You are on page 1of 20

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI TELAAH JURNAL

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2022


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Perbandingan Efektivitas Blok Paraservikal dengan Blok

Intraservikal pada Manajemen Nyeri pada Dilatasi Kuretase Abortus

Inkomplit

DISUSUN OLEH:

Ari Savira Alda


111 2020 2112

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan telaah jurnal ini dengan judul “Perbandingan Efektivitas
Blok Paraservikal dengan Blok Intraservikal pada Manajemen Nyeri pada
Dilatasi Kuretase Abortus Inkomplit” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan kepaniteraan klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Keberhasilan penyusunan telaah jurnal ini adalah berkat bimbingan,


arahan, serta bantuan dari berbagai pihak yang telah diterima penulis
sehingga segala tantangan dan rintangan yang dihadapi selama
penyusunan telaah jurnal ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Semoga amal budi baik dari
semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat yang melimpah dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa


penulisan telaah jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
penyempurnan telaah jurnal ini. Akhirnya penulis berharap sehingga dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Aamiin ya robbal alamin


Makassar, September 2022
Hormat Saya

Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Ari Savira Alda

NIM : 111 2020 2112

Universitas : Universitas Muslim Indonesia

Jurnal : Perbandingan Efektivitas Blok Paraservikal dengan


Blok Intraservikal pada Manajemen Nyeri pada
Dilatasi Kuretase Abortus Inkomplit

Adalah benar telah menyelesaikan tugas kepanitraan klinik berjudul

Perbandingan Efektivitas Blok Paraservikal dengan Blok

Intraservikal pada Manajemen Nyeri pada Dilatasi Kuretase Abortus

Inkomplit dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan Dokter

Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, September 2022

Dokter Pendidik Klinik Penulis

Ari Savira Alda

3
ABSTRAK
Untuk mengukur seberapa besar pengaruh Blok Paraservikal
sebagai anestesi lokal dibandingkan dengan blok intraservikal dalam
pengelolaan nyeri, dilatasi dan kuretase pada pasien dengan abortus
inkomplit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
rancangan uji klinis acak yang membandingkan efektivitas blok
paraservikal dan blok intraservikal sebagai anestesi lokal dalam
pengelolaan nyeri dilatasi dan kuretase pada pasien dengan abortus
inkomplit. Tidak ada perbedaan dalam distribusi usia, pendidikan, paritas
dan riwayat aborsi antara kedua kelompok. Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum kuretase,
setelah kuretase dan 30 menit setelah kuretase pada kedua kelompok.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi nadi rata-rata
sebelum kuretase, setelah kuretase dan 30 menit setelah kuretase pada
kelompok Blok Paraservikal (p = 0,830), namun terdapat perbedaan yang
signifikan pada kelompok blok intraservikal (p = 0,032). Tidak ada efek
samping antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan derajat nyeri antara
Paracervical Block dan Intracervical Block sebagai anestesi lokal dalam
pengelolaan nyeri saat prosedur dilatasi dan kuretase pada pasien
abortus inkomplit (p = 0,000). Blok paraservikal telah menunjukkan
efektivitas yang lebih besar dalam manajemen nyeri selama prosedur
dilatasi dan kuretase pada aborsi tidak lengkap daripada blok intraservikal.
Kedua teknik ini aman dilakukan sebagai anestesi lokal pada dilatasi dan
kuretase pada abortus inkomplit. namun terdapat perbedaan bermakna
pada kelompok blok intraservikal (p=0,032). Tidak ada efek samping
antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan derajat nyeri antara
Paracervical Block dan Intracervical Block sebagai anestesi lokal dalam
pengelolaan nyeri saat prosedur dilatasi dan kuretase pada pasien
abortus inkomplit (p = 0,000). Blok paraservikal telah menunjukkan
efektivitas yang lebih besar dalam manajemen nyeri selama prosedur
dilatasi dan kuretase pada aborsi tidak lengkap daripada blok intraservikal.
Kedua teknik ini aman dilakukan sebagai anestesi lokal pada dilatasi dan
kuretase pada abortus inkomplit. namun terdapat perbedaan bermakna
pada kelompok blok intraservikal (p=0,032). Tidak ada efek samping
antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan derajat nyeri antara
Paracervical Block dan Intracervical Block sebagai anestesi lokal dalam
pengelolaan nyeri saat prosedur dilatasi dan kuretase pada pasien
abortus inkomplit (p = 0,000). Blok paraservikal telah menunjukkan
efektivitas yang lebih besar dalam manajemen nyeri selama prosedur
dilatasi dan kuretase pada aborsi tidak lengkap daripada blok intraservikal.
Kedua teknik ini aman dilakukan sebagai anestesi lokal pada dilatasi dan
kuretase pada abortus inkomplit. Terdapat perbedaan derajat nyeri antara
Paracervical Block dan Intracervical Block sebagai anestesi lokal dalam
pengelolaan nyeri saat prosedur dilatasi dan kuretase pada pasien
abortus inkomplit (p = 0,000). Blok paraservikal telah menunjukkan
efektivitas yang lebih besar dalam manajemen nyeri selama prosedur

