dan sedikit membungkukkan badan ke kanan
pelempar tangan kanan kemudian bola di shooting dengan keras lewat
samping kepala sambil membuka kaki agak lebar, dan kaki kanan sedikit
agak terangkat dengan bertumpuh oleh kaki kiri serta tangan kiri rileks
disamping badan. Tembakan standing throw shoot selain baik digunakan
dalam tembakan penalti, biasanya dilakukan bila pemain penyerang
memiliki kesempatan yang baik untuk melakukan shooting.

B. Pengertian Bola Tangan


Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan juga
mempunyai beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari. Namun pada
umumnya bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu
seorang pemain bola tangan harus memiliki teknik yang tinggi. Pemain harus
dapat melakukan start lari dengan cepat, memiliki kelincahan (agility) dapat
13

menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat


sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik
serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang lawan.
Olahraga bola tangan hampir sama seperti sepak bola, hanya saja
perbedaanya terletak pada cara memainkannya. Sepak bola dimainkan
menggunakan kaki, sedangkan sepak tangan jelas menggunakan tangan untuk
memainkannya. Selain itu jumlah anggota tim/pemain bola tangan lebih
sedikit dibanding sepak bola. Adapun pengertian bola tangan adalah cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain,
diamana  dalam satu tim terdiri dari 7 pemain inti dengan beberapa pemain
cadangan.
Menurut Haris (1991), menyatakan bahwa permainan bola tangan juga
memiliki prinsip-prinsip seperti cabang olah raga pada umumnya. Yang mana
prinsip-prinsip tersebut seperti permainan bola tangan merupakan permainan
tim, menggunakan tangan untuk memainkannya, serta hasil pertandingan
ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Olah raga ini dikatakan
sebagai bentuk modifikasi/gabungan dari sepak bola dan bola basket.
Menurut Mahendra (2000), menyatakan bahwa permainan bola tangan
umumnya melatih kemampuan gerak dasar untuk membentuk kemampuan
kecepatan gerak dan kekuatan selain tentunya adalah koordinasi dan
kolektivitas. Permainan ini memerlukan gerak dasar yang menyerupai
permainan bola basket, seperti kemampuan berlari cepat, lari mengubah arah
dengan, melompat, melempar dan bergerak ekplosif.
1. Peraturan Permainan Bola Tangan
Permainan bola tangan sendiri merupakan perrmainan yang
menggunakan bola kecil. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m
dengan garis pemisah di tengah dan di sekeliling gawang di buat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh di masuki penjaga gawang. Bola yang di
gunakan lebih kecil dari sepak bola. Bola tangan di mainkan selama 2 x 30
menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter, dan gawang berukuran 2 x 3 m.
Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan 7 orang pemain (6
14

pemain dan 1 penjaga gawang) dengan tujuan berusaha memasukan sebuah


bola sebanyak - banyaknya ke gawang lawan Sujarwo (2015).
2. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Tangan
a. Lapangan
Lapangan bola tangan berbentuk persegi panjang Spesifikasi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Olahraga bola tangan dimainkan dilapangan berukuran 40 meter x
20 meter dengan gawang berukuran 3 meter x 2 meter dan tiang
gawang berukuran 8 cm x 8 cm.
2. Lapanga di belah dengan garis tengah yang membagi lapangan
menjadi dua sama besar
1
3. Di depan gawang terdapat daerah gawang yang berbentuk busur
4
lingkaran. Jari-jari busur daerah gawang yaitu 6 meter diukur
daring tiang/garis gawang
4. Di dalam daerah gawang terdapat garis yang berjarak 4 meter dari
tiang/garis gawang. Garis tersebut batas pertahanan penjaga
gawang. Artinya, ketika terjadi penalti, penjaga gawang tidak boleh
maju melebihi garis 4 meter tersebut untuk menghadang lemparan
penalti lawan.
1
5. Di depan daerah gawang terdapat daerah lingkaran dengan garis
4
lemparan bebas. Busur garis lemparan bebas memiliki jari-jari 9
meter diukur dari tiang/gawang.
6. Diantara daerah gawang dan garis lemparan bebas terdapat garis
penalti. Garis pinalti dibuat sepanjang 1 meter. Jaraknya dari
tiang/garis gawang sebesar 7 meter.
15

Gambar: 2.2
Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto, 2007)

b. Jumlah Pemain Bola Tangan


Setiap tim olahraga Bola tangan terdiri dari 12 pemain, namun
hanya 7 pemain yang berada di lapangan termasuk seorang penjaga
gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan
berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan
dari daerah pergantian pemain.
Waktu atau durasi pertandingan adalah 2 x 30 menit untuk usia
16 tahun keatas, 2 x 25 menit untuk 12 – 16 tahun dan 2 x 20 menit
untuk usia 8-12 tahun, dengan waktu istirahat 10 menit.
c. Ukuran Bola
Bola yang digunakan menggunakan bola yang terbuat dari kulit
atau berbahan sintetis dengan ukuran bola (keliling lingkaran dan
berat) yang digunakan dibedakan ke dalam kategori yang berbeda
yaitu :
1. Keliling lingkaran 58-60 cm dan berat 425-475 gram (IHF ukuran
3) untuk putra (diatas usia 16 tahun).
2. Keliling lingkaran 54-56 cm dan berat 325-375 gram (IHF
ukuran untuk putri (diatas usia 14 tahun), dan putra (usia 12-16
tahun).
16

3. Keliling lingkaran 50-52 cm dan berat 290-330 gram (IHF


ukuran 1) untuk putra (usia 8-12 tahun), dan putri (usia 8-14
tahun).

