Professional Documents
Culture Documents
Field Practice 1 Webinar Series 4 Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu) Dan Makanan Ketring Perhotelan
Field Practice 1 Webinar Series 4 Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu) Dan Makanan Ketring Perhotelan
WEBINAR SERIES 4
Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu) dan Makanan
ketring Perhotelan
Disusun Oleh:
Iswanto
472017417
2021
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAULUAN................................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................................7
HASIL................................................................................................................................................7
3.1 Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu)..........................................7
3.2 Management sistem Penyelengaraan Makanan ketring di hotel........................................9
BAB IV............................................................................................................................................12
PEMBAHASAN..............................................................................................................................12
4. 1. Mengevaluasi manajemen sistem penyelenggaraan makanan pada berbagai sektor. . .12
4. 2. Menyusun indikator keberhasilan penyelanggaraan makanan......................................13
4. 3. Mengevaluasi mutu pelayanan gizi dan kepuasan klien dalam pelayanan dan praktik
kegizian.......................................................................................................................................14
4. 4. Menyusun perbaikan mutu penyelenggaraan makanan.................................................15
4. 5. Mengevaluasi pemasaran produk makanan dengan memperhatikan: a. Macam
produk yang akan dijual b. Tempat c. Sasaran produk yang akan dijual d. Kewajaran
harga e. Labelling f. Penyusunan Strategi pemasaran............................................................16
4. 6. Mengembangkan pemasaran produk pangan kemasanan dan makanan......................16
KESIMPULAN................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................19
2
BAB I
PENDAULUAN
Hotel modern dewasa ini menargetkan perolehan pendapatan dari sektor Food and
Beverage Departement 100% s/d 150% dari total room sales. Dan hal ini bukan suatu hal
yang mustahil untuk dicapai mengingat hotel dapat mengoperasikan restoran yang baik
dengan harga jual yang cukup tinggi disamping outlates lain (Nasution, 2015). Food and
Beverage Departemen memegang peranan yang cukup penting baik Food and Beverage
Product maupun Food and Beverage Service. Mereka berperan aktip dalam
mengoperasikan setiap outlate yang mereka miliki seperti banquette, restaurant, bar,
roomservice, serta outlate lain yang masih tersedia (Nasution, 2015).
Restoran adalah tempat yang paling sering dikunjungi tamu untuk kebutuhan makan
dan minum, restoran juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi atau bersantai.Untuk itu,
segala sesuatunya harus diperhatikan demi kenyaman tamu yang datang.Jadi pengawasan
Food and Beverage Departemen terhadap mutu pealayanan setiap saat harus dilaksanakan
(Nasution, 2015).
Food and Beverage Service adalah bagian yang memproduksi, menyajikan dan
menjual makanan dan minuman didalam hotel. Kegiatan-kegiatan operasionalnya sangat
membantu dalam meningkatkan pendapatan hotel setelah penjualan kamar (room sales).
Produk dari Food and Beverage Department adalah makanan dan minuman tersebut tidak
hanya kepada tamu hotel, tetapi dapat ditujukan kepada masyarakat diluar hotel lain
(Nasution, 2015). Tentunya semua itu dapat dicapai, jika apa yang disuguhkan kepada
tamu, dapat memuaskan mereka. Kualitas pelayanan yang diberikan harus benar-benar
diperhatikan mulai dari persiapan kerja sampai kepada penyajiannya kepada tamu, baik
yang menyangkut penampilan fisik restoran, penampilan menu, tata letak restoran, higienis
makanan, peralatan dan yang tak kalah penting adalah sumber daya manusianya (Nasution,
2015).
PT Mirota merupakan suatu keluarga besar yang berusaha meningkatkan taraf hidup
melalui cara kerja yang profesional, terampil, berdedikasi tinggi, dilandasi kejujuran
sehingga dapat menghasilkan produk – produk yang bermutu tinggi, inovatif, aman
dikonsumsi, dan bermanfaat bagi masyarakat. PT Mirota selalu berusaha untuk
memperbaiki diri ke arah yang lebih baik di segala bidang, agar dapat mengikuti perubahan
3
jaman dan memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pangan, serta peduli terhadap
lingkungan. Sebagai satu-satunya perusahaan industri susu di Indonesia yang modal dan
sahamnya dimiliki oleh anak negeri, PT. Mirota mempunyai tantangan cukup berat,
terutama saat pelaku bisnis asing telah menjamah industri susu di Indonesia. Namun hal ini
menjadi tanggung jawab dan semangat bagi PT. Mirota untuk memberi pengertian,
semangat dan kemauan yang keras kepada seluruh rakyat Indonesia guna memberikan
dasar dan tonggak di dunia bisnis (Mirota.id).