4
dilatasi dan kuretase pada aborsi tidak lengkap daripada blok intraservikal.
Kedua teknik ini aman dilakukan sebagai anestesi lokal pada dilatasi dan
kuretase pada abortus inkomplit.

5
PENDAHULUAN

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan, atau sebelum kehamilan berumur 20 minggu

(dihitung dari hari pertama haid terakhir), atau berat janin kurang dari 500

gram.

Tidak semua kehamilan dapat berjalan dengan baik, dari semua

konsepsi hanya sekitar 50-60% yang dapat melewati usia kehamilan 20

minggu, dan 75% aborsi terjadi karena kegagalan implantasi. Di Indonesia

diperkirakan ada 5 juta kehamilan per tahun, dimana 10%-15% (500.000

sampai 750.000) mengalami aborsi setiap tahun. Prinsip penanganan

aborsi adalah pengosongan sisa konsepsi dari kavum uteri, salah satunya

dengan dilatasi dan kuretase. Nyeri pada abortus terjadi karena kerusakan

jaringan pada rongga rahim dan kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil

konsepsi. Nyeri ini bertambah atau kembali ketika rongga rahim

dikosongkan.

Nyeri adalah pengalaman perasaan dan emosi yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual atau

potensial pada jaringan. Setiap manusia merespon rasa sakit melalui

pengalaman sebelumnya dalam hidupnya. Nyeri pada organ-organ daerah

panggul, terutama di daerah saluran genital, ditularkan melalui sistem

saraf simpatis dan sebagian melalui sistem parasimpatis. Kerja saraf

simpatis menyebabkan kontraksi dan vasokonstriksi. Di sisi lain, kerja

saraf parasimpatis mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi.

6
Oleh karena itu efeknya pada rahim, yaitu saraf simpatik mempertahankan

tonus rahim, sedangkan saraf parasimpatis mencegah kontraksi uterus,

sehingga menghambat tonus uterus. Efek dari kedua jenis persarafan ini

menyebabkan kontraksi uterus intermiten. Rangkaian saraf simpatis di

daerah panggul terdiri dari tiga urutan, yaitu rantai sakral, pleksus

hipogastrika superior dan pleksus hipogastrika inferior. Sistem saraf

simpatis memasuki rongga panggul sebagai pleksus hipogastrika superior

(saraf presacral) dan melalui tanjung berlanjut ke bawah sebagai saraf

hipogastrika inferior (pleksus hipogastrika inferior) dan pleksus

Frankenhauser (pleksus uterovaginal). Nyeri yang ditransmisikan melalui

pleksus hipogastrika superior ditransmisikan melalui rantai toraks bawah,

dan lumbal, untuk kemudian ditransmisikan melalui saraf tulang belakang

ke otak. Pleksus hipogastrika superior menerima sebagian besar nyeri

duktus dari traktus genitalia interna, terutama uterus dan serviks.

Gambar 1 Persarafan Rahim dan Vagina (Sistem Saraf Simpatik Hijau, Sistem

Saraf Parasimpatis Kuning)

