You are on page 1of 18

Analisis Hukum Tindak Pidana Kejahatan Kekerasan Terhadap Orang Lain

Yang Dilakukan Secara Bersama Sama Dimuka Umum

(Analisis Putusan Nomor 30/PID.B/2019/PN Yky)

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Tindak Pidana Umum

Dosen Pengampu : Dian Panatau, S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Muhammad Rizky Ramadhannur

NIM. 203020601116

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................. 1

1.2 Rumusan Masalah .............................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tindak Pidana .............................. 3

2.2. Pengertian Kejahatan ............................. 4

2.3. Pengertian Kekerasan ............................. 4

2.4. Tindakan Pidana Kekerasan yang Dilakukan

Secara Bersama-Sama Dimuka Umum .............................. 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Penerapan Hukum Tindak Pidana Kejahatan Kekerasan Terhadap

Orang Lain Yang Dilakukan Secara Bersama-Sama Dimuka Umum

(Analisis Putusan Nomor. 30/PID.B/2019/PN Yky) ........................... 6

3.2. Analisis Penulis Terhadap Putusan ............................. 12

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .............................. 14

DAFTAR PUSTAKA .............................. 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Sebagai negara

hukum, Indonesia menerima hukum sebagai ideologi untuk mewujudkan ketertiban, keamanan,

keadilan dan kesejahteran bagi warga negaranya. Masyarakat memerlukan ketertiban dan

keamanan karena menjadi suatu dasar untuk mempertahankan suasana kehidupan yang

diinginkan oleh masyarakat. Salah satu unsur yang sering mengganggu ketertiban masyarakat

adalah unsur kejahatan. Angka kejahatan yang terjadi di Indonesia semakin hari semakin

meningkat setiap tahunnya.

Dalam hal ini semua pelaku tindak kejahatan dapat di pidana sesuai ketentuan yang

berlaku, tanpa memandang siapa pun. Kejahatan yang terjadi dewasa ini semakin kompleks. Para

pelakunya bukan lagi setiap individu manusia biasa atau elite melainkan sudah merupakan suatu

jaringan kerja (network crime) yang dinamakan dengan sindikat atau gang–gang (gangster).

Keadaan ini sering menjadi faktor terjadinya suatu kejahatan yang menimbukan kerugian

terhadap masyarakat bangsa dan negara dan tetap menjadi masalah besar dalam upaya penegakan

hukum.

Menurut para ahli kekerasan adalah kekerasan yang dilakukan sedemikian rupa yang

mengaibatkan kerusakan fisik dan psikis yang bertentangan dengan UU1. Pasal 89 KUHP

menyebutkan kekerasan yaitu membuat orang pingsan atau tak berdaya lagi. Kekerasan dapat

dimaknai sebagai suatu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang

dapat mengakibatkan luka-luka atau bahkan kematian bagi korban kekerasan tersebut, yang

mana dalam hal tersebut tidak hanya akan berdampak pada kondisi fisik namun juga berdampak

pada psikis korban.

Kejahatan kekerasan yang sering kali terjadi sekarang ini bukan hanya kejahatan

kekerasan yang dilakukan oleh satu orang. Namun, sering kali kita jumpai kejahatan kekerasan

dilakukan oleh sekelompok orang atau secara bersama-sama. Kejahatan kekerasan yang

dilakukan secara bersama-sama lebih berbahaya dibandingkan dengan dilakukan oleh satu orang.

Karena dampaknya amat besar pada rusaknya sistem hukum yang telah di bangun. Sesuai dengan

1
Syarifuddin Petanase, Kejahatan Kekerasan Kolektif, Universitas Sriwijaya, 1998, hal 1.

1
yang tertuang dalam Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berbunyi

“Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau

barang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan”.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam

tentang tindak pidana Kekerasan secara bersama-sama, untuk itu penulis mengangkat tulisan

ilmiah/skripsi dengan judul “Analisis Hukum Tindak Pidana Kejahatan Kekerasan

Terhadap Orang Lain Yang Dilakukan Secara Bersama Sama Dimuka Umum (Analisis

Putusan Nomor. 30/PID.B/2019/PN Yky.)”.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaiama bentuk pertanggungjawaban pelaku atas tindak kejahatan kekerasan yang

dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam kasus perkara pada Putusan Nomor.

30/PID.B/2019/PN Yky?

2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara pada Putusan Nomor.

