You are on page 1of 110

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR

LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II, PEMBINAAN USAHA


KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM PENINGKATAN PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS), DAN PERSONAL HYGIENE DI
SEKOLAH DASAR

Kelompok 5 (3A):
Hilda Afrilia 1901022
Inah 1901024
Moh. Arif Iqbal Ramadhan 1901035
Rika Aulia 1901045
Riska 1901046
Sopia Pebriani 1901054
Tri Defi Handayani 1901056

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR
LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2022

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR


LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II, PEMBINAAN USAHA
KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM PENINGKATAN PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS), DAN PERSONAL HYGIENE DI
SEKOLAH DASAR

Laporan ini telah disetujui tanggal ….. Juli 2022

Kelompok 5 / III-A
Moh. Arif Iqbal Ramadhan (1901035)
Anggota
Hilda Afrilia (1901022)
Inah (1901024)
Rika Aulia (1901045)
Riska (1901046)
Sopia Pebriani (1901054)
Tri Defi Handayani (1901056)

Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas II

Ns. Siti Mukaromah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom


NIDN: 111205820

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin, rahmat, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini berjudul
“LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR
LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS II, PEMBINAAN USAHA
KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM PENINGKATAN PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS), DAN PERSONAL HYGIENE DI
SEKOLAH DASAR” laporan ini kami susun dengan tujuan untuk menambah ilmu
pengetahuan kami dan teman-teman yang akan membaca laporan ini.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen Keperawatan komunitas II yang telah
membimbing kami dan mengarahkan kami dalam menuyusun laporan ini. Kami
berharap agar laporan ini dapat memberikan inspirasi bagi teman-teman dan orang
lain yang membaca laporan ini. Kami juga berharap agar laporan ini menjadi acuan
yang baik dan berkualitas.
Demikian, makalah yang kami buat ini dengan segala kekurangan dan kelebihan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan laporan ini, sangat saya harapkan. Semoga laporan ini memberikan
manfaat dan pengetahuan bagi kami, teman-teman dan orang lain yang membaca
makalah ini.

Samarinda, 16 Maret 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................4
C. Manfaat .........................................................................................................5
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar PHBS di SD ...........................................................................7
B. Konsep Dasar Personal Hygiene di SD..........................................................18
C. Konsep Dasar UKS di SD..............................................................................24
D. Konsep Dasar Anak SD.................................................................................28
E. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan di tingkat SD......................................29
BAB III Rancangan Kegiatan
A. Gambaran Sekolah ........................................................................................33
B. Permasalahan mitra .......................................................................................35
C. Solusi permasalahan ......................................................................................44
D. Metode pelaksanaan ......................................................................................45
E. Jadwal kegiatan .............................................................................................46
F. Rancangan anggaran .....................................................................................49
BAB IV Asuhan Keperawatan Komunitas
A. Hasil Data.......................................................................................................
B. Analisis Data..................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas................................................................

iv
D. Rencana Intervensi ........................................................................................
BAB V Pelaksanaan Kegiatan
A. Penyuluhan Kesehatan Personal Hygiene dan PHBS....................................
B. Senam.............................................................................................................
C. Pelatihan P3K.................................................................................................
D. Menyikat Gigi Dengan Benar........................................................................
E. Promosi Kesehatan Mencuci Tangan Dengan Benar.....................................
F. Promosi Terkait Masalah Pubertas.................................................................
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha yang dilakukan masyarakat
yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan nya
sebagai sasaran utama. Dalam pengertian lain, UKS adalah usaha untuk
membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif)
dan terpadu (integrative) (Apriani & Gazali, 2018).
UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) merupakan bagian dari program
kesehatan anak usia sekolah yang memiliki tiga program pokok yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat. Menurut Kepmenkes, UKS merupakan upaya terpadu dalam
rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat yang kemudian membentuk
perilaku sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.
UKS memiliki manfaat langsung terhadap peningkatan kesehatan anak
sekolah, dan me-miliki potensi besar dalam penyuksesan program
peningkatan derajat kesehatan secara lebih luas. Oleh karena itulah UKS dapat
digunakan sebagai wadah sekaligus kendaraan yang dapat digunakan oleh
berbagai program kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberan-
tasan penyakit menular (P2M), kesehatan lingkungan, pengobatan, dan
promosi kesehatan (Apriani & Gazali, 2018).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu upaya
preventif (pencegahan terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan) dan
promotif (peningkatan derajat kesehatan pada seseorang, sehingga dapat
dikatakan sebagai pilar Indonesia sehat (Julianti et al, 2018 dalam (Anisa &
Ramadhan, 2021).

1
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran,
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan, dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan,
serta kegiatan kesehatan di masyarakat (Departemen Kesehatan RI 2007
dalam (Anisa & Ramadhan, 2021).
Sekolah Dasar merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran anak
usia sekolah Dasar untuk mempelajari ilmu pengetahuan seni budaya, nilai
dan norma dalam kehidupan. Sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar saja
tetapi sebagai tempat untuk memperkenalkan perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia sekolah dasar (Nurhidayah et al, 2021).
Sekolah Dasar sehat harus memiliki lingkungan yang mendukung
pembelajaran. Program ini menekankan pada aspek lingkungan yang meliputi
lingkungan fisik dan non fisik (Anisa & Ramadhan, 2021).
Dapat disimpulkan PHBS di tatanan lingkungan sekolah merupakan
upaya untuk memperdayakan siswa, guru, serta masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau, dan mampu menerapkan PHBS di tatanan pendidikan.
Terdapat 8 indikator PHBS pada tatanan anak SD : mencuci tangan
menggunakan air mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat, olahraga teratur dan
terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah di
tempat yang telah disediakan (Anisa & Ramadhan, 2021).
Salah satu bentuk penanaman kepribadian anak diberikan melalui
pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat, baik dalam bentuk sosial, fisik
dan psikis. Penanaman pribadi tersebut dapat dimulai sejak dini di bangku
sekolah melalui berbagai program pembejalaran (Anisa & Ramadhan, 2021).
Salah satu bentuk PHBS tercermin pada sumber daya manusia yang sehat
dan berkualitas baik secara fisik, mental dan sosial serta mempunyai

2
produktivitas yang optimal (Anisa & Ramadhan, 2021). Diperlukan upaya-
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus dimulai
sejak dalam kandungan, usia balita, usia sekolah, muda, sampai usia lanjut
pendidikan kesehatan dibutuhkan dalam tahapan pembentukan perilaku hidup
bersih dan sehat (Anisa & Ramadhan, 2021).
Tahap perkembangan otak pada anak SD menempati posisi yang paling
pesat yaitu 80% perkembangan otak. Oleh karena itu, pemberian pendidikan
kesehatan pada anak SD sangat baik dilakukan, dimana anak akan berpeluang
besar menjadi suatu kebiasaan sehat di tahapan kehidupan selanjutnya. (Anisa
& Ramadhan, 2021).
Ada beberapa masalah kesehatan anak usia sekolah yang kemungkinan
bisa disebabkan oleh PHBS tatanan sekolah yang kurang baik. Berdasarkan
hasil Riskesdas Nasional (2018) diketahui bahwa prevalensi diare pada anak
usia sekolah 5-14 tahun adalah 14,8 %, perilaku mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir hanya 43,0 % pada usia 10-14 tahun.
Dilaporkan juga bahwa 1,8% anak mulai merokok pada usia 10-14 tahun.
Selain itu presentase menyikat gigi setiap hari pada kelompok umur 10-14
tahun adalah sebesar 97,07%, namun yang berperilaku benar menyikat gigi
hanya 0,67% (Karbito & Yessiana, 2021).
Anak-anak pada usia 6–11 tahun merupakan usia anak yang masih duduk
di bangku sekolah dasar dan sedang mengalami perkembangan secara sosial.
Pada masa ini anak-anak mulai belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar dan mereka akan cenderung lebih aktif untuk mengembangkan rasa
ingin tahunya yang besar serta bergaul bersama teman sebayanya, karena hal
tersebutlah anak-anak cenderung mengabaikan kebersihan tubuh, perilaku
sehat, dan kebiasaan bersihnya (Fitriani, 2021)
Masa kanak-kanak rentan memiliki permasalahan kesehatan yang
berkaitan dengan personal hygiene dan lingkungan disekitar seperti ;
kebersihan gosok gigi, kebiasaan melakukan cuci tangan memakai sabun dan

3
kebersihan diri. Salah satu pentingnya personal hygiene adalah meminimalkan
terjadinya suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yangterdapat
di berbagai tempat (Putu Eka Nopitasari, 2021)
Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendri dan orang lain,
baik secara fisik maupun psikologis (Tarwoto dan Wartonah, 2006 dalam
jurnalveranica silalahi, Ronasari mahaji putri, 2017)
Personal hygiene merupakan perilaku yang dilakukan oleh seorang
individu secara pribadi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Personal
hygiene yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, serta
merupakan bagian penting dalam pencegahan banyak penyakit menular,
personal hygiene dibagi menjadi beberap macam diantaranya kebersihan kulit,
kebersihan rambut, kebersihan mata telinga dan hidung, kaki, tangan dan
kuku, kebersihan gigi dan mulut (Sitanggang et al., 2021).
Data menunjukan sekitar 100.000 anak di Indonesia yang meninggal
karena diare. Disamping itu angka cacingan di Indonesia mencapai 28,12%
dengan kelompok umur terbanyak usia 5-14 tahun, dan memerlukan
penanganan masalah kesehatan gigi karena kurangnya hygiene mulut dan gigi
pada anak (Kemenkes RI, 2019 dalam Putu Eka Nopitasari, 2021)

B. Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui konsep perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2 Untuk mengetahui konsep konsep Personal Hygiene
3 Untuk mengetahui konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
4 Untuk mengetahui karakteristik anak Sekolah Dasar (SD)
5 Untuk mengetahui konsep Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)
6 Untuk mengetahui prencanaan, implementasi, evaluasi program
kegiatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Personal
Hygiene di Tatanan Sekolah Dasar.

