You are on page 1of 28

Mendalami Teks

Cerita Sejarah
PETA KONSEP

TEKS CERITA
SEJARAH

MENGINTERPRETAS MENULIS TEKS MENYUNTING


I MAKNA TEKS CERITA TEKS CERITA
CERITA SEJARAH SEJARAH SEJARAH

MENGABSTRAK MENGONVERSI
SI TEKS CERITA TEKS CERITA
SEJARAH SEJARAH
PENJELASAN TEKS SEJARAH

Teks cerita sejarah adalah teks


yang di dalamnya menjelaskan
dan menceritakan tentang fakta
kejadian masa lalu yang menjadi
latar belakang terjadinya sesuatu
yang memiliki nilai kesejarahan,
bisa bersifat naratif atau destriktif.
MANFAAT TEKS CERITA SEJARAH

Sebagai bahan pembelajaran.


Menjadi pribadi bangsa yang
lebih baik.
Teks cerita sejarah menjadi
bacaan menghibur jika dikemas
dengan baik.
1. Menginterpretasi Makna Teks
Cerita Sejarah
 Menginterpretasikan makna merupakan suatu kegiatan
menafsirkan maksud penulis melalui tulisannya. Untuk dapat
menginterpretasikan makna dalam suatu teks cerita sejarah,
terlebih dahulu pembaca harus memahami struktur teks cerita
sejarah tersebut. Dengan menginterpretasikanteks cerita sejarah
kita dapat menemukan nilai-nilai moral yang disampaikan penulis
dalan teks cerita tersebut. Selain menikmati dan memahaminya,
kita juga dapat memanfaatkan nilai-nilai moral itu dalam
kehidupan bermasyarakat.
Menginterpretasi Makna Teks
Cerita Sejarah

Sumber belajar,
keteladanan

Mempertegu
Sarana
h sikap
rekreatif Arti Penting teks kebangsaan
cerita sejarah
Memperjelas
identitas/
Sumber kepribadian
inspirasi bangsa
Sumber belajar, keteladanan

Dari teks cerita sejarah kita dapat mengetahui kisah tetang prestasi
ataupun kegagalan seorang tokohnya dan kegiatan positif atau
negatif dari peristiwa teks sejarah tersebut.
Misalnya dari teks “Kesultanan Cirebon” kita bisa mengambil
keteladanan dari tokoh Syarif Hidayatullah bahwa bisa menjadi
pemimpin yang cakap, memimpin negara secara benar dan disegani.
Memperteguh sikap kebangsaan

 Dengan membaca teks cerita sejarah, akan tumbuh persamaan


sikap satu nasib, satu semangat dengan warga lainnnya, termasuk
terhadap tanah air. Dari situlah akan timbul kecintaan antar sesama
warga bangsa dan negara.
 Contohnya adalah teks cerita sejarah Perang Padri. Dari situlah
akan tumbuh persamaan nasib, yakni sama-sama diperlakukan
tidak adil oleh bangsa asing.
Memperjelas identitas/ kepribadian
bangsa
 Dari teks cerita sejarah, kita menjadi tahu tentang latar belakang
masa lalu. Dari situlah akan tumbuh dan terbentuk kepribadian
sebagai bangsa yang tangguh dan percaya diri.
Sumber inspirasi

 Dalam sejarah, terekam keinginan manusia memperjuangka


hidupnya untuk bisa lebih baik. Dari aspek inilah kita bisa
menjadikan keinginan, ide, dan aspek-aspek kehidupan manusia
pada masa itu menjadi salah satu inspirasi atau sumber ilham bagi
perjuangan hidup dan kreativitas manusia masa kini dan hari esok.
Sarana Rekreatif

 Teks cerita sejarah juga bisa menjadi sumber hiburan jika gaya
penyajiannya memikat, sama seperti membaca karya-karya sastra
yang menghibur karena dapat menimbulkan rasa bahagia
2. Menulis teks cerita sejarah
 Langkah-langkah penulisan

Mengumpulkan Mengembangkan
Menentukan topik
fakta teks
Menulis teks cerita sejarah

