You are on page 1of 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN SILABUS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas M.K Perencanaan Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu : Drs. Abdul Wahab Abdullah, M.Pd ,Taulia Damayanti, M.Pd

Disusun oleh
Kelompok 8 : 1. Kristiani Br Manik (1414422001)
2. Yoga Saputra Dani (411420057)
3. Nurlela Pakaya (411420098)
4. Nurlela A.Ts Nggoli (411420053)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia, untuk
mengoptimalkan pendidikan ini banyak cara yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan akan
dilakukan oleh Pemerintah sebagai pusat pergerakan pendidikan di negara ini. Kurikulum yang
sudah di susun pemerintah masih belumsempurna apabila tidak ada dukungan dari masyarakat
dan juga para Pendidik atauguru sebagai ujung tombak dari pendidikan. Untuk itulah
permasalahan pendidikansedikit demi sedikit walau pun berjalan secara lamban tapi
pemerintah terus berusaha untuk memujudkan masyarakat yang sejahtera sebagaimana yang
telahdiamanatkan dalam undang-undang negara ini. Salah satu bentuk dari upaya pemerintah
ialah para guru diharapkan mampu merencanakan pembelajaran secara efektif. Sehingga
mampu menjalankan arahan yang positif bagi siswa. Dalammakalah ini akan sedikit akan
membahas tentang perencanaan pembelajaran yaitu silabus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Apa manfaat dan tujuan dari silabus?
3. Apa saja Prinsip Pengembangan Silabus?
4. Bagaimana Pengembangan silabus?
5. Apa Komponen silabus?
6. Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan/pengembangan Silabus ?

C. Tujuan Penulis
1. Mampu memahami pengembangan silabus
2. Dapat mendeskripsikan silabus dengan baik
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan silabus

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus

Istilah Silabus dapat didefenisikan sebagai “garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi
atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan
kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang
ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai
standart kompetensi dan kemampuan dasar (Majid, 2008: 38)

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok,/pembelajaran,kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian,penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Aisah, 2011: 3)

Pengertian silabus adalah seperangkat rencana dan pelaksanaan pengaturan pembelajaran


dan penilaian yang dibuat untuk sistem yang mengandung semua komponen memiliki
hubungan dengan tujuan menguasai kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123)

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
Pendidikan (Mulyasa, 2006: 190)

Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa silabus adalah rencana dan
pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan
Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi
Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan
Sumber Belajar.

3
B. Manfaat dan Tujuan dari Silabus

Beberapa manfaat dari silabus di antaranya:

➢ Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam


penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan
pengembangan sistem penilaian. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok
program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran.
➢ Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai dalam
suatu mata pelajaran.
➢ Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.
➢ Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran.

C. Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip. Prinsip tersebut


merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu:
ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh.

Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat silabus
berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi
pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus
disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi
pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.

b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.

4
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Silabus pada dasarnya merupakan
suatu sistem, oleh karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara sistematis.

d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang konsisten (ajeg,
taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
yang pada akhirnya mencapai standar kompetensi.

f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi


keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi


(kognitif, afektif, psikomotor).

D. Unit waktu silabus

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi
dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan
silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi
waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester
menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum
5
E. Pengembangan silabus

Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsipprinsip sebagaimana
telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur
pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan, validasi,
pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, langkah-langkah
pengembangan silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perancangan (Design). Tahap ini diawali dengan kegiatan menganalisis standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf
awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan
dalam melihat hubungan antar komponen).

b. Validasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah disusun
itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, baik
berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan
isi dalam komponenkomponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara
meminta tang-gapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli
disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata masih banyak hal
yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan atau perancangan
ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila
silabus itu dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang
hasilnya akan dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Pengesahan. Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar
memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini
merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudah bisa dijadikan pedoman oleh
guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran,
dan penilaian.

d. Sosialisasi. Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang
lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya untuk

6
mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu disosialisasikan
secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.

e. Pelaksanaan. Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali
dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran.

f. Evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan
itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini dapat diketahui sampai dimana
tingkat ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.

F. Komponen silabus

Komponen-komponen Silabus Silabus sekurang-kurangnya memuat komponen-komponen


berikut ini.

1) Identitas Silabus

2) Standar Kompetensi

3) Kompetensi Dasar

4) Materi Pokok/Pembelajaran

5) Kegiatan Pembelajaran

6) Indikator

7) Penilaian

8) Alokasi Waktu

9) Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Penyusunan/pengembangan Silabus

1) Mengisi Identitas Silabus Identitas terdiri atas: nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan
semester. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus

2) Menuliskan Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta


didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

7
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi
(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.

Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata
pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

➢ urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;


➢ keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
➢ keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. Standar
Kompetensi dituliskan di atas matriks silabus di bawah tulisan semester.

3) Menuliskan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan


minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau
memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

✓ urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi
Dasar;
✓ keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; dan
✓ keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antarmata pelajaran.

4) Menentukan Materi Pokok/Pembelajaran Dalam menentukan materi pokok/pembelajaran


harus dipertimbangkan:

➢ relevansi materi pokok dengan SK dan KD;


➢ tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
➢ kebermanfaatan bagi peserta didik;
➢ struktur keilmuan;
➢ kedalaman dan keluasan materi;
➢ relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dan
➢ alokasi waktu.

Selain itu, harus diperhatikan pula hal-hal berikut:

(a) tingkat kesahihan (validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan
kesahihannya

8
(b) tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;
(c) tingkat kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan pada jenjang berikutnya;
(d) tingkat kelayakannya untuk dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari
aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
(e) tingkat kemenarikan/minat (interest): materinya menarik minat siswa dan
memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk


memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat diwujudkan
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

✓ Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para


pendidik agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
✓ Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan satu tuntutan kompetensi dasar secara
utuh.
✓ Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
✓ Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu
berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah
ditetapkan.
✓ Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
✓ Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk
mencapai Kompetensi Dasar.
✓ Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD yang
memerlukan prasyarat tertentu.
✓ Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi
tertentu).

9
✓ Rumusan pernyataan dalam Kegiatan Pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembeljaran siswa, yaitu kegiatan
(siswa dan guru) dan objek belajar.

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

❖ memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah, mengelola, dan


menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru;
❖ mencerminkan ciri khas mata pelajaran dalam pengembangan kemampuan peserta
didik;
❖ disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar, dan sarana yang tersedia;
❖ bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan,
kelompok, dan klasikal; serta
❖ memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat,
kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah
khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

6). Merumuskan Indikator

Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan indikator. Oleh


karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria berikut ini. Kriteria
indikator sebagai berikut:

➢ sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa;


➢ berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
➢ memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills;.
➢ harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif,
dan psikomotor).
➢ memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
➢ dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
➢ menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur.

10
7) Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Di


dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi: (a) teknik
penilaian, (b) bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen.

a. Teknik Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan


proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud
dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi
mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar
dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara untuk
memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah,
sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan
yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.

Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut


ini.

• Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga
memudahkan dalam penyusunan soal.
• Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
• Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
• Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dan belum dimiliki siswa,
serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
• Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program
remedial. Siswa yang belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu harus

11
mengikuti proses pembelajaran ulang, sedangkan siswa yang sudah menguasai diberi
tugas pengayaan.
• Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi
tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
• Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan
rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan
teknik penilaian yang tepat.
• Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif,
afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik formal
maupun nonformal secara berkesinambungan.
• Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang
hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti outentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
• Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
• Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Penilaian
dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi
siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant
effect) dari proses pembelajaran.
• Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara maupun produk/hasil dengan melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

b. Bentuk Instrumen

Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Oleh karena itu,
bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa:

❖ Tes tulis: dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan
sebagainya.
❖ Tes lisan: berbentuk daftar pertanyaan.

12
❖ Tes unjuk kerja: dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk,
uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.
❖ Penugasan: tugas proyek atau tugas rumah.
❖ Observasi: menggunakan lembar observasi.
❖ Wawancara: menggunakan pedoman wawancara.
❖ Portofolio: menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
❖ Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri.

c. Contoh Instrumen

Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen


dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal
itu menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya contoh instrumen
penilaian diletakkan di dalam lampiran tersendiri.

8) Menentukan Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:

✓ minggu efektif per semester,


✓ alokasi waktu mata pelajaran, dan
✓ jumlah kompetensi per semester.

9) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yang
dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar,
dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, silabus masih harus dijabarkan lebih
operasional ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

H. Contoh Silabus mata pelajaran matematika

Silabus Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi untuk Sekolah Dasar (SD)

Nama Sekolah : SD Percobaan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami dan Menggunakan Faktor dan Kelipatan dalam


Pemecahan Masalah

13
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Aloka- Sumber belajar
dasar pokok/pembe si
lajaran Pembelajaran waktu

2.1. Mendeskri Kelipatan • Mendiskusikan 1. Mendeskripsik Penilaian 2x35 • Kurikulum


psik-an dan faktor konsep dalam an konsep kinerja dalam menit 2004 mata
konsep dan permasalahan kelipatan bentuk pelajaran
faktor sehari-hari komunikasi matematika
kelipatan 2. Menyebutka-n lisan SD
• Mendeskripsikan kelipatan • Standar isi
konsep kelipatan suatu bilangan Tertulis/Penil mata pelajaran
suatu bilangan a-ian kinerja matematika
3. Mendeskripsik dalam bentuk SD
• Menyebutkan an konsep komuikasi
kelipatan suatu faktor
bulangan
4. Menyebutkan
• Mendiskusikan Faktor suatu
konsep faktor- bilangan
faktor dalam
permasalahan
sehari-hari

