Professional Documents
Culture Documents
Intervensi KLP.3 Kep Berfikir Kritis
Intervensi KLP.3 Kep Berfikir Kritis
Iwan Hermawan
Kelvin Arisandy
Kurniawan Raharjo Lukita
Malik Ibrahim
Netri Makassar
Pina Apriliani
Siti Arfah Zuhriah
Hendri Suprapto
Ifni Dian Puspita
Norma Widyaningrum
Riski Wilandatika
Siti Ma’rifatun
Tetik Riyanti
Yeni Fitriyeni
Mateus De Araujo
A. Pengertian
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.
Pada proses perencanaan intervensi, perawat jarang mengalami kesulitan. Hal ini
dikarenakan proses perencanaan sudah mengacu pada panduan yang sudah tersedia ditiap Rumah
Sakit. Panduan tersebut berupa lembar intervensi keperawatan berdasarkan tiap diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan. Wijaya (2016)
Perencanaan sebagai upaya memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang
melakukan, bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Perencanaan adalah
suatu proses memulai dengan sasaran, batasan strategi, kebijakan dan rencana detail untuk
mencapainya.
B. Tujuan
Tujuan dari perencanaan keperawatan adalah untuk membuat keputusan yang baik
mengenai hal-hal yang perlu dilaksanakan dan cara melaksanakannya dengan perencanaan dapat
disediakan arah yang perlu ditempuh dalam pencapaian tujuan titik perencanaan juga
memungkinkan adanya kontrol yang efektif karena dengan perencanaan, pelaksanaan dapat
menyusun standar yang dapat dijadikan petunjuk dalam menilai aktivitas.Pada umumnya
perencanaan yang baik berisikan atau memuat 6 unsur yaitu what, where, when, who, why dan
how. Dibawah ini akan dijelaskan keenam unsur tersebut. Arina (2020)
1. Tindakan yang harus dikerjakan (what)
Alasan suatu kegiatan harus dikerjakan dan tujuan yang harus dicapai. Contoh program
imunisasi sebagai program pemerintah untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan bayi dan
anak.
lokasi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan sehingga tersedia segala fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan untuk mengerjakan program tersebut. Contoh tindakan imunisasi dapat
dilaksanakan di puskesmas.
menguraikan waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan baik untuk tiap-tiap
bagian pekerjaan maupun untuk seluruh pekerjaan.contoh kegiatan imunisasi dan menimbang
berat badan balita dapat dilakukan secara sistematis.
Menguraikan para petugas yang akan mengerjakan pekerjaan baik mengenai kuantitas maupun
kualitas, seperti kualifikasi pegawai (keahlian, pengalaman), wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing pegawai. contoh petugas imunisasi, penyuluhan KB
Menguraikan tindakan untuk mengefektifkan aktifkan waktu dan biaya. Perencanaan sebagai
upaya memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana, kapan dan
dimana hal tersebut akan dilakukan. Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran,
batasan strategi, kebijakan dan rencana detail untuk mencapainya. Christina (2019).
INTERVENSI KEPERAWATAN BERSIHAN JALA NAPAS
TIDAK EFEKTIF
Terapeutik:
□ Atur internal
pemantau
respirasi sesuai kondisi
pasien
□ Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi:
□ Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
□ Informasikan
hasil pemantauan, jika
perlu
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TINDAKAN
FISIOTERAPI DADA
Standar Prosedur
Operasional
Fisioterapi Dada
Pengertian Fisioterapi Dada adalah tindakan yang dilakukan pada
pasien yang mengalami retensi sekret dan gangguan
oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk
mengencerkan atau mengeluarkan sekret.
Beberapa tehnik fisioterapi dada antara lain :
1. Postural Drainage
Salah satu tehnik yang digunakan untuk mengalirkan
mucus/sekret/sputum yang berada pada segmen
paru agar mengalir ke saluran pernapasan yang
besar dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi
sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
2. Clapping
Tehnik melepaskan mucus/sekret/sputum dari
dinding saluran pernapasan melalui tepukan pada
dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkok/cup.
3. Vibrasi
Kompresi dan getaran manual pada dinding dada
untuk menggerakkan secret kejalan napas yang
besar.
Tujuan 1. Meningkatkan efisiensi pola pernapasan
2. Membersihkan jalan napas
Indikasi 1. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
2. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada
fibrosis kistik atau bronkiektasis
3. Pasien dengan batuk yang tidak efektif
4. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
5. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan
gangguan
menelan atau batuk
Kontraindikas 1. Fraktur tulang iga/osteoporosis
i
2. Setelah makan/selama pemberian makan melalui
selang
3. Kegagalan jantung
4. Status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif
5. Infeksi paru berat
6. Tumor paru dengan kemungkinan adanya
keganasan serta adanya kejang rangsang.
7. Nyeri dada hebat
8. Cedera kepala dan leher
Tahap Alat dan bahan:
1. Stetoskop
Pra Interaksi 2. Handuk
3. Bantal
4. Segelas air hangat
5. Sputum pot
6. Handuk kecil/tissue
7. Handscone bersih
Tahap 1. Berikan salam, panggil pasien dengan namanya
Orientas dan memperkenalkan diri.
i 2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga.
3. Pastikan Pasien belum makan setidaknya satu jam
terakhir sebelum terapi.
4. Beri kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya.
5. Dekatkan peralatan ke dekat Pasien
Tahap Kerja Postural Drainage
1. Cuci tangan
2. Pasang Handscone (jika diperlukan)
1. Pilih area yang terdapat penumpukan sekret
berdasarkan pengkajian semua bidang paru
dengan menggunakan
stetoskop, data klinis atau gambaran foto
dada/rontgen
2. Atur pasien dalam posisi untuk mendrainase area
yang terdapat penumpukan secret (sambil
memperhatikan jika ada selang drainage, selang
infus atau alat lainnya)
3. Bantu pasien memilih posisi sesuai kebutuhan.
Ajarkan pasien memposisikan postur, lengan dan
posisi kaki yang tepat
4. Letakkan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan pasien (tergantung posisi)
5. Tutupi dada/punggu pasien dengan handuk
6. Minta pasien mempertahankan posisi selama 10–
15 menit
7. Rubah posisi jika pasien mengeluh tidak nyaman
a. Minta Pasien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur
30 cm (12 cm)
b. Letakkan bantal di belakang punggung dan gulingkan Pasien
seperempat putaran ke atas bantal
c. Lakukan clapping dan vibrasi pada anterior dan lateral dada kanan
dan lipat
ketiak sampai midanterior
6. Bronchus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah
Sumber: (Yunianti, E., 2019; Putri, F. S., 2015, Standard penuntun praktikum).
Daftar pustaka
2. Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta