You are on page 1of 211




   



  




 
 
  



  

  

 
 


 !"
  #
$


"
%

 
 

& 




  
"
%


 





 "


 



 "






'
$
"

  


$


 
 
$

  
&
 (
 



(   

$!"



 
$)

 "
!"




*
 + 
,
-.//

   

 
 
 
  

0

"

$
10




-2/34
56322-7184/8/-9
:56322-718-4284

#$%&
'()*+,-*+.,/*01*.

Hak Cipta © 2019


Hak Publikasi pada Arsip Nasional Republik Indonesia
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.


   

2#34
%5&
# 
    !" ! #$%

 
  
6%&7
68#&4
%5&
# 


   
49
:
$528:
65 #



+ 
,

 24-1;2422

 
  
$36$5
53
8 46&;
$9$;
6$#9
<
 


+ 
,

 24-1;2422


   
8$9
<8#

6=85<;
$;
66

 

*

+ 
,

 24-1;2422

 
  
$2&
 


+ 
,

 24-=;24-.


   
%5#
%5&
# 
8#
6$

6$

8
  
8969


  8969






$ 


2
## 


+ 
,
 


+ 
,




+ 
,
  -882;-.21  -.21;-./4
 -8/3;-81>

99
$ 8969


  49$9


 



+ 
,
 


+ 
,
 


+ 
,

 -./1;-.3/  -.3/;-.38  -.38;-.1=

49
839
6 
 49
6
$ 



+ 
,
 


+ 
,
 


+ 
,

 -.1=;-.1.  -.1.;-.81  -.81;-..1

49

4
 
;
$4
49
 
3 ;
$9$;
66;
69$ 49

$ 
 



+ 
,
 


+ 
,
 


+ 
,

 -..1;2442  2442;244.  24--;2422

 
  
$6%5&


   
$6%5&


8$#
&$#:&
85%#
#&:&$#


   

  ;  
 

  

 

"


"
 
 
$
  
 
 
 

 



"
  




"
 $
  

 
 "'
  
* 




;
 

 



"
 
  "
" 


""$

* 

 





"
 


;
  
* 
 
"

,

   

" '


 '

*$
 $
 *  
" 

'


 '

* 
   
" 

"
  
 

"

   
"


"
 "

 "'
  '

*
$
  "*,



* 
 

* *


 
 




*
?@
 "

 $



 


*
 

$

 *

A
5  * * $ -.2=7 < 
$
* * ""
*    

* * "
     ;   
 
  
 

 '
       "


 


 
 )* 

$

    
"

   *

 
  
 




 
 

 

   *
 
  

  * 
 

 $

5  ** $-.2=7

*
B

* 
  "
 

 + 
,
  
$
  "
    

 
   
 5 7 
 "$
 

 

 
$


* 
   "  '
 


 

  $
 "% 

 
*
   
 
$
 

 + 
,
 

" 

 

  " 


*
     %"
 
 "
  

 "
$


 


+ 
,
  "
  
"  $
    
 + 
 

* 
" + 



*



$
"


$
"

"
 ""  %


*$
 
"

"+ 


+ 
,


" 
"+ 



*  '
 " 

 "
*
"
 
 


 "
$


 *


 
; 

$
$
"
  
$
""






 , 
 *

 

*   "*

 

"
 ""
  


""




""*




 "




C
;C
"2>
*24-= 
" 
*


*

 
  



  
+ 


*    




$
 


"

 + 


*"% 


"




*  
"" 



,


"'

*'





 "

"

*
B

*
 
 "" 
 %"
 $



$ %"
'



*


* 

" ""
 * 
 

 
 

 

"  





  
5 7$
 
"

"
 


"
  
"
% "

*

*+ 


*"" 


"

 

 %

$
 "   
*

*

+ 
 

* "

 
 

 %"
  $
 "
"


 
" 
  % 
* 

* 
*  
" 
  % $
    





 '

* $
 

"  
"
 


 '

*    *


 


"'
  


 "
 $
 *    '

 ""
  "

 

$
  * 
 


 '

*   "

 "
 

 $
 * 

"
""
 "

 ) "  

* 

* $
 
 
 

 
"'
  
$

 
$
   + 
 

* 

 + 
,
   "
 * '
*

  "
  


 *

"
 "'
 
  + 
 

*   *
$

""
 

 ,  
  

 
 
 "
 

 + 
,
  $

 "
  
"" 
*
 
+ 


*   *





" "
$
 
" 
'
 
  " 
* 

* 


+ 
,
*$
  

 


      

       0


2-
 24-.

        







       

        #

9
6 
# ;
6


  

 

  
<8
#$#

!

"
0       

< 
$
*

+ 
,
     
#
"
" 
*

+ 
,
    



+ 
,
      
<
 


+ 
,
     

 

*

+ 
,
    
 


+ 
,
      :



+ 
,

 "

"

    :

"


 
 
      :

%
           :

&455&        -





'

       >
'

*

D)+

! 


  1
+'

*


0
     -4
'

*

       ->

#8
%5&
# 





0'
E
%         24
 
" 
*
      /2
+

"

        38


$
        18
&  
        .3
9"
        -4=
E %
          -28
!,


"       -=8


         -/8


%
          -8/
          -./

 
  
PENDAHULUAN

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 1


PENDAHULUAN

rsip sebagai kolektif dan jati diri bangsa perlu dilakukan penyebaranluasan

A informasi untuk setiap anak bangsa yang ingin mengetahui latar belakang
dan kondisi daerah serta masyarakat pada masa lalu. Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) sebagai Lembaga yang menyimpan dan melestarikan arsip-arsip dari
masa VOC hingga kini sangat berkewajiban melakukan diseminasi informasi ini sesuai
dengan amanah Undang-Undang nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
Penyebarluasan informasi arsip yang dilakukan melalui penulisan penelusuran citra
daerah dapat memberikan informasi yang akurat tentang sejarah perjalanan masing-
masing daerah khususnya pemerintahan daerah di seluruh Indonesia. Penulisan Citra
Daerah Kabupaten Cilacap yang pada dasarnya data-data yang digunakan adalah
melalui penelusuran arsip diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan
autentik kepada daerah tersebut. Dengan demikian sejarah daerah Kabuapten Cilacap
yang didapat dari arsip-arsip yang ada dapat dipertanggungjawabkan keakuratan dan
keotentikannya sehingga dapat dijadikan acuan atau referensi dalam pengambilan
kebijakan pimpinan daerah maupun dalam kajian-kajian ilmiah tentang daerah
tersebut.
Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah terletak diantara
108 4-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan,
0

mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa
dan 15 Kelurahan, dengan batas wilayah: sebelah selatan Samudra Indonesia; sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten
Kuningan Propinsi Jawa Barat; sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen
dan; Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi
Jawa Barat.
Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari
permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan
ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari
Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang
35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang. Sehingga Cilacap
merupakan kabupaten terluas di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayahnya sekitar
6,2% dari total wilayah Jawa Tengah.
Bagian utara adalah daerah perbukitan yang merupakan lanjutan dari Rangkaian
Bogor di Jawa Barat, dengan puncaknya Gunung Pojoktiga (1.347meter), sedangkan
bagian selatan merupakan dataran rendah. Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten
Cilacap bagian utara, timur, dan selatan. Di sebelah selatan terdapat Nusa Kambangan,
yang memiliki “Cagar Alam Nusa kambangan”. Bagian barat daya terdapat sebuah

2 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


inlet yang dikenal dengan Segara Anakan.
Sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dalam bahasa Sunda, terutama
di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Jawa Barat, seperti Dayeuhluhur,
Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung,
dikarenakan bahwa pada masa lalu wilayah kabupaten ini adalah bagian dari Kerajaan
Galuh. Ini tercatat dalam sebuah naskah kuno primer Bujangga Manik yang saat ini
disimpan pada Perpustakaan Bodleian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627.
Naskah ini menceriterakan mengenai perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang
pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau
Jawa dan Bali pada awal abad ke-16. Di zaman dulu batas Kerajaan Sunda di sebelah
timur adalah sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan
sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah Kabupaten Cilacap
Keberadaan sebuah wilayah kerajaan atau pemerintahaan seringkali diawali
dengan berbagai cerita sejarah baik itu berupa mitos legenda lisan maupun dari
artefak-artefak sejarah atau batu tulis sebagaimana kisah sejarah sebuah wilayah yang
dinamakan Cilacap yang saat ini menjadi salah satu kabupaten di provinsi Jawa tengah.
Dari berbagai sumber yang ada sejarah kabupaten Cilacap dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
A. Sejarah Masa Kerajaan
Buku Sejarah Cilacap yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap pada
tahun 1975 dapat diketahui masa pra sejarah Kabupaten Cilacap. Konon cerita rakyat
dan peninggalan tempat-tempat kramat yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat
setempat bahwa pada awalnya daerah pesisir kidul atau pantai selatan yang berada di
dekat pulau Nusa Kambangan merupakan hutan belantara dan dipenuhi rawa-rawa
dengan segala binatang buas di dalamnya tersebutlah wilayah itu dengan sebutan
“Keraton Siluman”, yang disebut juga sebagai “Keraton Noesatembini”. Keraton ini
mempunyai daerah yang amat luas dengan wilayah: membujur dari bagian timur ke
barat memutar ke utara sepanjang pantai laut serta menghadap samudera Hindia yang
saat ini wilayah keraton tersebut adalah pulau Nusakambangan. Alkisah di pulau inilah
Keraton Noesatembini sebagai tempat bermukimnya kerajaan tersebut yang dipercayai
bahwa keraton tersebut dikelilingi oleh tujuh lapis hutan bambu sekitar abad ke IV – VI
Masehi
Kerajaan yang dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Brantarara sekitar abad
ke V dimana keratonnya dipagari dengan tujuh lapis hutan bambu ini sangat tidak
memungkinkan untuk ditembus oleh musuh-musuhnya. Ratu ini konon mempunyai
paras yang amat cantik, sehingga tidak sedikit para raja yang mendengar kecantikan
serta kemolekannya ingin mempersunting sebagai permaisuri. Akan tetapi keinginan
untuk mempersunting ratu tersebut untuk menjadi permaisuri mengalami kegagalan

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 3


karena sulitnya menembus keraton yang ditutupi oleh hutan bambu tersebut. Ratu
ini juga mempunyai kesaktian yang luar biasa yang pada jamannya memerintah
mempunyai seekor kuda yang disebut “kuda sembrani”. Dengan segala kebijaksanaan
serta kehalusan budi dalam memerintah maka Ratu Brantarara itu amat dicintai oleh
segenap rakyatnya.
Menurut cerita rakyat setempat bahwa kerajaan ini letaknya dekat komplek dermaga
pelabuhan Pasir- Besi dimana dua rumpun bambu “ori” yang masih ada sampai saat
ini diyakini merupakan saksi-saksi bisu dari peninggalan benteng-benteng Keraton
Nusatembini pada jaman pra sejarah Kabupaten Cilacap yang pada jamannya terkenal
dengan sebutan “Balu Werti Pring Pitung Sap” (Benteng Bambu Lapis Tujuh). Komplek
dekat pohon trembesi yang rindang itu dahulunya adalah pusat Keraton Nusatembini.
Kekeramatan “keraton” itu oleh sementara orang dikaitkan dengan tambatan pertamina
yang tidak dapat dihubungkan dengan dermaga lainnya dan dikenal dengan dermaga
Buntung. Cerita sejarah kehancuran keraton Noesatembini ini berawal dari kedatangan
para adipati atas suruhan Raja Galuh Pakuan Pajajaran sekitar abad ke VII untuk
mendapatkan “air mata kuda sembrani” yang akan diperuntukkan guna mengobati
putri raja yang saat itu sedang menderita wabah penyakit yang melanda seluruh kerajaan
Pajajaran. Konon menurut seorang pintar bahwa wabah tersebut bisa disembuhkan
dengan mendapatkan Air Mata Kuda Sembrani yang ada di keraton Noesatembini.
Sang Rajapun mengutus Patih Harya Tilandanu yang dibantu oleh Adipati Gobog dan
Adipati Sendang dengan diikuti oleh beberapa Prajurit pilihan. Rombongan utusan
Pajajaran itu sudah bertekad bulat melaksanakan tugasnya menghadap Sang Ratu
untuk meminta apa yang disebut “Air Mata Kuda Sembrani” untuk mengobati puteri
raja dan segenap kawula yang menderita sakit di kraton Pajajaran. Perjalanan menuju
ke daerah Noesatembini ternyata tidak mudah, perjalanan itu harus melewati hutan
belantara, serta rawa-rawa yang luas. Karena sulitnya menembus keraton tersebut
maka para utusan raja bersemedi untuk mendapatkan wangsit guna dapat menembus
keraton Noesatembini tersebut. Akhirnya mereka mendapatkan bisikan agar mereka
membuat peluru-peluru emas.
Para utusan memilih satu tempat untuk mengerjakan dan membuat peluru-peluru
emas tersebut sebagai alat penghancur pagar bambu tersebut yang letaknya tidak jauh
dari keraton Noesatembini. Mereka menumpang (andon dalam bahasa Jawa) disatu
daerah selama beberapa hari serta melakukan persiapan terakhir guna mengadakan
serangan yang akhirnya nama daerah ini disebut “Donan” tempat untuk “Andon”.
Dengan peluru-peluru emas tersebut akhirnya prajurit Parahyangan bisa menembus
pagar bambu karena peluru emas yang ditembakkan tersebut menarik minat
masyarakat Noesatembini. Namun karena kesaktian Ratu Noesatembini para utusan
raja dan prajurit-prajuritnya yang dapat masuk ke dalam keraton Noesatembini tidak
dapat menangkap sang ratu dan gagal mendapat “air mata kuda sembrani”. Karena
kegagalan tersebut para utusan raja Pajajaran inipun tidak berani kembali ke Pajajaran
hingga akhirnya mereka menetap dan wafat di derah ini. Sebagaimana makam yang

