You are on page 1of 20

KEPERAWATAN ONKOLOGI

KANKER PARU

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Herman, M. Kep.

DISUSUN OLEH:

1. Alvina Tantriati I1031191031


2. Ananda Aprilia I1031191023
3. Cici Cantika I1031191018
4. Hana Ulfiah I1031191028
5. Nur Ramadhania I1031191024
6. Nurul Wafda M. I1031191044
7. Ridha Sri Rezeki I1031191038
8. Zenita Rahmadhita I1031191027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini meski secara sederhana. Semoga Allah swt.
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Onkologi
“Kanker Paru-Paru”. Dalam penyusunannya penulis menemui banyak rintangan. Namun, Allah
swt. sangat memperhatikan hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa sehingga dengan adanya
bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak dibalas oleh Alah swt. dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pontianak, 13 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................................................... 3
A. Definisi ............................................................................................................................................. 3
B. Etiologi ............................................................................................................................................. 3
C. Faktor Risiko ................................................................................................................................... 3
D. Patofisiologi dan Pathway Clinic ................................................................................................... 3
E. Manifestasi Klinis............................................................................................................................ 6
F. Pemeriksaan Diagnostik (Penunjang) ........................................................................................... 6
G. Penatalaksanaan ......................................................................................................................... 7
H. Komplikasi................................................................................................................................... 8
BAB III......................................................................................................................................................... 9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................................... 9
A. Kasus ................................................................................................................................................ 9
B. Identitas Klien ............................................................................................................................... 10
C. Pengkajian ..................................................................................................................................... 11
D. Diagnosa......................................................................................................................................... 13
E. Intervensi ....................................................................................................................................... 14
BAB IV .......................................................................................................................................................
16
PENUTUP.................................................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 17

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru (metastasis tumor paru)
maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan oleh kumpulan
perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas, yang dapat mengakibatkan proliferasi
sel yang tidak dapat dikendalikan. Kanker paru primer yaitu tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (Purba, 2015).
Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya
semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang
dikeluarkan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC) menyatakan
bahwa pada tahun 2012 terdapat 14, 1 juta kasus kanker diseluruh dunia. Bahkan, kasus
baru kejadian kanker akan diprediksi lebih dari 19, 3 juta kasus pada tahun 2025. Hal ini
merupakan suatu jumlah kenaikan yang cukup besar. Menurut data Kementrian
Kesehatan (Kemenkes) Indonesia tahun 2012 diketahui bahwa prevalensi kanker di
Indonesia mencapai 4, 3 kasus setiap 1.000 penduduk. Daerah dengan penderita kanker
terbanyak di Indonesia adalah kota Yogyakarta dengan prevalensi kasus tumor mencapai
9, 6 kasus per 1.000 penduduk (Cancerhelps, 2014).
Kanker paru merupakan salah satu penyebab kematian dengan prognosis yang sering
kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat di obati dan penyembuhan hanya mungkin
dilakukan dengan jalan pembedahan, di mana sekitar 13% dari klien yang menjalani
pembedahan mampu bertahan selama 5 tahun. Metastasis penyakit biasanya muncul dan
hanya 16% klien yang penyebaran penyakitnya. dapat dilokalisasi pada saat diagnosis.
Dikarenakan terjadinya metastasis, penatalaksanaan kanker paru sering kali hanya berupa
tindakan paliatif (mengatasi gejala) di bandingkan dengan kuratif (penyembuhan).Di
perkirakan 85% dari kanker paru terjadi akibat merokok (Soemantri, 2012). Dari
beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat berhubungan
dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering telah melaporkan tingginya insiden
kanker paru pada perokok dibandingkan yang tidak merokok (Doherty MG, 2015). Oleh
karena itu pencegahan yang paling baik adalah jangan memulai untuk merokok.

1
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perawat juga berperan sebagai pemberi
pemberi keputusan klinis dan mampu berpikir kritis dalam melakukan suatu asuhan
keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian pasien
hingga evaluasi keperawatan maka diharapkan kepada pelayanan keperawatan dalam
peran pasien dalam kanker dapat di tingkatkan. Berdasarkan pemaparan diatas, penulis
tertarik untuk membahas mengenai kanker paru-paru.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar dari kanker paru-paru?
b. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker paru?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang konsep dasar kanker paru-paru
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker paru.

