Professional Documents
Culture Documents
UAS Tindak Pidana Umum
UAS Tindak Pidana Umum
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Sebagai negara
hukum, Indonesia menerima hukum sebagai ideologi untuk mewujudkan ketertiban, keamanan,
keadilan dan kesejahteran bagi warga negaranya. Masyarakat memerlukan ketertiban dan
keamanan karena menjadi suatu dasar untuk mempertahankan suasana kehidupan yang
diinginkan oleh masyarakat. Salah satu unsur yang sering mengganggu ketertiban masyarakat
adalah unsur kejahatan. Angka kejahatan yang terjadi di Indonesia semakin hari semakin
Dalam hal ini semua pelaku tindak kejahatan dapat di pidana sesuai ketentuan yang
berlaku, tanpa memandang siapa pun. Kejahatan yang terjadi dewasa ini semakin kompleks. Para
pelakunya bukan lagi setiap individu manusia biasa atau elite melainkan sudah merupakan suatu
jaringan kerja (network crime) yang dinamakan dengan sindikat atau gang–gang (gangster).
Keadaan ini sering menjadi faktor terjadinya suatu kejahatan yang menimbukan kerugian
terhadap masyarakat bangsa dan negara dan tetap menjadi masalah besar dalam upaya penegakan
hukum.
Menurut para ahli kekerasan adalah kekerasan yang dilakukan sedemikian rupa yang
mengaibatkan kerusakan fisik dan psikis yang bertentangan dengan UU1. Pasal 89 KUHP
menyebutkan kekerasan yaitu membuat orang pingsan atau tak berdaya lagi. Kekerasan dapat
dimaknai sebagai suatu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang
dapat mengakibatkan luka-luka atau bahkan kematian bagi korban kekerasan tersebut, yang
mana dalam hal tersebut tidak hanya akan berdampak pada kondisi fisik namun juga berdampak
Kejahatan kekerasan yang sering kali terjadi sekarang ini bukan hanya kejahatan
kekerasan yang dilakukan oleh satu orang. Namun, sering kali kita jumpai kejahatan kekerasan
dilakukan oleh sekelompok orang atau secara bersama-sama. Kejahatan kekerasan yang
dilakukan secara bersama-sama lebih berbahaya dibandingkan dengan dilakukan oleh satu orang.
Karena dampaknya amat besar pada rusaknya sistem hukum yang telah di bangun. Sesuai dengan
1
Syarifuddin Petanase, Kejahatan Kekerasan Kolektif, Universitas Sriwijaya, 1998, hal 1.
1
yang tertuang dalam Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berbunyi
“Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang tindak pidana Kekerasan secara bersama-sama, untuk itu penulis mengangkat tulisan
Terhadap Orang Lain Yang Dilakukan Secara Bersama Sama Dimuka Umum (Analisis
dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam kasus perkara pada Putusan Nomor.
30/PID.B/2019/PN Yky?
30/PID.B/2019/PN Yky?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Simon dalam buku Adami Chazawi yang sama merumuskan strafbaarfeit
(tindak pidana) adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah dilakukan
oleh seorang yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakan nya yang dinyatakan sebagai
dapat dihukum. Menurut Wirjono Prodjodikoro tindak pidana ialah suatu perbuatan yang
Pengertian tindak pidana menurut kamus kamus hukum ialah setiap perbuatan yang
diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yang disebut dalam KHUP maupun
perundang-undangan lainya.3 Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang adakalanya disebut
dengan istilah hukuman. Istilah pidana lebih tepat dari istilah hukuman, karena hukuman sudah
Tindak Pidana Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dalam bahasa
belanda istilah strafbaar feit dan delict, istilah tersebut di terjemahkan dalam bahasa Indonesia,
sebagaimana dikenal dengan kajian hukum pidana dan peraturan perundang-undangan dengan
istilah seperti perbuatan pidana, tindak pidana, peristiwa pidana, perbuatan-perbuatan yang dapat
yang diancam dengan hukuman dan perbuatan-perbuatan yang dapat dikenakan hukuman.
Sementara menurut Moeljatno perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh
suatu aturan hukum yang disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barang
siapa yang melanggar larangan tersebut. Kemudian Moeljatno menambahakan bahwa perbuatan
pidana merupakan perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal
saja perlu diingat bahwa larangan yang ditunjukan kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau
kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidanaya ditunjukan
2
Adami Chazawi, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum
Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal. 72.
