You are on page 1of 27

MAKALAH HAKIKAT PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU : DR. M. SOBRY SUTIKNO, M.PD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

MIFTAHUR RAHMAH 200106093

MOCHAMAD IRWANSYAH 200106069

ELMILIA 200106073

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…...

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha kuasa karena telah

memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat

dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Hakikat Pembelajaran dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi

salah satu tugas pada mata kuliah Strategi Pembelajaran. Selain itu, kami juga

berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi para

pembaca tentang Hakikat Pembelajaran.

Kami dari kelompok satu mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

bapak dosen Dr. M. Sobry Sutikno, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah

Strategi Pembelajaran. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kelompok satu. Kami juga

mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses

penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik

berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai

pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…...

Mataram, 05 April 2022

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI

SAMPUL...........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5

C. TUJUAN MAKALAH.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN.......................................................................6

B. PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN.........................................8

C. KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PROSES

MEMBELAJARKAN............................................................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................................20

A. KESIMPULAN.....................................................................................................20

B. SARAN.................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit

dalam pengertian ini terdapat kegiatam memilih, menetapkan, mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan,

penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi

pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti

dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki

hakekat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk

membelajarkan siswa . itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi

dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, siswa tidak berinteraksi dengan

guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan

sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana

mebelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan

demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasikan

pembelajaran, bagaimana cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana

menata interaksi antara sumber-sumber belaajar yang ada agar dapat berfungsi

secara optimal. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini

4
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada

kenyataan yang kita lihat disekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif didalam

proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara

guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak aktif. Jika proses

pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak

akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembejaran efektif, guru dituntut

agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan

kepada siswa sehingga mau dan mampu belajar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari pembelajaran?

2. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?

3. Bagaimana keterampilan dasar guru dalam proses membelajarkan?

4. Apa saja komponen-komponen yang terkait dalam proses pembelajaran ?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran.

2. Untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran.

3. Untuk mengetahui keterampilan dasar guru dalam proses membelajarkan.

4. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terkait dalam proses

pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran yang diidentikan dengan kata “mengajar” berasal dari kata

dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

(diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”,

yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak

didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Sengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik.1

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang

saling bertukar informasi.2

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta

dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pegertian

yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar

1
Ahdar Djamaluddin & Wardana, Belajar dan Pembelajaran (Sulawesi Selatan,2019), hlm 13
2
Nugraha, R., & Suyadi, S. (2019). REGULASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN. Tarbiyah al-Awlad, 9(2),

6
178-185.

7
dan menguasai isipelajaran hingga mencapai suatu objektif yang ditentukan

(aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotorik) seorang peserta didik. Pengajaran memberi

kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja.

Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan

peserta didik. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung

terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.3

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta pendidik dengan

pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehingga,

pembelajaran dapat dimaknai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat

terjadinya proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan

tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta pendidik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

pendidik agar dapat belajar dengan baik.4

Selanjutnya, Mashudi, Toha dkk mendeskripsikan bahwa pembelajaran

artinya suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya

sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang

menuntut pendidik dapat menggunakan keterampilan dasar mengajar secara

terpadu serta menciptakan situasi efisien (2007: 3). Maka dari itu, dalam

3
Ahdar Djamaluddin & Wardana, Belajar dan Pembelajaran (Sulawesi Selatan,2019), hlm 14
4
Hanafy, M. S. (2014). Konsep belajar dan pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 17(1), 66-79.

7
pembelajaran pendidik perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi

belajar yang menarik minat peserta pendidik.5

Trianto menjelaskan ‟Pembelajaran merupakan aspek kegiatan

manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan (2010:17)”.