.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranan food & beverege department sangat penting bagi sebuah hotel, karena
adanya fasilitas-fasilitas restoran yang pengelolaannya berada di bawah tanggung jawab
departemen ini. Bagian ini akan memudahkan para tamu untuk memenuhi kebutuhan
makan dan minumannya. Pada akhirnya tentu hasil penjualan makanan dan minuman ini
akan menguntungkan pihak hotel apalagi bila departemen ini ditangani secara professional
baik mengenai pelayanan maupun produk makanan dan minumannya. Dengan
memperhatikan hygiene dan sanitasinya produk yang dihasilkan maka citra baik hotel pun
dapat terjaga di mata konsumen (Yuliastri & Yulianto, 2013).
Restoran adalah ruangan yang dijadikan sebagai sarana penjamuan di hotel. Dalam
sebuah restoran harus tersedia perlengkapan dan peralatan dalam jumlah yang memadai
yang akan menunjang kelancaran operasional direstoran, serta mempunyai mutu dan
penampilan yang baik karena citra restoran dapat dibangun melalui kualitas perlengkapan
dan peralatan yang disediakan (Nasution, 2015).
Pada dasarnya klasifikasi metode pelayanan makanan dan minuman di restoran
dibagi menjadi tiga, yaitu: metode sendiri (self service), pelayanan pramusaji (waiter
service), dan pelayanan khusus (special service). Self Service (Pelayanan Sendiri)
Pelayanan makanan dan minuman dengan metode pelayanan sendiri (self service) dapat
diartikan sebagai suatu jenis pelayanan makanan dan minuman dimana para pramusaji
tidak mendatangi meja untuk menyajikan makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu,
melainkan tamu mengambil sendiri makanan dan minuman yang disajikan dan
membawanya ke meja makan, setelah tamu selesai makan dan minum barulah pramusaji
mengangkat perlengkapan makanan dan minuman yang kotor (clear up) misalnya self
service (pelayanan sendiri) adalah buffet service, take away service. Selanjutnya Waiter
Service (Pelayanan Pramusaji), metode pelayanan ini melalui pramusaji yaitu penyajian
makanan dan minuman, dengan mengantar makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu
kemeja tamu atau ketempat dimana tamu berada dan pelayanan ini juga disebut
personalized service (pelayanan personal). Metode pelayanan ini melalui pramusaji yaitu
penyajian makanan dan minuman, dengan mengantar makanan dan minuman yang dipesan
oleh tamu kemeja tamu atau ketempat dimana tamu berada dan pelayanan ini juga disebut
5
personalized service (pelayanan personal). Terakhir yaitu Special Service (Pelayanan
Special / Khusus), pelayanan spesial/khusus adalah pelayanan restoran yang menyajikan
makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tertentu,
seperti restoran Jepang, Korea, Itali, dan sebagainya (Nasution, 2015).
PT. Mirota KSM tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia dengan
visi misi menjadi produsen susu formula yang unggul. Susu yang PT. Mirota KSM
pasarkan berkualitas, aman, dengan harga terjangkau, dan halal dikonsumsi. Selama proses
produksi susu, perusahaan PT. Mirota KSM menerapkan standar Good Manufacturing
Practice (GMP) dan mengacu pada standar ISO 22000. Selain itu, PT. Mirota KSM juga
menerapkan sistem manajemen mutu (Quality Management System) yang baik. Dengan
demikian, produk susu yang dihasilkan terjamin keamanannya (Mirota.co.id).
Bentuk lain komitmen perusahaan PT. Mirota KSM untuk terus memberi yang
terbaik bagi anak bangsa adalah dengan melakukan pembangunan gedung (Plant) baru
yang memiliki sistem teknologi yang lebih modern. Sistem teknologi diharapkan dapat
memberikan output yang lebih aman, cepat, efisien, dan memberi manfaat yang semakin
besar kepada konsumen (Mirota.co.id).
