You are on page 1of 6

STANDING OPERATION PROCEDURE (SOP)

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

PT PLN (Persero) WILAYAH KALSEL DAN TENG

AREA KUALA KAPUAS

1. Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat antara lain agar pegawai selalu bisa menjaga konsistensi
dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari. Dengan adanya acuan kerja yang jelas. Selain itu juga dengan
adanya SOP, pegawai akan tahu dengan jelas peran dan tanggung jawabnya karena dalam SOP sudah
menerangkan dengan jelas alur tugas masing – masing. Dengan dibuatnya SOP yang baku, maka tugas atau
pekerjaan petugas akan lebih lancar karena masing – masing sudah ada pedoman dan acuannya, selain itu
juga ketika ada kasus penyelewengan atau penyalahgunaan wewenang, SOP ini juga bisa dijadikan sebagai
dasar hukum yang kuat.

Di sisi lain SOP juga sekaligus menjadi feedback/umpan balik guna penyesuaian antara kondisi yang
dipersyaratkan dalam SOP dengan kondisi riil yang ada, guna mencapai kinerja individu dan kinerja
organisasi yang optimal. Bahkan dalam jangka panjang, SOP dapat dijadikan sebagai langkah perbaikan
kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja.

2. Landasan Pembuatan SOP P2TL

Perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarkat, pegawai diwajibkan dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku. Untuk pencapaian kerja yang baik, pegawai harus
mendapatkan suatu aturan yang berlaku. Untuk pencapaian kerja yang baik, pegawai harus mendapatkan
suatu aturan atau pedoman yang jelas dan tertulis yaitu berupa Standar Operasional Prosedur (SOP).

Dalam pembuatan SOP ini telah memiliki beberapa landasan dasar hukum yang terkait bertujuan agar tidak
adanya penyimpangan dalam penetapan jenis pelanggaran P2TL untuk pelanggaran pindah persil. Landasan
dasar hukum yang terdiri antara lain :

1. Manajemen APP
2. KEPDIR. NO. 088-Z.P/DIR/2016 ; tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik.

3. Tugas dan Kewenangan :

Bagian yang terkait dalam SOP P2TL sesuai dengan Kepdir. No. 088-Z.P/DIR/2016 ini tak lepas dari tugas
dan kewenangan yang diberikan, agar suatu pelaksanaan berjalan dengan baik. Bagian – bagian itu
memiliki tugas dan kewenangan tersendiri dengan tujuan tidak ada penyimpangan dan dapat menjadi
umpan balik dalam penilaian kinerja individu maupun organisasi. Dalam SOP P2TL ini bagian – bagian
dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Administrasi Perencanaan
2. Operasi P2TL
3. Administrasi Evaluasi
3.1 Tugas dan Kewenangan terdiri dari :
3.1.1 Tugas Administrasi Perencanaan :
1. Menentukan Target Operasi P2TL
2. Menyusun jadwal pelaksanaan
3. Melakukan koordinasi dengan penyidik
4. Melakukan koordinasi lapangan dengan pihak terkait
5. Menyiapkan perlengkapan P2TL yang berkaitan dengan pelaksanaan P2TL di lapangan
3.1.2 Kewenangan Administrasi Perencanaan :
1. Mencari data pelanggan yang bersifat rahasia
2. Memberikan hasil sasaran atau target operasi
3.1.3 Tugas Pelaksana Operasi P2TL :
1. Melakukan pemeriksaan jaringan tenaga listrik, APP, Gardu
2. Melakukan pemeriksaan pemakaian tenaga listrik
3. Mencatat atau mendokumentasikan data dan fakta yang ditemukan
4. Melaksanakan kewenangannya
5. Menandatangani berita acara (BA)
6. Menyerahkan dokumen dan bukti kepada petugas administrasi perencanaan
3.1.4 Kewenangan Pelaksana Operasi P2TL :
1. Memasuki persil orang lain
2. Memeriksa instalasi listrik PLN
3. Melakukan pemutusan sementara atas sambungan listrik
4. Melakukan pemutusan rampung
5. Melakukan pengambilan barang bukti
3.1.5 Tugas Administrasi Evaluasi :
1. Menerima dokumen dan barang bukti
2. Menyimpan dokumen dan barang bukti
3. Melakukan pemeriksaan administrasi dan laboratorium bersama pemakai listrik
4. Melaksanakan kewenangan dan kewajiban sebagai petugas administrasi dan menyiapkan
proses administrasi tindak lanjut
3.1.6 Kewenangan Administrasi Evaluasi :
1. Membuat surat panggilan kepada pemakai tenaga listrik
2. Mengkategorikan golongan pelanggaran atau tidak
3. Menghitung besarnya pelanggaran dan tagihan susulan
4. Menyiapkan SPH, tagihan susulan dan ganti rugi
5. Mungusulkan cara pembayaran
6. Memproses tagihan susulan atau ganti rugi
7. Menyiapkan surat peringatan, putus sementara, rampung, atau penyambungan kembali

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang saling berkaitan sehingga menunjukkan adanya suatu
urutan tahap demi tahap yang harus dikerjakan dalam rangka penyelesaian suatu pekerjaan.

