You are on page 1of 13

JURNAL SKRIPSI

PENGARUH OLESAN SIRAHMA (SIRIH MERAH DAN MADU) TERHADAP


ACNEVULGARIS PADA REMAJA PUTRI USIA 14-15 TAHUN
DI DESA BENDOWULUNG BLITAR

OLEH :
DEA AYU PRATIWI
NIM. 201601018

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2020

1
JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

ABSTRAK

Pratiwi, Dea Ayu. 2020. Pengaruh Olesan Sirahma (Sirih Merah Dan Madu) Terhadap
Acnevulgaris Pada Remaja Putri Usia 14-15 Tahun di Desa Bendowulung Blitar.
Dr. Ns. Moch Maftuchul Huda, SKp., M.Kep., Sp.Kom. Diana Rachmania,
S.Kep,Ns., M.Kep
Remaja putri mengalami acne vulgaris terutama saat menstruasi sebagai akibat meningkatnya
hormon androgen dalam tubuh. Acne Vulgaris sebagai peradangan menahun ditandai dengan
pembentukan komedo, papul, pustul, nodul. Mengatasi jerawat dapat diberikan dengan
ramuan olesan sirahma (sirih merah dan madu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh olesan sirahma sirahma (sirih merah dan madu) terhadap acnevulgaris pada remaja
putri usia 14-15 tahun di Desa Bendowulung Blitar. Desain dalam penelitian ini “One group
pre-post test design”, dengan teknik pengambilan sampel Total sampling didapatkan 20
responden remaja putri. Variabel independen dalam penelitian ini olesan sirahma (sirih merah
dan madu), variabel dependen acnevulgaris pada remaja putri, menggunakan istrumen lembar
observasi. Hasil penelitian menunjukkan acnevulgaris remaja putri sebelum olesan sirahma
sebagian besar (55%) responden memiliki acnevulgaris kriteria skor 5-8 berarti terdapat lesi
beradang beberapa tempat, lesi tak beradang banyak tempat, lesi tak beradang beberapa
tempat dan lesi beradang. dan setelah intervensi hampir seluruh responden (85%) responden
memiliki acnevulgaris kriteria skor 1-4 yang berarti terdapat lesi tak beradang, lesi tak
beradang beberapa tempat serta lesi tak beradang banyak tempat. Analisis uji T-test
didapatkan ρ = 0,000 < α 0.05 hal ini menunjukkan H1 diterima, artinya ada pengaruh olesan
sirahma (sirih merah dan madu) terhadap acnevulgaris pada remaja putri usia 14-15 tahun di
Desa Bendowulung Blitar. Olesan sirahma (sirih merah dan madu) dengan kandungan zat
senyawa kimia saponin, flavanoid, alkaloid, tannin, minyak astiri dan madu antioksidan dapat
memberikan efek mengobati Acne Vulgaris. Sebaiknya remaja putri yang mengalami acne
vulgaris diatasi dengan Olesan sirahma (sirih merah dan madu) yang tidak menimbulkan efek
iritasi.
Kata kunci : Olesan Sirahma (Sirih Merah Dan Madu), Acnevulgaris , Remaja Putri

ABSTRACT
Pratiwi, Dea Ayu. 2020. Effects of Sirahma (red betel and honey) Spread on Acnevulgaris in
girls adolescent Ages 14-15 Years in Bendowulung Village, Blitar. Dr. Ns. Moch
Maftuchul Huda, SKp., M.Kep., Sp.Kom. Diana Rachmania, S.Kep, Ns., M.Kep
Girls adolescent experience acne vulgaris, especially during menstruation as a result of
increased androgen hormones in the body. Acne vulgaris as chronic inflammation is
characterized by the formation of blackheads, papules, pustules, nodules. Overcoming acne
can be given with a mixture of spread sirahma (red betel and honey). This study aims to
determine the effect of rubbing sirahma sirahma (red betel and honey) on acnevulgaris in
adolescent girls aged 14-15 years in Bendowulung Village, Blitar. The design in this study is
"One group pre-post test design", with a total sampling technique obtained 20 young female
respondents. The independent variable in this study is the spread of sirahma (red betel and
honey), the dependent variable Acnevulgaris in girls adolescent. The results showed that
acnevulgaris of girls adolescent prior to the application of sirahma most (55%) respondents
had acnevulgaris score criteria of 5-8, meaning that there were multiple inflamed lesions,
multiple non-inflamed lesions, multiple non-inflamed lesions and multiple lesions. and after
the intervention, almost all respondents (85%) had acnevulgaris criteria score 1-4 which

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 1


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

means that there are non-inflamed lesions, multiple non-inflamed lesions and multiple non-
interlocutory lesions. T-test analysis showed that ρ = 0,000 <α 0.05 showed that H1 was
accepted, meaning that there was an influence of the spread of sirahma (red betel and honey)
on acnevulgaris in adolescent girls aged 14-15 years in Bendowulung Village, Blitar. Spread
of sirahma (red betel and honey) containing chemical compounds saponins, flavonoids,
alkaloids, tannins, astiri oils and honey antioxidants can provide a healing effect Acne
Vulgaris. We recommend that girls adolescent who experience acne vulgaris be treated with a
spread of sirahma (red betel and honey) which does not cause irritating effects.
Keywords: Smear of Sirahma (red betel and honey), Acnevulgaris, Girls adolescent