30/PID.B/2019/PN Yky?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tindak Pidana

Menurut Simon dalam buku Adami Chazawi yang sama merumuskan strafbaarfeit

(tindak pidana) adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah dilakukan

oleh seorang yang dapat dipertanggung jawabkan atas tindakan nya yang dinyatakan sebagai

dapat dihukum. Menurut Wirjono Prodjodikoro tindak pidana ialah suatu perbuatan yang

pelakunya dapat dikenakan hukuman.2

Pengertian tindak pidana menurut kamus kamus hukum ialah setiap perbuatan yang

diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yang disebut dalam KHUP maupun

perundang-undangan lainya.3 Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang adakalanya disebut

dengan istilah hukuman. Istilah pidana lebih tepat dari istilah hukuman, karena hukuman sudah

lazim merupakan terjemahan dari recht.4

Tindak Pidana Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dalam bahasa

belanda istilah strafbaar feit dan delict, istilah tersebut di terjemahkan dalam bahasa Indonesia,

sebagaimana dikenal dengan kajian hukum pidana dan peraturan perundang-undangan dengan

istilah seperti perbuatan pidana, tindak pidana, peristiwa pidana, perbuatan-perbuatan yang dapat

dihukum, hal yang diancam dengan hukuman dan perbuatan-perbuatan

yang diancam dengan hukuman dan perbuatan-perbuatan yang dapat dikenakan hukuman.

Sementara menurut Moeljatno perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh

suatu aturan hukum yang disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barang

siapa yang melanggar larangan tersebut. Kemudian Moeljatno menambahakan bahwa perbuatan

pidana merupakan perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal

saja perlu diingat bahwa larangan yang ditunjukan kepada perbuatan (yaitu suatu keadaan atau

kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidanaya ditunjukan

kepada orang yang menimbulkan kejadian itu.5

2
Adami Chazawi, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum
Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal. 72.
3
Rachamt Trijono, Kamus Hukum, Pustaka Kemang, Jakarta, 2016, hal. 253.
4
Adami Chazwi, Op.Cit, hal. 24.
5
Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 59.

3
2.2. Pengertian Kejahatan

Kejahatan merupakan rechtsdelict atau delik hukum. Delik hukum adalah pelanggaran

hukum yang dirasakan melanggar rasa keadilan, misalnya perbuatan seperti pembunuhan,

melukai orang lain, mencuri, dan sebagainya.6

Bentuk – bentuk Kejahatan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:

a. Sebagai Pelanggaran terhadap hukum pidana atau hukum lainya yang ditetapkan oleh

negara;

b. Secara sosiologis, kejahatan dipandang sebagai setiap tindakan yang dianggap melukai

secarasosial dan dipidana oleh negara, apa pun bentuk pidananya.7

Menurut Kamus hukum: Kejahatan Crime (ing); Misdriff (Bld) Suatu tindakan yang

termaksud tindak pidana berat atau lebih berat dari sekedar pelanggaran; perbuatan yang

dilakukandengan sengaja dan dilakukan dengan sengaja dan dilakukan dengan sadar dengan

maksud tertentu untuk menguntungkan diri sendiri yang merugikan orang lain atau masyarakat.8

Menurut Undang-undang Kejahatan dalam KUHP (misdriven/rechtdelicten) diatur dalam

Buku II, yaitu Pasal 104 sampai Pasal 488 KUHP. Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari pola keteraturan, keseragaman, dan sebab musabab kejahatan, pelaku, dan reaksi

masyarakat terhadap keduanya serta meliputi cara penanggulangannya.

2.3. Pengertian Kekerasan

Menurut Abdul Munir Mulkan, Kekerasan adalah tindakan fisik yang dilakukan

seseorang atau sekelompok orang untuk melukai, merusak atau menghancurkan orang lain atau

harta benda dan segala fasilitas kehidupan yang merupakan bagian dari orang lain tersebut.9

Kekerasan adalah penggunaan tenaga atau kekuatan fisik orang yang tidak kecil misalnya

memukul, menendang, dan sebagainya.10 Kekerasan artinya mempergunakan tenaga atau

kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak syah misalnya memukul dengan tangan atau

dengan segala macam senjata, menyepak, menendang dan sebagainya.11

6
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2017, hal. 58.
7
Muhammad Yamin, Tindak Pidana Khusus, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal. 18.
8
Dzulkifli Umar dan Jimmy, Kamus Hukum, Grahamedia Press, Surabaya, 2012, hal. 238.
9
http://sosiologi79.blogspot.com/2017/04/pengertian -kekerasan menurut -ahli.html.
10
Andi Sofyan dan Nur Aziza, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar, 2016, hal. 195.
11
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politeia, Bogor, hal. 98.