Pembelajaran secara simple dapat dimaknai sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran

dalam makna kompleks merupakan usaha sadar dari seorang pendidik untuk

membelajarkan peserta pendidiknya (mengarahkan interaksi peserta pendidik

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Hardini dan Puspitasari mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas

yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk

tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum (2012:10). Jadi,

kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana kapanpun dan dimanapun dengan

tujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran sesuai kurikulum. 6

B. PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Sehubungan dengan profesi guru, maka diperlukan adanya berbagai

peran pada diri guru. Peran guru ini diharapkan senantiasa menggambarkan

pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan peserta

didik, dengan sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Menurut Mukhtar

5
Oktaviana, I. (2020). Tetesi Pada Bahan Ajar Teori Dan Sejarah Sastra.
6
Vevy Liansari dan Rahmania Sri Untari, 2020, BUKU AJAR
STRATEGI PEMBELAJARAN, Sidoarjo : UMSIDA Press. hlm 02

8
dan Martinis Yamin (2005), agar bisa mewujudkan pembelajaran yang berhasil,

guru harus melaksanakan beberapa peran, di antaranya adalah :

1. Guru sebagai model. Peserta didik membutuhkan guru sebagai model

yang dapat dijadikan teladan

2. Guru sebagai perencana. Kewajiban guru adalah mengembangkan

tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana yang operasional

3. Guru sebagai pendiagnosa kemajuan belajar peserta didik

4. Guru sebagai pemimpin. Di dalam kelas, guru berperan sebagai pemimpin

5. Guru sebagai penunjuk jalan kepada sumber-sumber. Guru berkewajiban

menyediakan berbagai sumber yang memungkinkan akan memperoleh

pengalaman yang kaya bagi peserta didik.

Menurut Sardiman (1992), peran guru dalam proses pembelajaran adalah

sebagai Informator, Organisator, Motivator, Pengarah/Direktor,

Inisiator,Transmiter, Fasilitator, Mediator, dan Evaluator. Sedangkan Pullias dan

Young, Manan, Yelon dan Weinstein seperti yang dikutip oleh E. Mulyasa (2007),

mengatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai

Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, Pembaharu (Inovator),

Model dan Teladan, Pribadi, Peneliti, Pendorong Kretivitas, Pembangkit

Pandangan, Pekerja Rutin, Pemindah Kemah, Pembawa Cerita, Aktor,

Emansipator, Emansipator, Pengawet, dan sebagai Kulminaor. 7

7
Pusitaningtyas, A. (2016). Pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap kreativitas
siswa. Proceedings of the ICECRS, 1(1), v1i1-632.

9
Soewondo, 1972 dalam Arifin, (2000) menjelaskan, dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi atau peran yaitu

sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change

agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator. Dari penjelasan tersebut

sudah jelas bahwa guru memiliki peran yang sangat strategis dalam proses

pembelajaran. Peran guru sangat menentukan dalam upaya untuk mewujudkan

keberhasilan pembelajaran.8

C. KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PROSES MEMBELAJARKAN

Guru hadir untuk membelajarkan peserta didik, karena itu guru dituntut

untuk memiliki berbagai keterampilan dalam membelajarkan. Paling tidak ada 8

keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik, yaitu : keterampilan bertanya, keterampilan memberi

penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,

keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing

diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan

membelajarkan perorangan. Penjelasan dari berbagai keterampilan tersebut

sebagai berikut :

1. Keterampilan Bertanya

Dalam proses pembelajaran, keterampilan bertanya memainkan

peranan penting, dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik

akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas peserta didik. Secara

umum, tujuan bertanya adalah memperoleh informasi. Namun demikian,

8
M Sobry Sutikono, Strategi Pembelajaran (Jawa Barat :CV Adanu Abimata, 2021 ) hlm 26-27

10
pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan

mendapatkan informasi tentang pengetahuan peserta didik, tetapi yang

jauh lebih penting adalah untuk mendorong peserta didik agar bisa

berpartsipasi aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sadirman (2011),

pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kalimatnya singkat dan jelas

b. Tujuan jelas, tidak terlalu umum dan luas

c. Setiap pertanyaan hanya untuk satu masalah

d. Mendorong anak untuk berpikir (kecuali kalau tujuannya sekedar

melatih mengingat-ingat fakta)

e. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak

f. Bahaa dalam pertayaan dikenal baik oleh peserta didik

g. Tidak menimbulkan tafsiran ganda

Selanjutnya Sudirman 2011 menjelaskan beberapa strategi dalam

menyamapaiakan pertanyaan didepan kelas, yaitu sebagai berikut :

