You are on page 1of 7

Orang tua

Chintya dinar admilistiwi/XI MIPA 1/10

ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬


َ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬
ُ‫ي لَه‬َ ‫هَا ِد‬

‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬

ٍ ‫ص ّل َو َسلّ ْم عَلى سيّدنا ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬ َ ‫اَللهُ ّم‬.

َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ ّن ِإالّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬


ّ ‫يَاَأيّهَا الّ َذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َح‬

ِ ‫يَاَأيّهَا الّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ الً َس ِد ْيدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا ع‬
‫َظ ْي ًما‬

Assalamualaikum wr.wb

Kaum muslimin rahimakumullah.

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan
nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat
manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh
dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.
Pada khutbah kali inisaya akan menyampaikan suatu pembelajaran yang menjadikan
kita semakin dekat kepada Allah SWT yaitu,pentingnya berbakti kepada orang tua,
sebagai mana sesuai surat Al-Imron
َّ ‫يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن اِاَّل َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Artinya :hai orang orang yang beriman,bertawalah kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepadanya; dan janganlah sesekali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
islam.

Kali ini saya akan menyampaikan tentang pentingnya berbakti pada orang tua dengan
mengambil beberapamdari ribuan kisah inspiratif salah satunya ia lah kisah pemuda
diYaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak,
tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat
berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais
senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan
yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu
dapat mengerjakan haji,” pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah
sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya
menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin
dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu,
Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala,
ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik
menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila.. Uwais gila…” kata orang-
orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin
hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais.
Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg,
begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat
barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap
hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.Uwais menggendong ibunya
berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada
ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan
bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu
berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan
dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu,
maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke
surga.”

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun
memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya.
Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan
disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua
sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka’bah karena Rasullah SAW berpesan
“Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu
berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.
Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong
dia berdua untuk kamu berdua.”

Masyallah kisah al qarni ini sangatlah menginspirasikitaselaku kaum muda yang


sedang dalam masa senang-senangnya yang bahkan masih suka bandel sama orang
tuanya sifat dan ketaqwan serta rasa sayangnya qrni pada orang tuanya patut dijadikan
suri tauladan. Selainitu adalagi kisah nabi sulaiman yang berbakti kepada orang tuanya