Mengumpulkan sumber sejarah

1. Membaca dokumen, seperti surat kabar, majalah, buku-buku, dan


sejenisnya.
2. Melakukan pengamatan langsung, yakni dengan mendatangi
tempat atau benda-benda yang menjadi saksi bisu atas peristiwa
bersejarah itu.
3. Melakukan wawancara dengan pelaku sejarah yang pernah
mengalami peristiwa sejarah tersebut.
3. Menyunting Teks Cerita Sejarah

 Penyuntingan termasuk proses pasca penulisan di dalam langkah-


langkah penyusunan teks cerita sejarah. Kegiatan dalam
menyunting teks cerita sejarah adalah menemukan kekurangan-
kekurangan dalam teks cerita sejarah yang telah disusun

STRUKTUR

HAL-HAL YANG PERLU


DICERMATI
ISI
DALAM MENYUNTING
TEKS CERITA SEJARAH

BAHASA
Menyunting Teks Cerita Sejarah

 ASPEK – ASPEK PENYUNTINGAN

KAIDAH
KEBAHASAA Struktur teks
N

EJAAN /
TANDA
BACA
Menyunting Teks Cerita Sejarah

Sejumlah pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk memandu dalam


kegiatan menyunting teks cerita sejarah :
1. Apakah struktur teks itu sudah lengkap ?
(Pengenalan , rekaman peristiwa dan penutup / penyelesaian.
2. Apakah bagian-bagian teks itu sudah tersusun secara kronologis ?
3. Apakah fakta-fakta yang disajikan sudah meyakinkan ?
4. Apakah kaidah-kaidah bahasa yang digunakan sudah benar ?
5. Apakah penggunaan ejaan / tanda baca sudah tepat ?
4. Mengabstraksi Teks Cerita
Sejarah
 Mengabstraksi teks cerita sejarah berarti menuliskan teks tersebut
menjadi teks baru yang lebih ringkas.
Langkah Langkah mengabstraksi teks cerita sejarah :
1. Membaca teks secara lengkap.
2. Menentukan ide pokok.
3. Menentukan kalimat utama.
4. Menentukan kata kunci.
5. Membuat kalimat bedasarkan kata kunci.
6. Menyusun teks menjadi sebuah abstraksi.
PERBANDINGAN TEKS SEJARAH DAN
NOVEL SEJARAH
NOVEL SEJARAH TEKS SEJARAH
 Bersumber dari rekaan sehingga  Harus menunjuk kepada hal-hal
dapat saja menggambarkan yang benar-benar terjadi atau
sesuatu yang tidak pernah ada pernah ada.
terjadi.  Seorang sejarawan tidak dapat
 Penulis bebas menciptakan menambah, mengurangi, atau
mengenai apa, kapan, siapa, dan mereka-reka kejadian. Artinya
dimana berdasarkan imajinasinya. seorang sejarawan terikat pada
keharusan, yaitu tulisan merupakan
 Kebulatan atau koherensi cerita hal yang sebenarnya terjadi pada
diwujudkan oleh pengarang masa lampau.
dengan kemampuan
perekayasaannya meski sekali-kali  Sejarawah harus mampu
ada relevansinya dengan situasi menunjukkan bahwa apa yang ada
sejarah. sekarang dan di sini dapat dilacak
eksistensinya pada masa
PERBANDINGAN TEKS SEJARAH DAN
NOVEL SEJARAH
NOVEL SEJARAH TEKS SEJARAH
 Fakta sejarah mengenai apa, kapan,  lampau. Jadi, hungan anatar fakta
siapa, dan dimana sama sekali tidak yang satu dan fakta yang lainnya
mengikat pengarang novel, semuanya perlu dikonstruksi, minimal
dapat berupa fiksi tanpa ada kaitannya hubungan topografis atau
dengan fakta sejarah tertentu, demikian kronologisnya. Hal ini berguna
pula mengenai peristiwa-peristiwa, tidak sebagai bukti atau saksi dari
diperlukan bukti, berkas, atau saksi. sesuatu yang direkonstruksi pada
masa lampau.
 Para pelaku dalam novel sejarah dan
hubungan antar mereka, kondisi dan  Seorang sejarawan sangat terikat
situasi hidup, serta masyarakat pada fakta mengenai apa, kapan,
semuanya adalah hasil imajinasi siapa dan di mana.
pengarang sebagaimana umumnya
sebuah karya fiksi.  Para pelaku dalam teks sejarah dan
hubungan antara mereka, kondisi
dan situasi hidup, serta masyarakat
semuanya harus sesuai kenyataan
yang terjadi.
STRUKTUR TEKS NOVEL SEJARAH

