Professional Documents
Culture Documents
Tugas Makalah Kelompok 6
Tugas Makalah Kelompok 6
Oleh:
KELOMPOK 6
SITI MARIAM (A1G121140) WD REZA RAHMAWATI (A1G121149)
SRI MULIANI (A1G121141) WD RISMAYANTI (A1G121150)
SITI NUR AISYAH (A1G121142) WD SERLY (A1G121151)
SUSI BUTON (A1G121143) WAHYU HAMALATUL ARSI (A1G121152)
UCI ADHIANI (A1G121144) W ODE MRAZ (A1G121153)
VIRA NOFRIANTI (A1G121145) WD NIDHAR FEBRIYANITA (A1G121154)
WD HASRIANI (A1G121146) WILDA CLAUDIA (A1G121155)
WD PUPUT (A1G121147) YUNAN PRASELIA JUNINDA (A1G121156)
WD RAHMA (A1G121148) YUSNIATI (A1G121157)
YUSRIA (A1G121158)
Puji serta syukur yag kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “MANAJEMEN BIMBINGAN ONSELING di SEKOLAH DASAR” dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas BK dikelompok kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa
memperbaikinya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penulis berharap
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Program
B. Aspek Ketenangan
C. Aspek Prosedur
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Bimbingan dan Konseling adalah segala cara yang digunakan kepala
sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya
(tenaga, dana, sarana/prasarana).
Manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian semua aktivitas dan
semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia
untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya
manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua layanan sudah
dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Pada dasarnya manajemen dalam layanan bimbingan dan konseling dilakukan
untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang bermutu, yaitu layanan yang
mampu mengintegrasikan, mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan program,
personil, fasilitas dan pembiayaan layanan bimbingan dan konseling secara optimal agar
dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Optimalisasi manajemen bimbingan dan
konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan bimbingan dan konseling benar-benar
memberikan kontribusi pada penetapan visi-misi dan tujuan sekolah yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
A. Apa aspek program layanan bimbingan konseling SD?
B. Apa aspek ketenangan bimbingan konseling SD?
C. Apa aspek prosedur bimbingan konseling SD?
C. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa aspek program layanan bimbingan konseling SD
B. Untuk mengetahui apa aspek ketenangan bimbingan konseling SD
C. Untuk mengetahui apa aspek prosedur bimbingan konseling SD
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan
masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat
Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa
sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial.
Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan
di sekolah dasar.jenis-jenis layanan BK anak SD diantaranya yaitu:
1. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
2. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi layanan orientasi yang mendapat
penekanan adalah:
a. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan pribadi, meliputi:
Fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah
Hak dan kewajiban siswa
Fasilitas penunjang seperti sarana olah raga dan rekreasi
pelayanan kesehatan
pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha
b. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan sosial, meliputi:
Suasana kehidupan dan tata krama tentang hubungan sosial
disekolah baik dengan teman, guru wali kelas maupun staf
sekolah lainnya
Organisasi orang tua dan guru
Organisasi siswa
Organisasi sekolah secara menyeluruh
Adanya bimbingan sosial bagi para siswa
c. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan belajar, meliputi:
Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
Kurikulum yang ada
Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, jadwal pelajaran,
guru-guru setiap mata pelajaran
Kegiatan belajar yang dituntut dari siswa
Adanya pelayanan bimbingan belajar bagi para siswa
Fasilitas dan sumber belajar yang ada, seperti ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, ruang praktek, dan sebagainya.
d. Layanan orientasi dalam bidang bimbingan karir, meliputi:
Peran bimbingan dan konseling serta pelacakan karir di SD
Pelaksanaan bimbingan karir untuk siswa SD
Kegiatan yang diharapkan dari siswa dalam pelaksanaan
bimbingan karir.
3. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu
peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah. Bidang-bidang
bimbingan meliputi pokok materi seperti berikut:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program
penilaian.
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri
maupun kelompok.
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
d. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
e. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.
C. Aspek Prosedur
1. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling
Pelaksanaan evaluasi perencanaan program bimbingan dan konseling mencangkup
lima tahap yaitu:
a. Menetukan tujuan evaluasi
Berdasaran tujuan ini evaluator akan megetahui apakah dalam perencanaan
program bimbingan dan konseling telah sesuai dengan kegiatan-kegiatan dalam
perencanaan program bimbingan dan konseling. Dengan penetapan tujuan inilah
para evaluator akan memulai langkah awal dalam penilaiannya.
Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan evaluasi
Penentuan tujuan dilakukan agar memiliki tujuan jelas yang telah ditentukan
dapat tercapai atau belum tercapai.
b. Menentukan kriteria penilaian
Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria penilaian. kriteria merupakan
standar yang digunakan untuk membandingkan antara harapan dan kenyataan
atau untuk mengetahui kesesuaian antara kriteria dengan komponen dan
indikator.
c. Memilih instrument penilaian
Instrumen penilaian yang dipilih untuk digunakan dalam pengumpulan data
berdasarkan tujuan dan jenis data yang dikumpulkan.
d. Analisis data
Data yang telah terkumpul dengan berbagai instrumen pengumpulan data
dianalisis dengan menggunakan analisis data baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
e. Pmbuatan laporan
Berdasarkan analisis data maka selanjutnya disusunlah laporan hasil dalam
bimbingan dan konseling. Dalam laporan memuat deskripsi analisis hasil dan
pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan murid dan maslah nyata
yang terjadi di sekolah. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan tersendiri
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD itu sendiri, baik dilihat dari segi
petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik murid SD.
Sehubungan dengan perlunya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling,
maka pada umumnya guru MISD mempunyai tugas ganda, sebagai pelaksana pelayanan
bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan target kurikulum
yang harus dicapai.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami tim penyusun mengharapkan apabila ada saran dan
kritikan yang bersifat membangun guna dalam penyempurnaan makalah ini, karena kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sekian dan terima kasih.