You are on page 1of 46

BAB III

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan


untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan
daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat
bahwa pengelolaan keuangan daerahh diwujudkan dalam suatu APBD maka
analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan
keuangan daerah pada umumnya. Untuk kebutuhan itu, dibutuhkan realisasi
kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya.

Gambaran pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan untuk


menjelaskan kinerja pengelolaan keuangan dimasa lalu, perilaku data dan
informasi pertanggungjawaban keuangan daerah, dan bagaimana proyeksi
ketersediaan dana pembangunan pada masa 5 (lima) tahun mendatang. Dasar
yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Bombana mengacu pada
batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum dalam:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 133


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
123);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

Peraturan yang mendasari pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk


mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, bertanggung
jawab, adil, patut, dan bermanfaat. Kerangka pengelolaan keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana secara garis besar terdiri dari
penyusunan anggaran daerah, penatausahaan, pertanggungjawaban, dan
pelaporan yang kesemuanya mengacu pada tujuan tersebut di atas. Untuk
memahami kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana,
perlu dicermati kondisi kinerja keuangannya, baik kinerja keuangan masa lalu
maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. Berdasarkan hal tersebut
dapat diproyeksikan pendapatan, belanja, dan pembiayaan sebagai kerangka
pendanaan di masa yang akan datang.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Analisis kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui


kinerja kondisi keuangan dimasa lalu. Dari analisis kinerja masa lalu atau
beberapa tahun kebelakang, maka akan diketahui rata-rata pertumbuhan yang
dapat dijadikan sebagai analisis proyeksi keuangan kedepan. Kinerja
keuangan masa lalu terdiri atas kinerja pelaksanaan APBD dan neraca
keuangan daerah. Kinerja pelaksanaan APBD terdiri atas target dan realisasi
pendapatan, target dan realisasi belanja, serta penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Sedangkan neraca keuangan daerah berupa
perkembangan dan analisis neraca keuangan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 134


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam
pengelolaan keuangan daerah selalu diterapkan prinsip dan pendekatan serta
norma yang berlaku secara universal, yaitu dilaksanakan dengan tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, transparan serta dapat di
pertanggungjawabkan dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan nilai
manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Kapasitas keuangan daerah dalam mendukung pencapaian target


pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun yang lalu dapat dilihat dari
anggaran pendapatan, belanja daerah, dan pembiayaan. Dari sisi APBD,
keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan dalam
rangka penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan yang terus meningkat
dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menyesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan pembangunan baik dari aspek fisik maupun non fisik.

Landasan yang dijadikan acuan dalam perhitungan APBD pada 5 (lima)


tahun yang lalu, adalah proyeksi indikator makro ekonomi, antara lain terdiri
dari (i) laju pertumbuhan ekonomi; (ii) kemiskinan dan pengangguran; (iii)
pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan;
(iv) daya saing daerah; dan (v) pendapatan perkapita masyarakat dan laju
inflasi lokal.

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)


Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana selama kurun waktu 5 (lima) tahun
yang lalu dilakukan dan dirumuskan melalui pendekatan anggaran berbasis
kinerja. Pendekatan ini diarahkan dan bertujuan untuk dapat menampung
aspirasi dan memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat sebagai penerima
manfaat dari setiap program pembangunan secara optimal. Namun demikian,
agar ada jaminan bahwa dalam penyusunan anggaran dilakukan secara
transparan, efisien, efektif, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat sasaran dan
tepat dalam penggunaannya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 135


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
perumusannya memperhatikan beberapa faktor, diantaranya faktor
keseimbangan antara pendapatan dengan belanja serta pembiayaan.

3.1.1.1. Pendapatan Daerah

Berdasarkan data tahun 2016, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten


Bombana dalam realisasinya mampu menyumbangkan sebesar 3,68% dari
total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar berasal dari dana
transfer sebesar 80,91% dari total pendapatan daerah, sedangkan sisanya
merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 15%. Proporsi
dana pendapatan transfer cenderung meningkat dari tahun 2015 ke tahun
2016.

Pada tahun 2015, proporsi dana pendapatan transfer mencapai 79,16%


dan pada tahun 2016 naik menjadi 80,91%. Kenaikan proporsi dana
perimbangan ini menunjukkan bahwa kemandirian daerah masih sangat
kurang. Peningkatan proporsi dana pendapatan transfer dikarenakan
meningkatnya dana alokasi khusus. Selama tahun 2015-2016, terjadi
penurunan proporsi realisasi PAD sebesar 0,42%, dimana proporsi realisasi
PAD pada tahun 2015 adalah sebesar 4,11% dan pada tahun 2016 menjadi
3,68%. Pergeseran penurunan proporsi pendapatan terjadi di 3 (tiga) pos
pendapatan yaitu dari pajak daerah, Hasil retribusi daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

Sementara itu proporsi pendapatan daerah yang berasal dari dana


perimbangan yang berasal dari Dana Alokasi Umum maupun Dana Alokasi
Khusus, memiliki kontribusi relatif cukup besar dari keseluruhan penerimaan
daerah, dengan proporsi cenderung mengalami fluktuasi dalam lima tahun
terakhir, dimana pada tahun 2012, 2013, 2014, 2015 maupun pada tahun
2016, masing-masing sebesar 78,53%, 79,73%, 71,73%, 73,40%, dan
77,64%. Realisasi pendapatan daerah tahun 2012-2016 sebagaimana tabel
berikut:

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 136


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.1
Pertumbuhan Rata-Rata Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

NO URAIAN REALISASI
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 4 5 6 7 7
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 22.710,06 24.646,49 35.149,03 34.521,22 31.274,20
1.1 Pendapatan Pajak Daerah 2.083,25 2.373,43 5.519,85 6.244,84 5.389,74
1.2 Hasil Retribusi Daerah 2.988,21 4.717,81 10.433,46 6.321,11 4.305,55
Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.3 11.582,43 10.618,92 11.929,65 10.588,34 9.390,81
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1.4 6.056,17 6.936,33 7.266,07 11.366,93 12.188,10
yang Sah
2 DANA PERIMBANGAN 421.035,81 500.086,74 529.546,51 571.711,20 687.828,54
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
2.1 42.708,43 45.845,38 37.739,44 41.600,85 27.742,12
Bukan Pajak
2.2 Dana Alokasi Umum 328.634,00 382.986,68 414.006,95 435.541,50 481.299,89
2.3 Dana Alokasi Khusus 49.693,38 71.254,68 77.800,12 94.568,85 178.786,53
LAIN-LAIN PENDAPATAN
3 38.040,50 44.974,39 73.268,44 120.942,67 130.944,65
DAERAH YANG SAH
3.1 Pendapatan Hibah - 4.294,49 0,00 - 6.000,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari
3.2 Provinsi dan Pemerintah Daerah 9.563,64 8.143,09 9.554,39 12.133,22 16.473,83
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
3.3 26.131,24 28.215,99 61.494,05 106.302,59 103.871,88
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi
3.4 2.220,00 2.403,48 2.340,00
atau Pemerintah Daerah Lainnya
103,
3.5 Pendapatan Lainnya 2.345,62 4.320,82 - 2.258,94
38
JUMLAH
481.786,37 569.707,62 637.963,98 727.175,09 850.047,39
Persentase Realisasi Pendapatan
Pertahun 18,25% 11,98% 13,98% 16,90%

Rata-rata Kenaikan Realisasi


Pendapatan (2012-2016) 15,28%

Sumber: Badan Keuangan Daerah, 2017

Dari tabel diatas menunjukkan, kondisi keuangan Kabupaten Bombana


kurang baik karena pada tahun 2016 jumlah kedua dana perimbangan ini
berada di atas 50% dari keseluruhan pendapatan daerah. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) juga mempunyai kontribusi yang relatif kecil terhadap APBD
Kabupaten Bombana, dengan rata-rata realisasi pertumbuhan mengalami
kenaikan sebesar 10,24% per tahun selama lima tahun terakhir (2012-2016).
Hal ini menunjukkan bahwa derajat kemampuan fiskal pemerintah daerah
Kabupaten Bombana termasuk dalam kategori sangat kurang. Hal ini terbukti
selama 5 (lima) tahun terakhir (2012-2016), trend kontribusi PAD terhadap
APBD mengalami fluktuasi, yang menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan
PAD belum mampu mengimbangi pertumbuhan kebutuhan belanja daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 137


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.2
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Rata-rata
Tahun
NO Uraian pertumb.
2012 2013 2014 2015 2016 (%)

1 PAD 22.710,06 24.646,49 35.149,03 34.521,22 31.274,20 9,99%

1.
Pajak Daerah 2.083,25 2.373,43 5.519,85 6.244,84 5.389,74 36,48%
1

1.
Retribusi Daerah 2.988,21 4.717,81 10.433,46 6.321,11 4.305,55 26,93%
2

1. Hasil Pengol. kekayaan 10.618,9


11.582,43 11.929,65 10.588,34 9.390,81 -4,63%
3 daerah Yang dipisahkan 2

1. 12.188,1
Lain-lain yang syah 6.056,17 6.936,33 7.266,07 11.366,93 20,74%
4 0
Sumber: Badan Keuangan Daerah, 2017
Sementara itu perbandingan antara target dengan realisasi penerimaan
PAD selama kurun waktu yang sama, menunjukkan kenaikan dengan rata-rata
sebesar 12,42%. Sementara itu, rata-rata realisasi pendapatan yang diperoleh
tidak pernah mencapai rata-rata target yang telah ditetapkan dimana rasio
efektivitas PAD hanya mencapai 68,59% sampai 85,45%. Hal ini
menggambarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bombana belum efektif dalam
melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah. Selain itu, sumber-
sumber potensi pendapatan daerah masih cukup banyak yang dapat digali dan
dikembangkan sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah.