4
2.4. Tindak Pidana Kekerasan yang Dilakukan Secara Bersama-sama Dimuka Umum

Tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama termasuk dalam jenis

tindak pidana kejahatan terhadap ketertiban umum, sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 170

ayat (1) buku KUHP yang berbunyi:

“Barangsiapa yang di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang

atau barang diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan”.

Apabila melihat dari pasal tersebut, tindak pidana kekerasan yang dilakukan terhadap

orang dimuka umum haruslah memnuhi unsur-unsur, diantaranya:

• Melakukan kekerasan, yakni mempergunakan tenaga atau kekuatan fisik untuk

melakukan perbuatan secara tidak sah yang mengakibatkan kerusakan atau rasa sakit

pada fisik, misalnya memukul, menendang, menyepak, dan sebagainya.

• Bersama-sama, yakni dalam tindakan tersebut harus dilakukan oleh paling sedikit

dua orang atau lebih secara bersama-sama.

• Terhadap orang, yakni tindakan kekerasan tersebut ditujukan kepada orang baik

secara langsung ataupun menggunakan alat-alat lain untuk melakukannya.

• Di muka umum, yakni tindak kekerasan dilakukan dimuka umum, sehingga dapat

dikategorikan ke dalam kejahatan ketertiban umum.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Penerapan Hukum Tindak Pidana Kejahatan Kekerasan Terhadap Orang Lain

Yang Dilakukan Secara Bersama Sama Dimuka Umum (Analisis Putusan Nomor.

30/PID.B/2019/PN Yky)

Bentuk pertanggungjawaban yang diajukan oleh Penuntut Umum terhadap pelaku tindak

kejahatan kekerasan yang dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam kasus perkara Nomor.

30/PID.B/2019/PN Yky., tersebut pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti secara sah

dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana ”dengan terang-

terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang”

melanggar Pasal 170 ayat KUHP, sebagaimana dalam surat dakwaan ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO

dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dipotong selama terdakwa ditahan

dengan perintah terdakwa tetap ditahan ;

3. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua

ribu rupiah).

Kasus Posisi

Bahwa terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO bersama-sama dengan Sdr

BIG, Sdr BENTO, Sdr.TONCE ketiganya DPO, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018

sekitar jam 18.00 WIB atau setidak-tidaknya pada Bulan Oktober Tahun 2018, bertempat di

Jalan Mas Suharto (simpang 3 Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta atau setidak-

tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Yogyakarta, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan

terhadap orang atau barang, yang dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

❖ Bermula pada Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 17.30 WIB terdakwa datang ke

kost MANAKAM yang berada di belakang Steladuce II Yogyakarta bertemu dengan Sdr

6
BENTO, Sdr BIG, Sdr. TONCE, Sdr. NALE, Sdr. FIKEN dan lainnya sekitar 7 (tujuh)

orang yang sedang berkumpul sambil minum tuak lalu terdakwa ikut bergabung minum

tuak ;

❖ Bahwa selesai minum tuak Sdr TONCE mengajak terdakwa dan teman temannya pergi,

kemudian dengan menggunakan sepeda motor terdakwa membonceng Sdr BIG, Sdr.

TONCE berboncengan dengan Sdr BENTO dan yang lainnya pergi mengikuti Sdr.

TONCE;

❖ Bahwa sekitar jam 18.00 WIB terdakwa sampai di Jalan Mas Suharto (simpang 3

Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta dan melihat Sdr. TONCE dan Sdr.

BENTO sedang berbicara dengan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA

mempertanyakan masalah minuman keras yang dilaporkan saksi IGNASIUS

ROLANDES MISA kepada polisi, namun belum sempat dijawab oleh saksi IGNASIUS

ROLANDES MISA, tiba tiba Sdr. BIG memukul saksi IGNASIUS ROLANDES MISA

dari arah belakang menggunakan tangan kosong mengenai helm, kemudian terdakwa

DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO bersama-sama dengan Sdr BIG, Sdr BENTO,

Sdr.TONCE mengepung saksi IGNASIUS ROLANDES MISA, kemudian terdakwa

DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO dan Sdr TONCE menyerang saksi IGNASIUS

ROLANDES MISA, namun saksi IGNASIUS ROLANDES MISA berhasil menghindar

dengan mundur kebelakang hingga saksi IGNASIUS ROLANDES MISA terjatuh,

kemudian Sdr TONCE memeluk dan membekap saksi IGNASIUS ROLANDES MISA

selanjutnya terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, Sdr BENTO,

Sdr.TONCE memukul saksi IGNASIUS ROLANDES MISA beberapa kali atau setidak

tidaknya lebih dari satu kali mengenai bagian tubuh saksi IGNASIUS ROLANDES

MISA yang mengakibatkan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA menderita luka-luka

yaitu luka memar pada dahi kepala sebelah kanan, luka memar kepala bagian

belakang,luka memar pada pelipis kiri, luka memar pada bagian kaki kiri dan luka lecet

pada bagian kanan, pinggang bagian kanan terasa sakit, tangan kiri tidak bisa ditekuk,

dan luka pada bibir dalam bagian kanan atas ;

❖ Bahwa akibat perbuatan terdakwa beserta kawan kawannya, saksi IGNASIUS

ROLANDES MISA menderita luka sebagaimana diuraikan dalam Visum Et Repertum

dari RS Bethesda Lempuyangwangi Nomor.089/RSBL/JM.100/VER/XI/2018 tanggal 5

7
Desember 2018 yang ditandatangani oleh dr. Katherina Adisaputro dengan hasil

pemeriksaan luka-luka :

1. Ditemukan hematoma atau memar pada area kepala ukuran tiga centimeter kali satu

centimeter ;

2. Ditemukan memar pada pelipis kiri ukuran satu centimeter kali satu centimeter ;

3. Ditemukan luka lecet pada area lutut kanan ukuran tiga centimeter kali dua centimeter

4. Ditemukan luka lecet pada area lutut kiri ukuran satu centimeter kali nol koma lima

centimeter ;

5. Ditemukan luka lecet pada area siku kanan ukuran nol koma lima centimeter kali nol

koma lima centimeter ;

6. Ditemukan luka lecet pada area lengan bawah kiri ukuran nol koma centimeter kali

nol koma lima centimeter; dengan kesimpulan :

Terdapat luka luka memar yang disebabkan oleh benda tumpul serta luka lecet yang

diakibatkan benturan atau gesektan benda keras.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 Ayat (1)

KUHPidana yang berbunyi, “Barangsiapa yang di muka umum bersama-sama melakukan

kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun

enam bulan”.

Pertimbangan Hakim

Pertimbangan majelis hakim akan dakwaan tunggal melanggar Pasal 170 KUHPidana

yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Unsur Barang Siapa

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” adalah subjek hukum sebagai

pendukung hak dan kewajiban yang dalam hal ini adalah manusia/orang yang dapat disebut

sebagai pelaku dari suatu tindak pidana dan yang dapat dipertanggungjawabkan pidana

kepadanya;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum menghadirkan DAMASKUS LEKITONU Alias

KENSO sebagai Terdakwa dalam perkara ini dan yang bersangkutan membenarkan identitasnya

sebagaimana diuraikan dalam dakwaan Penuntut Umum serta dikuatkan pula dengan foto visual

8
yang terlampir dalam bekas perkara yang dibenarkan sebagai foto Terdakwa orang perorangan,

oleh karenannya masuk dalam pengertian subyek hukum, dengan demikian unsur barangsiapa

telah terpenuhi;

2. Unsur dengan terang-terangan di muka umum ;

Bahwa berdasarkan keterangan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA, saksi ARIS Z

SULUWETANG, keterangan saksi WARDOYO yang dibacakan didepan persidangan yang

menerangkan bahwa perbuatan terdakwa terhadap saksi IGNASIUS ROLANDES MISA

dilakukan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 18.00 WIB di Jalan Mas Suharto

(simpang 3 Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta ;

Bahwa keterangan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA, saksi ARIS Z

SULUWETANG, keterangan saksi WARDOYO yang dibacakan didepan persidangan dimaksud

dibenarkan oleh terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO ;

Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO

sendiri telah menerangkan bahwa perbuatan terdakwa terhadap saksi IGNASIUS ROLANDES

MISA dilakukan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018 sekitar jam 18.00 WIB di Jalan Mas

Suharto (simpang 3 Sariwangi) Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta ;

Dengan demikian unsur kedua pun telah terbukti dan terpenuhi menurut hukum.

