You are on page 1of 18

Praktikum Kimia Organik I

Tahun Ajaran 2021/2022

DISTILASI TRAPPING

I. TUJUAN
1. Menjelaskan prinsip dasar distilasi trapping
2. Melakukan pemisahan dan pemurnian minyak atsiri dari bahan tumbuhan

II. LANDASAN TEORI


2.1 Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan,
dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut dengan distilat.
Terdapat berbagai macam cara disitilasi, yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksi,
distilasi tekanan rendah, distilasi uap air, dan microscale distilasi1.
Dalam prakteknya pemilihan prosedur distilasi tergantung pada sifat cairan yang
akan dimurnikan dan sifat pengotor yang ada didalamnya.

1. Distilasi sederhana
Tekanan uap suatu cairan akan meningkat seiring dengan bertambanya
temperatur, dan titik dimana tekan uap sama dengan tekanan eksternal cairan
disebut sebagai titk didih. Proses pemisahan campuran cairan biner A dan B
menggunakan distilasi dapat dijelaskan dengan hukum Dalton dan Raoult. Menurut
hukum Dalton, tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan uap suatu
cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing komponen A dan B
(PA dan PB)
P = PA + PB …..1

Hukum Raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan
parsial uap komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara
tekanan uap komponen murni A (PA murni) dan fraksi molnya XA

PA = PA murni . XA …..2

Sedang tekanan uap totalnya adalah

Ptot = PA murni . XA + PB murni . XB …..3

Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu campuran
cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya dalam
campuran1.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat


menggambarkan apa yang terjadi selama distilasi, yaitu menggambarkan perubahan
komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses distilasi. Uap yang
dihasilkan selama mendidih akan memiliki komposisi yang berbeda dari komposisi
cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen yang memiliki titik didih lebih rendah
akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan uapnya lebih besar)1.
Untuk memperoleh distilasi sederhana yang efektif diperlukan suatu kurva seperti
kurva C. Distilasi ini dilakukan untuk mengamati suhu uap yang konstan, sangat
dekat dengan titik didih cairan yang memiliki titik didih lebih rendah. Jika suhu uap
mulai naik dengan cepat, maka pengumpulan distilat dihentikan1. Proses ditilasi
biasanya melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti proses pendinginan dan
pengembunan2.

2. Distilasi fraksi
Distilasi sederhana yang dilakukan hanya sekali biasanya tidak akan dapat
memisahkan dua cairan secara sempurna. Cairan yang berasal dari uap
terkondensasi distilat akan mengandung komponen dengan titik didih lebih rendah
dengan proporsi yang lebih besar. Namun, masih mengandung komponen yang
memiliki titik didih lebih tinggi di dalamnya. Jika dilakukan distilasi satu kali lagi,
komponen dengan titik rendah akan banyak pada distilatnya. Dengan menggunakan
alat yang disebut dengan kolom fraksi yang berfungsi untuk meningkatkan efek
multipel distilasi ini, kita bisa melakukan multipel distilasi tanpa menggunakan waktu
yang banyak dan tidak akan kehilangan banyak sampel karena tertinggal di dalam
labu1.

2.2 Distilasi Trapping


Distilasi uap (trapping) adalah suatu metode isolasi zat organik yang tidak larut
dalam air dengan mengalirkan uap air dengan prinsip penurunan titik didih
campuran. Umumnya distilasi uap digunakan untuk memisahkan campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200oC atau lebih. Trapping
memiliki dua jenis yaitu trapping lurus dan trapping segitiga. Trapping lurus
digunakan ketika dilakukan pemisahan minyak atsiri dengan berat jenis lebih besar
daripada berat jenis air. Sedangkan trapping segitiga digunakan Ketika dilakukan
pemisahan minyak atsiri dengan berat jenis lebih kecil daripada berat jenis air.
Prinsip dasar distilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa dibawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

untuk campuran yang tidak larut dalam air disemua temperatur, tetapi dapat
didistilasi dengan air. Hal ini dilakukan dengan cara mengalirkan uap air ke dalam
campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada
temperatur yang lebih rendah daripada dengan pemanasan langsung 3.

