Professional Documents
Culture Documents
Laporan Tutorial Sken B Blok 2 Kelompok 3
Laporan Tutorial Sken B Blok 2 Kelompok 3
“SKENARIO B”
KELOMPOK 3
Dosen Pembimbing: dr. RA. Tanzila, M.kes
Amy Ria Annisa (702018084)
Ayu Karisma (702020010)
Azza Siti Nur Azizah (702020018)
Kemas Muhammad Roihan (702020038)
M. Dzaky Habiburrahman (702020058)
M. Fauzan Alfarezi (702020060)
Berliana Noviandini (702020064)
Nadya Angellica (702020067)
Adelia Permata Agustin (702020083)
Gina Tul Farhah (702020094)
Iktia Ica Rama Fachrani (702020119)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnyalah
kami dapat menyelesaikan “Laporan Tutorial skenario B Blok 2”. Shalawat serta
salam tercurahkan kepada nabi junjungan tinggi nabi agung nabi besar Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. RA. Tanzila, M.kes
karena atas bimbingan beliau akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan
Tutorial skenario B. Kami juga banyak mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Laporan Tutorial Skenario B
ini,karena tanpa bantuan dan bimbingan semuanya maka Laporan Tutorial
scenario ini tidak akan menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semuanya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan
Tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindunganAllah SWT. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial .................................................................................. 3
2.2 Skenario Kasus .............................................................................. 4
2.3 Klarifikasi Istilah ........................................................................... 4
2.4 Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
2.5 Prioritas Masalah ........................................................................... 6
2.6 Analisis Masalah ..............………….............................................. 7
2.7 Learning issue…............................................................................. 22
2.8 Kesimpulan…................................................................................. 22
2.9 Kerangka Konsep……………………………………………….. 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Peraturan tutorial :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen dan pertanyaan.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang membawa makanan dan minuman saat proses tutorial
berlangsung.
3
2.2. Skenario Kasus
4
5. Batuk: penyakit pada jalan pernapasan atau paru-paru yang kerap kali
menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan sehingga merangsang penderita
mengeluarkan bunyi seperti menyalak (KBBI 2018)
6. Comorbid: menggambarkan kondisi bahwa ada penyakit lain yang dialami selain
dari penyakit utamanya (KBBI 2014)
7. Ruang isolasi: ruang pemisahan suatu hal dari hal lain atau usah untuk
memencilkan manusia dari manusia lain: pengasingan: pemencilan: pengucilan
(KBBI 2019)
8. Diabetes melitus tipe 2: salah satu dari dua jenis utama diabetes melitus dengan
onset usia 50-60 tahun ditandai dengan onset yang bertahap dan beberapa gejala
gangguan metabolik (Dorland 2020)
9. Kompetensi dokter: kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan
sesuatu oleh dokter) (KBBI 2018)
10. Di diagnosa: dianalisis, diperiksa dan diteliti (KBBI 2018) ; penentuan jenis
penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala-gejala penyakit (KBBI
2015)
11. Zona merah: masih ada kasus pada satu atau lebih klaster dengan peningkatan
kasus yang tinggi (KBBI 2014)
12. UGD: bagian dari rumah sakit yang menampung dan melayani pasien yang
sangat gawat (KBBI 2017)
13. Sesak napas: sendat atau senak; sukar bernapas; berasa sesak dalam dada
sehingga tidak dapat bernapas dengan lega (KBBI 2018)
14. Sakit perut: berasa sakit dalam perut (KBBI 2014)
5
2.4 Identifikasi permasalahan
1. dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran Muhammadiyah, bekerja
sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat ini adalah zona merah
pandemi Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar keluarga
ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk, dan sesak napas.
Dr. Abidin melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.
2. Kesimpulan sementara dr. Abidin, pasien ini menderita covid-19 gejala
sedang dengan comorbid Diabetes Melitus tipe 2, karena hasil test PCR belum
keluar. Sesuai dengan standar etika pelayanan medis, kondisi penyakit pasien
harus dikomunikasikan kepada pasien dan keluarganya. Tindakan selanjutnya
di rawat di ruang isolasi covid 19. Namun karena mendengar penyakit covid
19 sebagian dari keluarga tidak menerima. Keluarga menganggap pasien
hanya sakit perut dan batuk biasa dan tentu kalau batuk ada sesak napasnya.
3. Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan pasien
bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien akan
dimakamkan dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak menerima,
mereka marah dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan mengapa hasil
test PCR belum ada tetapi didiagnosa covid 19. Sikap dr.Abidin tetap tenang
menghadapi keluarga pasien karena dr.Abidin yakin dengan Karakter dan
kompetensi dokter Muhammadiyah sehingga dia akan dapat mengatasi hal
tersebut.
6
2.6 Analisis permasalahan
1. dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran Muhammadiyah, bekerja
sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat ini adalah zona merah
pandemi Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar keluarga
ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk, dan sesak napas.
Dr. Abidin melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.
A. Apa makna dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran
Muhammadiyah, bekerja sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat
ini adalah zona merah pandemi Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur
55 tahun diantar keluarga ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit
perut, batuk, dan sesak napas Dr. Abidin melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
Maknanya, dr. Abidin bekerja sebagai dokter jaga di UGD RS yang mana saat ini
situasi daerahnya bekerja sedang tidak baik-baiknya saja, yaitu zona merah yang kini
sedang bahaya karena terkenanya pandemi covid-19. Di saat, dr. Abidin bekerja ada
seorang pasien yang diantar keluarga ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit
perut, batuk, dan sesak napas. Dalam KODEKI telah dijelaskan bahwa kewajiban
dokter terhadap pasien, yaitu pada :
✓ Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untu kepentingan pasien. dalam hal ini ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas
persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang
mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
✓ Pasal 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali jika ia yakin ada orang lain bersedia mampu
memberikannya.
Maka dari itu, itulah mengapa dr. Abidin melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui diagnosa penyakit yang
dialami oleh pasien agar mendapat tindakan medis lebih lanjut. (Hanafiah dan Amrih,
2018)
B. Apa saja tujuan dan manfaat dari anamnesis?
Jawab:
Anamnesis atau anamesa adalah suatu kegiatan wawancara antara
pasien/keluarga pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang
untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit yang
7
diderita pasien.(Redhono,dkk, 2012)
manfaat dari melakukan anamnesis adalah untuk mendapatkan informasi
tentang penyakit yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat
mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang diajukan seorang pasien yang
diambil dengan teliti akan banyak membantu menentukan diagnosis dari suatu
penyakit.(FK UNHAS, 2017)
8
D. Bagaimana etika seorang dokter dalam melakukan anamnesis?
Jawab:
1. Melihat
Awal dari wawancara terjadi bersamaan dengan pemeriksaan fisik yaitu pada saat
pasien masuk kamar periksa (cara berjalannya, sikap tubuhnya dan ekspresi wajah),
saat bersalaman (temperatur tubuh, kekuatan, nyeri), mengenalkan diri (suara, nada
bicara dan kejernihan suara) dan cara mengambil tempat duduk.
2. Mendengar
Dokter harus menjadi pendengar yang baik.
3. Mencatat reaksi emosional pasien
Dokter dapat memberikan reaksi yang sesuai dengan ungkapan emosi tersebut.
4. Mencatat reaksi emosional dokter sendiri
Waktu wawancara akan timbul perasaan dari diri dokter seperti kasihan, suka atau
tidak suka atau sebal.
5. Memacu untuk bercerita
Dengan sikap tubuh, mengulang kata-kata terakhir dengan nada tanya, menaggapi
secara positif semua yangdikatakan pasien atau mengajukan pertanyaan terbuka.
6. Menghambat atau mengarahkan cerita
Cara bercerita pasien berbeda-beda, ada pasien yang bercerita panjang lebar tanpa
arah. Tugas dokter untuk mengarahkannya.
7. Memformulasikan pertanyaan
Cara merumuskan suatu pertanyaan dan cara mengungkapkan diperlukan untuk
memperoleh respon yang kita inginkan dari pasien.
8. Memperjelas jawaban
Ungkapan pasien tidak selalu mudah untuk dimengerti oleh dokter.
