You are on page 1of 7

Penelitian

PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


BAGI GURU-GURU SD DI WILAYAH KECAMATAN
SUKAMAKMUR, BOGOR
Siti Rohmi Yuliati & Ika Lestari
e-mail: sitirohmiyuliati@gmail.com
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta
Jl. Taman Setiabudi I No. 1 Jakarta Selatan

Abstrak: Model pembelajaran menjadi salah satu unsur yang harus dikuasai oleh para guru yang
tujuannya adalah untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, dan lebih efisien
sehingga para siswa dapat memahami materi yang disampaikan lebih maksimal. Saat ini telah banyak
diciptakan model pembelajaran inovatif yang sudah diterapkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu,
dicetuskanlah gagasan dalam mengadakan pelatihan tentang penerapan model pembelajaran inovatif
di SD wilayah kecamatan Sukamakmur. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah
1) meningkatkan pemahaman guru terhadap model-model pembelajaran inovatif, 2) meningkatkan
keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat
ini adalah guru-guru SD di wilayah kecamatan Sukamakmur, Bogor dengan lama pelaksanaan kegiatan
yaitu satu bulan. Kegiatan akan berlangsung melalui pemberian informasi melalui presentasi tentang
model pembelajaran inovatif, diskusi dengan peserta, serta membahas kelebihan serta kelemahan dari
setiap model pembelajaran inovatif. Setelah melalui proses diskusi, langkah selanjutnya yaitu simulasi
dari model pembelajaran inovatif. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa 1) mening-
katnya pemahaman guru terhadap model-model pembelajaran inovatif, 2) meningkatnya keterampilan
guru dalam menerapkan model pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh selama kegiatan
pengabdian masyarakat ini dapat langsung digunakan oleh guru di dalam kelas.

Kata-kata kunci: model pembelajaran inovatif, pelatihan, belajar

INNOVATIVE INSTRUCTIONAL MODELS FOR ELEMANTARY


TEACHERS IN SUKAMAKMUR REGION, BOGOR
Abstract: The instructional model is one of the elements that must be mastered by teachers whose purpose is to
create a more pleasant and more efficient learning atmosphere so that students can understand the material delivered
more optimally. Currently there have been many innovative learning models that have been applied in the learning
process. For this reason, the idea was raised in conducting training on the application of innovative instructional
models in the elementary schools in the Sukamakmur sub-district. The purpose of community service activities is
1) increasing teacher understanding of innovative instructional models, 2) improving teacher skills in applying
instructional models. The target of this community service activity is elementary school teachers in the Sukamakmur
sub-district, Bogor, with a duration of one month. Activities will take place through providing information through
presentations on innovative instructional models, discussions with participants, and discussing the strengths and
weaknesses of each innovative instructional model. After going through the discussion process, the next step is
simulation of an innovative instructional model. The results of the community service activities are in the form of
1) increasing teacher understanding of innovative instructional models, 2) increasing teacher skills in applying
instructional models so that the knowledge gained during the community service activities can be directly used by
teachers in the classroom.

Key words: innovative instructional models, training, learning


serta pengabdian kepada masyarakat. Fakultas
PENDAHULUAN
Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai bagian dari UNJ
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengemban berkewajiban memiliki program pengabdian kepada
tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi masyarakat yang diselenggarakan oleh dosen sesuai
kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dengan Visi dan Misi Universitas. Dalam program

Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018 1


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

ini, kami melaksanakan kegiatan pengabdian dengan Arca. Di bagian selatan kecamatan ini masuk ke dalam
judul kegiatan “Pelatihan Model Pembelajaran Inovatif wilayah Puncak.
bagi Guru SD di Wilayah Sukamakmur, Bogor”. Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
Pengabdian kepada masyarakat (PkM) Kecamatan Sukamakmur, Bapak Afendi mengatakan
merupakan salah satu Dharma seorang dosen dari bahwa sarana pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ada. Dharma ini pondok pesantren sangat memadai, namun tingkat
harus dilaksanakan oleh segenap civitas akademika, kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di
termasuk dosen-dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Kecamatan Sukamakmur sangat rendah, mayoritas
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (FIP UNJ). siswa-siswi setelah lulus SMP langsung menikah
Sesuai dengan program yang telah direncanakan dan tidak melanjuti ke tingkat SMA. Hal tersebut
oleh FIP UNJ, pelaksanaan pengabdian diprioritaskan juga mempengaruhi masyarakat dalam mata
sesuai dengan disiplin ilmu tim pengabdian, maka pencahariannya, mayoritas bermata pencaharian
pengabdi melaksanakan kegiatan pengabdian berupa petani penggarap padi di tanah milik orang lain dan
pelatihan model pembelajaran inovatif bagi guru- sebagai peternak domba (Debidevitas, 2016).
guru SD di kecamatan Sukamakmur Bogor. Untuk Alat transportasi yang digunakan untuk
mendapatkan hasil yang baik dari kegiatan ini, tim keseharian dan mengangkut hasil pertanian,
bekerjasama dengan dinas pendidikan Kecamatan tidak menggunakan angkutan umum, melainkan
Sukamakmur, Bogor. menggunakan bak terbuka (mobil bak) dan carry.
Dengan pelatihan ini, para peserta diharapkan Akomodasi yang digunakan haruslah akomodasi
mendapatkan pemahaman dan kemampuan tentang yang memiliki keadaan fisik dan mesinnya kuat,
model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif itu dikarenakan ada beberapa jalan di Kecamatan
adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Sukamakmur yang sangat rusak.
Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang Setiap sekolah yang ada di kecamatan
kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan Sukamakmur memiliki guru hanya berkisar tiga
secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman orang yang berstatus PNS, selebihnya adalah honorer.
sebaya (peer mediated instruction). Pembelajaran inovatif Guru mengalami kesulitan dalam membelajarkan
mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik. siswa karena minimnya pengetahuan yang dimiliki
Seluruh sekolah hendaknya dapat membelajarkan tentang model-model pembelajaran inovatif. Untuk
siswa dengan berbagai model pembelajaran inovatif itu, diperlukannya pelatihan tentang pengenalan
yang ada. model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan
Desa di wilayah kecamatan Sukamakmur untuk guru-guru nantinya di dalam kelas.
memiliki beberapa sekolah dasar. Berdasarkan studi Berdasarkan observasi dan diskusi langsung
pendahuluan yang dilakukan oleh tim GPJM FIP UNJ dengan mitra didapatkan beberapa permasalahan
ditemukan jika masih banyak warga berusia > 25 tahun yang dihadapi yaitu:
yang dalam kategori buta huruf. Namun, untuk warga 1. Pengetahuan awal guru terhadap model
di bawah < 25 tahun sudah tidak ada lagi yang buta pembelajaran inovatif masih minim
huruf. Tingkat pendidikan di Sukamakmur sebagian 2. Penyelenggaraan pelatihan penerapan model
besar hanya mengenyam sampai sekolah dasar. pembelajaran inovatif bagi guru masih belum diikuti
Sukamakmur adalah sebuah kecamatan di 3. Respon guru dalam mengikuti pelatihan
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. penerapan model pembelajaran inovatif merupakan
Sukamakmur merupakan pemekaran dari Kecamatan umpan balik bagi penyelenggaraan pelatihan yang
Jonggol yang memiliki luas wilayah 15 ribu 399,250 belum diketahui
hektare. Terdiri dari sepuluh desa yaitu desa Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada
Cibadak, Pabuaran, Sirnajaya, Sukadamai, Sukaharja, masyarakat adalah 1) meningkatkan pemahaman
Sukamakmur, Sukamulya, Sukaresmi Sukawangi dan guru terhadap model-model pembelajaran inovatif, 2)
Wargajaya dengan jumlah penduduk keseluruhan 77 meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan
ribu 238 jiwa terhitung per Januari 2016 dengan jumlah model pembelajaran. Sasaran kegiatan pengabdian
perempuan 40.104 jiwa dan laki-laki 37.134 jiwa yang masyarakat ini adalah guru-guru SD di wilayah
mayoritas 99% beragama islam (Debidevitas, 2016). Di kecamatan Sukamakmur, Bogor dengan lama
bagian selatan kecamatan ini terdapat wisata Curug pelaksanaan kegiatan yaitu satu bulan.