4
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1 Bagi Mahasiswa
Sebagai Sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang pembinaan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam peningkatan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) dan personal hygiene di Tatanan Sekolah
Dasar.
2 Bagi Institusi pendidikan
Sebagai bahan masukkan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktek belajar lapangan pada keperawatan komunitas II.
1 Bagi Siswa Sekolah Dasar dan Guru
Menambah pengetahuan mengenai pembinaan UKS dalam
peningkatan PHBS dan Personal Hygiene pada guru dan mengetahui
pentingnya bagi siswa untuk melaksanakan PHBS dan Personal Hygiene
di lingkungan sekolah.
2 Bagi Sekolah Dasar
Memberikan masukkan kepada sekolah mengenai perlunya
pembinaan UKS dalam peningkatan PHBS dan Personal Hygiene dalam
lingkungan sekolah.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Dasar
1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mempunyai peranan
pentingdalam kehidupan masyarakat seperti: perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, fasilitas umum
dan sarana pelayanan kesehatan. (Amriati, 2010)
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku atau kegiatan yang
diperaktekan didalam kehidupan sehari – hari atas dasar kesadaran sebagai
bukti dasr hasil pembelajaran yang menjadikan perubahan pada seseorang,
keluarga, masyarakat dan kelompok untuk mampu meningkatkan drajat
kesehatannya dan dapat berperan aktif dalam mewujudkan drajat dalam
bidang kesehatan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit serta
kesehatan lingkungan. (DEPKES RI, 2011)

2 PHBS di Sekolah Dasar


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk
membudahayan hidup bersih dan sehat yang bertujuan untuk
memberdayakan Murid, Guru dan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah
agar mereka mau, mampu mengatasi serta meningkatkan drajat
kesehatannya. (Amriati, 2010).

3 Sasaran PHBS di Sekolah Dasar


Sasaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan institusi
pendidikan yaitu, murid, guru dan warga sekitar lingkungan sekolah.

6
Menurut Amriati (2010) ada 3 sasaran utama perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) diantaranya:

a Sasaran Primer
Sasaran primer adalah sasaran yang utama dalam pelaksanaan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Sasaran primer ini
adalah murid dan guru yang bermasalah dalam hidup bersih dan sehat
dan akan dirubah perilakunya.
b Sasaran Sekunder
Sasaran sekunser adalah sasaran kedua dan diharapkan dapat
mempengaruhi murid di sekolah yang bermasalah misalnya: guru,
kepala sekolah dan unit kesehatan sekolah (UKS).
c Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan mampu menjadi
unsur pembantu dalam pelaksanaan hidup bersih dan sehat dan dapat
menunjang pendanaan agar dapat tercapainya hidup bersih dan sehat di
sekolah misalnya kepala desa, camat, kepala puskemas dan dinas
Kesehatan kota.

4 Tujuan PHBS di Sekolah Dasar


Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan Pendidikan
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap dan pelaksanaan
hidup bersih dan sehat kemandirian individu dalam mengatasi kesehatannya.
(Revi Kartika, 2017).
Menurut Carolus Pinem (2019) mengatakan bahwa perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) bertujuan untuk memberdayakan guru, murid dan
warga sekitar lingkungan sekolah agar mereka tahu, mau dan mampu
meningkatkan drajat kesehatannya. Tujuan utama dari perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) ini yaitu:

7
a Untuk meningkatkan pengetahuan murid, guru dan masyarakat
lingkungan sekitar sekolah tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.
b Untuk meningkatkan peranan murid, guru dan masyarakat lingkungan
sekitar sekolah agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
c Agar murid, guru dan masyarakat lingkungan sekitar sekolah dapat
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mandiri.
Adapun manfaat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menurut
yaitu:
1) Tercapainya sekolah yang bersih dan sehat sehingga baik murid
maupun guru dapat terhindar dari berbagai penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus.
2) Dapat meningkatkan semangat murid dalam proses belajar
mengajar.
3) Dapat meningkatkan citra sekolah sebagai institusi Pendidikan
4) Meningkatkan citra pemerintah, dinas Kesehatan di bidang
Pendidikan.
5) Sebagai contoh sekolah sehat dan bersih bagi daerah lain.

5 Manfaat PHBS di Sekolah Dasar


a Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai
ganggaun dan ancaman penyakit.
b Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar peserta didik.
c Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orangtua (masyarakat).
d Meningkatnya citra pemerintah daerah dibidang pendidikan.
e Menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah lain.

8
6 Indikator PHBS di Sekolah
Indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan suatu cara
yang difokuskan pada suatu penelitian dalam suatu kegiatan program.
Menurut Tasrof Tarmidzi dalam Revi Kartika (2017).
Menurut Novita (2019) ada 8 indikator kesehatan dalam tatanan
pendidikan yaitu:
a Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
Perilaku hidup bersih dan sehat cara mencuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan sabun merupakan hidup bersih dan sehat
yang dapat diterapkan di sekolah dan dilakukan oleh murid, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah aktivitas, sebelum makan, sesudah BAK/BAB dan setiap kali
dalam keadaan tangan kotor dengan menggunakan sabun dan air
mengalir. Mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun
dapat mengilangkan kotoran yang menepel pada tangan, sedangkan
mencuci tangan dengan sabun dapat membunuh kuman/bakteri yang
menempel pada tangan. perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
diharapkan dapat bebas dari kuman dan dapat terhindar dari penyakit
yang disebabkan oleh bakteri dan virus seperti: diare, cacingan, typus,
penyakit kulit, insfeksi saluran pernafasan akut (ISPA). (Novita, 2018)
Menurut suryaningsih dalam Muhammad Khanifah Muslim (2018)
mencuci tangan dengan tehnik 6 langkah :
1) Membasahi kedua tangan dengan air mengalir, kemudian
mabil sabun secukupnya lalu gosokan tangan hingga ke ujung
jari.

9
2) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri.
Kemudian lakukan sebaliknya.
3) Letakan punggung jari dengan punggung jari yang lainnya
dan saling bergantian.
4) Usapkan jari tangan kanan ke telapak tangan kiri lakukan
dengan cara memutar dan lakukan sebaliknya.
5) Menggosok ujung – ujung jari tangan kanan pada telapak
tangan kiri, lalu lakukan sebaliknya.
6) Bilas dengan air mengalir dan keringkan.
b Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Jajan sudah menjadi kebiasaan anak sekolah hal ini akan
berdampak buruk bagi kesehatan anak jika anak mengkonsumsi
makanan diluar kantik sekolah seperti pedangang kaki 5 yang tidak
sehat. Makanan yang dimakan haruslah aman, tidak mengandung zat
kimia berbahaya, tidak kadaluarsa dan tetap bersih. (Novita, 2019).
Murid dan Guru diharapkan membeli atau mengkonsumsi
jajanan sehat yang sudah disediakan di kantin sekolah. Makanan
yang dapat dikategorikan sebagai makanan yang sehat yaitu makanan
yang bersih dan makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya,
serta makanan yang sehat adalah makanan yang bergizi protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.(Revi Kartika, 2017).
c Membuang sampah pada tempatnya
positif dan dapat menjadi taulada yang baik. Untul mendukung
terwujudnya PHBS disekolah diharapkan sekolah dapat menyediakan
tempat pembuangan sampah yang tertutup di setiap ruangan kelas.
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara yang paling
sederhana dalam menjaga Kesehatan lingkungan, alasan mengapa
harus membuang sampah pada tempatnya karena sampat bersipat
kotor dapat menganggu keindahan lingkungan dan sampah juga

10
mengandung banyak kuman. Oleh karena itu, diharapkan dapat
membuang sampat pada tempatnya. (Carolus, 2019)
Menurut Dina Yunita sampah dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Sampah organic atau bisa disebut juga dengan sampah basa,
yaitu sampah yang dapat hancur secara alami. Contohnya :
sampah dapur, sisa sayuran atau buah – buahan, dll.
2) Sampah anorganik atau sampah kering yaitu sampah yang
tidak bisa hancur dengan sendirinya/alami. Contohnya : besi,
logam, plastik, karet, botol dll.
3) Sampah yang berbahaya. Contohnya, bekas jarum suntik,
kaca dll.
4) Adapun dampak jika tidak membuang sampah pada
tempatnya seperti :
5) Sampah menjadi numpuk dan dapat menimbulkan bibit
penyakit, kuma dan bakteri, dapat mencerami lingkungan
(tanah dan air).
6) Menurut Novita (2019) tempat sampah dan fungsi
membuangannya dibekan menjadi 5 warna hal ini betujuan
untuk memisahkan yaitu :
a) Warna hijau
Warna hijau digunakan untuk jenis sampah organic.
Manfaat sampah organic ini dapat digunakan untuk
pupuk. Seperti sampah daun – daunan, bekas sayuran
dll.
b) Warna Kuning
Tempat sampah warna kuning digunakan
untuksampah anorganik dan ditandai dengan tulisan
anorganik. Jenis sampah anorganik seperti plastik,
jenis botol dll.

11
c) Warna Merah
Sampah B3 ditandai dengan tempat sampah warna
merah dan ditandai dengan Tulisan B3. Jenis sampah
B3 seperti batu baterai, kaca, bekas obat nyamuk dll.
Manfaat lain dengan diadakannya tempat sampah jenis
ini dapat terhindar dari bahaya.
d) Warna Biru
Tempat sampah warna biru disediakan untuk jenis
sampahberbahan kertas dll. Salah satu manfaatnya
yaitu untk bahan kerajinan.
e) Warna Abu-abu
Jenis tempat sampah ini yaitu untuk jenis sampah
residu, artinya jenis tempat sampah ini menampung
jenis sampah selain ke – 4 jenis sampah tadi.
d Penggunaan jamban yang sehat dan bersih
Kategori jamban yang bersih dan sehat yaitu jamban yang
memenuhi syarat kebersihan jamban yaitu terjaga kebersihannya,
tidak mencemari air, tidak berbau/kotor, tidak mencemari tanah di
skira dan mempunyai leher angsa yang aman untuk digunakan. Murid
dan guru diharapkan menggunakan jamban yang bersih dan sehat
karena jamban merupakan media penularan bakteri penyebab
penyakit. (Revi Kartika, 2017).
e Mengikuti kegiatan olahraga secara teratur dan terukur
Olahraga adalah aktivitas fisik yang sangat bermanfaat untuk
Kesehatan tubuh anak dan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh agar anak tidak mudah terserang dengan berbagai penyakit.
Karena itu berolahraga dapat bermanfaat bagi kesehatah yaitu :
1) Terhindar dari stroke, dan serangan jantung, osteoporosis,
obesitas dan hipertensi.