abstrak
• Ringkasan isi cerita novel dan terletak di
bagian awal novel

orientasi
• Bagian yang menjelaskan latar waktu dan
suasana dalam novel. Bagian orientasi
juga dapat membahas satu
tokoh(biasanya tokoh utama) beserta
watak yang dimiliki tokoh tersebut.
komplikasi
• Awal mula munculnya konflik dalam cerita. Dalam
bagian ini, suatu kejadian berkaitan dengan
sebab akibat. Artinya, sebuah peristiwa terjadi
karena memang ada sebab akibatnya

evaluasi
• Bagian penyelesaian masalah yang dilakukan
oleh tokoh utama. Pada bagian ini akan
ditunjukkan usaha-usaha yang dilakukan oleh
tokoh utama untuk dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
resolusi

• Resolusi merupakan lanjutan dari bagian


evaluasi. Pada bagian ini, tokoh utama
menemukan solusi atas konflik yang
sedang dihadapinya

koda

• Bagian penutup dalam suatu novel. Pada


bagian ini bisa juga berisi tentang
nasihat-nasihat atau pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis
KAIDAH KEBAHASAAN NOVEL
SEJARAH
 Menggunakan kalimat bermakna lampau.
Contoh:
- Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan
membersihkan gedung bekas asrama telah
menyelesaikan tugasnya
- Mulailah aku mengingat-ingat pekerjaanku sejak 1912
sampai masuk ke tahun 1915.
 Menggunakan konjungsi temporal. Seperti: sejak, saat itu, setelah itu, kemudian,
setelah dll
Contoh:
- Setelah juara gulat itu pergi Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang
masuk ke kadipaten.
 Menggunakan Kata Kerja Material/Verba material.
Verba material adalah suatu jenis kata yang berfungsi menunjukkan perbuatan fisik
atau peristiwa atau penunjuk sebuah perbuatan yang nyata. Seperti: memasak,
membaca, membersihkan dll
Contoh :
- Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga.
 Menggunakan keterangan tempat dan waktu.
Contoh:
- Kala itu tahun 1309 segenap rakyat berkumpul di alun-alun.
 Menggunakan Kata Ganti( Pronomina ). Seperti: saya, ia, -nya, aku
Contoh:
Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan.
 Menggunakan Kalimat Tidak Langsung. Seperti: mengatakan bahwa, menurut,
menceritakan tentang, mengungkapkan, menuturkan
Contoh:
Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan
KenditGalih tentang masalah itu.
 Menggunakan Kata Kerja Mental
Kata Kerja Mental yakni kata kerja yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Seperti:
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, menganggap
Contoh:
Gajah Mada sependapat dengan jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.
 Menggunakan banyak dialog.
Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“…..”) dan kata kerja yang
menunjukkan tuturan langsung.
 Menggunakan Kata Sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat,
dan suasana.
NILAI-NILAI DALAM NOVEL SEJARAH
 NILAI BUDAYA adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan
yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
 NILAI MORAL/ETIKA adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan
petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
 NILAI AGAMA adalah nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber pada
nilai-nilai agama.
 NILAI SOSIAL adalah nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu
dalam masyarakat.
 NILAI ESTETIS/ESTETIKA adalah nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik
keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.
5. Mengkonversi Teks Cerita Sejarah
ke Dalam Bentuk Cerpen
 Mengonversi teks cerita sejarah ke dalam bentuk cerpen berarti kita
membuat cerpen dengan menggunakan beberapa fakta yang
ada pada teks cerita sejarah, baik berkenaan dengan latar waktu,
tempat, penokohan, atau peristiwa itu sendiri.
 Sesuai dengan karakteristik cerpen sebagai suatu karya yang
bersifat imajinatif, hal-hal yang kita ungkapkan di dalamnya tidak
perlu sepenuhnya berdasarkan fakta.

You might also like