3
Rachamt Trijono, Kamus Hukum, Pustaka Kemang, Jakarta, 2016, hal. 253.
4
Adami Chazwi, Op.Cit, hal. 24.
5
Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 59.
3
2.2. Pengertian Kejahatan
Kejahatan merupakan rechtsdelict atau delik hukum. Delik hukum adalah pelanggaran
hukum yang dirasakan melanggar rasa keadilan, misalnya perbuatan seperti pembunuhan,
Bentuk – bentuk Kejahatan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:
a. Sebagai Pelanggaran terhadap hukum pidana atau hukum lainya yang ditetapkan oleh
negara;
b. Secara sosiologis, kejahatan dipandang sebagai setiap tindakan yang dianggap melukai
Menurut Kamus hukum: Kejahatan Crime (ing); Misdriff (Bld) Suatu tindakan yang
termaksud tindak pidana berat atau lebih berat dari sekedar pelanggaran; perbuatan yang
dilakukandengan sengaja dan dilakukan dengan sengaja dan dilakukan dengan sadar dengan
maksud tertentu untuk menguntungkan diri sendiri yang merugikan orang lain atau masyarakat.8
Buku II, yaitu Pasal 104 sampai Pasal 488 KUHP. Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari pola keteraturan, keseragaman, dan sebab musabab kejahatan, pelaku, dan reaksi
Menurut Abdul Munir Mulkan, Kekerasan adalah tindakan fisik yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang untuk melukai, merusak atau menghancurkan orang lain atau
harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain tersebut.9
Kekerasan adalah penggunaan tenaga atau kekuatan fisik orang yang tidak kecil misalnya
kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak syah misalnya memukul dengan tangan atau
6
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2017, hal. 58.
7
Muhammad Yamin, Tindak Pidana Khusus, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal. 18.
8
Dzulkifli Umar dan Jimmy, Kamus Hukum, Grahamedia Press, Surabaya, 2012, hal. 238.
9
http://sosiologi79.blogspot.com/2017/04/pengertian -kekerasan menurut -ahli.html.
10
Andi Sofyan dan Nur Aziza, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar, 2016, hal. 195.
11
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politeia, Bogor, hal. 98.
4
2.4. Tindak Pidana Kekerasan yang Dilakukan Secara Bersama-sama Dimuka Umum
Tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama termasuk dalam jenis
tindak pidana kejahatan terhadap ketertiban umum, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 170
atau barang diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”.
Apabila melihat dari pasal tersebut, tindak pidana kekerasan yang dilakukan terhadap
melakukan perbuatan secara tidak sah yang mengakibatkan kerusakan atau rasa sakit
Bersama-sama, yakni dalam tindakan tersebut harus dilakukan oleh paling sedikit
Terhadap orang, yakni tindakan kekerasan tersebut ditujukan kepada orang baik
Di muka umum, yakni tindak kekerasan dilakukan dimuka umum, sehingga dapat
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Penerapan Hukum Tindak Pidana Kejahatan Kekerasan Terhadap Orang Lain
Yang Dilakukan Secara Bersama Sama Dimuka Umum (Analisis Putusan Nomor.
30/PID.B/2019/PN Yky)
Bentuk pertanggungjawaban yang diajukan oleh Penuntut Umum terhadap pelaku tindak
kejahatan kekerasan yang dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam kasus perkara Nomor.
1. Menyatakan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti secara sah
dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana ”dengan terang-
dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dipotong selama terdakwa ditahan
3. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua
ribu rupiah).
Kasus Posisi
BIG, Sdr BENTO, Sdr.TONCE ketiganya DPO, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018
sekitar jam 18.00 WIB atau setidak-tidaknya pada Bulan Oktober Tahun 2018, bertempat di
Jalan Mas Suharto (simpang 3 Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta atau setidak-
tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
terhadap orang atau barang, yang dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
Bermula pada Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 17.30 WIB terdakwa datang ke
kost MANAKAM yang berada di belakang Steladuce II Yogyakarta bertemu dengan Sdr
6
BENTO, Sdr BIG, Sdr. TONCE, Sdr. NALE, Sdr. FIKEN dan lainnya sekitar 7 (tujuh)
orang yang sedang berkumpul sambil minum tuak lalu terdakwa ikut bergabung minum
tuak ;
Bahwa selesai minum tuak Sdr TONCE mengajak terdakwa dan teman temannya pergi,
kemudian dengan menggunakan sepeda motor terdakwa membonceng Sdr BIG, Sdr.
