You are on page 1of 8

PROYEKSI DAN DIMENSI

● Pengertian Proyeksi
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun
pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi dalam gambar teknik
juga berfungsi untuk menampilkan wujud suatu objek dalam bentuk gambar untuk suatu
tujuan tertentu.

● Jenis Proyeksi
1. Proyeksi Piktorial
2. Proyeksi Ortogonal
3. Proyeksi Pandangan

➢ Proyeksi Piktorial (posisi benda)


Proyeksi piktorial adalah penampilan gambar benda mendekati objek
sebenarnya yang digambar secara tiga dimensi dengan
pandangan tunggal.
a) Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi dengan bidang atau objek yang
dimiringkan terhadap bidang proyeksi, sehingga tiga sisi atau muka dari
objek tersebut akan terlihat seragam dan memberikan gambaran bentuk
objek terlihat seperti sebenarnya.
b) Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah proyeksi yang menampilkan objek pada gambar
secara tepat dengan panjang garis sumbu yang menggambarkan ukuran
sebenarnya. Pada proyeksi isometri tidak ada skala pengecilan pada
ukuran gambar dengan perbandingan sumbu X : Y : Z yaitu 1:1:1 dengan
jarak antar sumbu 120 derajat.
c) Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri adalah penyempurnaan garis tumpang tindih pada
proyeksi isometri menjadi tidak terlihat. Perbandingan panjang sumbu X :
Y : Z pada proyeksi dimetri yaitu 1 : 1/2 : 1. dengan kemiringan sisi 7
derajat terhadap sumbu X dan 40 derajat terhadap sumbu Y.
d) Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi yang memiliki perbedaan panjang dan
besar sudut pada sumbu X, Y dan Z. Dengan perbandingan panjang sumbu
X : Y :Z yaitu 9/10a : 1/2a : a.
e) Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak
tegak lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring.
Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja
proyeksi sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti
sebenarnya. Apabila panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang
sebenarnya maka disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk
panjang objek pada proyeksi yang diperpendek disebut dengan proyeksi
miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring memiliki basis sumbu 0, 45
dan 90 derajat.
f) Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif adalah proyeksi piktorial dengan kesan visual yang
menyerupai gambar sebenarnya, namun cara menggambar proyeksi
perspektif cukup rumit rumit, khususnya pada bagian yang kecil. Pada
gambar perspektif garis proyeksi terpusat pada satu atau beberapa titik
tertentu.
➢ Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi dengan bidang proyeksi yang
tegak lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis yang
memproyeksikan suatu objek terhadap bidang proyeksi.
a) Proyeksi ortogonal pada sebuah titik
b) Proyeksi ortogonal pada sebuah garis
c) Proyeksi ortogonal pada sebuah bidang
d) Proyeksi ortogonal pada sebuah benda
➢ Proyeksi Eropa dan Amerika
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk
memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang
dua dimensi
a) Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari
masing pengarang buku yang menjadi referensi. Dapat dikatakan bahwa
Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik
dengan arah pandangannya
b) Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyeksi Amerika merupakan proyeksi
yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya
● Pengertian Dimensi

Dimensi merupakan elemen anotasi yang digunakan untuk menunjukkan ukuran panjang,
besar sudut, radius/diameter dan sebagainya. Dimensi juga merupakan anotasi yang
sangat penting dalam menggambar teknik. Meski anda menggambar dan mencetak
dengan menggunakan skala, tidak masuk akal jika orang yang ingin mengetahui ukuran
gambar anda harus mengukurnya setiap saat.

a. Klasifikasi Pencatuman Ukuran

Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi, kualitas, atau
pengerjaan yang khusus. Oleh karena itu, pencatuman ukuran diklasifikasikan menjadi:

• Pengukuran dengan dimensi fungsional

• Pengukuran dengan dimensi nonfungsional

• Pengukuran dengan dimensi tambahan

• Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan

• Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus

• Pengukuran dengan kesimetrian

1) Pengukuran dengan dimensi fungsional, nonfungsional, dan ukuran tambahan

Jika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yang dirakit), maka ukuran bagian yang
satu dengan Iainnya mempunyai fungsi yang sama, sehingga satu sama lain mempunyai
ukuran yang berpasangan dan pencatuman ukurannya sebagai fungsi yang berpasangan. Jika
benda kerja yang digambar berdiri sendiri, tetapi dalam sistem pengerjaannya terhadap maka
digambar sesuai dengan ukurannya dan pencatuman ukurannya sebagai fungsi pengerjaan.

Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukuran nonfungsional. Untuk melengkapi ukuran,
dalam hal ini supaya tidak menimbulkan kekacauan dalam membaca gambar terutama dalam
jumlah ukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi dengan ukuran tambahan. Ukuran
tambahan ini harus ditempatkan di antara dua kurung atau di dalam kurung
Keterangan:

F = dimensi fungsional

NJF = dimensi nonfungsional

H = dimensi tambahan

2) Pengukuran ketirusan

Untuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentuk miring, ukuran kemiringannya
dicantumkan dengan harga tangen sudutnya.
3) Penunjukan ukuran pada bagian yang dikerjakan khusus

Untuk memberikan keterangan gambar pada benda-benda yang dikerjakan khusus, misalnya
dikartel pada bagian tertentu atau dihaluskan dengan ampelas halus, maka pada bagian yang
dikerjakan khusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik

4) Pemberian ukuran pada bagian-bagian yang simetris

Untuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambar simetris, jarak antara tepi dan sumbu
simetrisnya tidak dicantumkan
b. Pencatuman Simbol-Simbol Ukuran

Untuk benda-benda dengan bentuk tertentu, ukurannya dicantumkan disertai simbol bentuknya:
misal benda-benda yang berbentuk silinder, bujur sangkar, bola, dan pingulan (chamfer).

Keterangan:

50 = Diameter bola dengan ukuran 32 mm

SR 16 = Jari-jari bola dengan ukuran 16 mm

C3 = Chamfer atau pinggulan dengan ukuran 3 × 45

023 = Simbol ukuran silinder, dengan ukuran 23 mm

34 = Simbol ukuran bujur sangkar, dengan ukuran sisinya 34 mm

120 = Simbol ukuran tidak menurut skala yang sebenarnya

M12 = Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir metris dan diameter luarnya

12 mm

2 = (Silang/cros clengan garis tipis); simbol bidang rata

I = (Strip titik tebal); simbol bagian yang dikerjakan khusus


c. Penunjukan ukuran jari-jari

Untuk menunjukkan ukuran jari-jari, dapat digambarkan dengan garis ukur

dimulai dan titik pusat sampai busur Iingkarannya. Sebagai simbol dari jari-jari

tersebut, diberi tanda huruf “R”

You might also like