Tabel 3.3
Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pada APBD Kabupaten Bombana Tahun 2011-2015 (Juta Rupiah)

Tahun Target Realisasi Rasio

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 138


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Efektivitas (%)
Pertumbuhan Pertumbuhan
PAD PAD
(%) (%)
2012 26.577.538.293 22.710.060.254 85,45%
2013 32.349.672.227 21,72% 24.646.496.160 8,53% 76,19%
2014 42.717.823.266 32,05% 35.149.036.230 42,61% 82,28%
2015 43.242.004.348 1,23% 34.521.229.713 -1,79% 79,83%
2016 40.945.327.475 -5,31% 31.274.205.870 -9,41% 76,38%
Rata-rata Per Tahun 12,42% 9,99% 78,67%
Sumber: Badan Keuangan Daerah, 2017

Dengan prinsip otonomi daerah, undang-undang mewajibkan daerah yang


bersangkutan untuk mengurus rumah tangganya sendiri, dengan prinsip
peningkatan kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan. Pemerintah
daerah dalam hal ini dipacu untuk meningkatkan kemampuan seoptimal
mungkin dalam pengelolaan urusan rumah tangganya sendiri, yaitu dengan
cara menggali segala sumber dana yang potensial yang ada di daerah
tersebut. Kemampuan daerah dalam memajukan perekonomian daerahnya
terlihat dari perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang positif di sisi
penerimaan dan peranannya dari tahun ke tahun yang semakin meningkat.
PAD hanya merupakan salah satu sumber utama keuangan daerah untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan di samping penerimaan
lainnya berupa bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU, DAK dan lain-lain
penerimaan yang sah.

3.1.1.2. Belanja Daerah

Kinerja keuangan pemerintah daerah juga dapat dilihat dari sisi belanja
daerah selama periode tertentu yang biasanya selama 5 (lima) tahun. Kinerja
ini ditunjukkan oleh seberapa besar penerimaan daerah digunakan untuk
memenuhi semua kebutuhan belanja daerah, baik belanja yang sifatnya rutin
maupun belanja non rutin. Tabel berikut menunjukkan besaran belanja yang
terjadi selama tahun 2012-2016 di Kabupaten Bombana.

Tabel 3.4
Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 139


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
TAHUN
NO URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016
Belanjang Tidak
1 232.636,15 241.228,41 266.736,74 342.453,14 425.246,06
Langsung
1.1 Belanja Pegawai 182.007,24 195.150,10 218.630,97 265.204,31 276.153,72
1.2 Belanja Bunga - - - - -
1.3 Belanja subsidi - 79,31 - 57,17 49,30
1.4 Belanja Hibah 6.232,00 42.979,00 45.302,77 1.843,16 27.813,31
1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.425,92 2.520,00 2.450,00 - 1.737,01
1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - -
Belanja Bantuan
1.7 42.970,99 0,00 0,00 74.421,06 117.525,54
Keuangan
1.8 Belanja Tak Terduga - 500,00 353,00 927,44 1.967,18
2 Belanja Langsung 224.159,39 313.086,84 419.951,72 385.471,36 435.136,93
2.1 Belanja Pegawai 31.315,65 25.740,60 17.294,36 24.404,63 23.411,67
2.2 Belanja Barang dan Jasa 77.568,78 110.956,06 133.160,15 125.179,32 117.948,18
2.3 Belanja Modal 115.274,96 176.390,18 269.497,21 235.887,41 293.777,08
Total Belanja 456.795,54 554.315,25 686.688,46 727.924,50 860.382,99
Sumber: Badan Keuangan Daerah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, kita lihat bahwa realisasi belanja daerah selalu
mengalami kenaikan baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung,
dan rata-rata pertumbuhan belanja langsung lebih besar daripada belanja tidak
langsung. Mencermati struktur belanja daerah Pemerintah Daerah Kabupaten
Bombana selama 5 tahun berturut-turut menunjukkan bahwa belanja daerah
pada terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun dengan komposisi rata-
rata untuk belanja tidak langsung mencapai 46,28% dan 53,72%.

Sebagian besar belanja tidak langsung digunakan untuk belanja pegawai,


yang masing-masing mencapai angka rata-rata sebesar 35,49% dari total
belanja daerah selama 5 (lima) tahun. Sementara itu dari pos belanja langsung,
untuk belanja barang jasa sebesar 17,28% dan belanja modal hanya 32,43%
dari total belanja daerah dalam lima tahun terakhir. Belanja barang dan jasa
serta belanja modal cukup tinggi rata-rata hanya 49,71% dari total belanja
daerah, yang berarti bahwa daerah mampu mengatur penggunaan keuangan
daerah dalam rangka pemenuhan belanja membiayai program-program
pembangunan.

3.1.1.3. Pembiayaan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 140


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Kebijakan pembiayaan daerah terdiri dari kebijakan penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan daerah yang diarahkan pada:

a. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun


sebelumnya sebagai sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya,
didasarkan pada perhitungan yang cermat dan rasional;
b. Penyertaan modal kepada BUMD;
c. Persentase SILPA diupayakan tidak meningkat dengan semakin efektifnya
perencanaan anggaran.

Realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Bombana tahun 2012-2016


secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Bombana
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

TAHUN
NO URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016
PENERIMAAN
I 40.573,69 56.456,61 70.848,97 21.554,49 20.805,09
PEMBIAYAAN
1. Penggunaan SiLPA 40.573,69 56.456,60 70.848,96 21.554,49 20.805,09
Pinjaman Dalam
2.
Negeri
Penerimaan
3.
Kembali Piutang
II PENGELUARAN
8.327,88 1.000 570 0,00 0,00
PEMBIAYAAN
1. Pembentukan
0,00 0,00 570 0,00 0,00
Dana Cadangan
2. Penyertaan
8.310
Modal/Investasi 1.000 0,00 0,00 0,00
Pemerintah Daerah
3. Pembayaran Pokok
17,88 0,00 0,00 0,00 0,00
Utang
4. Pemberian
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinjaman Daerah

PEMBIAYAAN
32.245,80 55.456,61 70.278,97 21.554,49 20.805,09
NETTO
Sumber: Badan Keuangan Daerah, 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 141


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel diatas menunjukkan bahwa sumber satu-satunya penerimaan
pembiayaan adalah berasal dari SiLPA yang kenaikan dan penurunannya
bervariatif. Hal ini menunjukkan peningkatan SiLPA yang tidak diharapkan
tidak dapat terwujud. Dimasa mendatang Pemerintah Kabupaten Bombana
harus lebih cermat lagi dalam perencanaan anggaran. Dari sisi pengeluaran
pembiayaan, persentase terbesar dipergunakan untuk penyertaan modal
kepada BUMD tahun 2012 dan 2013, Pembentukan dana cadangan hanya
terjadi ditahun 2014, sedangkan sebagian pembayaran pokok hutang hanya
terjadi ditahun 2012. Dengan banyaknya penerimaan pembiayaan, seharusnya
Pemerintah Kabupaten Bombana lebih berani lagi dalam penggunaan
penerimaan pembiayaan, misalnya dipergunakan untuk pembentukan dana
cadangan.

3.1.2. Neraca Daerah

Sejalan dengan amanat yang telah ditetapkan dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah,
neraca daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh
setiap pemerintah daerah. Laporan keuangan dimaksud sangat penting bagi
manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi
kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku saja, tetapi juga
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan
efektif. Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar
akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing
pemerintah.