Gambar: 2.3
Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)

3. Cara Bermain Bola Tangan


Cara memainkan Bola Tangan hampir sama seperti cara
memainkan sepak bola. Kedua regu yang berbeda saling berhadapan
dengan memainkan bola dengan tangannya, dengan cara dilempar
(passing), digiring (dribble), dan mencoba memasukkan bola ke gawang
dengan cara menembaknya (shooting). Kunci keberhasilan agar dapat
bermain dengan baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat
mengasai teknik-teknik dasar tersebut.
a) Melempar atau (passing) adalah pola gerak dasar yang di maksutkan
untuk melepaskan suatu objek menjauhi tubuh pelempar. Gaya
melempar memang berbeda beda sesuai keperlunnya tetapi pola
dasarnya tetap konsisiten atau sama bola di lempar kemudian bola
tersebut harus di tangkap. Pada dasarnya posisi tubuh untuk
menangkap harus memungkinkan hal ini di lakukan agar bola datang
langsung ke arah penangkap, agar tercapai sikap menangkap yang
benar-benar memungkinkan.
b) Menggiring atau (dribble) adalah keterampilan untuk menguasai dan
membawa bola dengan cara memantulkan setiap kali ke lantai, dengan
satu tangan menggiring bola merupakan keterampilan yang cukup sulit
karena memrlukan koordinasi mata dan tangan yang sangat tinggi.
17

Perlu di ingat bahwa arah pantulan bola akan tergantung pada arah
dating dari bola itu ke lantai cepat atau lambannya pegerakan bola
berasal dari kuat atau lemahnya seorang menggiring bola tersebut.
c) Menembak atau (shooting) merupakan salah satu teknik terpenting
dalam permainan bola tangan karena dengan teknik shooting peluang
untuk dapat mencetak gol sangat besar. Beberapa teknik shooting yang
ada ialah flying shoot, standing throw shoot, jump shoot, dan fall
shoot setiap regu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukan
bola ke gawang sebanyak-banyaknya agar kemenangan dapat di raih
Gol dapat diciptakan menggunakan taktik pola penyerangan,
sedangkan untuk mencegah terjadinya gol digunakan taktik pola
pertahanan

C. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang Kemampuan shooting Standing


Throw Shoot dalam Permainan Bola Tangan
Kemampuan standing throw shoot pada permainan bola tangan tidak
hanya di tunjang oleh power saja akan tetapi harus dengan kemampuan fisik
yang lain Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting dan menjadi
dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain
suatu cabang olahraga.
Harsono (1988), menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan unsur
yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu
latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan
dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Apabila kodisi fisik baik,
maka Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung, terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
kecepatan, dan komponen kondisi fisik lainnya, Akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi gerak kearah yang lebih baik. Hal serupa dinyatakan
oleh Sugiyanto (1996), kondisi fisik adalah kemampuan memfungsikan
organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik.
18

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan unsur kondisi


fisik adalah suatu landasan titik tolak yang harus dimiliki seorang atlet dalam
usaha peningkatan prestasi yang melibatkan organ-organ tubuh dalam
melakukan aktivitas fisik. Sehingga dalam usaha meningkatkan kondisi fisik
seorang atlet harus mengembangkan seluruh komponen tersebut.
1. Kekuatan (Strength)
Merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kemampuan
keterampilan setiap cabang olahraga. Latihan kekuatan umumnya dilakukan
untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat sendi, serta
menambah stamina. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007).
Sedangkan menurut Nurhasan (2005), menyatakan bahwa kekuatan
adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal.
Jadi kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan
beban sewaktu bekerja secara maksimal.
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja maksimal Nuril Ahmadi (2007). Menurut Agus Mahendra yang
dikutip Duwiyanto (2009), menyatakan bahwa kekuatan adalah sejumlah daya
yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Menurut
Len Kravitz (2001), menyatakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan otot
yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot yang
kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan segenap otot lengan untuk
menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh, lebih
keras,mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul. Hal ini sangat
berguna dalam melakukan shooting dan menghindari kemungkinan cidera
pada atlet.
19