12
2) Olahraga juga dapat membentuk otot tubuh.
3) Membuat tubuh menjadi proosional.
4) Meningkatkan kebugaran jasmani.
Dengan demikian, untuk menunjang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di tatanan institusi Pendidikan diharapkan terdapat
jadwal rutin olahraga bagi para Murid ataupun Guru minimal 1 kali
dalam seminggu. Menurut (Novita,2018).
f Memberantas jentik nyamuk
Perilaku Hidup Bersih dan sehat dengan cara memberantas jentik
nyamuk merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberantas
cikal bakalnyan nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit seperti
demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di tatanan sekolah
dilakukan melalui 3 M, yaitu : menguras , menutup dan mengubur.
1) Menguras artinya memberihkan tempat penampungan air,
seperti : bak mandi/WC, drum, dll.
2) Menutup dilakukan dengan cara menutup rapat – rapat tempat
penampungan air, seperti : gentong air, tempeyan, dll.
3) Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang
dapat menampung air Ketika terjadi hujan, seperti : kaleng
bekas, botol bekas, dll. Dan plus yang M yang terakhir yaitu
mengindari gigitan nyamuk dengan cara :
a) Menghindari gigitan dengan cara penggunakan obat
pengusir nyamuk.
b) Penggunaan pentilasi yang baik.
c) Memperbaiki saluran air yang tersumbat.
Adapun manfaat dari memberantas jentik nyamuk di lingkungan
sekitar sekolah yaitu :
1) Nyamuk berkurang atau tidak ada sama sekali, sehingga
pelantara penularan nyamuk bisa terkendalikan.

13
2) Dapat mencegah penyakit yang dapat disebabkan oleh nyamuk
seperti demam berdarah dengue (DBD), kaki gajah (Filariasis),
malaria dan chikungnya.
3) Lingkungan sekolah dapat terawat menjadi bersih dan sehat.
Agar terhindar dari paparan penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk dapat dilakukan dengan cara membersihkan bak
penambungan air atau wadah yang dapat menampung air minimal 1
minggu sekali agar tidak ada jentik nyamuk. Untuk menudukung
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah hendaknya sekolah
memiliki bak pemampungan air yang memenuhi syarat Kesehatan
sehingga murid dapat menggunakan bak air yang bebas dari jentik
nyamuk. (Carolus, 2019).
g Tidak merokok di sekolah
Merokok bisa dikatakan menghisap zat – zat berbahaya yang
terdapat dalam rokok, baik murid atau Guru diharapkan tidak ada
yang merokok dilingkungan sekolah. Karena dalam satu batang
rokok terdapat 400 bahan kimia yang berbahaya bagi Kesehatan
seperti : nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan dan dapat
merusak pembuluh darah, benzene yang dapat menyebabkan kanker,
tar yang dapat menyebabkan kerusakan paru – paru. Dengan
demikian merokok dapat menyebabkan penyakit yang disebabkan
oleh kandungan yang terdapat dalam rokok, hal tersebut dapat
diharapkan agar guru, murid maupun masyarakat yang ada di
lingkungan sekitar sekolah untuk tidak merokok dan diharapkan pula
agar pihak sekolah menrapkan larangan untuk tidak merokok di
lingkungan sekolah. (Novita, 2019)
h Menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
Murid diwajibkan untuk menimbang berat badan dan tinggi
badan setiap bulannya, kegiatan penimbangan dan pengukuran ini

14
bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan murid
sebagai gambaran dari status gizi murid dapat terlihat apakah murid
dalam ststus gizi buruk atau dalam keadaan kelebihan gizi. (Resti,
2016).

15
WOC PHBS PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD)

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Cuci tangan Jajan sembarangan Membuang sampah di


sembarangan tempat

Tidak menggunakan Jajan diluar lingkungan


sabun sekolah Kebiasaan membuang pada
selokan dan membuangnya di
kolong meja
Kuku tangan yg kotor Tidak adanya wastafel
masih menempel pada kantin sekolah

Tidak tersedianya tong sampah


Tidak tersedianya didepan kelas
Kurang bersih
kantin sehat

Menimbulkan jentik
Menimbulkan bakteri Makanan yang nyamuk
kurang higienis

MK : Manajemen Kesehatan Menyebabkan


Tidak Efektif MK : Diare macam penyakit

MK : Perilaku Kesehatan
Toilet yang kurang bersih dan sehat Cenderung Berisiko

Toilet yang digunakan sama


pada laki-laki dan perempuan

Tidak tersedianya air bersih

Tidak menjaga lingkungan di


sekitar toilet sehingga
menyebabkan bau yang tidak MK : Defisit Perawatan Diri
sedap
16
Tidak merokok di sekolah Memberantas jentik nyamuk Olahraga teratur dan terukur

Asap rokok yang terpapar Selokan yang kotor Tubuh yang tidak optimal
pada lingkungan sekolah

Tempat sampah yang tidak


Penurunan minat belajar
ditutup menjadi berserakan
Asma

DBD
Tubuh jarang berolahraga dan berjemur
dipagi hari
MK : Gangguan ventilasi spontan

MK : Defisit kesehatan
komunitas
MK : Intoleransi aktivitas

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi


badan setiap 6 bulan

Terjadi keterlambatan pertumbuhan dan


perkembangan pada anak

MK : Gangguan tumbuh kembang 17


B. Konsep Dasar Personal Hygiene di Sekolah Dasar
1 Pengertian
Personal hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Pemeliharan personal hygiene
sangan menentukan status keseharan, dimana individu secara sadar dan atas
inisiatif diri sendiri untuk manjaga kesehatan dan mencegah terjadinya
penyakit. Pengetahuan tetntang personal hygiene atau kebersihan diri
mempunyai peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang seorang
anak, karena pada anak sekolah dasar yaitu pada usia 6 sampai 12 tahun
memiliki tubuh yang rentan terhadap masalah kesehatan. Sehinggga sangat
penting untuk mengajarkan bagaimana cara menjaga kebersihan diri pada
anak usia sekolah.(Simamora, 2019).

2 Prinsip Personal Hygiene


a Perawatan Diri Pada Kulit
Dalam memilih dan memakai sabun, sampo , deodorant
hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih/ iritasi.
Kulit anak-anak cenderung lebih tahan terhadap trauma dan infeksi.
Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya karena anak
sering buang air dan senang bermain dengan kotoran(Simamora,
2019). Cara perawatannya adalah sebagai berikut :
1) Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah
beraktivitas
2) Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
3) Menggunakan sabun ke seluruh tubuh terutama area lipatan
seperti sela-sela jari, ketiak, belakang telinga dan lain-lain

18
4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari
wajah, tangan, badan, hingga kaki
b Perawatan Diri Pada Kuku, Kaki dan Tangan
Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku adalah bagian yang
tampak disebelah luar, kuku yang sehat berwarna merah muda.
Kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan kebersihan tubuh. Membersihkan tangan dan kaki
sehari minimal dua kali sehari atau setiap kotor. Mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun,
kotoran masih tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan cuci
tangan dengan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
agar tangan bersih.
Untuk menjagas kebersihan kaki dan kesehatan kaki, gunakan
alas kaki yang lembut, aman dan nyaman. Jenis alas kaki yang
dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku. Menjaga
kebersihan sepatu itu juga sangat penting, saat kaki berkeringat,
keringatnya akan menempel ke sepatunya, sehingga menjadi tempat
tumbuhnya bakteri yang bisa menyebabkan penyakit-penyakit pada
kaki. Usai beraktivitas ajarkan anak untuk mencuci kakinya dan
mengeringkan dengan handuk bersih.(Simamora, 2019). Cara-cara
merawat kuku antara lain :
1) Kuku kaki jari dapat dipotong oval dengan pengikir atau
pemotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk
jari
2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai
selaput kulit di sekitar kuku

19
3) Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda
tajam sebab akan merusak jaringan dibawah kuku
4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan
5) Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku dipotong segera setelah
mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu
6) Jangan menggit kuku karena akan merusak bagian kuku
c Perawatan Diri Pada Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai
rambut yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat
mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah.
Beberapa hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antara
lain panas dan kondisi malnutrisi. Bila rambut kotor dan tidak
dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala.
Umumnya, rambut yang pendek lebih mudah perawatannya
dibandingkan rambut yang panjang. (Simamora, 2019).
Cara merawat rambut antara lain:
1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu (atau sesuai kebutuhan) dengan
memakai sampo yang cocok.
2) Pangkas rambut agar terlihat rapi.
3) Jangan menggunakan sisir sisir yang bergigi tajam karna bisa
melukai kulit kepala.
4) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari
bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati- hati
d Kesehatan mulut dan gigi
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan
merupakan bagian tambahan dari sistem pernafaasan. Dalam rongga
mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan dalam proses pencernaan
awal. Selain gigi dan lidah. Mulut merupakan rongga yang tidak
bersih dan penuh dengan bakteri., karna harus dibersihkan Kerusakan

20
gigi dapat di sebabkan oleh kebiasaan makan yang manis, menggit
benda keras dan kebersihan mulut yang kurang.(Simamora, 2019).
Cara merawat gigi dan mulut :
1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
2) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan
gigi patah
3) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
4) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil
sehinggan dapat menjangkau bagian dalam gigi
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memeriksa gigi secara teratur setiap 6 bulan
e Kebersihan diri pada mata
Menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan
kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak
jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada
bulu mata dan sudut mata(Simamora, 2019)
Cara merawat mata antara lain :
1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut
bagian luar
2) Saat mengusap mata, gunakan kain yang paling bersih dan
lembut
3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu pakai
f Kebersihan telinga dan hidung
Telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila
subtansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar,
yang mengganggu konduksi suara. Hidung memberikan indera
penciuman tetapi juga memantau temperatur dan kelembapan udara
yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem

21
pernafasan Bersihkan telinga secara rutin dlakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan
waktu mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas
bersih. Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti
peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga Bersihkan
hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang
bersih.Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene
harian yang diperluka.Jika terdapat keluhan dengan telinga atau
hidung segera periksa ke Puskesmas/ dokter(Simamora, 2019).