PENDAHULUAN
Latar Belakang tahun dan kurang lebih 3% pada usia 35-
Ada banyak sekali masalah kulit yang 44 tahun. sekitar dari 85% remaja pernah
dihadapi setiap manusia, dan salah satunya mengalami acne vulgaris khusunya rentan
yang banyak dijumpai di masyarakat pada usia 15-19 tahun, dengan berbagai jenis
remaja dan dewasa adalah masalah kulit tingkat keparahannya (Dicky F. Saragih, dkk,
diantaranya jerawat atau dalam bahasa 2016). Catatan yang diperoleh kelompok studi
medisnya biasa disebut Acne Vulgaris dermatologi kosmetika Indonesia menunjukan
(Yuindartanto, 2013). Jerawat atau sering 60% orang yang mengalami acne vulgaris
disebut Acne Vulgaris merupakan suatu pada tahun 2016 dan 80% pada tahun 2017
peradangan menahun yang ditandai dengan dan juga 90% pada tahun 2019. Puncak
pembentukan komedo, papul, pustul, nodul, insiden awal yang biasa dijumpai pada wanita
atau juga kista merupakan suatu akibat dari pada usia 14-17 tahun sedangkan pria 16-19
sumbatan dan peradangan dari unit tahun.
pilosebasea (folikel rambut dan kelenjar Menurut Departemen Ilmu Kesehatan
sebasea yang menyertainya). Acne dapat Kulit dan Kelamin FK Universitas
muncul pada daerah yang banyak Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo-
mengandung kelenjar pilosebasea, seperti Jakarta pada waktu remaja jerawat adalah
pada daerah wajah, leher, dada, dan punggung salah satu problem, sedangkan di Indonesia
(Dawson et al, 2012). Jerawat sering dialami sekitar 95-100% laki-laki maupun 83-85%
remaja putri dari pada remaja putra kondisi ini perempuan usia 16-17 tahun menderita
karena meningkatkan perilaku kebersihan jerawat. Prevalensi jerawat pada perempuan
diri, pemakaian bedak dan juga remaja putri dewasa sekitar 12% dan pada laki-laki
mengalami haid terdapat mekanisme dewasa 3%, jerawat sebagai masalah kulit
peningkatan produksi hormon androgen sampai melewati masa remaja dengan
dalam tubuh saad haid (Yuindartanto, 2013). prevalensi perempuan lebih tinggi
Penduduk Amerika Serikat terdapat 40 dibandingkan laki-laki pada rentang usia 20
sampai 50 juta atau sebesar 85% dari tahun atau lebih (Sudharmono, 2014).
penduduk usia 12-24 tahun mengalami acne Studi pendahuluan yang dilakukan
vulgris. Sedangkan di Asia khusunya peneliti pada bulan Januari 2020 di Desa
Singapura oleh The National Skin Center in Bendowulung Blitar terdapat jumlah total
Singapore (NSNC) memperoleh prevalensi remaja putri sebanyak 46 siswi berusia 14-16,
sebesar 10.9% dari penduduk Singapore dan pada saat itu peneliti melakukan
(Taylor, 2013). Prevalensi penderita acne pengamatan kerkait remaja putri yang
vulgris di Indonesia sendiri berkisar 80-85% memiliki jerawat/acne vulgaris terdapat 20
pada remaja dengan usia kisaran 15-18 tahun, remaja putri, dari data tersebut peneliti
12% pada wanita usia >25 tahun menggali informasi dengan bertanya secara
informal pada 10 remaja putri sebagai studi

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 2


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

awal yaitu 7 siswi (70%) mengatakan kurang kosmetik atau alat kecantikan dengan non
memperhatikan kebersihan muka, jarang cuci komedogenik, juga melakukan beberapa
muka sebelum tidur dan setelah beraktivitas, tritmen wajah pada dokter kecantikan.
mereka membiarkan apa adanya wajah Sedangkan pada medikamentosa dibagi
mereka berminyak sehingga timbul jerawat, menurut derajat keparahan dari acne vulgaris
sedangkan pada 3 siswi (30%) timbul itu sendiri. Pemanfaatan bahan alami sebagai
jewawat karena sedang menstruasi hal obat tradisional akhir-akhir ini sangat
tersebut dipengaruhi karena hormonal saat meningkat, karena mempunyai efek samping
menstruasi kondisi ini juga membuat remaja yang sangat sedikit, Adapun penatalaksanaan
mengeluh kurang percaya diri karena acne secara non medikamentosa yaitu dengan
vulgaris, dengan demikian menggambarkan memberikan olesan sirahma (sirih merah dan
bahwa remaja putri yang penderita acne madu), sehingga intervensi (non farmakologi)
vulgaris lebih banyak pada usia remaja awal berupa olesan sirahma tersebut perlu
pubertas yang dipengarui faktor kebersihan diterapkan pada remaja untuk mengatasi acne
dan hormonal menstruasi. vulgaris.
Masa remaja (adolescence) sebagai masa Pada dasarnya menghilangkan jerawat
peralihan dari masa kanak-kanak menuju dapat dilakukan dengan cara pengobatan
masa dewasa, dan merupakan masa periode farmakologi maupun (non farmakologi) akan
kehidupan yang paling banyak terjadi konflik. tetapi, untuk menghindari terjadinya iritasi
Selama periode peralihan anak remaja akan pada kulit, hendaknya menggunakan cara
mengalami berbagai perubahan baik secara tradisional, salah satunya dengan ramuan
fisik, psikologis, atau sosial (Sukmawati, yang dapat diberikan pada penderita
2016). Pada umumnya remaja bermasalah acnevulgaris yaitu dengan pemberian olesan
pada jerawat, menganggap jerawat bisa sirahma (sirih merah dan madu), madu
menyebabkan gangguan pada psikis. Acne mengandung anti oksidan polyphenol,
vulgaris biasanya disebabkan oleh beberapa flavonoid, dan glikosida inhibilin dan
faktor seperti faktor genetik, endokrin hidrogen peroksida yang memiliki khasiat
(androgen pitutiary sebotropic), faktor sebagai antibakteri dan dalam dalam daun
hormonal, menstruasi, faktor makanan seperti sirih merah terkandung senyawa fitokimia
kacang-kacangan, coklat, makanan pedas, yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin
produk susu dll, keaktifan dari kelenjar dan flavonoid, untuk meyembuhkan berbagai
sebasea, faktor psikis, faktor pergantian jenis penyakit, banyaknya kandungan zat
musim, faktor stress, dari infeksi bakteri senyawa kimia, sehingga daun sirih merah
(Propionilbacterium acnes), pemakaian dan madu memiliki manfaat yang sangat luas
kosmetik atau riasan dan bahan kimia yang sebagai bahan obat salah satunya untuk
lainnya, kotoran atau debu serta keringat yang mengobati jerawat dan keputihan (Sadewo,
menempel pada wajah dapat menyumbat pori- 2013). Terkait kandungan olesan sirahma
pori sehingga mempermudah pertumbuhan (sirih merah dan madu) yang banyak
acne vulgaris ( Dawson et al, 2012). kandungan zat senyawa kimia dapat
Remaja yang mengalami acne vulgaris memberikan efek mengobati jerawat sehingga
perlu adanya penatalaksanaan sebagai solusi olesan sirahma (sirih merah dan madu) dapat
masalah yang dihadapi remaja putri tentang menjadi pengobatan alternative untuk
acne vulgaris, pada penatalaksanaan sendiri menyembuhkan jerawat (Dawson et al, 2012).
terbagi menjadi 2 antara lain yaitu Olesan sirahma (sirih merah dan madu)
penatalaksanaan secara umum dan secara yang dijadikan pasta dan dioleskan di area
medikamentosa. Adapun secara umum jerawat adalah salah satu solusi yang tepat
dengan menghindari pemencetan pada luka untuk mengatasi jerawat secara alami, selain
jerawat dengan cara non higienis, memilih kandungan alami dari sirih merah dan madu