Dimana Dikisahkan dalam kitab Irsyadul Ibad (hal. 155-156) pernah suatu ketika Nabi
Sulaiman ‘alaihi salam mendapatkan perintah dari Allah ta’ala untuk pergi ke tepi laut
(pantai)—di sana akan menemukan suatu hal yang luar biasa.   Setelah mendengar
perintah tersebut, Nabi Sulaiman ‘alaihi salam berangkat menuju pantai beserta
rombongannya, yang terdiri dari golongan manusia dan jin.   Sesampainya di pantai,
Nabi Sulaiman melihat ke kanan dan ke kiri mencari tau apa yang terjadi di sekitarnya,
teringat perintah Allah bahwasanya ia akan menemukan suatu hal yang luar biasa.  
Beliau terus mencari tahu, menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, namun apa
yang beliau lakukan belum bisa menjawab rasa penasaran yang ada dalam pikiranya.  
“Menyelamlah ke dalam laut, lalu katakan kepadaku apa yang kamu lihat di dalam
sana,” pinta Nabi Sulaiman kepada Jin Ifrit   Lalu Ifrit pun menyelam ke dalam laut,
mencari tau apa yang terjadi di dalamnya. Beberapa waktu kemudian Ifrit muncul
kedasar laut dan menghadap kepada Nabi Sulaiman.   “Wahai Nabi Allah
sesungguhnya saya sudah menyelam ke dalam laut yang sangat dalam, saya mencari
tahu apa yang terjadi ke sana dan kemari, namun saya tidak menemukan apa pun di
dalam sana.” ucap Ifrit memberi informasi kepada Nabi Sulaiman.   “Menyelamlah ke
dalam laut, lalu datanglah kepadaku serta beri tau apa yang sebenarnya terjadi” pinta
Nabi Sulaiman kepada Ifrit yang lain untuk yang kedua kalinya.   Menyelamlah Ifrit
dan selang beberapa waktu Ifrit pun muncul dan menghadap kepada Nabi Sulaiman.
Apa yang dikatakan Ifrit ini sama seperti perkatakann Ifrit yang pertama tadi.   Masih
belum puas dengan apa yang dikatakan Ifrit, Nabi Sulaiman memerintahkan Asif
Barkhiya untuk berdoa kepada Allah agar memberi tahu apa yang terjadi di dalam laut.
Asif Barkhiya adalah menteri Nabi Sulaiman yang disebut di dalam Al-Qur’an pada
Surat An-Naml ayat 40. Dia juga seorang waliyullah yang doanya diijabah oleh Allah.  
“Beritahu kepadaku apa yang terjadi di dalam laut sana?” pinta Nabi Sulaiman kepada
Asif Barkhiya.   Asif pun berdoa kepada Allah untuk menunjukan apa yang terjadi.
Setelah Asif Barkhiya berdoa, tiba-tiba datang sebuah benda berbentuk kubah yang
mempunyai empat pintu. Satu pintu terbuat dari batu intan, satu pintu terbuat dari
batu yaqut, satu lagi terbuat dari batu intan putih, dan satunya lagi tebuat dari batu
aquamarine (zamrud) hijau.   Semua pintu itu terbuka dan tidak ada satu tetes air pun
yang masuk ke dalamnya, padahal benda tersebut berada di dalam laut yang sangat
dalam sama seperti tiga kali perjalanan menyelamnya Ifrit yang pertama.   Lalu, benda
yang berbentuk kubah tersebut diserahkan kepada Nabi Sulaiman ‘alaihi sallam. Tiba-
tiba, di dalamnya terdapat seorang laki-laki yang tampan, memakai baju yang
serbaputih, dan bersih badannya.   Pemuda itu sedang melakukan shalat, lalu Nabi
Sulaiman masuk ke dalamnya dan memberikan salam kepada pemuda itu. Pemuda itu
pun mempercepat shalatnya dan menjawab salam Nabi Sulaiman.   “Sebab apa kau bisa
berada di dasar laut ini?” tanya Nabi Sulaiman mengawali pembicaraan.   “Wahai
nabiyallah, sesungguhnya bapak saya adalah seorang laki-laki yang lumpuh dan ibu
saya adalah seorang wanita yang buta. Saya merawat keduanya selama tujuh puluh
tahun. Saya merawat keduanya dengan penuh kasih sayang. Ketika ajal menjemput ibu
saya, dan berdoa kepada Allah ‘Ya Allah, panjangkanlah umur anakku dalam keadaan
selalu takwa kepada-Mu’ dan ketika ayah saya wafat dia berdoa kepada Allah ‘Ya
Allah, tempatkanlah anakku ini di tempat yang tidak ditemukan oleh setan’,” cerita
pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.   Sejenak keduanya terdiam. “Setelah saya
memakamkan kedua orang tua saya, saya berjalan-jalan ke tepi pantai untuk
menghilangkan kesediahan saya. Lalu saya melihat kubah yang bercahaya, kubah
tersebut sangat indah, saya masuk ke dalamnya untuk melihat keindahan kubah
tersebut. Lalu datanglah malikat dari beberapa malaikat. Malaikat tadi membawa
kubah tersebut ke dalam laut, sedangkan saya berada di dalamnya” ucap pemuda itu
melanjutkan ceritanya.   “Pada zaman siapa kamu mendatangi pantai?” tanya Nabi
Sulaiman penuh penasaran.   “Pada zaman Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam,” jawab pemuda
itu.   Sejenak Nabi Sulaiman terdiam, mengingat kembali sejarah. Begitu terkejutnya
Nabi Sulaiman ketika mengetahui bahwa jarak zamannya dengan zaman Nabi Ibrahim
itu adalah dua ribu empat ratus tahun. Begitu panjangnya umur pemuda dan yang
anehnya lagi tidak dijumpai satu helai rambutnya yang beruban.   “Lalu, bagaimana
kamu bisa mendapatkan makan dan minun?” tanya Nabi Sulaiman.   “Wahai
nabiyallah, setiap hari datang kepadaku seekor burung yang membawakanku makanan
sebesar kepala manusia. saya memakanya, saya merasakan kenikmatan yang belum
pernah saya rasakan di dunia, setelah saya memakannya, saya tidak lagi merasakan
lapar, haus, gerah, dingin, tidur, kantuk dan sifat-sifat yang dirasakn oleh manusia
pada umumnya serta saya juga tidak merasakan kesepian,” jawab pemuda itu kepada
Nabi Sulaiman.   “Maukah kamu ikut denganku di kerajaanku atau kamu ingin kembali
kepada tempatmu?” Nabi Sulaiman memberikan penawaran kepada pemuda itu.  
“Wahai nabiyallah, tolong kembalikan aku ke tempat semula,” pinta pemuda itu
kepada Nabi Sulaiman.   Lalu Nabi Sulaiman memerintahkan Asif Barkhiya untuk
mengembalikan pemuda itu ke tempat semula, saat itu juga pemuda itu hilang dari
pandangan Nabi Sulaiman dan rombongan.   Dari kisah tersebut kita bisa mengambil
hikmah bahwasanya doa orang tua itu sangatlah mustajab dan tidak bisa diragukan
lagi. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda

‫وم َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر َو َد ْع َوةُ ْال َوالِ ِد لِ َولَ ِد ِه‬ ْ ‫ك فِي ِه َّن َد ْع َوةُ ْال َم‬
ِ ُ ‫ظل‬ َّ ‫ت يُ ْست ََجابُ لَه َُّن الَ َش‬ ُ َ‫ال‬
ٍ ‫ث َد َع َوا‬

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa
orang yang bepergian (safar), dan doa orang tua pada anaknya,” (HR Ibnu Majah).  
Oleh karena itu, kita sebagai anak seharusnya berbakti kepada orang tua. Minimal
dengan tidak membuatnya sakit hati, atau syukur-syukur bisa membuat mereka
bangga, serta merawatnya dengan kasih sayang, dan masih banyak lagi hal yang bisa
dilakukan. Jangan sampai kita menyakiti hati mereka dan selalu mengharapkan ridha
dari orang tua.   Dari Abdullah bin ‘Amru radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  ِ