2. Kecepatan (Agility)
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat
diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan
anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. dalam aktivitas olahraga,
unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai
hasil optimal. Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001), adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-
turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir Ateng (1997), menyatakan
bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang
sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana dkk (2011),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau
bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh
tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pada
beberapa pendapat tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen
kondisi fisik yang diperlukan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut
atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak
tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
3. Ketepatan (Accuracy)
 Ketepatan merupakan sebuah gerakan yang menuju sebuah sasaran
yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran. Latihan ketepatan bisa dilakukan
dengan gerakan melempar bola medicine dan juga melompat dengan tangan
yang meraih sasaran yang digantung. Ketepatan merupakan kemampuan
mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada objek yang dikehendaki. Menurut
Poerwadarminto (1979), menyatakan bahwa tepat adalah betul atau lurus
arahnya dan jurusannya. Dalam konteks olahraga Suharno 1980
mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
20

Menurut Mochamad Sajoto (1988), menyatakan bahwa ketepatan


adalah kemampuan dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu
sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk
mencapai target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan
untuk memberikan arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu.
Tepat berarti sesuai dengan harapan atau keinginan yang dikehendaki.
Ketepatan merupakan kemampuan mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada
obyek yang dikehendaki. Menurut Poerwadarminto (1979), menyatakan
bahwa ketepatan dapat diartikan sebagai ketelitian atau kejutan. Dalam
konteks olahraga Suharno (1982), menyatakan bahwa ketepatan adalah
kemampuan untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai
dengan tujuannya.
Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar merupakan kemampuan
seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai
sasaran tersebut pada jarak-jarak lempar tertentu. Misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
4. Koordinasi (Coordination)
Menurut Ismail Solihin (2009), karateristik pertama dari organisasi
adalah adanya koordinasi upaya dari sumber daya manusia yang terlibat
dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya perseorangan.
Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi adalah kegiatan
mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Menurut Yohanes Yahya (2006), menyatakan bahwa koordinasi
adalah proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah
pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Menurut Handoko (2003), menyatakan bahwa koordinasi adalah
proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-
satuan yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional)
21

pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif.
Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2009), menyatakan bahwa koordinasi
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhui keberhasilan shooting.
5. Kelenturan (Flexibility)
Berbicara mengenai kelenturan biasanya mengacuh pada ruang gerak
sendi atau sendi-sendi tubuh.lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi-sendinya, jadi kelenturan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalamruang gerak sendi.disamping itu kelenturan
juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot, tendon dan ligament. Factor suhu
tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi luasnya ruang gerak. Kelentukan
merupakan efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan
sangat di perlukan sekali hampir di semua cabang olahraga yang banyak
menuntut banyak ruang gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa
nomor atletik, permainan-permainan dengan bola, anggar, gulat, dan
sebagainya Harsono (1988).
Menurut Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa kelentukan yaitu
luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih lanjut
Sukadiyanto (2005), menyatakan bahwa ada dua macam kelentukan, yaitu
kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis ditentukan  
oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian atau beberapa
persendian.sedangkan kelentukan dinamis adalah kemampuan seseorang
dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi.
Menurut Sukadiyanto (2005) secara garis besar faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kelentukan seseorang antara lain
adalah: elastisitas otot, tendon dan ligament, susunan tulang, bentuk persendia 
suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioretme.
22

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-
sendinya,jadi kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi. Disamping itu kelenturan juga ditentukan oleh elastisitas
otot-otot, tendon dan ligament. Factor suhu tubuh dan usia juga sangat
mempengaruhi luasnya ruang gerak. Kelenturan sangat dibutuhkan untuk
dapat melakukan shooting dan teknik-teknik lainnya.

D. Kerangka Berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
latihan yang baik dan benar. Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu usaha,
dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola tangan.
Teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya sumbangan
power otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang membuat
hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan power otot lengan mempunyai
hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan. Tanpa memiliki
kekuatan power otot lengan yang baik, maka seorang atlet tidak akan
mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula. Power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
melakukan suatu pukulan. Dengan memiliki daya yang lebih besar, akan lebih
menguntungkan pada saat akan melakukan shooting. berdasarkan uraian di
atas maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola tangan
memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk menghasilkan
lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.
23

E. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan
kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 Universitas Halu
Oleo.
24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019
Universitas Halu Oleo desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

X Y

Keterangan :
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan melakukan standing throw shoot
= Hubungan

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot lengan (X)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan shooting dalam
permainan bola tangan (Y)