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 3


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

bersifat anti bakteri yang baik untuk penelitian pre-eksperimental dengan desain
mengatasi jerawat, kelebihan yang lain yaitu “One group pre-post test design” yaitu
bahan yang mudah didapatkan, harga relatif penelitian yang sebelum dilakukan perlakuan
terjangkau, serta pembuatannya ini cukup variabelnya diobservasi/ diukur lebih dahulu
mudah di lakukan masyarakat terutama pada (pre-test) setelah itu dilakukan perlakuan dan
remaja. Sehingga peneliti mengambil judul setelah perlakuan variabelnya dilakukan
penelitian “Pengaruh olesan sirahma (sirih observasi/pengukuran (post-test) (Hidayat,
merah dan madu) terhadap acnevulgaris pada 2014). Ciri-ciri dari penelitian design ini
remaja putri usia 14-15 tahun di Desa adalah mengungkapkan sebab akibat dengan
Bendowulung Blitar?”. cara melibatkan satu kelompok subjek.
Konsep desain yang digunakan adalah
Tujuan Penelitian intervensi dengan pengukuran dengan
Tujuan Umum membandingkan pre-test dengan pengukuran
Mengetahui pengaruh olesan sirahma post test sebagai berikut (Nursalam, 2014)
(sirih merah dan madu) terhadap acnevulgaris
pada remaja putri usia 14-15 tahun di Desa HASIL PENELITIAN
Bendowulung Blitar. DATA UMUM
Karakteristik Responden
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi acnevulgaris pada remaja
putri usia 14-15 tahun sebelum diberikan
olesan sirahma (sirih merah dan madu) di
Desa Bendowulung Blitar.
2. Mengidentifikasi acnevulgaris pada remaja
putri usia 14-15 tahun sesudah diberikan
olesan sirahma (sirih merah dan madu) di
Desa Bendowulung Blitar.
3. Menganalisis Pengaruh olesan sirahma
(sirih merah dan madu) terhadap
acnevulgaris pada remaja putri usia 14-15
tahun di Desa Bendowulung Blitar.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2015). Pada
bab ini akan dibahas tentang desain
penelitian, kerangka kerja, populasi sampel,
identifikasi variabel, definisi operasional,
instrument/alat ukur, pengumpulan data dan
analisis data, etika penelitian.
Desain Penelitian
Desain penelitian diartikan sebagai cara Hasil penelitian karakteristik usia responden
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan didapat sebagian besar (65%) respoden
dan kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti berusia 14 tahun, karakteristik responden
kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri mulai mengalami acnevulgaris didapatkan
keilmuan (Sugiono, 2015). Berdasarkan setengah (50%) responden mengalami 3-5
tujuan penelitian, penelitian ini termasuk jenis hari, pada kebiasaan cuci muka yang

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 4


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

dilakukan responden didapat sebagian besar Analisis Pengaruh Olesan Sirahma (Sirih
(60%) responden kebiasaan cuci muka hanya Merah Dan Madu) Terhadap Acnevulgaris
saat mandi saja. Karakteristik munculnya Pada Remaja Putri Usia 14-15 Tahun di
jerawat didapatkan setengah (50%) responden Desa Bendowulung Blitar
jerawat muncul setiap saat. Karakteristik
makanan yang biasa dimakan diapatkan
hampir setengah (40%) responden biasa
makan gorengan. karakteristik karakter wajah
setengah (50%) dari responden memiliki
karakteristik wajah berminyak.