D. Manfaat Penulisan
a. Bagi mahasiswa keperawatan
Studi Kasus ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Perawat dalam meningkatkan profesionalisme dalam memberi asuhan keperawatan
dengan Tumor paru guna terwujudnya mutupelayanan yang berkualitas.
Meningkatkan profesionalisme dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
tumor paru guna terwujudnya mutu pelayanan yang berkualitas.
b. Bagi institusi
Studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi dalam
asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor paru.
c. Bagi masyarakat
Studi kasus ini berguna untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga terhindar
dari penyakit.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan, dan memperluas pengetahuan serta mengaplikasikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor paru di kalangan masyarakat dan di
fasilitas kesehatan.

2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel
dan menghilangnya silia (Corwin. 2008).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel -sel yang mengalami proliferasi dalam
paru (Wilhams and Wilkims. 2012). Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker
yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok (Suryo, 2010).

B. Etiologi
Depresi pusat pernafasan, Hambatan upaya nafas, Deformitas dinding dada,
Deformitas tulang dada, Gangguan neuromuscular, Gangguan neurologis, imaturitas
neurologis, Penurunan energy, Obesitas, Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru,
Sindrom hipoventilasi, Kerusakan intervansi diafragma, Cedera pada medulla spinalis,
Efek agen farmakologis, Kecemasan.

C. Faktor Risiko
Depresi sistem saraf pusat, Cedera kepala, Trauma thoraks, Gullian barre
syndrome, Multiple sclerosis, Myasthenia gravis, Stroke, Kuadriplegia, Intoksikasi
alcohol.

D. Patofisiologi dan Pathway Clinic


Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di

3
bagian distal. Gejala– gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium
lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada
hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

4
Pathway
Bronkus (percangan segmen atau subsegmen)

Trauma oleh arus udara (Tar rokok, paparan industri)

Bahan Karsiogenik mengendap

Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus

Deskuamasi Produksi mucus meningkat

Cell cadangan(reserve cell) Bersihan jalan nafas tidak efektif


Basal mukosa bronkus

Hyperplasi, metaplasi

Cell Kanker

Manisfestasi Klinis

Intrapulmoner Intratorasik Ekstratorasik Ekstratorasi


Ekstrapulmuner Non Metastatik Metastatik

Kanker lumen branchus

Proksimal Distal

Sumbatan parsial Brokiektasis/Atelektasis

Sesak nafas (wheezing) Gangg. Pertukaran gas

Pola nafas tidak efektif

(Price, dkk. 2006)

5
E. Manifestasi Klinis
1. Mayor:
1) Subjektif
Dispnea
2) Objektif
• Penggunaan otot bantu pernafasan
• Fase ekspirasi memanjang
• Pola nafas abnormal misal takipnea, bradipnea
2. Minor:
1) Subjektif
Ortopnea
2) Objektif
• Pernafasan pursed-lip
• Pernafasan cuping hidung
• Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
• Ventilasi semenit menurun
• Kapasitas vital menurun
• Tekanan ekspirasi menurun
• Tekanan inspirasi menurun
• Ekskursi dada berubah
F. Pemeriksaan Diagnostik (Penunjang)
1. Radiologi
a. Foto thorax posterior-anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada. Merupakan
pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara
pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2. Laboratorium
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/
tahap karsinoma.

6
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi
kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi
a. Bronkoskopi. Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan
sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB). Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang
letaknya perifer dengan ukuran <>b. Paliatif. Mengurangi dampak kanker,
meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis
maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Supotif. Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian
nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
a. Toraktomi eksplorasi. Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru
atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
b. Pneumonektomi pengangkatan paru). Karsinoma bronkogenik bilaman dengan
lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
c. Lobektomi (pengangkatan lobus paru). Karsinoma bronkogenik yang terbatas
pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi
jamur; tumor jinak tuberkulois.
d. Resesi segmental. Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
e. Resesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit
peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru-paru
berbentuk baji (potongan es).
f. Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan -bahan fibrin dari pleura viscelaris)

7
2. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
3. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.