9. Membuat rangkuman
Rangkuman berfungsi untuk merangkai keterangan-keterangan, memperlihatkan
bahwa dokter telah mendengarkan, menguji gambaran dari cerita pasien,
memberi(Setyawan,2017)
9
E. Apa saja landasan hukum yang mengatur anamnesis?
Jawab:
landasan hukum mengenai anamnesis diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran yaitu:
Kewajiban Dokter
Hak Dokter
1. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarga
Kewajiban pasien
1. Memberikan Informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
(DEPKES RI, 2004).
10
penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, paru-paru rentan
mengalami komplikasi dan kematian akibat infeksi COVID-19 ( Siagian, 2020).
11
D. Apa saja etika komunikasi dokter pasien?
Jawab:
Dalam bukunya Komunikasi Interpersonal, Suranto. Aw (2011 :80-82)
mengatakan bahwa unsur-unsur dalam komunikasi efektif adalah REACH yaitu :
12
4.Clarity (Jelas)
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Kejelasan juga berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi,
individu perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa
percaya dari penerima pesan.
5.Humble (Rendah hati)
Sikap rendah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap menghargai,
mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar
(D.Liow,dkk.2020).
13
Jawab:
Berikut ini adalah 6 (enam) langkah yang bisa digunakan sebagai pedoman
dalam menyampaikan berita buruk pada pasien:
1 .PERSIAPAN
Pilih ruangan yang menjamin privacy, dan usahakan baik dokter maupun pasien
bisa duduk dalam posisi yang nyaman.
2.MENCARI TAHU SEBANYAK APA INFORMASI YANG SUDAH
DIMILIKI PASIEN
Mulailah mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi dari pasien supaya
anda dapat mulai memahami.
3.MENCARI TAHU SEBERAPA BANYAKKAH INFORMASI YANG INGIN
DIKETAHUI PASIEN
Penting untuk menanyakan pada pasien seberapa detil informasi yang ingin
didengarnya.
4.BERBAGI INFORMASI
Penting untuk mempersiapkan segala data sebelum anda bertemu dengan pasien.
Topik pada tahap ini biasanya adalah mengenai diagnosis, terapi / penanganan,
prognosis, serta dukungan/ fasilitas apa saja yang bisa diperoleh oleh pasien dan
keluarganya.
5.MENANGGAPI PERASAAN PASIEN
6.PERENCANAAN DAN TINDAK LANJUT
Buatlah rencana langkah – demi langkah dan Berikan penjelasan yang lengkap
pada pasien tentang apa saja yang harus dilakukannya pada tiap langkah, dan apa
saja yang mungkin terjadi, dan apa saja yang bisa membantu mengatasinya bila
ternyata muncul hal yang tidak diinginkan.(Rohmaningtyas, 2018)
14
3. Berbicara mengunakan bahasa yang mudah dimengerti dan nada yang sesuai
4. Memberikan empati dan menunjukkan keterbukaan . (Falimu,2017)
15
J. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan informed consent pada
kasus non bedah ?
Jawab :
Informed Consent, yaitu persetujuan yang diberikan pasien setelah diberikan
penjelasan.
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Menjelaskan diagnosis yang diderita pasien
- Menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan
- Menjelaskan prosedur tata laksana tindakan medis
- Mengkonfirmasi tingkat pemahaman dari keluarga pasien
- Memberi kesempatan bagi keluarga pasien untuk mempertimbangkan
keputusan
- Meminta keluarga pasien mengisi dan menandatangani surat pernyataan
persetujuan tindakan medis
- Memenuhi kaidah (Empathy, Humbleness (rendah hati), Truthtelling
(jujur), Social integrity, Virtue ethics/ahklak mulia, Win win solution)
(Setiyawan, 2017)
K. Apa saja kaidah-kaidah dasar moral yang seharusnya dimiliki oleh
dokter?
Jawab:
diawali adanya sumpah Hippokrates yang dijadikan inspirasi komitmen
profesi seorang dokter, yang kemudian terus berkembang hingga melahirkan
kaidah-kaidah dasar bioetika kedokteran. Konsep bioetika yang diterima cukup
luas di kalangan profesi dokter saat ini adalah “Principles of Biomedical Ethics”
oleh Tom L Beauchamps dan James F Childress.
Ada 4 prinsip (kaidah dasar) bioetika yang dikemukakan oleh Beauchamps dan
Childress yakni,
1. Beneficence (Tindakan berbuat baik)
16
prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien
2. Non Malefience ( Tidak merugikan)
prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip
ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “above all do no harm”
3. Justice ( Keadilan)
prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan
sumberdaya (distributive justice).