2.3 Minyak Atsiri


Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada temperatur kamar tanpa
mengalami dekomposisi, tetapi minyak atsiri dapat rusak karena penyimpanan
minyak atsiri yang dibiarkan lama. Minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari
udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia
minyak atsiri tersebut akan berubah sesuai dengan tanaman penghasilnya4.
Minyak atsiri merupakan salah satu produk bahan rempah-rempah. Minyak atsiri
lazim disebut minyak yang mudah menguap (volatil oils). Minyak atsiri umumnya
berwujud cair, diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit batang, daun, buah, biji atau
bunga dengan cara destilasi uap, ekstaksi atau dipres (ditekan). Minyak sereh,
minyak daun cengkeh, minyak akar wangi, minyak nilam, minyak kenanga, minyak
kayu cendana merupakan beberapa bahan ekspor minyak atsiri Indonesia. Minyak
atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan
aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa turunanan
minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer,
aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya4.

1. Pemisahan secara fisika


Pemisahan senyawa komponen penyusun minyak atsiri secara fisika biasanya
dilakukan dengan distilasi bertingkat (FD) untuk senyawa yang memiliki berat
molekul rendah dan distilasi molekular (MD) untuk senyawa yang memiliki berat
molekul besar. Pemisahan komponen minyak sereh akan baik dilakukan dengan
distilasi bertingkat, tetapi pemisahan komponen minyak nilam akan lebih baik
dilakukan dengan distilasi molekuler. Distilasi yang dilakukan dalam umumnya dalam
keadaan vakum. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya isomerisasi,
polimerisasi, atau peruraian karena panas4.

2. Pemisahan secara kimia


Pemisahan secara kimia dilakukan berdasarkan reaksi kimia. Contoh, isolasi
eugenol dari komponen lain yang terdapat dalam minyak daun cengkeh dengan
menggunakan larutan natrium hidroksida. Isolasi sitronelal dari komponen lain dalam
minyak sereh dengan menggunakan larutan jenuh natrium bisulfit4.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

Sifat-sifat dari minyak atsiri adalah :


a. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
b. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak
atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan
intensitas bau dari masing-masing komponen penyusun.
c. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan
hangat sampai panas, atau justru dingin ketika sampai dikulit, tergantung dari jenis
komponen penyusunnya.
d. Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa-senyawa lain) mudah
menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka
ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada kertas yang
ditempel.
e. Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi
tengik (rancid). Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam
lemak.
f. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara,
sinar matahari (terutama gelombang ultra violet), dan panas karena terdiri dari
berbagai macam komponen penyusun.
g. Indeks bias umumnya tinggi.
h. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi
yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik.
i. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut
hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
j. Sangat mudah larut dalam pelarut organik2.

2.4 Tumbuhan Mawar (Rosa damascene Mill)


Bunga mawar merupakan tanaman bunga hias dengan batang berduri. Minyak
maupun ekstraknya sudah sejak dulu digunakan dalam produk sabun mandi, parfum,
lotion kulit, dan obat-obatan. Mawar hampir bisa ditemukan di semua Negara di
seluruh dunia, sehingga ia dijuluki sebagai “Ratu Segala Bunga (Queen of Flower)” 5.
Bunga mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi
keduanya mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool, citral dan
phenyl ethyl alcohol, geranio, nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde dalam
jumlah sedikit. Senyawa geraniol dan limonene yang terkandung dalam ekstrak
bunga mawar dapat berfungsi sebagai antiseptik. Penelitian Emerson membuktikan