H. Komplikasi
1. Efusi pleura
2. Sindroma vena superior
3. Sidrom penekanan tulang belakang

8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Seorang laki-laki Tn. HS, berusia 55 tahun, suku Bolaang Mongondow, sudah
menikah, pekerjaan buruh, dengan alamat Lawangirung, LK. III, Kecamatan Wenang,
Manado, Sulawesi Utara. Pasien datang ke instalasi gawat darurat (IGD) RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou pada tanggal 24 Agustus 2020 ditemani oleh istrinya (Ny. K 50 tahun)
dengan keluhan utama sesak nafas. Pada anamnesis terhadap pasien ini didapatkan
keluhan sesak napas yang tidak dipengaruhi aktivitas sejak enam bulan lalu dan
memberat satu minggu terakhir. Keluhan disertai dengan batuk sejak 6 bulan sebelum
dirawat disertai lendir warna putih kekuningan, tidak bercampur darah. Pasien juga
mengeluhkan nyeri dada hilang timbul dirasakan 1 minggu sebelum dirawat, menjalar
sampai punggung belakang dan dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Penurunan berat badan
dalam waktu 6 bulan terakhir dari 65 kg turun menjadi 45 kg (±20 kg). Mual dan muntah
tidak dialami penderita. Penurunan nafsu makan yang disertai lemah badan sejak
beberapa bulan terakhir. Tidak ada keluhan gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Pasien pernah dirawat sebelumnya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou bulan April tahun
2020 dengan keluhan nyeri dada yang disertai sesak napas. Riwayat sakit kencing manis,
darah tinggi, kolesterol, asam urat disangkal. Penyakit hati, ginjal, jantung sebelumnya
tidak ada. Pasien tidak memiliki riwayat mengonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT)
sebelumnya. Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok (sigaret) selama 10 tahun
dengan jumlah ±15 batang rokok per hari. Riwayat penyakit keluarga, kedua orang tua
pasien tidak memiliki riwayat keluhan yang sama atau keganasan lainnya serta tidak
memiliki riwayat sakit kencing manis, darah tinggi, penyakit hati, penyakit ginjal dan
jantung. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, frekuensi
pernapasan 28 x/menit, teratur, suhu badan aksiler 37,80 C. Tinggi badan 160 cm, berat
badan 45 kg, dan indeks massa tubuh (IMT) 17,57 kg/m2. Konjungtiva tampak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor. Tidak ada lidah kotor dan faring tidak hiperemi.
Terdapat pembesaran kelenjar di leher (supraklavikular kanan ±2 cm, kenyal, imobil).
Trakea terletak di tengah, tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis. Pada

9
pemeriksaan dada, didapatkan pergerakan dinding dada simetris, fremitus raba di paru
depan dan belakang kanan menurun setinggi intercostal space (ICS) V paru kanan
dibandingkan paru kiri, sonor di kedua lapangan paru, suara pernapasan vesikuler,
didapatkan ronki basah halus minimal pada basal paru bilateral, tidak terdengar wheezing
pada kedua lapangan paru. Pada pemeriksaan jantung, iktus kordis tidak tampak dan tidak
teraba pada sela iga V garis midklavikula kiri, batas jantung kanan pada linea sternalis
kanan, batas jantung kiri pada sela iga V garis midklavikula kiri, suara jantung pertama
dan kedua normal, teratur, tidak didapatkan bising jantung. Pada pemeriksaan abdomen
tampak datar, lemas, peristaltik usus normal, tidak terdapat pembesaran hati dan limpa.
Pada ekstremitas warna kulit normal, teraba hangat, dan tidak didapatkan edema.
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 Agustus 2020 mendapatkan kadar Hb
9,7g/dL, hematokrit 28,4%, leukosit 21.800/ mm3, trombosit 415.000/mm3, eri-trosit
3.30x 106/µL, MCH 29,4pg, MCHC 34,1g/dL, MCV 86.3fL, SGOT 25 U/L, SGPT 12
U/L, ureum 46 mg/dL, kreatinin 1,1 mg/dL, gula darah sewaktu 62 mg/dL, Na 126
mEq/L, K 4 mEq/L, Cl 95 mEq/L. Pemeriksaan foto toraks tanggal 23 Agustus 2018
memperlihatkan gambaran suspek tumor paru kanan, pneumonia, dan efusi pleura kanan.
Pemeriksaan EKG ditemukan kesan normal.