Neraca daerah merupakan data dan informasi tentang gambaran berbagai


hal tentang Asset (aset lancar, aset tetap dan aset lainnya), Kewajiban (jangka
pendek) dan Ekuitas (ekuitas dana lancardan ekuitas dana investasi) suatu
pemerintah daerah. Penyusunan neraca daerah bertujuan untuk mengetahui
kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 142


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
dana pembangunan daerah. Dengan demikian Neraca Daerah juga
memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban
(utang) dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset
daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya
ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat
ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat dimasa
mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam
uang. Perkembangan neraca daerah, khususnya tentang perkembangan aset
lancar Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir mengalami rata-rata penurunan sebesar 58,60% pertahun. Jika
dalam tahun 2012 total aset lancar sebesar Rp.119.941.669.942,13 maka
dalam tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp.54.481.772.403,09,
tahun 2014 mengalami menurunan sebesar Rp.51.578.739.522,63, tahun 2015
juga mengalami penurunan sebesar Rp.82.702.415.489,41 dan ditahun 2016
turun sebesar Rp.73.434.724.190,71. Penurunan yang cukup signifikan di tahun
2014 disebabkan karena komponen aset lancar, yaitu kas, mengalami
penurunan yang cukup signifikan sebesar 70,66%. tahun 2015 penurunannya
disebabkan munculnya komponen aset lancer dalam metode pencatatan akrual
basic, yaitu penyisihan piutang sebesar Rp79.051.467.234,31, sedangkan
ditahun 2016 penurunan disebabkan komponen aset lancar yaitu Piutang
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah piutang dijadikan sebagai aset lainnya dalam
akun Tuntutan Ganti Kerugian Daerah sebesar Rp66.874.362.122,00.
Meskipun pertumbuhan aset lancar mengalami penurunan, namuan
pertumbuhan seluruh asset sampai tahun 2016 meningkat rata-rata 22,61%
pertahun sejak tahun 2012. Kondisi kekayaan Kabupaten Bombana
memberikan indikasi, bahwa Kabupaten Bombana memiliki potensi yang cukup
menjanjikan jika dikelola secara efektif dan efesien dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan


informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim
pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul
karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 143


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber
daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban Pemerintah Daerah
Kabupaten Bombana, secara keseluruhan dalam kurun waktu 5 tahun (2012-
2016) dengan rata-rata sebesar 102,81%, yang berarti bahwa kewajiban
kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah
daerah dari tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana selama kurun
waktu tersebut kurang efektif dalam melaksanakan kewajiban finansialnya
secara tepat waktu.

Dari sisi kewajiban jangka pendek dengan berbagai pihak dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun mengalami peningkatan.Jika dalam tahun 2012 kewajiban
dengan pihak ketiga masih sebesar Rp.17.047.026.086,20 ditahun 2013
kewajiban dengan pihak ketiga mengalami penurunan menjadi
Rp.10.770.327.403,86, sedangkan dalam tahun 2014 kewajiban dengan pihak
ketiga mengalami peningkatan menjadi Rp. 25.136.515.917,86. Sedangkan
pada tahun 2015, kewajiban jangka pendek pemerintah kepada pihak ketiga
mengalami penurunan sebesar 54,92%. Namun ditahun 2016 kewajiban
dengan pihak ketiga mengalami peningkatan menjadi Rp. 53.210.547.332,86.
Penurunan kewajiban dengan pihak ketiga yang terus berkurang/menurun dari
tahun ke tahun memberikan gambaran dan bermakna, bahwa manajemen
pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Bombana semakin professional
dan dengan demikian penyelenggaraan pembangunan daerah di era otonomi
daerah dapat dilaksanakan semakin mandiri sesuai aspirasi masyarakat

Peningkatan kewajiban dengan pihak ketiga yang terjadi ditahun 2016


sebenarnya bukanlah merupakan suatu kejelekan dalam pengelolaan
keuangan daerah, selama manajemen pengelolaan keuangan daerah semakin
professional dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, maka
penyelenggaraan pembangunan daerah diera otonomi daerah dapat
memberikan banyak efek pada peningkatan pendapatan masyarakat. Gerak
dinamika ini tentunya akan memberikan dampak positif pada berkembangnya
berbagai aktivitas pemerintahan, kemasyarakatan dan tentunya dunia usaha

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 144


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
dalam rangka mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Bombana khususnya, dan umumnya masyarakat di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, dan Dana Investasi,
merupakan selisih antara asset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas
Dana Pemerintah Kabupaten Bombana selama kurun waktu 5 tahun
mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 21,68 % yang berarti bahwa ekuitas
dananya relatif sedang.

Sementara itu, secara keseluruhan perkembangan neraca Pemerintah


Daerah Kabupaten Bombana mengalami pertumbuhan yang positif seiring
dengan menggeliatnya berbagai aktivitas pembangunan yang secara gencar
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan.
Data yang ada selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukan, bahwa total
pertumbuhan neraca Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang signifikan,
dengan pertumbuhan rata-rata 22,60% per tahun. Hal positif inilah yang
mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan usaha baik yang dilaksanakan oleh
kelompok pengusaha menengah dan besar serta usaha-usaha masyarakat
yang semakin bermunculan di wilayah Kabupaten Bombana.

Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah juga dapat


diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara
kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang lain.
Oleh karena itu selain analisis diatas, analisis neraca daerah yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah dapat dilakukan
melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta
kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah


daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jenis rasio likuiditas
yang digunakan antara lain rasio lancar (currentratio) dan rasio cepat
(quickratio). Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 145


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
aktiva lancar yang dimilikinya, rumusnya yaitu aktiva lancar dibagi kewajiban
jangka pendek. Rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid, rumusnya yaitu aktiva lancar
dikurangi persediaan, hasilnya dibagi kewajiban jangka pendek. Tabel 3.6

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 146


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.6
Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2012, 2013, 2014, 2015 Dan 2016
(Setelah Konversi) Auditan

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI


2012 2013 2014 2015 2016

ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 63.027.807.652,00 72.904.305.299,49 21.389.317.315,49 21.320.219.351,49 11.631.891.358,49
Kas di Bendahara Pengeluaran 5.445.912.933,63 2.441.135.061,00 2.242.525.009,00 1.015.307.041,00 979.116.447,00
Kas di Bendahara Penerimaan 370.061.785,23 276.033.429,00 286.480.529,00 6.728.835,00 22.857.000,00
Kas di BLUD 0 0 0 0 272.865.820,00
Kas Lainnya 0 0 0 473.566.882,00 640.110.724,64
Setara Kas 0 0 0 0 0
Kas Di Bendarahara FKTP 0 0 37.961.726,00 67.441.953,00 178.951.823,00
Investasi Jangka Pendek 0 0 0 0 0
Piutang Pajak Daerah 135.349.605,04 6.918.510.396,28 7.434.914.129,48 7.722.235.829,17 7.964.871.064,17
Piutang Retribusi Daerah 112.860.000,00 685.466.691,00 202.324.500,00 736.765.500,00 353.822.500,00
Piutang Pendapatan HPKYD 10.618.920.257,00 11.929.649.634,00 10.588.339.165,00 9.390.810.018,00 10.661.229.658,00
Piutang Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 33.891.668.880,50 74.161.131.379,00 74.134.098.745,67 74.086.311.710,00 7.107.288.588,00
Piutang BLUD 0 0 2.202.495.899,00
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Provinsi 3.625.758.201,03 1.884.317.340,03 2.539.036.236,95 3,95 3,95
Penyisihan Piutang 0 0 0 -79.051.467.234,31 -79.025.263.475,31
Beban Dibayar Dimuka 0 0 0 811.869.753,00 520.000.000,00
Persediaan 2.713.330.627,70 3.222.893.115,42 3.989.705.466,00 3.562.497.690,88 3.197.325.812,53
JUMLAH ASET LANCAR 119.941.669.942,13 174.423.442.345,22 122.844.702.822,59 40.142.287.333,18 -33.292.436.776,53

INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Dana Bergulir 0 0 0 0 0
Investasi Non Permanen Lainnya 0 0 0 0 0
JUMLAH Investasi Jangka Panjang Non
0 0 0 0 0
Permanen

Investasi Jangka Panjang Permanen

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 147


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Penyertaan Modal Pemerintah
51.163.426.199,60 57.377.476.909,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04
Daerah
Investasi Permanen Lainnya 0 0 0 0 0
JUMLAH Investasi Jangka Panjang
51.163.426.199,60 57.377.476.909,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04
Permanen

