Professional Documents
Culture Documents
Kewirausahaan
Kewirausahaan
“Kewirausahaan”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Maret 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Motivasi Sosial................................................................................................................................5
B. Locus of Control..............................................................................................................................7
C. Moderate Risk Taking....................................................................................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini sesuai dengan
yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan progam studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'had Aly Al-Hikam Malang.
Pembuatan makalah ini diperlukan, supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan
mengkajimengenai “ Memotivasi Diri dan Orang Lain Menjadi Wirausaha”.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data keadaan ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2017
menunjukkan bahwa masih cukup tingginya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.
Dengan kondisi sempitnya. Lapangan kerja dan banyaknya para pencari kerja
menyebabkan kondisi ketenagakerjaan yang tidak seimbang. Untuk itu perlu adanya
solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia
dengan jumlah pencari kerja.
Berwirausaha merupakan salah satu iasmae cara yang ias dilakukan untuk
meningkatkan kualitas ekonomi ditengah sulitnya. Mencari lapangan pekerjaan dan
semakin meningkatnya jumlah pencari kerja. Dengan berwirausaha mereka tidak lagi
bergantung hanya pada bidang pekerjaan disektor pemerintahan (Pegawai Negeri Sipil)
maupun bergantung pada orang lain. Dengan kata lain sebagai seorang karyawan, selain
itu juga dengan berwirausaha berarti menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan
juga orang lain yang secara tidak langsung dengan adanya kegiatan wirausaha ini akan
mampu mengurangi jumlah pengangguran yang ada karena usaha yang berkembang akan
membutuhkan dan menyerapkan tenaga kerja.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Motivasi Sosial ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Locus of Control ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Moderate Risk Taking ?
C. Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah kewirausahaan.
2. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi iasm.
3. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Locus of Control.
4. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Moderate Risk Taking.
5. Agar pembaca mampu memotivasi diri dan orang lain menjadi wirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi Sosial
Motivasi adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri seseorang yang mampu
menyerahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Sukanto (1990) dalam
Simarmata (2002) menyatakan bahwa motivasi merupakan keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan individual. Sementara itu Sastrohadiwityo (2002)
sebagaimana dikutip oleh Widyawati, dkk (2004) mengartikan motivasi sebagai suatu
keadaan kejiwaan dan sikap mental seseorang yang membebankan energi, mendorong
kegiatan/menggerakkan dan mengendalikan/meyalurkan perilaku kearah mencapai
kebutuhan yang memberi kepuasan/mengurangi ketidakseimbangan. Lebih lanjut,
Sukanto (1990) dalam Simarmata (2002) menyatakan bahwa motivasi dibagi menjadi
dua: Pertama, motivasi internal, yakni kebutuhan/keinginan yang ada dalam diri
seseorang akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk melakukan perbuatan,
artinya sesuatu yang mendorong seseorang tersebut adalah faktor dari dalam diri sendiri.
1. Motif Sosiogenetis
Motif sosiogenetis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang di lingkungan sekitar. Motif
sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya, mau tidak mau, tetapi berdasarkan
interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Contoh motif
sosiogenetis adalah keinginan akan membaca sejarah Indonesia, keinginan mendengarkan
legong Bali, keinginan makan pudding cokelat, dll.
2. Motif Biogenetis
Ditinjau dari sudut asalnya, motif-motif pada diri manusia itu pernah digolongkan
ke dalam motif-motif biogenetis dan motif-motif yang sosiogenetis. Yaitu motif yang
berkembang pada diri orang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis,
dan motif-motif yang berasal dari lingkungan kebudayaannya. Contoh motif biogenetis
misalnya: lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil nafas,
seksualitas, buang air, dan sebagainya.
3. Motif Teogenetis
Motif teogenetis merupakan motif yang berasal dari interaksi antara manusia
dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari
dimana ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu. Disamping itu manusia
memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai
manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang serba dinamis. Contoh motif
teogenetis ini adalah keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan YME, keinginan untuk
merealisasi norma-norma agamanya menurut petunjuk Kitab-kitab Suci, dll.