DATA KHUSUS
Acnevulgaris Pada Remaja Putri Usia 14-
15 Tahun Sebelum Diberikan Olesan
Sirahma (Sirih Merah Dan Madu)
Berdasarkan tabel silang diatas
menunjukkan sebelum intervensi pemberian
olesan sirahma (sirih merah dan madu)
sebagian besar (55%) responden memiliki
acnevulgaris kriteria skor 5-8 dan mengalami
perubahan setelah diberikan intervensi
pemberian olesan sirahma (sirih merah dan
madu) menjadi hampir seluruh responden
(85%) responden acnevulgaris kriteria skor 1-
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
4
acnevulgaris pada pada remaja putri sebelum
Hasil analisis penelitian pengaruh
diberikan olesan sirahma (sirih merah dan
olesan sirahma (sirih merah dan madu)
madu) didapatkan sebagian besar (55%)
terhadap acnevulgaris pada remaja putri usia
responden memiliki acnevulgaris kriteria skor
14-15 tahun, yaitu dari hasil uji statistik
5-8
menggunakan uji T-test didapatkan nilai ρ =
Acnevulgaris Pada Remaja Putri Usia 14- 0,000 < α 0.05 hal ini menunjukkan bahwa
15 Tahun Sesudah Diberikan Olesan H1 diterima, artinya ada pengaruh olesan
Sirahma (Sirih Merah Dan Madu) sirahma (sirih merah dan madu) terhadap
acnevulgaris pada remaja putri usia 14-15
tahun di Desa Bendowulung Blitar, adapun
besar perbedaan pada nilai Mean Pre = 6.25
untuk sebelum pemberian olesan sirahma
(sirih merah dan madu) dan Mean Post =
2,75 setelah olesan sirahma (sirih merah dan
madu), yang berarti pemberian intervensi
olesan sirahma (sirih merah dan madu) dapat
berpengaruh menurunkan acnevulgaris pada
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa remaja putri usia 14-15 tahun
acnevulgaris pada pada remaja putri sesudah
diberikan olesan sirahma (sirih merah dan
madu) didapatkan hampir seluruh responden
(85%) responden memiliki acnevulgaris
kriteria skor 1-4

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 5


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

PEMBAHASAN mengalami menstruasi, selain hal tersebut


Identifikasi Acnevulgaris Pada Remaja remaja putri yang penderita acne vulgaris
Putri Usia 14-15 Tahun Sebelum Diberikan sebagai awal pubertas yang dipengarui faktor
Olesan Sirahma (Sirih Merah Dan Madu) kebersihan, mereka kurang memperhatikan
Di Desa Bendowulung Blitar kebersihan muka, jarang cuci muka sebelum
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidur dan setelah beraktivitas, mereka
bahwa acnevulgaris pada pada remaja putri membiarkan apa adanya wajah mereka
sebelum diberikan olesan sirahma (sirih merah berminyak sehingga timbul jerawat.
dan madu) didapatkan sebagian besar (55%) Acnevulgaris pada remaja putri secara tidak
responden memiliki acnevulgaris kriteria skor langsung juga dipengaruhi karakteristik data
5-8 yang berarti kondisi jewawat cukup umum yang dimiliki responden yaitu usia
ringan. responden didapat sebagian besar (65%)
Acnevulgaris sebagai reaksi dari respoden berusia 14 tahun, pada kebiasaan
penyumbatan pori-pori kulit disertai cuci muka yang dilakukan responden didapat
peradangan yang bermuara pada saluran sebagian besar (60%) responden kebiasaan
kelenjar minyak kulit. Sekresi minyak kulit cuci muka hanya saat mandi saja.
menjadi tersumbat, membesar dan akhirnya
mengering menjadi jerawat (Muliyawan dan Menurut Harahap (2014), bahwa terdapat
Suriana, 2013). Gangguan kulit yang berupa berbagai faktor penyebab jewat beberapa
peradangan dari folikel pilosebasea ini diantaranya adalah faktor usia dan kebersihan
ditandai dengan adanya erupsi komedo, wajah. Pada usia umumnya insiden terjadi
papul, pustul, nodus dan kista pada tempat pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita,
predileksinya (muka, leher, lengan atas, dada 16-19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi
dan punggung) (Wasitaatmadja, 2014). yang predominan adalah komedo dan papul
Acnevulgaris dapat muncul pada daerah yang dan jarang terlihat lesi berat pada penderita
banyak mengandung kelenjar pilosebasea, (Harahap, 2014). Faktor kebersihan wajah
seperti pada daerah wajah, leher, dada, dan terkait perilaku remaja, meningkatkan
punggung (Dawson et al, 2012). Jerawat perilaku kebersihan diri dapat mengurangi
sering dialami remaja putri dari pada remaja kejadian aknevulgaris pada remaja
putra kondisi ini karena meningkatkan (Harahap, 2014).
perilaku kebersihan diri, pemakaian bedak
dan juga remaja putri mengalami haid Kondisi acnevulgaris sebelum intervensi
terdapat mekanisme peningkatan produksi olesan sirahma (sirih merah dan madu)
hormon androgen dalam tubuh saat haid terdapat beberapa tanda yang dominan seperti
(Yuindartanto, 2013). lesi tak beradang beberapa tempat, lesi tak
beradang beberapa tempat, lesi beradang di
Menurut pendapat peneliti adanya banyak termpat, adapun faktor pengaruh
acnevulgaris pada pada remaja putri sebelum timbulnya aknevulgaris pada remaja putri
diberikan olesan sirahma (sirih merah dan memasuki usia remaja terutama saat usia 14-
madu) yang sebagian besar responden 15 tahun pada umumnya remaja bermasalah
memiliki acnevulgaris kriteria skor 5-8 yang pada jerawat, menganggap jerawat bisa
berarti kondisi acnevulgaris yang dimiliki menyebabkan gangguan pada psikis
responden cukup ringan yang terdapat lesi berkurangnya kepercayaan diri, kondisi
beradang beberapa tempat dan lesi tak timbulnya aknevulgaris pada remaja putri
beradang banyak tempat atau juga lesi tak dapat terjadi bila mereka kurang
beradang beberapa tempat, lesi beradang, hal memperhatikan kebersihan wajah, bisa jadi
ini disebabkan peningkatan produksi hormon adanya kotoran atau debu serta keringat yang
androgen dalam tubuh remaja putri menempel pada wajah yang menyumbat pori-

