You are on page 1of 13

Tugas Makalah

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH


DASAR

Oleh:

KELOMPOK 6
SITI MARIAM (A1G121140) WD REZA RAHMAWATI (A1G121149)
SRI MULIANI (A1G121141) WD RISMAYANTI (A1G121150)
SITI NUR AISYAH (A1G121142) WD SERLY (A1G121151)
SUSI BUTON (A1G121143) WAHYU HAMALATUL ARSI (A1G121152)
UCI ADHIANI (A1G121144) W ODE MRAZ (A1G121153)
VIRA NOFRIANTI (A1G121145) WD NIDHAR FEBRIYANITA (A1G121154)
WD HASRIANI (A1G121146) WILDA CLAUDIA (A1G121155)
WD PUPUT (A1G121147) YUNAN PRASELIA JUNINDA (A1G121156)
WD RAHMA (A1G121148) YUSNIATI (A1G121157)
YUSRIA (A1G121158)

PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur yag kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “MANAJEMEN BIMBINGAN ONSELING di SEKOLAH DASAR” dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas BK dikelompok kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa
memperbaikinya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penulis berharap
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.

Kendari, 15 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Program
B. Aspek Ketenangan
C. Aspek Prosedur
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen Bimbingan dan Konseling adalah segala cara yang digunakan kepala
sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya
(tenaga, dana, sarana/prasarana).
Manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian semua aktivitas dan
semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia
untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya
manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua layanan sudah
dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Pada dasarnya manajemen dalam layanan  bimbingan dan konseling dilakukan
untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang bermutu, yaitu layanan yang
mampu mengintegrasikan, mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan program,
personil, fasilitas dan pembiayaan layanan bimbingan dan konseling secara optimal agar
dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Optimalisasi manajemen bimbingan dan
konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar
memberikan kontribusi pada penetapan visi-misi dan tujuan sekolah yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
A. Apa aspek program layanan bimbingan konseling SD?
B. Apa aspek ketenangan bimbingan konseling SD?
C. Apa aspek prosedur bimbingan konseling SD?

C. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa aspek program layanan bimbingan konseling SD
B. Untuk mengetahui apa aspek ketenangan bimbingan konseling SD
C. Untuk mengetahui apa aspek prosedur bimbingan konseling SD
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Program Layanan


Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan murid dan maslah nyata
yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan tersendiri
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD itu sendiri, baik dilihat dari segi
petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik murid SD. Menurut Dinkmeyer dan
Caldwell (dalam Ahman, 1998), bahwasanya ada beberapa factor yang membedakan
antara bimbingan di SD dan sekolah menengah, yaitu:
1. bimbingan di SD lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi
bimbingan
2. focus bimbingan di SD lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman
diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan
orang lain
3. bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat
pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD
4. bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik
5. program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak,
seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaaan diri, serta
memahami kelebihan serta kekurangan diri
6. program bimbingan di SD hendaknya menyakini bahwa usia SD merupakan
tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak. Dapat
disimpulkan bahwa perangkat tugas yang harus diselesaikan murid SD dapat
dijadikan sebagai panduan utama bagi pengembangan program bimbingan di
SD.

Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan
masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat
Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa
sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial.
Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan
di sekolah dasar.jenis-jenis layanan BK anak SD diantaranya yaitu:
1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
2. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi layanan orientasi yang mendapat
penekanan adalah:
a. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi:
 Fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah
 Hak dan kewajiban siswa
 Fasilitas penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi
pelayanan kesehatan
 pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha
b. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi:
 Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial
disekolah baik dengan teman, guru wali kelas maupun staf
sekolah lainnya
 Organisasi orang tua dan guru
 Organisasi siswa
 Organisasi sekolah secara menyeluruh
 Adanya bimbingan sosial bagi para siswa
c. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan belajar, meliputi:
 Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
 Kurikulum yang ada
 Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas.
 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran,
guru-guru setiap mata pelajaran
 Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa
 Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa
 Fasilitas dan sumber belajar yang ada, seperti ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, ruang praktek, dan sebagainya.
d. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan karir, meliputi:
 Peran bimbingan dan konseling serta pelacakan karir di SD
 Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa SD
 Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan
bimbingan karir.
3. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu
peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah. Bidang-bidang
bimbingan meliputi pokok materi seperti berikut:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program
penilaian.
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri
maupun kelompok.
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
d. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
e. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.

