You are on page 1of 12

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PENGAJARAN SOSIAL

NAMA KELOMPOK : - DESI HERLINA TAPIKAP

- DEWI FITRI BARA LAY

- DEWI PUTRI MARIANA SOLE

KELAS : A

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG

2022
BAB I

Pendahuluan

Latar belakang

Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan
yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan
untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu
menggunakan berbagai model pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga
merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu
bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh
(student center) sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan,
peserta dapat melatih kemandirian, peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.
Dalam proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering dihadapkan pada berbagai masalah,
baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial.
Pemecahan masalah pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara, melalui diskusi kelas,
tanya jawab antara guru dan peserta didik, penemuan dan inkuiri. Konsep yang dipakai sebagai
upaya pemecahan permasalahan itulah yang dimaksud dengan model pembelajaran. Model
Pembelajaran adalah an instructional model is a step-by-step procedure that leads to specific
learning outcomes.

1 (model pembelajaran adalah prosedur langkah-demi-langkah yang mengarah ke hasil belajar


yang spesifik). Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif (dalam mencapai tujuan), yang relatif sulit
dibedakan dengan strategi pembelajaran.

2. Dan strategi pembelajaran adalah An instructional strategy is a method for delivering


instruction that is intended to help students achieve a learning objective.

3. (Strategi pembelajaran adalah metode untukmemberikan instruksi yang dimaksudkan untuk


membantu siswa mencapai tujuanpembelajaran). Memahami beberapa pernyataan di atas
betapa perlu dan penting model pembelajaran dihadirkan dalam proses pembelajaran agar
situasi dan kondisi pemebelajaran menjadi baik dan terarah. Banyak model pembelajaran yang
dapat dipakai oleh seorang guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran untuk menjadi lebih
baik, dan jika seorang guru dapat memanfaatkan media, sumber atau literatur tentang
permodelan dalam pembelajaran tersebut, maka guru akan menjadi profesional dalam
menjalankan tugasnya. Satu contoh model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
sosial. Mengapa dikatakan model pembelajaran sosial? “Karena pendekatan pembelajaran yang
termasuk dalam kategori model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau
orang lain. Model-model dalam kategori ini difokuskan pada peningkatan kemampuan individu
dalam berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara
produktif dalam masyarakat”

4. Dengan demikian siswa dalam proses belajar akan memasuki nuansa sebenarnya dimana
problem sosial yang mungkin saja dihadapinya setiap hari. Dalam proses pembelajaran itu siswa
mencoba mengatasi sendiri permasalahan-permasalahannya dengan baik. Satu sisi dari
eksistensi manusia itu adalah sebagai makhluk sosial, maka menjadi sangat penting bila anak-
anak itu diajarkan sedini mungkin pada pola kehidupan sosial. Bahkan Elizabeth B. Hurlock
mengungkapkan bahwa “ karena pola perilaku sosial atau perilaku yang tidak sosial dibina pada
masa kanak-kanak awal atau masa pembentukan, maka pengalaman sosial itu sangat
menentukan kepribadian setelah anak menjadi dewasa”.

5. Untuk itu model pembelajaran sosial ini menitik beratkan terhadap tingkah laku anak pada
peran, simulasi dan tanggap serta dapat mengatasi problem-problem sosial yang dialami anak
dengan baik. Untuk lebih jelas tentang apa sajakah yang tergolong dalam model pembelajaran
sosial ini, penulis akan merujuk pada konsep Hamzah B. Uno dalam bukunya model
pembelajaran, beliau membaginya menjadi 3 model pembelajaran sosial, yaitu (1) model
pembelajaran bermain peran, (2) model pembelajaran simulasi sosial dan (3) model
pembelajaran telaah kajian yurisprudensi.[6] Ketiga model inilah yang akan di bahas dalam
makalah ini.

Rumusan Masalah

Dari uraian pendahuluan di atas, maka makalah tentang model pembelajaran sosial ini akan
membahas tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud pembelajaran bermain peran?

2. Bagaimana proses pelaksanaaan model pembelajaran simulasi sosial?

3. Apa dan bagaimana proses pelaksanaaan model pembelajaran telaah yurisprudensi?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Model pembelajaran bermain peran (role playing) merupakan salah satu model
pembelajaran sosial, yaitu suatu model pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk
memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang diungkapkan dalam
bentuk cerita sederhana.

2. Model pembelajaran simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang mengasah


keterampil-an siswa, baik keterampilan mental maupun fisik. Model pembelajaran ini
diharapkan dapat mendorong siswa untuk aktif dan berpikir kreatif, sehingga motivasi belajar
akan meningkat.Model pembelajaran simulasi sosial, merupakan salah satu model
pembelajaran, yang memeiliki karakteristik utama yaitu memberi peluang terciptanya suatu
proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan mengalami secara simulatif masalah dan
atau peristiwa yang terjadi di lingkungan kehidupan siswa.

* Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran simulai sosial,

Prosedur Pembelajaran proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat
prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator/guru. Pertama adalah penjelasan. Untuk melakukan
simulasi, pemain harus benar- benar memahimi aturan mainnya, oleh karena itu sebelum
permainan dimulai, guru/ fasilitator harus menjelaskan tentang aturan permainan dalam
simulasi. Kedua adalah mengawasi (refeereing). Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu
dengan aturan dan prosedur permainan tertentu. Oleh karena itu, fasilitator harus mengawasi
jalannya permainan agar dapat berjalan sesuai dengan ketentuan. Ketiga adalah melatih
(Coaching). Dalam simulasi, pemain akan melakukan kesalahan. Oleh karena itu, fasilitator
harus memberikan bimbingan, saran dan petunjuk agar pemain tidak mengulangi kesalahan
yang sama. Keempat adalah diskusi. Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh
karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain:
kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki kekurangan simulasi
dan sebagainya.

