Professional Documents
Culture Documents
ModulTeks K-3 Contoh Draf Semnas
ModulTeks K-3 Contoh Draf Semnas
[SEMINAR SKRIPSI]
PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
LATIHAN .........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………………19
1.Alokasi waktu untuk masing-masing presenter adalah 15 menit (presentasi 10 menit, pertanyaan dan
jawaban 5 menit). 2.Presenter dimohon sudah menyerahkan materi presentasi dalam bentuk power
point kepada panitia pada saat registrasi. 3.Presenter (pemakalah) dipersilakan berada di ruang
presentasi 5 menit sebelum sesi dimulai. 4.Presenter (pemakalah) diharuskan untuk tetap berada di
ruang presentasi. Semua ruangan akan dilengkapi dengan sebuah laptop/komputer, dan LCD
proyektor/layar. 5.Masing-masing presenter akan dibagi ke dalam 4 ruangan. Di setiap ruangan akan
dipandu moderator dan asisten yang mengoperasikan laptop. 6.Sertifikat presentasi dapat diambil di
bagian sekretariat konferensi nasional.
PEDOMAN UMUM
1.Makalah merupakan hasil karya sendiri dan bukan milik orang lain 2.Ditulis dalam bahasa Indonesia
dengan 1,5 spasi. 3.Menggunakan format kertas ukuran A4 dengan margin tepi kiri 4 cm, dan tepi
kanan 3 cm, atas dan bawah masing-masing 3 cm. 4.Menggunakan font Times New Roman ukuran 12
pt dengan menggunakan Microsoft Word. 5.Panjang naskah maksimal 15 halaman termasuk tabel
dan gambar, halaman tunggal (tidak bolak-balik) 6.Penomoran halaman dimulai dari halaman judul
disebelah tengah bawah dan seterusnya. 7.Penulisan nomor tabel berdasarkan nomor urut
(Tabel 1, Tabel 2 dan seterusnya) 8.Judul Bab diketik dengan huruf kapital semua, bold, font
Times New Roman, ukuran 12 pt, dan rata kanan-kiri Contoh: PENDAHULUAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Sub-bab diketik dengan huruf kapital pada awal kata; Bold;
Times New Roman 10 point; rata kanan-kiri) Contoh: 1.1Xxxxxxxxxx Xxxxxxxxx 1.2Xxxxxxxxxx Xxxxxxxxx
Jarak antara teks dengan judul tabel adalah satu spasi sama dengan jarak antara judul tabel dan
tabelnya. Sedangkan jarak setelah tabel ke teks berikutnya adalah dua spasi. Seperti contoh di bawah
ini. (kosong satu spasi tunggal)Tabel 1. Judul tabel diletakkan di atas tabel (10 pt, bold)(kosong satu spasi
tunggal)(kosong dua spasi tunggal)Gambar diletakkan di tengah halaman dan diberi jarak satu spasi
antara gambar dan teks di atasnya. Keterangan gambar terletak di bawah gambar dengan menggunakan
ukuran huruf 10 pt dan dicetak tebal. Jarak antara gambar dan keterangannya adalah satu spasi.
Jarak antara keterangan gambar dengan teks berikutnya adalah dua spasi. Contoh: (kosong satu
spasi tunggal)(kosong satu spasi tunggal)Gambar 1. Keterangan dibawah gambar (10 pt, bold)(kosong
dua spasi tunggal)Jika gambar yang digunakan adalah karya orang lain, penulis harus sudah
mendapatijin untuk diterbitkan dari pemiliknya. No.ABCD1--------2.--------
Penulisan makalah terdiri dari Abstrak, Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan.