2 Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Subjek dalam kegiatan pengabdian ini yaitu Hasil
guru SD di SDN Wargajaya kecamatan Sukamakmur, Kegiatan pengabdian masyarakat (PkM)
Bogor. Waktu pengabdian selama bulan Juli tahun dilaksanakan di SD Wilayah Sukamakmur, Bogor
2018. Langkah-langkah solusi yang dilakukan dalam pada bulan Agustus 2018 bertempat di lima SD di
kegiatan pengabdian masyarakat tersebut yaitu wilayah tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan berupa
Pengenalan/ Orientasi: Keberadaan model-model pelatihan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran inovatif; Pemaparan materi: Presentasi perbaikan kualitas belajar dan pembelajaran. Target
dan Diskusi; serta Pendampingan: Praktik sederhana yang didatangkan adalah 40 guru SD, yang hadir 30
model pembelajaran inovatif. Kegiatan ini akan guru atau ketercapaian kehadiran 75.00%.
direncanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama Ada sebanyak kurang lebih 30 peserta di lima
tentang penyajian materi model pembelajaran sekolah yang mengikuti kegiatan pelatihan ini. Output
inovatif. Tahap ini dibagi menjadi empat sesi, sesuai yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
dengan desain materi pelatihan. Peserta dilatih untuk 1. Bapak/ibu guru diberikan pelatihan mengenai
mengidentifikasi model pembelajaran inovatif yang model pembelajaran inovatif berupa diskusi dan
selama ini dilakukan di dalam kelas. Tahap kedua praktik
yaitu guru melakukan simulasi ketika pembelajaran 2. Disediakan sesi tanya jawab untuk berbagi
di kelas menggunakan model pembelajaran inovatif informasi dan pengetahuan
yang telah diajarkan oleh instruktur. Kegiatan PkM dilakukan melalui dua bentuk
Metode yang dipilih yaitu ceramah dengan yaitu diskusi kelas dan praktik pelaksanaaan model
teknik presentasi materi, diskusi, dan simulasi model pembelajaran inovatif. Di dalam diskusi kelas,
pembelajaran inovatif oleh peserta. Pelatihan akan instruktur dan peserta bersama-sama melakukan
berlangsung dalam tiga tahap yaitu pengenalan/ kegiatan refleksi terhadap model pembelajaran
orientasi, pemaparan materi, dan pendampingan. yang selama ini dilakukan oleh guru. Hasil refleksi
Di tahap orientasi, guru mulai diperkenalkan kemudian dianalisis model-model pembelajaran
terhadap model-model pembelajaran inovatif. Tahap apa saja yang telah diterapkan serta kesulitan yang
berikutnya yaitu pemaparan materi berupa penyajian ditemukan ketika menggunakan model pembelajaran
materi oleh tim pengusul pengabdian kepada para tersebut. Kegiatan ini dilakukan dari jam 08.00 WIB –
guru. Target pada tahap ini yaitu diperolehnya 12.00 WIB.
pemhaman atau penambahan pengetahuan guru Pokok bahasan yang disampaikan pada saat
terhadap model-model pembelajaran inovatif. Tahap diskusi kelas yaitu
akhir yaitu pendampingan. Tahap pendampingan 1. Pengantar guru profesional
dilakukan dengan guru mempraktekkan/simulasi 2. Kompetensi guru
terhadap salah satu model pembelajaran inovatif 3. Teori Belajar dan Pembelajaran
yang telah dijelaskan sebelumnya. Partisipasi guru 4. Model-model Pembelajaran Inovatif: PBL.
dalam pelatihan ini sebagai subjek pengabdian yang Discovery Learning, Inquiry Learning, Kontekstual, dan
dilatih. Quantum Teaching.
Kegiatan pelatihan akan dievaluasi sesuai Di pertemuan selanjutnya, instruktur
dengan saran yang dikemukakan oleh guru. memberikan daftar model-model pembelajaran
Guru akan dibagikan kuesioner tentang tingkat inovatif yang dapat digunakan oleh guru beserta
kepuasan terhadap pelaksanaan pelatihan dan karakteristiknya. Guru memilih model pembelajaran
sebagai masukan perbaikan untuk pelatihan inovatif serta merancang kegiatan pembelajaran di
selanjutnya. Keberalanjutan program selanjutnya dalam kelas untuk selanjutnya dipraktikkan di ruang
adalah memastikan bahwa para guru melaksanakan pelatihan. Praktik model pembelajaran juga dilakukan
model pembelajaran inovatif dalam kelas melalui oleh guru, ada yang bertindak sebagai guru dan ada
teknik observasi yang dilakukan oleh tim pengabdian juga sebagai siswa, instruktur hanya sebagai fasilitator
masyarakat. dalam mengawasi dan memberikan masukan
serta arahan untuk kegiatan praktik. Kegiatan ini
menghabiskan waktu dari pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Kegiatan PkM dilakukan melalui tahapan

Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018 3


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

sebagai berikut: pelaksanaan kegiatan PkM ketika sedang praktik.


1. Persiapan kegiatan: Terlihat para peserta cukup antusias dan bersedia
a. Melakukan survei ke tempat pengabdian mengikuti arahan dari teman sebaya ketika menjadi
masyarakat yang dilakukan oleh koordinator kegiatan guru. Penggunaan media pembelajaran juga dibuat
PkM ke SD Wilayah Sukamakmur, Bogor. oleh peserta dalam mendukung pelaksanaan model
b. Melakukan perijinan PkM kepada kepala pembelajaran yang dipilih.
sekolah SD Wilayah Sukamakmur, Bogor.
c. Mengurus administrasi yang diperlukan Evaluasi pelatihan model pembelajaran inovatif
d.Mempersiapkan alat dan bahan serta Jumlah peserta pelatihan yang hadir sebanyak
akomodasi 30 orang dan ketika pelatihan, peserta mengisi
e. Mempersiapkan tempat untuk pelatihan di kuesioner yang diberikan oleh instruktur sebagai
SD tanggapan terhadap penyelenggaraan pelatihan.
2. Kegiatan pelatihan Kuesioner menanyakan sepuluh item yaitu
a. Diawali dengan pembukaan di kantor 1. Tujuan umum pelatihan
kecamatan wilayah Sukamakmur, Bogor 2. Materi/bahan pelatihan
b. Koordinator program studi membagi SD yang 3. Strategi/metode/teknik pelatihan
akan dijadikan tempat pelatihan 4. Waktu/lamanya pelatihan
c. Dosen bertugas memberikan pelatihan untuk 5. Pencapaian tujuan umum pelatihan
satu SD 6. Manfaat pelatihan
d.Dilakukan diskusi dan tanya jawab ke peserta 7. Kejelasan materi
3. Kegiatan penutupan 8. Daya tarik penyajian
a. Berpamitan dengan peserta dan kepala
sekolah di SD Wilayah Sukamakmur, Bogor 9. Manfaat pemberian materi
b. Mengurus surat keterangan telah melakukan 10.Tingkat kesulitan materi
kegiatan PkM
c. Pembuatan laporan kegiatan PkM
Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh
peserta ditemukan:

Tabel 1
Hasil Kuesioner Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah
No PERNYATAAN SKOR
1 Tujuan umum pelatihan 4.10 (Tinggi)
2 Materi/bahan pelatihan 3.86 (Tinggi)
3 Strategi/metode/teknik 3.59 (Tinggi)
pelatihan
Gambar 1. Para peserta mempraktikkan Numbered 4 Waktu/lamanya pelatihan 3.21 (Sedang)
Head Together 5 Pencapaian tujuan umum 3.72 (Tinggi)
pelatihan
6 Manfaat pelatihan 4.48 (Tinggi)
7 Kejelasan materi 3.90 (Tinggi)
8 Daya tarik penyajian 3.66 (Tinggi)
9 Manfaat pemberian materi 4.28 (Tinggi)
10 Tingkat kesulitan materi 3.55 (Tinggi)