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 51.163.426.199,60 57.377.476.909,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04 55.791.689.630,04

ASET TETAP
Tanah 48.827.770.231,00 55.014.782.268,00 60.904.346.775,00 72.593.918.899,00 78.762.365.899,00
Peralatan dan Mesin 94.772.838.620,85 98.562.599.791,04 137.848.235.957,04 163.889.204.848,04 184.128.538.307,04
Gedung dan Bangunan 133.264.885.557,55 162.808.347.294,55 235.357.607.711,20 343.302.120.115,20 414.060.103.394,20
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 120.204.838.279,50 196.116.330.268,50 261.626.134.530,50 492.367.901.116,50 724.049.275.811,50
Aset Tetap Lainnya 20.370.556.383,00 21.007.534.516,00 25.070.190.395,00 29.327.152.895,00 29.909.257.770,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 5.341.742.530,80 51.199.562.180,80 204.491.806.816,15 47.231.772.883,15 121.874.918.123,15
Akumulasi Penyusutan 0 0 -189.086.750.598,51 -335.865.145.984,53 -285.839.202.111,26
JUMLAH ASET TETAP 422.782.631.602,70 584.709.156.318,89 736.211.571.586,38 812.846.924.772,36 1.266.945.257.193,63

DANA CADANGAN
Dana Cadangan 1.000.000.000,00 0 0 0 0
JUMLAH DANA CADANGAN 1.000.000.000,00 0 0 0 0

ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi 33.891.668.880,50 0 38.848.964,33 0 66.874.362.122,00
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0 0 0 0 0
Aset Tidak Berwujud 0 0 0 0 0
Aset Lain-lain 17.031.410.470,15 39.550.794.106,96 37.346.234.970,96 37.346.234.970,96 37.346.234.970,96
JUMLAH ASET LAINNYA 50.923.079.350,65 39.550.794.106,96 37.385.083.935,29 37.346.234.970,96 104.220.597.092,96

JUMLAH ASET 645.810.807.095,08 856.060.869.680,11 952.233.047.974,30 946.127.136.706,54 1.393.665.107.140,10

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 11.233.948.113,14 4.496.046.309,00 2.112.042.243,00 1.602.219.064,00 2.593.330.236,00
Utang Bunga 0 0 0 0 0
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0 0 0 0 0
Pendapatan Diterima Dimuka 0 0 0 261.467.222,00 298.805.982,00
Utang Beban 0 0 0 1.948.960.815,00 13.063.765.981,00
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 148
Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Utang Jangka Pendek Lainnya 5.813.077.973,06 6.274.281.094,86 23.024.473.674,86 7.518.070.317,86 37.254.645.133,86
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 17.047.026.086,20 10.770.327.403,86 25.136.515.917,86 11.330.717.418,86 53.210.547.332,86

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Dalam Negeri 0 0 0 0 0
Utang Jangka Panjang Lainnya 0 0 0 0 0
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0 0 0 0 0

JUMLAH KEWAJIBAN 17.047.026.086,20 10.770.327.403,86 25.136.515.917,86 11.330.717.418,86 53.210.547.332,86

EKUITAS -36,82 133,39 -54,92 369,61


EKUITAS 628.763.781.008,88 845.290.542.276,25 927.096.532.056,44 935.564.306.252,79 1.340.454.559.807,24

JUMLAH KEWAJIBAN DAN


645.810.807.095,08 856.060.869.680,11 952.233.047.974,30 946.895.023.671,65 1.393.665.107.140,10
EKUITAS DANA

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI


URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 63.027,81 72.904,31 21.389,32 21.320,22 11.631,89
Kas di Bendahara Pengeluaran 5.445,91 2.441,14 2.242,53 1.015,31 979,12
Kas di Bendahara Penerimaan 370,06 276,03 286,48 6,73 22,86
Kas di BLUD 0 0 0 0 272,87
Kas Lainnya 0 0 0 473,57 640,11
Setara Kas 0 0 0 0 0
Kas Di Bendarahara FKTP 0 0 37,96 67,44 178,95
Investasi Jangka Pendek 0 0 0 0 0
Piutang Pajak Daerah 135,35 6.918,51 7.434,91 7.722,24 7.964,87
Piutang Retribusi Daerah 112,86 685,47 202,32 736,77 353,82
Piutang Pendapatan HPKYD 10.618,92 11.929,65 10.588,34 9.390,81 10.661,23

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 149


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Piutang Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 33.891,67 74.161,13 74.134,10 74.086,31 7.107,29
Piutang BLUD 0 0 0 0 2.202,50
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Provinsi 3.625,76 1.884,32 2.539,04 0,00000395 0,00000395
Penyisihan Piutang 0 0 0 -79.051,47 -79.025,26
Beban Dibayar Dimuka 0 0 0 811,87 520,00
Persediaan 2.713,33 3.222,89 3.989,71 3.562,50 3.197,33
JUMLAH ASET LANCAR 119.941,67 174.423,44 122.844,70 40.142,29 -33.292,44

INVESTASI JANGKA PANJANG 0 0 0 0 0


Investasi Jangka Panjang Non Permanen 0 0 0 0 0
Dana Bergulir 0 0 0 0 0
Investasi Non Permanen Lainnya 0 0 0 0 0
JUMLAH Investasi Jangka Panjang Non Permanen 0 0 0 0 0

Investasi Jangka Panjang Permanen 0 0 0 0 0


Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 51.163,43 57.377,48 55.791,69 55.791,69 55.791,69
Investasi Permanen Lainnya 0 0 0 0 0
JUMLAH Investasi Jangka Panjang Permanen 51.163,43 57.377,48 55.791,69 55.791,69 55.791,69
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 51.163,43 57.377,48 55.791,69 55.791,69 55.791,69

ASET TETAP 0 0 0 0 0
Tanah 48.827,77 55.014,78 60.904,35 72.593,92 78.762,37
Peralatan dan Mesin 94.772,84 98.562,60 137.848,24 163.889,20 184.128,54
Gedung dan Bangunan 133.264,89 162.808,35 235.357,61 343.302,12 414.060,10
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 120.204,84 196.116,33 261.626,13 492.367,90 724.049,28
Aset Tetap Lainnya 20.370,56 21.007,53 25.070,19 29.327,15 29.909,26
Konstruksi Dalam Pengerjaan 5.341,74 51.199,56 204.491,81 47.231,77 121.874,92
Akumulasi Penyusutan 0 0 -189.086,75 -335.865,15 -285.839,20
JUMLAH ASET TETAP 422.782,63 584.709,16 736.211,57 812.846,92 1.266.945,26
Dana Cadangan 1.000,00 0 0 0 0

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 150


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tuntutan Ganti Rugi 33.891,67 0 38,85 0 66.874,36
Aset Lain-lain 17.031,41 39.550,79 37.346,23 37.346,23 37.346,23
JUMLAH ASET LAINNYA 50.923,08 39.550,79 37.385,08 37.346,23 104.220,60
JUMLAH ASET 645.810,81 856.060,87 952.233,05 946.127,14 1.393.665,11
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 11.233,95 4.496,05 2.112,04 1.602,22 2.593,33
Pendapatan Diterima Dimuka 0 0 0 261,47 298,81
Utang Beban 0 0 0 1.948,96 13.063,77
Utang Jangka Pendek Lainnya 5.813,08 6.274,28 23.024,47 7.518,07 37.254,65
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 17.047,03 10.770,33 25.136,52 11.330,72 53.210,55
JUMLAH KEWAJIBAN 17.047,03 10.770,33 25.136,52 11.330,72 53.210,55
0 0 0 0 0
EKUITAS 0 -0,00003682 0,00013339 -0,00005492 0,00036961
Ekuitas 628.763,78 845.290,54 927.096,53 935.564,31 1.340.454,56
0 0 0 0 0
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 645.810,81 856.060,87 952.233,05 946.895,02 1.393.665,11
Sumber : Badan Keuangan Daerah (data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 151


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Hasil analisis rasio menunjukkan bahwa rasio lancar Pemerintah Daerah
Kabupaten Bombana selama kurun waktu tahun 2012-2016 masih rendah,
yang berarti bahwa pemerintah daerah Kabupaten Bombana masih dapat
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio lancar dari tahun 2012 sampai
tahun 2016 rata-rata mencapai 7,03 yang berarti bahwa aset lancer pemerintah
daerah Kabupaten Bombana adalah 7,03 kali lipat bila dibandingkan dengan
kewajiban yang jatuh tempo. Persediaan masuk dalam kategori aset lancar,
namun memerlukan tahap untuk menjadi kas. Apalagi persediaan di
pemerintah daerah bukan merupakan barang dagangan, sehingga sebagai
faktor pengurang dalam aset lancar. Kondisi tersebut bisa dicermati pada tabel
berikut ini :

