You are on page 1of 5
| RSUD SITI FATIMAH KRITERIA PASIEN MASUK ICU PROV SUMSEL aa NO. DOKUMEN: | NO. REVISI: HALAMAN : | q 15 2. 1x. 2029-024 DITETAPKAN, STANDAR DIREKTUR RSUD SITI FATIMAH OPERASIONAL TANGGAL PROVINSI SUMATERA SELATAN, PROSEDUR TERBIT: (SOP) go- Og- On 312012010011014 PENGERTIAN | Kriteria pasien masuk ICU adalah penilaian objektif atas | beratnya penyakit dan prognosis untuk menentukan prioritas masuk pasien ToOJUAN ‘Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan pasien masuk ICU. KEBUAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 112 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5038); 2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan; 4. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan No. 3 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan; 5. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020 Nomor 18); 6. SK Direktur Nomor 445/11/2/RSUD-SF/2018 tentang pedoman pelayanan keperawatan RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan RSUD SITI FATIMAH KRITERIA PASIEN MASUK ICU PROV SUMSEL NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN, 12. 1x 2099. 024 1 215 Kriteria pasien masuk ICU ‘A. Berdasarkan Prioritas 1. Prioritas 1 © Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi in tensif dan tertitrasi, seperti : dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang Jain, infus obat-obatan vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. * Terapi pada pasien prioritas 1 umumnya tidak mempunyai batas. 2. Prioritas 2 PROSEDUR * Memeriukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera * Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah. 3. Prioritas 3 + Pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan ‘sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sndirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil * Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru, + Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjungan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah "DNR (Do Not Resuscitate)’ | ‘Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat @. manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivainya. b. Pasien dalam keadaan vegetative permanen. ©. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti ity dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan | donor organ. B. Berdasarkan SISTEM ORGAN 1. Penilaian Sistem Kardiovaskuler + Infark miokard akut dengan komplikasi. © Syok kardiogenik. * Aritmia komplek yang membutuhkan monitoring dan intervensi ketat. + Gagal jantung kongestif disertai gagal nafas dan/atau RSUD SITI FATIMAH KRITERIA PASIEN MASUK ICU PROV SUMSEL L NO. DOKUMEN NO. REVISI | HALAMAN 2+ 1%- 8099-004 1 3i5 ‘membutuhkan dukungan hemodinamik. * Hypertensi Emergencies. * Angina tidak stabil, terutama yang dengan disritmia, | instabilitas hemodinamik, atau nyeri dada yang menetap. + Pasca pemulihan setelah henti jantung, PROSEDUR * Tamponade jantung atau konstriksi disertai instabilitas hemodinamik. * Diseksi aneurisma aorta. * Blok jantung komplit + Sindrom koroner akut tanpa perbaikan nyeri iskemik. 2. Penilaian Sistem Respirasi * Gagal pemafasan akut yang membutuhkan bantuan ventilator. Emboli paru disertai instabilitas hemodinamik. Pasien ruang perawatan yang menunjukkan perburukan pernafasan. + Hemoptisis massif. + Gagal nafas yang membutuhkan intubasi + Laju pemafasan > 30 atau < 8 kali permenit, retraksi/penggunaan otot nafas tambahan, dan/atau pola pernafasan yang tidak stabil (misalnya pernafasan Chyne-Stokes). * Pa 02 < 60 mmHg atau SaO2 < 90% dan sudah dilakukan terapo oksigen ‘+ Fi.O2 >0,50 atau peningkatan kebutuhan FiO2 lebih dari 48 jam. + PaCO2 > 60 mmHg dan pH < 7,1 atau pH > 7,7 dengan instabilitas hemodinamik. + Pertimbangan bahwa intubasi endotrakeal dibutuhkan dalam 4-8 jam. * Ventilasi atau oksigenasi yang bergantung pada ventilator