Format penulisan artikel ini dapat bervariasi berdasarkan disiplin ilmu namun secara umum tetap
mengacu kepada format tersebut. 1.Ketentuan Umum Penulisan Naskah Makalah Ketentuan untuk
penulisan naskah ringkas adalah sebagai berikut: a.Naskah ringkas diketik menggunakan font Times
New Roman 12 pt dengan spasi 1,5 (line spacing = 1,5 lines). b.Ukuran kertas A4. c.Menggunakan
format satu kolom dan margins top 3 cm; left 4 cm; bottom 3 cm; right 3 cm. d.Panjang naskah adalah
maksimal 15 halaman, termasuk gambar, grafik atau tabel (jika ada). 2.Struktur Naskah Makalah
a.Judul Artikel Judul ditulis dengan menggunakan font Times New Roman 14 pt, cetak tebal, dengan
3)Teks abstrak ditulis dalam satu paragraf yang terdiri dari 150-200 kata dengan menggunakan huruf
Times New Roman 10 pt dengan spasi satu dan italic. 4) Di bawah teks abstrak dicantumkan kata
kunci (keyword) yang dicetak tebal (bold) dan terdiri atas 3 sampai 5 kata dan/atau kelompok
kata yang ditulis sesuai urutan abjad. Antara kata kunci dipisahkan oleh titik koma (;). 3-5 kata tersebut
ditulis dengan font Times New Roman, 10 pt, dan italic. d.Pendahuluan/Latar Belakang 1)Pendahuluan
umumnya terdiri atas latar belakang masalah, permasalahan dan tujuan penelitian. 2)Pendahuluan
ditulis setelah keyword, dengan jarak tiga spasi kosong. 3)Tulisan “PENDAHULUAN” menggunakan
huruf kapital, font Times New Roman, ukuran 12 pt, dan bold.
CONTOH TEMPLATE
Judul Artikel (14 pt, bold, centered) (kosong satu spasi tunggal)Penulis Pertama, Penulis Kedua, dan
Penulis Ketiga (12 pt) (kosong satu spasi tunggal)1. Department, Faculty, University, Address, City, Zip
Code, Country (10 pt)2. Departement, Faculty, University, Address, City, Zip Code, Country (10 pt)E-mail:
author@address.com(10 pt, italic)(kosong dua spasi tunggal)Abstrak (12 pt, bold)(kosong satu spasi
tunggal)Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Font yang digunakan adalah Times New
Romandengan ukuran 10 pt, spasi tunggal, dan italic. Abstrak memuatlatar belakang atau permasalahan,
tujuan, metode penelitian, hasil , dan kesimpulan. Abstrak ditulisdalam satu paragraf dan tidak lebih dari
200 kata.(kosong dua spasi tunggal)Kata Kunci:Abstrak disertai dengan kata kunci sebanyak 2-5
kata yang dituliskan di bawah abstrak (10 pt, italic)(kosong tiga spasi tunggal)
1
Faculty of Animal Science, Gadjah Mada University. Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia.
2
Faculty of Pharmacy, Gadjah Mada University. Sekip Utara Yogyakarta 55281, Indonesia
3
Faculty of Agroindustry, Mercu Buana Yogyakarta University. Sedayu-Bantul 55753, Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level yang tepat penambahan nanokapsul ekstrak
kunyit dalam ransum ayam broiler. Ayam broiler jantan umur 2 minggu strain Lohman MB 202
berjumlah 72 ekor, dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dengan 3 ulangan dan 4 ekor tiap unit
sangkar. Keenam perlakuan sebagai berikut: Ransum Basal+ bacitracin 50 ppm (T0), Ransum-Basal/ RB
(T1), RB+ nanokapsul 0,2% (T2), RB+ nanokapsul 0,4% (T3), RB+ nanokapsul 0,6% (T4), RB+ nanokapsul
0,8% (T5). Variabel yang dipelajari meliputi: Karakteristik usus (pH, viskositas digesta, jumlah dan
panjang villi/kripta), kinerja produksi (konsumsi pakan, kenaikan bobot badan, konversi pakan), kualitas
karkas (persentase karkas, lemak abdominal dan subkutan), kadar lipid : kadar asam lemak daging, profil
lipid (kolesterol total, HDL-C, LDL-C, TG/Tri Glycerida) serum, hati dan daging ayam broiler, uji kualitas
daging : kimia (kadar protein, lemak, air dan abu daging). Data di analisis dengan one way ANOVA, jika
ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
level nanokapsul signifikan (P<0,05) dapat meningkatkan jumlah dan tinggi villi serta kedalaman kripta
usus, sangat signifikan (P<0,01) menurunkan lemak abdominal dan signifikan (P<0,05) menurunkan
lemak subkutan, tidak signifikan (P>0,05) menurunkan total kolesterol dan konsumsi pakan serta
signifikan (P<0,05) menurunkan pertumbuhan pada level >0,2%, signifikan (P<0,05) meningkatkan
kualitas daging (disukai, tekstur lembut, WHC tinggi, rendah lemak, kaya protein, kaya EPA dan DHA)
pada level 0,4%. Kesimpulan nanokapsul ekstrak kunyit dapat dipakai sebagai feed additive dalam
ransum ayam broiler pada level 0,2-0,4%.