Bagian dari sistem manajemen mutu di PT. Mirota KSM adalah quality
assurance (QA) dan quality control (QC), yang bertugas melakukan penjaminan dan
pengawasan mutu produk susu selama proses produksi. Sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mendukung pengawasan mutu adalah dengan tersedianya laboratorium
kimia dan mikrobiologi. Bahan yang memiliki sertifikat Certificate of Analysis (CoA) juga
tetap diuji secara kimia dan mikrobiologi oleh laborat yang kompeten dibidangnya. Selain
itu, standar hasil pemeriksaan yang digunakan juga telah sesuai dengan batas pemerintah
indonesia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia/BPOM) (Mirota.co.id).
6
BAB III
HASIL
PT. Mirota KSM merupakan perusahaan industri yang bergerak pada pangan olahan
yang berlokasi di Jogyakarta. PT. Mirota KSM sendiri sudah cukup lama berdirinya yaitu
pada tahun 1973. Mirota cukup terkenal di Jogyakarta, seperti yang kita tahu bahwa
perusahaan ini merupakan perusahaan grup dimana terdiri dari mirota batik, mirota bakery
dan salah satunya yang dibahas saat ini adalah mirota KSM. Khusus mirota KSM
perusahaan ini memproduksi pangan olahan seperti susu. Mirota KSM merupakan satu-
satunya perusahaan industri susu yang dananya atau seluruh modalnya dimiliki oleh anak
negeri.
Selanjutnya target untuk produk susu bagi yang berkebutuhan khusus, diantaranya
adalah susu lactone skim, prosteo, prosteo plus, lactone dia-B dan pro lansia. pada susu
yang bermerek lactone skim, prosteo dan prosteo plus termaksud dalam susu skim yang
khusus diet rendah lemak, sementara untuk susu lactone dia-B sendiri khusus diet rendah
gula bagi yang mengalami diabetes. Sedangkan untuk produk susu pro lansia sendiri khusus
lansia. Untuk target-target konsumen khususnya bagi yang berkebutuhan khusus kenapa
7
dikelompokan, karena mirota ksm itu perizinannya adalah pangan olahan susu bukan
pangan olahan makanan ataupun minuman yang bukan termaksud susu. Hal ini mengacu
pada peraturan BPOM membedakan apabila pangan olahan susu atau pangan olahan
biasanya itu tentu aturan yang diterapkan pasti berbeda.
Untuk mirota ksm sendiri karna perizinan adalah pangan olahan susu jadi dari badan
POM sangat memperhatikan apa yang kita cantumkan didalam kemasan produk. Untuk
labelling pada produk sendiri seperti yang sudah dijelaskan untuk produksi sendiri lebih
mengacu pada badan POM, pada peraturan badan POM nomor 31 tahun 2018 tentang label
pangan olahan disitu sudah dicantumkan aturan-aturan serta larangan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh produsen susu. Untuk labeling prduk sendiri, ada beberapa
diantaranya adalah label produk dan label merek. Pada label produk salah satu yang harus
ada dalam produk itu adalah informasi nilai gizi. Jadi label produk sendiri merupakan salah
satu sarana komunikasi antara produsen dan konsumen, melalui label produk ini konsumen
bisa mengetahui informasi nilai gizi, maupun yang akan dibutuhkan dalam produk yang
akan dibeli. Untuk klaim produk sendiri tidak sembarang produsen menentukan jadi itu
sudah diatur badan POM, sebelum produk itu didistribusian bagi konsumen, dilakukan
pencecekan produk dilaboratorium terlebih dahulu agar aman bagi konsumen.
Untuk penjualan sendiri khusus bagi produk yang akan dipasarkan terutama pada
produk susu bayi lovetona 1 dan 2 tidak dilakukan pengiklanan dimana-mana, karna sesuai
dengan anjuran pemerintah untuk mengikuti ketentun ASI ekslusif. Untuk peletakan produk
pad arak-rak slawayan itu ada ketentuan sendiri, tidak sembarang. Sebagai contoh pada
produk lovetona 1 dan 2 untuk peletakan tidak pada tempat yang terbuka atau dilihat mata
secara langsung. Peletakannya sendiri bisa disimpan dibagian paling bawah atau dirak
paling atas intinya tidak gampang dilihat, karna mengacu pada peraturan pemerintah
tentang ASI ekslusif.
Selanjutnya untuk strategi pemasaran pada PT. Mirota KSM sendiri cukup beragam
yaitu melalui sosial media, melalui marketplace dan kunjungan. Sebelum corona PT.