C. Definisi Oprasional Variabel


Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk di pelajari sehingga dapat diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2011).
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu variabel bebas dan
25

variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011), menyatakan bahwa variabel


bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya, sedangkan variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Lebih terarahnya tentang variabel yang terdapat dalam penelitian ini
maka perlu diberi definisih secara oprasional sebagai berikut:
1. Power otot lengan lengan yang di maksut dalam penelitian ini adalah
kemampuan testee melakukan lempar bola medicine ball throw seberat 3
kg dengan kedua tangan dalam posisi duduk yang di ukur dalam satuan
meter
2. Kemampuan standing throw shoot yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan testee melakukan tembakan sambil ke arah
sasaran/gawang yang telah diberi angka-angka dari 3 tempat atau pos
dengan masing-masing jarak 3,5 meter, 5 meter, dan 7 meter dengan
menolak digaris batas tolakan yang telah ditentukan sebanyak 2 kali
kesempatan dari tiap-tiap pos.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2019 yang
berjumlah 123 orang yang terdiri dari 91 orang putra dan 32 orang putri
dan telah memprogram mata kuliah bola tangan sebanyak 108 orang.
2. Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan proposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dalam
pertimbangan tertentu Sugiono (2012), peneliti hanya mengambil
keseluruhan putra untuk dijadikan sampel, dimana setelah diseleksi
berdasarkan pertimbangan jenis kelamin putra diperoleh 85 orang
kemudian yang mampu melakukan shooting dengan benar yaitu
sebanyak 30 orang yang kemudian bersedia menjadi sampel.
26

E. Instrumen Dan Alat Penelitian


1. Instrumen Penelitian
a. Instrumen untuk mengukur power otot lengan yaitu dengan tes
medicine ball throw, yaitu untuk mengukur power otot lengan.
Nurhasan (2012).
b. serta Instrumen tes untuk mengukur standing throw shoot bola tangan
adalah dengan tes kemampuan shooting Taryono (2013) dalam
Rahardjo Poernomo (2016).
2. Alat Penelitian
a. Alat tulis
b. Kapur
c. Bola tangan
d. Lapangan
e. Bola berbeban 3 kg
f. Alat ukur / rol meter
g. Kursi

F. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen pokok yang digunakan dalam pengambilan data umtuk
masing-masing variabel adalah:
1. Tes Power Otot Lengan
1) Tes power otot lengan (medicine ball throw) prosedur pelaksanaannya
dilakukan sebagai berikut :
a. Testee duduk sandar di kursi, badan di tahan dengan tali agar saat
melempar bola tidak ada bantuan dorongan togok.
b. Dengan aba-aba dari tester, testee segera melakukan lemparan
pada medicine ball dengan kedua tangan ke arah depan.
c. Tes dilakukan 3 kali
27

d. Untuk mengetahui kemampuan power otot lengan adalah di ukur


jarak lemparan terjauh dari 3 kali kesempatan mulai dari kaki
kursi sampai pada bekas jatuhnya bola saat di lemparkan.

Gambar 3.2 : Pelaksanaan Tes medicine ball


(Nurhasan 2012)

2. Tes Kemampuan Shooting Bola Tangan


1. Cara Pelaksanaan.
a. Sampel terlebih dahulu diberikan contoh mengenai prosedur tes
kemampuan melakukan standing throw shoot.
b. Sebelum tes sampel terlebih dahulu melakukan pemanasan dan
melakukan percobaan standing throw shoot 1 kali.
c. Setelah percobaan selesai maka sampel melakukan standing throw
shoot dari 3 tempat atau pos dengan masing-masing jarak 3,5
meter, 5 meter, dan 7 meter dengan menolak digaris batas
tolakan yang telah ditentukan pada sasaran yang telah ditetapkan.
d. Testee diperbolehkan melakukan dribling terlebih dahulu sebelum
melakukan tembakan.
28

e. Testee diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan tembakan


dari masing-masing tempat atau pos dan diambil skor yang tertinggi.
f. Tembakan dianggap berhasil apabila secara langsung mengenai
sasaran.
g. Data penelitian diambil jumlah keseluruhan skor dari hasil tembakan
terbaik pada tiap-tiap pos.

Gambar 3.3: Lapangan pelaksanaan tes shooting


(Taryono, 2013) dalam Rahardjo Poernomo, (2016)

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS 21. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 21 dengan
bantuan tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan Kriteria
pengujian sebagai berikut:
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf alfa
= 0,05 maka data normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf alfa = 0,05
maka data tidak normal.
29

b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier (garis lurus). Uji
linier dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS
21 dengan menggunankan bantuan table ANOVA Table. Adapun kriteria
pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih besar dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat adalah
linear.
2) Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) lebih kecil dari taraf alfa =
0,05 maka data antara variable bebas dan variable terikat tidak
linear.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
diajukan adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan sistem
komputer program SPSS 21 dengan bantuan tabel Correlations. Adapun
kriteria pengujian adalah adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan
variable terikat.
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari taraf signifikan alfa = 0,05
maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas
dengan variable terikat Untuk mengetahui tingkat korelasi antara
kedua variabel maka digunakan peta korelasi menurut M. Ali (1985),
sebagai berikut :
a) 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah
b) 0,21 – 0,40 = korelasi rendah
c) 0,41 – 0,60 = korelasi sedang
d) 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi
e) 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna
30

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Data Variabel Penelitian
Hasil uji deskriptif yang dimaksud adalah rata-rata dan standar
deviasi dari tiap variabel penelitian. Data deskriptif dapat dilihat pada
lampiran dari tiap variabel penelitian. Data uji deskriptif variabel
penelitian dapat dilihat pada tabel berikt ini:
4.1 Hasil Deskriptif Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan
Standing Throw Shoot (Y)
Statistics
Power Otot Standing throw
Lengan Shoot

Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92
31

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 dapat diketahui:


1. Rata-rata dari power otot lengan (X) adalah 4,755 dengan standar
deviasi 0,4082
2. Rata-rata dari kemampuan standing throw shoot (Y) adalah 3,07
dengan standar deviasi 0,740
3. Skor maksimal dari power otot lengan (X) adalah 5,6 dengan
minimum skor 3,9
4. Skor maksimal dari standing throw shoot (Y) adalah 4 dengan
minimum skor 2.
2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Power Otot Lengan
Untuk melihat distibusi frekwensi data power otot lengan dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan gambar grafik 4.1 berikut:
Tabel 4.2 : Kelas Interval Power Otot Lengan

Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Kumulatif Relatif %

1 5,9 – 6,2 0 0 0

2 5,5 – 5,8 1 1 3,3

3 5,1 – 5,4 4 5 13,3

4 4,7 – 5,0 14 19 46,7

5 4,3 – 4,6 8 27 26,7

6 3,4 – 4,2 3 30 10

Jumlah 30 100 %
32

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat di ketahui bahwa kelompok


sampel yang memiliki power otot lengan sebagai berikut:
1. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,9-6,2
dalam melakukan tes medicine ball throw
2. Ada 1 orang (3,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,5-5,8
dalam melakukan tes medicine ball throw
3. Ada 4 orang (13,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 5,1-
5,4 dalam melakukan tes medicine ball throw
4. Ada 14 orang (46,7%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 4,7-
5,0 dalam melakukan tes medicine ball throw
5. Ada 8 orang (26,7%) %) mahasiswa yang berada pada rentang nilai
4,4-4,6 dalam melakukan tes medicine ball throw
6. Ada 3 orang (10%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,4-4,2
dalam melakukan tes medicine ball throw.
Secara grafik, tabel distribusi frekuensi data power otot lengan
yang ditunjukan pada gambar 4.1 dapat dilihat pada histogram berikut.

Gambar 4.1 Histogram power otot lengan (medicine ball throw)


33

3. Tabel distribusi frekuensi dan Histogram data kemampuan standiing


throw shoot
Untuk melihat frekuensi data kemempuan standing throw shoot
dapat dilihat pada tabel 4.3 dan data berikut.
Tabel 4.3 kelas interval kemampuan standing throw shoot
No Kelas Frekwensi Frekuensi Frekuensi
Interval Absolut Kumulatif Relatif %
1 4 - 4,3 9 9 30

2 3,6 -3,9 0 9 0

3 3,2 – 3,5 0 9 0

4 2,8 – 3,1 14 23 46,67

5 2,4 – 2,7 0 23 0

6 2 – 2,3 7 30 23,33

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa kelompok


sampel yang memiliki kemampuan standing throw shoot sebagai
berikut:
1. Ada 9 orang (30%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 4-4,3
dalam melakukan standing throw shoot.
2. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,6-3,9
dalam melakukan standing throw shoot
3. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 3,2-2,5
dalam melakukan standing throw shoot
4. Ada 14 orang (46,67%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai
2,8-3,1 dalam melakukan standing throw shoot
34

5. Ada 0 orang (0%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2,4-2,7
dalam melakukan standing throw shoot
6. Ada 7 orang mahasiswa yang berada pada rentang nilai 2-2,3 dalam
melakukan standing throw shoot
Secara grafik, frekuensi data kemampuan standing throw
shoot yang ditunjukan pada gambar 4.2 dapat dilihat pada histogram
berikut.

Gambar 4.2 Histogram Standing Throw Shoot (shooting)

3. Hasil Uji Prasyarat


Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi atau uji normalitas dan uji linieritas.
Penggunaan uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal
tidaknya distribusi data yang di peroleh, sedangkan penggunaan uji
linearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
linear.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov.
Dalam pengujian ini akan menguji hipotesis sampel
35

berasal dari populasi berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak


hipotesis dengan membandingkan harga asymp.sig dengan 0,05 kriterianya
menerima hipotesis apabila asymp.sig lebih besar dari 0,05, apabila tidak
memenuhi kriteria tersebut maka hipotesis ditolak.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Power Otot Standing throw Shoot
Lengan
N 30 30
Normal Mean 4,755 3,07
Parametersa,b Std. Deviation ,4082 ,740
Absolute ,205 ,236
Most Extreme
Positive ,108 ,236
Differences
Negative -,205 -,231
Kolmogorov-Smirnov Z 1,125 1,292
Asymp. Sig. (2-tailed) ,159 ,071
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan program


SPSS versi 21 dengan bantuan tabel one-sample kolmogorov-smirnov test,
diketahui bahwa signifikasi variable kemampuan power otot lengan (X)
sebesar 0,159 dan standing throw shoot sebesar 0,071 Oleh karena nilai
signifikansi > 0,05 maka data variable kemampuan standing throw shoot
(Y) berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Digunakan untuk mengetahui sifat hubungan linear atau tidak
antara variabel bebas dan variabel terikat. dikatakan linear apabila
signifikan lebih besar dari 0,05. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
36