Secara umum tujuan belajar adalah membantu individu (siswa) agar


mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat
perkembangan belajar siswa.Selain itu secara khusus tujuan belajar yaitu agar
siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar.Sedangkan dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan belajar adalah
agar siswa mandiri dalam belajar.
4. Layanana Bimbingan Kelompok
Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.
5. Layanan Konseling
Layanan konseling ada 2 macam yaitu :
a. Layanan konseling perseorangan memungkinkan siswa mendapatkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas dalam
pembahasan permasalahannya. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi
pengentasan.
b. Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami
melalui dinamika kelompok. Fungsi utama layanan ini ialah fungsi
pengentasan.
6. Layanan Referal
Layanan referal, yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain yang
lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu di luar
kemampuan dan kewenangan personal/guru pembimbing di sekolah tersebut.
B. Aspek Ketenangan
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling, maka pada umumnya guru MISD mempunyai tugas ganda, sebagai pelaksana
pelayanan bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target
kurikulum yang harus dicapai. Sebenarnya guru MISD sebagai guru kelas memiliki
peluang-kesempatan luas untuk memahami karakteristik setiap peserta didik di kelasnya.
Oleh karena itu, guru MISD perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan
yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan yang terintegrasi dalam
pembelajaran. Pada akhirnya, guru MISD hendaknya dapat menerapkan layanan
bimbingan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas; atau guru
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang bernuansakan bimbingan dan
konseling di kelasnya.
Mengacu pada peran tersebut, hasil belajar dan kemajuan belajar yang akan dicapai
oleh peserta didik akan sangat dipengaruhi Bimbingan Konseling dan ditentukan oleh
pola hubungan antara guru dengan siswa (Gibson & Mitchel, 2011: 107 dan Usman,
2011: 7 dan Sukmadinata, 2010: 196). Jika demikian halnya, maka seorang guru sekolah
dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang memadai untuk
melaksanakan layanan bimbingan dalam rangka mengembangkan peserta didik secara
optimal. Kemampuan melakukan kegiatan bimbingan bagi guru madrasah ibtidaiyyah
artinya, guru dalam proses pembelajarannya melakukan juga pemberian dorongan,
bantuan, pengawasan, pengarahan, dan pemecahan masalah (Kartadinata, 1999: 269 dan
Sukmadinata, 2010: 197).

C. Aspek Prosedur
1. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling
Pelaksanaan evaluasi perencanaan program bimbingan dan konseling mencangkup
lima tahap yaitu:
a. Menetukan tujuan evaluasi
Berdasaran tujuan ini evaluator akan megetahui apakah dalam perencanaan
program bimbingan dan konseling telah sesuai dengan kegiatan-kegiatan dalam
perencanaan program bimbingan dan konseling. Dengan penetapan tujuan inilah
para evaluator akan memulai langkah awal dalam penilaiannya.