‫ َو َس َخطُ الرَّبِّ فِي َسخَ ِط ْال َوالِ ِد‬،‫ضى ال َوالِ ِد‬


َ ‫ضى الرَّبِّ فِي ِر‬
َ

  “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada
murka orang tua” (HR. Hakin, ath-Thabrani)  

Darinkisah nabi sualiman diatas menjelaskan kepoada kita semua bahwa doa yang
paling mustajab adalah doa orang tua , tanpa orang tua kita tidak akan bisa sebesar ini,
hidup damai, senang senang, tertawa bahgia kesana kemari dan juga selalu bersyukur
jangan pernah menyesal dilahirkan dikeluarga mu sekarang karena pada dasarnya kita
lahie tidak bisa memilih dilahirkan dikeluarga manapun. Ada yang dilahhirkan
ditengan kondisi ekonomi keluarganya mapan maka ucapkanlah syukur sekarang juga,
da ada pula yang dilahirkan ditenah keluarga yang kurang mencukupi ekonominya
tetaplah bersyukur karena kamu telah diberi tuhan hati dan iman yang kuat. Dan
jangan patah semangat jaangan pernah beranggapan bahwa yang terlahir miskin akan
miskin hal itu sangat disalahkan seharusnya kita selalu berdoa, berusaha , dan berserah
diri kepada Allah mungkin yang sekarang kondisi keluarganya kurang mencukupi
terus berusaha bertanggung jawablah atas orang tuamu kelak , berikan yang terbaik
untuk mereka dimasadepan buktikan dengan menjadi orang sukses angkat;lah
derajatynya kelak baik didunia dan diakhirat bahagiakan mereka didunia dan diakhirat
juga. Buktikanlah kepada seluruh umat bahwa yang terlahir miskin belum tentu akan
miskin selamaannya selagi mereka bangkit dan mau berusaha dan berdoa selalu
kepada Allah SWT.buktinya Al-Qarni yang bisa membahagiakan orang tuanya walau
dalam keadaan sulit sekalipun itupun karena Allah dan doa orang tuanya.

Semua orang tua pasti menginginkan yag terbaik untuk anaknya namun belum tentu
itu akan terjadi sebaliknya , maka tanamkan sedari sekarang bahwa orang tua itu akan
kembali ke masa dimana ia akan bertingkah seperti bayi lagi , dan kita sebagai anak
harus merawat,menjaga,mengasihi,dan menyayangi mereka kembali.ingatlah siapa
yang memberi kita asi saat waktu bayi ,ingatlah perjuangan ibumu saat mengandung
selama 9 bulan ,ingatlah tetesan keringat ayahmu untuk menafkah I mu dan mereka
rela tidak makan banyak demi anak mereka agar dapat tumbuh sehat dan berkembang
dengan baik.Surga berada dibawah telapak kaki ibu dan ayah adalah kunci masuk
surga dan janganlah kalian durhaka kepada orang tuamu.

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak
kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan
Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula
memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)”

Demikianlah kutbah pertama dari kami semoga bermanfaat sekaligus menjadi


pembelajaran bagikita semua.
َ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬َّ ‫ َوال‬.ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫هَا ِد‬
‫ َأ َّما بَ ْعدُ؛‬.‫صحْ بِ ِه‬َ ‫َو‬

Kaum muslimin rahimakumullah


‫‪Demikianlah kutbah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan bermanfaat‬‬
‫‪terutama bagi diri kami dan jama’ah sekalian. Semoga kita selalu dalam golongan‬‬
‫‪hamba-hamba Allah yang soleh dan berbakti kepada orang tua‬‬

‫ت َو ِم ْن فِ ْتـنَ ِة ْال َمسيِ ِ‬


‫ح ال َّدجا َّ ِل‬ ‫ب ْالقَب ِْر َو ِم ْن فِ ْتـنَ ِة ْال َمحْ يا َ َو ْال َمما َ ِ‬ ‫ب َجهَنَّ َم َ‬
‫‪،‬و ِم ْن عَذاَ ِ‬ ‫للَّهُـ َّم ِإن ِّي َأع ُو ُذ بِ َ‬
‫ك ِم ْن عَذاَ ِ‬

‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاَأيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َ‬


‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫‪ِ.‬إ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ ي َ‬

‫ص َحابَ ِة َرسُوْ ِل هللاِ َأجْ َم ِع ْينَ‬


‫ض َي هللاُ تَ َعالَى ع َْن ُك ِّل َ‬ ‫‪.‬اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َو َر ِ‬

‫ت اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬

‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا ْالبَ ِ‬


‫اط َل با َ ِطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‬ ‫‪.‬اَللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح َّ‬

‫‪.‬ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
‫َ‬

‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫َ‬

‫صفُوْ نَ ‪َ ،‬و َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ‬


‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫ُس ْب َحانَ َربِّ َ‬

‫‪.‬و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬


‫َ‬

‫‪CHINTYA DINAR ADMILISTIWI/XI MIPA 1/10‬‬

You might also like