4 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


hingga kini oleh sebagian masyarakat di kramatkan yang berada di wilayah desa
Tembak Reja Kecamatan Cilacap. Makam Adipati “Gobog” salah seorang dari utusan
Raja Pejajaran ketika mencari air mata kuda sembrani milik Ratu Noesatembini.
Konon karena utusan raja Pajajaran tak kunjung tiba dan beritanya pun tidak
sampai, raja pun mengutus kembali adipatinya yaitu Adipati Pusar untuk menuju
keraton Noesatembini. Namun betapa terkejutnya Adipati Gusar karena keraton yang
konon ceritanya megah dan mewah tersebut ternyata sesampai di sana adipati Gusar
hanya menemukan hutan belantara dan benteng-benteng yang terbuat dari bambu
berlapis tujuh tersebut pun tinggal hanya tonggak-tonggaknya belaka. Namun Adipati
Gusar juga tidak berani kembali ke Pajajaran akhirnya dia menetap hingga akhir
hayatnya. Dan setelah ia meninggal dunia Adipati Pusar dimakamkan disebuah tempat
yang sekarang disebut Karangsuci. Letak makam Adipati Pusar Di Karangsuci dekat
dengan Adipati Denggung. Adapun letak keraton Noesatembini menurut perkiraan
arahnya sekarang ini di komplek Pelabuhan Cilacap, tepi sebelah timur Bengawan
Donan tidak jauh dari dermaga Pertamina, dengan dermaga tambatan I pelabuhan
Cilacap I yang menurut sementara orang ditempat tersebut terdapat ruang antara dua
dermaga yang konon katanya tidak disatukan dengan dermaga yang ada sekarang.
Setiap usaha untuk menutup tempat tersebut dan dijadikan dermaga selalu gagal.
Menurut kepercayaan sebagian orang tempat tersebut sangat “wingit” karena menurut
cerita ditempat itulah bekas “Mahligai Keraton Noesatembini” dan saat ini tempat itu
disebut dermaga Buntung.
Dengan berakhirnya keraton Noesatembini akibat dari serangan utusan raja
Pajajaran yang mencari obat ”Air mata kuda sembrani” menjadikan daerah ini
terbuka bagi masyarakat luar. Kedatangan orang-orang luar ke daerah Donan--tempat
dibuatnya peluru-peluru emas waktu itu menjadikan perkampungan baru di wilayah
ini. Konon ceritanya peristiwa ini terjadi pada akhir abad ke XIV. Diantara pendatang
tersebut terdapat rombongan dari Bayumas yang dipimpin oleh Raden Ronggosengoro
utusan Adipati Mrapat menantu dari Adipati Wirasaba.
Raden Ronggosengoro kemudian menetap dan diangkat menjadi Adipatidi wilayah
Donan. Dibawah kepemimpinan Adipati Ronggosengoro daerah Donan berangsur-
angsur menjadi daerah yang makmur. Penduduknya hidup bahagia dan merasa aman.
Namun keamanan itu terusik dengan adanya ganngguan dari burung yang mereka
beri nama “Garuda Beri”. Burung ini memakan apa saja yang ditemukan tidak hanya
hewan tapi juga manusia sehingga Adipati Donan dengan segala kemampuannya
mengerahkan rakyatnya untuk membunuh garuda tersebut tetapi tidak berhasil.
Akhirnya Adipati Donan pergi ke Demak menghadap Adipati Demak karena
menurut petunjuk para nujum satu-satunya senjata yang ampuh untuk membunuh
burung Garuda Beri itu adalah pusaka yang dimiliki oleh Adipati Demak Bintoro yaitu
sebilah pisau pusaka berbentuk cis bernama Kyai “Tilam Upih”. Kedatangan Adipati
Donan ke Demak dalam rangka meminjam pusaka tersebut ternyata dikabulkan oleh
Adipati Demak tersebut.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 5


Syahdan Kerajaan Demak menugaskan santrinya yang bernama Santri Bagus
untuk mencari kerajaan Donan guna mendapatkan kembali pusaka Kyai “Tilam Upih”,
yang dipinjamkan kepada Adipati Donan. Sampailah Bagus Santri ke Kadipaten
Limbangan yang diperintah oleh Adipati Blagong yang semula menganggap kadipaten
ini adalah kadipaten Donan. Ia langsung menghadap Adipati Blagong dengan maksud
mengabdikan dirinya di Kadipaten Limbangan. Adipati Blagong menerima Bagus
Santri untuk mengabdi padanya dan meminta Bagus Santri mengikuti sayembara
yang diselenggarakan oleh Adipati Donan dengan hadiahnya akan menikahkan
putrinya kepada pemenang yang dapat membunuh burung gagak. Dengan kelihaian
dan kecerdikan Bagus Santri akhirnya dapat mengalahkan burung gagak tersebut.
Iapun mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan oleh adipati Ronggosengoro di
Kadipaten Donan. Namun hadiah itu tetap ia serahkan kepada Adipati Blagong dan
Bagus Santri (Sanntri Undig) pun melanjutkan perjalannya dalam mensyiarkan agama
Islam ke daerah-daerah selatan dimana sampai saat ini ada sebuah tempat yang berupa
martabatan/petilasan Santri Undig menunaikan Ibadah Sembahyang sebelum melawan
garuda Beri hingga saat ini tempat ini masih dikeramatkan orang. Sebagian orang juga
menganggap tempat tersebut adalah makam Santri Undig letaknya diujung jalan Daun
Lumbung/Veteran Cilacap, dekat pantai.
Kadipaten Donan yang konon setelah burung Garuda Beri mati oleh Bagus Santri
dengan sebilah cis Tilam Upih, Adipati Ronggosengoro selalu menantikan kedatangan
Bagus Santri. Dengan matinya Garuda Beri keadaan Kadipaten Donan menjadi tenang
kembali, bukan saja sang Adipati yang menantikan kedatangan Bagus Santri tetapi juga
seluruh rakyat Donan. Dan suatu hari Adipati Ronggosengoro teringat akan cis Tilam
Upih yang dipenjamkan kepada Bagus Santri belum dikembalikan, diapun pergi mencari
Bagus Santri yang kemudian disusul oleh permasuri karena adipati Ronggosengoro
tak kunjung kembali ke kadipaten Donan. Karena Adipati Ronggosengoro tak kunjung
kembali akhirnya Kadipaten Donan semakin lama makin sepi karena masyarakatnya
juga berangsur-angsur meninggalkan daerah Donan tersebut.
Penelusuran sejarah masa Kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram
Hindu (tahun 600 – 700 an) sampai dengan Kerajaan Surakarta sekitar abad 13 dan
14. Pada masa akhir Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten
Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur
dan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Daerah Kadipaten Majenang atau yang lebih dikenal
dengan Kadipaten Dajeuhluhur diperintah oleh seorang adipati yang bernama Raden
Aria Gagak Ngampar atau Banyakngampar seorang putra dari Prabu Linggawesi
Rahiang Dewa Niskala dari kerajaan Pakuan Parahyangan yang memerintah sekitar
tahun 1467 -1474. Raden Aria Gagakngampar mempunyai dua putra yang kemudian
menggantikannya bernama Kihadek Tjiluhur bernama Ngabehi Arsagati. Secara
turun temurun memerintah Kadipaten Dajeuhluhur ini sebagai Adipati atau bupati
terakhir adalah putra Kyai Ngabehi Wiradika -II yang kemudian bergelar Raden
Tumenggung Prawiranegara yang memerintah Kadipaten Dajeuhluhur sampai tahun

6 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


1831 (1478 – 1831) dan konon Kadipaten ini tidak masuk dalam wilayah Banyumas
tetapi mempunyai jalur hubungan langsung dengan Kasunanan Surakarta. Menurut
Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran jatuh setelah diserang oleh
kerajaan Islam banten, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan
kepada Kerajaan Cirebon pada tahun 1579 . Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-
bakal Kabupaten Cilacap disebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang
dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh
Panembahan Senopati pada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten
Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada
Kerajaan Mataram. Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke
Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon. Menurut catatan harian
Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi
terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama
daerah yang dilalui dalam catatan tersebut adalah daerah cikal-bakal Kabupaten
Cilacap yaitu Dayeuhluhur dan Limbangan. Pada saat itu wilayah ini menjadi salah
satu wilayah di bawah kasunanan Surakarta.
B. Sejarah Masa VOC dan Kolonial Hindia Belanda
Sebagaimana dikisahkan di atas pada masa VOC (Vereenigde Oostindische
Compagnie 1602-1799) Cilacap yang saat itu disebut sebagai Kadipaten Dajeuhluhur
sebelum dibawah kekuasaan Hindia Belanda telah memiliki tujuh kali Bupati secara
turun temurun hingga akhirnya pada tahun 1831 tunduk kepada pemerintahan Hindia
Belanda dan sejak saat itu daerah ini menjadi salah satu distrik yang berada dibawa
Karesiden Banyumas.
Setelah berakhir perang Diponegoro tahun 1830, daerah Banyumas dan Bagelen
(Kedu) dinyatakan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memisahkan diri dari
Kasunanan Surakarta dan berada dibawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1831. Daerah Banyumas kemudian dijadikan daerah Karesidenan (residensi)
sejak tahun 1831 sesudah Jenderal De Kock mengadakan suatu pertemuan di Sokaraja
untuk menetapkan adanya pemerintahan Hindia Belanda di daerah Karesidenan
Banyumas. Untuk itu dibentuklah susunan pemerintahan yaitu: Residen dan Asisten
Residen, mendampingi para adipati. Sebagaimana pada masa kerajaan daerah-daerah
ini dipimpin oleh Adipati. Dan Karesiden Banyumas ini membawahi lima kabupaten
yaitu: Ajibarang, Purbalingga, Purwakarta, Banjar negara dan Majenang.
Pada masa kolonial Cilacap merupakan Kecamatan atau Onder Distrik dari daerah
Karesidenan Banyumas yang didirikan pada tahun 1831 oleh pemerintahan kolonial
Hindia Belanda. Pembentukan Onder Distrik Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy
bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1,
memutuskan :

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 7


“Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan
Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sembari menunggu usul
organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten
Residen di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap”.
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan
oleh residen Purwokerto dan residen Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni
1841 Nomor 10 ditetapkan :”Regentschap” Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten
Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu : afdeling Cilacap dengan
ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan kepala Bestuur Eropa Asisten
Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian
Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap sejajar dengan Patih Kepala
Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto
dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing
dengan Regentschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja. Adapun batas Distrik Adiraja
yang bersama Regentschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap
menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai
berikut :
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari
sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung
Gumelem (Igir Melayat). Ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas
menuju ke laut. Kearah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai
cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada Kawedanan Kroya, karena
waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub bagian Distrik
Adiraja dan sebagai bagian dari Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder
Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang. Dan
sudah menjadi bagian dari system pemerintahan Hindia Belanda bahwa setiap masa
akhir jabatan seorang kepala daerah yang disebut residen harus melaporkan situasi
kondisi wilayahnya dalam sebuah buku laporan yang disebut Memori Serah Jabatan
(MVO). Dalam buku MVO ini dapat diketahui kondisi geografis dan sosial budaya
suatu daerah seperti : transportasi, pengairan, pertanian, perkebunan, pelabuhan,
kesehatan rakyat dan lain-lain. Kabupaten Cilacap yang pada masa pemerintahan
Hindia Belanda merupakan bagian dari Karesidenan Banyumas. Dalam laporan serah
terima jabatan (MVO 1925-1938) tercatat bahwa pada masa kolonial, transportasi dari
Banyumas ke Cilacap menggunakan trem dari Meluwung – ke Majenang. Trem tersebut
dibangun oleh pabrik gula Majenang untuk keperluan pengangkutan hasil-hasil pabrik
tersebut yang akhirnya dipakai juga untuk transportasi masyarakat (MVO hal.XCIV).
Dari MVO dapat diketahui pula mengenai peristiwa menarik dan penting yang pernah
terjadi di Cilacap yaitu diadakannya Konferensi Pejabat -pejabat Pemerintah yang

8 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


kompeten pada tanggal 8 April 1926 yang dihadiri oleh pejabat pejabat pemerintahan
Eropa, Pribumi, kontrolir, pajak tanah dan kepala dinas topografi. Salah satu tujuan
dari konferensi ini adalah menyelesaikan masalah tanah di Cilacap Barat yang sudah
dibuka oleh penduduk selama bertahun-tahun dan sudah diajukan ke pemerintah sejak
tahun 1923 oleh residen Banyumas.
Pada tahun 1927, Direktur Pemerintahan Dalam Negeri memberikan keputusan
bahwa hasil tanah yang harus dicadangkan untuk pemerintah yang diperlukan oleh
dinas kehutanan, batas-batasnya harus ditetapkan dengan jelas. Tanah pertanian seluas
4.220 bau (kurang lebih 4000 Ha) akan digabungkan pada tanah cadangan untuk hutan
tersebut. Sementara itu, tanah-tanah petani yang akan dipakai oleh dinas kehutanan
mendapat ganti rugi berupa tanah yang luasnya 2.621 bau (2200 Ha) yang diambil dari
tanah pemerintah yang masih bebas seluas 46 bau (40 Ha). Selain itu, para petani juga
diberikan ganti rugi berupa uang, dengan jumlah f. 15.000,-. Ini merupakan laporan
oleh pemerintah setempat kepada gubernur jenderal, sehingga setiap aktifitas dan
kegiatan para pimpinan daerah dimasa itu tercatat ke pusat.
Pada masa residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah
Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal
Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt
pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal
5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu
permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi besture
pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya
memerlukan persetujuan kerajaan Belanda. Setelah menerima surat rahasia Menteri
Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21
Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan
menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Berikut daftar Nama bupati Cilacap pada masa kolonial:
1. R. Tumenggung Tjakra werdana II (1858-1873)
2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
Menurut catatan-catatan arsip perkembangan dan pertumbuhan kota Cilacap
menjadi sebuah kota kabupaten dimasa Belanda sebagai akibat dari wilayah ini
mempunyai posisi yang unik. Unik karena pantai Cilacap terlindungi oleh pulau yang
diberi nama pulau Nusa Kambangan. Terlindungi dari ganasnya angin dan ombak
samudera Hindia. Dan juga wilayah ini terletak tepat di antara kerajaan Mataram
(Jawa) yang bersuku Jawa dan kerajaan Galuh yang bersuku Sunda. Dalam arti Cilacap
berada di daerah “pinggiran” baik dari kerajaan Mataram maupun kerajan Galuh.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 9


Sebagaimana Prof. Susanto Zuhdi dalam bukunya: “Cilacap (1830-1942) : Bangkit
dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa”, mengupas tuntas tentang keberadaan Cilacap
tidak hanya mengenai pelabuhannya saja tetapi juga menyangkut masyarakat ekonomi
politik dan budaya. Dari penelitian tersebut diketahuilah bahwa perkembangan wilayah
Cilacap sebagai kota pelabuhan saat itu dari sebuah wilayah yang tidak diperhitungkan
menjadi sebuah kota pelabuhan yang tidak kalah penting dengan pelabuhan pelabuhan
lain yang ada di Jawa saat itu.
Hal ini sebenarnya dapat terjadi sebagai akibat dari sistem kerja tanam paksa
dimana komoditas ekspor dari daerah pedalaman yang subur dapat didistribusikan
ke daerah-daerah lain di Jawa dan luar Jawa melalui pelabuhan yang ada di pantai
selatan yang tidak jauh dari pulau Nusa Kambangan dimana penduduknya sangat
ketergantungan dengan barang impor. Kegiatan ekspor-impor inilah yang pada
akhirnya memicu proses berdirinya kota Cilacap sebagai kota pelabuhan. Meskipun
pada dasarnya proses pembentukan kabupaten Cilacap di bawah pemerintah Hindia
Belanda memerlukan waktu cukup lama yaitu 17 tahun (1839 – 1856).
Sebagaimana catatan di atas bahwa sejak tanggal 22 Agustus 1831 pemerintahan
Hindia Belanda menjadikan Banyumas sebagai daerah Karesidenan dengan mengangkat
seorang residen yang bernama G.De. Seriere untuk mendampingi para bupati dan
menetapkan Raden Tumenggung Tjakranegara III sebagai Bupati serta dihapuskannya
Kadipaten Dajeuhluhur dan mulai membuka wilayah ini seluas-luasnya kepada para
pendatang. Untuk membuka hutan Donan yang merupakan cikal bakal kota Cilacap
Pemerintah Hindia Belanda mengutus Raden Bei Tjakradimedja, putra dari Raden
Tumenggung Tjakrawedana I, Bupati kesepuhan Banyumas. Daerah hutan Donan
merupakan wilayah yang sulit dijangkau karena hutan yang liar dan dihuni binatang
buas serta rawa yang mengelilingi wilayah itu membuat sulit untuk dijangkau manusia
dipesisir kidul dekat pulau Nusakambangan.
Sejak awal dibukanya daerah Donan menjadi sebutan Tlacap, saat itu juga
pemerintah Hindia Belanda telah mengirimkan orang-orang yang sifatnya buangan
(hukuman) ke Tlacap yang dijadikan untuk membantu pembukaan daerah hutan
Tlacap. Awal dari pembuangan itu dimulai dengan membangun sebuah “rumah boei”,
yang letaknya dekat pantai Timur kota Tlacap. Orang-orang buangan ini berasal dari
seluruh nusantara. Dan akhir tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda telah memilih
pulau Nusakambangan untuk dijadikan tempat pembuangan para penjahat dari
berbagai tempat. Sejak saat itu beberapa rumah tahanan dibangun di pulau ini.
C. Sejarah Masa Pendudukan Jepang
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 yang berawal
pada Mei 1940 Belanda diduduki oleh Nazi Jerman sebagai awal dari perang dunia ke
II. Sebagaimana Prof. Susanto Zuhdi dalam bukunya halaman 167 menjelaskan bahwa
awal kejatuhan Belanda ini adanya depresi ekonomi besar-besaran yang melanda
seluruh dunia atau zaman malaise yang terjadi pada tahun 1930-an, sehingga membuat

10 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


perekonomian Hindia Belanda terpuruk dan membuat penghematan anggaran secara
besar-besaran. Imbasnya, bujet untuk pertahanan pun ikut dipangkas. Namun ancaman
Jepang yang mulai menyerang ke berbagai wilayah di Asia membuat pemerintah Hindia
Belanda tidak tinggal diam. “Ketika ancaman Jepang sudah tidak lagi ditafsirkan
sebagai kepentingan bisnis belaka, melainkan ekspansi teritorial, pemerintah Hindia
Belanda segera membenahi diri untuk urusan-urusan pertahanan. Dan pada saat ini
jugalah Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun 1941. Di
bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan
revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan
Jepang pada Maret 1942. Nino Oktorino dalam bukunya Di Bawah Matahari Terbit:
Sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia 1941-45 (2016), menyebut Cilacap sebagai
satu-satunya pelabuhan yang baik di pantai selatan Jawa. Ia menambahkan bahwa
apabila Laut Jawa di sebelah utara terancam oleh kekuatan musuh, Cilacap merupakan
pintu gerbang bagi pulau Jawa untuk berhubungan dengan dunia luar, khususnya
Australia.
Jauh sebelum diperuntukkan sebagai “pintu belakang” untuk melarikan diri
dari gempuran balatentara Jepang, sebenarnya pelabuhan Cilacap ini telah dijadikan
pelabuhan pertahanan oleh pemerintah Hindia Belanda. Dalam Cilacap 1830-1942:
Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa (2002), Susanto Zuhdi menerangkan
bahwa setelah runtuh, pemerintah Hindia Belanda mulai serius memperhatikan Cilacap
sejak tahun 1830. Mulai tanggal 4 Desember tahun tersebut, mereka menetapkan
pos Nusa Kambangan masuk sebagai garnisun kecil di pulau Jawa. “Untuk itu
ditempatkanlah seorang letnan, dua sersan dan dua orang kopral Eropa, ditambah dua
sersan, dua kopral, satu penabuh tambur, dan 53 prajurit bersenjata senapan”.
Prediksi atas agresifnya pasukan Jepang adalah serangan-serangan terhadap
pantai utara Jawa yang akan melumpuhkan nadi perniagaan. Jika hal itu terjadi,
maka pusat perdagangan di perairan laut Jawa dan Sumatera akan dipindahkan
ke Cilacap. Menyikapi hal tersebut, maka Pelabuhan Cilacap kembali mendapat
perhatian lebih dari pemerintah Hindia Belanda terlebih pada Mei 1940, saat Belanda
diduduki Jerman, situasi semakin genting. Pada saat itulah pemerintah Hindia
Belanda memutuskan untuk memperluas kemampuan Pelabuhan Cilacap, baik untuk
perniagaan maupun untuk kebutuhan militer. “Jika Laut Jawa diblokade musuh, maka
Cilacap dan beberapa pelabuhan kecil lainnya di pantai selatan Jawa, seperti Pelabuhan
Ratu (Wijnkoopsbaai), Genteng, Cilaut Eureun, Parigi Pacitan, Teluk Parigi, dan Teluk
Popoh diharapkan dapat digunakan,” jelas Susanto Zuhdi dalam bukunya (hlm. 170).
Sementara Nino Oktorino dalam bukunya, Di Bawah Matahari Terbit: Sejarah
Pendudukan Jepang di Indonesia 1941-45 (2016), menerangkan bahwa strategi
menjadikan Jawa sebagai pertahanan terakhir dan Cilacap sebagai salah
satunya, terpaksa mengorbankan pulau-pulau lain beserta kota-kotanya.
Nino menambahkan bahwa tujuan dari strategi tersebut adalah supaya
mereka dapat menghadapi balatentara Jepang yang menyerang pulau

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 11


Jawa. Untuk memperlambat gerak pasukan Negeri Matahari Terbit
tersebut, dibebankan kepada pasukan KNIL yang bertugas di luar Jawa.
“Apabila pasukan Jepang yang ada di Jawa sudah dihancurkan, pasukan
KNIL, dengan bala bantuan dan armada laut sekutu, akan merebut kembali
pulau-pulau lain yang telah dikuasai musuh. Ini merupakan grand strategy
pasukan Belanda. Akan tetapi, seiring dengan hancurnya armada laut
Sekutu di Laut Jawa maka strategi Belanda tersebut berantakan,” tulisnya.
Jepang kemudian tiba di Jawa. Mereka mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan,
dan Kragan. Satu divisi yang mendarat di Kragan kemudian dipecah, sebagian
menuju Surabaya dan lanjut ke Malang, satu lagi menuju Cilacap. Selama tiga hari
Cilacap dibombardir pesawat Jepang sebelum akhirnya Belanda menyerah. “Rencana
menjadikan Cilacap sebagai pintu belakang untuk tujuan evakuasi ternyata tidak
sepenuhnya berhasil,” jelas Susanto Zuhdi dalam bukunya.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara
di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-
Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna
mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang
sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera
sebagai sumber minyak utama. Organisasi yang diprakarsai oleh Jepang yaitu:

Pembela Tanah Air (Peta)


Gakukotai (laskar pelajar)
Heiho (barisan cadangan prajurit)
Seinendan (barisan pemuda)
Fujinkai (barisan wanita)
Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Jawa Hokokai
Keibodan (barisan pembantu polisi)
Jibakutai (pasukan berani mati)
Kempetai (barisan polisi rahasia)
Berbagai tindakan nyata yang dilakukan Jepang saat pendudukannya di Nusantara
berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti:
1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler
dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi
kepada Jepang.
2. Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan
terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat
dan perusahaan).
3. Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri
dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi.

12 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah
yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan
dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda
menjadi 3 daerah pemerintahan militer: a.Daerah bagian tengah meliputi Jawa
dan Madura dikuasai oleh tentara ke-enambelas dengan kantor pusat di Batavia
(Jakarta). b.Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di
Buki‹inggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima. c.Daerah bagian Timur
meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya dibawah
kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
D. Sejarah Masa Republik
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan
Ibukotanya Kota Cilacap sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi
Jawa Tengah (Berita Negara RI tanggal 8 Agustus 1950); dan luas wilayahnya 2385
kilometer persegi atau sekitar 6,2% dari total wilayah Jawa Tengah dan jumlah
penduduknya sekitar 1.662 juta jiwa. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Brebes dan Kabupaten Banyumas di utara, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten
Kebumen di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
dan Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) di sebelah Barat. Karena berbatasan. langsung
dengan Provinsi Jawa Barat, Cilacap merupakan daerah pertemuan dua budaya yaitu
Jawa Banyumasan dengan budaya Sunda (Priangan Timur).
Secara geografis kabupaten Cilacap bagian utara adalah daerah perbukitan yang
merupakan lanjutan dari Rangkaian Bogor di Jawa Barat, dengan puncaknya Gunung
Pojok tiga (1.347meter), sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah.
Kawasan hutan menutupi lahan Kabupaten Cilacap bagian utara, timur, dan selatan.
Di sebelah selatan terdapat Nusa Kambangan, yang memiliki “Cagar Alam Nusa
kambangan”. Nusa Kambangan, sebuah pulau yang tertutup dan terdapat lembaga
pemasyarakatan Kelas I. Ada beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I yang
masih aktif antara lain: LP Permisan, LP Kembangkuning, LP Batu, dan LP Besi. Bagian
barat daya terdapat sebuah inlet yang dikenal dengan Segara Anakan. Ibukota kabupaten
Cilacap berada di tepi pantai Samudra Hindia, dan wilayahnya juga meliputi bagian
timur Pulau Nusa Kambangan.
Sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dalam bahasa Sunda, terutama
di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Jawa Barat, seperti Dayeuhluhur,
Wanareja, Kedungreja, Patimuan, Majenang, Cimanggu, dan Karangpucung,
dikarenakan bahwa pada masa lalu wilayah kabupaten ini adalah bagian dari Kerajaan
Galuh. Ini tercatat dalam sebuah naskah kuno primer Bujangga Manik yang
saat ini disimpan pada Perpustakaan Bodleian, Oxford University, Inggris sejak
tahun 1627. Naskah ini menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang
pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau
Jawa dan Bali pada awal abad ke-16. Di zaman dulu batas Kerajaan Sunda di sebelah

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 13


timur adalah sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan
sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Desa-desa tersebar di 24 kecamatan, sedangkan kelurahan
ada di 3 kecamatan eks Kota Administratip Cilacap. Kecamatan-kecamatan tersebut
adalah;