3 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene


a Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan
pada kuku.
b Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan
personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

22
WOC PERSONAL HYGINE

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang


bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan
orang lain, baik secara fisik maupun psikologis (Tarwoto dan
Wartonah, 2006). Personal hygiene mencakup perawatan kebersihan
kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan,
kulit, dan area genital (Kozier dan Erb, 2009; Potter dan Perry, 2006;
Tarwoto dan Wartonah, 2006).

Kebersihan Diri

Kebersihan Tubuh (Kulit Kepala,


Cuci Tangan Kebersihan Genital Kuku Kaki/Tangan, Rambut)

Tidak Menjaga Kebersihan Alat


Tidak Menjaga Kebersihan Genital Tidak Mandi 2-3 Kali Sehari
Tangan

Tidak Teratur Dalam Menjaga


Tidak Mencuci Tangan Bisa Menjadi Tempat Berkembang Biak Nya Kebersihan Diri
Menggunakan Sabun Bakteri

Tangan Menjadi Tidak Bersih


Beresiko Timbul Nya Penyakit Menular Seksual

Sehingga Menjadi Tempat Berkembang


Biak Nya Bakteri Mk. Manajemen Kesehatan Tidak
Efektif

Mk. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

23
C. Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar
1 Pengertian.
Usaha Kesehatan Sekolah atau yang biasa disingkat UKS adalah upaya
pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar,
berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati,
menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014
kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan yang sehat, sehingga peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangakan berdasarkan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Usaha Kesehatan Sekolah adalah
segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik
pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai
SMA/SMK/MA.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya satuan pendidikan
dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan
kemampuan hidup sehat, dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), serta derajat kesehatan peserta didik melalui pelaksanaan
Trias UKS yakni:
a Pendidikan Kesehatan: melalui kegiatan peningkatan pengetahuan
secara intrakurikuler, kokurikuluer dan ekstrakurikuler dan
pembiasaan PHBS.
b Pelayanan Kesehatan: melalui pencegahan penyakit seperti dengan
imunisasi dan minum obat cacing.

24
c Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat: dengan melengkapi sarana
prasarana PHBS, antara lain air bersih, toilet, tempat cuci tangan,
tempat sampah, saluran drainase.

2 Tujuan UKS
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah bertujuan meningkatkan kesehatan,
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang tercermin dalam
kehidupan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan lingkungan sekolah yang
sehat sehingga memungkinkan peserta didik mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Sebagai strategi peningkatan mutu pembinaan
dan pelaksanaan Trias UKS maka sekolah harus memperhatikan stratifikasi
UKS yang terdiri dari minimal, optimal, standar dan paripurna.
Sekolah harus memenuhi seluruh indikator (pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat dan manajemen
UKS/M) pada kelompok stratifikasi UKS. Dengan mereview indikator
dalam stratifikasi UKS maka sekolah dapat memiliki rekomendasi perbaikan
pelaksanaan Trias UKS dan menyusun perencanaan untuk mencapai
indicator yang sudah ditentukan. Sedangkan tujuan UKS secara khusus
adalah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku
masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri.
Di samping itu juga meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha
meningkatkan keterampilan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari
pengaruh buruk lingkungan. Selain itu tujuan khusus UKS yang lain yakni
meningkatkan kemampuan anggota keluarga, dan peran serta dari siswa,
guru, pembina organisasi pemuda, dan kader bidang kesehatan dalam rangka
mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dan jauh dari penyalahgunaan
narkoba, alkohol, dan rokok.

25
Program UKS sebaiknya disusun sebagai program yang
berkesinambungan, yakni dapat berkelanjutan setiap tahunnya. Untuk itu
sekolah harus membentuk Tim Pelaksana UKS dan memasukkan rencana
kerja UKS sebagai bagian dari RKAS. Tim Pelaksana UKS juga dapat
menjadi bagian dari Satgas Covid-19 di sekolah. UKS memiliki peran yang
strategis dalam pencegahan wabah dan penularan penyakit terutama dalam
kondisi wabah COVID-19 saat ini melalui penerapan PHBS dalam
kehidupan sehari-hari pada masa adaptasi kebiasaan baru.

3 Sasaran usaha kesehatan sekolah


a Sasaran primer
b Sasaran sekunder
c Sasaran tertier: peserta didik (siswa): guru, orang tua, TP UKS di
setiap jenjang:
1) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama dan
pondok pesantren beserta lingkungannya.
2) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
3) Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

4 Fungsi tim pelaksana usaha kesehatan sekolah


Tim pelaksana UKS di sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab dan
pelaksana program UKS di sekolah berdasarkan prioritas kebutuhan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh TP UKS Kabupaten/Kota. Kedudukan
petugas puskesmas disekolah sebagai Tim Pelaksana UKS.

26
5 Ruang lingkup program dan pembinaan usaha kesehatan sekolah
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tri Program
Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
a Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, meliputi aspek:
1) Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip
hidup sehat.
2) Penanaman perilaku atau kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal
pengaruh buruk dari luar.
3) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

6 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah dapat berupa:


Pelayanan kesehatan, pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik,
pencegahan penyakit, penyuluhan kesehatan dan rujukan kesehatan ke
puskesmas. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik,
mental
sosial maupun Lingkungan yang meliputi:
a Pelaksanaan 5K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan).
b Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.
c Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai
sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar).
7 Ruang Lingkup Pembinaan UKS
Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi:
a Pendidikan kesehatan
b Pelayanan kesehatan
c Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
d Sarana prasarana
e Penelitian dan pengembangan

27
f Managemen atau organisasi
D. Konsep Dasar Anak Usia Sekolah Dasar
1. Definisi Anak Sekolah Dasar
Anak Sekolah Dasar (SD) adalah masa anak usia antara 6 – 12 tahun,
dimana pada masa anak usia ini merupakan tahap perkembangan yang
selanjutnya menuju dewasa. Murid Sekolah Dasar memiliki karakteristik
yang berbeda-beda seperti lebih senang bermain, senang
bekerjasama/berkerumunan dan lebih senang melakukan sesuatu secara
langsung. (Anissa dan Diana, 2019).

2. Karakteristik Murid Sekolah Dasar


Menurut Sopa dalam Revi Kartika (2017) mengatakan bahwa
karakteristik murid Sekolah Dasar (SD) memiliki berbagai macam
karakteristik, diantaranya:
a. Perkembangan Jasmani (Fisik)
1) Jasmani Atau Fisik
Perkembangan jasmani atau fisik anak berbeda satu sama lain,
walaupun anak – anak relatif sama usianya sekalipun dalam
keadaan sosial, ekonimi yang sama.
2) Nutrisi Anak Dan Kesehatan Mental
Nutrisi sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak.
Ketika nutrisi anak kurang maka pertumbuhannya menjadi
lambat, tidak aktif dan kurang berdaya/lemas. Sebaliknya,
anak yang memperoleh nutrisi yang cukup, makanan yang
bergizi, lingkungan baik dan peranan asuh orang tua akan
menunjang pertumbuhan anak.
3) Olahraga
Oahraga juga merupakan salah satu faktor untuk menunjang
dalam perkembangan fisik anak. Anak yang kurang olahraga

28
atau kuarang aktivitas fisik akan menyebabkan kebugaran
yang kurang dan menyebabkan kegemukan (Obesitas).
Kegemukan pada anak dapat menyebabkan gerak
berkurang/kesulitan
b. Perkembangan Intelektual Dan Mental
1) Intelektual
Perkembangan intelektual anak tergantung dari beberapa
faktor seperti: Kesehatan gizi, Kesehatan jasmani, pergaulan
dan peran orang tua. Akibat dari terganggunya intelektual
anak maka proses berfikir anak akan terganggu, kemampuan
mental berkurang dan kurang aktif dalam pergaulan.
2) Emosional
Perkembangan emosional anak berbeda – beda, karena
memiliki perbadaan satu sama lain seperti: jenis kelamin,
usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan dari orang tua
maupun guru.
3) Perlakuan orang serumah (kakak-adik)
Orang yang sering bertemu dan bergaul dapat mempengaruhi
perkembangan emosional anak.
4) Stress
Stress sering kali disebabkan karena frustasi, penyakit,
keadaan ekonimi keluarga, lingkungan bermain anak dan
kehadiran orang tua. Stress yang dialami oleh anak usia
sekolah dasar (SD) biasanya disebabkan karena kurangnya
perhatian dari orangtua.

E. Pendidikan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah


1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah

29
Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau peserta
didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental,
dan sosial termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan berkembang secara
harmonis. Adapun manfaat pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah
untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal. Pendidikan
kesehatan bagi peserta didik di tingkat sekolah dasar (SD) diarahkan untuk
membina agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat, bugar dan
berdisiplin.(Nikmah & Nadhiroh, 2017)
Disamping itu pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah maupun
rohaniah melalui pemahaman dan pengalaman gaya hidup sehat bagi
peserta didik. Dengan demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang
secar wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial dan emosionalnya.
Pendidikan kesehatan di sekolah merupakan hal penting yang terdiri dari
kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu individu
dan masyarakat meningkatkan kesehatan, dengan meningkatkan
pengetahuan atau mempengaruhi sikap masing-masing individu dalam
melaksanakan pola hidup sehat (WHO, 2018).

2. Manfaat Pendidikan Kesehatan Pada anak Usia Sekolah


a. menciptakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk
menerapkan PHBS.
b. menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan nyaman.
c. Mampu meningkatkan pendidikan di sekolah.
d. menciptakan pelayanan kesehatan di sekolah yang bisa dimanfaatkan
dengan baik

30
e. Peningkatan kebijakan kesehatan dan upaya di sekolah untuk
meningkatkan kesehatan
3. Berdasarkan dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

4. Metode Pendidikan Kesehatan


a. Metode pendidikan individual, metode pendidikan individual pada
pendidikan kesehatan digunakan untuk membina perilaku baru serta
membina perilaku individu yang mulai tertarik pada perubahan
perilaku sebagai proses inovasi. Metode pendidikan individual yang
biasa digunakan adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi,
serta wawancara(Satria, 2017)
b. Metode pendidikan kelompok , dalam memilih metode pendidikan
kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok yang kecil. Efektivitas suatu
metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan(Satria,
2017)
c. Metode pendidikan massa, metode pendidikan masa digunakan pada
sasaran yang bersifat massal yang bersifat umum dan tidak
membedakan sasaran dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan. Pendidikan kesehatan dengan
menggunakan metode pendidikan massa tidak dapat diharapkan
sampai pada terjadinya perubahan perilaku, namun mungkin hanya
mungkin sampai tahap sadar (awareness).(Satria, 2017).