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Eksternal
Lingkungan kerja
Pemimpin dan kepemimpinannya
Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Internal
Pembawaan individu
Tingkat Pendidikan
Pengalaman masa lampau
Keinginan atau harapan masa depan.
B. Locus of Control
Locus of Control dalam bahasa Indonesia berarti tempat kendali yang dimaksud
adalah kendali individu atas pekerjaan dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan
diri. Atau definisi locus of control yaitu kepercayaan seseorang terhadap siapa pengendali
nasib dan peristiwa yang dialaminya. Hal ini termasuk juga pada keyakinan bahwa
keberhasilan atau kegagalan dalam melakukan berbagai macam kegiatan di dalam
hidupnya disebabkan karena kendali dirinya sendiri atau kendali dari luar dirinya.
Sedangkan menurut beberapa ahli pengertian locus of control menurut Ghufron &
Risnawita (2011), yaitu sebuah gambaran pada keyakinan seseorang tentang sumber
penentu perilaku dirinya. Locus of control menjadi salah satu faktor yang sangat
menentukan bagaimana perilaku individu. Sedangkan pengertian locus of control
menurut Smet (1994), bahwa locus of control merupakan bagian dari social learning
theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum tentang masalah
faktor-faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam kehidupan.
Locus of control adalah sifat kepercayaan seseorang yang mampu mengendalikan
lingkungan di sekitarnya. Seorang entrepreneur yang memiliki internal locus of control
akan lebih mampu dalam memanfaatkan peluang kewirausahaan. Seorang entrepreneur
mempunyai kepercayaan mempu memanfaatkan peluang, sumber daya, membangun
strategi dan mengorganisasikan perusahaan. Itu karena Seseorang dapat sukses dalam
menjalankan kegiatan entrepreneur bergantung pada keinginan seseorang untuk percaya
pada kemampuan diri.
Berdasarkan pemahaman tersebut Locus of Control dibagi menjadi dua macam
yaitu :
1. Locus of Control Internal adalah sebuah keyakinan seorang individu bahwa yang
mengendalikan nasibnya adalah dirinya sendiri. Dia berkeyakinan jika dia ingin
mengubah nasibnya, maka dia harus berusaha. Atau arti dari internal locus of control
yaitu suatu keyakinan bahwa dalam dirinya tersimpan potensi yang besar yang dapat
menentukan nasibnya sendiri. Seseorang dengan locus of control internal
berkeyakinan bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tetapi apa yang dia
jalanilah yang menentukan takdirnya.
2. Locus of Control Eksternal adalah sebuah keyakinan seorang individu bahwa
nasibnya dikendalikan oleh sesuatu yang berada di luar kendalinya. Jika ada yang
salah pada dirinya, maka itu salah orang lain, atau dasar dianya saja yang lagi sial.
Dapat pula didefinisikan sebagai cara pandang seseorang di mana segala hasil yang
diperolehnya, baik ataupun buruk, berada di luar kendali mereka. Jadi seseorang
dengan locus of control eksternal akan lebih percaya pada faktor yang berada di luar
kekuasaan mereka. Seperti faktor keberuntungan, takdir, atau kesempatan.
Perbedaan Locus of Control Internal dan Eksternal
Untuk mengetahui perbedaan antara locus of control internal dan eksternal maka kita perlu
mengetahui ciri-ciri locus of control tersebut. Ciri-ciri Locus of Control Internal :
Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang yang mempunyai locus of control internal
tinggi, tidak akan mudah menyerah, mereka akan berinisiatif tinggi dan bekerja keras.
Sedangkan orang yang locus of control eksternalnya tinggi akan lebih mudah menyerah,
malas untuk berusaha, dan akan nyalahin faktor luar kecuali dirinya sendiri.
1. Pengaruh Keluarga
2. Faktor Motivasi
Bahwa faktor motivasi baik itu secara internal maupun eksternal dapat
mempengaruhi locus of control pada diri seseorang.