Mirota KSM rutin melakukan kunjungan industri mulai dari anak SD, SMP, SMA bahkan
ada dari universitas jogyakarta. Selama kunjungan industri PT. Mirota KSM
memperkenalkan produk yang diproduksi, intinya hal-hal yang beraitan dengan produksi
industri pada Mirota KSM. Untuk produk mirota KSM sendiri mudah ditemukan dimana-
8
mana karna memiliki marketplace sehingga akses jangkaunya cukup mudah didapatkan.
Selain itu juga bisa diakses melalui sosial media seperti instagram dan facebook.
Selanjutnya adalah pengendalian mutu produk pada PT. Mirota KSM sendiri dengan
tujuan:
1. Untuk mengurangi kerusakan atau kecacatan pada hasil produksi.
2. Produk pangan bisa sampai pada konsumen sesuai dengan speksifikasi mutu yang
direncanakan (standar mutu perusahaan).
3. Dilakukan melalui perbaikan proses produksi serta tahapan-tahapan didalam
pembuatan sebuah produk.
10
paling penting untuk menyelenggarakan industri makanan. karna itu untuk melihat aman
atau tidak makanan yang akan kita produksi yang nantinya akan didistribusikan ke
customer. Berbicara tentang food safety, pasti hal yang pertama yaitu harus memperhatikan
pengadaan bahan baku, penyelenggaraan bahan baku yang baik dan benar, selanjutnya
faktor penyimpanan bahan baku harus diperhatikan, penyimpanan bahan makanan harus
sesuai dengan speksifikasi bahan makanan masing-masing baik pada bahan kering maupun
bahan basah.
Selanjutnya untuk keamanan pangan sendiri kita harus mengetahui HACCP.
Penerapan HACCP dalam sistem keamanan pangan perlu untuk diperhatikan karna jika
kondisi produk yang akan kita oleh tidak aman makan akan berdampak patal terhadap
industri makanan tersebut tidak hanya merugikan customer tetapi juga pihak
penyelenggaraan makanan juga otomatis rugi. Maka dari itu dalam sistem keamanan
pangan perlu diperhatikan baik itu pada bahan makanan maupun pada perlalatan dan
lingkungan yang akan digunakan terutama pada pengelola makanan tentu harus
mengunakan APD secara lengkap dan benar. Dalam suatu management ketring, pasti
mereka mempunyai suatu izin usaha biasanya izin layak sehat bisa didapatkan didinas
kesehatan terkait. Dalam menyelenggarakan suatu management ketring itu sangat
kompleks, ada hal-hal khusus yang harus kita persiapkan agar penyelenggaraan makanan
khususnya bagi ketring agar tetap terlaksana sesuai dengan konsep yang sudah dirancang
dan disepakati bersama.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan persiapan, sesudah dari kamar
mandi/toilet, tidak berbicara selama proses persiapan, tidak menggunakan perhiasan
yang bisa membahayakan atau mengkontaminasi makanan misal cincin, jam, bros
dan lain lain, mencuci dan mengeringkan alat persiapan yang selesai digunakan dan
sebagainya.
PT. Mirota KSM berkontribusi untuk pembangunan SDM yang unggul melalui
produk susu bubuk yang berkualitas untuk melengkapi nutrisi bagi anak. Dari semua
produk susu yang diproduksi PT. Mirota KSM sudah melalui tahap penyelidikan oleh
BPOM RI. Selain itu tahap produksi yang digunakan tentunya sudah melalui tahap kritis
pad amakanan sehingga makanan menjadi tidak berracun dan tetap memiliki nilai kegunaan
gizi yang tinggi. Prosuk yang diproduksi juga meliputi kegunaan untuk semua usia.
13
Memakai alat pelindung diri yang lengkap dan kebersihan serta kesehatan diri
(Fatmawati. dkk, 2013). Penyelenggaraan makanan di hotel dimana sesuai definisinya hotel
merupakan sarana akomodasi untuk menunjang para wisatawan untuk melakukan wisata,
dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh tamu. Salah satu fasilitas tersebut
yaitu penyediaan makanan dan minuman kepada tamu guna menambah pendapatan hotel
tersebut. Untuk dapat menghasilkan makanan dan minuman yang disukai oleh tamu
tentunya pihak hotel memiliki cara tersendiri dalam mengolahnya yaitu dengan menerapkan
kebersihan pada pengolahannya (Anisatul, 2016).