4. Otonom ( Autonomy)
prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam mendistribusikan
sumberdaya (distributive justice).(Beauchamp,2009.)
Berdasarkan kaidah-kaidah moral yang ada dr. Abidin harus memiliki
kaidah moral non-malefience dimana pasien dalam keadaan amat berbahaya atau
berisiko hilangnya sesuatu yang penting
⚫ Minimalisasi akibat buruk
⚫ Minimalisasi risiko (Afandi,2017)
3. Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan pasien
bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien akan
dimakamkan dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak
menerima, mereka marah dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan
mengapa hasil test PCR belum ada tetapi didiagnosa covid 19. Sikap
dr.Abidin tetap tenang menghadapi keluarga pasien karena dr.Abidin
yakin dengan Karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah sehingga
dia akan dapat mengatasi hal tersebut.
17
Menurut (Yamin, 2018) karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah
adalah sebagai berikut.
Karakter :
1. Aqidahnya benar
2. Ikhlas dan tekun dalam kerjanya
3. Maksimal dalam spesialisasi profesinya
4. Jujur dalam perkataan dan perbuatan
5. Punya komitmen untuk selalu bermanfaat bagi manusia
6. Jujur dan menjaga rahasia
7. Peka dan penyayang
Kompetensi :
1. Profesionalitas yg luhur
2. Mawas diri dan pengembangan diri
3. Komunikasi efektif
4. Pengelolaan informasi
5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
6. Keterampilan klinis
7. Pengelolaan masalah Kesehatan.
Hal ini bermakna bahwa dr. Abidin yakin bahwa dia telah menerapkan
karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah dan yakin bahwa dengan
menerapkan karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah dia dapat mengatasi
permasalahan yang di hadapi sehingga dia tetap merasa tenang dalam menghadapi
keluarga pasien.(Yamin,2018)
B. Apakah prosedur yang dilakukan dr. Abidin sudah benar dan sikap dr.
Abidin yang tenang dalam menghadapi keluarga pasien?
Jawab:
Prosedur dan Sikap dr. Abidin sudah benar dalam menangani pasien
suspek covid-19 dan menghadapi keluarga pasien karena telah mengikuti
18
pedoman dari kementerian kesehatan. Dalam Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19 (KEMENKES, 2020) Apabila menemukan kasus Suspek
maka dilakukan manajemen kesmas meliputi:
a. Dilakukan isolasi sesuai dengan kriteria sebagaimana terlampir. Isolasi
dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kasus suspek. Isolasi dapat
dihentikan apabila telah memenuhi kriteria discarded.
b. Pengambilan spesimen untuk penegakan diagnosis Pengambilan spesimen
dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang berkompeten dan
berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan. Jenis spesimen dan
waktu pengambilan dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 di BAB IV.
Pengiriman spesimen disertai formulir penyelidikan epidemiologi sebagaimana
terlampir.
c. Pemantauan sejak mulai munculnya gejala Pemantauan terhadap suspek
dilakukan berkala selama menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantauan
dapat melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat
pada formulir pemantauan harian sebagaimana terlampir. Pemantauan dilakukan
dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala harian. Pada suspek
yang melakukan isolasi mandiri di rumah, pemantauan dilakukan oleh petugas
FKTP dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Pemantauan dapat
dihentikan apabila hasil pemeriksaan RT-PCR selama 2 hari berturut-turut dengan
selang waktu >24 jam menunjukkan hasil negatif. Kasus suspek yang sudah
selesai isolasi dan pemantauan, dapat diberikan surat pernyataan selesai masa
pemantauan sebagaimana formulir terlampir.
d. Komunikasi risiko Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada
kasus termasuk kontak eratnya berupa informasi mengenai COVID-19,
pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lain-lain.
Suspek yang melakukan isolasi mandiri harus melakukan kegiatan sesuai dengan
protokol isolasi mandiri.