Jadi jika seseorang sudah sangat termotivasi, maka seseorang dapat mengevaluasi
dirinya sendiri, dan akan membuat suatu perubahan yang dia perlukan (locus of control
internal). Tetapi jika seseorang sudah tidak suka atau tidak termotivasi, maka seseorang
akan lebih mudah menyalahkan keadaan eksternalnya sebagai alasannya (locus of control
eksteranal).
Menurut Hillson & Murray (2005), dalam dunia psikologi individu dalam
pengambilan risiko dapat digolongkan menjadi empat tipe, yaitu :
a. Risk Seeking, yaitu orang-orang yang cenderung berani mengambil tindakan
berisiko dan menikmati hidupnya dalam keputusan yang berisiko.
b. Risk Averse, yaitu orang-orang yang cenderung menghindari perbuatan yang
mengandung risiko.
c. Risk Tolerance, yaitu kelompok individu yang dapat menerima tingkah laku
berisiko dan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang normal dalam
kehidupan.
d. Risk Neural, yaitu individu yang menganggap tingkah laku berisiko adalah
suatu hal yang wajar dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.
Individu pada tipe ini tidak termasuk dalam risk seeking ataupun risk averse,
akan tetapi individu dapat menerima ide-ide baru dan cenderung takut untuk
menerima perubahan.
Menurut Gullone dll (dalam Christia, 2001), faktor-faktor yang mempengaruhi risk
taking yaitu sebagai berikut:
Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang
berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada. Salah satu karakteristik seorang wirausaha
yaitu berani mengambil resiko. Apakah yang dimaksud dengan resiko ? Resiko dapat diartikan
sebagai suatu ketidakpastian dimasa yang akan dating dan dapat diartikan juga sebagai suatu
konsekuensi yang memunculkan dampak yang merugikan..
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan
tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal-hal
yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut
perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan
menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan yang berarti tanpa
dihadapkan dengan sebuah risiko yang akan terus bertambah dari masa ke masa.
Untuk dapat mengatasi risiko bisnis perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan
baik. Ilmu risk management atau manajemen risiko bisnis sudah pasti harus Anda ketahui
sebagai entrepreneur.Jika Anda berani menghadapi risiko, Anda juga harus memiliki persiapan
matang sebelumnya. Berikut adalah 4 tips mudah memanajemen risiko bisnis
Anda dapat mencoba identifikasi kira-kira apa jenis risiko yang dapat muncul, apakah
dari sisi finansial, pemasaran, produksi, dan sebagainya. Identifikasi risiko ini dapat bermanfaat
untuk mengenali kemungkinan adanya risiko yang sedang maupun akan terjadi dalam bisnsi
Anda. Output dari identifikasi risiko ini adalah berupa daftar dari setiap risiko yang dapat terjadi
pada bisnis Anda.
Daftar dengan berbagai risiko ini tidak akan berarti jika tidak ada rencana aksi yang dapat
dilakukan untuk penanggulangannya. Dalam menyikapi resiko usaha terdapat 5 bentuk sikap
yang harus Anda ambil, seperti:
Sikap berikut sering kali tidak efektif karena dengan menghindari risiko ini berarti Anda
tidak berani mengambil kesempatan untuk berusaha dan mengatasi risiko, Anda bahkan tidak
belajar akan apapun.Tindakan ini berarti Anda tidak melakukan tindakan yang dapat
menyebabkan risiko tersebut terjadi, termasuk tidak jadi melakukan suatu strategi usaha yang
telah disusun.
Hal ini berarti mencari sebuah tindakan untuk mengurangi kerugian dari sebuah risiko
yang dapat terjadi. Kemungkinan risiko terjadi tetap ada, namun dampaknya sebisa mungkin
diminimalisasi.
Selain menghindari dan mengurangi risiko, Anda juga bisa mengalihkan risiko. Anda
bisa mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain dengan membayar jasa tersebut.