4. 3. Mengevaluasi mutu pelayanan gizi dan kepuasan klien dalam pelayanan dan
praktik kegizian
4. 3. 1. Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu)
Profesionalitasme tinggi dalam bekerja disertai dengan kejujuran adalah hal utama
yang harus tercermin di PT. Mirota KSM. Keinginan untuk selalu lebih baik dan lebih maju
menjadi motivasi tersendiri dari seluruh elemen pegawai dan juga pimpinan PT. Mirota
KSM. Menjaga stabilitas keamanan produk serta berbagai studi yang komperhensif slalu
dilakukan manakala PT. Mirota KSM hendak mengeluarkan suatu produk baru. Jaminan
kualitas pun selalu menjadi yang utama bagi PT. Mirota KSM. Setiap langkah produksi
mulai dari barang datang, hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah
pengawasan mutu yang ketat. Hal ini semata-mata dilakukan demi kemanan dan
kenyamanan konsumen dalam mengkonsumsi segala macam produk yang dihasilkan oleh
PT. Mirota KSM.
Hotel menghasilkan dua jenis produk yakni produk nyata (tangible product), produk
nyata adalah produk yang diberikan kepada tamu yang dapat dilihat secara nyata dan untuk
memperolehnya tamu diharuskan untuk membayar, yakni kamar tamu, makanan dan
minuman, ruang pertemuan, sarana olah raga dan rekreasi, hiburan serta fasilitas-fasilitas
penunjang lainnya seperti produk tidak nyata (intangible product), produk tidak nyata
adalah semua produk yang tidak terlihat secara langsung, tetapi tamu dapat merasakannya
14
dan untuk memperolehnya tamu harus membayarnya seperti keamanan, kebersihan,
kesehatan, keramahtamahan dan lain sebagainya (Sugiarto,2003). Kepuasan klien terhadap
produk di hotel masih belum yakin karena juga berdasarkan kategori permintaan dan
ketersediaan disana.
15
4. 4. Menyusun perbaikan mutu penyelenggaraan makanan
4. 4. 1. Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu)
PT. Mirota KSM tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia dengan visi
misi menjadi produsen susu formula yang unggul. Susu yang PT. Mirota KSM pasarkan
berkualitas, aman, dengan harga terjangkau, dan halal dikonsumsi. Selama proses produksi
susu, perusahaan PT. Mirota KSM menerapkan standar Good Manufacturing
Practice (GMP) dan mengacu pada standar ISO 22000. Selain itu, PT. Mirota KSM juga
menerapkan sistem manajemen mutu (Quality Management System) yang baik. Dengan
demikian, produk susu yang dihasilkan terjamin keamanannya.
Higiene dan sanitasi merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan
makanan di hotel. Penyelenggaraan makanan di Hotel terutama penjamah makanan
memperhatikan higiene sanitasi perorangan sehingga makanan yang diolah tidak tercemar
yang akan membuat wisatawan dan karyawan di hotel menjadi sakit. Berdasarkan hal
tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku 4 Higiene Sanitasi Berdasarkan Karakteristik Penjamah Makanan Di Hotel.
Untuk menghidangkan makanan yang berkualitas baik, selain cita rasa, isi dan
penampilan yang menarik makanan hanis bersih, makan dan tidak berbahaya untuk
dimakan. Kebersihan dan sanitasi merupakan standar utama yang harus ditetapkan oleh
suatu institusi. (Mukrie, 1990) Hygiene makanan merupakan keadaan dimana makanan
bersih dan sehat dan aman untuk dimakan. Hygiene dan sanitas merupakan standar yang
harus diterapkan oleh setiap pemilik rumah makan atau institusi lain yang mengadakan
untuk konsumen. Dengan demikian berarti bahwa sanitasi itu ada dan diciptakan oleh
manusia atau masyarakat yang dalam hal ini tidak teriepas dari faktor pendidikan,
pengetahuan, lingkungan kemajuan tekhnologi, ilmu pengetahuan dan industri. Upaya
untuk mencuptakan makanan dan minuman yang sehat, aman, sera hygienis pengelola
restoran dan hotel harus memperhatikan dan melaksanakan 6 prinsip sanitasi yakni
Kebersihan peralatan makan dan minum, Kebersihan cara penyimpanan bahan makanan,
Kebersihan dalam pengolahan bahan makanan dan minuman, Kebersihan tenaga pengolah
makanan dan minuman, Kebersihan tempat pengolahan makanan dan minuman, dan
Kebersihan tekhnik menjamah makanan.