3. Model Pembelajaran Telaah Yurisprudensi

Model ini dirancang untuk siswa dalam studi sosial dan menyiratkan metode kasus sebuah
studi, mengingatkan pendidikan hukum. Studi kasus yang melibatkan masalah sosial di daerah-
daerah di mana kebijakan publik harus dilakukan (keadilan dan kesetaraan, kemiskinan dan
kekuasaan dll) Mereka dituntun untuk mengidentifikasi kebijakan publik isu-isu serta pilihan
yang tersedia untuk berhubungan dengan mereka dan nilai-nilai yang mendasari orang-orang
pilihan. Model ini dapat digunakan di daerah manapun di mana ada isu-isu kebijakan publik,
karena etika misalnya dalam ilmu pengetahuan, bisnis dan olahraga dan lain-lain.

Model ini didasarkan pada konsepsi masyarakat di mana orang berbeda pandangan dan
prioritas dan nilai-nilai sosial yang sah bertentangan satu dengan lainnya. Menyelesaikan
kompleks, isu-isu kontroversial dalam konteks tatanan sosial yang produktif membutuhkan
warga negara yang dapat berbicara satu sama lain dan berhasil bernegosiasi tentang perbedaan
mereka.permasalahan daerah umum, masalah ras dan etnis, konflik keagamaan dan ideologis,
konflik keamanan individu, konflik antara kelompok-kelompok ekonomi, kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan keamanan bangsa.

Definisi Model Pembelajaran Menurut Para Ahli

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan


pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki
arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak
dikembangkan berbagaimacam model , dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks
dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khus<us diantaranya adalah :

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.

4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Teori Model Pembelajaran menurut para ahli:

A. Model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran
kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.

B. Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega (1990) mengetengahkan 4 (empat)


kelompok model pembelajaran, yaitu:
(1) model interaksi sosial;

(2) model pengolahan informasi;

(3) model personal-humanistik; dan

(4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

C. Menurut E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap


sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu :

(1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning);

(2) Bermain Peran (Role Playing);

(3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning);

(4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan

(5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).

D. Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model belajar
mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.

1. Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model
tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14). Contohnya, bagaimana
kegiatan pendahuluan pada proses pembelajaran dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya?
2. Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan
model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain
guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

3. Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan


siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan siswanya. Pada satu
model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun
pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama
untuk halhal yang berkait dengan kreativitas.

4. Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang
dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.

E. Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’


sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Model pembelajaran sosial merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di


kelas dengan melibatkan peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian
peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya. Model pembelajaran sosial ini
mencakup : model pembelajaran partisipatif, model pendekatan pembelajaran kontekstual, dan
model pembelajaran mandiri. Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai
upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
dalam tahap : perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Dalam
menyiapkan anak untuk bersosialisasi di masyarakat, sejak dini anak harus sudah mengenal
lingkungan kehidupannya. Model pembelajaran kontekstual merupakan upaya pendidik untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan
mendorong peserta didik melakukan hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka Dalam rangka menuju kedewasaan.

SARAN

1. Bagi guru
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat lebih inovatif dan kreatif sesuai,
dengan kebutuhan siswa. Guru dapat mengembangkan berbagai metode dan model
pembelajaran. oleh siswa agar dapat lebih bersemangat dalam Belajar,
Disamping itu, pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sosial dapat digunakan
sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan demikian,
pembelajaran tidak hanya mengembangkan pemahaman konsep semata, akan tetapi siswa juga
dapat merefleksikan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.
Guru dapat menerapkan metode inkuiri sosial dengan mengembangkan tema-tema
permasalahan sosial yang sering terjadi di lingkungan masyarakat khsususnya permasalahan
yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa akan lebih mudah dan lebih terpacu untuk
mengungkapkan pendapat maupun bertanya.

2. Bagi siswa
Siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya, dan pembelajaran Sosial yang
didapatkan direfleksikan oleh siswa dapat berguna bagi kehidupannya di lingkungan
masyarakat nanti. Disamping itu pula, siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam melakukan
kegiatan pembelajaran agar pembelajaran tidak terjadi secara satu arah saja tetapi lebih
interaktif dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gunter, M. A., Estes, T. H., & Schwab, J. H. 1990. Instruction: A models approach.

Boston: Allyn and Bacon. hl. 67

[2] Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc
[3] Burden, P. R., & Byrd, D. M. 1996. Method for effective teaching, second edition. Boston: Allyn and
Bacon. h. 85

[4] Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012) h. 25

[5] Elizabeth B Hurlock, 1978, Perkembangan Anak, (terj.Med Meitasari Tjandrasa & Muslichah
Zarkasi), Jakarta: Glora Aksara Pratama, h. 256.

[6] Elizabeth B Hurlock, 1978, Perkembangan Anak, h.256.

[10] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2004) h.214

[11] Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran..., h. 25

[12] Bruce Joice & Marsha Weil, Models of Teaching, Terj. Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 36

You might also like