Contoh jika Anda memiliki perusahaan barang pecah belah dan harus mengirimkannya
ke tempat yang cukup jauh dan jalan yang kurang memadai, daripada Anda sendiri atau
karyawan sendiri yang mengantar lebih baik Anda memilih membayar jasa pengantar yang
memiliki asuransi barang pecah belah. Tentu risikonya akan Anda pindahkan ke pihak pengantar
ini.
Menerima artinya Anda hanya bisa merelakan kerugian tersebut terjadi. Sikap ini
tentunya diambil jika tidak ada alternatif lain untuk menghadapinya.
Contohnya jika Anda salah menghitung uang atau salah mengirim barang tentunya
kerugian mau tidak mau harus Anda terima. Perlu diingat pula jika dampak kerugiannya terlalu
besar maka lebih baik menghindari daripada menerimanya.
Setelah Anda berhasil mengidentifikasi risiko dan memilih strategi yang dapat diterapkan
untuk setiap risiko, saatnya Anda untuk selalu waspada akan segala isu yang ada. Sebuah isu
adalah sebuah gejala dari datangnya sebuah risiko atau bahkan krisis yang akan melanda. Sebuah
isu tentu tidak selalu memiliki gejala tapi setidaknya setelah mengenal jenis-jenis risiko bisnis ini
maka Anda akan tahu di mana Anda akan tertuju jika iesiko tersebut terjadi.
Jika sebuah isu tersebut telah menjadi risiko yang sebenarnya dan mendatangkan krisis,
saatnya Anda meresolusi atau mengevaluasi apakah tindakan Anda terhadap risiko tersebut
berhasil sesuai yang Anda rencanakan atau tidak. Setidaknya setelah Anda berhasil mendapatkan
hasil review ini, Anda bisa menjadikan masalah tersebut sebagai bahan pembelajaran untuk
dapat lebih baik jika menghadapi risiko ini kembali.
Jurnal software akuntansi online memudahkan Anda untuk memiliki analisis yang akurat
terhadap kemungkinan terjadinya risiko bisnis dari sisi finansial. Dengan adanya pencatatan dan
pembuatan laporan keuangan secara praktis, Anda ias melihat potensi maupun masalah keuangan
yang mungkin sedang dihadapi perusahaan secara realtime.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi sosial diartikan sebagai suatu dorongan seseorang untuk
melakukan perbuatan dengan tujuan atau bernilai, memperoleh pengakuan maupun
penghargaan dari lingkungan dimana seseorang berada. Apabila motivasi dalam diri
seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat untuk memperoleh
penghargaan yang diinginkannya.
Locus of Control dalam bahasa Indonesia berarti tempat kendali yang dimaksud
adalah kendali individu atas pekerjaan dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan
diri. Atau definisi locus of control yaitu kepercayaan seseorang terhadap siapa pengendali
nasib dan peristiwa yang dialaminya. Hal ini termasuk juga pada keyakinan bahwa
keberhasilan atau kegagalan dalam melakukan berbagai macam kegiatan di dalam
hidupnya disebabkan karena kendali dirinya sendiri atau kendali dari luar dirinya.
Menurut Hillson dan Murray (2005) risk atau risiko didefinisikan sebagai
ketidakpastian terhadap sesuatu yang dapat berdampak positif atau negatif. Fischoff dkk,
menyebutkan risk sebagai adanya ancaman terhadap nyawa atau kesehatan seseorang.
Yates (1992) menyatakan bahwa risk itu subyektif karena setiap individu mempunyai
persepsi berbeda mengenai hal hal yang individu anggap berisiko.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-
matang keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan
kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar
pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan serta semakin siap pula
mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko. Yang membedakan seorang
wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam pengambilan resiko. Kebanyakan
orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal
yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha
resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan, risiko tidak dipandang
sebagai suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2005. ESQ Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: Arga Angkasa.
Stein, S. J. Dan Book. H. E. 2002. Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosinal Meraih
Sukses. Bandung: Kaifa.
Suryanti, Risa. 2011. Hubungan antara Locus of Control Internal dan Konsep Diri dengan
Kematangan Karir pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi (tidak Diterbitkan).
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
https://teteto.wordpress.com/2021/08/31/motivasi-sosial/
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/view/431/384