Kata kunci : Nanokapsul, Ekstrak kunyit, Pencernaan, Kinerja, Kualitas daging, Ayam broiler.
PENDAHULUAN
Penggunaan antibiotik yang tidak terkendali dan tidak terbatas dapat menyebabkan akumulasi
residu yang tidak diinginkan pada hewan yang diobati dan produk mereka (Wachira et al . , 2011).
Residu antibiotik bila termakan konsumen dapat menimbulkan reaksi alergi dan keracunan serta
perkembangan kuman yang resisten terhadap antibiotik (Kusumaningsih et al., 1996). Penyakit jantung
koroner dan arteriosklerosis sangat terkait dengan asupan kolesterol dan asam lemak jenuh dan adalah
salah satu penyebab utama dari kematian manusia (Omojola et al., 2009 ). Penggunaan lemak atau
energi tinggi pada ransum menyebabkan kadar kolesterol daging paha 87,6 mg/100 g pada ayam broiler
(Daneshyar et al . , 2011 ). Kontroversi penggunaan antibiotik dan ransum berenergi tinggi pada pakan
broiler merupakan masalah dan memerlukan upaya untuk menemukan aditif pakan dari bahan-bahan
alami yang memiliki potensi untuk menggantikan fungsi antibiotik serta untuk menurunkan kolesterol.
Kurkumin sebagai bahan aktif yang diekstrak dari kunyit mempunyai aktivitas biologis yang luas seperti
kelarutan yang rendah, cepat dimetabolisme di sel usus dan cepat dieliminasi (Anand et al., 2007) atau
mempunyai bioavailabilitas sistemik rendah (Bisht et al., 2007). Aktivitas antibakteri kurkumin terkait
dengan polifenol dapat mendenaturasi protein ( Okoro et al . , 2009) dan merusak membran sel bakteri (
Bhawana et al . , 2011). Kurkumin mudah terdegradasi dalam larutan pH netral sampai basa dan cahaya
( Goel et al. , 2008). Agar manfaat kurkumin dapat dimaksimalkan maka aplikasi kurkumin diperlukan
teknologi dan polimer yang mampu membawa dan mengantarkannya untuk dapat terabsorbsi dengan
baik, seperti kitosan nanopartikel yang dicross-link dengan STTP menjadi nanocurcumin (Kar et al.,
2010). Penerapan nanocurcumin ke ternak seperti untuk obat kanker pada manusia dianggap mahal,
untuk itu dalam penelitian ini formulasi nanopartikel (NP) menggunakan ekstrak kunyit, untuk
menggantikan antibiotik sebagai aditif pakan dalam ransum. Pemberian dosis 160 ppm kurkumin dapat
digunakan sebagai penganti antibiotik sintetis (virginiamicin 50 ppm) untuk pemacu pertumbuhan babi
(Sinaga et al., 2010). Al-Sultan (2003) menunjukan bahwa pemberian tepung kunyit 0,5% (setara dengan
165 ppm kurkumin setara 0,25% NP) dalam ransum ayam broiler menghasilkan pertambahan bobot
badan dan konversi ransum yang baik. Pemberian kurkumin pada tikus selama 10 minggu dengan dosis
400 mg/kg (setara 0,625 NP) bobot badan per hari lebih efektif dalam menurunkan level total