a. Mula-mula tunjukan pertanyaan kepada seluruh kelas agar semua

peserta didik turut berpikir dan merumuskan jawaban dalam hati

masing-masing

b. Berilah kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik untuk

menjawab, artinya pertanyaan hendaknya merata bagi seluruh

kelas

c. Berilah waktu yang cukup kepada peserta didik untuk berpikir

sebelum menjawab

11
d. Suasana dalam bertanya-menjawab hendaknya jangan tegang

e. Apabila ada peserta didik yang tidak menjawab, alihkan pertanyaan

kepada peserta didik yang lain agar peserta didik tersebut tidak

menjadi malu dan membuang-buang waktu

f. Pertanyaan yang diajukan hendaknya mengenai pokok-pokok yang

penting yang harus dimengerti oleh peserta didik sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya

g. Untuk menarik perhatian kelas dan melatih disiplin, sat dua

petanyaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang tidak

memperhatikan

2. Keterampilan Meberikan Penguatan (Reinforcement Skills)

Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan terampil dalam

memberikan penguatan. Keterampilan dasar penguatan

(reinforcement)merupakan segala bentuk respon yang merupakan bagian

dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang

bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta

didik atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai suatu

dorongan atau koreksi (Wina Sanjaya, 2013). Melalui keterampilan

penguatan yang diberikan guru, maka peserta didik akan merasa

terdorong selamanya ntuk memberikan respon setiap kali muncul stimulus

dari guru, atau peserta didik akan berusaha menghindari respon yang

dianggap tak bermanfaat. Guru yang mampu memberika penguatan akan

12
mampu membawa sebagian besar peserta didiknya untuk menerima

interaksi dengan senag dan penuh perhatian.

Wina Sanjaya (2013) menjelaskan ada dua jenis penguatan yang

diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal dan non verbal. Pertama,

penguatan verbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan

dengan kata-kata, baik kata –kata pujian atau penghargaan atau kata-kata

koreksi. Melalui kata-kata itu peserta didik akan merasa tersanjung dan

berbesar hati sehingga ia aka merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif

belajar. Misalnya, ketika diajukan sebuah pertanyaan kemudian peserta

didik menjawab pertanyaan dengan tepat, maka guru memuji peserta

didik tersebut dengan mengatakan “bagus”, “tepat sekali”, “Wah hebat

kamu”, dan lain sebagainya. Demikian juga ketika jawaban peserta didik

kurang sempurna, guru berkata : “hampir tepat”, dan lain-lain. Apa yang

diungkapkan guru menunjukan bahwa jawaban peserta didik masih perlu

penyempurnaan. Kedua, penguatan non verbal. Penguatan nonverbal

adalah penguatan yang siungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya,

melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak

setuju, mengeryitkandahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Peserta

didik akan menjadi sangat bosan jika guru selalu membelajarkan dengan

cara yang sama alias monoton dari waktu kewaktu. Pupuh Fathurrahman

dan M Sobry Sutikno (2007) menjelaskan bahwa dalam konteks

13
pembelajaran, variasi diperlukan dengan tujuan, agar peserta didik

mengingkat, memotivasi peserta didik, menjaga wibawa guru, dan

mendorong kelengkapan fasilitas pembelajaran.

4. Keterampilan Menjelaskan

Tugas guru adalah membelajarkan peserta didik. Guru dituntut

untuk membelajarkan peserta didik secara profesonal. Pemberian

penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru

dalam interaksinya dengan peserta didik didalam kelas. Mengingat

keterampilan menjelaskan dapat mempengaruhi peserta didik secara

positif dan efektf, maka sudah seharusnya seorang guru agar menguasai

keterampilan tersebut. Keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh

seorang guru agar peserta didik memperoleh pemahaman yang utuh dan

jelas tentang materi yang disampaikan guru. Berkenaan dengan

keterampilan menjelaskan ini, Rusman (2013) menjelaskan beberapa

prinsip yang harus siperhatikan guru, yaitu :

a. Keterkaitan dengan tujuan. Apapun yang dilakukan guru dalam

menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik peserta

didik. Penjelasan guru harus sesuai dengan materi yang diajarkan,

hindari improvisasi yang berlebihan sehingga keluar dari konteks

materi yang diajarkan. Materi yang dijelaskan oleh guru harus

14
sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu usia, tugas

perkembangan, tingkat kesukaran, dan sebagainya.