31
5. Alat Bantu/ Peraga/ Media Pendidikan Kesehatan
a. Alat Bantu : verbal, lambang, visual, radio, film, televisi, karyawisata,
demonstrasi, pengalaman melalui drama, benda tiruan, pengalaman
langsung.
b. Alat Peraga : Alat bantu lihat (visual), Alat bantu dengar (audio), Alat
bantu lihat-dengar (audio visuals)
c. Media Pendidikan Kesehatan : Media cetak, media elektronik, dan
media papan.

32
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. Gambaran Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 018 Tenggarong berdiri pada tahun 1983 dan terletak
di jalan Stadion RT.III, Loa Ipuh Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dan sudah terakreditasi A. Keberadaan
sekolah ini sangat penting bagi masyarakat karena anak-anak yang lulus tingkat
kanak-kanak (TK) dapat melanjutkan pendidikan tanpa harus keluar daerah.
SDN 018 di pimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama ibu Saida
Hafina. M.Pd, mempunyai tenaga pengajar sebanyak 25 orang. Pada saat ini
SDN 018 memiliki siswa sebanyak 488 orang yang terdiri dari siswa laki-laki
236 orang dan siswa perempuan 252 orang, mempunyai 12 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan, sanitasi siswa 2 dan terdapat 1 ruang Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).
SDN 018 menggunanakn kurikulum SD 2013, penyelenggaraan Double
Shift/hari, akses internet Telkomsel Flash, Sumber listrik PLN dengan Daya
Listrik 6,200 dan luas tanah 3 M2. Akses jalan ke sekolah Aspal dan bisa
menggunakan motor ataupun mobil, jarak tempuh sekolah dari kampus Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda yaitu 29 km, jika
ditempuh menggunakan motor selama 43 menit dan jika menggunakan mobil
selama 48 menit.

33
Gambar 1. Peta Dari Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Wiyata Husada Samarinda Menuju Ke
SDN 018 Tenggarong
(Google Maps)

34
B. Permasalahan Mitra Sekolah
Untuk menentukan permasalahan mitra di SDN 018 Tenggarong akan
diidentifikasikan menggunakan kuesioner pengkajian sebagai berikut:

35
36
37
38
39
40
Pengkajian UKS

41
42
43
C. Solusi Permasalahan
No Kegiatan Hasil kegiatan
.
1. Penyuluhan kesehatan tentang PHBS dan Personal Siswa siswi mengetahui
Hygiene konsep dari PHBS dan
Personal Hygiene
2. Senam Seluruh warga sekolah
menjadi aktif bergerak dan
sehat secara jasmani
3. Gotong royong Lingkungan sekolah menjadi
bersih
4. Pelatihan P3K (pingsan dan luka perdarahan) Siswa siswi mengetahui
bagaimana pertolongan
pertama pada klien pingsan
dan mengalami luka
perdarahan
5. Menggambar dan mewarnai Siswa siswi menjadi aktif
dan berinteraksi bersama
teman yang berbeda kelas
6. Mencuci tangan dengan 6 langkah menggunakan Seluruh warga sekolah tau
sabun dan air mengalir cara mencuci tangan dengan
tepat dan kualitas hidup
meningkat

44
D. Metode Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Proses Kegiatan Sasaran Metode Media Evaluasi Kegiatan Keberlanjutan
Kegiatan
1. Penyuluhan Proses kegiatan Siswa- Luring Banner Pengetahuan siswa Kegiatan ini bisa
kesehatan dimulai dari penyaji siswi siswi meningkat ditindak lanjuti oleh
menyampikan sekolah guru serta pengelola
materi penyuluhan, dasar kelas UKS minimal sebulan
sesi diskusi hingga 4-6 sekali dengan durasi 1-
evaluasi. 2 jam dalam satu kali
kegiatan penyuluhan
kesehatan
2. Senam Proses kegiatan Siswa- Luring Speaker Manfaat bagi siswa Kegiatan ini dapat
dimulai dari senam siswi, guru siswi, guru serta dilanjuti oleh guru dan
pemanasan, inti serta staf staf menjadi aktif di ikuti siswa setiap
hingga pendinginan sekolah bergerak seminggu sekali (mis.
Hari jumat atau sabtu)
dengan durasi minimal
1 jam
3. Gotong royong Proses kegiatan Siswa- Luring Sapu, Sekop, Manfaatnya bagi Kegiatan ini dapat di
mulai dari siswi, guru Sapu Taman sekolah lingkungan lanjuti untuk seluruh
membersihkan kelas serta staf menjadi bersih warga sekolah dalam
hingga lingkungan sekolah waktu seminggu sekali
sekolah (mis. Jumat atau sabtu,
bisa di dilakukan
setelah dengan senam)
4. Pelatihan P3K Proses kegiatan Siswa- Luring Lcd dan alat Manfaat mengikuti Kegiatan ini bisa
(penangan diawali dengan siswi p3k pelatihan P3K ditindak lanjuti oleh
pertama pada penyampaian materi sekolah siswa siswi mampu pengelola UKS setiap
pingsan dan luka tentang P3K lalu dasar melakukan bulannya dan di

45
perdarahan) dilanjutkan pelatihan pertolongan praktikkan siswa siswi
P3K pertama saan ada jika menemukan kasus
yang pingsan dan tersebut
terluka mengalami
perdarahan
5. Demonstrasi cara Proses kegiatan Siswa- Luring Pasta gigi, Manfaat bagi siswa Kegiatan ini dapat di
menyikat gigi membagikan siswi pantom gigi, dan siswi menjadi tindak lanjuti oleh guru
dengan benar menjelaskan sambil sekolah dan sikat gigi menjaga kualitas 2 kali dalam sebulan
mendemonstrasikan dasar kelas kesehatan gigi minimal 30 menit.
cara menyikat gigi 5
dengan benar
6. Promosi Proses kegiatan Siswa- Luring Sabun dan air Manfaat bagi siswa Kegiatan promkes ini
Kesehatan dimulai dari siswi mengalir atau siswi dapat bisa ditindak lanjuti
Mencuci tangan 6 mahasiswa sekolah handsanitizer mengurangi resiko oleh guru, maupun
langkah dengan mencontohkan lalu dasar penyakit yang dapat pengelola UKS
menggunakan di ikuti siswa di timbulkan dari minimal semimggu
sabun dan air kuman ditangan sekali dan di praktikan
mengalir seluruh warga sekolah
setiap hari nya

E. Jadwal Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni
No. Nama kegiatan Tahap kegiatan
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1
1. Menyusun Kegiatan
Proposal dilakukan setiap
Kegiatan BAB I hari oleh seluruh
anggota kelompok
lalu konsul

46
bersama dosen
pembimbing dan
direvisi kembali
oleh kelompok
2. Menyusun Kegiatan
Proposal dilakukan setiap
Kegiatan BAB hari oleh seluruh
II anggota kelompok
lalu konsul
bersama dosen
pembimbing dan
direvisi kembali
oleh kelompok
3. Menyusun Kegiatan
Proposal dilakukan setiap
Kegiatan BAB hari oleh seluruh
III anggota kelompok
lalu konsul
bersama dosen
pembimbing dan
direvisi kembali
oleh kelompok
4. Finishing Kegiatan
Proposal dilakukan setelah
Kegiatan proposal telah di
acc oleh dosen
pembimbing
5. Mengurus surat Kegiatan di
perijinan ke lakukan setelah
kampus mendapat arahan
dari dosen

47
pembimbing
6. Mengurus Kegiatan di
perijinan ke lakukan setelah
sekolah mendapat surat
ijin dari kampus
7. Kordinasi Berkordinasi
dengan pihak bersama guru dan
sekolah terkait pembina UKS
penyuluhan sekolah untuk
kesehatan mendapat ijin dan
mempersiapkan
kegiatan
penyuluhan
kesehatan
8. Pelaksanaan kegiatan
Penyuluhan dilakukan setelah
kesehatan mendapat ijin dari
pihak sekolah dan
kegiatan di
lakukan 1 kali
dengan peserta
9. Kordinasi Berkordinasi
dengan pihak bersama guru
sekolah terkait untuk
pelaksanaan mempersiapkan
senam senam
10. Senam Senam di
laksanakan setiap
seminggu sekali
minimal selama
60 menit oleh

48
seluruh warga
sekolah
11. Kordinasi Berkordinasi
dengan pihak bersama guru
sekolah terkait untuk
pelaksanaan mempersiapkan
gotong royong pelaksanaan
gotong royong
12. Gotong royong Kegiatan di
laksanakan setiap
seminggu sekali
dilakukan setelah
dengan senam
13. Kordinasi dan Berkordinasi
persiapan bersama guru dan
terkait pembina UKS
pelatihan P3K sekolah untuk
mempersiapkan
kegiatan pelatihan
P3K
14. Pelatihan P3K Pelatihan
dilaksanakan 1
kali dengan
minimal 120
menit
15. Kordinasi dan Berkordinasi
persiapan bersama guru dan
terkait kegiatan pembina
menggambar mempersiapkan
dan mewarnai kegiatan
menggambar dan

49
mewarnai
16. Menggambar Kegiatan
dan mewarnai dilaksanakan 1
kali oleh siswa
kelas 1-3
17. Kordinasi dan Berkordinasi
persiapan bersama guru dan
terkait Promkes pembina UKS
mencuci tangan sekolah untuk
6 langkah mempersiapkan
menggunakan kegiatan promkes
sabun dan air mencuci tangan 6
mengalir langkah
menggunakan air
sabun dan air
mengalir
18. Mencuci tangan kegiatan
6 langkah dilakukan setiap
dengan hari secara
menggunakan mandiri oleh
sabun dan air seluruh warga
mengalir sekolah, sebelum
dan sesudah
memasuki kelas,
sebelum dan
sesudah BAB dan
BAK, sebelum
dan sesudah
makan