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 6


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

pori sehingga mempermudah pertumbuhan terdapat kesesuaian dengan teori yang ada
acne vulgaris bahwa jenis makanan kacang-kacangan,
berminyak, lemak dapat merubah komposisi
Bebarapa hal yang juga turut mendasari
sebum, eningkatan produksi sebum secara
timbulnya jerawat pada remaja putri
langsung berkorelasi dengan tingkat
munculnya jerawat didapatkan setengah
keparahan dan terjadinya lesi jerawat.
(50%) responden jerawat muncul setiap saat.
Karakteristik makanan yang biasa dimakan
diapatkan hampir setengah (40%) responden Identifikasi Acnevulgaris Pada Remaja
biasa makan gorengan. Pada karakteristik Putri Usia 14-15 Tahun Sesudah Diberikan
karakter wajah didapatkan setengah (50%) Olesan Sirahma (Sirih Merah Dan Madu)
dari responden memiliki karakteristik wajah Di Desa Bendowulung Blitar
berminyak. Hasil penelitian diketahui bahwa acnevulgaris
pada pada remaja putri sesudah diberikan
Pada jerawat yang menjadi faktor penyebab
olesan sirahma (sirih merah dan madu)
jerawat diantaranya adalah faktor makanan,
didapatkan hampir seluruh responden
jenis makanan yang sering dihubungkan
responden (85%) responden memiliki
dengan timbulnya jerawat adalah makanan
acnevulgaris kriteria skor 1-4 yang berarti
berminyak / tinggi lemak (kacang, daging,
kondisi jewawat ringan.
susu dan es krim), tinggi karbohidrat,
beryodida tinggi (makanan asal laut) dan
makanan yang pedas. Jenis makanan diatas Pada dasarnya menghilangkan jerawat dapat
diyakini dapat merubah komposisi sebum dilakukan dengan cara pengobatan
dan menaikkan produksi kelenjar sebasea farmakologi maupun (non farmakologi) akan
(Efendi, 2012). Peningkatan produksi sebum tetapi, untuk menghindari terjadinya iritasi
secara langsung berkorelasi dengan tingkat pada kulit, hendaknya menggunakan cara
keparahan dan terjadinya lesi jerawat. tradisional, salah satunya dengan ramuan
Peningkatan produksi sebum menyebabkan yang dapat diberikan pada penderita
peningkatan unsur komedogenik dan acnevulgaris yaitu dengan pemberian olesan
inflamatogenik penyebab terjadinya lesi sirahma (sirih merah dan madu), madu
jerawat. Kelenjar sebasea ibawah kontrol mengandung anti oksidan polyphenol,
endokrin. Pituitari akan menstimulasi adrenal flavonoid, dan glikosida inhibilin dan
dan gonad untuk memproduksi estrogen dan hidrogen peroksida yang memiliki khasiat
androgen yang mempunyai efek langsung sebagai antibakteri dan dalam dalam daun
terhadap unit pilosebaseus. Stimulasi hormon sirih merah terkandung senyawa fitokimia
androgen mengakibatkan pembesaran kelenjar yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin
sebasea dan peningkatan produksi sebum dan flavonoid, untuk meyembuhkan berbagai
pada penderita jerawat, hal ini disebabkan jenis penyakit, banyaknya kandungan zat
oleh peningkatan hormon androgen atau oleh senyawa kimia, sehingga daun sirih merah
hiperesponsif kelenjar sebasea terhadap dan madu memiliki manfaat yang sangat luas
androgen dalam keadaan normal. sebagai bahan obat salah satunya untuk
Jerawat pada remaja putri menurut asumsi mengobati jerawat dan keputihan (Sadewo,
peneliti memang benar jerawat muncul setiap 2013). Terkait kandungan olesan sirahma
saat karena danya kebiasaan makan makanan (sirih merah dan madu) yang banyak
berminyak skeperti gorengan dan makanan kandungan zat senyawa kimia dapat
kacang-kacangan serta makanan berminyak, memberikan efek mengobati jerawat sehingga
karakteristik wajah berminyak juga olesan sirahma (sirih merah dan madu) dapat
memberikan kontribusi pada timbulnya menjadi pengobatan alternative untuk
jerawat. Dengan demikian penelitian ini menyembuhkan jerawat (Dawson et al, 2012).

