You are on page 1of 4

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN

DESIGN THINKING PADA KEGIATAN


PROGRAM ORGANISASI PENGGERAK
(POP)

Nama : Eldin Vidayanti, S.Pd.


NIP : 199407132019022003
Instansi : SMP Negeri 1 Malang

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penilaian Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakankendaraan utama dalam upaya membawa
perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian
semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan yang lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya dengan baik dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik di rumah, di
sekolah, maupun di lingkungan masyarakat dan di Dunia Usaha/Industri.
PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara
berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal
sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka
secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai
profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas
pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di
dalam kehidupan profesionalnya.
Pelaksanaan Pengembangan Diri (PD) merupakan salah satu dari komponen PKB
yang harus dilaksanakan oleh guru selain pelaksanaan Publikasi Ilmiah (PI) dan
Karya Inovatif (KI).
Kegiatan pengembangan diri terdiri dari dua jenis, yaitu diklat fungsional dan
kegiatan kolektif guru. Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan
atau latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan dan/atau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di atas
standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Jadi ada batasan waktu, di
mana diharapkan guru mampu melaksanakannya minimal sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan
ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai standar atau di atas
standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup:
a. kegiatan lokakarya atau kegiatan kelompok guru untuk penyusunan kelompok
kurikulum dan/atau pembelajaran.
b. pembahas atau peserta pada seminar, kologium, diskusi panel atau bentuk pertemuan
ilmiah yang lain.
c. kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.
Kegiatan pengembangan diri yang mencakup diklat fungsional dan kegiatan kolektif
guru tersebut harus mengutamakan kebutuhan guru untuk pencapaian standar dan/atau
peningkatan kompetensi profesi khususnya berkaitan dengan melaksanakan layanan
pembelajaran. Kebutuhan guru untuk mencapai atau meningkatkan kompetensinya dapat
mencakup:
a. kompetensi menyelidiki dan memahami konteks di tempat guru mengajar
b. penguasaan materi dan kurikulum
c. penguasaan metode mengajar
d. kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran
e. penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK)
f. kompetensi menghadapi inovasi dalam sistem pendidikan di Indonesia
g. kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini
h. kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas
lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

2. Tujuan Umum
Design Thinking merupakan proses berulang di mana kita berusaha memahami
pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah dalam usaha untuk
mengidentifikasi strategi alternatif dan solusi yang sebelumnya bisa tidak tampak dalam
pemahaman awal kita. Di saat yang bersamaan, Design Thinking menghadirkan
pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Design Thinking merupakan
cara berpikir dan bekerja serta sekumpulan metode-metode langsung.

Design Thinking ada pada ketertarikan yang kuat untuk mengembangkan


pemahaman terhadap orang-orang yang merupakan target kita dalam mendesain produk
atau jasa. Dapat membantu kita menelaah dan mengembangkan empati terhadap target
pengguna. Design Thinking membantu kita dalam proses bertanya: menanyakan
masalahnya, menanyakan asumsi yang ada, dan menanyakan dampaknya. Design
Thinking sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak
diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut pandang manusia,
menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi pendekatan
langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba. Design Thinking juga
termasuk didalamnya proses percobaan terus menerus: pembuatan sketsa, desain awal,
uji coba, dan proses percobaan konsep dan ide.

B. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI


1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 09 – 11 November 2021 secara daring.
Penyelenggara kegiatan adalah Yayasan Pendidikan Telkom.

2. Nama Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan Design Thinking pada kegiatan Program
Organisasi Penggerak (POP).
3. Tujuan
Tujiuan dilaksanakannnya kegiatan pelatihan Design Thinking pada kegiatan Program
Organisasi Penggerak (POP) ini adalah :
a) Mengembangkan pemahaman terhadap orang-orang yang merupakan target kita
dalam mendesain produk atau jasa.
b) Membantu kita menelaah dan mengembangkan empati terhadap target pengguna.
c) Membantu kita dalam proses bertanya: menanyakan masalahnya, menanyakan asumsi
yang ada, dan menanyakan dampaknya.
d) Bermanfaat dalam memecahkan masalah yang sangat rumit atau tidak diketahui, dengan cara
menata kembali masalahnya dalam sudut pandang manusia, menciptakan banyak ide-ide
dalam sesi brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan desain
awal dan melakukan uji coba.