• Mendeskripsikan
konsep faktor
suatu bilangan

• Menyebutkan arti
faktor suatu
bialngan
2.2. Menentuka
-n
kelipatan 2x35 • Buku Teks
dan factor • Mendiskusikan 1. Menentukan Matematika
Tertulis/Penil menit
bilangan cara menentukan kelipatan SD untuk
-aian kinerja
kelipatan suatu suatu bilangan siswa kelas IV
dalam bentuk
bilangan
komuikasi
• Lembar
• Menentukan Kerja(LK) dan
kelipatan suatu lembar
bilangan tugas(LT)
tentang KPK
dan FPB
Tertulis/Penil
• Mendiskusikan 2. Menentukan -aian kinerja • Kartu bilangan
cara menentukan faktor suatu dalam bentuk KPK dan FPB
faktor suatu bilangan komuikasi
bilangan

14
• Menentukan
faktor suatu
bilangan
1. Menentukan Tertulis/Penil 2x35
2.3. Menentuka • Mendiskusikan KP dua tau -aian kinerja menit
-n Konsep KPK
tiga dalam bentuk
kelipatan dalam bilangan komuikasi
KPK dan permasalahan
FPB sehari-hari
2. Menentukan Tertulis/Penil
• Mendiskusikan
KPK dua -aian kinerja
cara menentukan
atau tiga dalam bentuk
KPK dua atau
bilangan
tiga bilangan komuikasi

3. Menentukan Tertulis/Penil
• Menentukan
KPK dua atau FP dua atau -aian kinerja
tiga bilangan tiga dalam bentuk
bilangan komuikasi

• Menentukan FPB 4. Menentukan Tertulis/Penil


dua tau tiga FPB dua -aian kinerja
bilangan atau tiga dalam bentuk
bilangan komuikasi

Tertulis/Penil
• Menentukan FPB 5. Menentukan
KPK dan -aian kinerja
dan KPK dua
FPB dua dalam bentuk
atau tiga bilangan
atau tiga komuikasi
bilangan

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis ingin menyampaikan bahwa pengembangan


silabus merupakan langkah yang sangat tepat dalam merencanakan pembelajaran yang
baik dan efektif. Terlebih lagi dalam merencanakan pembelajaran matematika, runtusan
materi yang disusun dengan sedemikian rupa dapat menjadikan pembelajaran berjalan
dengan terstruktur.

Pengembangan silabus adalah salah satu prinsip pembelajaran yang terstruktur


sehingga dalam pembuatannya pun memerlukan pertimbangan yang sangat tepat dalam
hal menentukan proses pembelajaran yang baik. Langkah yang baik dimulai dengan
pertimbangan yang baik pula sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal
dan sesuai harapan pembaca.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mukminan dkk. (2002). Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY

Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran(2006). Makalah Pelatihan Pengembangan


Kurikulum bagi Guru. Bandung.

Cece dan Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1991. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Contoh Silabus
Berdiversifikasi dan Penilaian Berbasis Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta.

Mulyasa E, KTSP, Rosdakarya (2006). Bandung, hlm.190

Supinah (2008). Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Matematika SD dalam Rangka Pengembangan KTSP(Hal:20). Yogyakarta : Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika

Wahyuhono, W. (2018). PENINGKATAN KOMPETENSI MENYUSUN SILABUS MELALUI


SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN BAGI GURU SD N 2 TELAWAH KECAMATAN
KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN
2015/2016. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2).

NASIONAL, D. P. BAHAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PENGAWAS SERTIFIKASI GURU RAYON 11 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Saputra, A. S. F. (2017). ANALISIS TINGKAT KESESUAIAN ANTARA SILABUS DAN PELAKSANAAN


PROSES PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI MIFTAHUL ULUM
KEBOROMO TAYU PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 (Doctoral dissertation, STAIN
Kudus).

17
LAMPIRAN

A. Soal
1. Prinsip-Prinsip apa saja yang perlu diterapkan dalam pengembangan silabus?(hal.
4)
2. Sebeperngaruh apa alokasi waktu dalam perencanaan pengembangan
silabus?(hal.5)
3. Kriteria seperti apa dalam merumuskan indikator pembelajaran yang nantinya
menjadi indikator pengembangan silabus?(hal.10)
4. Sebutkan langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam pengembangan silabus?
(hal.6, 7)
5. Apa tujuan validasi dilakukan dalam proses pengembangan silabus ? (hal.7)
6. Komponen-komponen aap saja yang termuat dalam silabus? ( hal. 8)
7. Apa yang dimaksud dengan teknik teks dan noteks dalam rangka penilaian?
(hal.12)
8. Hal apa saja yang perlu diterapkan dalam menentukan materi pokok
pembelajaran? (hal.9)
9. Sebutkan komponen penting dalam kegiatan penilaian (hal.12)
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan silabus? (hal. 4)

18

You might also like