c. Kebermaknaan. Apapun yang dijelaskan guru harus bermakna bagi

peserta didik baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang

akan datang

d. Dinamis. Agar penjelasan lebih menarik, guru dapat

memadukannya dengan tanya jawab, atau menggunakan media

pembelajaran, agar penjelasan lebih menarik dan sistematis,

penjelasan harus mudah dipahami oleh peserta didik dan tidak

verbalisme

e. Penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan

kegiatan penutup

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran sangat diperlukan

oleh guru, karena keterampilan tersebut berkaitan langsung dengan

ketercapaian tujuan pada saat penyamapaian materi pelajaran.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk meemulai pelajaran. Menurut Abimayu (1984) membuka pelajaran

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi siap

mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terfokus pada hal-

hal yang akan dipelajari.

Adapun keterampilan menutup pelajaran adalah kegiata yang

dilakukan untuk mengakhiri pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran yang

15
bagus dilakukan dengan cara menyimpulkan dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan untuk menguji peserta didik tentang pencapaian

tujuan pembelajaran. Jika ada tujuan yang belum tercapai, maka guru

sebaiknya menjelaskan kembali secara singkat.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Guru dituntut memiliki keterampilan membimbing diskusi kelompok

kecil agar peserta didik bisa berdiskusi secara efektif dalam rangka

menjcapai tujuan pembelajaran. Diskusi kelompok adalah proses yang

teratur yang melibatkan sekelompok peserta didik dalam interaksi tatap

muka dengan berbagai informasi, pemecahan masalah dan pengambilan

simpulan. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil untuk

berbagi informasi dan pengambilan keputusan dibawah bimbingan guru.

Diskusi kelompok kecil yang dimaksud di sini ialah percakapan dalam

kelompok yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu :

a. Melibatkan kelompok yang banyak anggotanya berkisar antara 3

sampai 9 orang

b. Memberikan kesempatan untuk berpartisispasi. Semua anggota

kelompok mendapat kesempataan yang sama untuk saling beradu

argumen dan saling mendengar serta berkomunikasi antar satu

dengan yang lain

c. Memmiliki tujuan tertentu yang akan aka dicapai dengan kerja

sama antar anggota kelompok

16
d. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju

suatu simpulan

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Setiap guru dituntu agar mampu mengelola kelas, yakni

menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses

pembelajaran. Pengelolaan kelas mengarah pada peran guru untuk

menata pembelajaran secara klasikal dengan cara mengelola perbedaan-

perbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama.

Menurut Sadirman (2011) kegiatan mengelola kelas menyangkut

“mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran “ dan

“menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi”. Mengatur tata ruang

kelas maksudnya guru harus dapat mendesain dn mengatur ruang kelas

sedemikian rupa sehingga guru dan peserta didik kreatif, kerasan belajar

diruangan tersebut. Misalnya bagaimana mengatur meja dan kuris,

menempatkan papan tulis, tempat meja guru, bahkan bagaimana pula

harus mengatur hiasan di dalam rungan kelas. Di samping itu kelas harus

selalu dalam keadaan bersih.

Kemudian yang berkaitan dengan menciptakan iklim belajar

mengajar yang serasi, maksudnya guru harus mampu menangani dan

mangarahkan tingkah laku peserta didik agar tidak merusak suasana

kelas. Kalau sekiranya terdapat tingkah laku peserta didik yang kurang

serasi, misalnya ramai, mengantuk atau menggangu teman lain, guru

17
harus dapat mengambil tindakan yang tepat, menghentikan tingkah laku

peserta didik tadi, kemudian mangarahkan kepada yang lebih produktif.