Didalam prosedur kerja P2TL memiliki skema yang teratur mulai dari awal pelaksanaan sampai akhir
pelaksanaan yang memiliki jenis pekerjaan berupa non teknik/administrasi dan teknik.

4.1 Pelaksanaan Prosedur Kerja SOP P2TL Terdiri dari :


4.1.1 Tahapan Pelaksanaan P2TL
4.1.2 Pra P2TL
1. Menyiapkan perlengkapan berupa surat tugas, tanda pengenal, formulir, dan barang bukti
2. Langkah yang harus dilakukan :
1. Menentukan P2TL
2. Menyusun jadwal
3. Koordinasi penyidik
4. Melakukan koordinasi lapangan
5. Menyiapkan perlengkapan lapangan
4.1.3 Pelaksanaan P2TL
1. Memasuki persil pelanggan
2. Melakukan pemeriksaan
3. Melakukan tindakan
4. Melakukan pemberkasan
5. Menyerahkan dokumen pada petugas administrasi
4.1.4 Pasca P2TL
1. Menerima dokumen dan barang bukti
2. Membuat surat panggilan
3. Melakukan pemeriksaan administrasi dan laboratorium
4. Membuat analisa usulan penyelesaian
5. Melakukan penyelesaian tindak lanjut
6. Membuat laporan
5. Uraian Kegiatan

No UraianKegiatan Pelanggan Petugas APP & P2TL TE/Adm Manaj/Ry Kepolisian Waktu RekamanMutu

1 Persiapan ID, APD, Material, 1


toolset dan kendaraan.

2 Persiapan Target Operasi. 2 2

3 Persiapan surat tugas untuk tim 3 3 3


pelaksana dan tim pengawalan.

4 Permintaan izin pelanggan. 4 4 4

5 Pelaksanaan pemeriksaan APP,


Instalasi dan dokumentasi. 5

6 Pembuatan Berita Acara,


Penjelasan dan penandatangan 6

7 Berita acara hasil pemeriksaan 7


ke Pelanggan.

8 Penyegelan, pemutusan dan 8


pengambilan barang bukti
(pelanggaran).
Penentuan Golongan 9
9 9
Pelanggaran dan Penyelesaian
administrasi (pelanggaran).
10 10
10 Pengarsipan.
6. Golongan Pelanggaran :

Terdapat 4 (empat) Jenis Golongan Pelanggaran Pemakaian Tenaga Listrik :

1. Pelanggaran Golongan I (P I) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya


2. Pelanggaran Golongan II (P II) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi
3. Pelanggaran Golongan III (P III) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya dan
mempengaruhi pengukuran energi
4. Pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh bukan pelanggan
6.1 Alat Kerja dan APD Pelaksanaan P2TL :

Didalam jenis pekerjaan berupa teknik/operasi P2TL tidak cukup hanya memiliki kemampuan
kompetensi dasar saja, tetapi haruslah memiliki kemampuan standar keselamatan dan keamanan kerja.
Perkakas atau peralatan sangat mendukung didalam suatu pelaksaan kerja, maka dari itu haruslah
didampingi dengan alat pendukung kerja berupa Alat Pelindung Diri.

Hasil pelaksanaan akan optimal, apabila pelaksana operasi P2TL mengutamakan sisi keselamatan dan
keamanan kerja yang telah diatur oleh perusahaan agar menuju target kerja yang aman dan zero
accident.

Dibawah ini merupakan Perlengkapan/Peralatan Kerja P2TL dan Alat Pelindung Diri P2TL terdiri
dari :

1. Perlengkapan/Peralatan Kerja P2TL :


1. Toolkit set
2. Stopwatch
3. Kamera/handycam
4. Printer foto beserta perlengkapannya
5. Gerinda
6. Bor
7. Kaca pengintip
8. Roll kabel
9. Alat analisa meter portable
10. Alat komunikasi (handy talkie)
11. Senter
12. Kalkulator
13. Kaca pembesar
14. Alat ukur (MTE, tang Kw, dll)
15. Tangga
16. Timah segel
17. Kawat segel
18. Tang segel
2. Peralatan APD (Alat Pelindung Diri) meliputi :
1. Kotak P3K
2. Sarung tangan isolasi 20 kV
3. Sepatu berisolasi 20 kV
4. Helm
5. Kacamata pelindung
6. Telescopic hot line stick (Tester 20 kV)
7. Safety shoes
6.2 Komponen dalam SOP P2TL

Isi dari SOP P2TL adalah komponen terkait dalam pelaksanaan kegiatan P2TL itu sendiri, terdiri dari :

1. Waktu pelaksanaan
2. Administrasi
3. Petugas yang terlibat
4. Peralatan kerja
5. Pelaksanaan kerja

Sangat perlunya koordinasi dalam pelaksanaan SOP P2TL dari setiap pihak baik administrasi P2TL,
operasi P2TL, dan pihak terkait lainnya, sangat berperan penting agar terlaksana pekerjaan yang lancer
dan aman.

7. Rekaman Mutu :
1. Perintah penugasan P2TL
2. BA P2TL
3. Barang bukti
4. Berita Acara Laboratorium

Kuala Kapuas, Februari 2018

DISETUJUI OLEH DIBUAT OLEH

MANAJER, ASMAN TRANSAKSI ENERGI LISTRIK,

JAMALUDDIN SALEBA MATENU

You might also like