Penelitian dikerjakan dengan rancangan percobaan acak lengkap pola searah, ayam broiler
jantan sebanyak 72 ekor umur 2-6 minggu dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan dengan 3
ulangan dan masing-masing ulangan berisi 4 ekor. Enam kelompok perlakuan penambahan feed
additive yakni : RB+ bacitracin 50 ppm (T0), Ransum-Basal/RB (Tabel 1) + nanokapsul 0,00% (T1), RB+
nanokapsul 0,2% (T2), RB+ nanokapsul 0,4% (T3), RB+ nanokapsul 0,6% (T4), RB+ nanokapsul 0,8%
(T5). Ayam broiler diberi pakan sesuai perlakuan dan air minum secara ad-libitum selama 4 minggu.
ionik gelasi. Misal untuk pembuatan 50 g bahan awal dalam 1L pelarut, terdiri dari: 20 g ekstrak kunyit
kemudian dilarutkan ke dalam 100 mL etanol, 20 g kitosan dilarutkan dalam buffer asetat pH4 sebanyak
800 mL, dan STTP 10 g dilarutkan ke dalam aquades 100 mL. Dengan memakai magnetic stirrer larutan
kitosan ditambahkan ke larutan ekstrak kunyit dihomogenkan selama 20 menit kemudian ditambah
larutan STTP distirrer terus sampai 20 menit lagi. Setelah selesai suspensi diatas dapat disaring dan
dikeringkan dengan oven 50C semalam selanjutnya diblender dan diayak 60 mesh menjadi serbuk dan
siap digunakan.
Variabel yang dipelajari meliputi: kinerja produksi: konsumsi pakan, kenaikan bobot badan,
konversi pakan, persentase karkas, lemak abdominal (Fadilah et al., 2007), dan subkutan (AOAC, 1995);
kadar asam lemak daging (Gas Chromatografi) , profil lipid memakai kit enzim CHOD-PAP dan GPO-PAP,
produksi Diasys) untuk uji : TC, HDL-C, LDL-C dan TG dari serum, hati dan daging ayam broiler. Semua
data hasil penelitian dianalisis variansi (ANOVA), jika ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji
Letak Tabel 1.
Kinerja Produksi
Hasil penelitian Tabel 2 ransum basal yang ditambah 0,2% NP (T2) menghasilkan kinerja terbaik.
Pemberian nanokapsul 0,2% akan menurunkan pertumbuhan yang disertai penurunan kolesterol
(Tabel 4) dan 0,4% akan menurunkan konsumsi pakan, hal ini menuntun kita bahwa pemakaian
nanokapsul ekstrak kunyit optimal terhadap kinerja adalah 0,2% dan maksimal 0,4%. Pada level >0,4%,
ransum mulai tidak disukai (beracun / excess NP) diikuti peningkatan DHA secara signifikan pada
platelet (Chattopadhyay et al., 2004) menyebabkan meningkatkan pendarahan dan juga mendenaturasi
protein ( Okoro et al . , 2009) serta merusak membran sel bakteri ( Bhawana et al . , 2011). Hal ini sesuai
dengan pendapat peneliti terdahulu bahwa kurkumin pada level rendah akan berperan sebagai
antioksidan tetapi jika melebihi kemampuan tubuh untuk memetabolisme akan berperan sebaliknya
sebagai pro-oksidan (Lopez-Lazaro, 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan Hosseini-Vashan et al.