3. Unsur dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap

orang

❖ Memperhatikan keterangan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA bahwa pemukulan

yang dilakukan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, dan Sdr

BENTO serta Sdr TONCE yang memeluk dan membekap saksi IGNASIUS ROLANDES

MISA, dilakukan hampir serempak pada saat saksi IGNASIUS ROLANDES MISA

dikeroyok oleh terdakwa Sdr BIG, dan Sdr BENTO serta Sdr TONCE ;

❖ Bahwa keterangan saksi IGNASIUS ROLANDES MISA tersebut diperkuat oleh

keterangan saksi ARIS Z SULUWETANG, keterangan saksi WARDOYO yang melihat

bahwa saksi IGNASIUS ROLANDES MISA dikeroyok oleh terdakwa DAMASKUS

LEKITONU Alias KENSO, Sdr BIG, dan Sdr BENTO serta Sdr TONCE ;

9
❖ Bahwa keterangan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO yang telah

memukul saksi IGNASIUS ROLANDES MISA dari belakang menggunakan tangan

kosong sebanyak 4 kali, dan dilakukan pada saat terdakwa melihat Sdr TONCE

memegangi kepala korban dengan menjepit lengannya dari arah samping, serta Sdr. BIG

dan Sdr BENTO memukul korban dari arah depan ;

❖ Bahwa dengan tenaga bersama melakukan, menurut pengamatan kami bahwa perbuatan

tersebut dilakukan secara serentak atau hampir bersamaan dilakukan yaitu terdakwa

DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO memukul saksi IGNASIUS ROLANDES

MISA dari belakang menggunakan tangan kosong sebanyak 4 kali, Sdr TONCE

memegangi kepala korban dengan menjepit lengannya dari arah samping, serta Sdr.BIG

dan Sdr BENTO memukul korban dari arah depan ;

❖ Bahwa perbuatan memukul, menjepit seseorang adalah jelas merupakan suatu tindak

kekerasan yang dilakukan terhadap orang ;

Dengan demikian unsur dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang

telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang terurai diatas maka unsur ke tiga

telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum ;

Menimbang, oleh karena semua unsur dari Pasal 170 ayat 1 KUHPidana telah terpenuhi

maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak

pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primer Pasal 170 ayat 1 KUHPidana ;

Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang

dapat menghapus pertanggungjawaban pidana baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf,

maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab maka harus

dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dalam perkara ini telah dikenakan

penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa

dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan.

10
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dipersidangan untuk selanjutnya

akan ditetapkan dalam amar putusan dibawah ini :

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka perlu

dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Terdakwa ;

Hal-hal yang memberatkan:

❖ Perbuatan terdakwa telah main hakim sendiri.

Hal-hal yang meringankan:

❖ Terdakwa masih berstatus sebagai mahasiswa dan ingin melanjutkan studinya ;

❖ Terdakwa berlaku sopan dan mengaku terus terang selama persidangan ;

❖ Terdakwa mengaku bersalah dan menyesali perbuatannya ;

❖ Antara Terdakwa dan korban saling memaafkan.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka haruslah dibebani pula

untuk membayar biaya perkara ;

Memperhatikan, Pasal 170 ayat 1 KUHPidana dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Majelis Hakim memutuskan bahwa:

MENGADILI :

1. Menyatakan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-

terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang

di muka umum” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat 1

KUHPidana., sebagaimana dalam Surat Dakwaan Tunggal tersebut ;

2. Menjatuhkan pidana oleh karena kepada Terdakwa tersebut diatas dengan pidana

penjara selama 7 (tujuh) bulan ;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan Terdakwa yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;

5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu

rupiah).

11
3.2. Analisis Penulis Terhadap Putusan

Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor. 30/PID.B/2019/PN Yky, yang berbunyi:

1. Menyatakan terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-

terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang

di muka umum” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 170 ayat 1

KUHPidana., sebagaimana dalam Surat Dakwaan Tunggal tersebut ;

2. Menjatuhkan pidana oleh karena kepada Terdakwa tersebut diatas dengan pidana

penjara selama 7 (tujuh) bulan ;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan Terdakwa yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;

5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu

rupiah).