Hasil kuesioner menunjukkan skor yang tinggi


di hampir semua pernyataan terkecuali untuk item
Gambar 2 Para peserta mempraktikkan kegiatan belajar
waktu/lamanya pelatihan yang berada pada posisi
sesuai rancangan pembelajaran
sedang. Jika hasil kuesioner di atas diurutkan dari
tertinggi ke terendah didapatkan:
Gambar 1 dan 2 menjelaskan tentang

4 Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

Tabel 2 diberikan peserta yaitu materi pelatihan akan lebih


Pemeringkatan Hasil Kuesioner dapat diserap peserta jika langsung dilakukan praktik
NO PERNYATAAN SKOR dan pembimbingan dalam membelajarkan model
1 Manfaat pelatihan 4.48 (Tinggi) pembelajaran inovatif di kelas.
Dari aspek strategi pelatihan terdapat komentar
2 Manfaat pemberian 4.28 (Tinggi)
jika strategi yang dilakukan di dalam pelatihan
materi
sudah menggunakan pendekatan andragogi, sesuai
3 Tujuan umum pelatihan 4.10 (Tinggi)
dengan tujuan yang ingin dicapai, tetapi dikarenakan
4 Kejelasan materi 3.90 (Tinggi)
keterbatasan waktu pelaksanaan pelatihan maka
5 Materi/bahan pelatihan 3.86 (Tinggi) kurang diadakan praktik, peserta memberikan
6 P e n c a p a i a n t u j u a n 3.72 (Tinggi) saran sebaiknya pelatihan tidak berupa pelatihan
umum pelatihan tetapi dalam bentuk bimtek (bimbingan teknis)
7 Daya tarik penyajian 3.66 (Tinggi) sehingga peserta pelatihan benar-benar paham cara
8 S t r a t e g i / m e t o d e / 3.59 (Tinggi) menggunakan model pembelajaran inovatif.
teknik pelatihan Ditinjau dari waktu pelatihan, sebagian besar
9 T i n g k a t k e s u l i t a n 3.55 (Tinggi) peserta merasa kurang dengan waktu pelatihan
materi yang disediakan sehingga metode penyampaian
10 W a k t u / l a m a n y a 3.21 (Sedang) yang dilakukan ketika pelatihan hanya terbatas pada
pelatihan ceramah dan tidak menggiring peserta ke arah praktik
pelatihan lebih banyak. Lalu, untuk aspek manfaat
Tabel 2 menunjukkan jika para peserta pelatihan dirasa sangat dibutuhkan oleh para peserta
sangat puas dengan manfaat diadakannya kegiatan karena menurut peserta, model pembelajaran selama
workshop ini yang terbukti memiliki skor tertinggi ini yang digunakan masih belum beragam.
dibandingkan pernyataan lainnya. Skor terendah diisi
oleh pernyataan tentang waktu/lamanya pelatihan. Pembahasan
Hasil kuesioner ini juga meminta para peserta untuk Pelaksanaaan PkM ini telah sesuai dengan yang
memberikan komentar ataupun saran untuk perbaikan direncanakan dan dijanjikan kepada guru-guru di
kegiatan workshop ini. Berdasarkan hasil komentar SDN Wargajaya, Sukamakmur, Bogor. Berdasarkan
maupun saran yang diberikan oleh para peserta evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan yang telah
ditemukan ada kelima topik yang dikomentari yaitu diperoleh didapatkan hasil secara garis besar, guru
tentang tindak lanjut pelatihan, materi pelatihan, merasa terbantu dari adanya kegiatan ini. Instruktur
strategi pelatihan, waktu pelatihan, dan manfaat yang hadir memiliki pengalaman yang cukup baik
pelatihan. Jika dibuat dalam bentuk persentase maka dalam memperkenalkan model pembelajaran inovatif.
diperoleh hasil sebagai berikut. Antusiasme guru yang cukup baik dalam mengikuti
kegiatan ini menandakan bahwa para guru merasa
Tabel 3 perlu untuk menambah pengetahuan yang dimiliki
Topik Komentar dan Saran dari Para Peserta dan ingin memperbaiki model pembelajaran yang
selama ini digunakan.
No Komponen Persentase Faktor penghambat juga terdapat di kegiatan
ini yaitu peserta masih banyak yang belum memiliki
1 Tindak lanjut pelatihan 20.69%
pengetahuan awal terhadap model pembelajaran
2 Materi pelatihan 31.03%
inovatif sehingga materi pelatihan dimulai dari
3 Strategi pelatihan 44.83%
konsep dasar; keterbatasan waktu yang dimiliki
4 Waktu pelatihan 17.24% oleh instruktur mengingat waktu yang digunakan
5 Manfaat pelatihan 27.59% hanya dua hari dan jumlah instruktur lain yang akan
memberikan pelatihan sebanyak 7 tim. Oleh karena
Dari aspek tindak lanjut pelatihan, para peserta itu, pelatihan ini masih membutuhkan keberlanjutan
memberikan komentar untuk menindaklanjuti kegiatan agar para peserta handal dalam menerapkan
kegiatan pelatihan lebih mengarah pada praktik. model pembelajaran inovatif.
Kemudian dari aspek materi pelatihan, sudah baik Hasil kegiatan mencakup beberapa hal sebagai
dan berguna bagi para peserta untuk mengenal model- berikut 1) keberhasilan target jumlah peserta pelatihan
model pembelajaran inovatif. Namun, ada saran yang yang hadir; 2) ketercapaian tujuan pelatihan; 3)

Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018 5


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

ketercapaian target materi yang telah direncanakan; kegiatan serupa seharusnya dilaksanakan secara
serta 4) kemampuan peserta dalam menguasai materi kontinyu untuk meningkatkan pengetahuan dan
model pembelajaran yang meningkat. Kegiatan ini pengalaman bagi guru dalam meningkatkan kualitas
memberikan kontribusi positif kepada kesadaran belajar dan pembelajaran.
para guru bahwa selama ini model pembelajaran yang Kegiatan dapat berupa penyuluhan secara
digunakan di dalam kelas masih perlu perbaikan dan berkelanjutan kepada seluruh guru di seluruh
perlu menggunakan model pembelajaran inovatif sekolah wilayah Sukamakmur, Bogor; perlu diadakan
yang dapat mengaktifkan peserta didik di dalam kelas. kerjasama secara multiyears; serta penambahan
Model pembelajaran inovatif lebih diperkenalkan jumlah waktu pelatihan.
untuk mempersiapkan guru dalam menghadapi abad
21 (Zain. 2017); pembelajaran yang inovatif membawa DAFTAR PUSTAKA
pengaruh positif pada kinerja siswa yang beragam
(Naz & Murad, 2017); dan ada juga yang melibatkan Darling-Hammond, L.(2010). Recognizing and Devel-
penggunaan teknologi di dalam menyajikan inovasi oping Effetive Teaching: What Policy Makers
pada model pembelajaran (Lee, 2011; Subramani & Should Know and Do, Policy Brief, 1-12. https://
Iyappan, 2018). Kualitas guru dalam mengajar sangat www.nea.org/assets/docs/HE/Effective_
berperan penting di sekolah dalam meningkatkan Teaching_-_Linda_Darling-Hammond.pdf
prestasi belajar siswa setelah faktor keluarga (Maruli, Debidevitas, (2016). Sukamakmur, Desa Pinggiran di
2014). Siswa yang belajar dengan guru terbaik akan Kota Bogor. https://www.kompasiana.com/
lebih baik kinerjanya dibandingkan belajar dengan debidevitas/56f967465fafbd1805c9c84e/suka-
guru yang berkinerja buruk. Kualitas guru dapat makmur-desa-pinggiran-di-kota-bogor
terlihat dari kualitas pembelajaran di kelas dan luar Haskins, R. & Loeb, S.(2007). A Plan to Improve the
kelas. Kualitas pembelajaran oleh guru telah banyak Quality of Teaching in American Schools, Policy
dibahas di beberapa penelitian (Kennedy, 2008; Brief, Brookings, 1-7. https://www.brookings.
Haskins dan Loeb, 2007; & Ingvarson, 2007). edu/research/a-plan-to-improve-the-quality-
Penelitian mengenai kualitas pembelajaran of-teaching-in-american-schools/
oleh guru menjadi isu yang menarik karena setiap Ingvarson, L. & Rowe, K. (2008). Conceptualising
guru memiliki kinerja yang berbeda, ada guru yang and Evaluating Teacher Quality: Substan-
dapat menghantarkan siswa pada keberhasilan tive and Methodological Issues, Australian
belajar, tetapi ada yang memiliki kinerja buruk. Guru Journal of Education, 52(1), 1-25. https://doi.