50
F. Rancangan Anggaran
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah biaya
Bahan Banner 1 buah Rp. 150.000 Rp. 150.000
Sketsa gambar 488 lembar Rp. 35.000 Rp. 150.000
Kertas HVS 2 Rim Rp. 50.000 Rp. 100.000
Plastik sampah 2 Pack Rp. 20.000 Rp. 40.000
Spanduk 1 buah Rp. 50.000 Rp. 50.000
Handwash/handsanitizer 3 botol Rp. 20.000 Rp. 60.000
Plakat/cendera mata 1 buah Rp. 150.000 Rp. 150.000
Konsumsi penyuluhan 50 kotak Rp. 15.000 Rp. 750.000
Konsumsi mahasiswa 45 kotak Rp. 15.000 Rp. 4.725.000
selama PBL
Perjalanan Bensin 200 liter untuk 4 motor Rp. 10.000 Rp. 2.000.000
Oli 4 botol Rp. 65.000 Rp. 260.000
Beli/Sewa/pinjam Kotak P3K 1 buah Rp. 35.000 Rp. 35.000
Speaker 1 buah -
Tensi meter 7 buah -
Termometer 7 buah -
Timbangan 1 buah -
Meteran 1 buah -
Sapu 3 buah -
Sekop 3 buah -
Sapu taman 3 buah -
Total Rp. 8.470.000

51
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Hasil Data
1. Data Demografi
Jumlah Siswa/i : 31 orang
a. Tabel 1.1 Distirbusi Frekuensi berdasarkan Nilai dan Keyakinan
Agama / Kepercayaan Frekuensi Presentase
(n) (%)
Islam 31 100%
Kristen Protestan
Kristen Katholik
Hindu
Budha
Kepercayaan lain
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.1 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong beragama Islam yaitu sebanyak 31 siswa (100%).

b. Tabel 1.2 Distirbusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Usia


Usia (tahun) Frekuensi (n) Presentase
(%)
6-12 31 100%
13-18

Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.2 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong berusia 6-12 tahun yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

c. Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi (n) Presentase
(%)
Perempuan 15 48%
Laki-laki 16 52%

Total 31 100%

52
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.3 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 16 siswa (52%)

d. Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Suku


Suku Frekuensi (n) Presentase (%)
Jawa 8 26%
Kutai 14 45%
Dayak 5 16%
Banjar 2 6%
Bugis 2 6%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.4 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong berdasarkan suku kutai yaitu sebanyak 14 siswa (45%)

Hasil Observasi Pemeriksaan Fisik


e. Tabel 1.5 Distirbusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Berat Badan
Berat Badan (Kg) Frekuensi (n) Presentase (%)
20-30
31-40 11 35%
41-50 13 42%
51-60 7 23%
60<
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.5 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki rentang BB antara 41-50 kg dengan presentase 42%.

f. Tabel 1.6 Distirbusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Tinggi Badan


Tinggi Badan (cm) Frekuensi (n) Presentase (%)
130-140 5 16%

53
141-150 12 39%
151-160 14 45%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.5 di dapatkan bahwa mayoritas TB siswa/i diantara
rentang 151-160 cm dengan presentase 45%.

g. Tabel 1.7 Distirbusi Frekuensi berdasarkan Suhu


Suhu (C°) Frekuensi (n) Presentase (%)
35,0-36,0 9 29%
36,1-37,0 18 58%
37,1-38,0 4 13%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.6 di dapatkan bahwa sebanyak 18 siswa/i memiliki
suhu badan dengan rentang 36,1-37,0°C dengan presentase 58%

h. Tabel 1.8 Distirbusi Frekuensi berdasarkan kesehatan kuku


Kesehatan kuku Frekuensi (n) Presentase (%)
Panjang bersih 5 16%
Pendek bersih 12 39%
Pendek kotor 5 16%
Panjang kotor 9 29%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.8 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan kuku pendek bersih sebanyak 12 siswa
(39%).

54
i. Tabel 1.9 Distiribusi Frekuensi berdasarkan kesehatan mulut (karies pada
gigi)
Karies gigi Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 22 71%
Tidak 9 29%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.9 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan mulut (karies pada gigi) yaitu sebanyak
22 siswa (71%)

j. Tabel 1.10 Distribusi Frekuensi berdasarkan kesehatan mulut (gigi


berlubang)
Gigi berlubang Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 18 58%
Tidak 13 42%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.10 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan mulut (gigi berlubang) yaitu sebanyak 18
siswa (58%)

k. Tabel 1.11 Distribusi Frekuensi berdasarkan keadaan tonsil


Keadaan tonsil Frekuensi (n) Presentase (%)
Membesar
Tidak membesar 31 100%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

55
Berdasarkan Tabel 1.11 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kedaan tonsil (tidak membesar) yaitu sebanyak 31
siswa (100%)

l. Tabel 1.12 Distribusi Frekuensi berdasarkan kesehatan mata


Kesehatan mata Frekuensi (n) Presentase (%)
Tidak ada masalah 13 42%
Sklera kuning
Konjuntiva pucat 18 58%
Bola mata eksoftalmis
Bola mata enoftalmus
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.12 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan mata (Konjungtiva pucat) yaitu sebanyak
18 siswa (58%)

m. Tabel 1.13 Distribusi Frekuensi berdasarkan kesehatan leher


Kesehatan leher Frekuensi (n) Presentase (%)
Kelenjar getah bening 100%
teraba
Tiroid membesar
Tidak ada masalah 31
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.13 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan leher (tidak ada masalah) yaitu sebanyak
siswa 31 (100%)

56
n. Tabel 1.14 Distribusi Frekuensi berdasarkan kesehatan telinga
Kesehatan telinga Frekuensi (n) Total Presentase (%) Total
Daun telinga bersih 24 77%
31 100%
Daun telinga kotor 7 23%
Serumen Minimal 24 77%
31 100%
Banyak 7 23%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.14 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki kesehatan telinga (daun telinga bersih, serumen
minimal yaitu sebanyak 24 (77%)

2. Kuesioner
a. Tabel 1.15 Distribusi Frekuensi Apakah Siswa/i sedang sakit
Sedang sakit Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 6 19%
Tidak 25 81%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.15 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong siswa/i sedang sakit (tidak) yaitu sebanyak 25 (81%)

b. Tabel 1.16 Distribusi Frekuensi Jika Ya, Sakit apa yang di alami
Sakit yang di alami Frekuensi (n) Presentase (%)
Batuk, pilek, pusing 6 100%
Demam
Diare
Amandel
Tipes
Malaria
Demam berdarah
Cacar

57
Cacingan
Asma
Lainnya ....
Total 6 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.16 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong sakit apa yang dialami (batuk, pilek, psuing ) yaitu sebanyak 6 siswa
(100%)

c. Tabel 1.17 Distribusi Frekuensi Penyakit yang di derita 1 tahun


terakhir
Penyakit yang di derita 1 tahun terahir Frekuensi (n) Presentase (%)
Batuk, pilek, pusing 21 68%
Demam 8 26%
Diare
Amandel
Tipes 1 3%
Malaria
Demam berdarah
Cacar
Cacingan
Asma
1 3%
Lainnya ....
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.17 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi penyakit yang di derita 1 tahun terkahir (batuk,
pilek, pusing) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

58
3. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
a. Tabel 1.18 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mencuci tangan dengan air
bersih sebelum dan sesudah makan
Mencuci tangan dengan air bersih sebelum & Frekuensi (n) Presentase (%)
sesudah makan
Sering 30 97%
Kadang-kadang 1 3%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.18 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi siswa/i mencuci tangan dengan air bersih
sebelum dan sesudah makan (sering) yaitu sebanyak 30 siswa (97%)

b. Tabel 1.19 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i menggunakan air mengalir


setiap mencuci tangan
Menggunakan air mengalir setiap mencuci tangan Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 30 97%
Kadang-kadang 1 3%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.19 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi menggunakan air mengalir setiap mencuci
tangan (sering) yaitu sebanyak 30 siswa (97%)

c. Tabel 1.20 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mencuci tangan dengan air
bersih sesudah BAK dan BAB
Mencuci tangan dengan air bersih sesudah BAK Frekuensi (n) Presentase (%)
dan BAB
Sering 27 87%
Kadang-kadang 4 13%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

59
Berdasarkan Tabel 1.20 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi siswa/ i mencuci tangan dengan air bersih
sesudah BAK dan BAB (sering) yaitu sebanyak 27 siswa (87%)

d. Tabel 1.21 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i setiap kali mencuci tangan
menggunakan sabun
Mencuci tangan menggunakan sabun Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 28 90%
Kadang-kadang 3 10%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.21 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi siswa/ i setiap kali mencuci tangan menggunakan
sabun (sering) yaitu sebanyak 28 siswa (90%)

e. Tabel 1.22 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i selalu membeli jajan di luar
sekolah
Membeli jajan di luar sekolah Frekuensi (n) Presentase
(%)
Sering 3 10%
Kadang-kadang 25 80%
Tidak pernah 3 10%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.22 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi siswa/ i selalu membeli jajan diluar sekolah
(kadang-kadang) sebanyak 25 siswa (80%)

f. Tabel 1.23 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i menyiram toilet dengan air
bersih setiap selesai
Menyiram toilet dengan air bersih setiap selesai Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 30 97%
Kadang-kadang 1 3%

60
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.23 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong memiliki frekuensi Apakah siswa/i menyiram toilet dengan air
bersih setiap selesai (sering) yaitu sebanyak 30 siswa (97%)

g. Tabel 1.24 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i melakukan olahraga


minimal seminggu sekali
Melakukan olahraga minimal seminggu sekali Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 15 48%
Kadang-kadang 15 48%
Tidak pernah 1 4%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.24 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi Apakah siswa/i melakukan olahraga minimal seminggu
sekali (sering) (kadang-kadang) yaitu sebanyak 15 siswa (48%)

h. Tabel 1.25 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i merokok di sekolah


Merokok di sekolah Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah 31 100%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.25 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi Apakah siswa/i merokok di sekolah (tidak pernah) yaitu
sebanyak 31 siswa (100%)