Dayeuhluhur
Wanareja
Majenang
Cimanggu
Karangpucung
Sidareja
Gandrungmangu
Kedungreja
Patimuan
Cipari
Bantarsari
Kawunganten
Jeruklegi
Kesugihan
Maos
Sampang
Kroya
Adipala
Binangun
Nusawungu
Kampung Laut
Cilacap Utara
Cilacap Tengah
Cilacap Selatan
Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Cilacap
adalah: Sidareja, Majenang, Karangpucung, dan Kroya. Majenang dan Sidareja
menjadi pusat pertumbuhan kabupaten Cilacap di bagian Barat sedangkan Kroya dan
Sampang menjadi pusat pertumbuhan di Bagian Timur. Pertanian merupakan sektor
utama perekonomian di Kabupaten Cilacap. Subsektor nelayan digeluti sebagian besar
penduduk yang tinggal di pesisir pantai selatan. Cilacap adalah satu dari tiga kawasan
industri utama di Jawa Tengah (selain Semarang dan Surakarta). Sektor perikanan laut
masih harus banyak digali dan dimaksimalkan. Potensinya yang begitu besar masih

14 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


belum banyak tersentuh. Ada 7 industri besar di Cilacap yaitu:

Pertamina Renery Unit IV


Pabrik Semen HOLCIM Indonesia Pabrik Cilacap
Pabrik Gula Ranasi, PT.Dharmapala Usaha Sukses
Pabrik Tepung Panganmas Inti Persada
PLTU Karangkandri
PLTU Buton
Pengolahan Ikan PT Juifa Internasional
Dengan digalakkannya investasi, diharapkan banyak investor yang berkeinginan
untuk menanamkan modalnya di Cilacap. Infrastruktur yang ada diharapkan lebih
dapat ditingkatkan untuk mendukung program investasi tersebut. Di samping itu
di Kota Cilacap sendiri telah tersedia Kawasan Industri yang terletak di Kelurahan
Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah. Di kawasan ini masih tersedia lahan yang
dapat dikembangkan untuk industri. Beberapa kawasan juga telah disiapkan untuk
pengembangan Kawasan Industri Baru seperti di Desa Bunton Kec. Adipala dan di Desa
Karangkandri Kec. Kesugihan. Menurut penelitian yang pernah dilakukan, industri
di Cilacap banyak yang bersifat footloose, sehingga kurang memberikan dampak yang
berarti bagi kesejahteraan penduduk di Kabupaten Cilacap sendiri.
Pekerja migran dari kabupaten Cilacap juga menyumbangkan banyak devisa,
terutama karena kiriman uang mereka (remitan) ke daerah asal. Buruh migran
tersebut berasal dari seluruh kecamatan yang ada. Untuk saat ini kencenderungan
buruh migran menuju ke Asia Timur, tidak lagi ke Malaysia, Singapura atau Brunei
Darussalam. Beberapa negara asia timur yang dijadikan tujuan adalah Korea Selatan,
Hongkong dan Taiwan. Dan trend saat ini menunjukan peningkatan buruh migran ke
Timur Tengah. Apabila dicermati, remitan dan devisa dari buruh migran tersebut (TKI/
TKW) merupakan potensi ekonomi yang besar. Sebenarnya pemerintah daerah perlu
mempersiapkan sumberdaya yang memadai agar pekerja migran dari Cilacap lebih
banyak mengisi sektor formal di luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa remitan
yang dikirimkan merupakan salah satu penggerak perekonomian di sebagian wilayah
Kabupaten Cilacap. Untuk memperlancar keperluan tersebut, pemerintah pusat
membangun Kantor Imigrasi dan perlunya penanganan TKI yang lebih profesional
dan manusiawi, sehingga julukan sebagai pahlawan devisa benar-benar merupakan
penghargaan yang serius.
Untuk kecamatan Dayeuhluhur dan Wanareja, kecenderungan migrasi tenaga
kerja masih mengarah di kota-kota besar di Jawa Barat dan Jakarta (migrasi internal).
Terutama untuk tenaga kerja laki-laki berangkat pada saat di desa sedang tidak ada
pekerjaan di sektor pertanian. Buruh migran tersebut seringkali hanya sebagai buruh
migran musiman. Di samping sektor pertanian, pendapatan Domestik Regional Brutto
(PDRB) Kabupaten Cilacap terutama diperoleh dari Sektor Industri, Gas, Listrik, dan
Air Minum.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 15


Kabupaten Cilacap tercatat memiliki beberapa objek wisata yang kerap
dikunjungi, baik oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Dari sisi budaya,
setiap tahun Kabupaten Cilacap menyelenggarakan ritual Sedekah Laut yang diikuti
oleh ribuan nelayan setempat, dan dihadiri oleh ratusan ribu orang dari berbagai
daerah di Indonesia. Sedekah Laut ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cilacap. Selain Sedekah laut, kesenian daerah
yang berkembang di daerah ini adalah Calung Banyumasan dan Ebeg (semacam
Kuda Kepang di Kabupaten Magelang).
Adapun objek wisata Kabupaten Cilacap yang dapat dikunjungi adalah:

Hutan Payau
Pantai Teluk Penyu
Benteng Pendhem
Gunung Srandil
Pantai Widara Payung
Pantai Ketapang Indah
Selok
Pantai karang pakis di kec nusawungu berbatasan dengan Binangun
Pantai cemara sewudesa jetis Kecamatan Nusawungu
Nusakambangan
Pantai Karang Pandan
Pantai Pasir Putih
Pantai Karang Bolong
Pantai Selok Pipo
Pantai Rancah Babakan
Pantai Jetis
Lomanis
Curug Mandala
Curug Cimandawai
Salah satu wisata pegunungan di kabupaten Cilacap yang paling terkenal dan
banyak diminati adalah lokawisata “curug mandala”, yang terletak di Desa Mandala
Kecamatan Jeruklegi. Bagi penggemar wisata kuliner, Cilacap mempunyai makanan
khas yang cukup terkenal, di antaranya tempe mendoan Cilacap, tahu masak,
lotek (sejenis pecel), dan tahu brontak dan tentu saja olahan seafood. Apabila anda
berkunjung ke pantai teluk penyu, misalnya, anda dapat mencicipi hidangan laut
yang tidak kalah lezatnya dengan hidangn sejenis di pusat-pusat wisata kuliner
lainnya di Indonesia. Ikan Bakar, Kepiting, Rajungan, Udang dan berbagai jenis
hidangan laut dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau, tidak perlu merogoh
kocek dalam-dalam. Sambil menikmati semilir angin laut di sore atau terang bulan

16 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


di waktu purnama, hidangan sea food akan terasa lebih nikmat, atau kalau matahari
masih bersinar pulau Nusa Kambangan dapat dinikmati dari dekat.
Kabupaten Cilacap memiliki sarana transportasi cukup lengkap, karena
infrastruktur jalannya meliputi jalan darat (kereta api dan mobil/motor), laut
(kapal), dan udara (pesawat terbang). Kabupaten Cilacap dilalui jalan negara
lintas selatan Pulau Jawa, yakni jalur Bandung-Yogyakarta-Surabaya.Jalur kereta
api juga melintasi wilayah kabupaten ini. Stasiun Kroya adalah stasiun yang
terbesar di Kabupaten Cilacap. Di sini bertemu dua jalur kereta, dari Bandung dan
dari Cirebon, menuju Yogyakarta/Surabaya Gubeng. Di samping melayani
transportasi penumpang, jalur kereta api ini juga melayani pergerakan barang baik
itu semen, pupuk, BBM, dan produk industri lainnya.
Transportasi angkutan darat dilayani oleh Jalan Nasional (Rute 3), “Jalan
Provinsi”, “Jalan Kabupaten” dan “Jalan poros desa”. Total panjang jalan di
Kabupaten Cilacap lebih dari 2.000 km. Jalan Nasional dan Jalan Provinsi sebagaian
besar dalam kondisi cukup baik dan baik. Di beberapa bagian ruas jalan nasional
mengalami kerusakan ringan, sedang, sampai kerusakan berat, terutama jalan dari
Kesugihan menuju Kota Cilacap. Jalur jalan Cilacap-Wangon via Jeruklegi juga
mengalami kerusakan.
Cilacap memiliki sebuah lapangan terbang perintis Tunggul Wulung, yang
melayani penerbangan komersial dengan rute penerbangan Cilacap—Jakarta 3
kali pulang pergi dalam sehari oleh maskapai Susi Air. Jadwal pemberangkatan
dari Cilacap setiap pukul 07:20 WIB, 13:00 WIB dan 15:50 WIB. Sedangkan
pemberangkatan dari Jakarta setiap pukul 06:00 WIB, 11:40 WIB dan 14:30 WIB .
Penerbangan dari Cilacap ke Jakarta ditempuh dalam waktu 1 jam 10 menit
menggunakan pesawat Cessna 208B Grand Caravan dengan kapasitas angkut
penumpang 12 orang.
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap merupakan pelabuhan terbesar di
pantai selatan Pulau Jawa. Ada 13 tempat pelelangan ikan di Cilacap, selain PPRC
tersebut. Pelabuhan Tanjung Intan adalah pelabuhan ekspor-impor terutama untuk
komoditas pertanian. Beberapa perusahaan besar memiliki pelabuhan khusus
tersendiri, seperti Pelabuhan Minyak Pertamina RU IV, pelabuhan Semen milik
Holcim, dll.
Teminal bus Cilacap sebagai titik pelayanan transportasi antar kota melayani
angkutan jurusan Yogyakarta, Bandung, Purwekerto, Sidareja dan Pangandaran.
Rute antar kota antar provinsi menggunakan bus besar mulai kelas ekonomi, bisnis
sampai eksekutif. Untuk tujuan dalam provinsi ditambah rute ke Pangandaran
digunakan bus kecil ukuran tiga per empat dan semuanya berkelas ekonomi. Moda
angkutan lain untuk tujuan Jakarta, Semarang dan Yogyakarta adalah travel, baik
yang resmi maupun gelap atau carteran.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 17


Kabupaten Cilacap juga mempunyai tim sepak bola, dengan nama PSCS
Cilacap yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Cilacap dan Sekitarnya.
Tim ini pada periode 2012/2013 menjalani kompetisi pertandingan di divisi Utama Liga
Indonesia. Berada di grup 2 yang disebut grup “neraka” karena di grup itu terdapat
klub-klub papan atas di antaranya PSIS dan Persitara. Setelah berhasil menjadi juara
grup 2, PSCS masuk ke babak 12 besar Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2013.
Selanjutnya sejarah tentang Kabupaten Cilacap dapat kita baca dari data-data arsip
yang akan kita paparkan di Bab II buku citra daerah ini.

18 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


CITRA KABUPATEN CILACAP
DALAM ARSIP

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 19


Geografis

20 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kabupaten Cilacap merupakan wilayah yang strategis dengan
garis pantai yang cukup Panjang yang berbatasan langsung dengan
Samudra Indonesia di sebelah selatan, Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat di
sebelah utara, Kabupaten Kebumen di sebelah timur dan Kabupaten
Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat di sebelah barat. Cilacap
mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24
Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah
Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan
laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan
ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur
152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan
dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap
Selatan ke Kecamatan Sampang.
Garis pantai yang cukup Panjang dan strategis inilah membuat
pemerintahan Hindia Belanda tertarik mendirikan pelabuhan di
wilayah ini sebagaimana arsip-arsip yang ada seperti: Hydrographic
map of the mouth of the Tjilatjap harbor map. Grapic scale. Cilacap-
Banyumas residency-Central Java. Sumber: ANRI, DE HAAN_L 24
dan Peta hidrografi muara pelabuhan Cilacap, Kabupaten Cilacap
Banyumas Jawa Tengah. Sumber: ANRI, DE HAAN_L 24. Topografi
Kedoeng Banteng, Tritih, Afd. Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899 Sumber:
ANRI, Kartografi Indonesia 787. Topografi Kesoegihan, Kalisaboek,
Afdeling Tjilatjap, Residen Banjoemas, 1899 Sumber: ANRI. Kartografi
Indonesia 788 Topografi Tjilatjap, Afdeling Tjilatjap, Res. Banjoemas,
1899. Sumber: ANRI, Kartografi Indonesia dan beberapa arsip geografis
lainnya yang menunjukkan keadaan geografis kabupaten Cilacap.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 21


Peta Nusakambangan, 1698
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

22 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Segara Anakan , 1809
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 23


Laporan singkat tentang sungai Serayu di Residensi
Banyumas dan wilayah Cilacap, 1831
Sumber: ANRI, Banjoemas No 20

24 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Penjelasan terkait perairan di Cilacap menyatakan bahwa pemerintah telah
membuka jalur selatan Jawa untuk berlayar dari sungai Serayu ke Cilacap, 1831
Sumber: ANRI, Banjoemas No 20

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 25


Peta hidrografi muara pelabuhan Cilacap, Kabupaten Cilacap
Banyumas Jawa Tengah.
Sumber: ANRI, DE HAAN_L 24

26 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 27
Topografi Kedoeng Banteng, Tritih, Afd. Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899
Sumber: ANRI, Kartografi Indonesia 787

28 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Topografi Kesoegihan, Kalisaboek, Afdeling Tjilatjap, Residen Banjoemas, 1899
Sumber: ANRI, Kartografi Indonesia 788

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 29


Topografi Tjilatjap, Afdeling Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899
Sumber: ANRI, Kartografi Indonesia 789

30 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Topografi Menganti, Boeton, District Tjilatjap dan Adiredja,
Afdeeling Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899
Sumber: ANRI, Kartografi Indonesia 790