Tabel 3.7
Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016 (%)

NO URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016


1 Rasio Likuiditas
Rasio aset
1.1 7,04 16,19 4,89 3,54 -0,63
(current ratio)
1.2 Rasio quick (quick ratio) 4,03 10,87 2,67 -1,38 -1,67
2 Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang
2.1 2,64 1,26 2,64 1,20 3,82
terhadap total asset
Rasio hutang terhadap
2.2 2,71 1,27 2,71 1,21 3,97
modal
3 Rasio Aktivitas
3.1. Rata-rata umur piutang 25 hari 15 hari 20 hari 17 hari 15 hari
Sumber: BKD Kab. Bombana, 2016

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah


daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan
semakin baik kemampuan pemerintah daerah dalam membayar kewajiban
jangka panjang. Jenis rasio solvabilitas yang digunakan pemerintah daerah
antara lain rasio total hutang terhadap total aset (total debt to total asset ratio)
dan rasio hutang terhadap ekuitas (total debt toequity ratio). Rasio total hutang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 152


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
terhadap total aset, mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam menjamin
hutangnya dengan aktiva/ aset yang dimilikinya, rumusnya total hutang dibagi
total aset. Sedangkan rasio hutang terhadap ekuitas mengukur seberapa jauh
aset pemerintah daerah dibelanja pihak kreditur dan modal sendiri (ekuitas),
rumusnya total hutang dibagi total ekuitas. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin kecil dana yang diambil dari luar dan sebaliknya. Dari tabel diatas,
rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana
tahun 2012-2016 berturut-turut adalah sebesar berkisar 2,64%, 1,26%, 2,64%,
1,20% dan 3,82%. Pada tahun 2016 rasio total hutang terhadap total aset
Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana sebesar 3,82% artinya sebesar Rp.
0,0382 dari setiap Rp1,00 total aktiva merupakan pendanaan dari hutang, atau
aktiva Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana yang didanai oleh hutang
sebesar 3,82%, sisanya dari modal sendiri (ekuitas). Dari tahun 2012-2016,
rasio hutang terhadap modal, memiliki rasio yang sama dengan rasio total
hutang terhadap total aset Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana.

Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada
kegiatan pelayanan pemerintah daerah. Rasio aktivitas juga dimaknai
merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif dan efisien pemerintah
daerah dalam pendayagunaan aktiva yang dimiliki dan dalam pengelolaan
sumber-sumber dananya. Jenis rasio aktivitas yang digunakan untuk
pemerintah daerah antara lain rata-rata umur piutang, yaitu rasio untuk melihat
berapa lama, hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang
menjadi kas). Semakin besar periode rata-rata, semakin besar risiko
kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan sebaliknya. Cara perhitungan rata-
rata umur piutang adalah 365 dibagi perputaran piutang, dimana perputaran
piutang sendiri adalah pendapatan daerah dibagi rata-rata piutang pendapatan
daerah. Sedangkan, rata-rata piutang pendapatan daerah adalah saldo awal
piutang ditambah saldo akhir piutang kemudian di bagi 2 (dua). Dari tabel 3.7
bahwa rata-rata umur piutang Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana cukup
singkat, artinya Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana memiliki kemampuan
yang sangat baik dalam menagih piutang atau merubah piutang menjadi kas,

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 153


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
yaitu dalam tempo hanya 25,15, 20, 17 dan 15 hari berturut-turut pada tahun
2012, sampai dengan tahun 2016.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan


tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD.
Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara
optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta
ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Sesuai dengan
ruang lingkup keuangan daerah, pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten
Bombana diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah
menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan
sumber-sumber pendapatan yang baru. Dalam pengelolaan pendapatan
daerah, sumber pendapatan yang berasal dari Pemerintah melalui
desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) saat ini
menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan daerah, yakni
sekitar 56,61% hingga 68,21%. Sedangkan sumber pendapatan asli daerah
yang berasal dari pajak dan retribusi perlu ditingkatkan, namun tetap
mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta tidak membebani
perkembangan dunia usaha.

Demikian pula halnya dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga


perlu ditingkatkan, diantaranya Lain-lain Pendapatan yang sah, Dana
Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, sehingga dalam
kurun waktu lima tahun mendatang, porsi DAU secara bertahap dapat mulai
digantikan oleh sumber-sumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh
daerah. Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan
kemampuan keuangan daerah yang dapat mendorong peranan investasi
masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan kendala yang
menghambat disamping peningkatan investasi dan daya saing yang dilakukan
dengan mengurangi biaya tinggi. Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan
serta kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perekonomian daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 154


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka kebijakan
umum pendapatan daerah adalah sebagai berikut.

Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan


daerah melalui : (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang
berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan
SDM Pengelola Pendapatan Daerah; (3) Peningkatan intensitas hubungan
perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional
berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) Peningkatan kesadaran
masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran pajak dan
retribusi daerah. Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan
pengelolaan pendapatan daerah, yaitu:

1. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan


Pendapatan Daerah.
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas,
keadilan, kepentingan umum, karakteristik daerah dan kemampuan
masyarakat dengan memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas dan
transparansi.
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah
dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, SKPD Penghasil.
4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya
peningkatkan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah.
5. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan
retribusi daerah.
6. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.
7. Meningkatkan kinerja pendapatan dan pengelolaan pendapatan daerah
melalui penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi penggunaan
anggaran daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 155


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
8. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi
dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional
dan bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima
dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat.

Selanjutnya, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran,


belanja daerah disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan
prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas,
pokok dan fungsinya. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran ke dalam program dan kegiatan. Dengan demikian, arah kebijakan
belanja Kabupaten Bombana, pada prinsipnya adalah agar belanja dapat
mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan. Belanja yang tidak strategis dan
tidak memiliki nilai tambah (non value-added) harus diminimalisir.

Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan belanja, APBD


harus mampu mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya. Semua
potensi pendapatan semaksimal mungkin digali agar mampu menutup seluruh
kebutuhan belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan agar sumber-sumber
pendapatan yang mendukung APBD selama ini diidentifikasi dengan baik,
ditingkatkan penerimaannya (intensifikasi), dan diupayakan sumber-sumber
pendapatan baru (ekstensifikasi) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bombana.

Mengingat bahwa komponen anggaran menggunakan struktur


surplus/defisit maka selisih antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai
surplus/defisit dan dialokasikan kepembiayaan. Dalam hal suatu APBD
mengalami defisit maka jumlah pembiayaan neto (penerimaan pembiayaan
dikurangi pengeluaran pembiayaan) harus dapat menutup defisit tersebut.
Sebaliknya, apabila APBD mengalami selisih lebih, maka surplus tersebut akan
dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada pos-pos pembiayaan yang
diperkenankan oleh peraturan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 156


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum


daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
daerah. Belanja daerah sesuai ketentuan Pasal 27 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan,
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja dan dipergunakan dalam
rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Sedangkan belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk


melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan melalui prestasi kerja
dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam


bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Selama periode tahun 2012-2016, rata-rata belanja untuk memenuhi kebutuhan
aparatur adalah 64,15%. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi belanja untuk
memenuhi kebutuhan aparatur relatif lebih besar persentasenya apabila
dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat (belanja publik). Dengan
demikian, kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk
pembiayaan pembangunan belum berorientasi kepada masyarakat, sedangkan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 157


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
idealnya pembiayaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur lebih pada
fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan.

Tabel 3.8
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016

Total belanja untuk Total pengeluaran


pemenuhan (Belanja + Pembiayaan Persen-
No. Uraian
kebutuhan aparatur Pengeluaran) tase
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5
1 Tahun Anggaran 298.549.592.594,01 422.152.438.975,51 70,72
2012
2 Tahun Anggaran 377.425.080.949,00 555.315.258.237,00 67,97
2013
3 Tahun Anggaran 374.781.899.022,00 645.202.105.107,00 58,09
2014
4 Tahun Anggaran 416.688.581.079,00 653.503.435.816,00 63,76
2015
5 Tahun Anggaran 447.224.452.605,00 742.968.718.783,00 60,19
2016
Rata-rata 64,15
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2017

Dari data tersebut di atas menunjukan, bahwa selama kurun waktu


lima tahun terakhir yaitu sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, total
belanja daerah dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur tiap tahunnya
mengalami kenaikan walaupun secara persentase ada tahun yang mengalami
penurunan. Jika pada 2012 persentase total belanja untuk pemenuhan
kebutuhan adalah sebesar 70,72%, maka dalam tahun 2013 mengalami
penurunan hingga menjadi 67,97%. Di tahun 2014 mengalami penurunan
menjadi 58,09 dan tahun 2015 menjadi 63,76% dan tahun 2016 sebesar
60,19%.