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 7


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

Menurut pendapat peneliti, terdapatnya hasil mengurangi kejadian aknevulgaris pada


penelitian bahwa acnevulgaris pada pada remaja (Harahap, 2014). Terdapatnya
remaja putri sesudah diberikan olesan sirahma penyebab jewat beberapa diantaranya adalah
(sirih merah dan madu) didapatkan hampir faktor usia dan kebersihan wajah. Pada usia
seluruh responden memiliki acnevulgaris umumnya insiden terjadi pada sekitar umur
kriteria skor 1-4 yang berarti kondisi jewawat 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada
ringan yaitu kondisi acnevulgaris yang pria dan pada masa itu lesi yang predominan
dimiliki responden terdapat lesi tak beradang, adalah komedo, papul dan jarang terlihat lesi
lesi tak beradang beberapa tempat serta lesi berat pada penderita
tak beradang banyak tempat, hal ini karena Responden setelah mendapatkan intervensi
intervensi olesan sirahma (sirih merah dan olesan sirahma (sirih merah dan madu)
madu) yang diberikan pada responden terdapat beberapa lesi tak beradang beberapa
memberikan dampak pada penurunan tempat, lesi tak beradang beberapa tempat,
acnevulgaris yang dialami responden lesi beradang di banyak termpat dimana tanda
sebagaimana pada olesan sirahma (sirih tanda lesi tersebut mulai berkurang setelah
merah dan madu) secara alami mengatasi mendapatkan olesan sirahma, selain itu
jerawat karena adanya efek kandungan alami kebiasaan responden yang menjaga
dari sirih merah dan madu bersifat anti bakteri kebersihan muka dengan cuci muka maka
yang baik untuk mengatasi jerawat, Olesan semakin mendukung berkurangnya lesi yang
Sirahma (Sirih Merah dan Madu) terdapat pada wajah.
sebagaimana Sirahma bersifat anti bakteri,
fenol sebagai agen anti bakteri sebagai toksin Bebarapa hal yang juga turut mendasari
dalam protoplasma, menginaktifkan enzim timbulnya jerawat pada remaja putri
essensial di dalam sel bakteri lapisan dinding munculnya jerawat didapatkan setengah
sel tidak terbentuk aktivitas kematian (50%) responden jerawat muncul setiap saat
antibakteri, Tannin menginduksi senyawa dan pada karakteristik karakter wajah
ikatanenzim atau subtract mikroba, didapatkan setengah (50%) dari responden
menambah daya toksisitas dan antiosidan memiliki karakteristik wajah berminyak. Hal
madu efektif menghilangi Acnevulgaris, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
tersebut sejalan dengan teori yang oleh Efendi (2012) yang menyebutkan bahwa
dikemukakan Sadewo (2013) bahwa Sirahma yang menjadi faktor penyebab jerawat
(Sirih Merah Dan Madu) adalah ramuan diantaranya adalah faktor makanan, jenis
untuk pengobatan non farmakologis dengan makanan yang sering dihubungkan dengan
media dauh sirih merah dan madu yang timbulnya jerawat adalah makanan
dipadukan menjadi olesan sirahma, manfaat berminyak / tinggi lemak (kacang, daging,
yang sangat luas sebagai bahan obat salah susu dan es krim), tinggi karbohidrat,
satunya untuk mengobati jerawat dan beryodida tinggi (makanan asal laut) dan
keputihan. makanan yang pedas. Jenis makanan diatas
diyakini dapat merubah komposisi sebum
Terdapatnya Acnevulgaris pada remaja putri dan menaikkan produksi kelenjar sebasea
yang mengalami penurunan kondisi dari dan terjadi peningkatan produksi sebum
banyak lesi secara tidak langsung juga secara langsung berkorelasi dengan tingkat
dipengaruhi karakteristik data umum yang keparahan dan terjadinya lesi jerawat.
dimiliki responden yaitu pada kebiasaan cuci
muka yang dilakukan responden didapat Responden yang memiliki jerawat secara
sebagian besar (60%) responden kebiasaan tidak langsung juga dipenaruhi adanya
cuci muka hanya saat mandi saja. Faktor karakteristik wajah berminyak yang dimiliki
kebersihan wajah terkait perilaku remaja, remaja, semakin kulit wajah berminyak maka
meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat semakin mudah/sering terawat akan timbul