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 31


Danau Cidonan, Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 34-76

32 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 33
Pantai di Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT JAWA TENGAH 34-66

34 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Topografi Daerah District Sidaredja, Regency Banjoemas, 1943
Sumber: ANRI, Topografi TNI AD-551

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 35


Peta Topografi Daerah Pemukiman Karangpoetjoeng, District Sidaredja,
Regency Tjilatjap, Residency Banjoemas, 1944
Sumber: ANRI, Topografi TNI AD-586

36 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Topografi Daerah Pemukiman Kawoenganten, Regency Tjilatjap, 1944
Sumber: ANRI, Topografi TNI AD-588

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 37


38 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Peta Kota Cilacap Jawa Tengah.
Edisi II, Januari 1946.
Sumber : ANRI, Peta Indonesia
No. 1308/43-XL III/ 1963

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 39


Peta Desa Adipala Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/501/CCP/AP/10V

40 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Desa Binangun Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/BG/10

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 41


Peta Desa Kawunganten Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KA/3

42 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Desa Kesugihan Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KH/1

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 43


Peta Desa Kedungreja Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KR/5

44 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Peta Desa Nusawungu Sensus Penduduk, 1970
Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/NW/11

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 45


Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999
Sumber : ANRI, Bakosurtanal 250

46 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999
Sumber : ANRI, Bakosurtanal 251

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 47


Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999
Sumber : ANRI, Bakosurtanal 254

48 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999
Sumber : ANRI, Bakosurtanal 280

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 49


Segara Anakan
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan
dan Arsip Kabupaten Cilacap

50 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 51
Politik dan Pemerintahan

52 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Proses terjadinya Kabupaten Cilacap memakan waktu hingga 17 tahun.
Dimana sejarah terbentuknya wilayah Cilacap ini yaitu bergabungnya
Regentschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja menjadi Onder Regentschap
Cilacap yang menjadi bagian dari karesidenan Banyumas sejak tanggal
22 Agustus 1831 dengan mengangkat seorang residen yang bernama
G.De. Seriere untuk mendampingi para bupati dan menetapkan Raden
Tumenggung Tjakranegara III sebagai Bupati serta dihapuskannya
Kadipaten Dajeuhluhur dan mulai membuka wilayah ini seluas-luasnya
kepada para pendatang. Setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial
Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal
21 Maret 1856 Nomor 21 maka Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan
menjadi Regentschap (Kabupaten) Cilacap (Sumber ANRI BT 21 Maret
1956 No. 21).
Wilayah ini telah menjadi pusat perhatian juga bagi Belanda
yaitu dengan diadakan Konferensi Pejabat -pejabat Pemerintah yang
Kompeten pada tanggal 8 April 1926 yang dihadiri oleh pejabat pejabat
pemerintahan Eropa, Pribumi, kontrolir, pajak tanah dan kepala dinas
topografi. Salah satu tujuan dari konferensi ini adalah menyelesaikan
masalah tanah di Cilacap Barat yang sudah dibuka oleh penduduk selama
bertahun-tahun dan sudah diajukan ke pemerintah sejak tahun 1923 oleh
residen Banyumas. Demikian juga pada masa republik daerah ini selalu
dikunjungi oleh pemerintah daerah maupun pusat seperti yang terdapat
dalam arsip-arsip ini: Laporan kunjungan kerja Wakil Presiden RI Umar
Wirahadikusuma ke Dati II Cilacap, 9 Juni 1983 Sumber: ANRI, Setneg
RI Satwapres ( 1967 )1966-1999 No. 269. Surat dari menteri dalam negeri
kepada dewan menteri mengenai usul pengangkatan kembali R. Soedjadi
sebagai Asisten Wedana Wanaredja, Kabupaten Cilacap yang sebelumnya
melakukan penggelapan, 25 November 1954 Sumber: ANRI, Setneg KBM
tahun 1950-1959 No. 952. Kunjungan Gubernur Jateng Mochtar di Cilacap,
1962 Sumber: ANRI, Kempen JTG 6201-0413, JTG 6201-0421

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 53


Penetapan Onder Regentschap Tjilatjap, yang berada di Residensi Banyumas,
menjadi sebuah Regentschap, 21 Maret 1856
Sumber: ANRI, BT 21 Maret 1856 No.21

54 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Foto Bupati Tjokro Wedhono dan para pejabat Belanda,
tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 55


Tentara KNIL dari Senapan Mesin di Barak
Cilacap tahun 1926 sekarang menjadi lapangan
ex batalion sumber Leiden University
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

56 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Turunan laporan mengenai daerah
pendudukan oleh Cilacap, 3 Juli 1948
Sumber: ANRI, Delegasi Indonesia No. 604

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 57


Hr. W. F. HV. Hemert, Hr. B. H. Erkelens, Hr. L. J. Huber di Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 134-86

58 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 59
Kunjungan Gubernur Jateng Mochtar di Cilacap, 1962
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6201-0413, JTG 6201-0421

60 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kunjungan Gubernur Jateng Mochtar di Cilacap, 1962
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6201-0417, JTG 6201-0420

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 61


Resolusi protes Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI)
cabang Cilacap tentang larangan mogok pemerintah (peraturan
kekuasaaan militer pusat No./1951) 8 Maret 1951
Sumber: ANRI, Setneg KPM 1950-1959 No. 3033

62 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari menteri dalam negeri kepada dewan menteri mengenai usul
pengangkatan kembali R. Soedjadi sebagai Asisten Wedana Wanaredja,
Kabupaten Cilacap yang sebelumnya melakukan penggelapan, 25 November 1954
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 952

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 63


Tepat pukul 17.15 Presiden Sukarno menuju podium
kehormatan dalam kunjungan di Cilacap, tahun 1955
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

Sri Sultan HB IX sedang mengamati


proses pemintalan kain , tahun 1956
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

64 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat perintah jalan dari sekretaris jenderal kementerian penerangan kepada Djamal
Marsudi untuk mencari dokumen-dokumen gerombolan pengacau kemanan guna
menyusun buku sejarah salah satunya di Cilacap, 15 April 1957
Sumber: ANRI, Djamal Marsudi No. 5

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 65


Pelantikan Bupati Cilacap Santoso oleh Residen Banyumas
Soemardjito di pendopo Kabupaten Cilacap, tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

Pengambilan sumpah janji secara Kristen dalam


pelantikan Bupati Cilacap, tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

66 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Laporan kunjungan kerja Wakil Presiden RI
Umar Wirahadikusuma ke Dati II Cilacap,
9 Juni 1983
Sumber: ANRI, Setneg RI Satwapres ( 1967 )1966-1999 No. 269

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 67


Keagamaan

68 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Sebagai wilayah yang berkembang Kabupaten Cilacap menjadi
tujuan penduduk untuk mencari nafkah dengan demikian
masyarakatnyapun menjadi beragam. Kehadiran masyarakat yang
beragam budaya dan agama ini juga membuat keagamaan di
Cilacap jadi beragam. Hingga pemerintah daerah mengeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Pendidikan Keagamaan. Dan dalam perda ini diatur tentang tata cara
pendidikan agama di sekolah-sekolah yaitu: Islam, Kristen, Katolik,
Hindu dan Budha. Ragam dari agama ini juga dapat kita lihat dari
arsip-arsip yang ada seperti: Surat dari pengurus Nahdlatul Ulama
Cab. Cilacap kepada PB. Nahdlatul Ulama Jakarta, PW Nahdlatul
Ulama Jawa Tengah tentang laporan hasil konferensi, 06 Juni 1977
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752. Surat dari panitia
kepada DPP Masjumi Jakarta, PB Nahdlatul Ulama, LT.PSII tentang
Rapat Akbar Umat Islam Cilacap, 28 September 1954 Sumber: ANRI,
NU tahun 1948-1979 No. 937Surat dari PCNU Cilacap kepada PBNU
mengenai rapat umum nasional di Sidereja, 14 Maret 1955 Sumber:
ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 69


Surat dari panitia kepada DPP Masjumi Jakarta, PB Nahdlatul Ulama,
LT.PSII tentang Rapat Akbar Umat Islam Cilacap, 28 September 1954
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 937

70 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari PCNU Cilacap kepada PBNU mengenai rapat umum nasional di
Sidereja, 14 Maret 1955
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 71


Surat-surat mengenai ucapan Idul Fitri dan terima kasih
dari Firma Pendowo Trading Coy di Cilacap dan direktur
N.V.I.F.C.O di Jakarta 4 Agustus 1960 - 3 Januari 1968
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 1412

72 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari pengurus Nahdlatul Ulama Cab. Cilacap kepada PB. Nahdlatul
Ulama Jakarta, PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah tentang laporan hasil
konferensi, 06 Juni 1977
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 73


Surat-surat mengenai laporan singkat mubaligh hijrah khusus di
cabang Sampang Cilacap 21 September - 4 Oktober 1977
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 1958

74 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat-surat mengenai laporan adanya gerakan jamaah
muslim hizbullah di Cilacap 15-29 Desember 1997
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 4379

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 75


Masjid Agung Darussalam
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Gereja di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

76 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Klenteng di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Vihara di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 77


Sosial Budaya

78 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kondisi geografis menyebabkan Cilacap memiliki keanekaragaman
budaya terutama wilayahnya yang berada pada daerah perbatasan
antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kenyataan yang ada menunjukkan
bahwa sebagian masyarakat di kabupaten Cilacap berbahasa sunda
terutama pada kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan
wilayah Jawa Barat yaitu Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang,
Kedungreja, Patimuan, Cimanggu dan Karang pucung. Hal ini
disebabkan karena menurut latar belakang sejarahnya, wilayah
Cilacap bagian barat dahulunya adalah bagian dari wilayah sunda.
Masyarakatnya masih sangat menjunjung budaya gotong royong.
Terlihat dalam berbagai hal kegiatan, masyarakat melaksanakannya
secara bersama-sama seperti kerja bakti membersihkan jalan,
memperbaiki saluran irigasi, membangun rumah dan sebagainya.
Gotong royong juga berlaku dalam hal mata pencaharian sebagai
petani. Ada istilah yang disebut “liuran”, sebuah sistem kerja di
mana para pemilik sawah (petani) bekerja bersama-sama di salah
satu pesawahan milik para petani itu kemudian berpindah ke
pesawahan lain milik petani yang lainnya sehingga mereka tidak
perlu mengeluarkan upah untuk pekerja karena telah diganti oleh
tenaga yang mereka gunakan dengan saling membantu satu sama
lain. Suasana kerukunan terasa begitu kuat. Sebagaimana arsip-
arsip yang ada yang menunjukkan hubungan sosial dan budaya di
wilayah ini seperti: Pelaporan tentang suasana penduduk Cilacap,
7 November 1947 Sumber: ANRI, Kepolisian No.712. Mosi Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kabupaten Cilacap untuk
memperluas adanya “zedenpolitie”, 5 Mei 1953 Sumber: ANRI,
Setneg KBM tahun 1950-1959 No. 921. Surat dari direktur kelas I
rumah penjara nusakambangan dan Cilacap kepada Kementerian
Sosial Dinas Perlengkapan Sentral tentang rincian pakaian untuk
tahanan/tawanan, 17 Desember 1951. Sumber: ANRI, Setneg KBM
tahun 1950-1959 No. 1281. Turunan laporan mengenai daerah
pendudukan oleh Cilacap, 3 Juli 1948 Sumber: ANRI, Delegasi
Indonesia No. 604.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 79


Foto Raden Adipati Tjokro Wedhono, Bupati Cilacap, tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

80 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Foto Raden Adipati Tjokrowedono,
Bupati Cilacap dengan istri dan anak tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 81


82 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Rumah Sakit Militer dan Sipil di Cilacap tahun 1908
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 83


Kain batik yang hanya digunakan atau dipakai oleh keluarga
kerajaan dan pejabat tahun 1900
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

84 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Foto Raden Mas Toemenggoeng Tjokrosiwojo dan Raden Ajoe,
tahun 1930
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 85


Makam “Toont je Poland” di Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 216-72

86 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Geboorte Bewijs a.n. Sumarto tahun 1943 Desa Buntu Kecamatan Kroya
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 87


88 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Laporan tentang suasana penduduk Cilacap,
7 November 1947
Sumber: ANRI, Kepolisian No.712

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 89


Penduduk Cilacap mendapat bantuan obat-obatan dari Dinas Kesehatan dengan
disaksikan para wartawan yang sedang berkunjung ke Cilacap, 1954
Sumber: ANRI, JTG 5402-0877

90 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 91
Surat dari direktur kelas I rumah penjara nusakambangan dan
Cilacap kepada Kementerian Sosial Dinas Perlengkapan Sentral
tentang rincian pakaian untuk tahanan/tawanan, 17 Desember 1951
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 1281

92 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Mosi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara
Kabupaten Cilacap untuk memperluas adanya
“zedenpolitie” (polisi moral), 5 Mei 1953
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 921