Dari gambaran kenaikan dan penurunan proporsi total belanja


pegawai terhadap total APBD selama 5 (lima) di atas, pemerintah Kabupaten
Bombana dalam 5 (lima) tahun kedepan, besaran persentase porsi belanja
langsung yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan pelayanan yang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 158


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
prima kepada masyarakat di berbagai bidang harus terus ditingkatkan seiring
dengan meningkatnya pendapatan daerah dari berbagai sumber.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Kondisi pembiayaan daerah dapat digambarkan seperti terlihat pada tabel


di bawah ini. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa defisit riil anggaran Pemerintah
Daerah Kabupaten Bombana pada tahun 2012 mencapai sekitar Rp.16,66
milyar, kemudian mengalami penurunan menjadi Rp.14,39 miliar pada tahun
2013, di tahun 2014 menjadi Rp. 49,29 milyar dan tahun 2015 Rp. 0,74 Milyar
dan menurun kembali menjadi Rp. 10,35 milyar pada tahun 2016.

Tabel 3.9
Defisit Riil Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana
Tahun 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016


NO Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Realisasi
637.963,9
1 Pendapatan 481.786,38 569.707.62 727.175,10 850.143.20
8
Daerah
Dikurangi
realisasi:
Belanja 686.688,4
2 456.795,55 554.315.26 727.924,50 860.494.26
Daerah 6
Pengeluaran
3 Pembiayaan 8.327,88 1.000,00 570 0,00 0,00
Daerah
Defisit riil 16.662,95 14.392.36 -49.294.48 -749,40 -10.351.06
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2016

Untuk menutup defisit riil anggaran pada kurun tahun yang sama, dapat
digambarkan komposisinya pada tabel berikut ini:

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 159


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.10
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016

PROPORSI DARI TOTAL DEFISIT RIIL


NO. URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016
1 Sisa Lebih 40.573,69 56.456,60 70.848,96 21.554,49 20.805,09
Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
Tahun Anggaran
sebelumnya
2 Pencairan Dana 0 0 0 0 0
Cadangan
3 Hasil Penjualan 0 0 0 0 0
Kekayaan Daerah
Yang di Pisahkan
4 Penerimaan 0 0 0 0 0
Pinjaman Daerah
5 Penerimaan 0 0 0 0 0
Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
6 Penerimaan 0 0 0 0 0
Piutang Daerah
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa sumber satu satunya penerimaan


pembiayaan adalah berasal dari SILPA yang kadang mengalami kenaikan juga
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan peningkatan SILPA yang tidak
diharapkan tidak dapat terwujud. Pemerintah Kabupaten Bombana ke depan
harus lebih cermat lagi dalam hal perencanaan anggaran. Dari sisi
pengeluaran pembiayaan, persentase terbesar berasal dari penyertaan modal
kepada BUMD, disusul sebagian kecil dipergunakan untuk pembayaran pokok
hutang. Dengan banyaknya penerimaan pembiyaan, seharusnya Pemerintah
Kabupaten Bombana harus lebih berani lagi dalam penggunaan penerimaan
pembiyaan, misalnya dipergunakan untuk pembentukan dana cadangan.

Data dan informasi yang tersaji dalam tabel diatas, Realisasi Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Kabupaten Bombana Tahun 2012-2016 terdapat
kecenderungan peningkatan SiLPA (Sisa Lebih Hasil Perhitungan Anggaran)
pada dari tahun 2012 sampai tahun 2014 sedangkan ditahun 2015 dan 2016

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 160


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
mengalami penurunan. Jumlah SiLPA pada tahun2013 dan 2014 mengalami
kenaikan yang cukup besar jika dibandingkan dengan penerimaan SiLPA tahun
sebelumnya. Kenaikan dimaksud adalah sebesar Rp.15.882.914.915,49 atau
sebesar 39,13% tahun 2013 dan Rp.14.392.362.042,00 atau sebesar 25,49%
ditahun 2014. Sedangkan dengan penerimaan SiLPA pada tahun 2015 dan
2016 dari tahun sebelumnya mengalami penurunan yaitu sebesar
Rp.49.294.475.373,00 atau sebesar 69,58% ditahun 2015 sedangkan tahun
2016 mengalami penurunan sebesar Rp 749.400.759,00 atau 3,48%.

3.3. Kerangka Pendanaan

Berpedoman pada prinsip perencanaan dan penganggaran yang


terintegrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan, maka kebijakan penetapan besaran pagu belanja daerah
dirumuskan dan disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari setiap program yang direncanakan,
dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah
dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanan dan anggaran serta menjamin
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program. Oleh karena
itu, mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang tersedia setiap tahun,
diharapkan program-program yang dibiayai akan memberi dampak posistif dan
daya ungkit yang siginifikan dalam memecahkan berbagai permasalahan
pembangunan di Kabupaten Bombana dalam 5 (lima) tahun kedepan.

Terkait dengan hal tersebut diatas, maka untuk mendukung analisis


terhadap proyeksi pendapatan, proyeksi belanja dan proyeksi pembiayaan
untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan perlu dilakukan analisis terhadap
pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam 5 (lima) tahun yang lalu. Analisis
ini sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan gambaran tentang besaran
anggaran belanja dan pembiayaan yang telah disediakan untuk periode
dimaksud serta langkah-langkah kebijakan yang telah dirumuskan untuk

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 161


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
mencapainya, termasuk dukungan terhadap pencapaian target sasaran
prioritas nasional dan program prioritas provinsi.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010


Pasal 1 ayat (25), kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang
disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya
diperoleh dari anggaran pemerintah daerah, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.Kerangka pendanaan ini bertujuan untuk
mengetahui kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah Pemerintah Daerah
Kabupaten Bombana selama 5 (lima) tahun kedepan mulai tahun 2017 sampai
dengan tahun 2022. Kapasitas riil keuangan daerah yang dimaksud merupakan
penerimaan / pendapatan daerah setelah dikurangi dengan berbagai pos atau
belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat, serta prioritas
utama lainnya.

Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran


masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang
memperhatikan, antara lain:

a. Penerimaan retribusi dan pajak daerah diupayakan alokasi belanjanya


pada program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan
peningkatan layanan dimana retribusi dan pajak daerah tersebut dipungut;
b. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan
kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan, sehingga akan
menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;
c. Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum
pegawai dan operasional rutin pemerintahan Kabupaten Bombana;
d. Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan
dimana dana tersebut dialokasikan;

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 162


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
e. Penerimaan dana bagi hasil dialokasikan secara memadai untuk
perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil
diperoleh.

Untuk tujuan tersebut maka perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu


terhadap kemampuan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Bombana untuk 5
(lima) tahun kedepan. Salah satu metode sederhana untuk memperkirakan
kemampuan anggaran tersebut adalah fungsi forecast, yaitu menggunakan
regresi linear untuk memperkirakan sebuah nilai berdasarkan hubungan 2 (dua)
kumpulan data, ditambah asumsi-asumsi yang diperkirakan akan terjadi.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah


Asumsi-asumsi yang mendasari proyeksi pendapatan selama 5 (lima)
tahun ke depan di atas adalah:
a. Pendapatan asli daerah mengalami kenaikan setiap tahun antara lain
disebabkan:
1. Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
2. Bertambahnya objek dan wajib pajak dan retribusi;
3. Adanya perubahan nilai jual objek pajak (NJOP) pada subjek PBB-P2
dan BPHTB;
b. Sepanjang tidak ada perubahan kebijakan mendasar dari pemerintah
pusat, terjadi kecenderungan kenaikan dana perimbangan setiap tahun,
dengan uraian sebagai berikut:
1. Dana alokasi umum setiap tahun memiliki sifat tidak final sesuai
realisasi Pendapatan Negara;
2. Pemerataan dana bagi hasil pajak/bukan pajak mengalami kenaikan
setiap tahun.
c. Sesuai peraturan perundang -undangan, pemerintah daerah dapat
menganggarkan defisit;

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 163


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
d. Sepanjang tidak ada perubahan kebijakan mendasar dari Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Kabupaten Bombana, lain-lain pendapatan daerah yang
sah mengalami kenaikan setiap tahun.
Berdasarkan hasil forecasting menurut data eksisting dan asumsi, didapat
proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Bombana tahun 2017-2022 sebagai
berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 164