b. Menentukan kriteria evaluasi


Kritera evaluasi merupakan patokan yang dapat digunakan untuk menilai suatu
kegiatan atau aktivitas, artinya berdasarkan kriteri tersebut suatu
kegiatan/program dapat dikatakan berhasil atau belum berhasil.
c. Memilih instrument penilaian
Instrument penilaian yang dipilih untuk digunakan dalam pengumpulan data
berdasarkan tujuan dan jenis data yang dikumpulkan.
d. Analisis data
Data yang telah terkumpul dengan berbagai instrument pengumpulan data
dianalisis dengan menggunakan analisis data baik secara kualitatif maupun
kuntitatif.
e. Pembuatan laporan
Laporan disusun berdasarkan hasil analisis data. Dalam laporan penilaian
perencanaan program bimbingan yang dilaporkan berupa deskripsi, analisis
hasil dan pengambilan keputusan.
2. Prosedur Evaluasi Proses Bimbingan Dan Konseling
Prosedur Evaluasi Proses Bimbingan Dan Konseling mengikuti mekanisme sebagai
berikut:
a. Menentukan tujuan evaluasi
Penentujuan tujuan karena dengan tujuan yang jelas akan dapat digunakan
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai atau
belum tercapai.
b. Menentukan kriteria penilaian
Setelah langkah penetapan tujuan maka selanjutnya adalah menentukan kriteria
penilaian kriteria merupakan standar yang digunakan untuk membandingkan
antara harapan dan kenyataan atau untuk mengetahui kesesuaian antara kriteria
dengan komponen dan indikator.
c. Memilih instrument penilaian
Instrumen penilaian yang dipilih untuk digunakan dalam pengumpulan data
berdasarkan tujuan dan jenis data yang dikumpulkan. Dalam penilaian proses
dalam bimbingan dan konseling jenis instrumen yang digunakan meliputi
angket, kuesioner, pedoman observasi, Dan studi dokumentasi.
d. Analisis data
Data yang telah terkumpul dengan berbagai instrumen pengumpulan data
dianalisis dengan menggunakan analisis data baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
e. Pembuatan laporan
Berdasarkan analisis data maka selanjutnya di susunlah laporan pelaksanaan
penilaian proses dalam bimbingan dan konseling dalam laporan memuat
deskripsi, analisis hasil dan pengambilan keputusan.
3. Prosedur evaluasi hasil bimbingan dan konseling
Penilaian hasil ditujukan kepada perolehan serta Didik yang menjalani layanan titik
perolehan ini diorientasikan pada:
a. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan dalam kaitannya dengan
masalah yang dibahas.
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang diperoleh melalui
layanan seperti perubahan sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan,
keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreativitas, dan
apresiasi terhadap nilai dan moral.
c. Rencana kegiatan yang akan dilakukan bukan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya.
d. Respon peserta didik, personil sekolah, orang tua, masyarakat dan stakeholder
yang lain.
e. Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan
bimbingan dan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik
serta hasil belajar maupun pengamatan setelah peserta didik lulus untuk
melanjutkan studi atau berkarya.

Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan evaluasi
Penentuan tujuan dilakukan agar memiliki tujuan jelas yang telah ditentukan
dapat tercapai atau belum tercapai.
b. Menentukan kriteria penilaian
Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria penilaian. kriteria merupakan
standar yang digunakan untuk membandingkan antara harapan dan kenyataan
atau untuk mengetahui kesesuaian antara kriteria dengan komponen dan
indikator.
c. Memilih instrument penilaian
Instrumen penilaian yang dipilih untuk digunakan dalam pengumpulan data
berdasarkan tujuan dan jenis data yang dikumpulkan.
d. Analisis data
Data yang telah terkumpul dengan berbagai instrumen pengumpulan data
dianalisis dengan menggunakan analisis data baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
e. Pmbuatan laporan
Berdasarkan analisis data maka selanjutnya disusunlah laporan hasil dalam
bimbingan dan konseling. Dalam laporan memuat deskripsi analisis hasil dan
pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan murid dan maslah nyata
yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan tersendiri
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD itu sendiri, baik dilihat dari segi
petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik murid SD.
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling,
maka pada umumnya guru MISD mempunyai tugas ganda, sebagai pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus dicapai.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami tim penyusun mengharapkan apabila ada saran dan
kritikan yang bersifat membangun guna dalam penyempurnaan makalah ini, karena kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sekian dan terima kasih.

You might also like