7
Sistem saraf parasimpatis terletak di panggul di kiri dan kanan os

sakral, yang berasal dari rantai saraf sakral 2, 3 dan 4, yang kemudian

menjadi saraf splanknik (saraf erigente) dan bergabung dengan pleksus

Frankenhauser. Pleksus Frankenhauser terdiri dari ganglion besar dan

kecil yang terletak terutama di dasar ligamen uterina Sacro. Di pleksus

Frankenhauser, simpatis dan serat parasimpatis dapat ditemukan. Blok

paraservikal (PCB) adalah prosedur anestesi lokal dengan menyuntikkan

obat anestesi ke dalam forniks vagina lateral kanan dan kiri ke dalam

jaringan paraserviks. Banyak metode blok saraf untuk manajemen nyeri

dapat dipilih, seperti blok paraservikal, blok caudal, blok simpatis lumbal,

blok tulang belakang, blok epidural segmen T10 hingga L1, blok

paravertebral T10 hingga L1, blok serabut saraf sakral 2, 3, 4 dan

pudendal memblokir. Anestesi PCB, memblok serabut saraf sensorik

setinggi thoraks 10,11,12 dan lumbal 1. Pada kuretase tanpa blok

paraservikal, akan merangsang nyeri dimana impuls nyeri mengikuti

serabut saraf sensoris yang menyertai ujung saraf simpatis, melalui

daerah paraservikal, pleksus hipogastrika inferior dan pleksus hipogastrika

superior untuk memasuki rantai simpatis lumbal bawah dan toraks ke

sambungan ramus. Saraf T10, T11, T12 dan L1, di mana mereka

memasuki sumsum tulang belakang punggung. Blok ini mengurangi rasa

sakit yang disebabkan oleh kontraksi rahim dan peregangan serviks.

Kuncinya adalah untuk memblokir transmisi yang berasal dari pleksus

hipogastrika inferior yang dikenal sebagai ganglion dari pleksus

8
Frankenhauser (pleksus uterovaginal) yang terletak tepat di lateral

perbatasan serviks dan uterus.

Studi terbaru melaporkan, 97% wanita merasakan nyeri mulai dari

intensitas ringan hingga berat selama dan setelah aborsi. Tindakan untuk

mencegah atau menghilangkan rasa sakit yang terkait dengan aborsi ini

dapat dilakukan dengan anestesi umum atau anestesi local. Anestesi

umum menyebabkan hilangnya kesadaran dan hilangnya perasaan dan

sensasi. Penggunaan anestesi umum, termasuk anestesi intravena,

secara luas digunakan secara rutin dalam kuretase aborsi, tetapi anestesi

umum terkait erat dengan peningkatan perdarahan, trauma uterus, dan

kematian, karena hipoventilasi dan depresi pernapasan. Insiden

perdarahan yang lebih tinggi secara signifikan, perforasi uterus,

perdarahan intra-abdomen, dan luka pada serviks dengan anestesi umum

dibandingkan dengan anestesi local. Penggunaan anestesi lokal seperti

blok paraservikal bekerja pada ujung saraf perifer yang mengelilingi

serviks dan kanal serviks. Sebaliknya, blok intraservikal bertindak sebagai

anestesi infiltrasi mekanis, sehingga menghambat impuls saraf, dan

tindakan ini secara signifikan akan mengurangi rasa sakit akibat

peregangan serviks atau gerakan kanula. Pada abortus inkomplit dilatasi

dan kuretase, blok paraservikal sangat ideal, meskipun harus berhati-hati

agar tidak menembus pembuluh darah sehingga obat masuk ke sirkulasi

darah, sedangkan blok intraservikal lebih aman.

Blok intraservikal (ICB) adalah prosedur anestesi lokal dengan

9
menyuntikkan anestesi langsung ke serviks. Berbeda dengan Blok

Paraservikal yang bekerja dengan cara memblok saraf perifer, blok

intraservikal bertindak sebagai anestesi infiltratif dengan

menggembungkan jaringan sehingga menyebabkan gangguan mekanis

pada impuls saraf.

10
METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan

uji klinis acak yang dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh

Blok Paraservikal sebagai anestesi lokal dalam pengelolaan nyeri dilatasi

dan kuretase pada pasien abortus inkomplit, dibandingkan dengan efek

blok intraservikal sebagai anestesi lokal dalam pengobatan. Nyeri pada

dilatasi dan kuretase pada pasien dengan abortus inkomplit. Penelitian ini

dilakukan dan akan dilakukan oleh peneliti di beberapa rumah sakit

pendidikan di Divisi Obstetri dan Ginekologi FK4JSU , termasuk RSUP H.

Adam Malik, RS. Haji Medan , RS. PTPN II Tembakau Deli Medan , RS.