19
e. Penyelidikan epidemiologi Penyelidikan epidemiologi dilakukan sejak
seseorang dinyatakan sebagai suspek, termasuk dalam mengidentifikasi kontak
erat.(KEMENKES,2020)
20
dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang
dapat diartikan sebagai ucapan setuju, dalam hal persetujuan lisan yang diberikan
dianggap meragukan, maka dapat dimintakan persetujuan tertulis (Herwanda, dkk.
2016)
21
D. Apa saja karakter dan kompetensi dokter muhammadiyah?
Jawab:
1.Area Kompetensi
2.Profesionalitas yang Luhur
3.Mawas Diri dan Pengembangan Diri
4.Komunikasi Efektif
5.Pengelolaan Informasi
6.Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
7.Keterampilan Klinis
8.Pengelolaan Masalah Kesehatan
(Buku Standar Karakter dan Kompetensi Dokter Muhammdiyah, 2012)
4. NNI
(Q.S Al.hijr 88).
َ ضَجناحكَ ِلَْل ُمؤْ ِم ِن
ين ِ َلَت ُمد ََّّنَعيْنيْكَإِل ٰىَماَمت َّ ْعناَبِ ِ ٓۦهَأ ْز ٰو ًج
ْ اَم ْن ُه ْمَوَلَتحْ ز ْنَعل ْي ِه ْمَو
ْ ٱخ ِف
“Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan
hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka
(orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap merekadan
berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.”
(Q.S Ali Imran 159.)
َْفَ عَْن ُه ْم ِ ظاَ غ ِليظَ ْالق ْل
ُ بَ َل ْنفضُّواَ ِم ْنَ ح ْو ِلكََۖ فاع ًّ َّللاَ ِل ْنتَ ل ُه ْمََۖ ول ْوَ ُك ْنتَ ف
ِ َّ َفبِماَ رحْ مةٍَ ِمن
ين ْ ََُّّللاَي ُِحب
َ َال ُمتو ِك ِل َّ ىََّللاََۚإِ َّن َ ْ ِواسْت ْغ ِف ْرَل ُه ْمَوشا ِو ْر ُه ْمَف
ِ َّ يَال ْم ِرََۖفإِذاَعز ْمتَفتو َّك ْلَعَل
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
22
2.7 Learning Issue
1. Etika kedokteran
2. Anamnesis
3. Informed Consent
4. Penyampaian berita buruk
5. KODEKI
6. Landasan hukum kedokteran
7. Karakter dan kompetensi dokter muhammadiyah
8. Komunikasi efektif dokter-pasien
2.8 Kesimpulan
dr. Abidin telah menerapkan standar etika pelayanan medis dan
kompetensi karakter dokter muhammadiyah sehingga dr. Abidin tetap tenang
dalam menghadapi keluarga pasien yang tidak terima tindakan dr. Abidin.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Kurniati, A.dkk. 2019. Deteksi Cepat dan Spesifik Mycobacterium Tuberculosis
Menggunakan Polymerasi Chain
Reaction..https://ejournal.unair.ac.id/JVHS/article/download/16847/900.
Novitasari, dkk. 2017. “Instrumen Penilaian Diri Kompetensi Klinis Mahasiswa
Kedokteran”. Journal of Educational Research and Evaluation.
Universitas Negeri Semarang: Jawa Tengah.
Patriana Eva. 2014. “Komunikasi Interpersonal yang berlangsung antara
pembimbing kemasyarakatan dan keluarga anak pelaku pidana di
BAPAS Surakarta”. Journal of Rural and Development Universitas
Sebelas Maret Surakarta. vol. 5. no. 2. hal : 206
Redhono,dkk. 2012. History Taking -Anamnesis.Universitas Sebelas Maret
Surakarta: Surakarta
Riedel,dkk. 2019.Medical Microbiology. 28th ed. New York: McGraw-Hill
Education/Medical; p.617-22.
Rohmaningtyas.2018.Buku Pedoman Keterampilan Klinis Semester 7.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Setiyawan. 2017. “Medical Communications:Doctor-Patient Relations”. Jurnal
Unimus. Vol. 1 No.4.
Siagian. 2020. “Mencari Kelompok Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona
Dengan Discourse Network Analysis”. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia. Vol.09 hal 98-106.
Yamin,M. 2018. “Standar Kompetensi dan Karakter yang harus dimiliki Setiap
Dokter Muhammadiyah”. Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang.
Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
25