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 8


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

dibandingkan dengan wajah yang tidak pada wajah memang mengganggu dan perlu
berminyak, dan pada kebiasaan konsumsi dihilangkan karena dapat mengurangi rasa
makanan berminyak/berlemah yang dilakukan percaya diri. Wajah bersih menjadi idaman
responden semakin memperbesar resiko setiap wanita, oleh karena itu, butuh cara
terjadinya Acnevulgaris seperti makanan untuk merawat wajah dan mngetahui cara
kacang-kacangan, berminyak, lemak lebih mengatasi masalah yang ada pada wajah.
dapat keparahan dan terjadinya lesi jerawat, Remaja yang mengalami acne vulgaris dapat
namun demikian responden dalam penelitian diberikan penatalaksanaan secara umum dan
ini telah mendapatkan intervensi sirahmah secara medikamentosa. Adapun secara umum
dan terjadi penurunan kondisi Acnevulgaris dengan menghindari pemencetan pada luka
yang awalnya banyak lesi dan beradang jerawat dengan cara non higienis, memilih
semakin berkurang lesinya dan radangpun kosmetik atau alat kecantikan dengan non
juga semakin menghilang. komedogenik, juga melakukan beberapa
Analisis Pengaruh Olesan Sirahma (Sirih tritmen wajah pada dokter kecantikan.
Merah Dan Madu) Terhadap Acnevulgaris Sedangkan pada medikamentosa dibagi
Pada Remaja Putri Usia 14-15 Tahun di menurut derajat keparahan dari acne vulgaris
Desa Bendowulung Blitar itu sendiri. Pemanfaatan bahan alami sebagai
Hasil analisis uji statistik menggunakan uji T- obat tradisional akhir-akhir ini sangat
test didapatkan nilai ρ = 0,000 < α 0.05 hal ini meningkat, karena mempunyai efek samping
menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya ada yang sangat sedikit, Adapun penatalaksanaan
pengaruh olesan sirahma (sirih merah dan secara non medikamentosa yaitu dengan
madu) terhadap acnevulgaris pada remaja memberikan olesan sirahma (sirih merah dan
putri usia 14-15 tahun di Desa Bendowulung madu), sehingga intervensi (non farmakologi)
Blitar, adapun besar perbedaan pada nilai berupa olesan sirahma tersebut perlu
Mean Pre = 6.25 untuk sebelum pemberian diterapkan pada remaja untuk mengatasi acne
olesan sirahma (sirih merah dan madu) dan vulgaris.
Mean Post = 2,75 setelah olesan sirahma Penelitan sebelumnya Sukmawati (2016) juga
(sirih merah dan madu), yang berarti mendukung penelitian ini yang menyebutkan
pemberian intervensi olesan sirahma (sirih bahwa daun sirih merah efektif dalam
merah dan madu) dapat berpengaruh mengurangi jerawat pada remaja yang
menurunkan acnevulgaris pada remaja putri ditunjukkan dengan nilai t-hitung masing-
usia 14-15 tahun. masing indikator yang meliputi indikator
Sedangkan berdasarkan tabel silang warna (4,041), indikator bentuk (2,787),
menunjukkan sebelum intervensi pemberian indikator jumlah (7,854) dan indikator
olesan sirahma (sirih merah dan madu) volume (4,491) yang semuanya lebih dari
sebagian besar (55%) responden memiliki nilai t-tabel = 2,073. Kesimpulanya yaitu
acnevulgaris kriteria skor 5-8 kondisi jewawat terdapat efektivitas penggunaan sirih merah
kriteria cukup ringan dan mengalami dan madu untuk mengurangi jerawat pada
perubahan setelah diberikan intervensi remaja. diharapkan mengetahui manfaat dan
pemberian olesan sirahma (sirih merah dan pentingnya memanfaatkan daun sirih merah
madu) menjadi hampir seluruh responden untuk mengurangi jerawat.
(85%) responden acnevulgaris kriteria skor 1- Hasil penelitian ini ada pengaruh olesan
4 kondisi jewawat kriteria ringan sirahma (sirih merah dan madu) terhadap
Jerawat bisa timbul karena banyak hal. acnevulgaris pada remaja putri usia 14-15
Namun, kehadirannya bisa dikendalikan, tahun di Desa Bendowulung Blitar yang
tentu saja harus melakukan usaha ekstra untuk berarti pemberian intervensi olesan sirahma
menghindari munculnya jerawat. Jerawat (sirih merah dan madu) dapat berpengaruh

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 9


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

menurunkan acnevulgaris pada remaja putri 2. Sesudah diberikan olesan sirahma (sirih
usia 14-15 tahun dari acnevulgaris kriteria merah dan madu) remaja putri memiliki
skor 5-8 termasuk kriteria cukup ringan acnevulgaris kriteria skor 1-4 yang
menjadi acnevulgaris kriteria skor 1-4 termasuk kondisi acnevulgaris kriteria
termasuk kriteria ringan dan dibuktikan ringan.
dengan penurunan mean 6.25 turun menjadi 3. Ada pengaruh olesan sirahma (sirih merah
2,75. Terkait hasil penelitian ini, maka dan madu) terhadap acnevulgaris pada
penelitian ini sejalan dengan penelitian remaja putri usia 14-15 tahun di Desa
sebelumnya dan tidak terdapat kesenjangan Bendowulung Blitar.
dengan teori yang ada, sebagaimana pada
penelitian sebelumnya terdapat p value ≤ 0,05 SARAN
daun sirih merah efektif dalam mengurangi 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
jerawat pada remaja. Hal ini karena intervensi Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat
olesan sirahma (sirih merah dan madu) yang mengembangkan penelitian ini yaitu
dilakukan setiap hari selama 1 minggu tiap dengan menambah variabel penelitian
intervensi 15 menit pada remaja yang kebiasaan cuci muka maupun nenambah
memiliki acnevulgaris efektif mengurangi inklusi responden remaja laki-laki dan juga
Acnevulgaris, kondisi tersebut karena adanya peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji
mekanisme fenol sebagai agen anti bakteri kontrol mesntruasi yaitu 1 minggu sebelum
berperan sebagai toksin dalam protoplasma menstruasi.
yang terdapat sirahma (sirih merah dan 2. Bagi Institusi Pendidikan.
madu), menembus dinding serta Disarankan bagi institusi pendidikan
mengendapkan protein sel bakteri. Senyawa menambah referensi dan pengembangan
fenol bermolekul besar mampu penyampaikan informasi pada peserta
menginaktifkan enzim essensial di dalam sel didiknya seputar masalah pengaruh olesan
bakteri, Flavonoid senyawa fenol denaturasi sirahma (sirih merah dan madu) terhadap
protein yang memberi efek substansi struktur berkurangnya acne vulgaris, yaitu dengan
kematian bakteri, Alkaloid mengganggu pemberian masteri trend terbaru
komponen penyusun peptidoglikan pada sel pengobatan non farmakologi untuk
bakteri, lapisan dinding sel tidak terbentuk mengatasi jerawat sehingga peserta
aktivitas kematian antibakteri, tanin dapat didiknya lebih dapat berkompeten.
menginduksi pembentukan kompleks 3. Bagi Petugas Kesehatan
senyawa ikatan terhadap enzim atau subtrat Disarankna bagi petugas kesehatan untuk
mikroba dan membentukan suatu komplek memberikan tambahan pengetahuan dan
menambah daya toksisitas dan antiosidan dasar pada petugas kesehatan dalam
madu efektif mengurangi Acnevulgaris memberikan asuhan keperawatan pada
sistem integumen yaitu dengan memerikan
KESIMPULAN
media penyuluhan masyarakat khususnya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
remaja putri.
dilakukan di Desa Bendowulung Blitar
4. Bagi Responden
tentang Pengaruh olesan sirahma (sirih merah
Sebaiknya responden dapat mengupayakan
dan madu) terhadap acnevulgaris pada remaja
dengan membiasakan melakukan
putri usia 14-15 tahun, maka dapat
pengobatan non farmakologi untuk
disimpulkan sebagai berikut :
mengatasi jerawat yaitu dengan
1. Sebelum diberikan olesan sirahma (sirih
memberikan olesan olesan sirahma (sirih
merah dan madu) remaja putri memiliki
merah dan madu) ketika mengalami acne
acnevulgaris kriteria skor 5-8 yang
vulgaris
termasuk kondisi acnevulgaris kriteria
cukup ringan.