(2012) yang mengatakan bahwaa pemberian tepung rimpang kunyit sampai 0,8% (setara 0,4% NP) tidak
Letak Tabel 2.
Pada penelitian ini pemberian ransum basal (T1, kaya lisin-metionin) menghasilkan persentase
lemak abdominal paling kecil secara nyata (P<0,05) dibandingkan perlakuan T3,T4 serta persentase
lemak subkutan berbeda nyata (P<0,05), yang lebih besar dibanding T4. Pada T0 menghasilkan
persentase lemak abdominal 1,54%, hasil ini lebih kecil dari yang dilaporkan (Wahyurinaningsih, 2001)
dengan ransum basal yang diberi topmix (dengan 42 ppm bacitracin) menghasilkan kadar lemak
abdominal 1,75%. Beberapa penulis terdahulu menyatakan bahwa pemakaian tepung kunyit
Letak Tabel 3.
Ransum yang ditambah nanopartikel 0,4% (T4) mampu menurunkan kadar lemak sub kutan
yang lebih banyak secara signifikan (P<0,05) pada daging ayam broiler dibandingkan ransum basal (T1).
Perbedaan lokasi penurunan deposisi lipid antara T1 dengan T3 (RB + NP 0,4%) ini menurut Ejaz et al.
(2009) karena curcumin dapat menghambat ekspresi PPARγ dan C/EBPα sebagai kunci faktor transkripsi
signifikan (P<0,05) meningkatkan EPA dan DHA, ini mengindikasikan bahwa curcumin pakan mampu
membelokan metabolisme AA (asam arakidonat) menjadi EPA dan DHA pada daging ayam broiler. Pada
pemberian NP ≤2%, curcumin berkontribusi pada produk primer yaitu peningkatan bobot badan (PBB),
>2% PBB akan menurun disertai peningkatan produk “sekundernya” yaitu perbaikan kualitas daging/
peningkatan kandungan asam lemak EPA dan DHA untuk adaptasi terhadap efek samping tingginya
kurkumin sebagai antikoagulan yang dapat memicu pendarahan karena lemahnya dinding endotel atau
rusaknya membrane sel akibat samping penurunan kolesterol hati, darah dan daging (Tabel 4).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sukandar et al.(2008) yang mengatakan bahwa ekstrak kunyit
dan bawang putih dosis 100 mg/kg bobot badan dapat meningkatkan waktu pendarahan dan
kolagen dan adrenalin yang menginduksi agregrasi platelet (Chattopadhyay et al. 2004). Adrenalin,
Adenosin diphosphate dan kolagen berfungsi dalam mempercepat agregasi trombosit (Ronaldo, 2006).
agregasi trombosit melibatkan efek penghambatan pada sintesis tromboksan (TXA 2) dan Ca2+ signaling
(Shah et al., 1999). Berbagai rangsangan misalnya epinefrin, trombin, bardikinin, PAF (platelet
(Asam Arakidonat) pada membran fosfolipid (King, 2013). Di dalam jaringan otot AA
dimetabolisme melalui dua buah jalur yaitu 1). jalur COX, AA dimetabolisme menjadi PGH 2 yang
selanjutnya diubah menjadi PGE2, PGD2, PGF2α, PGI2, dan Tromboksan A2 (TXA2). 2).Melalui jalur
LOX, AA dimetabolisme menjadi LTA 4 yang kemudian bereaksi dengan glutation membentuk
LTB4, LTC4, LTD4. Dengan adanya kurkumin maka kedua jalur siklookigenase maupun
proinflamasi sangat kuat dihambat (aksi curcumin anti-inflamasi). Selanjutnya karena jalur AA
sudah dihambat oleh kurkumin dan kebetulan enzim yang mengkatalisa AA dan EPA yaitu
delta-5-desaturase untuk penjenuhan rantai adalah sama maka jalur EPA menjadi lebih lancar.