TONCE berboncengan dengan Sdr BENTO dan yang lainnya pergi mengikuti Sdr.
TONCE;
Bahwa sekitar jam 18.00 WIB terdakwa sampai di Jalan Mas Suharto (simpang 3
Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta dan melihat Sdr. TONCE dan Sdr.
ROLANDES MISA kepada polisi, namun belum sempat dijawab oleh saksi IGNASIUS
ROLANDES MISA, tiba tiba Sdr. BIG memukul saksi IGNASIUS ROLANDES MISA
dari arah belakang menggunakan tangan kosong mengenai helm, kemudian terdakwa
DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO bersama-sama dengan Sdr BIG, Sdr BENTO,
DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO dan Sdr TONCE menyerang saksi IGNASIUS
kemudian Sdr TONCE memeluk dan membekap saksi IGNASIUS ROLANDES MISA
selanjutnya terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, Sdr BENTO,
Sdr.TONCE memukul saksi IGNASIUS ROLANDES MISA beberapa kali atau setidak
tidaknya lebih dari satu kali mengenai bagian tubuh saksi IGNASIUS ROLANDES
yaitu luka memar pada dahi kepala sebelah kanan, luka memar kepala bagian
belakang,luka memar pada pelipis kiri, luka memar pada bagian kaki kiri dan luka lecet
pada bagian kanan, pinggang bagian kanan terasa sakit, tangan kiri tidak bisa ditekuk,
7
Desember 2018 yang ditandatangani oleh dr. Katherina Adisaputro dengan hasil
pemeriksaan luka-luka :
1. Ditemukan hematoma atau memar pada area kepala ukuran tiga centimeter kali satu
centimeter ;
2. Ditemukan memar pada pelipis kiri ukuran satu centimeter kali satu centimeter ;
3. Ditemukan luka lecet pada area lutut kanan ukuran tiga centimeter kali dua centimeter
4. Ditemukan luka lecet pada area lutut kiri ukuran satu centimeter kali nol koma lima
centimeter ;
5. Ditemukan luka lecet pada area siku kanan ukuran nol koma lima centimeter kali nol
6. Ditemukan luka lecet pada area lengan bawah kiri ukuran nol koma centimeter kali
Terdapat luka luka memar yang disebabkan oleh benda tumpul serta luka lecet yang
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 Ayat (1)
kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan”.
Pertimbangan Hakim
Pertimbangan majelis hakim akan dakwaan tunggal melanggar Pasal 170 KUHPidana
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” adalah subjek hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang dalam hal ini adalah manusia/orang yang dapat disebut
sebagai pelaku dari suatu tindak pidana dan yang dapat dipertanggungjawabkan pidana
kepadanya;
KENSO sebagai Terdakwa dalam perkara ini dan yang bersangkutan membenarkan identitasnya
sebagaimana diuraikan dalam dakwaan Penuntut Umum serta dikuatkan pula dengan foto visual
8
yang terlampir dalam bekas perkara yang dibenarkan sebagai foto Terdakwa orang perorangan,
oleh karenannya masuk dalam pengertian subyek hukum, dengan demikian unsur barangsiapa
telah terpenuhi;
dilakukan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 18.00 WIB di Jalan Mas Suharto
sendiri telah menerangkan bahwa perbuatan terdakwa terhadap saksi IGNASIUS ROLANDES
MISA dilakukan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 18.00 WIB di Jalan Mas
Dengan demikian unsur kedua pun telah terbukti dan terpenuhi menurut hukum.