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Linearitas


ANOVA TABLE
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
standi (Combined) 5,367 10 ,537 ,971 ,498
ng Between Linearity 2,378 1 2,378 4,304 ,052
throw Groups Deviation from 2,988 9 ,332 ,601 ,781
Shoot Linearity
* Within Groups 10,500 19 ,553
Powe
15,867 29
r Otot
Total
Leng
an

Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS 21 pada tabel 4.5


diketahui signifikan X dengan Y sebesar 0,781 oleh karena itu nilai
signifikan 0,781 > 0,05 sehinggah dapat disimpulkan bahwa data variabel
power otot lengan (X) dengan standing throw shoot (Y) terdapat hubungan
yang linear.
c. Uji Korelasi
Hasil uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara
power otot lengan dengan standing throw shoot. Data di uji dengan
menggunakan SPSS 21 Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Power Otot Lengan (X)


37

dengan Kemampuan Shooting Standing Throw shoot (Y)


berdasarkan tabel
Correlations
Power Otot Standing
Lengan Throw
Shoot
Pearson 1 ,387*
Correlation
Power Otot Lengan
Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
Pearson ,387* 1
Standing Throw Correlation
Shoot Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
kekuatan power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot (rxy)
adalah sebesar 0,387 dengan nilai signifikan 0,35 untuk mengetahui
kebermaknaan hubungan kekuatan power otot lengan dengan kemampuan
standing throw shoot maka nilai signifikan dibandingkan dengan taraf signifikan
0,05. Oleh kerena itu nilai signifikan = 0,35 maka disimpulkan Ha diterima dan
Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang korelasi tinggi antara kekuatan power
otot lengan dengan standing throw shoot. Koefisien determinasi antara kedua
variabel (r²) sebesar 0,150 dengan kata lain 15 % kemampuan standing throw
shoot ditentukan oleh power otot lengan

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Sesuai dengan judul penelitian yaitu hubungan power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot permainan bola tangan
38

mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 2019. Untuk itu,


perlu diketahui bahwa untuk mengetahui dan mendapatkan data power
otot lengan menggunakan instrumen medicine ball throw sedangkan
standing throw shoot menggunakan instrumen shooting bola tangan.
sampel yang berjumlah 30 orang melakukan pemanasan terlebih dahulu
sesuai dengan variabel penelitian yang diperoleh dari tes yang dilakukan,
selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji SPSS versi 21,
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power otot lengan dengan
standing throw shoot permainan bola tangan.
Dalam latar belakang dan kerangka pikir, telah digambarkan bahwa
efektifitas setiap kegiatan cabang olahraga di tunjukan oleh komponen
kondisi fisik. Diantara sekian banyak komponen kondisi fisik dalam
cabang olahraga bola tangan khususnya shooting perlu adanya dukungan
dari komponen kondisi fisik yaitu power otot lengan dimana untuk
mengetahui sejauh mana peran power otot lengan terhadap kemampuan
shooting.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji korelasi menggunakan
bantuan SPSS 21 pada tabel 4.6 diketahui bahwa ada korelasi atau
hubungan antara power otot lengan dengan kemampuan shooting adalah
sebesar 0,387 yang berarti ada hubungan akan tetapi signifikan. Hal ini
dilihat dari nilai signifikan diperoleh 0,35 jika dimasukkan dalam peta
korelasi maka hubungan kedua variabel berada pada kategori korelasi
sangat rendah, berarti bahwa power otot lengan memberikan kontribusi
terhadap kemampuan standing throw shoot meskipun dalam kategori
sangat rendah.
Adanya hubungan antara kedua variabel didukung oleh perolehan
nilai koefisien determinasi (r²) 0,150 yang berarti bahwa power otot lengan
dengan kemampuan standing throw shoot sebesar 15% sedangkan 85%
dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik yang lain seperti kelenturan,
kekuatan, daya tahan, dan lain-lain.
39

Berdasarkan penjelasan di atas maka jelas bahwa dalam melakuan


standing throw shoot pada permainan bola tangan tentunya seorang
pemain memerlukan power otot lengan yang baik, kontraksi otot
menimbulkan kecepatan dan kekuatan selama menerima beban sehingga
menghasilkan standing throw shoot yang optimal, merujuk dari hasil
penelitian yang telah di lakukan maka dapat di simpulkan bahwa salah satu
unsur yang menunjang kemampuan standing throw shoot pada permainan
bola tangan di antaranya oleh unsur power otot lengan sehingga semakin
baik unsur power otot lengan maka akan semakin tinggi keakuratan dan
ketepatan saat melakukan shooting ke rekan satu tim.

C. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran


Shooting merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola
tangan, dalam melakukan proses gerakan shooting secara maksimal
dibutuhkan adanya beberapa unsur kondisi fisik, diantaranya power otot
lengan. Hal ini didukung adanya hasil penelitian yang menyatakan adanya
hubungan antara power otot lengan dengan standing throw shoot pada
permainan bola tangan
Berdasarkan hasil penelitian yang demikan, benar adanya bahwa
ada hubungan power otot lengan dengan standing throw shoot pada
permainan bola tangan. Dari hasil penelitian yang tersebut, jika dilihat dari
proses dalam melakukan standing throw shoot dimana standing
throw shoot dilakukan dengan menggunakan kekuatan power otot lengan
sehingga dapat melakukan shooting dengan maksimal.
Bola tangan adalah salah satu olahraga yang sedang berkembang
dan banyak di gemari masyarakat Indonesia, olahraga ini menjadi salah
satu mata kuliah mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, dari hasil penelitian yang diperoleh
dijadikan sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa atau peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
40

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil
penelitian yang diperoleh dan telah di kemukakan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa power otot lengan memiliki hubungan yang
tidak signifikan dengan kemampuan standing throw shoot pada
permainan bola tangan dimana rxy = 0,387 dengan nilai signifikan
0,35>0,05 dengan koefisien determinasi = 0,150. Standing throw shoot
berkontribusi terhadap kemampuan power otot lengan pada permainan
bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 Universitas Halu Oleo sebesar 15 %. Dalam peta korelasi
nilai 0,150 berada dalam kategori sangat rendah, dengan hasil statistik
diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik power otot lengan maka
akan semakin baik kemampuan Standing throw shoot dalam permainan
bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
B. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan yaitu sebagai berikut.
1. Disarankan kepada para pelatih kiranya dalam melatih atlet
memperhatikan unsur biomotorik power otot lengan khususnya dalam
melatih teknik dasar shooting.
2. Disrankan kepada guru/dosen olahraga agar senantiasa dalam
pembelajaran bola tangan khususnya teknik standing throw shoot
memperbanyak gerakan tambahan pada lengan untuk meningkatkan
power otot lengan yang berimplikasi pada hasil belajar yang optimal
3. Disarankan kepada peneliti lain yang relevan kiranya dapat meneliti lebih
jauh dengan melibatkan variabel-variabel lain yang berperan dalam
melakukan teknik shooting pada permainan bola tangan.

DAFTAR FUSTAKA
41

Agus Mahendra, (2000), Permainan Bola Tangan, Jakarta: Depdiknas.

Agus Mahendra, Amung Ma Mun, (1998), Teori Belajar dan Pembelajaran


Motorik, Bandung: CV Andira Bandung.

Abdulkadir Ateng, (1992), Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bompa, (1994), Theory and Methodology of Training, Dubuque, IOWA


:Kendal Hunt Publishing Company.

Hasan. (2017). correlation among power of limb muscles, flexibility of back


muscle and dynamic balance with smash skill kedeng on sepaktakraw.
Volume
IVNomorITahun2017.https://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2016/1
1/02/peraturan-permainan Bola-tangan diakses jam 9.13 Tanggal 12 Bulan
10 Tahun 2017.

Harsono, (1988), coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching,Jakarta:


CV, Kesuma.

Ismariyati, (2006), Tes dan Pengukuran Olahraga, Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Kavitz len (1984), Bugar Total, Jakarta: Pt.Raja Grafindo Cipta.

Mahendra (2000) Pengembangan Permainan bola tangan untuk Pembelajaran


Penjasorkes, Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi Volume
akses senin, 17 september 2018

Moch Sajoto, (1988), Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurhasan, (2005), Aktivitas Kebugaran, Jakarta: Depdiknas.

Sajoto (1998), Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.

Sukadiyanto, (2002), Pengantar Teori dan Metedeologi Melatih Fisik,


Yogyakarta: PKO FIK UNY

Syafruddin, (2011), Ilmu Kepelatihan Olahraga, Padang: Fakultas Ilmu


Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
42

Sugiyanto, (1998), Perkembangan dan Belajar Motorik, Jakarta: Depdikbud

Sugiyono, (2012), Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA.

Sudjarwo, (1993), Ilmu Kepelatihan Dasar, Surakarta: Universitas Sebelas Maret


Press.

Widiastuti, (2011), Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta: PTBumi Timur Jaya

Wilmore, 1988, Training for Sport and Activity The Physiological Basis of
The ConditioningProcess,Third Edition, C Brown Publishers.