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 10


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

DAFTAR PUSTAKA Hidayat. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu
medika
Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta. Hidayat. 2014. Metode Penelitian
Keperawatan dan Tehknik Analisis
Efendi, 2012. Peranan Kulit Dalam
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Mengatasi Terjadinya Acne Vulgaris.
Diambil dari Intan Harwis T. 2016. Uji Efektivitas Air
https://repository.usu.ac.id/bitstream/12 Rebusan Daun Sirih Merah (Piper
3456789/3565/3his tology- Crocatum) Dalam Menghambat
zukesti3.pdf.txt Pertumbuhan Jamur Candida Albicans.
Jurnal Penelitian Stikes Insan Cendekia
Damayanti. 2017. Hubungan Timbulnya Acne
Medik
Vulgaris Dengan Tingkat Kecemasan
Pada Remaja. e-Journal Keperawatan Juliantina dkk, 2012. Manfaat Sirih Merah
(e-Kp) Volume 5 No 1, Februari 2017 (Piper crocatum) sebagai Agen
Antibakterial terhadap Bakteri Gram
Ellyzabeth Sukmawati. 2016. Efektivitas
Positif dan Gram Negatif. Jurnal
Penggunaan Daun Sirih Merah Untuk
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia 1
Mengurangi Jerawat Pada Remaja
(1): 12-20.
Jurnal Penelitian Global Health
Science, ISSN 2503-5088, Volume 1 Kurniasih & Maharani. 2018. The Influence
Issue 1, March 2016 of Red sirih (piper crocatum) and Green
Sirih (Piper betle lynn) leaf Extracts on
Elizabeth Risha. 2019. Gambaran Konsep
the Neotrophil Count of Inflammed
Diri Remaja Putri Dengan Acne
Oral Mucosa During Healing. Journal
Vulgaris Di Fakultas Keperawatan
of Archives of Orofacial Sciences, 3(2),
Universitas Airlangga Surabaya.
56-78
Psychiatry Nursing Journa (Jurnal
Keperawatan Jiwa) Vol. 1, No. 1, Mardiana. 2014. Efek Pemberian Per Oral
Maret 2019. Laman Jurnal: https://e- Infusa Daun Sirih Merah (Piper cf.
journal.unair.ac.id/PNJ Fragile,Benth Sirih Merah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sirih_
Farida Juliantina. 2015. Manfaat Sirih
merah. Diakses tanggal 22 Desember
Merah (Piper Crocatum) Sebagai Agen
2019.
Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram
Positif Dan Gram Negatif. JKKI Jurnal Notoatmodjo. 2015. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Gunarsa. 2014. Psikologi Perkembangan dan Nursalam. 2015. Konsep Penerapan
Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Hamzah, B. U. 2013. Teori Motivasi dan
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang
Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Hurlock, 2012. Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Setiawan dan Saryono. 2014. Metodologi
Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidayanti Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Dkk. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Kesehatan. Yogyakarta: Mulia Medika
Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung : Ikapi.

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 11


JURNAL SKRIPSI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Sarwono, 2013. Psikologi Remaja. Jakarta : Supriyanto. 2015. Pengaruh Teknik


Raja Grafindo Persada Pengekstrakan Terhadap Kandungan
Sudewo. 2013. Basmi Penyakit Dengan Sirih Fitokimia Dan Sensoris Minuman Sirih
Merah, Jakarta : Agromedia Pustaka. Merah. Jurnal Teknovasi Volume 02,
Nomor 2, 2015, 8 –14 ISSN : 2355-
Saragih, dkk, 2016. Hubungan Tingkat 701X
Kepercayaan Diri Dan Jerawat (Acne
vulgaris) pada siswa-siswi kelas XII di Tjekyan RM. 2014. Kejadian Dan Faktor
SMA Negeri 1 Manado. Jurnal e- Resiko Akne Vulgaris. Media Medika
Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Indonesiana.
Januari-Juni 2016 Wasitaatmadja, 2014. Akne, erupsi
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Akneiformis, Rosasea, Rinofima.
Remaja dan Permasalahannya. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan
Cetakan Kedua. Jakarta: CV. Sagung Kelamin (Adi Djuanda, dkk. Ed).
Seto Edisi VI. Jakarta: FKUI,

Sudharmono, 2014. Laser Skin Resurfacing. Yuindartanto, 2013. Acne Vulgaris. Fakultas
Seminar Perspective of Laser Kedokteran Universitas Indonesia.
Dermatology. Surabaya. Yuni tri. 2012. Efek Pemberian Per Oral
Infusa Daun Sirh Merah (Piper Cf.
Fragile, Benth.) Dan Identifikasi
Golongan Senyawa Aktif. Skripsi.
Farmasi FMIPA UI. Depok.

DEA AYU PRATIWI NIM : 201601018 12

You might also like