Disamping itu oleh karena asam alfa linolenat (LNA) mempunyai ikatan rangkap yang lebih
banyak maka enzim-enzim yang bekerja di jalur tersebut cenderung bekerja lebih cepat pada
Pengaruh Nanokapsul ekstrak kunyit pada kolesterol darah, hati dan daging ayam broiler
Pada seluruh perlakuan nanokapsul ekstrak kunyit (Tabel 4) memberikan perbedaan tidak nyata
(P>0,05), pada kadar penurunan kolesterol darah, dan daging serta berbeda signifikan pada hati. THC
(tetra hidro curcumin, turunan kurkumin) pada level 80 mg/kg pakan kelinci hiperkolesterol dapat
menurunkan aktivitas HMG CoA reduktase (Prasanth et al., 2012) selain itu pemberian kurkumin ini
bersamaan dengan suplementasi lisin-metionin yang dapat meningkatkan insulin yang cenderung
meningkatkan aktivitas HMG CoA reduktase (Ness and Chambers, 2000). Kehadiran kurkumin dan insulin
secara bersamaan menyebabkan tidak adanya efek (netral) pada sintesis kolesterol. Hal tersebut sejalan
dengan Srinivan (2005) yang mengatakan bahwa pemberian kurkumin 0,5% dalam pakan tikus dapat
meningkatkan stimulasi produksi asam empedu (62%). Disamping itu pemberian nanokapsul ekstrak
kunyit akan menghambat uptake kolesterol pakan di usus, hal ini sesuai dengan pendapat Feng et al,
(2010) juga Zhao dan Dahlman-Wright (2010) yang mengatakan bahwa Curcumin menurunkan mRNA
yang mengkode sintesis protein plasma NPC1L1 yang merupakan kunci transport dari kolesterol pada
membrane sel sehingga dapat menghambat uptake kolesterol pada enterocytes. Hasil ini didukung oleh
data Tabel 4, pada T 3 terjadi penurunan lemak subkutan yang berbeda nyata (P<0,05) dibanding
Letak Tabel 4.
KESIMPULAN
Nanokapsul ekstrak kunyit dapat dipakai sebagai feed additive dalam ransum ayam broiler pada :
2. Dosis maksimal 0,4% untuk meningkatkan kualitas karkas dan daging kaya EPA dan DHA.
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,
Ditjen Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia atas dukungan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Acar,N., G. F. Barbato, dan P. H. Patterson. 2001. The Effect of Feeding Excess Methionine on Live
Al-Sultan S.I. 2003. The effect of curcuma longa (turmeric) on overall performance of broiler chickens.
Department of Public Health and Animal Husbandry, College of Veterinary Medicine and Animal
Resources, King Faisal University. Saudi Arabia. J.Poult. Sci. 2 (5): 351 - 353.
Anand, P.A., A. B. Kunnumakkara, R.A. Newman, dan B.B. Aggarwal, 2007. Bioavailability of Curcumin:
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. 16 th ed. Assosiation of Official Analitycal Chemist..
Bisht S, G Feldmann, S Soni, R Ravi, C Karikar, A Maitra, and A Maitra, 2007, Polymeric Nanoparticle-
Chattopadhyay I., K.Biswas, U.Bandyopadhyay, dan R.K. Banerjee. 2004. Turmeric and curcumin:
Daneshyar, M., M.A. Ghandkanlo, F.S. Bayeghra, F. Farhangpajhoh dan M. Aghaei. 2011. Effects of
dietary turmeric supplementation on plasma lipoproteins, meat quality and fatty acid
Ejaz, A., D. Wu, P. Kwan, dan M. Meydani. 2009. Curcumin inhibits adipogenesis in 3T3-L1 adipocytes
and angiogenesis and obesity in C57/BL mice. J. of Nutr., 1( 18) : 919-925. Doi :
10.3945/jn.108.100966.