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 93


Wanita sedang membatik di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

94 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 95
Pendidikan

96 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Pembangunan pendidikan di Kabupaten Cilacap cenderung membaik
dari tahun ke tahun. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari meningkatnya
rata-rata lama sekolah yaitu dari 6,28 tahun pada 2012 meningkat menjadi
6,9 pada tahun 2016. ‘’Hal ini memiliki arti bahwa rata-rata pendidikan
penduduk Kabupaten Cilacap adalah SMP kelas 1.(Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Cilacap).
Dan kepedulian pemerintah sejak dulu terhadap Pendidikan di Cilacap dapat
juga kita lihat dari arsip-arsip yang ada seperti: Surat Keputusan Menteri
Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor: 0200/0/1975 tentang mengubah
status SMP Persiapan Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap
Menjadi SMP Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Propvinsi
Jawa Tengah, 4 September 1975 Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1531.
Keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI No.0439/0/1989 tentang
pemberian status diakui kepada jurusan/program studi di lingkungan
akademi maritim nusantara di Cilacap, 19 juli 1989 Sumber: ANRI, Dept.
P&K RI No. 7985. Surat keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan
RI Nomor: 090/0/1976 tentang izin pendirian & penyelenggaraan Sekolah
Internasional Cilacap, 19 April 1976 Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1731.
Surat keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI Nomor: 0339/0/1977
tentang mengubah status SMP swasta di Maos, Kec. Maos Kab. Cilacap,
Prop. Daerah Tingkat I Jateng Menjadi Smp negri di Maos, 9 Agustus 1977
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 2219. Surat keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor:
284/ DIKTI/Kep/1992 tentang Pemberian Status Terdaftar Kepada Jurusan/
Program Studi Nautika untuk jenjang program dll, di lingkungan Akademi
Maritim Indonesia di Cilacap, 8 Juni 1992 Sumber: ANRI, Dept. P&K RI
No.9457Surat dari yayasan Sri Mukti kepada Wakil Presiden RI tentang
permohonan untuk mengunjungi yayasan Sri Mukti pada kesempatan
kunjungan kerja Wakil Presiden ke Cilacap, 23 Desember 11993 Sumber:
ANRI, Setneg RI Satwapres ( 1967 ) 1969-1999 No. 1298

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 97


Surat keterangan mengikuti kursus cepat pamong desa tahun 1953
Sumber: Khazanah Arsip Desa Buntu Kec. Kroya

Surat tanda tamat belajar sekolah rakyat a.n. Satiman tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Desa Buntu Kec. Kroya

98 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor: 0200/0/1975 tentang
mengubah status SMP Persiapan Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap
Menjadi SMP Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Propvinsi Jawa Tengah,
4 September 1975
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1531

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 99


Surat keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI
Nomor: 090/0/1976 tentang izin pendirian & penyelenggaraan
Sekolah Internasional Cilacap, 19 April 1976
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1731

100 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI Nomor: 0339/0/1977 tentang
mengubah status SMP swasta di Maos, Kec. Maos Kab. Cilacap, Prop. Daerah Tingkat I
Jateng Menjadi Smp negri di Maos, 9 Agustus 1977
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 2219

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 101


Keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI No.0439/0/1989
tentang pemberian status diakui kepada jurusan/program studi di
lingkungan akademi maritim nusantara di Cilacap, 19 juli 1989
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 7985

102 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan &
Kebudayaan RI Nomor: 284/ DIKTI/Kep/1992 tentang Pemberian Status Terdaftar
Kepada Jurusan/ Program Studi Nautika untuk jenjang program dll, di lingkungan
Akademi Maritim Indonesia di Cilacap, 8 Juni 1992
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No.9457

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 103


Perekonomian

104 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Secara ekonomi Kabupaten Cilacap dapat dikatakan sebagai daerah
yang kaya. Dari sisi pertanian memiliki lahan yang subur dan luas. Kalau
kita memakuli Cilacap kita akan melihat hamparan luas sawah-sawah
yang sudah menguning di saat panen tiba dan wilayah ini dapat juga
dikatakan sebagai lumbung padi untuk wilayah provinsi Jawa tengah.
Demikian juga dengan penghasilan nelayan yang begitu beragam dan
kaya membuat wilayah ini dapat mengeskpor ikan-ikan baik ke luar
maupun untuk wiayah Indonesia. Ditambah lagi beberapa Pabrik berdiri
di sini dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Uap dibangun di wilayah ini.
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Cilacap.
Subsektor nelayan digeluti sebagian besar penduduk yang tinggal di
pesisir pantai selatan. Cilacap adalah satu dari tiga kawasan industri
utama di Jawa Tengah (selain Semarang dan Surakarta). Sektor perikanan
laut masih harus banyak digali dan dimaksimalkan. Potensinya yang
begitu besar masih belum banyak tersentuh. Sebaiknya investasi
diarahkan untuk mengembangkan potensi tersebut. Dan pemerintah
Pusat mencanangkan Cilacap sebagai kawasan ekonomi khusus industri
berskala nasional. Sebagaimana arsip-arsip yang ada seperti: Para
nelayan menarik jala ke tepi pantai, Cilacap, Jawa Tengah, [1930] Sumber:
ANRI, KIT 682-67. Para nelayan menjual hasil tangkapannya, Cilacap,
Jawa Tengah, [1930] Pengeringan kopra di segera anakan, Cilacap, Jawa
Tengah, [1930] Hasil buruan banteng dengan pemburu, Cilacap, Jawa
Tengah, [1930]. Pabrik Pemintalan Benang Negara, 1955 Sumber: ANRI,
Kempen JTG 5501-334, JTG 5501-335Pabrik Pemintalan Kapas Cilacap II
Dari PN PR Djantra Yasa Di Cilacap, 1963 Sumber: ANRI, Kempen JTG
6301-0397, JTG 6301-0373. Proyek Pabrik Superfosfaat di Cilacap, 1963
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6401-0066, JTG 6401-0067Surat kepada
Menteri Dalam Negeri tentang perluasan diesel sentral di Tegal, untuk
menjalankan pabrik tekstil negara di Cilacap, 23 Februari 1954 Sumber
: ANRI, Kabinet Presiden No. 1602. Surat Keputusan Direktur Jenderal
Perindustrian tentang Struktur Organisasi Proyek Superfosfat Cilacap,
1973. Sumber : Dept Perindustrian Dirjen Perindustrian Kimia No. 390.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 105


Keputusan tanggal 19 Agustus 1833 No. 4 mengenai harga
penjualan garam di Cilacap yang dijual seharga f 4.50 per
pikul, sedangkan garam dari gudang Banyumas dijual
dengan harga f 6 per pikul
Sumber: ANRI, Resolutie No 4

106 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Tjilatjap Store - Rumah Harbar (toko Nishida) tahun 1910
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 107


Para nelayan menarik jala ke tepi pantai, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 682-67

Para nelayan menjual hasil tangkapannya, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]


Sumber: ANRI, KIT 682-66

108 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Nelayan dan perahu di Teluk Cilacap dengan
latar belakang Nusa Kambangan, Jateng, [1930]
Sumber: ANRI, KIT JAWA TENGAH 961-17

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 109


Pengeringan kopra di Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 630-35

110 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Hasil buruan banteng dengan pemburu, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 926-67

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 111


112 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Nelayan sedang panen ubur-ubur di pantai Cilacap tahun 1948
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 113


Pabrik Pemintalan Benang Negara, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 5501-334, JTG 5501-335

114 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Pabrik Pemintalan Benang Negara, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 5501-341, JTG 5501-343

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 115


Pabrik Pemintalan Kapas Cilacap II Dari PN PR Djantra Yasa Di Cilacap, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6301-0397, JTG 6301-0373

116 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Pabrik Pemintalan Kapas Cilacap II Dari PN PR Djantra Yasa Di Cilacap, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6301-0393, JTG 6301-0384

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 117


Proyek Pabrik Superfosfaat di Cilacap, 1963
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6401-0066, JTG 6401-0067

118 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 119
Surat kepada Menteri Dalam Negeri tentang perluasan diesel sentral di Tegal,
untuk menjalankan pabrik tekstil negara di Cilacap, 23 Februari 1954
Sumber : ANRI, Kabinet Presiden No. 1602

120 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat perintah menteri perikanan darat/ laut No.18/Kab.
IK/1964/P tangga 25 agustus 1964 tentang peangkatan iman
sesuai toko sebagai ketua perencana & pengawas proyek
Cilacap dalam rangka kerja sama atas dasar poduction
sharing dengan pemerintah Uni Soviet, 25 Agustus 1964
Sumber: ANRI, Kementerian Pertanian RI ( 1948 ) 1950-2009 No. 5495

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 121


Surat Keputusan Direktur Jenderal Perindustrian tentang
Struktur Organisasi Proyek Superfosfat Cilacap, 1973.
Sumber : Dept Perindustrian Dirjen Perindustrian Kimia No. 390

122 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari Yayasan Putera Negara Indonesia kepada Menteri
Perindustrian RI tentang permohonan membeli besi tua ex project
superfosfar di Cilacap, Jawa Tengah, 22 September 1978
Sumber: ANRI, Setwapres Umar WH No. 182

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 123


Surat dari Bupati kepala dati II Cilacap tentang bantuan
laboratorium pertanian, 30 November 1982
Sumber: ANRI, Adam Malik No. 533

124 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari pembantu wartawan SKARDA E, Sutrisno kepada
Kepala Kodam IV Diponegoro, Jawa Tengah tentang permohonan
kepada pemerintah untuk manangani gua sarang burung walet di
Cilacap secara bijaksana, 10 Febuari 1986
Sumber: ANRI, Setwapres Umar WH No. 182

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 125


Surat keputusan menteri pertanian No. 323/Kpts/IK.410/4/94
tentang penunjukan penanggung jawab penegelola pelabuhan
perikanan Cilacap, 28 april 1994
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 3041

126 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Bahan baku semen di Nusakambangan
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Pabrik gula di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 127


Infrastruktur

128 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi pembangunan Infrastruktur
di Cilacap sangat mendapat perhatian. Karena jalan dan
jembatan sangat dibutuhkan untuk lalu lintas pengangkutan dan
perdagangan. Berbagai sarana dibangun guna memperlancar
perkembangan industri seperti: Perumahan yang mempunyai
halaman luas di Cilacap, Jawa Tengah, [1930] Sumber: ANRI, KIT
169-84. Gedung yang rusak akibat kebakaran, Cilacap, Jawa Tengah,
[1930] Sumber: ANRI, KIT 22-54. Rumah pemukiman di segara
anakan, Cilacap, Jawa Tengah Sumber: ANRI, KIT 39-84Mercusuar
di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah [1930] Sumber: ANRI,
KIT 39-82 Laporan mengenai kesiapan berfungsinya Jembatan
Bodo/ Ijo pada rintisan jalur Pantai Selatan Cilacap - Congot, 3
Juni 1996. Sumber : Menko Ekuwasbang No. 021 Benteng Pendem,
Kabupaten Cilacap, tanpa tahun Sumber: Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Cilacap. Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap,
tanpa tahun Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
CilacapNusa Kambangan, Kabupaten Cilacap, tanpa tahun Sumber:
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Cilacap.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 129


Rumah dinas perkebunan daerah Pegadingan merupakan daerah
Onderdistrict (Kecamatan) dibawah kabupaten Dayeuhluhur dan
masuk dalam Karasidenan Banyumas, tahun 1831
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Hotel Bellevue Cilacap tahun 1908


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

130 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Usulan sketsa penempatan gudang militer di Cilacap, 11 November 1956
Sumber: ANRI, DVO-4870

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 131


Perumahan yang mempunyai halaman luas di Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 169-84

132 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Gedung yang rusak akibat kebakaran, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 22-54

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 133


Rumah pemukiman di segara anakan, Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber: ANRI, KIT 39-84

134 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 135
Mercusuar di nusa kambangan, Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber: ANRI, KIT 39-82

136 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 137
Laporan mengenai kesiapan berfungsinya Jembatan Bodo/ Ijo
pada rintisan jalur Pantai Selatan Cilacap - Congot, 3 Juni 1996.
Sumber : Menko Ekuwasbang No. 021

138 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 139
Benteng Pendem, Kabupaten Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

140 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 141
Benteng Bolong, Kabupaten Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

142 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 143
Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

144 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Patung petani dan nelayan
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 145


Pertamina di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

146 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


PLTU di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 147


Bencana Alam

148 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Kabupaten Cilacap dikategorikan sebagai wilayah peringkat
pertama ancaman bencana alam. Hal ini bisa saja terjadi karena
wilayah ini dilalui oleh sungai Serayu yang begitu panjang dan luas
untuk wilayah Jawa tengah. Dan juga berbatasan langsung dengan
samudera Indonesia yang memiliki garis pantai cukup panjang juga
sehingga akan ancaman tsunami bisa saja terjadi. Beberapa arsip
yang ada seperti: Banjir di Cilacap, 1957 Sumber : ANRI, Kempen
JTG 5702-0589, JTG 5702-0592. Peninjauan residen Sadono beserta
rombongan ke daerah banjir di Cilacap, 1957 Sumber : ANRI,
Kempen JTG 5702-0588 B

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 149


150 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Stasiun Maos terkena gempa tahun 1920
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 151


Areal stasiun yang hancur karena gempa bumi
di Maos, Banyumas, Jawa Tengah, 1923
Sumber : ANRI, KIT416-54, KIT 416-52

152 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 153
Banjir di Cilacap, 1957
Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0589, JTG 5702-0592

154 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Banjir di Cilacap, 1957
Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0593, JTG 5702-0594

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 155


156 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Peninjauan residen Sadono beserta rombongan
ke daerah banjir di Cilacap, 1957
Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0588 B