hendaknya memiliki kemampuan yang sangat baik org/10.1177/000494410805200102
dalam membelajarkan siswa yang memiliki berbagai Kennedy, M.M. (2008). Sorting Out Teacher Quality,
kebutuhan belajar (Darling-Hammond, 2010). Oleh Phi Delta Kappan, 90(1), 59-63. https://msu.
karena itu, maka pelatihan model pembelajaran edu/user/mkennedy/publications/docs/
inovatif yang diajarkan ke para guru di SD wilayah Teacher%20Quality/PDK/Kennedy%2008%20
Sukamakmur, Bogor dapat menjadi permulaan awal PDK.pdf
dalam meningkatkan kemampuan guru meningkatkan Lee, Y.J. (2011), “A Case Study on the Effect of Tech-
kualitas kegiatan pembelajaran di kelas. nology Innovation on Learning Effectiveness:
Using a Moderator of “Integrating Informa-
KESIMPULAN DAN SARAN tion Technology into Teaching”, The Journal of
Human Resource and Adult Learning, pp.33-46
Berdasarkan implementasi kegiatan PkM
http://www.hraljournal.com/Page/5%20
disimpulkan bahwa 1) kegiatan ini telah mampu
Yu-Je%20Lee.pdf
meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan model
Maruli, S. (2014). Quality in teaching: A review of
pembelajaran; 2) menumbuhkan kesadaran positif
literature. International Journal of Education
tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran
and Research, 2(12). http://www.ijern.com/
yang inovatif untuk diterapkan di dalam kelas; 3)
Naz, F. & Murad, H.S. (2017). Innovative teaching
menambah pengetahuan guru terhadap keterampilan
has a positive impact on the performance of
membelajarkan di dalam kelas; 4) mendorong guru
diverse students. SAGE Open, 7(4), https://doi.
dalam memperbaiki kualitas belajar dan pembelajaran
org/10.1177/2158244017734022
di kelas. Berdasarkan evaluasi dan monitoring yang
Silberman, M. (1996). Active learning: 101 Strategies to
dilakukan maka rekomendasi yang diajukan adalah
teach any subject. Toronto: Allyn Bacon.

6 Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018


Pelatihan Model-Model Pembelajaran...

Subramani, P.C.N. & Iyappan, V. (2018). Innovative design model for teachers in enhancing and sus-
methods of teaching and learning. Journal of taining the quality of the 21st century learning.
Applied and Advanced Research, 3, https://dx.doi. Systemics, Cybernetics and Informatics, 15(2),
org/10.21839/jaar.2018.v3S1.161 http://www.iiisci.org/journal/CV$/sci/pdfs/
Weimer, M. (1996). Improving your classroom teach- EB134FJ17.pdf
ing. California: Sage Publication. Zaini, M., Munthe, B., & Aryani, S.A. (2004). Strategi
Zain, I. (2017). ASIE model: An innovative instructional pembelajaran aktif. Yogyakarta: CTMI.

Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD) - Vol. 1 No. 1 Oktober 2018 7

You might also like