Fadilah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Cet-3. PT AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
Feng D., l. Ohisson, dan R.D. Duan. 2010. Curcumin inhibits cholesterol uptake in caco-2 cell by down-
regulation of NPC1L1 expression. Lipids in Health and Disease, 9:40 page 1-5. Doi: 10.1186/1476-
511X-9-40.
Fikriah, I., 2007. Effect of curcumin on the levels of total cholesterol, LDL cholesterol, the amount of f2-
isoprostan and foam cell in aortic wall of rats with atherogenic diet. Folia Medica Indonesiana
Goel A, S Jhurani, and BB Aggarwal, 2008. Multi-targeted therapy by curcumin: how spicy is it?. Mol
Antioxidant status, immune system, blood metabolites and carcass characteristic of broiler
chickens fed turmeric rhizome powder under heat stress. African Journal of Biotechnology,
11(94) : 16118-16125.
Kar, K.S., A. Feroz, R. Gopessh dan P.A. Kumar. 2010. Curcumin nanoparticles and methods of production
King, Michael W. 2013. Acciones a través de los lípidos de aspirina moduladores de inflamación..
Kusumaningsih, A., T.B. Murdiati, S. Bahri, 1996. Pengetahuan Peternak Tentang Waktu Henti Obat dan
Hubungannya Dengan Residu Antibiotika Pada Susu. Media Kedokteran Hewan , FKH. Universitas
Lopez-Lazaro, M. 2008. Anticancer and carcinogenic properties of curcumin: considerations for its
clinical development as a cancer chemopreventive and chemotherapeutic agent. Mol. Nutr. Food
Ness G.C. dan C.M. Chambers. 2000. Feedback and hormonal regulation of hepatic-3 hydroxy-3
methlglutaryl coenzyme A reductase; the concept of cholesterol buffering capacity. Proc soc Exp
NRC. National Research Council. 1994. Nutrient requirements of poultry. 9 th rev. ed. National Academy
Omojola A.B., S.S. Fagbuaro and A.A. Ayeni. 2009. Cholesterol Content, Physical and Sensory Properties
of Pork from Pigs Fed Varying Levels of Dietary Garlic (Allium sativum). World Applied Sciences
Ronaldo D., 2006. Perbedaan nilai agregasi trombosit antara sediaan darah segera dengan darah yang
mengalami penyimpanan pada hari pertama, ketiga, dan kelima. Artikel Penelitian. Program
mengandung minyak ikan lemuru dan vitamin E terhadap kadar lemak dan kolesterol daging
Shah BH, Nawaz Z, Pertani SA, Roomi A, Mahmood H, Saeed SA, dan Gilani AH. 1999. Inhibitory effect of
curcumin, a food spice from turmeric, on platelet-activating factor- and arachidonic acid-mediated
platelet aggregation through inhibition of thromboxane formation and Ca2+ signaling. Biochem
Pharmacol. ,58(7):1167-72.
Sinaga, S., D.T.H. Sihombing, M. Bintang dan Kartiarso. 2010. The Effect of Ration Containing Curcumin
Srinivasan K. 2005. Role of Spices Beyond Food Flavoring: Nutraceuticals with Multiple Health Effects.
Sukandar, E. Y., J. I. Sigit dan N. Fitriyani. 2008. Efek antiagregasi platelet ekstrak air bulbus bawang putih
(Allium sativum L.), ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan kombinasinya
pada mencit jantan galur Swiss Webster. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 1 – 11.
residues in poultry meat using a low cost microbiological method. International Food Research
Wahyurinaningsih, S. 2001. Persentase berat karkas, organ dalam dan lemak abdominal ayam broiler
yang diberi antibiotic zinc bacitracin, probiotik Bacillus sp. dan Saccharomyces cerevisiae dalam
ransumnya. Sripsi, Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.