61
i. Tabel 1.26 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i melakukan pengukuran BB
dan TB setiap bulannya
Mengukur BB dan TB setiap bulannya Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 6 19%
Kadang-kadang 21 68%
Tidak pernah 4 13%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.26 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan pengukuran BB dan TB setiap
bulannya (kadang-kadang) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

Tabel 1.27 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i selalu ke UKS jika sakit
pada saat di sekolah
Selalu ke UKS jika sakit pada saat di sekolah Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 5 17%
Kadang-kadang 15 48%
Tidak pernah 11 35%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.27 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i selalu ke UKS jika sakit pada saat sekolah
(kadang-kadang) sebanyak 15 siswa (48%)

j. Tabel 1.28 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i selalu membuang sampah


pada tempatnya
Selalu membuang sampah pada tempatnya Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 29 94%
Kadang-kadang 2 6%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.28 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i selalu frekuensi Apakah siswa/i selalu membuang
sampah pada tempatnya (sering) yaitu sebanyak 29 siswa (94%)

62
k. Tabel 1.29 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i melakukan piket kebersihan
dikelas minimal seminggu sekali
Melakukan piket kebersihan dikelas minimal Frekuensi (n) Presentase (%)
seminggu sekali
Sering 23 74%
Kadang-kadang 6 20%
Tidak pernah 2 6%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.29 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan piket kebersihan dikelas minimal
seminggu sekali (sering) yaitu sebanyak 23 siswa (74%)

4. Kuesioner Personal Hygiene


a. Tabel 1.30 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mandi dengan air bersih
dan sabun 2 kali sehari
Mandi dengan air bersih dan sabun 2 kali sehari Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 30 97%
Kadang-kadang 1 3%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.30 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan mandi dengan air bersih dan sabun 2
kali sehari (sering) yaitu sebanyak 30 siswa (97%)

b. Tabel 1.31 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mengganti pakaian minimal


2 kali sehari
Mengganti pakaian minimal 2 kali sehari Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 29 94%
Kadang-kadang 2 6%
Tidak pernah
Total 31 100
(Sumber data primer April 2022)

63
Berdasarkan Tabel 1.31 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan mengganti pakaian minimal 2 kali
sehari yaitu sebanyak 29 siswa (94%)

c. Tabel 1.32 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i memotong dan menjaga


kebersihan kuku
Memotong dan menjaga kebersihan kuku Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 28 90%
Kadang-kadang 3 5%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.31 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan memotong dan menjaga kebersihan
kuku (sering) yaitu sebanyak 28 siswa (90%)

d. Tabel 1.33 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i keramas 2 kali seminggu


Keramas 2 kali seminggu Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 21 68%
Kadang-kadang 8 26%
Tidak pernah 2 6%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.33 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan keramas 2 kali seminggu (sering) yaitu
sebanyak 21 siswa (68%)

64
e. Tabel 1.34 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i menyisir rambut setiap
sesudah mandi
Menyisir rambut setiap sesudah mandi Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 20 65%
Kadang-kadang 10 32%
Tidak pernah 1 3%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.34 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan menyisisr rambut setiap sesudah mandi
(sering) yaitu sebanyak 20 siswa (65%)

f. Tabel 1.35 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mempunyai kebiasaan


menggosok gigi 2 kali sehari
Kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 23 74%
Kadang-kadang 8 26%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.35 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i mempunyai kebiasaan menggosok gigi 2 kali
sehari (sering) yaitu sebanyak 23 siswa (74%)

g. Tabel 1.36 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i memiliki gigi belubang


Memiliki gigi berlubang Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 8 26%
Kadang-kadang 11 35%
Tidak pernah 12 39%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

65
Berdasarkan Tabel 1.36 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i memiliki gigi berlubang (sering) yaitu sebanyak 8
siswa (26%)

h. Tabel 1.37 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i membersihkan kotoran di


daerah mata setiap hari
Membersihkan kotora di daerah mata setiap hari Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 21 68%
Kadang-kadang 10 32%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.37 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan membersihkan kotoran di daerah mata
setiap hari (sering) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

i. Tabel 1.38 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i membersihkan rongga


hidung setiap hari
Membersihkan rongga hidung setiap hari Frekuensi (n) Presentase (%)
Sering 19 61%
Kadang-kadang 11 36%
Tidak pernah 1 3%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.38 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan membersihkan rongga hidung setiap
hari (sering) yaitu sebanyak 19 siswa (61%)

66
j. Tabel 1.39 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i membersihkan kotoran
telinga menggunakan cuttonbad setiap hari
Membersihkan kotoran telinga menggunakan Frekuensi (n) Presentase (%)
cuttonbad setiap hari
Sering 15 48%
Kadang-kadang 14 45%
Tidak pernah 2 7%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.39 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan membersihkan telinga menggunakan
cuttonbad setiap hari (sering) yaitu sebanyak 15 siswa (48%)

5. DATA SUBSISTEM
A. Lingkungan Fisik
a. Tabel 1.40 Distribusi Frekuensi Bagaimana keadaan toilet sekolah
Keadaan toilet sekolah Frekuensi (n) Presentase (%)
Terawat 26 84%
Tidak terawat 5 16%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.40 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (terawat) yaitu sebanyak 26 siswa
(84%)

b. Tabel 1.41 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i menggunakan toilet sekolah


untuk BAB dan BAK
Menggunakan toilet sekolah untuk BAK dan BAB Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

67
Berdasarkan Tabel 1.41 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menggunakan toilet sekolah untuk BAB dan BAK
(ya) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

c. Tabel 1.42 Distribusi Frekuensi Apakah ada tersedia toilet khusus laki-laki
dan perempuan
Tersedia toilet khusus laki-laki dan perempuan Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.42 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab unuk tersedianya toilet laki-laki dan
perempuan (ya) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

d. Tabel 1.43 Distribusi Frekuensi Apakah lingkungan kantin sekolah bersih


Lingkungan kantin sekolah bersih Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.43 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apakah linngkungan kantin sekolah
berish (ya) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

e. Tabel 1.44 Distribusi Frekuensi Bagaimana kebersihan lingkungan sekolah


Kebersihan lingkungan sekolah Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

68
Berdasarkan Tabel 1.44 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, bagai mana kebersihan lingkungan
sekolah (ya) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

f. Tabel 1.45 Distribusi Frekuensi Apakah tersedia ruang UKS


Jawaban Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.45 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apakah tersedia ruang UKS (ya) yaitu
sebanyak 31 siswa (100%)

g. Tabel 1.46 Distribusi Frekuensi Bagaimana kebersihan UKS


Kebersihan UKS Frekuensi (n) Presentase (%)
Bersih 31 100%
Tidak bersih
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.46 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, bagaimana kebersihan UKS (ya) yaitu
sebanyak 31 siswa (100%)

6. Pelayanan Kesehatan
a. Tabel 1.47 Distribusi Frekuensi Kemana siswa/i berobat jika sakit
Kemana siswa/I berobat jika sakit Frekuensi (n) Presentase (%)
Puskesmas 17 55%
Rumah Sakit 2 6%
Dokter 9 29%
Bidan/Perawat/Mantri
Pengobatan Tradisional 3 10%
Lain-lain
Total 31 100%

69
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.47 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, kemana siswa/I berobat jika sakit
(puskesmas) yaitu sebanyak 17 siswa (55%)

b. Tabel 1.48 Distribusi Frekuensi Pernahkan tenaga kesehatan datang


kesekolah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan
kesehatan
Pernahkan tenaga kesehatan datang Frekuensi (n) Presentase (%)
kesekolah untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan yang berkaitan dengan
kesehatan
Sering 6 20%
Kadang-kadang 23 74%
Tidak pernah 2 6%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.48 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 23
siswa (74%)

Ekonomi
1. Tabel 1.49 Distribusi Frekuensi Berapa uang jajan siswa/i ke sekolah
Uang jajan siswa/i Frekuensi (n) Presentase (%)
Rp.<5000,- 2 6%
Rp.5000,-10.000 15 48%
Rp. >10.000,- 9 29%
Lain-lain 5 16%

Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

70
Berdasarkan Tabel 1.49 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab Rp.5000,-10.000yaitu sebanyak 15
siswa (48%)

2. Tabel 1.50 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i memiliki tabungan


Siswa/I memiliki tabungan Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 21 68%
Tidak 10 32%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.50 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i mempunyai tabungan (ya) yaitu sebanyak 21 siswa
(68%)

7. Keamanan Dan Transportasi


a. Tabel 1.51 Distribusi Frekuensi Apakah ada siswa/i yang bertugas menjaga
keamanan kelas
siswa/i yang bertugas menjaga keamanan Frekuensi (n) Presentase (%)
kelas
Ya 25 81%
Tidak 6 19%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.50 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i melakukan menjaga keamanan kelas (ya) yaitu
sebanyak 25 siswa (81%)

b. Tabel 1.51 Distribusi Frekuensi Bagaimana cara siswa pergi kesekolah


Bagaimana cara siswa pergi kesekolah Frekuensi (n) Presentase (%)
Jalan kaki 3 10%

71
Sepeda 1 3%
Sepeda motor 6 19%
Angkutan umum
antar-jemput 21 68%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.51 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, bagaimana cara siswa pergi kesekolah
(antar jemput) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

c. Tabel 1.52 Distribusi Frekuensi Bagaimana cara siswa pergi ke pelayanan


kesehatan
Bagaimana cara siswa pergi ke pelayanan Frekuensi (n) Presentase (%)
kesehatan

Jalan kaki 1 3%
Sepeda 5 16%
Sepeda motor 19 61%
Angkutan umum
antar-jemput 7 23%
lain-lain
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.52 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (angkutan motor) yaitu sebanyak 19
siswa (61%)

d. Tabel 1.53 Distribusi Frekuensi Apakah ada petugas sekolah yang


membantu siswa/i menyebrang jalan saat dilingkungan sekolah
Apakah ada petugas sekolah yang Frekuensi (n) Presentase (%)
membantu siswa/i menyebrang jalan saat
dilingkungan sekolah
Ya 24 77%
Tidak 7 23%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

72
Berdasarkan Tabel 1.53 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (ya) yaitu sebanyak 24 siswa (77%)

e. Tabel 1.54 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i merokok


Apakah siswa/i merokok Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya
Tidak 31 100%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.54 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apakah sioswa/I merokok (tidak) yaitu
sebanyak 31 siswa (100%)

f. Tabel 1.55 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i pernah mabuk-mabukan