4. Ringkasan Materi
Materi yang disampaikan pada Kegiatan ini adalah :
a) Konsep Design Thinking
b) Metode Design Thinking
c) Set Challenge
d) Mapp Existing Journey
e) Get Out Off the Building
f) How Might We
g) Ideate
h) Build Simple Prototype
i) Testing
j) Self Learning Design Thinking

Pandangan Berbasis Sumber Daya


Design Thinking termasuk juga didalamnya sebuah proses yang
disebut sebagai Pandangan Berbasis Sumber Daya (Resource-Based View
atau RBV) yang mana merupakan sebuah pendekatan untuk mencapai
keuntungan kompetitif dengan cara melihat bagian dalam perusahaan untuk
mencari sumber keuntungan kompetitif ketimbang melihat lingkungan
kompetitifnya. Jika sebuah sumber daya menunjukkan atribut VRIO, maka
sumber daya tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan dan menjaga
keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Atribut VRIO dapat didefinisikan
secara umum sebagai: berharga? langka? sulit untuk ditiru?

Fungsi Pemikiran Inovatif dalam Design Thinking


Untuk dapat menggunakan sumber daya VRIO atau “sumber daya
berharga” sebuah organisasi memerlukan inovasi. Menggunakan pemikiran
inovatif untuk mengembangkan cara-cara yang berbeda dan unik dalam
menggabungkan berbagai sumber daya untuk mencapai hasil yang lebih
baik dan mendapatkan keuntungan kompetitif.
Inovasi cermat merupakan inovasi dalam tingkat sederhana.
Mengubah sesuatu yang bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai
tinggi. Ketika komoditas sedang langka, manusia didorong dalam diri
mereka masing-masing untuk menggunakan semua sumber daya paling
melimpah — kecerdikan manusia — dan menggunakannya untuk
menyelesaikan masalah. Inovasi cermat bisa berupa teknologi sederhana,
tapi juga bisa memanfaatkan teknologi tinggi untuk membuat layanan
menjadi lebih terjangkau dan dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.
Pola pikir dalam proses ini harus tetap dalam keadaan lincah dan
mudah beradaptasi. Metode lincah atau "lincah" merupakan proses yang
dapat membantu tim bergerak tanggap memberikan respons yang cepat
dan tidak terprediksi terhadap umpan balik yang mereka terima pada proyek
mereka. Sehingga menciptakan kesempatan untuk menggunakan tujuan
berbasis proyek pada saat siklus pengembangan.

5. Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pelatihan Design Thinking pada kegiatan Program Organisasi
Penggerak (POP) berakhir diharapkan bermanfaat dalam memecahkan masalah yang
sangat rumit atau tidak diketahui, dengan cara menata kembali masalahnya dalam sudut
pandang manusia, menciptakan banyak ide-ide dalam sesi brainstorming, dan
mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan desain awal dan melakukan uji coba.

6. Dampak Pengembangan diri.


Dengan diadakannya kegiatan pelatihan Design Thinking pada kegiatan Program
Organisasi Penggerak (POP) adalah dapat mengembangkan pemahaman terhadap
orang-orang yang merupakan target kita dalam mendesain produk atau jasa.

C. PENUTUP
Pada bagian akhir laporan ini kami menarik beberapa kesimpulan dan
memberikan beberapa saran baik bagi diri kami sendiri maupun untuk guru lain. Adapun
kesimpulan dan saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya selalu melakukan pengembangan diri baik dengan mengikuti diklat
fungsional maupun kegiatan kolektif guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sebagai guru.
2. Keterbatasan waktu dan tenaga tidak boleh menghalangi guru untuk melakukan
pengembangan diri karena sudah banyak diklat yang disediakan untuk guru.

You might also like