8. Keterampilan Membelajarakan Perorangan

Membelajarkan secara perseorangan ialah kegiatan guru

mengahadapi banyak peserta didik yang masing-masing mendapat

kesempatan untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan

dan bimbingan guru secara perorangan. Guru dapat membantu peserta

didik sesuai dengan kebutuhan, misalnya dengan cara memberi tugas

yang sesuai dengan kemampuannya atau menilai kemampuan peserta

didik tersebut.

Komponen-komponen yang perlu dikuasai oleh guru berkenaan

dengan pembelajaran perorangan menurut Rusman (2013) adalah :

a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

b. Keterampilan mengorganisasi

c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu

memungkinkan guru membantu peserta didik untuk maju tanpa

mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bagi guru yang memiliki

keterampilan dalam memberikan penguatan dan mengembangkan

supervisi

d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran, mencakup membantu peserta didik menetapkan

tujuan dan menstimulasi peserta didik untuk mencapai tujuan

tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran bersama peserta

18
didik yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak

sebagai supervisor, dan membantu peserta didik menilai

pencapaiannya sendiri.9

D. KOMPONEN-KOMPONEN YANG TERKAIT DALAM PROSES

PEMBELAJARAN

Proses belajar tidak dapat berlangsung tanpa adanya komponen-

komponen yang mendukungnya. Komponen-komponen saling terkait dan

mendukung satu dengan lainnya. Apabila salah satu dari komponen itu tidak ada

atau tidak mendukung, maka dipastikan tujuan pendidikan akan sulit dicapai.

Karena itulah, pendidikan dikatakan sebagai suatu sistem.

Secara umum, pendidikan dapat digambarkan sebagai kesatuan-kesatuan

antar subsistem dan membentuk kesatuan yang utuh. Sistem pendidikan ini

memperoleh masukan dari supra sistem (masyarakat dan lingkungan) dan

memberikan hasil atau keluaran bagi supra sistem tersebut. Subsistem yang

membentuk sistem pendidikan antara lain : tujuan, pendidik, peserta didik,

manajemen, struktur dan jadwal waktu belajar, materi, pelaksanaan atau

pengelola, media dan sumber belajar.

Interaksi fungsional antar subsistem pendidikan itu disebut dengan proses

pendidikan. Proses pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan

kemampuan potensial peserta didik menjadi kemampuan nyata untuk

meningkatkan taraf hidupnya baik pisik material maupun mental spirital. Melalui

proses pebdudikan diperoleh hasil pendidikan. Hasil pendidikan adalah lulusan

19
(output) yang sudah terdidik berdasarkan atau mengacu kepada tujuan

pendidikan yang ditetapkan.

Terkait dengan komponen-komponen yang membentuk proses pendidikan

dijelaskan berikut :

1. Tujuan

Tujuan menjelaskan mengenai apa yang hendak dicapai oleh sistem

pendidikan. Komponen tujuan merupakan panduan dan acua bagi seluruh

kegiatan dalam sistem pendidikan

2. Peserta didik

Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran melalui

berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu

3. Pendidik

Merupakan anggota masyarakat yang mengendalikan diri untuk

menunjang kegiatan pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan.

Pendidik juga merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi

pendidik, dosen, konselor, pemong belajar, wisyaiswara, tutor, instruktur,

fasiitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhusuannya, serta

berpartisiasi dalam menyelenggarakan pendidikan

4. Kurikulum

Seperangkat rencana dan pengaturan (berupa kegiatan dan

pengalaman-pengalamam belajar) mengenai tujuan, isi, dan bahan

pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman


20
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan

5. Manajemen

Manajemen meruoakan semua kegiatan yang mendukung

terciptanya proses pembelajaran di dalamnya mengandung aktivitas

merencanakan (Planning-P), mengorganisasikan (Organizing-O),

melaksanakan (Actuating-A), dan mengawasi (Controlling-C), ini disebut

dengan empatpilar pengelolaan kinerja profesional pendidik

(Prayitno,2009-744).

6. Struktur dan jadwal waktu

Struktur dan jadwal waktu menjelaskan tentang cara pelaksanaan

kegiatan dan pengaturan waktu untuk mencapai tujuan.

