Professional Documents
Culture Documents
Laporan Biokimia Hemoglobine
Laporan Biokimia Hemoglobine
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan praktikum
yang berjudul “PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN UJI
SAHLI” dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.
Penyusunan laporan ini ditujukan untuk memenuhi syarat ujian praktikum akhir
semester biokimia.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum
1.2.1. Tujuan Umum...............................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus..............................................................2
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan............................................................................13
5.2. Saran......................................................................................13
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Darah terdiri dari dua bagian, yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah
sendiri terdiri dari trombosit, leukosit, dan eritrosit. Dalam eritrosit atau sel darah
merah terkandung hemoglobin yang berperan penting dalam proses pernafasan
sebagai alat pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh serta
karbondioksida dari sel jaringan menuju paru-paru yang kemudian akan
dikeluarkan dari tubuh. Hemoglobin juga berperan penting dalam
mempertahankan bentuk sel darah merah dan memberi warna pada darah.
Suatu keadaan di mana kadar hemoglobin darah lebih rendah dari normal
disebut dengan anemia. Anemia dapat mengakibatkan kekurangan energy, merasa
lemah, letih, lesu, mata berkunang-kunang, pucat dan sebagainya karena
kurangnya pasokan oksigen pada sel tubuh. Menurut WHO seseorang dikatakan
menderita anemia jika memiliki kadar hemoglobin :
1
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
dengan menggunakan metode Sahli dan alat digital (Easy Touch GCHb) sebagai
salah satu kompetensi mata kuliah biokimia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
membentuk senyawa protoporfirin. Kemudian senyawa tersebut berikatan dengan
besi menggunakan bantuan enzim ferokelatase membentuk molekul heme. Setiap
molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin) membentuk
suatu subunit hemoglobin. Menurut Campbell menyatakan bahwa pada berbagai
jenis unggas yang normal, hemoglobin menempati sepertiga dari volume sel darah
merah.
a) Anemia aplastik
b) Kanker
c) Obat-obatan tertentu, seperti obat anti retroviral untuk mengobati infeksi
HIV dan kemoterapi untuk kanker dan kondisi lainnya
d) Sirosis
e) Limfoma Hodgkin (penyakit Hodgkin)
f) Hipotiroidisme (gangguan tiroid)
g) Anemia defisiensi besi
h) Penyakit ginjal
i) Keracunan timbal
j) Leukemia
k) Anemia defisiensi vitamin
a) Pembesaran limpa
b) Porfiria
c) Anemia sel sabit
d) Thalassemia
e) Vaskulitis
4
Kadar hemoglobin rendah juga dapat disebabkan oleh kehilangan darah, yang
dapat terjadi karena:
5
Zat-zat gizi atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan
yang dikonsumsi digunakan untuk menyusun terbentuknya hemoglobin
yaitu Fe (zat besi), asam folat, vitamin A, dan vitamin B12.
e) Merokok
6
dibandingkan asam kuat lainnya. HCl mengandung ion klorida yang tidak reaktif
dan tidak beracun. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, asam klorida
merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Penambahan HCl dalam darah
maka HCl akan menghidrolisis hemoglobin menjadi globin ferroheme.
7
BAB III METODOLOGI
3.2. Alat
- Pipet Hb
- Alat Sahli
- Pipet Pastur
- Pengaduk
3.3. Bahan
- HCl 0,1 N
- Aquades
- Sampel darah
8
Memasukkan darah ke dalam tabung Hb, lalu mengaduk
sampai rata.
9
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A 12,1 14,8
B - 12,7
Keterangan :
A : Laki-laki
B : Perempuan
4.2. Pembahasan
10
terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang).
Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah
adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas
sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman,
penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun
demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih
atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila
pemeriksaannya telah terlatih hasilnya dapat diandalkan. Hemoglobin dapat
diukur dengan berbagai metode antara lain metode sahli, metode oksihemoglobin
dan metode sianmethemoglobin. Metode sianmethemoglobin merupakan metode
yang direkomendasikan oleh International Committe for Standarization in
Hematology (ICSH).
Pada pendertita anemia lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah
merah atau hemoglobin dibawah normal. Penyebabnya bisa karena kekurangan
zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia
yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga
11
kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum dan jenuh
transferin menurun, kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi dalam
sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
12
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a) Sampel darah A kadar hemoglobinnya adalah 14,8 g/dL dan sampel darah
B adalah 12,7 g/dL jika diuji menggunakan Easy Touch GCHb. Kadar Hb
tersebut termasuk normal karena rentang kadar Hb normal laki-laki dan
perempuan secara berturut adalah 13-18 g/dL dan 12-16 g/dL.
b) Metode Sahli nilainya rebih rendah yaitu 12,1 g/dL dan dapat dikatakan
sampel darah A, hemoglobinnya kurang.
c) Terdapat perbedaan nilai antara metode Sahli dengan alat digital.
d) Berdasarkan penelitian Miko di tahun 2016, metode sahli memiliki
sensitifitas nilai indeks 100%, spesifisitas nilai anemia ibu hamil 6,1%,
sedangkan perhitungan uji reliabilitas 1,16%. Hasil tersebut menunjukan
bahwa metode sahli kurang disarankan karena false positif mikrokuvet
tinggi.
e) Banyak factor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan medote Sahli,
terutama subjektivitas penglihatan.
5.2. Saran
13
Daftar Pustaka
Kusumawati, E., Lusiana, Nova, Mustika, Ika. Hidatyati, Sri. Novi Andayani,
Esti. 2018. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja
Menggunakan Metode Sahli Dan Digital (Easy Touch GCHb). Fakultas
Psikologi Dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya : Journal Of Health Science And Prevention.
14
Lampiran
15
16