Sundari, RS. KESDAM Tk. II BB Medan dan RS Pirngadi Medan . Waktu

penelitian direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2019 sampai jumlah

sampel terpenuhi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

yang terdiagnosis abortus inkomplit, dan akan dilakukan kuretase di

RSUP H. Adam Malik, RS. Haji Medan, RS. PTPN II Tembakau Deli

Medan , RS. Sundari, RS. KESDAM Tk. II BB Medan , RS Pirngadi Medan

dan bersedia mengikuti penelitian. Jadi perkiraan jumlah sampel untuk

setiap kelompok adalah 29,93 = 30 orang.

Analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan taraf

signifikansi p<0,05. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji Chi-Square, uji One Way Anova, dan uji independent T-test. Uji Chi-

Square digunakan untuk menilai distribusi usia, tingkat pendidikan,

paritas, riwayat aborsi, dan untuk menilai distribusi derajat nyeri selama

11
prosedur dilatasi dan kuretase. Tes One Way Anova digunakan untuk

menilai distribusi tekanan darah sistolik rata-rata, tekanan darah diastolik,

dan denyut nadi selama prosedur dilatasi dan kuretase. Independent T-

test digunakan untuk menilai rasio rata-rata tekanan darah sistolik,

tekanan darah diastolik, dan denyut nadi 30 menit setelah prosedur

dilatasi dan kuretase antara anestesi lokal Blok Paraservikal dan Blok

Intraservikal. Data penelitian diolah dan dianalisis menggunakan program

statistik SPSS ver. 15. Penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian yang

telah memenuhi kriteria penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

Paraservikal Block dan kelompok intraservikal yang masing-masing terdiri

dari 30 orang. Dengan pengacakan, 30 orang termasuk dalam kelompok

yang mendapat anestesi lokal blok paraservikal, dan 30 orang termasuk

dalam kelompok yang mendapat anestesi lokal blok intraservikal. Selama

prosedur pelebaran dan kuretase, waktu bervariasi dengan waktu tercepat

dari 15 menit hingga terlama 25 menit. Hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

12
Tabel 1 Distribusi Usia, Tingkat Pendidikan, Paritas dan Riwayat Abortus
Pasien Abortus Inkomplit yang Diterapi Dilatasi dan Kuretase dengan Blok
Paraservikal dan Anestesi Blok Intraservikal

Hasil kelompok umur terbesar dalam penelitian ini adalah 46 orang

(76,7%). Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,105.

Artinya distribusi umur kedua kelompok Blok Paraservikal dan Blok

Intraservikal tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil

kelompok pendidikan tertinggi dalam penelitian ini adalah SMA sebanyak

41 orang (68,3%). Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p

= 0,735. Artinya tingkat pendidikan pada kedua kelompok Blok

Paraservikal dan Blok Intraservikal tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan (p>0,05). Hasil kelompok paritas terbanyak dalam penelitian ini

adalah kelompok dengan paritas 0-1 sebanyak 31 orang (51,7%). Dengan

menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,394. Hal ini berarti

paritas kedua kelompok Blok Paraservikal dan Blok Intraservikal tidak

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Hasil kelompok

dengan riwayat abortus tertinggi adalah kelompok dengan riwayat abortus

13
0 sebanyak 36 orang (60,0%). Dengan menggunakan uji Chi-Square

diperoleh p-value = 0,206. Artinya riwayat abortus antara kedua kelompok

Blok Paraservikal dan Blok Intraservikal tidak menunjukkan perbedaan

yang bermakna (p > 0,05).

Tabel 2 Distribusi Rerata Tekanan Darah Sistolik Selama Prosedur Dilatasi


dan Kuretase Pada Pasien Abortus Inkomplet dengan Paraservikal Blok dan Blok
Intraserviks Sebelum Kuret, Setelah Kuretase dan 30 Menit Setelah kuretase

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata TD sistolik sebelum

kuretase adalah 112,90 (SB = 9,665), rerata TD sistolik setelah kuretase

adalah 113,90 (SB = 11,862), dan rerata TD sistolik 30 menit setelah

kuretase adalah 113,67 (SB = 8,503). ). Dengan menggunakan uji statistik

One Way ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata

TD sistolik selama prosedur dilatasi dan kuretase dengan anestesi

Paracervical Block dimana nilai p = 0,923 (p>0,05). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rerata TD sistolik sebelum kuretase adalah 113,47

(SB = 9,926), rerata TD sistolik setelah kuretase adalah 118,60 (SB =

10,197), dan rerata TD sistolik 30 menit setelah kuretase adalah 115,03

(SB = 6,228). ). Dengan menggunakan uji statistik One Way ANOVA, tidak

terdapat perbedaan bermakna rerata TD sistolik selama prosedur dilatasi

dan kuretase dengan anestesi lokal blok intraservikal dimana nilai p =

0,081 (p > 0,05). Perbandingan rerata TD sistolik 30 menit setelah

14
kuretase antara Paracervical Block dan blok intraservikal menggunakan uji

statistik T-independen, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan rerata TD sistolik 30 menit setelah kuretase

antara kedua kelompok anestesi lokal yang digunakan dimana pvalue =

0,480 (p > 0,05).