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 157


Transportasi

158 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Dalam laporan serah terima jabatan (MVO 1925-1938) tercatat bahwa pada
masa kolonial, transportasi dari Banyumas ke Cilacap menggunakan trem
dari Meluwung – ke Majenang. Trem tersebut dibangun oleh pabrik gula
Majenang untuk keperluan pengangkutan hasil-hasil pabrik tersebut yang
akhirnya dipakai juga untuk transportasi masyarakat (MVO hal.XCIV).
Dapat dikatakan, Kabupaten Cilacap memiliki sarana transportasi cukup
lengkap, karena infrastruktur jalannya meliputi jalan darat (kereta api
dan mobil/motor), laut (kapal), dan udara (pesawat terbang). Kabupaten
Cilacap dilalui jalan negara lintas selatan Pulau Jawa, yakni jalur Bandung-
Yogyakarta-Surabaya.
Jalur kereta api juga melintasi wilayah kabupaten ini. Stasiun Kroya
adalah stasiun yang terbesar di Kabupaten Cilacap. Di sini bertemu dua
jalur kereta, dari Bandung dan dari Cirebon, menuju Yogyakarta/Surabaya
Gubeng. Di samping melayani transportasi penumpang, jalur kereta api ini
juga melayani pergerakan barang baik itu semen, pupuk, BBM, dan produk
industri lainnya. Sebagaimana beberapa arsip yang menunjukkan tentang
transportasi di Cilacap seperti: Areal stasiun yang hancur karena gempa
bumi di Maos, Banyumas, Jawa Tengah, 1923 Sumber : ANRI, KIT416-54,
KIT 416-52. Pelabuhan di Cilacap banyak kapal bersandar, Jawa Tengah
[1930] Sumber : ANRI, KIT 169-86. Perahu dan tonggak bambu yang terletak
di Cilacap, Jawa Tengah [1930] Sumber : ANRI, 169-88. Jembatan kereta api
di Kali Serayu, Jawa Tengah [1930] Sumber : ANRI, KIT 525-16. Pembuatan
dermaga di Cilacap, Jawa Tengah [1930] Sumber : ANRI, KIT 528-26. Perahu-
perahu dengan latar belakang laut ujung timur Nusakambangan, Jawa
Tengah [1930]Sumber : ANRI, KIT 536-55Perahu dan nelayan di pantai
Cilacap, Jawa Tengah Sumber : ANRI, KIT Jateng 682-20, 682-27. Sumber
: ANRI, HB IX No. 964Surat No. 3/1/SO/XII. B-KP dari Kepala Staf Umum
kepada Menteri Pertahananndi Yogyakarta tanggal 3 Maret 1947 tentang
permohonan penjelasan mengenai dibukanya Pelabuhan Cilacap Sumber :
ANRI, Kemhan 33.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 159


Surat dari direktur BOW kepada Chifs Ie en IIe Waterstaatsafdeeling mengenai
permohonan Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda di Cilacap terhadap sejumlah
balok kayu pinus dengan panjang 12 m dalam rangka jalur kereta api
Sumber : ANRI, BOW GB No 78

160 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari Hoofdingenieur Chef van de Lijn (P/T) kepada Direktur BOW mengenai
pemberitahuan bahwa Firma de Lange en Co memasok kayu pinus untuk
pembuatan jalur di wilayah Cilacap.
Sumber : ANRI, BOW GB No 78

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 161


162 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip
Slueprint tentang jalur
kereta lori khusus untuk
gudang-gudang perusahaan
dagang Belanda di Cilacap,
24 Juni 1891
Sumber : ANRI, Bow GB No 243

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 163


Dua buah kereta api di Stasiun Kroya,
jalur kereta api Batavia - Surabaya,
Cilacap, Jawa Tengah, 1 November 1928
Sumber : ANRI, KIT 703-74

164 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Satu Hari Express di stasiun Korja, tahun 1930
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Pelabuhan di Cilacap banyak kapal bersandar, Jawa Tengah [1930]


Sumber : ANRI, KIT 169-86

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 165


Perahu dan tonggak bambu yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, 169-88

166 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Jembatan kereta api di Kali Serayu, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 525-16

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 167


Pembuatan dermaga di Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 528-26

168 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Perahu-perahu dengan latar belakang laut ujung timur
Nusakambangan, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 536-55

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 169


Perahu dan nelayan di pantai Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT Jateng 682-20, 682-27

170 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 171
Instalasi dan kereta tanki pengangkut minyak di Cilacap, Jateng [1930]
Sumber : ANRI, KITA JWA TENGAH 104-24

172 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 173
Tempat perhentian kereta api Maos, Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 701-60

174 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 175
Suasana Pelabuhan di Cilacap, 1955
Sumber : ANRI, JTG 5501-366, JTG 5501-358, JTG 5501-371

176 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Suasana Pelabuhan Cilacap, 1955
Sumber : ANRI, JTG 5501-358

Pelabuhan di Cilacap
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 177


Suasana Pelabuhan Cilacap, 1954
Sumber : ANRI, JTG 5501-372

178 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 179
Serah terima bendahara Proyek Peningkatan dan Penambahan Fasilitas
Pelabuhan Cilacap, Jawa Tengah, 16 Juli 1975
Sumber : ANRI, HB IX No. 964

180 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat No. 3/1/SO/XII B-KP dari Kepala Staf Umum kepada Menteri Pertahanan
di Yogyakarta tanggal 3 Maret 1947 tentang permohonan penjelasan mengenai
dibukanya Pelabuhan Cilacap
Sumber : ANRI, Kemhan 33

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 181


Salinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sementara
Kabupaten Cilacap, tentang permohonan agar Pelabuhan
Cilacap dijadikan Pelabuhan Haji, 30 Desember 1953
Sumber : ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 1684

182 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


Surat dari kepala biro rumah tangga & perlengkapan departemen
pertanian kepada direktur jenderal perikanan mengenai penyaluran
dana proyek pelabuhan perikanan di Cilacap, 5 Juni 1991
Sumber : ANRI, Kementrian Pertanian RI ( 1948 ) 1950-2009 No. 1642

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 183


DAFTAR ARSIP

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 185


DAFTAR ARSIP

A. GEOGRAFIS
1. Peta Nusakambangan tahun 1698
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

2. Peta Segara Anakan tahun 1809


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

3. Peta hidrogra muara pelabuhan Cilacap, Kabupaten Cilacap Banyumas Jawa Tengah.
Sumber: ANRI, DE HAAN_L 24

4. Topogra Kedoeng Banteng, Tritih, Afd. Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899


Sumber: ANRI, Kartogra* Indonesia 787

5. Topogra Kesoegihan, Kalisaboek, Afdeling Tjilatjap, Residen Banjoemas, 1899


Sumber: ANRI, Kartogra* Indonesia 788

6. Topogra Tjilatjap, Afdeling Tjilatjap, Res. Banjoemas, 1899


Sumber: ANRI, Kartogra* Indonesia 789

7. Topogra Menganti, Boeton, District Tjilatjap dan Adiredja, Afdeeling Tjilatjap, Res.
Banjoemas, 1899
Sumber: ANRI, Kartogra* Indonesia 790

8. Danau Cidonan, Cilacap, Jawa Tengah


Sumber : ANRI, KIT 34-76

9. Pantai di Cilacap, Jawa Tengah


Sumber : ANRI, KIT JAWA TENGAH 34-66

10. Peta Topogra Daerah District Sidaredja, Regency Banjoemas, 1943


Sumber: ANRI, Topogra* TNI AD-551

11. Peta Topogra Daerah Pemukiman Karangpoetjoeng, District Sidaredja, Regency Tjilatjap,
Residency Banjoemas, 1944
Sumber: ANRI, Topogra* TNI AD-586

12. Peta Topogra Daerah Pemukiman Kawoenganten, Regency Tjilatjap, 1944


Sumber: ANRI, Topogra* TNI AD-588

13. Peta Kota Cilacap Jawa Tengah. Edisi II, Januari 1946.
Sumber : ANRI, Peta Indonesia No. 1308/43-XL III/ 1963

14. Peta Desa Adipala Sensus Penduduk, 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/501/CCP/AP/10V

15. Peta Desa Binangun Sensus Penduduk 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/BG/10

16. Peta Desa Kawunganten Sensus Penduduk 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KA/3

17. Peta Desa Kesugihan Sensus Penduduk 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KH/1

18. Peta Desa Kedungreja Sensus Penduduk 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/KR/5

19. Peta Desa Nusawungu Sensus Penduduk 1970


Sumber: ANRI, BPS 1970/5011/CCP/NW/11

186 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


20. Kabupaten Cilacap dan sekitarnya 1999
Sumber : ANRI, Bakosurtanal 250

21. Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999


Sumber : ANRI, Bakosurtanal 251

22. Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999


Sumber : ANRI, Bakosurtanal 254

23. Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap dan sekitarnya, 1999


Sumber : ANRI, Bakosurtanal 280

24. Segara Anakan


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

B. Politik dan Pemerintahan


25. Penetapan Onder Regentschap Tjilatjap, yang berada di Residensi Banyumas, menjadi
sebuah Regentschap, 21 Maret 1856
Sumber: ANRI, BT 21 Maret 1856 No.21

26. Foto Bupati Tjokro Wedhono dan para pejabat Belanda, tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

27. Tentara KNIL dari Senapan Mesin di Barak Cilacap tahun 1926 sekarang menjadi lapangan
ex batalion sumber Leiden University
28. Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

29. Turunan laporan mengenai daerah pendudukan oleh Cilacap, 3 Juli 1948
Sumber: ANRI, Delegasi Indonesia No. 604

30. Kunjungan Gubernur Jateng Mochtar di Cilacap, 1962


Sumber: ANRI, Kempen JTG 6201-0413, JTG 6201-0421

31. Kunjungan Gubernur Jateng Mochtar di Cilacap, 1962


Sumber: ANRI, Kempen JTG 6201-0417, JTG 6201-0420

32. Resolusi protes Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) cabang Cilacap
tentang larangan mogok pemerintah (peraturan kekuasaaan militer pusat No./1951) 8
Maret 1951
Sumber: ANRI, Setneg KPM 1950-1959 No. 3033

33. Surat dari menteri dalam negeri kepada dewan menteri mengenai usul pengangkatan
kembali R. Soedjadi sebagai Asisten Wedana Wanaredja, Kabupaten Cilacap yang
sebelumnya melakukan penggelapan, 25 November 1954
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 952

34. Tepat pukul 17.15 Presiden Sukarno menuju podium kehormatan dalam kunjungan ke
Cilacap tahun 1955
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

35. Sri Sultan HB IX sedang mengamati proses pemintalan kain , tahun 1956
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

36. Surat perintah jalan dari sekretaris jenderal kementerian penerangan kepada Djamal
Marsudi untuk mencari dokumen-dokumen gerombolan pengacau kemanan guna
menyusun buku sejarah salah satunya di Cilacap, 15 April 1957
Sumber: ANRI, Djamal Marsudi No. 5

37. Pelantikan Bupati Cilacap Santoso oleh Residen Banyumas Soemardjito di pendopo
Kabupaten Cilacap, tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 187


38. Pengambilan sumpah janji secara Kristen dalam pelantikan Bupati Cilacap, tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Statis Cilacap

39. Laporan kunjungan kerja Wakil Presiden RI Umar Wirahadikusuma ke Dati II Cilacap, 9
Juni 1983
Sumber: ANRI, Setneg RI Satwapres ( 1967 )1966-1999 No. 269

C. Keagamaan
40. Surat dari panitia kepada DPP Masjumi Jakarta, PB Nahdlatul Ulama, LT.PSII tentang
Rapat Akbar Umat Islam Cilacap, 28 September 1954
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 937

41. Surat dari PCNU Cilacap kepada PBNU mengenai rapat umum nasional di Sidereja, 14
Maret 1955
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752

42. Surat-surat mengenai ucapan Idul Fitri dan terima kasih dari Firma Pendowo Trading Coy
di cilacap dan direktur N.V.I.F.C.O di Jakarta 4 Agustus 1960-3 januari 1968.
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 1412

43. Surat dari pengurus Nahdlatul Ulama Cab. Cilacap kepada PB. Nahdlatul Ulama Jakarta,
PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah tentang laporan hasil konferensi, 06 Juni 1977
Sumber: ANRI, NU tahun 1948-1979 No. 752

44. Surat-surat mengenai laporan singkat mubaligh hijrah khusus di cabang Sampang Cilacap
21 September - 4 Oktober 1977
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 1958

45. Surat-surat mengenai laporan adanya gerakan jamaah muslim hizbullah di cilacap 15-29
Desember 1997
Sumber: ANRI, Inventaris Muhammadyah No. 4379

46. Masjid Agung Darussalam


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

47. Gereja di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

48. Klenteng di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

49. Vihara di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

D. Sosial Budaya
50. Foto Raden Adipati Tjokro Wedhono, Bupati Cilacap, tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

51. Foto Raden Adipati Tjokrowedono, Bupati Cilacap dengan istri dan anak tahun 1863
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

52. Rumah Sakit Militer dan Sipil di Cilacap tahun 1908


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

53. Kain batik yang hanya digunakan atau dipakai oleh keluarga kerajaan dan pejabat tahun
1900
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

54. Foto Raden Mas Toemenggoeng Tjokrosiwojo dan Raden Ajoe, tahun 1930
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

188 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


55. Makam ìToont je Polandî di Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 216-72

56. Geboorte Bewijs a.n. Sumarto tahun 1943 Desa Buntu Kecamatan Kroya
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

57. Usulan sketsa penempatan gudang militer di Cilacap, 11 November 1956


Sumber: ANRI, DVO-4870

58. Kepolisian Kediri: Pelaporan tentang suasana penduduk Cilacap, 7 November 1947
Sumber: ANRI, Kepolisian No.712

59. Penduduk Cilacap mendapat bantuan obat-obatan dari Dinas Kesehatan dengan disaksikan
para wartawan yang sedang berkunjung ke Cilacap, 1954
Sumber: ANRI, JTG 5402-0877

