Professional Documents
Culture Documents
Corak Kehidupan Dan Hasil Budaya Masyarakat Perundagian
Corak Kehidupan Dan Hasil Budaya Masyarakat Perundagian
PERUNDAGIAN
Disusun oleh:
Tujuan Penulisan
1. Ingin memperoleh informasi tentang zaman perundagian
2. Ingin memperoleh informasi tentang pengertian zaman perundagian
3. Ingin memperoleh informasi tentang ciri-ciri zaman perundagian
4. Ingin memperoleh informasi tentang kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakatpada
zaman perundagian.
5. Ingin memperoleh informasi tentang kepercayaan manusia pada masa perundagian
6. Ingin memperoleh informasi tentang peninggalan dan hasil kebudayaan masa perundagian
BAB II
PEMBAHASAN
Masa perundagian disebut juga sebagai zaman logam, yaitu masa dimana
manusia prasejarah telah mengenal bahan logam dan bisa mengolahnya menjadi
peralatan untuk bertahan hidup. Perundagian berasal dari asal kata undagi yang
mempunyai arti tenaga ahli. Hal ini didasarkan pada kemampuan manusia praaksara
yang telah ahli dalam memproses bijih logam menjadi alat-alat perkakas mereka.
Masa ini masuk kedalam zaman pra aksara dimana manusia masih belum menemukan
huruf dan tulisan-tulisan. Oleh karena itu, para peneliti mengetahui masa perundagian
ini melalui peninggalan-peninggalan manusia purba. Namun, masa ini terjadi setelah
zaman batu dimana manusia masih menggunakan perkakas batu seperti kapak
genggam dan juga kapak perimbas.
Kehidupan pada masa perundagian ditandai oleh munculnya para undagi dalam
masyarakat. Pada masa ini, kegiatan masyarakat semakin terspesialisasi ke bidang
masing-masing. Kondisi ini membawa kehidupan masyarakat ke dalam struktur yang
lebih kompleks. Akibatnya, kegiatan masyarakat pun semakin bervariasi di berbagai
bidang kehidupan. Mulai dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya hingga sistem
kepercayaan.
Kehidupan Sosial
Pada masa perundagian, struktur masyarakat sudah semakin jelas dan mapan.
Masyarakat sudah memiliki pembagian kerja dengan tanggung jawab masing-masing.
Tanggung jawab itu terkait dengan mata pencaharian dan kewajiban sebagian warga
masyarakat.
Munculnya pada undagi mengawali munculnya berbagai profesi dalam
masyarakat. Golongan undagi merupakan golongan masyarakat terampil dan mampu
menguasai teknologi bidang tertentu, misalnya membuat rumah, peleburan logam dan
membuat perhiasan.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Budaya
Alat kebudayaan perunggu itu antara lain Nekara perunggu, kapak corong arca
perunggu, perhiasan perunggu dan senjata perunggu.
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/melihat-kehidupan-manusia-
pada-masa-perundagian-16586/
4. Kepercayaan Manusia Pada Masa Perundagian
Animisme
Masyarakat pada masa perundagian, manusia masih menganut sistem
kepercayaan animisme. Kata animisme sendiri berasal dari bahasa Latin anima, yang
berarti roh.
Dinamisme
Selanjutnya adalah dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda
tertentu yang dianggap memiliki kekuatan supranatural, contohnya pohon dan batu
besar. Masyarakat perundagian masih mempercayai bahwa roh atau makhluk halus itu
berasal dari jiwa manusia atau leluhur yang sudah meninggal dunia.
Tidak hanya itu, jasad tersebut juga akan dikubur dengan benda peninggalan
mereka, seperti unggas, benda perunggu, atau perhiasan lainnya. Sistem penguburan
langsung diketahui pernah dilakukan di wilayah Sumatera, Bali, Sulawesi, Sumba,
dan Flores.
Dikutip dari buku All New Target Nilai 100 Ulangan Harian SMP Kelas VII
yang ditulis oleh Tim Guru Eduka (2018: 272), berikut peninggalan dan hasil
kebudayaan pada masa perundagian:
1. Nekara
Nekara merupakan semacam tambur besar dari perunggu yang berpinggang di
bagian tengahnya dan sisi atas tertutup. Nekara sering digunakan untuk upacara
mendatangkan hujan dan dapat ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali, Kepulauan Kei,
dan Papua.
2. Moko
Moko memiliki bentuk seperti nekara tetapi lebih ramping. Moko dapat
ditemukan di Pulau Alor.
3. Kapak Perunggu
Kapak perunggu dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan, yaitu kapak
corong (kapak sepatu), kapak upacara, dan kapak tembilang atau tajak. Kapak
perunggu dapat ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Tengah
dan Selatan, Pulau Selayar, dan Papua.
4. Bejana Perunggu
Bejana perunggu merupakan bejana yang dibuat dari dua lempengan perunggu
yang cembung dan dilekatkan dengan pacuk besi pada sisinya. Bejana perunggu dapat
ditemukan di daerah Madura (Asemjaran, Sampang) dan Sumatera (Kerinci).