orang
yang dilakukan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, dan Sdr
BENTO serta Sdr TONCE yang memeluk dan membekap saksi IGNASIUS ROLANDES
MISA, dilakukan hampir serempak pada saat saksi IGNASIUS ROLANDES MISA
dikeroyok oleh terdakwa Sdr BIG, dan Sdr BENTO serta Sdr TONCE ;
LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, dan Sdr BENTO serta Sdr TONCE ;
9
Bahwa keterangan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO yang telah
kosong sebanyak 4 kali, dan dilakukan pada saat terdakwa melihat Sdr TONCE
memegangi kepala korban dengan menjepit lengannya dari arah samping, serta Sdr. BIG
Bahwa dengan tenaga bersama melakukan, menurut pengamatan kami bahwa perbuatan
tersebut dilakukan secara serentak atau hampir bersamaan dilakukan yaitu terdakwa
MISA dari belakang menggunakan tangan kosong sebanyak 4 kali, Sdr TONCE
memegangi kepala korban dengan menjepit lengannya dari arah samping, serta Sdr.BIG
Bahwa perbuatan memukul, menjepit seseorang adalah jelas merupakan suatu tindak
Dengan demikian unsur dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang
telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang terurai diatas maka unsur ke tiga
Menimbang, oleh karena semua unsur dari Pasal 170 ayat 1 KUHPidana telah terpenuhi
maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primer Pasal 170 ayat 1 KUHPidana ;
Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang
dapat menghapus pertanggungjawaban pidana baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf,
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab maka harus
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dalam perkara ini telah dikenakan
penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa
dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
10
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dipersidangan untuk selanjutnya
dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah dibebani pula
Memperhatikan, Pasal 170 ayat 1 KUHPidana dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.
MENGADILI :
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-
di muka umum” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat 1
2. Menjatuhkan pidana oleh karena kepada Terdakwa tersebut diatas dengan pidana
5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu
rupiah).
11
3.2. Analisis Penulis Terhadap Putusan
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-
di muka umum” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat 1
2. Menjatuhkan pidana oleh karena kepada Terdakwa tersebut diatas dengan pidana
5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu
rupiah).
tersebut, penulis berpendapat setuju apabila terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO
dijatuhi hukuman pidana penjara atas perbuatan melakukan tindak pidana secara terang-terangan
dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang dimuka umum yang
dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan negeri Yogyakarta sesuai dengan pasal yang dipersangkakan
oleh para panyidik dan dimuat di dalam surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum, sebagaimana
diatur dan diancam dalam Pasal 170 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum telah sesuai dengan dengan pasal yang
fakta yang terungkap di dalam proses persidangan. Dalam hal ini, bahwa berdasarkan atas
keterangan saksi dan alat bukti yang dipaparkan di persindangan dengan disertai dengan
pertimbangan Majelis Hakim, Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti
secara sah melakukan tindak pidana kekerasan secara bersama-sama dimuka umum sebagaimana
diatur di dalam Pasal 170 ayat (1) KUHPidana dan menjatuhi hukuman pidana penjara 7 (tujuh)
12
Namun, penulis tidak setuju apabila dalam persidangan ini hanya Terdakwa
DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum
dimuka umum, karena berdasarkan kesaksian IGNAUS ROLANDES MISA maupun keterangan
Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO bahwa tindak kekerasan tersebut dilakukan
oleh Terdakwa sendiri bersama-sama dengan Sdr. BIG, Sdr. BENTO, dan Sdr. TONCE,
sehingga sudah sepatutunya mereka juga dikenai hukuman pidana sama seperti Terdakwa
DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO karena sama-sama ikut melakukan tindak kekerasan.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
yakni tindak pidana kekerasan yang dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam Putusan
Hakim Pengadilan bahwa Terdakwa terbukti melanggar ketentuan Pasal 170 ayat (1) Kitab
sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan”, dan dijatuhi hukuman pidana penjara 7 (tujuh bulan).
Terpenuhinya semua unsur dari Pasal 170 ayat (1) KUHPidana maka Terdakwa
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primer Pasal 170 ayat (1) KUHPidana ;
Keterangan saksi-saksi dan alat bukti berupa Visum Et Repertum dari RS Bethesda
perbuatan Terdakwa ;
Dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapus
pertanggungjawaban pidana baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf, maka
mampu bertanggung jawab maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana ;
Dalam perkara ini, Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah,
maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari
Selain itu, adanya pertimbangan berkenaan dengan keadaan yang memberatkan dan
Hal-hal yang memberatkan yakni Perbuatan terdakwa telah main hakim sendiri.
14
Hal-hal yang meringankan, yakni Terdakwa masih berstatus sebagai mahasiswa
dan ingin melanjutkan studinya, Terdakwa berlaku sopan dan mengaku terus
15
DAFTAR PUSTAKA
Adami Chazawi, 2010, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan dan Batas Berlakunya
Andi Sofyan dan Nur Aziza, 2016, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar.
Liamata, William Manaq, 2013, Tinjauan Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Yang dilakukan
16