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

bahwa ekstrak mawar memiliki kandungan fenol, carvacrol, thymol, dan terpene
tinggi dapat membunuh hampir semua mikroba. Pada penelitian Windi juga
membuktikan minyak atsiri bunga mawar memiliki kemampuan dalam menghambat
metabolisme energi dan merusak dinding sel serta membran sel bakteri. Selain itu,
minyak atsiri juga mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karboksil sehingga
kadar tinggi fenol akan menyebabkan koagulasi protein dan membran sel bakteri.
Serta bunga mawar membuktikan juga dapat menjadi antijamur pada penelitian Diah
(2016) yaitu terhadap Candida albicans dikarenakan zat aktif yang terkandung dalam
ekstrak mawar merah berfungsi sebagai antiseptik dan antifungi diantaranya zat
tanin dan sitronellol, dimana zat tanin ini merupakan senyawa kompleks yang
memiliki bentuk campuran polifenol, senyawa fenol yang ada pada tanin inilah yang
mempunyai aksi antiseptik dan antifungi5.
Minyak mawar adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari ekstraksi
bunga mawar, terutama dari spesies Rose damascena Mill. Minyak atsiri Mawar
(Rose damascena Mill) memiliki bau yang agak menyengat, aroma segar, memiliki
warna kuning hingga merah. Pada tanaman mawar, minyak atsiri hanya terdapat
dalam mahkota bunga. Minyak mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan
konsentrasi keduanya mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool
citral dan phenyl ethyl alcohol, nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde dalam
jumlah sedikit. Minyak atsiri mawar yang diekstrak dari bahan mahkota bunga
berfungsi menjaga kelembaban kulit dan membantu menyamarkan kerutan pada
kulit. Efek emosional dari minyak atsiri mawar adalah menenangkan, mengurangi
depresi, stres, ketegangan, mengendorkan saraf dan membantu mengatasi masalah
insomnia. Minyak atsiri mawar juga bermanfaat sebagai antiseptik, adstringen,
bakterisidal, diuretik, laksatif, dan sedatif5.
Taksonomi mawar adalah sebagai berikut5.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa damascene Mll

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
No Alat Fungsi
1 Labu didih Untuk wadah menampung sampel yang
akan didistilasi
2 Trapping Untuk pemisah minyak atsiri dengan
sampel
3 Kondensor Untuk mendinginkan uap air (mengubah
uap air menjadi cairan)
4 Pemanas Untuk memanaskan sampel atau
sumber panas
5 Erlenmeyer Untuk penampung distilat
6 Standar Untuk penyangga alat distilasi
7 Klem Untuk penjepit alat distilasi

3.1.2 Bahan dan Fungsi


No Bahan Fungsi
1 Bunga mawar (Rosa Sebagai sampel yang akan diambil
damascene Mll) minyak atsirinya
2 Akuades Sebagai pelarut

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

3.2 Cara Kerja


1. Alat distilasi trapping dipasang dengan baik dan benar.
2. Sampel yang akan didistilasi dipotong kecil-kecil (jangan dihaluskan).
3. Sampel dimasukkan ke dalam labu didih dan ditambahkan air sampai kurang
lebih 2⁄3 isi labu.
4. Distilasi dilakukan sampai diperoleh minyak yang terpisah dari air pada alat
trapping.
5. Volume minyak yang dihasilkan diukur.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

3.3 Skema Kerja

Kelopak bunga mawar

- Dipotong kecil-kecil (tidak dihaluskan)


- Dimasukkan ke dalam labu didih
- Ditambahkan air lebih kurang 2⁄3 isi labu
- Dipasang pada alat distilasi yang telah
dirangkai
- Dilakukan pemanasan sampai diperoleh
minyak yang terpisah dari air

Lapisan minyak atsiri dan air


- Dipisahkan dengan corong pisah

Air Minyak atsiri

- Diukur volumenya

Minyak atsiri dengan


volume tertentu

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

3.4 Skema Alat

Keterangan gambar:

1. Trapping
2. Erlenmeyer
3. Labu didih
4. Penangas
5. Klem
6. Standar
7. Kondensor
8. Air masuk
9. Air keluar

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data

Volume minyak = 0,20 mL

Massa sampel = 100 gr

gr
Berat jenis air =1 ⁄mL

gr
Berat jenis teori = 0,93 ⁄mL

4.2 Perhitungan
massa minyak atsiri
% Rendemen = × 100%
massa sampel

volume akhir ×berat jenis sampel


= × 100%
massa sampel

gr
0,2 mL × 0,93 ⁄mL
= × 100%
100 gr

= 0,186%

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

4.3 Pembahasan
Telah dilakukan distilasi trapping, distilasi trapping adalah suatu metoda pemisahan
senyawa dengan bantuan uap air panas yang dialirkan pada sampel. Prinsip dari
distilasi trapping ini adalah pemisahan minyak atsiri dari tumbuhan berdasarkan
perbedaan tekanan uap dengan bantuan media panas. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menjelaskan prinsip dasar distilasi trapping dan melakukan pemisahan
dan pemurnian minyak atsiri dari bahan tumbuhan. Metode distilasi trapping
menggunakan sistem tertutup, sehingga saat pemanasan harus dijaga kerapatan
antar alatnya agar pada sistem penyambungan alat tidak terdapat celah, karena jika
terdapat celah maka akan ada kemungkinan uap yang keluar. Selain itu
kemungkinan sampel akan terkontaminasi oleh lingkungan luar jika pada sistem
masih terdapat celah. Sampel yang digunakan adalah bunga mawar merah yang
keadaannya tidak terlalu kering.
Persiapan sampel dilakukan dengan memotong kecil sampel menjadi beberapa
bagian namun tidak sampai dihaluskan. Pemotongan pada sampel ini bertujuan agar
minyak atsiri lebih mudah keluar. Selanjutnya, perlu dipersiapkan alat distilasi yang
akan digunakan. Pada setiap pertemuan alat, ditambahkan vaselin agar kedua alat
yang disambungkan dapat melekat erat dan tidak memiliki rongga udara. Perlu
diperhatikan pula nomor seri pada alat agar alat yang disambungkan bisa tepat
terpasang. Pada kondensor, dipasang selang air masuk melalui lubang bawah, agar
air dapat mengisi kondensor hingga penuh sehingga proses pendinginan uap selama
proses distilasi dapat berjalan dengan sempurna. Pemasangan alat yang benar
sangat berarti dalam percobaan ini karena kebocoran akan mempengaruhi distilat
yang dihasilkan.
Setelah persiapan sampel dan alat selesai, dimasukkan sampel ke dalam labu
distilasi dan diberi air sebagai pelarutnya sebanyak 2/3 volume labu didih. Pelarut
yang mudah dan murah didapatkan untuk memisahkan minyak atsiri dari sampel
adalah air. Air merupakan pelarut universal untuk melarutkan senyawa organik.
Penambahan air pada sampel bertujuan untuk memudahkan minyak atsiri
terpisah/keluar dari sampel tumbuhan tersebut. Selain itu, banyaknya sampel dan
pelarut perlu diperhatikan pada proses distilasi ini, karena jika sampel dan pelarut
terlalu banyak akan mengakibatkan naiknya sampel dan pelarut tersebut ke bagian
kondensor sehingga mengganggu proses pemisahan minyak atsiri dari sampel.
Naiknya sampel dan pelarut hingga ke kondensor dapat menyebabkan kondensor
rusak. Pada distilasi trapping ini, penggunaan batu didih tidak dibutuhkan karena

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

fungsi batu didih untuk meratakan panas dan mencegah bumping selama
pemanasan telah digantikan oleh sampel yang berupa padatan.
Dalam percobaan ini, trapping yang digunakan adalah trapping segitiga, karena
massa jenis air lebih besar daripada massa jenis sampel. Hal ini dapat diketahui
dengan menentukan massa jenis sampel dan massa jenis air. Secara teori, massa
jenis minyak mawar sebesar 0,9328 gr/mL sedangkan air massa jenisnya sebesar 1
gr/mL. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa massa jenis sampel lebih kecil
daripada massa jenis air. Pada trapping akan tampak bidang batas antara minyak
atsiri dan air, dimana posisi minyak berada pada bidang bagian atas sedangkan air
berada pada bidang bagian bawah. Terbentuknya bidang batas ini karena perbedaan
dari massa jenis sampel dan massa jenis air yang diuji.
Distilasi dapat dihentikan ketika minyak atsiri telah didapatkan, atau ketika
pelarut air semakin sedikit volumenya di dalam labu didih. Distilasi juga dapat
dihentikan ketika air yang melewati batang segitiga sudah turun sepenuhnya menuju
labu. Jika volume pelarut sangat kecil di dalam labu akan menyebabkan terjadinya
bumping. Distilasi dapat dihentikan dengan cara mematikan pemanas yang
digunakan.
Dari hasil percobaan distilasi trapping, bau mawar pada minyak atsiri yang
didapatkan tidak begitu kuat. Ini dapat disebabkan karena proses distilasi minyak
atsiri yang masih belum sempurna sehingga masih bercampur minyak yang
didapatkan dengan air. Minyak atsiri yang didapatkan sebanyak 0,2 mL dengan
rendemen 0,186%. Ini menunjukkan bahwa minyak atsiri yang diperoleh hanya
sedikit, masih banyak minyak atsiri yang ada dalam sampelnya.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada percobaan ini disebabkan oleh
sampel yang digunakan tidak terlalu kering, pemotongan sampel masih terlalu kasar
sehingga bidang sentuh dengan pelarut tidak terlalu besar dan pori-pori sampel tidak
dapat dilalui oleh uap air. Selain itu, terdapat celah antar sambungan pada alat yang
dapat mengakibatkan minyak atsiri menguap keluar dan hasil yang didapatkan
menjadi lebih sedikit, proses pendinginan yang pada kondensor yang belum optimal
sehingga uap air dan uap minyak atsiri tetap berada dalam fase gas dan keluar
melalui celah yang ada, serta lamanya waktu distilasi juga mempengaruhi banyaknya
jumlah minyak atsiri yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi dan menentukan
minyak atsiri menguap bersama air, diantaranya yaitu besarnya tekanan uap yang
digunakan, berat sampel/molekul, dan kecepatan keluarnya minyak dari sampel.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip dasar distilasi trapping adalah melakukan pemisahan minyak atsiri
berdasarkan bantuan uap panas.
2. Distilasi trapping dilakukan untuk memisahkan senyawa atsiri dari sampel bahan
alam dengan air sebagai pelarutnya.
3. Untuk memisahkan minyak atsiri dari sampel tumbuhan digunakan distilasi
trapping jenis segitiga.
4. Banyakmya minyak atsiri yang didapat yaitu 0,2 mL dengan rendemen 0,186%.