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.11
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Bombana
Tahun 2017-2022

TAHUN
NO URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
A. PENDAPATAN DAERAH
PENDAPATAN ASLI
I. 36,222,835,018 37,046,830,610 37,847,965,001 38,759,014,906 39,856,788,835 41,180,838,137
DAERAH
Pajak Daerah 5,742,605,360 7,205,830,610 7,981,965,001 8,868,014,906 9,940,788,835 11,239,838,137
Retribusi Daerah 1,769,000,000 2,121,000,000 2,146,000,000 2,171,000,000 2,196,000,000 2,221,000,000
Hasil Pengelolaan Kekayaan
10,661,229,658 11,220,000,000 11,220,000,000 11,220,000,000 11,220,000,000 11,220,000,000
Daerah yg Dipisahkan
Lain - Lain PAD yg Sah 18,050,000,000 16,500,000,000 16,500,000,000 16,500,000,000 16,500,000,000 16,500,000,000
II. DANA PERIMBANGAN 586,142,811,675 665,891,802,982 665,891,802,982 665,891,802,982 665,891,802,982 665,891,802,982
Dana Bagi Hasil Pajak /
23,366,216,675 15,891,802,982 15,891,802,982 15,891,802,982 15,891,802,982 15,891,802,982
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 477,202,595,000 500,000,000,000 500,000,000,000 500,000,000,000 500,000,000,000 500,000,000,000
Dana Alokasi Khusus 85,574,000,000 150,000,000,000 150,000,000,000 150,000,000,000 150,000,000,000 150,000,000,000
LAIN - LAIN PENDAPATAN
III. 181,099,178,914 183,686,093,599 184,435,828,499 185,320,571,687 186,365,830,953 187,602,066,255
YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak
16,297,424,914 15,660,202,599 16,409,937,498 17,294,680,685 18,339,939,950 19,576,175,251
Provinsi
Dana Penyesuaian dan
164,801,754,000 168,025,891,000 168,025,891,001 168,025,891,002 168,025,891,003 168,025,891,004
Otonomi Khusus
JUMLAH PENDAPATAN
803,464,825,607 886,624,727,190 888,175,596,481 889,971,389,575 892,114,422,770 894,674,707,374
DAERAH
Sumber: Badan Keuangan Daerah (data diolah) 2017;

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 165


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
3.3.2. Proyeksi Belanja Daerah

Rumusan kebijakan belanja daerah, ditetapkan melalui pendekatan


belanja proporsional, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan dilaksanakan
dengan berpedoman pada anggaran berbasis kinerja serta berdasarkan
kepada agenda-agenda pembangunan yang secara umum dapat dicirikan
melalui:

a. Mendanai belanja wajib dan mengikat;


b. Mendanai kegiatan program prioritas untuk mendukung capaian target
visi dan misi pemerintah Kabupaten Bombana dan program prioritas
dalam rangka pencapaian target penyelenggaraan urusan
pemerintahan sesuai kewenangan, tugas dan fungsi SKPD; dan
c. Mendanai program-program prioritas lanjutan (program-program
unggulan) yang belum terlaksana pada RPJMD tahun 2011-2016.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017, pagu


indikatif adalah jumlah dana yang tersedia untuk mendanai program dan
kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan standar satuan harga
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Cara membuat proyeksi untuk belanja daerah sama dengan cara seperti yang
digunakan untuk proyeksi pendapatan.

Sementara itu, dari total proyeksi pendapatan daerah dalam 5 (lima)


tahun anggaran sebagai mana telah disajikan pada tabel diatas, selanjutnya
akan dipergunakan untuk membiayai belanja selama 5 (lima) tahun kedepan
baik untuk belanja tidak langsung, maupun belanja langsung. Proyeksi belanja
daerah tersebut memperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Kebutuhan belanja pegawai selalu meningkat setiap tahun sebagai akibat


dari gaji PNSD dengan Pimpinan dan Anggota DPRD, tunjangan sertifikasi,
dan tunjangan perbaikan penghasilan bagi pegawai ;

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 166


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
b. Kebutuhan belanja publik yang semakin meningkat sebagai upaya
pencapaian visi misi Pemerintah Kabupaten Bombana tahun 2017-2022 ;
c. Penyesuaian terhadap kenaikan harga (inflasi) dengan kebutuhan belanja.

Berdasarkan agenda pembangunan dana asumsi tersebut diatas, maka


proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung dimaksud, dapat dilihat
sebagaimana tabel dibawah ini :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 167


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.12
Proyeksi Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Bombana
Tahun 2017-2022

TAHUN
NO URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
BELANJA TIDAK
I. 484,460,886,825 488,684,819,338 498,937,824,380 509,604,833,131 520,706,026,333 532,260,375,484
LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 314,334,113,771 326,067,865,598 336,320,870,640 346,987,879,391 358,089,072,593 369,643,421,744
2 Belanja Subsidi 30,000,000 - - - - -
3 Belanja Hibah 17,465,945,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
4 Belanja Bantuan Sosial 6,543,000,000 - - - - -
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi /
5 143,670,874,314 160,500,000,000 160,500,000,000 160,500,000,000 160,500,000,000 160,500,000,000
Kabupaten / Kota dan
Pemerintah Desa

Belanja Bantuan Keuangan


6 616,953,740 616,953,740 616,953,740 616,953,740 616,953,740 616,953,740
Kepada Partai Politik

7 Belanja Tidak Terduga 1,800,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000

II. BELANJA LANGSUNG 329,473,433,994 397,939,907,852 389,237,772,101 380,366,556,443 371,408,396,437 362,414,331,889


1 Belanja Pegawai 25,873,277,807 26,598,741,816 26,645,267,894 26,699,141,687 26,763,432,683 26,840,241,221
2 Belanja Barang & Jasa 134,691,543,291 132,993,709,078 133,226,339,472 133,495,708,436 133,817,163,415 134,201,206,106
3 Belanja Modal 168,908,612,896 238,347,456,958 229,366,164,734 220,171,706,320 210,827,800,338 201,372,884,562
JUMLAH BELANJA
813,934,320,819 886,624,727,190 888,175,596,481 889,971,389,574 892,114,422,770 894,674,707,374
DAERAH
SURPLU
S/
(10,469,495,212) (0) 0 0 (0) 0
( DEFISIT
)
Sumber : Badan Keuangan Daerah (Data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 168


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Untuk menghitung kerangka pendanaan selama lima tahun kedepan


dilakukan proyeksi sesuai dengan proyeksi kapasitas riil kemampuan daerah,
proyeksi penggunaan kapasitas riil kemampuan daerah, kerangka pendanaan
alokasi prioritas I, II, III Tahun 2017-2022, seperti tercantum pada tabel 3.13
dan tabel 3.14.

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil


keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh
penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke
pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas
riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama.

Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja dan pengeluaran, besaran


masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan pengalokasian yang
harus diperhatikan, antara lain:

1. Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program


atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan
dimana retribusi pajak tersebut dipungut;
2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas
dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat
pengembalian investasi terbaik bagi kas daerah;
3. Penerimaan dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana
dana tersebut dialokasikan;

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 169


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
4. Penerimaan dana bagi hasil agar dialokasikan secara memadai untuk
perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil
didapat.
5. Penerimaan dana lain-lain pendapatan daerah yang sah dialokasikan sesuai
dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan

Data kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bombana


selama 5 (lima) tahun kedepan untuk membiayai pembangunan,dapat dilihat
sebagaimana tabel di bawah.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 170


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.13
Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Daerah
Tahun 2017-2022 (Juta Rupiah)

NO URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022


1 Pendapatan 803,464,825,607 886,624,727,190 888,175,596,481 889,971,389,575 892,114,422,770 894,674,707,374
Dikurangi :
Belanja dan
2 Pengeluaran Wajib 529,621,941,825 561,104,819,338 575,489,624,380 590,390,739,131 605,833,373,953 621,841,779,732
dan mengikat :
Kapasitas riil
3 kemampuan 273,842,883,782 325,519,907,852 312,685,972,101 299,580,650,444 286,281,048,816 272,832,927,642
keuangan
Sumber : Badan Keuangan Daerah (Data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 171


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Dari tabel di atas dapat diproyeksikan bahwa kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana untuk 5 Tahun ke
depan hingga berakhirnya masa berlaku RPJMD 2017-2022, yaitu :