Tabel 3 Distribusi Rerata Tekanan Darah Diastolik Selama Prosedur Dilatasi


dan Kuretase Pada Pasien Abortus Inkomplet dengan Blok Paraservikal dan Blok
Intraservikal Sebelum Kuret, Setelah Kuretase dan 30 Menit Setelah kuretase

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata TD diastolik sebelum

kuretase adalah 75,53 (SB = 7,956), rerata TD diastolik setelah kuretase

adalah 73,77 (SB = 8,897), dan rerata TD diastolik 30 menit setelah

kuretase adalah 73,67 (SB = 6,149). ). Dengan menggunakan uji statistik

One Way ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata

TD diastolik selama prosedur dilatasi dan kuretase dengan anestesi lokal

Paracervical Block dimana nilai p = 0,923 (p>0,05). Hasil penelitian

menunjukkan rerata TD diastolik sebelum kuretase adalah 74,67 (SB =

7,150), rerata TD diastolik setelah kuretase. kuretase adalah 78,63 (SB =

8,471), dan rata-rata tekanan darah diastolik 30 menit setelah kuretase

adalah 75,83 (SB = 5,305). Dengan menggunakan uji statistik One Way

ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata TD

diastolik selama prosedur dilatasi dan kuretase dengan anestesi lokal

15
Paracervical Block dimana nilai p = 0,090 (p>0,05). Perbandingan rerata

TD diastolik 30 menit setelah kuretase antara Paracervical Block dan

Intracervical Block menggunakan uji statistik T-independen, hasil

penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rerata

TD diastolik 30 menit setelah kuretase antara kedua kelompok anestesi

lokal yang digunakan dimana p-value = 0,149 ( p>0,05).

Tabel 4 Distribusi Rerata Frekuensi Nadi Selama Dilatasi dan Kuretase


Prosedur Pada Pasien Abortus Inkomplit dengan Paracervical Block dan
Intracervical Block Sebelum Kuretase, Setelah Kuretase dan 30 Menit
Setelah kuretase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anestesi lokal, frekuensi

nadi rata-rata sebelum kuretase adalah 87,43 (SB = 14,175), frekuensi

nadi rata-rata setelah kuretase adalah 88,90 (SB = 11,862), dan rata-rata

denyut nadi 30 menit setelah kuretase adalah 87,13 (SB = 9.449). Dengan

menggunakan uji statistik One Way ANOVA, tidak terdapat perbedaan

yang bermakna pada rerata frekuensi nadi selama prosedur dilatasi dan

kuretase dengan anestesi lokal Paracervical Block dimana nilai p = 0,830

(p>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anestesi lokal,

frekuensi nadi rata-rata sebelum kuretase adalah 86,53 (SB = 5,244),

frekuensi nadi rata-rata setelah kuretase adalah 89,70 (SB = 7,207), dan

rata-rata denyut nadi 30 menit setelah kuretase adalah 85,53 (SB =

16
6.318). Dengan menggunakan uji statistik One Way ANOVA, terdapat

perbedaan rerata frekuensi nadi yang bermakna selama prosedur dilatasi

dan kuretase dengan anestesi lokal Paracervical Block dimana nilai p =

0,032 (p < 0,05). Perbandingan rerata frekuensi nadi 30 menit setelah

kuretase antara blok paraservikal dan blok intraserviks menggunakan uji

statistik T independent, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan pada rerata frekuensi nadi 30 menit setelah

kuretase antara kedua kelompok anestesi lokal yang digunakan dimana

nilai p = 0,444 ( p > 0,05).