16
4. 5. Mengevaluasi pemasaran produk makanan dengan memperhatikan: a. Macam
produk yang akan dijual b. Tempat c. Sasaran produk yang akan dijual d.
Kewajaran harga e. Labelling f. Penyusunan Strategi pemasaran
4. 5 1. Perusahaan PT. Mirota KSM (Industri Olahan Produk Susu)
Bagian dari sistem manajemen mutu di PT. Mirota KSM adalah quality
assurance (QA) dan quality control (QC), yang bertugas melakukan penjaminan dan
pengawasan mutu produk susu selama proses produksi. Sarana dan prasarana yang
digunakan untuk mendukung pengawasan mutu adalah dengan tersedianya laboratorium
kimia dan mikrobiologi. Bahan yang memiliki sertifikat Certificate of Analysis (CoA) juga
tetap diuji secara kimia dan mikrobiologi oleh laborat yang kompeten dibidangnya. Selain
itu, standar hasil pemeriksaan yang digunakan juga telah sesuai dengan batas pemerintah
indonesia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia/BPOM).
17
berusaha meningkatkan kualitas produk dan layanan bagi pelanggan di seluruh wilayah
pemasaran. Dengan memiliki pengalaman di bidang industri pengolahan susu bubuk selama
lebih dari tiga puluh lima tahun, PT Mirota KSM telah berhasil melakukan diversifikasi
produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan hampir seluruh kelompok usia konsumen. PT
Mirota KSM merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri, yang senantiasa
berusaha meningkatkan kualitas produk dan layanan bagi pelanggan di seluruh wilayah
pemasaran.
18
KESIMPULAN
Restoran adalah tempat yang paling sering dikunjungi tamu untuk kebutuhan makan
dan minum, restoran juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi atau bersantai. adapun,
PT Mirota merupakan suatu keluarga besar yang berusaha meningkatkan taraf hidup
melalui cara kerja yang profesional, terampil, berdedikasi tinggi, dilandasi kejujuran
sehingga dapat menghasilkan produk – produk yang bermutu tinggi, inovatif, aman
dikonsumsi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Tujaun pada makalah ini yaitu untuk melihat
sistem penyelenggaran makanan pada produksi makanan dengan perhotelan. Dalam
menyelenggarakan suatu management ketring itu sangat kompleks, ada hal-hal khusus
yang harus kita persiapkan agar penyelenggaraan makanan khususnya bagi ketring agar
tetap terlaksana sesuai dengan konsep yang sudah dirancang dan disepakati bersama.
Kepuasan klien terhadap produk di hotel masih belum yakin karena juga berdasarkan
kategori permintaan dan ketersediaan disana. adapun Setiap langkah produksi mulai dari
barang datang, hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu
yang ketat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Auliya, A., & Aprilia, D. N. (2017). Pengaruh hygiene pengolahan makanan terhadap
Kualitas makanan di Hotel Aston Rasuna Jakarta. Jurnal Hospitality dan
Pariwisata, 2(2).
Mandosir, Y. M. (2017). Analisis Sistem Penyelenggaraan Makan SMA Negeri Khusus
Olahraga (SMANKOR) Papua. JURNAL OLAHRAGA PAPUA, 3(1).
Miranti, E. A., & Adi, A. C. (2016). Hubungan pengetahuan dengan sikap dan higiene
perorangan (personal hygiene) penjamah makanan pada penyelenggaraan makanan
asrama putri. Media Gizi Indonesia, 11(2), 120-126.
Nasution, P. H. (2015). Strategi Pelayanan Pramusaji dalam Meningkatkan Penjualan
Makanan dan Minuman di Swiss Cafe Grand Swiss-Belhotel Medan.
Sulastiyono, Agus, 2011, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Bandung : ALFABETA
Suzanti, I. A. (2012). Strategi Pengembangan Salsa Café Dan Bistro Di Hotel Kumbokarno
Yogyakarta. Khasanah Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 3(2).
Suzanti, I. A. (2012). Strategi Pengembangan Salsa Café Dan Bistro Di Hotel Kumbokarno
Yogyakarta. Khasanah Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 3(2).
Yuliastri, Y., & Yulianto, A. (2013). Peranan Hygiene Dan Sanitasi Untuk Menjaga
Kualitas Makanan Dan Kepuasan Tamu Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Khasanah
Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 4(2).
20