60. Surat dari direktur kelas I rumah penjara nusakambangan dan Cilacap kepada Kementerian
Sosial Dinas Perlengkapan Sentral tentang rincian pakaian untuk tahanan/tawanan, 17
Desember 1951
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 1281

61. Mosi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kabupaten Cilacap untuk memperluas
adanya ìzedenpolitieî (polisi moral), 5 Mei 1953
Sumber: ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 921

62. Wanita sedang membatik di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

E. Pendidikan
63. Satwapres ( 1967 ) 1969-1999 No. 1298 Surat keterangan mengikuti kursus cepat pamong
desa tahun 1953
Sumber: Khazanah Arsip Desa Buntu Kec. Kroya

64. Surat tanda tamat belajar sekolah rakyat a.n. Satiman tahun 1960
Sumber: Khazanah Arsip Desa Buntu Kec. Kroya

65. Surat Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor: 0200/0/1975 tentang
mengubah status SMP Persiapan Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap
Menjadi SMP Negri Kroya Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Propvinsi Jawa Tengah, 4
September 1975
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1531

66. Surat keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor: 090/0/1976 tentang izin
pendirian & penyelenggaraan Sekolah Internasional Cilacap, 19 April 1976
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 1731

67. Surat keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI Nomor: 0339/0/1977 tentang
mengubah status SMP swasta di Maos, Kec. Maos Kab. Cilacap, Prop. Daerah Tingkat I
Jateng Menjadi Smp negri di Maos, 9 Agustus 1977
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 2219

68. Keputusan menteri pendidikan & kebudayaan RI No.0439/0/1989 tentang pemberian


status diakui kepada jurusan/program studi di lingkungan akademi maritim nusantara di
Cilacap, 19 juli 1989
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 7985

69. Surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan &
Kebudayaan RI Nomor: 284/ DIKTI/Kep/1992 tentang Pemberian Status Terdaftar Kepada
Jurusan/ Program Studi Nautika untuk jenjang program dll, di lingkungan Akademi
Maritim Indonesia di Cilacap, 8 Juni 1992
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No.9457

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 189


F. Perekonomian
70. Tjilatjap Store - Rumah Harbar (toko Nishida) tahun 1910
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

71. Para nelayan menarik jala ke tepi pantai, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 682-67

72. Para nelayan menjual hasil tangkapannya, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 682-66

73. Nelayan dan perahu di Teluk Cilacap dengan latar belakang Nusa Kambangan, Jateng,
[1930]
Sumber: ANRI, KIT JAWA TENGAH 961-17

74. Pengeringan kopra di segera anakan, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]


Sumber: ANRI, KIT 630-35

75. Hasil buruan banteng dengan pemburu, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 926-67

76. Nelayan sedang panen ubur-ubur di pantai Cilacap tahun 1948


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

77. Pabrik Pemintalan Benang Negara, 1955


Sumber: ANRI, Kempen JTG 5501-334, JTG 5501-335

78. Pabrik Pemintalan Benang Negara, 1955


Sumber: ANRI, Kempen JTG 5501-341, JTG 5501-343

79. Pabrik Pemintalan Kapas Cilacap II Dari PN PR Djantra Yasa Di Cilacap, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6301-0397, JTG 6301-0373

80. Pabrik Pemintalan Kapas Cilacap II Dari PN PR Djantra Yasa Di Cilacap, 1955
Sumber: ANRI, Kempen JTG 6301-0393, JTG 6301-0384

81. Proyek Pabrik Superfosfaat di Cilacap, 1963


Sumber: ANRI, Kempen JTG 6401-0066, JTG 6401-0067

82. Surat kepada Menteri Dalam Negeri tentang perluasan diesel sentral di Tegal, untuk
menjalankan pabrik tekstil negara di Cilacap, 23 Februari 1954
Sumber : ANRI, Kabinet Presiden No. 1602

83. Surat perintah menteri perikanan darat/ laut No.18/Kab. IK/1964/P tangga 25 agustus 1964
tentang peangkatan iman sesuai toko sebagai ketua perencana & pengawas proyek cilacap
dalam rangka kerja sama atas dasar poduction sharing dengan pemerintah Uni Soviet, 25
Agustus 1964
Sumber: ANRI, Kementerian Pertanian RI ( 1948 ) 1950-2009 No. 5495

84. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perindustrian tentang Struktur Organisasi Proyek
Superfosfat Cilacap, 1973.
Sumber : Dept Perindustrian Dirjen Perindustrian Kimia No. 390

85. Surat dari Yayasan Putera Negara Indonesia kepada Menteri Perindustrian RI tentang
permohonan membeli besi tua ex project superfosfar di Cilacap, Jawa Tengah, 22 September
1978
Sumber: ANRI, Setwapres Umar WH No. 182

86. Surat dari Bupati kepala dati II Cilacap tentang bantuan laboratorium pertanian, 30
November 1982
Sumber: ANRI, Adam Malik No. 533

87. Surat dari pembantu wartawan SKARDA E, Sutrisno kepada Kepala Kodam IV Diponegoro,
Jawa Tengah tentang permohonan kepada pemerintah untuk manangani gua sarang
burung walet di Cilacap secara bijaksana, 10 Febuari 1986
Sumber: ANRI, Setwapres Umar WH No. 182

190 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


88. Surat keputusan menteri pertanian No. 323/Kpts/IK.410/4/94 tentang penunjukan
penanggung jawab penegelola pelabuhan perikanan cillacap, 28 april 1994
Sumber: ANRI, Dept. P&K RI No. 3041

89. Bahan baku semen di Nusakambangan


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

90. Pabrik gula di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

G. Infrastruktur
91. Rumah dinas perkebunan daerah Pegadingan merupakan daerah Onderdistrict
(Kecamatan) dibawah kabupaten Dayeuhluhur dan masuk dalam Karasidenan Banyumas,
tahun 1831
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

92. Hotel Bellevue Cilacap tahun 1908


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

93. Perumahan yang mempunyai halaman luas di Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 169-84

94. Gedung yang rusak akibat kebakaran, Cilacap, Jawa Tengah, [1930]
Sumber: ANRI, KIT 22-54

95. Rumah pemukiman di segara anakan, Cilacap, Jawa Tengah [1930]


Sumber: ANRI, KIT 39-84

96. Mercusuar di nusa kambangan, Cilacap, Jawa Tengah [1930]


Sumber: ANRI, KIT 39-82

97. Laporan mengenai kesiapan berfungsinya Jembatan Bodo/ Ijo pada rintisan jalur Pantai
Selatan Cilacap - Congot, 3 Juni 1996.
Sumber : Menko Ekuwasbang No. 021

98. Benteng Pendem, Kabupaten Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

99. Benteng Bolong, Kabupaten Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

100. Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

101. Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

102. Patung petani dan nelayan


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

103. Pertamina di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

104. PLTU di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

H. Bencana Alam
105. Stasiun Maos terkena gempa tahun 1920
Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

106. Areal stasiun yang hancur karena gempa bumi di Maos, Banyumas, Jawa Tengah, 1923
Sumber : ANRI, KIT416-54, KIT 416-52

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 191


107. Banjir di Cilacap, 1957
Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0589, JTG 5702-0592

108. Banjir di Cilacap, 1957


Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0593, JTG 5702-0594

109. Peninjauan residen Sadono beserta rombongan ke daerah banjir di Cilacap, 1957
Sumber : ANRI, Kempen JTG 5702-0588 B

I. Transportasi
110. Dua buah kereta api di Stasiun Kroya, jalur kereta api Batavia - Surabaya, Cilacap, Jawa
Tengah, 1 November 1928
Sumber : ANRI, KIT 703-74

111. Satu Hari Express di stasiun Korja, tahun 1930


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

112. Pelabuhan di Cilacap banyak kapal bersandar, Jawa Tengah [1930]


Sumber : ANRI, KIT 169-86

113. Perahu dan tonggak bambu yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, 169-88

114. Jembatan kereta api di Kali Serayu, Jawa Tengah [1930]


Sumber : ANRI, KIT 525-16

115. Pembuatan dermaga di Cilacap, Jawa Tengah [1930]


Sumber : ANRI, KIT 528-26

116. Perahu-perahu dengan latar belakang laut ujung timur Nusakambangan, Jawa Tengah
[1930]
Sumber : ANRI, KIT 536-55

117. Perahu dan nelayan di pantai Cilacap, Jawa Tengah [1930]


Sumber : ANRI, KIT Jateng 682-20, 682-27

118. Instalasi dan kereta tanki pengangkut minyak di Cilacap, Jateng [1930]
Sumber : ANRI, KITA JWA TENGAH 104-24

119. Tempat perhentian kereta api Maos, Cilacap, Jawa Tengah [1930]
Sumber : ANRI, KIT 701-60

120. Suasana Pelabuhan di Cilacap, 1955


Sumber : ANRI, JTG 5501-366, JTG 5501-358, JTG 5501-371

121. Suasana Pelabuhan Cilacap, 1955


Sumber : ANRI, JTG 5501-358

122. Pelabuhan di Cilacap


Sumber: Khazanah Arsip Foto Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Cilacap

123. Suasana Pelabuhan Cilacap, 1954


Sumber : ANRI, JTG 5501-372

124. Serah terima bendahara Proyek Peningkatan dan Penambahan Fasilitas Pelabuhan Cilacap,
Jawa Tengah, 16 Juli 1975
Sumber : ANRI, HB IX No. 964

125. Surat No. 3/1/SO/XII B-KP dari Kepala Staf Umum kepada Menteri Pertahanan di
Yogyakarta tanggal 3 Maret 1947 tentang permohonan penjelasan mengenai dibukanya
Pelabuhan Cilacap
Sumber : ANRI, Kemhan 33

192 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


126. Salinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sementara Kabupaten Cilacap, tentang
permohonan agar Pelabuhan Cilacap dijadikan Pelabuhan Haji, 30 Desember 1953
Sumber : ANRI, Setneg KPM tahun 1950-1959 No. 1684

127. Surat dari kepala biro rumah tangga & perlengkapan departemen pertanian kepada
direktur jenderal perikanan mengenai penyaluran dana proyek pelabuhan perikanan di
cilacap, 5 Juni 1991
Sumber : ANRI, Kementrian Pertanian RI ( 1948 ) 1950-2009 No. 1642

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 193


DAFTAR PUSTAKA
Buku :

S-Gravenhage Martinus Nijhoff; Leiden 1921. Encyclopaedie van Nederlancsh-


Indie Tweede Druk

Susanto Zuhdi., Cilacap (1830-1942): Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan


di Jawa. Gramedia Jakarta 2002.

Edi Sedyawati dan Susanto Zuhdi : Arung Samudera; Persembahan


Memperingati Sembilan Windu A.B. Lapian. Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,
Depok, 2001.

Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap: Buku Sejarah Cilacap disarikan dari


beberapa bacaan: Buku Babad Bayumas; Sejarah Judonegaran Wirasaban;
Sejarah Metahoen Banyumas; Mijn Loophaan in Indie Karya G. de S er
iere, Residen Banyumas Pertama 1831; Volks Almanak Jawi 1920 hal. 503
– 507; Harian De Locomotief 9 - - 1935 “ Het Regentschap van Tjilacap
dan Harian Locomotief 26-2-1935 “Adipati title voor Tjilacap Regent”.

Inventaris/Peraturan :

International council on archives guide to the sources of Asian history . 4


Indonesia Vol. 1: National Archives. Publish under the auspices of Unesco
by National Archives of Indonesia 1989.
Banyoemas
Encyclopedia Nederlands Indie
Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.

Kabupaten Cilacap Dalam Angka 2017

Website:

http://www.kab.cilacap.go.id

http://www.wikipedia.com

http://www.kawunganten.com

http://www.susiair.com/scheduled.htm

194 Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip


PENUTUP

Program citra Daerah yang dikembangkan ANRI merupakan salah


satu upaya memberdayakan daerah melalui arsip. Hal ini sejalan dengan
amanat Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan
Daerah, yakni meningkatkan peran daerah diberbagai bidang, termasuk
bidang kearsipan. Lembaga Kearsipan diharapkan mampu menjadi salah
satu dinas atau instansi yang dapat mewujudkan “clean government”
dipemerintahan daerah maupun pusat dengan melakukan penyelamatan
arsip yang bernilai pertanggungjawaban historis dan hukum.
Arsip sebagai bukti otentik dan sumber informasi yang terpercaya
dalam sejarah perjalanan bangsa sesungguhnya dapat menunjukkan
keberhasilan maupun kegagalan yang dialami pada masa lalu untuk
dijadikan pelajaran dalam pengambilan kebijakan pada masa kini. Dan
juga kita dapat belajar dari sejarah masa lalu untuk kemajuan dimasa
kini dalam merencanakan pembangunan di daerah yang semakin
kompleks. Citra Kabupaten Cilacap ini diharapkan dapat ditindaklanjuti
oleh pemererintah daerah setempat dengan menyebarluaskan kepada
sekolah-sekolah akademisi, dewan, dan masyarakat umum.
Penyebarluasan ini sangat penting artinya karena dapat memberikan
dorongan kepada masyarakat luas untuk mempelajari dan menggali
lebih dalam lagi informasi mengenai penyelanggaraan kehidupan
kebangsaan dalam lingkup daerah. Dan akhirnya arsip dapat menjadi
memori kolektif daerah yang berfungsi sebagai pemberi semangat dalam
menumbuhkan rasa kebanggsaan sebagai bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Citra Kabupaten Cilacap dalam Arsip 195


Arsip Nasional Republik Indonesia
Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560
Telp. 62-21-7805851, Fax.62-21-7810280, 7805812
http//www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id

You might also like