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor. 30/PID.B/2019/PN Yky

tersebut, penulis berpendapat setuju apabila terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO

dijatuhi hukuman pidana penjara atas perbuatan melakukan tindak pidana secara terang-terangan

dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang dimuka umum yang

dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan negeri Yogyakarta sesuai dengan pasal yang dipersangkakan

oleh para panyidik dan dimuat di dalam surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum, sebagaimana

diatur dan diancam dalam Pasal 170 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum telah sesuai dengan dengan pasal yang

dipersangkakan kepada Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO berdasarkan fakta-

fakta yang terungkap di dalam proses persidangan. Dalam hal ini, bahwa berdasarkan atas

keterangan saksi dan alat bukti yang dipaparkan di persindangan dengan disertai dengan

pertimbangan Majelis Hakim, Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO telah terbukti

secara sah melakukan tindak pidana kekerasan secara bersama-sama dimuka umum sebagaimana

diatur di dalam Pasal 170 ayat (1) KUHPidana dan menjatuhi hukuman pidana penjara 7 (tujuh)

bulan dikurangi masa penahanan.

12
Namun, penulis tidak setuju apabila dalam persidangan ini hanya Terdakwa

DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO yang dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum

bertanggungjawab atas perbuatan tindak pidana kejahatan kekerasan secara bersama-sama

dimuka umum, karena berdasarkan kesaksian IGNAUS ROLANDES MISA maupun keterangan

Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO bahwa tindak kekerasan tersebut dilakukan

oleh Terdakwa sendiri bersama-sama dengan Sdr. BIG, Sdr. BENTO, dan Sdr. TONCE,

sehingga sudah sepatutunya mereka juga dikenai hukuman pidana sama seperti Terdakwa

DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO karena sama-sama ikut melakukan tindak kekerasan.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa bentuk

pertanggungjawaban terhadap tindakan Terdakwa DAMASKUS LEKITONU Alias KENSO,

yakni tindak pidana kekerasan yang dilakukan bersama-sama dimuka umum dalam Putusan

Pengadilan Negeri Yogyakarta Nomor. 30/PID.B/2019/PN Yky berdasarkan tuntutan Putusan

Hakim Pengadilan bahwa Terdakwa terbukti melanggar ketentuan Pasal 170 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi,”Barangsiapa yang di muka umum bersama-

sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang diancam dengan pidana penjara paling

lama lima tahun enam bulan”, dan dijatuhi hukuman pidana penjara 7 (tujuh bulan).

Bentuk pertanggungjawaban pidana tersebut diputuskan oleh Hakim Pengadilan

berdasarkan pertimbangan, diantaranya;

➢ Terpenuhinya semua unsur dari Pasal 170 ayat (1) KUHPidana maka Terdakwa

dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primer Pasal 170 ayat (1) KUHPidana ;

➢ Keterangan saksi-saksi dan alat bukti berupa Visum Et Repertum dari RS Bethesda

Lempuyangwangi Nomor.089/RSBL/JM.100/VER/XI/2018 yang membuktikan

perbuatan Terdakwa ;

➢ Dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapus

pertanggungjawaban pidana baik sebagai alasan pembenar atau alasan pemaaf, maka

Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, dan karena Terdakwa

mampu bertanggung jawab maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana ;

➢ Dalam perkara ini, Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah,

maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari

pidana yang dijatuhkan ;

➢ Selain itu, adanya pertimbangan berkenaan dengan keadaan yang memberatkan dan

yang meringankan Terdakwa ;

• Hal-hal yang memberatkan yakni Perbuatan terdakwa telah main hakim sendiri.

14
• Hal-hal yang meringankan, yakni Terdakwa masih berstatus sebagai mahasiswa

dan ingin melanjutkan studinya, Terdakwa berlaku sopan dan mengaku terus

terang selama persidangan, Terdakwa mengaku bersalah dan menyesali

perbuatannya, Antara Terdakwa dan korban saling memaafkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Putusan Nomor.30/Pid.B/2019/2019/PN Yky

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Adami Chazawi, 2010, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori Pemidanaan dan Batas Berlakunya

Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rachamt Trijono, 2016, Kamus Hukum, Pustaka Kemang, Jakarta.

Moeljanto, 2009, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.

Teguh Prasetyo, 2017, Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Depok.

Muhammad Yamin, 2012, Tindak Pidana Khusus, CV Pustaka Setia, Bandung.

Andi Sofyan dan Nur Aziza, 2016, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar.

Liamata, William Manaq, 2013, Tinjauan Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Yang dilakukan

Secara Bersama-sama terhadap orang Dimuka Umum, Universitas Hasanuddin, Makasar.

16

You might also like