5.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya yaitu :
1. Pastikan alat distilasi terpasang secara sempurna.
2. Hati-hati ketika proses pemanasan dilakukan.
3. Teliti ketika mengambil hasil minyak atsiri.
4. Pastikan sampel tidak dipotong terlalu kecil atau terlalu besar.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA

1 Wahab, A. W., & Nafie, N. La. (2017). Metode Pemisahan Dan Pengukuran 2
(Elektrometri Dan Spektrofotometri). Penulisan Buku Ajar, 2(1), 53.

2 Oktavani, Cindy. (2016). Distilasi Wear System Tanaman Kayu Manis. Jurnal
Universitas Diponegoro, 3-24.

3 Asfiyah, Siti; Supaya. (2020). Modifikasi Deanstark Upaya Efisiensi Proses


Distilasi Uap Minyak Biji Pala dalam Praktikum Kimia Organik. Iindonesian
Journal Of Laboratory,10-15. Wahab, A. W., & Nafie, N. La. (2017).

4 Kadarohman, A. (2006). Minyak Atsiri Sebagai Teaching Matemal Dalam Proses


Pembelajaran Kimia. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, 8(2), 58. https://doi.org/10.18269/jpmipa.v8i2.338

5 Dwiyanti, A. (2018). Efek Ekstrak Bunga Mawar (Rosa damascena mill) Terhadap
Penyembuhan Angular Cheilitis yang Diinduksi Staphylococcus aureus dan
Candida albicans Pada Tikus Jantan Galur Wisata (Ratus norvegicus). Bagian
Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, 1–85.
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YjYzNjVlZjI
1MTc4NzcwYzk1NjRkZjg5YzQwMGRmNWYzZjU4Y2QxMA==