Tabel 5 Distribusi Efek Samping Selama Prosedur Dilatasi dan Kuretase


pada Pasien Aborsi Inkomplit dengan Blok Paraservikal dan Blok Intraservikal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Paracervical Block maupun

Intracervical Block tidak ditemukan adanya efek samping selama prosedur

dilatasi dan kuretase. Dalam studi tersebut, Agostlnl et al. Dinyatakan

bahwa tidak ditemukan gangguan kardiovaskular dan sistem saraf pusat

pada aspirasi vakum manual untuk aborsi menggunakan Paracervical

Block. Dalam studi tersebut, Mankowski et al. menyatakan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan dalam efek samping pada kedua

kelompok. Kelompok Blok Paraservikal memiliki satu orang (0,75%)

episode vasovagal, dan satu orang (0,75%) mengalami mual dan muntah

17
pada kelompok Blok Intraservikal. Tidak ada perdarahan dan kejadian

toksik. Dalam penelitian Allen et al., 6,66% kecemasan/kecemasan

diamati pada aborsi menggunakan anestesi lokal, sedangkan penelitian

Mankowski et al. menemukan 10.

Tabel 6 Distribusi Derajat Nyeri pada Prosedur Dilatasi dan Kuretase pada
Pasien Aborsi yang Tidak Sesuai dengan Paracervical Bioc dan Intracervical
Block

Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat nyeri ringan paling banyak

ditemukan pada kedua kelompok anestesi lokal pada saat dilakukan

tindakan dilatasi dan kuretase, dimana pada kelompok Paracervical Block

seluruhnya berjumlah 30 orang (100%). Sebaliknya pada kelompok

intraservikal blok terdapat 17 orang (56,7%), derajat nyeri sedang pada

anestesi lokal pada blok intraservikal sebanyak 13 orang (43,3%). Tidak

ada derajat nyeri yang parah pada kedua kelompok anestesi lokal baik di

Blok Paraservikal atau Blok Intraservikal. Dengan menggunakan uji

statistik ChiSquare, terdapat perbedaan derajat nyeri yang signifikan pada

saat dilakukan tindakan dilatasi dan kuretase antara anestesi lokal

Paracervical Block dan intracervical block dimana nilai p = 0,000 (p <

0,05).

KESIMPULAN

18
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata tekanan

darah sistolik dan diastolik selama prosedur dilatasi dan kuretase dengan

anestesi lokal dengan blok paraservikal dan blok intraservikal. Tidak ada

perbedaan yang signifikan dalam frekuensi nadi rata-rata selama prosedur

dilatasi dan kuretase dengan anestesi lokal Blok Paraservikal. Ada

perbedaan yang signifikan dalam frekuensi nadi rata-rata selama prosedur

dilatasi dan kuretase dengan anestesi lokal blok intraserviks. Tidak ada

efek samping selama prosedur dilatasi dan kuretase dengan anestesi

lokal. Blok Paraservikal atau Blok Intraservikal. Tidak ada perbedaan yang

signifikan dalam rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik

dan frekuensi nadi pada 30 menit setelah kuretase antara kedua

kelompok anestesi lokal yang digunakan. Terdapat perbedaan derajat

nyeri yang signifikan antara Paracervical Block dan Intracervical Block

sebagai anestesi lokal dalam pengelolaan nyeri saat prosedur dilatasi dan

kuretase pada pasien dengan abortus inkomplit. Anestesi lokal Blok

paraservikal dan blok intraserviks dapat digunakan dalam manajemen

nyeri selama prosedur dilatasi dan kuretase pada pasien dengan aborsi

inkompatibel. Anestesi lokal blok paraservikal dan intraservikal dapat

digunakan sebagai prosedur standar untuk dilatasi dan kuretase pada

pasien abortus inkompatibel. Anestesi lokal Blok paraservikal dan blok

intraserviks dapat digunakan dalam manajemen nyeri selama prosedur

dilatasi dan kuretase pada pasien dengan aborsi inkompatibel. Anestesi

lokal blok paraservikal dan intraservikal dapat digunakan sebagai

19
prosedur standar untuk dilatasi dan kuretase pada pasien abortus

inkompatibel. Anestesi lokal Blok paraservikal dan blok intraserviks dapat

digunakan dalam manajemen nyeri selama prosedur dilatasi dan kuretase

pada pasien dengan aborsi inkompatibel. Anestesi lokal blok paraservikal

dan intraservikal dapat digunakan sebagai prosedur standar untuk dilatasi

dan kuretase pada pasien abortus inkompatibel.

20

You might also like