Lampiran 1:
Data Hasil Tes Kemampuan Power Otot Lengan (X)
43

No Power Otot Lengan


I II III
1 4 4 4,3
2 3,2 4,5 4
3 3,14 5 5,2
4 4,95 2 4,7
5 5,6 3,5 4,8
6 4,45 4,8 4,9
7 3,5 2,8 4,5
8 4 3 3,7
9 3 4,3 2,7
10 4,5 4 1,7
11 4,3 4,2 3,5
12 4 4,2 4,7
13 3,6 4,9 3,9
14 4,2 4,5 4,3
15 4,15 5 5,2
16 5 4 3,3
17 4,3 4 4,9
18 4,7 3,7 5
19 2 4,8 3,3
20 4,7 4,9 4,8
21 4 5 4,9
22 3 3 3,9
23 3,7 2,7 4,5
24 4 3,5 4,9
25 5 2 5,2
26 3,6 3,7 5
27 4,5 3 5
28 3 4 4
29 3,9 5 4,5
30 4 5,2 4,5

Lampiran 2:
Data Hasil Tes Standing Throw Shoot (Y)
44

Standing Throw Shoot


No
3,5 Meter 5 Meter 7 Meter
45

I II I II I II
1 0 2 0 3 2 0
2 3 1 3 2 0 3
3 0 1 2 2 0 2
4 1 3 2 2 2 0
5 4 3 2 4 0 1
6 3 3 3 1 2 0
7 2 2 1 2 2 2
8 0 3 1 4 0 2
9 1 2 4 3 3 0
10 3 0 0 3 0 3
11 3 3 0 3 1 0
12 1 4 4 2 0 1
13 0 2 3 0 0 3
14 3 4 2 1 1 0
15 0 3 3 2 0 1
16 3 1 4 2 1 3
17 3 1 3 2 1 3
18 2 2 2 0 0 0
19 4 2 1 0 2 0
20 0 2 2 2 0 0
21 0 3 1 0 2 2
22 4 3 4 3 1 4
23 0 3 1 1 0 0
24 3 3 2 3 0 2
25 3 4 3 4 4 0
26 3 0 3 1 3 1
27 2 4 1 4 3 3
28 3 0 3 1 3 2
29 4 4 3 3 3 3
30 1 3 1 4 3 3

Lampiran 3:

Data Power Otot Lengan (X) dan Standing Throw Shoot (Y)

No X Y
46

1 4,3 3

2 4,5 3

3 5,2 2

4 4,95 3

5 5,6 4

6 4,9 3

7 4,5 2

8 4 4

9 4,3 4

10 4,5 3

11 4,3 3

12 4,7 4

13 4,9 3

14 4,5 4

15 5,2 3

16 5 4

17 4,9 3

18 5 2

19 4,8 4

20 4,9 2

21 5 3

22 3,9 4
47

23 4,5 3

24 4,9 3

25 5,2 4

26 5 3

27 5 4

28 4 3

29 4,5 4

30 5,2 3

Lampiran 4:

Deskriptif Variabel X dan Y


48

Power Otot Standing


Lengan Throw Shoot

Valid 30 30
N
Missing 0 0
Mean 4,755 3,07
Median 4,900 3,00
Mode 5,0 3
Std. Deviation ,4082 ,740
Variance ,167 ,547
Range 1,7 2
Minimum 3,9 2
Maximum 5,6 4
Sum 142,7 92

Lampiran 5:
Perhitungan Distribusi Frekuensi Power Otot Lengan dan Standing
Throw Shoot
49

Mencari kelas interval (X)

Dik: Nilai terbesar = 5,6


Nilai terkecil= 3,9
R = 5,6 - 3,9
= 1,7
N = 30
I = 1+3,3 log 30
= 1+4,884
= 5,884
=6
P = 1,7:6
= 0,2833
= 0,3
Mencari Kelas Interval Variabel (Y)
Dik: Nilai Terbesar = 4
Nilai Terkecil = 2
R=4–2
=2
N = 30
I = 1 3,3 log 30
=1 4,884
= 5,884
=6
P = 2 : 6 = 0,3
Lampiran 6: Uji Normalitas Power Otot Lengan dan Standing Throw Shoot

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


50

Power Otot Standing


Lengan Throw
Shoot
N 30 30
Mean 4,755 3,07
Normal
Std. ,4082 ,740
Parametersa,b
Deviation
Absolute ,205 ,236
Most Extreme
Positive ,108 ,236
Differences
Negative -,205 -,231
Kolmogorov-Smirnov Z 1,125 1,292
Asymp. Sig. (2-tailed) ,159 ,071
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

LAMPIRAN 7: Uji Linearitas

ANOVA Table
51

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 5,367 10 ,537 ,971 ,498

Between Linearity 2,378 1 2,378 4,304 ,052


Y Groups
Deviation from 2,988 9 ,332 ,601 ,781
*
Linearity
X
Within Groups 10,500 19 ,553

Total 15,867 29

Measures of Association
R R Squared Eta Eta
Squared
Standing Throw Shoot * ,387 ,150 ,582 ,338
Power Otot Lengan

Lampiran 8: Uji Hipotesis

Correlations
52

X Y
Pearson 1 ,387*
Power Otot Correlation
Lengan Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
Pearson ,387* 1
Standing throw Correlation
shoot Sig. (2-tailed) ,035
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dokumentasi Penelitian
53

Gambar 1. Berdoa

gambar 2. Melakukan Pemanasan


54

gambar 3. Melakukan tes medicine ball throw

Gambar 4. Mengukur jarak lemparan


55

Gambar 5. Melakukan tes standing throw shoot


56

z
57

You might also like