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

Lampiran I. Tugas Sebelum Praktikum


1. Apa yang dimaksud dengan senyawa atsiri?
Jawab :
Senyawa atsiri adalah senyawa organik yang mudah menguap yang memiliki
gugus aldehid, keton, dan alcohol yang memiliki rantai pendek serta merupakan
sisa metabolit sekunder dalam tumbuhan. Senyawa atsiri disebut juga volatile oil
atau essensial oil yang merupakan cairan pekat yang tidak larut dalam air, yang
mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal dari berbagai tumbuhan.
2. Jelaskan metoda lain yang dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa atsiri!
Jawab :
1) Sokletasi, merupakan metoda pemisahan komponen dalam senyawa padat
dengan cara penyairan berulang menggunakan pelarut-pelarut tertentu agar
komponen yang diingin kan terisolasi.
2) Maserasi, merupakan metode pemidahan komponen dengan cara
perendaman senyawa padat dengan pelarut agar dihasilkan senyawa yang
terisolasi.
3) Ekspresi, merupakan suatu metode pengekstrakan dengan meremas sampel
untuk menghasilkan esensi.
4) Ekstraksi pelarut, merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh
minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas dan terlalu rentan terhadap
panas untuk diisolasi dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap.
3. Jelaskan jenis-jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sampel alam
(tumbuh-tumbuhan)!
Jawab :
1) Alkaloid, merupakan senyawa yang mengandung atom N dalam bentuk gugus
fungsi amina.
2) Flavonoid, merupakan senyawa fenilpropanoid dengan kerangka karbon C 6 –
C3 - C6 .
3) Saponin, kelompok senyawa aromatik yang megandung gugus hidroksil.
4) Fenolik, kelompok senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil.
5) Triterpenoid, kelompok senyawa turunan dari asam mevalonat.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

Lampiran II. Struktur Senyawa Utama


No Nama Struktur

1 Air (H2O)

2 Alkaloid

3 Saponin

4 Flavonoid

5 Sitronellol

6 Linalol

7 Geraniol

8 Fenil etil alcohol

9 Oksida mawar

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

Lampiran III. Analisa Artikel Ilmiah


I. JUDUL
Influence of flower to water ratio and distillation time of damask rose (Rose
damascena Mill.) flowers on essential oil content and composition in the western
Himalayas.

Pengaruh rasio bunga terhadap air dan waktu penyulingan bunga mawar damask
(Rosa damascena Mill.) terhadap kandungan dan komposisi minyak atsiri di
Himalaya bagian barat.

II. TUJUAN PENELITIAN


Untuk mempelajari pengaruh rasio bunga terhadap air dan waktu penyulingan
bunga mawar damask (Rosa damascene Mill.) terhadap kandungan dan komposisi
minyak atsirinya di Himalaya Barat.

III. SKEMA KERJA

Sampel Bunga Mawar Damask


‘Jwala’

- Dipanen pada jam 06.00 pagi sebanyak 1000 g


- Diberi perlakuan rasio bunga terhadap air (1:2, 1:3 dan 1:4)
- Dilakukan distilasi dengan alat hidro-distilasi tipe Clevenger
selama 3,4, dan 5 jam

Residu Minyak Atsiri


- Dianalisis senyawa dengan GC-MS.

Hasil

IV. HASIL
1. Rasio bunga terhadap air berpengaruh nyata terhadap kandungan minyak atsiri
mawar damask. Namun, waktu distilasi tidak dapat mempengaruhi kandungan
minyak esensial dari 3 sampai 5 jam.
2. Minyak mawar dengan konsentrasi tinggi kandungan sitronelol + nerol (41,1 ±
0,2%) dapat diperoleh dengan destilasi bunga mawar dengan perbandingan
bunga terhadap air 1:2 selama 3 jam. Sehingga rasio bunga terhadap air 1:2 ini
memiliki kualitas yang bagus dari rasio bunga terhadap air lainnya.
3. Rasio bunga terhadap air dan waktu distilasi dapat diubah untuk menghasilkan
minyak mawar dengan sifat tertentu.

Distilasi Trapping
Praktikum Kimia Organik I
Tahun Ajaran 2021/2022

V. PERBANDINGAN DENGAN PRAKTIKUM


1. Pada praktikum berfokus pada proses penyulingan minyak atsiri dari mawar,
sedangkan pada artikel membahas penyulingan minyak atsiri dengan
mempertimbangkan pengaruh rasio dan waktu pada penyulingan.
2. Distilasi pada praktikum menggunakan distilasi trapping, sedangkan pada artikel
menggunakan hidro-distilasi tipe Clevenger.
3. Sampel yang digunakan pada percobaan tidak terlalu kering, sehingga minyak
atsiri yang dihasilkan sedikit dan kualitasnya kurang bagus. Sedangkan pada
artikel menggunakan sampel segar yang dipanen 10 menit sebelum proses
distilasi dimulai. Minyak atsiri yang dihasilkan pada artikel lebih banyak dan
kualitasnya lebih baik daripada hasil yang didapatkan pada percobaan.

Distilasi Trapping

You might also like