Zainali A., A. Riasi, H. Kermanshahi, H. Farhangfar, dan H. Ziaie. 2009. Effect of Sodium Selenite and
Turmeric Powder on Growth Performance, Carcass Quality and Blood Antioxidant Metabolites of
Zhao, C. dan K. Dahlman-Wright. 2010. Liver X receptor in cholesterol metabolism (review). Journal of
Keterangan :
1) Standar kebutuhan nutrien ayam broiler (NRC, 1994): protein 20-22%; Lys 1,0%; Met
0,38%; energy 3200 kcal/kg, Ca 0,9%; P av 0,35%.
2) Komposisi masamix per kilogram : vit A 810000 IU, D3 212000 ICU, E 1,8 g, K3 0,18 g, B1 0,112 g,
B2 0,288 g, B6 0,3 g, B12 0,0036 g, Co 0,028 g, Cu 0,5 g, Fe 6,0 g; Mn 6 g; Iod 0,1 g; Zn 5 g, Se
0,025 g, DL-Met 212,5 g, L-Lys 31 g, As. Folat 0,11 g, As. panthotenat 0,54 g. Niacin (vit B3) 2,16 g,
CholinCl60% 75 g.
3) Melebihi NRC (1994) tetapi tidak excess untuk Lys (<3%) dan Met (<2%) (Acar et al., 2001).
4) Vit C (rerata 4 mg/hari/ekor melalui air minum).
Keterangan : abSuperskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan nyata P<0,05); ns
superskrip pada kolom yang sama menunjukan perbedaan non signifikan (P>0,05),
T0(RB+Bacitracin 50 ppm); T1(RB/Ransum Basal); T2(RB + Nanokapsul E 0,2%;
T3(RB+Nanokapsul E 0,4%); T4(RB + Nanokapsul E 0,6%); T5(RB + Nanokapsul E 0,8%).
Tabel 3. Pengaruh penambahan nanokapsul ekstrak kunyit pada ransum pada kadar
lemak abdominal, subkutan, EPA dan DHA daging ayam broiler (%)
Lemak Lemak
EPA (C20:5n3) DHA (C22:6n3)
Perlakuan Abdominal subkutan
Rerata** ± SEM Rerata* ± SEM Rerata** ± SE Rerata** ± SE
T0 1,54a ± 0,15 55,21ab ± 2,82 1,27a ± 0,28 1,67bc ± 0,07
ab bc ab
T1 1,50 ± 0,12 65,60 ± 10,86 1,86 ± 0,20 1,50b ± 0,04
T2 1,92c ± 0,10 53,05ab ± 8,43 1,28a ± 0,03 1,63bc ± 0,07
c a a
T3 1,90 ± 0,10 43,89 ± 0,83 1,38 ± 0,18 2,08d ± 0,00
T4 1,86bc ± 0,12 52,11ab ± 3,59 1,96ab ± 0,17 2,32de ± 0,04
bc ab b
T5 1,88 ± 0,06 57,06 ± 3,71 2,19 ± 0,16 2,45e ± 0,15
Keterangan : abc Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan
nyata (P<0,05); T0(RB+Bacitracin 50 ppm); T1(RB/Ransum Basal); T2(RB + Nanokapsul E
0,2%; T3(RB+Nanokapsul E 0,4%); T4(RB + Nanokapsul E 0,6%); T5(RB + Nanokapsul E 0,8%).
Keterangan : abc Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan
perbedaan nyata (P<0,05); : ns superskrip pada kolom yang sama menunjukan
perbedaan non signifikan (P>0,05), TC (Total Cholesterol), T0(RB+Bacitracin 50
ppm); T1(RB/Ransum Basal); T2(RB + Nanokapsul 0,2%; T3(RB+Nanokapsul
0,4%); T4(RB + Nanokapsul 0,6%); T5(RB + Nanokapsul 0,8%).
LATIHAN
Dari hasil penelitian saudara cobalah buat naskah seminar nasional yang di tawarkan di internet, masing-
masing event kadang-kadang mempunyai template sendiri.
https://docplayer.info/31293300-Panduan-presentasi-pemakalah.html