1. Proyeksi Tahun 2017 sebesar Rp. 273.842.5883.782,- atau sebesar 34,08%


dari total penerimaan;
2. Proyeksi Tahun 2018 sebesar Rp. 325.519.907.852,- atau 36,71% dari total
penerimaan;
3. Proyeksi Tahun 2019 sebesar Rp. 312.685.972.101,- atau 35.21% dari total
penerimaan;
4. Proyeksi Tahun 2020 sebesar Rp. 299.580.650.444,- atau 33.66% dari total
penerimaan;
5. Proyeksi Tahun 2021 sebesar Rp. 286.281.048.816,- atau 32.09% dari total
penerimaan;
6. Proyeksi Tahun 2022 sebesar Rp. 272.832.927.642,- atau 30.50% dari total
penerimaan;

Selanjutnya, setelah diketahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah


untuk selama 5 (lima) tahun kedepan, tahap berikutnya adalah rencana
penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi
kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam
rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5
(lima) tahun ke depan. Rincian data penggunaan kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah dimaksud, dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 172


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.14
Proyeksi Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Daerah
Tahun 2017-2022

N
URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022
O
Kapasitas 803,464,825, 886,624,727, 888,175,596, 889,971,389, 892,114,422, 894,674,707,
Keuangan 607 190 481 575 770 374

1. Prioritas I 529,621,941, 561,104,819, 575,489,624, 590,390,739, 605,833,373, 621,841,779,


Wajib dan 825 338 380 131 953 732
Mengikat
2. Rencana 270,842,883, 322,519,907, 309,685,972, 296,580,650, 283,281,048, 269,832,927,
Alokasi 782 852 101 444 816 642
Pengeluar
an
Prioritas II
3. Rencana 3,000,000,00 3,000,000,00 3,000,000,00 3,000,000,00 3,000,000,00 3,000,000,00
Alokasi 0 0 0 0 0 0
Pengeluar
an
Prioritas III
Surplus 0 0 0 0 0 0
Anggaran Riil /
Berimbang
Sumber : Badan Keuangan Daerah (Data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 173


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Dari sajian data dan informasi pada tabel diatas, maka rencana
penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah berupa total
penerimaan/pendapatan adalah untuk memenuhi kebutuhan anggaran
belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam rangka pendanaan
program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun
ke depan. Alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan ke
berbagai program sesuai urutan prioritas sebagaimana tabel berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 174


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel 3.15
Kerangka Pendanaan Alokasi Prioritas I, II,dan III Tahun 2017 - 2022
(seribu Rupiah)

2017 2018 2019 2020 2021 2022


NO URAIAN
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
Prioritas I
1. Wajib dan 5,296,219,418 65.92 5,611,048,193 63.29 5,754,896,244 64.79 5,903,907,391 66.34 6,058,333,740 67.91 6,218,417,797 69.50
Mengikat

Rencana
Alokasi
2. 2,708,428,838 33.71 3,225,199,079 36.38 3,096,859,721 34.87 2,965,806,504 33.32 2,832,810,488 31.75 2,698,329,276 30.16
Pengeluaran
Prioritas II

Rencana
Alokasi
3. 30,000,000 0.37 30,000,000 0.34 30,000,000 0.34 30,000,000 0.34 30,000,000 0.34 30,000,000 0.34
Pengeluaran
Prioritas III

Total 8,034,648,256 100 8,866,247,272 100 8,881,755,965 100 8,899,713,896 100 8,921,144,228 100 8,946,747,074 100
Sumber : Badan Keuangan Daerah (Data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 175


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Dari table diatas, prioritas program dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas
II, dan prioritas III, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Rencana alokasi pengeluaran prioritas I, diperuntukkan bagi prioritas


belanja yang wajibdan mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Rencana alokasi pengeluaran prioritas II, yakni berkaitan dengan tema atau
program pembangunan daerah yang menjadi unggulan (dedicated) Kepala
daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan
nasional yang definitive harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun
rencana. Selain itu program prioritas II berhubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki
kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah;
c. Rencana alokasi pengeluaran prioritas III, yakni berkaitan dengan alokasi
belanja-belanja seperti belanja hibah, belanja subsidi, belanja bantuan
sosial, dan bantuan keuangan khusus kepada desa. Pengalokasian dana
pada prioritas III baru akan dipen uhi setelah pemenuhan dana pada
prioritas I dan II terlebih dahulu.

Setelah mengetahui baik proyeksi pendapatan, proyeksi belanja dan


proyeksi pendapatan berikut kami sajikan proyeksi APBD Kabupaten Bombana
tahun 2017-2022 sebagai berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 176


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
Tabel. 3.16
Proyeksi APBD Kabupaten Bombana Tahun 2017-2022

TAHUN
NO URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
PENDAPATAN
A.
DAERAH
PENDAPATAN ASLI
I. 36,225,335,018 56,172,170,036 56,733,891,736 57,301,230,654 57,874,242,960 58,452,985,390
DAERAH
Pajak Daerah 5,742,605,360 16,714,624,585 16,881,770,831 17,050,588,539 17,221,094,425 17,393,305,369
Retribusi Daerah 1,771,500,000 9,322,449,947 9,415,674,446 9,509,831,190 9,604,929,502 9,700,978,797
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yg 10,661,229,658 10,789,680,000 10,897,576,800 11,006,552,568 11,116,618,094 11,227,784,275
Dipisahkan
Lain - Lain PAD yg
18,050,000,000 19,345,415,504 19,538,869,659 19,734,258,356 19,931,600,939 20,130,916,949
Sah
DANA
II. 586,142,811,675 571,407,958,000 612,766,801,570 632,764,836,344 653,450,614,095 674,849,298,218
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
23,366,216,675 23,040,517,000 23,501,327,340 23,971,353,887 24,450,780,965 24,939,796,584
/ Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 477,202,595,000 482,294,441,000 496,763,274,230 511,666,172,457 527,016,157,631 542,826,642,360

Dana Alokasi Khusus 85,574,000,000 66,073,000,000 92,502,200,000 97,127,310,000 101,983,675,500 107,082,859,275


LAIN - LAIN
III. PENDAPATAN 181,099,178,914 215,444,537,524 217,598,982,899 219,774,972,728 221,972,722,455 224,192,449,680
YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak
16,297,424,914 8,857,588,524 8,946,164,409 9,035,626,053 9,125,982,314 9,217,242,137
Provinsi

Dana Penyesuaian
164,801,754,000 206,586,949,000 208,652,818,490 210,739,346,675 212,846,740,142 214,975,207,543
dan Otonomi Khusus

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 177


Kabupaten Bombana 2017 - 2022
JUMLAH
PENDAPATAN 803,467,325,607 843,024,665,560 887,099,676,205 909,841,039,725 933,297,579,511 957,494,733,288
DAERAH

B. BELANJA DAERAH
BELANJA TIDAK
I. 484,460,886,825 453,590,063,230 458,125,963,863 462,707,223,501 467,334,295,736 472,007,638,694
LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 314,334,113,771 294,394,808,490 297,338,756,575 300,312,144,141 303,315,265,583 306,348,418,238
2 Belanja Subsidi 30,000,000 0 0 0 0 0
3 Belanja Hibah 17,465,945,000 6,221,600,000 6,283,816,000 6,346,654,160 6,410,120,702 6,474,221,909
Belanja Bantuan
4 6,543,000,000 0 0 0 0 0
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
5 Provinsi / Kabupaten / 143,670,874,314 150,856,701,000 152,365,268,010 153,888,920,690 155,427,809,897 156,982,087,996
Kota dan Pemerintah
Desa
Belanja Bantuan
6 Keuangan Kepada 616,953,740 616,953,740 623,123,277 629,354,510 635,648,055 642,004,536
Partai Politik
Belanja Tidak
7 1,800,000,000 1,500,000,000 1,515,000,000 1,530,150,000 1,545,451,500 1,560,906,015
Terduga
BELANJA
II. 319,006,438,782 389,434,602,329 428,973,712,342 447,133,816,224 465,963,283,774 485,487,094,594
LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 25,873,277,807 17,756,366,924 25,062,883,391 28,087,585,577 31,240,087,310 34,525,323,780
Belanja Barang &
2 134,691,543,291 226,171,935,405 231,998,131,158 235,705,149,145 239,498,013,576 243,379,411,510
Jasa
3 Belanja Modal 158,441,617,684 145,506,300,000 171,912,697,793 183,341,081,502 195,225,182,888 207,582,359,304
JUMLAH BELANJA
DAERAH
803,467,325,607 843,024,665,559 887,099,676,205 909,841,039,725 933,297,579,510 957,494,733,287
SURPLUS /
(0) (0) 0 0 (0) 0
( DEFISIT)
Sumber : Badan Keuangan Daerah (Data diolah), 2017

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 178


Kabupaten Bombana 2017 - 2022

You might also like