mekanik. © Obstruksi jalan nafas akut atau yang baru terjadi atau | gangguan refeks perlindungan jalan nafas akut. | 3. Penilaian Sistem Gastrointestinal * Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk hipotensi, angina, perdarahan yang berlanjut, atau terdapat penyakit penyerta, Kegagalan hati fulminan Pancreatitis berat. Perforasi esophageal. Obstruksi intestinal akut karena gangguan motiitas usus. enilaian Sistem Hematologi Trombositopenia (Platelet < 70.000) dengan bukti 7 perdarahan aktif. Koagulopati (INR >2.5 dengan | eu)eces RSUD SITI FATIMAH KRITERIA PASIEN MASUK ICU | PROV SUMSEL | | NO. DOKUMEN NO. REVISI | HALAMAN 9: 1%. 8099 -084 1 | als | ‘ Activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) “a detik) dengan pembuktian perdarahan aktif. Bukti hemolisis aktif dengan penurunan hematokrit. Leukosit > 100.000/mcl, dan terutama dengan bukti disfungsi organ target. Penilaian Sistem Endokrin * Ketoasidosis diabetik dengan komplikasi instabilitas hemiodinamik, perubahan status mental, gangguan pernafasan, atau asidosis berat | Thyroid storm atau koma mixederma dengan instabilitas | hemodinamik PROSEDUR + Keadaan hiperosmolar disertai koma dan atau instabilitas hemodinamik * Permasalahan endokrin lainnya seperti krisis adrenal dengan instabilitas hemodinamik. * Kalsium serum < 5 mg/dl atau > 12 mg/dl disertai | perubahan status mental. Penilaian Sistem Syaraf Pusat * Stroke akut dengan perubahan status mental * Koma : metabolic toxic, antoxic * Perdarahan intracranial potensial terjadi herniasi stall terdapat perubahan status mental. | * Meningitis akut dengan perubahan status mental atau | gangguan pernafasan * Gangguan system sarat pusat atau neuromuscular disertai * perburukan secara neorologis atau fungsi paru. ‘* Status epileptikus. Kematian otak atau pasien yang berpotensi memburuk yang dikelola dengan agresif. Penilaian Sepsis + Bukti adanya syok dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau menurun 20 mmHg dari tekanandarah normainya dan sudah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat, Asidosis laktat (laktat >4.0 mmol/L) Syok yang tidak dapat dijelaskan dengan atau tanpa hipotensi dan perlu hemodinamik monitoring yang intensif. + _Syok septik dengan instabiltas hemodinamik Pemantauan Sebelum/Sesudah Pembedahan Pasien sebelum atau sesudah pembedahan yang memerlukan monitoring ketat (terutama hemodinamik bantuan ventilasi mekanik) atau perawatan intensif. RSUD SITI FATIMAH PROV SUMSEL KRITERIA PASIEN MASUK ICU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 2. Ix + 9099: 024 4 5/5 PROSEDUR 9. 10. Luka Bakar Setiap pasion luka bakar dewasa 2 30% dengan atau tanpa trauma inhalasi ( <24 jam pasca trauma). Setiap pasien Iuka bakar anak 2 10% dengan atau trauma tanpa trauma inhalasi (<24 jam pasca trauma). Setiap pasien Iuka bakar dewasa 2 30%, 2 24 jam pasca trauma dengan salah satu atau lebih gangguan saluran nafas —(airway),pernafasan (breathing), sirkulasi (circulation).Setiap pasien luka bakar anak 2 10%, = 24 jam pasca trauma dengan salah satu atau lebih gangguan saluran nafas (airway), _pernafasan (breathing), sirkulasi (circulation) Setiap pasien luka bakar dewasa dan anak dengan trauma inhalasi. Penilaian Kondisi Lain Cidera akibat lingkungan (petir, hampir tenggelam, hipo/hipertermia). Pengobatan baru/eksperimental_ yang _potensial mengalami komplikasi. Intoksikasi obat akut dengan gangguan refleks jalan nafas, ketidakstabilan hemodinamik, aritmia jantung, dan/atau membutuhkan pengawasan tindakan bunuh diri Intoksikasi obat akut yang membutuhkan obat-obatan infuse kontiniu atau pemberian berkala obat-obatan intra vena. Intoksikasi obat akut yang membutuhkan dialysis. Kondisi metabolik lainnya (misal : abdomiolisis berat yang memerlukan pemantauan berkala atau intervensi medis). UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap IGD Icu

You might also like