B. Identitas Klien
Nama : Tn. Hs
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 55 tahun
Tanggal MRS : 24 Agustus 2020
Tanggal Pengkajian : 24 Agustus 2020
Alamat : Lawangirung, LK III, Kec. Wenang, Manado, Sulawesi Utara
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama :-
Suku : Suku Bolaang Mongondow
Pendidikan Terakhir :-
Pekerjaan : Buruh
Lama Bekerja :-
Sumber Informasi : Istri

1
Kontak Keluarga Dekat : Ny. K (50 tahun)

C. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Saat MRS : Sesak nafas
Saat Pengkajian : keluhan sesak napas yang tidak dipengaruhi aktivitas sejak enam
bulan lalu dan memberat satu minggu terakhir. Keluhan disertai dengan batuk sejak 6
bulan sebelum dirawat disertai lendir warna putih kekuningan, tidak bercampur darah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri dada hilang timbul dirasakan 1 minggu sebelum
dirawat, menjalar sampai punggung belakang dan dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
Penurunan berat badan dalam waktu 6 bulan terakhir dari 65 kg turun menjadi 45 kg
(±20 kg). Mual dan muntah tidak dialami penderita. Penurunan nafsu makan yang
disertai lemah badan sejak beberapa bulan terakhir. Tidak ada keluhan gangguan
buang air besar dan buang air kecil.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok (sigaret) selama 10 tahun dengan jumlah
±15 batang rokok per hari
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit kencing manis, darah tinggi, kolesterol, asam urat disangkal. Penyakit
hati, ginjal, jantung sebelumnya tidak ada. Pasien tidak memiliki riwayat
mengonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga, kedua orang tua pasien tidak memiliki riwayat keluhan
yang sama atau keganasan lainnya serta tidak memiliki riwayat sakit kencing manis,
darah tinggi, penyakit hati, penyakit ginjal dan jantung.
5. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2) Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
3) TB : 160 cm
4) BB : 45 kg
5) IMT : 17,57 kg/m2
6) TTV

1
a. RR : 28 x/menit
b. N : 100 x/menit
c. S : 37,80 C
d. TD : 110/70 mmHg
7) Kepala dan Leher : Terdapat pembesaran kelenjar di leher (supraklavikular kanan
±2 cm, kenyal, imobil)
8) Mata : Konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor
9) Kulit : Warna kulit normal, teraba hangat, dan tidak didapatkan edema
10) Mulut : Tidak ada lidah kotor dan faring tidak hiperemi
11) Vena Leher : Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis
12) Dada : Didapatkan pergerakan dinding dada simetris, fremitus raba di paru depan
dan belakang kanan menurun setinggi intercostal space (ICS) V paru kanan
dibandingkan paru kiri, sonor di kedua lapangan paru, suara pernapasan vesikuler,
didapatkan ronki basah halus minimal pada basal paru bilateral, tidak terdengar
wheezing pada kedua lapangan paru
13) Jantung : Iktus kordis tidak tampak dan tidak teraba pada sela iga V garis
midklavikula kiri, batas jantung kanan pada linea sternalis kanan, batas jantung kiri
pada sela iga V garis midklavikula kiri, suara jantung pertama dan kedua normal,
teratur, tidak didapatkan bising jantung. Pada pemeriksaan abdomen tampak datar,
lemas, peristaltik usus normal, tidak terdapat pembesaran hati dan limpa
14) Abdomen : Abdomen tampak datar, lemas, peristaltik usus normal, tidak terdapat
pembesaran hati dan limpa
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) HB : 9,7 g/dL
2) Hematokrit : 28,4 %
3) Leukosit : 21.800/mm3
4) Trombosit : 415.000/mm3
5) Eritrosit : 3.30x106/µL
6) MCH : 29,4 pg
7) MCHC :34,1 g/dL
8) MCV :86.3 fL

1
9) SGOT : 25 U/L
10) SGPT : 12 U/L
11) Ureum : 46 mg/dL
12) Kreatinin : 1,1 mg/dL
13) GDS : 62 mg/dL
14) Na : 126 mEq/L
15) K : 4 mEq/L
16) Cl :95 mEq/L
7. Pemeriksaan Foto Toraks
Suspek tumor kanan, pneumonia, dan efusi pleura kanan.
8. Pemeriksaan Ekg
Normal

D. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan yang Berhubungan dengan masalah kesehatan
1. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
DS :
- Dispnea
DO :
- Penggunaan otot bantu pernafasan
- Fase ekspirasi memanjang
- Pola nafas abnormal
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
DS :
- Sulit bicara
DO :
- Batuk tidak efektif
- Mengi, wheezing atau ronkhi kering
- Mekonium di jalan napas
3. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
DS :
- Pusing
- Penglihatan kabur
DO :
- PCO2 meningkat/menurun

1
- PO2 menurun
- Takikardia
- pH arteri meningkat/menurun
E. Intervensi
Data/Problem SLKI SIKI
Pola nafas tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan napas (I.01011)
efektif (D.0005) keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
maka pola napas membaik Monitor jalan napas Terapeutik
dengan kriteria hasil: - Lakukan fisioterapi dada, bila
1. Dispnea menurun perlu
2. Pengunaan otot bantu - Berikan oksigen, bila perlu
napas menurun Edukasi
3. Pemanjangan fase ekspirasi Ajarkan teknik batuk efektif
menurun Kolaborasi
4. Frekuensi napas membaik Kolaborasi pemberian bronkodilator,
5. Kedalam napas membaik ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi Latihan batuk efektif (I.01006)


nafas tidak keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
efektif (D.0001)
maka bersihan jalan napas Identifikasi kemampuan batuk
meningkat dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Produksi sputum menurun Buang sekret pada tempat sputum
2. Mengi menurun Edukasi
3. Wheezing menurun Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
4. Menkonium (pada efektif
neonatus) menurun Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitikatau
ekspektoran bila perlu
Pemantauan respires (I.01014)
Observasi
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen

1
Terapeutik
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Gangguan Setelah dilakukan intervensi Terapi oksigen (I.01026)
pertukaran gas keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
(D.0003)
maka pertukaran gas - Monitor kecepatan aliran oksigen
meningkat dengan kriteria hasil: - Amonitor posisi alat terapi
1. Dispnea menurun oksigen
2. Bunyi napas tambahan Terapeutik
menurun Pertahankan kepatenan jalan napas
3. PCO2 membaik Edukasi
4. PO2 membaik Ajarkan pasien dna keluarga cara
5. Takikardia membaik menggunakan oksigen di rumah
6. pH arteri membaik Kolaborasi
Kolaborsi penentuan dosis oksigen

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel
bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Gejala -gejala yang timbul dapat berupa
batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. Kemoterapi, pembedahan dan radiasi
merupakan tindakan yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengendalian dari Kanker paru.

Dari pembahasan di atas didapatkan beberapa diagnosa keperawatan yaitu pola napas
tidak efektif, bersihan jalan tidak efektif, dan gangguan pertukaran gas. Dari diagnosa
tersebut dapat dilakukan intervensi dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah terhadap gangguan pernafasan pada pasien kanker paru.

B. Saran
Saran untuk perawat agar bisa meningkatkan asuhan keperawatan terutama pada
gangguan pernafasan. Maka dari itu, perlu diperhatikan dalam memahami gangguan-
gangguan pada pernafasan. Gangguan pada pasien dapat diatasi dengan proses pengelolaan
asuhan keperawatan secara tepat dan optimal serta fokus pengkajian pada gangguan
pernafasan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Cancerhelps. (2014). Bebas Kanker itu Mudah. Jakarta: Fmedia.


Doherty MG, e. (2015). Current Diagnosis and Treatment (14th ed). 1582-86.
GLOBOCAN. (2012). Estimated Cancer Insidence, Mortality and Prevalence Worldwide in
2012. .
Kelly M, L. T. (2015). Lung Cancer: Diagnosis, Treatment, Principles, and Screening. Florida.
251-55.
Paru, P. P. (2015). Komite Penanggulangan Kanker Nasional.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan II)) 1 ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II)) ed. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan ((cetakan II)) 1 ed). Jakarta: DPP PPNI.
Purba, A. F. (2015). Pola Klinis Kanker Paru Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli 2013
– Juli 2014. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Soemantri, I. (2012). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Merdeka.
Zulkifli, A. (2014). Kanker Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III (6th ed). Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

You might also like