7. Materi

Materi atau bahan pembelajaran merupakan hal-hal yang pokok

yang perlu disampaikan oleh pendidik dan dipahami oleh peserta didik

yang membantu mengembangkan potensi dirinya. Materi pembelajaran ini

diatur dalam seperangkat rencana sistematis yang dinamakan dengan

kurikulum.

8. Alat bantu, media dan sumber belajar

Media dipahami dengan semua alat yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan. Dengan penggunaan alat atau media dalam suatu

pmbelajaran dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta

didik sehingga dapat mendorong terjadinya kegiatan belajar pada dirinya.


21
Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan peserta didik

untuk belajar lebih banyak,dapat memahami apa yang dipelajarinya

dengan baik dan meningkatkan kemampuan mereka sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

E.

Mengajar merupakan sebuah seni dan ilmu karena untuk menjadi seorang guru atau

dosen dibutuhkan keahlian khusus, ia membutuhkan beberapa keterampilan dan

persiapan dalam bentuk pendidikan bermutu, guru atau dosen harus menguasi ilmu

pengetahuan dimana mereka akan menjadi perantaranya sehingga siswa atau

mahasiswa tidak hanya mempelajari pengetahuan mentah, tapi juga belajar

bagaimana menerapkan dan menghubungkan pengetahuan itu dalam

kehidupannya. Selain itu mengajar memerlukan hati, semangat dan rasa cinta

terhadap bahan yang diajarkan serta murid yang dididiknya, dan juga kecintaan

serta semangat yang terus menerus pada bidang pendidikan, yang berarti juga

tekad untuk belajar sepanjang hayat dan ada keinginan untuk membuat siswa atau

mahasiswa belajar dengan senang dan mencapai keberhasilan, karena pendidikan

yang berhasil adalah apabila para murid mendapatkan ilmu pengetahuan dan bisa
22
mengembangkan pengetahuan melebihi gurunya atau dosennya.10

9
M Sobry Sutikono, Strategi Pembelajaran (Jawa Barat :CV Adanu Abimata, 2021 ) hlm 14-22
10
Heriyansyah, H. (2018). Guru Adalah Manajer Sesungguhnya Di Sekolah. Islamic Management: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 1(01).

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Sengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Menurut Mukhtar dan Martinis Yamin (2005), agar bisa mewujudkan

pembelajaran yang berhasil, guru harus melaksanakan beberapa peran

diantaranya adalah guru sebagai model, guru sebagai perencana, guru sebagai

pendiagnisa kemajuan belajar peserta didik, guru sebagai pemimpin, dan guru

sebagai penunjuk jalan kepada sumber-sumber.

Guru hadir untuk membelajarkan peserta didik, karena itu guru dituntut

untuk memiliki berbagai keterampilan dalam membelajarkan. Paling tidak ada 8

keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik, yaitu : keterampilan bertanya, keterampilan memberi

penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,

keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing

diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan

membelajarkan perorangan.

24
B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh

dari kata kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahdar Djamaluddin & Wardana, Belajar dan Pembelajaran (Sulawesi Selatan,2019).

Nugraha, R., & Suyadi, S. (2019). REGULASI DIRI DALAM PEMBELAJARAN. Tarbiyah
al-Awlad.

Hanafy, M. S. (2014). Konsep belajar dan pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal


Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Oktaviana, I. (2020). Tetesi Pada Bahan Ajar Teori Dan Sejarah Sastra.

Vevy Liansari dan Rahmania Sri Untari, 2020, BUKU AJAR


STRATEGI PEMBELAJARAN, Sidoarjo : UMSIDA Press.

Pusitaningtyas, A. (2016). Pengaruh komunikasi orang tua dan guru terhadap


kreativitas siswa. Proceedings of the ICECRS.

M Sobry Sutikono, Strategi Pembelajaran (Jawa Barat :CV Adanu Abimata, 2021).

Heriyansyah, H. (2018). Guru Adalah Manajer Sesungguhnya Di Sekolah. Islamic


Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.

26

You might also like