Apakah siswa/i pernah mabuk-mabukan Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya
Tidak 31 100%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.55 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apakah siswa/I pernah mabuk-mabukan
(tidak) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

g. Tabel 1.56 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i pernah berkelahi di sekolah


Apakah siswa/i pernah berkelahi di Frekuensi (n) Presentase (%)
sekolah
Sering
Kadang-kadang 11 35%
Tidak pernah 20 65%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)

73
Berdasarkan Tabel 1.56 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, pernahkah siswa/I berkelahi disekolah
(tidak pernah) yaitu sebanyak 20 siswa (65%)

h. Tabel 1.57 Distribusi Frekuensi Apakah pada saat di sekolah pernah di


ganggu (bullying) oleh siswa/i lain
Apakah pada saat di sekolah pernah di Frekuensi (n) Presentase (%)
ganggu (bullying) oleh siswa/i lain
Ya 7 23%
Tidak 24 77%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.57 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apakah disekolah siswa/I pernah di
ganggu atau (bullying) (tidak) yaitu sebanyak 24 siswa (77%)

i. Tabel 1.58 Distribusi Frekuensi Apabila ada bullying kepada siapa siswa/i
melapor/bercerita
Apabila ada bullying kepada siapa siswa/i Frekuensi (n) Presentase (%)
melapor/bercerita
Guru 20 65%
Teman 5 16%
Orangtua 6 19%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.58 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab, apa bila ada bulliying kepada siapa
siwa/I melapor, (guru) yaitu sebanyak 20 siswa (65%)

8. Pendidikan
a. Tabel 1.59 Distribusi Frekuensi Pernahkan guru atau tenaga kesehatan
puskesmas memberikan penyuluhan tentang manfaat olahraga bagi
kesehatan

74
Pernahkan guru atau tenaga kesehatan Frekuensi (n) Presentase (%)
puskesmas memberikan penyuluhan
tentang manfaat olahraga bagi kesehatan
Sering 21 68%
Kadang-kadang 10 32%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.59 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawa (sering) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

b. Tabel 1.60 Distribusi Frekuensi Pernahkah guru atau tenaga kesehatan


puskesmas memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Pernahkah guru atau tenaga kesehatan Frekuensi (n) Presentase (%)
puskesmas memberikan penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut
Sering 17 55%
Kadang-kadang 14 45%
Tidak pernah
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.60 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (sering) yaitu sebanyak 17 siswa (55%)

c. Tabel 1.61 Distribusi Frekuensi Pernahkah siswa/i mendengar informasi


tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat dari guru atau tenaga kesehatan
di sekolah
Pernahkah siswa/i mendengar informasi Frekuensi (n) Presentase (%)
tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat
dari guru atau tenaga kesehatan di
sekolah

Sering 26 84%
Kadang-kadang 5 16%
Tidak pernah

75
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.61 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (sering) yaitu sebanyak 2 siswa (84%)

d. Tabel 1.62 Distribusi Frekuensi Apakah guru atau petugas kesehatan


memberikan pelayanan tentang pertolonganpertana di lingkungan sekolah
Apakah guru atau petugas kesehatan Frekuensi (n) Presentase (%)
memberikan pelayanan tentang
pertolonganpertana di lingkungan sekolah
Ya 27 87%
tidak 4 13%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.62 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (ya) yaitu sebanyak 27 siswa (87%)

e. Tabel 1.63 Distribusi Frekuensi Apakah guru atau petugas kesehatan


memberikan pelayanan tentang cara menata pekarangan sekolah dan cara
menanam tanaman obat
Apakah guru atau petugas kesehatan Frekuensi (n) Presentase (%)
memberikan pelayanan tentang cara
menata pekarangan sekolah dan cara
menanam tanaman obat
Ya 19 61%
tidak 12 39%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.63 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (ya) yaitu sebanyak 19 siswa (61%)

76
9. Komunikasi
a. Tabel 1.64 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i membawa handphone ke
sekolah
Frekuensi Apakah siswa/i membawa Frekuensi (n) Presentase (%)
handphone ke sekolah
Ya 18 58%
tidak 13 42%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.64 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (ya) yaitu sebanyak 18 siswa (58%)

b. Tabel 1.65 Distribusi Frekuensi Darimana siswa/i mendapatkan informasi


kesehatan
Darimana siswa/i mendapatkan informasi Frekuensi (n) Presentase (%)
kesehatan
Petugas kesehatan 20 65%
Guru 8 26%
Majalah/koran
Internet 3 10%
Tv/radio
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.65 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (petugas kesehatan) yaitu sebanyak 20
siswa (65%)

10. Rekreasi
a. Tabel 1.66 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler
Apakah siswa/i mengikuti kegiatan Frekuensi (n) Presentase (%)
ekstrakulikuler
Ya 10 32%
tidak 21 68%
Total 31 100%

77
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.66 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (tidak) yaitu sebanyak 21 siswa (68%)

b. Tabel 1.67 Distribusi Frekuensi Jika ya, apa jenis kegiatan yang diikuti
Jika ya, apa jenis kegiatan yang diikuti Frekuensi (n) Presentase (%)
Pramuka 4 40%
PMR 2 20%
Kegiatan olahrga (basket, voli, bulutangkis, futsal) 1 10%
Kesenian (paduan suara, tari) 3 30%
Lain-lain
Total 10 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.67 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (pramuka) yaitu sebanyak 4 siswa
(40%)

c. Tabel 1.68 Distribusi Frekuensi Jika tidak, apa alasannya


Jika tidak, apa alasannya Frekuensi (n) Presentase (%)
Malas 3 17%
Tidak sempat 18 86%
Dilarang orangtua
Tidak menarik
Lain-lain
Total 21 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.68 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (tidak sempat) yaitu sebanyak 18 siswa
(86%)

d. Tabel 1.69 Distribusi Frekuensi Apakah siswa/i aktif mengikuti organisasi


Apakah siswa/i aktif mengikuti organisasi Frekuensi (n) Presentase (%)
Ya 15 48%

78
Tidak 16 52%
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.69 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (tidak) yaitu sebanyak 16 siswa (52%)

e. Tabel 1.70 Distribusi Frekuensi Jika ya, apa jenis organisasi yang diikuti
Jika ya, apa jenis organisasi yang diikuti Frekuensi (n) Presentase (%)
Pramuka 12 80%
PMR 3 20%
Kegiatan olahrga (basket, voli, bulutangkis, futsal)
Kesenian (paduan suara, tari)
Lain-lain
Total 15 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.70 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (pramuka) yaitu sebanyak 12 siswa
(80%)

f. Tabel 1.71 Distribusi Frekuensi Apakah terdapat taman sekolah sebagai


tempat santai saat istirahat
Apakah terdapat taman sekolah sebagai Frekuensi (n) Presentase (%)
tempat santai saat istirahat

Ya 31 100%
Tidak
Total 31 100%
(Sumber data primer April 2022)
Berdasarkan Tabel 1.71 di dapatkan bahwa mayoritas siswa/ i SDN 018
Tenggarong frekuensi siswa/i menjawab (ya) yaitu sebanyak 31 siswa (100%)

79
Hasil wawancara 13 April 2022 :
1. Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan di sekolah ?
Kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah pernah mengikuti kegiatan kerajinan
tangan.
2. Apakah sekolah mengadakan senam setiap minggunya?
Kepala sekolah mengatakan sebelum adanya pandemi sekolah selalu mengadakan
senam setiap hari jumat namun semenjak adanya pandemi sekolah sudah lama
tidak mengadakan senam karena untuk menghindari kerumunan.
3. Apakah sekolah melakukan gotong royong minimal seminggu sekali?
Kepala sekolah mengatakan sebelum pandemi kegiatan gotong royong di lakukan
setelah melakukan senam, namun setelah pandemi kegiatan sudah tidak dilakukan
karena diberlakukannya pembelajaran daring dan jika pembelajaran tatap muka
yang datang ke sekolah hanya 50% dari seluruh siswa. Dan untuk saat ini ada
petugas khusus untuk membersihkan sekolah
4. Apakah Toilet laki-laki dan perempuan berbeda?
Kepala sekolah mengatakan toilet laki-laki dan perempuan berbeda karena untuk
menjaga privasi setiap siswa dan siswi
5. Apakah sekolah memiliki kantin?
Guru olahraga mengatakan sebelum pandemi kantin selalu untuk menghindari
siswa-siswi membeli jajan di luar, namun selama pandemi siswa-siswa yang ke
sekolah hanya 50% jadi kantin tidak di buka.
6. Apakah sekolah memiliki wastafel di setiap kelasnya?
Guru olahraga mengatakan setiap kelas memiliki wastafel dengan air bersih yang
selalu mengalir, namun untuk setiap wastafel ada yang menyediakan sabun dan
tidak.
7. Apakah UKS beroperasi dengan baik?

80
Pembina UKS mengatakan bahawa semenjak pandemi covid-19 UKS tidak
dijalankan lagi, dan kondisi UKS jarang dibersihkan
8. Apakah ada pelayanan kesehatan rutin dari puskesmas terdekat ke sekolah?
Kepala sekolah mengatakan bahwa puskesmas Loa Ipuh selalu datang setiap
bulannya untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap siswa-siswa, meliputi
pemeriksaan mata, pemeriksaan gigi, pemeriksaan telinga, pengukuran tinggi
badan, penimbangan berat badan dan melakukan penyuluhan kesehatan.

Hasil Observasi :

1. Hasil observasi bahwa setiap kelas memiliki wastafel yang bersih dan air selalu
mengalir.
2. Hasil observasi bahwa sekolah memiliki toilet khusus untuk perempuan dan laki-
laki
3. Hasil observasi kantin sekolah terlihat berdebu karena sudah lama tidak beroperasi
dan terdapat ruang seni yang berantakan dan kurang terawat
4. Hasil observasi UKS dalam keadaan berantakan dan berdebu dan alat-alat yang
ada di UKS tidak disimpan dengan baik
5. Hasil obeservasi Setiap kelas memiliki kipas angin dan memiliki ventilasi yang
besar
6. Hasil obeservasi lingkungan sekolah memiliki gazebo namun tidak terawat dan
beresiko berkembangnya jentik nyamuk.
7. Hasil observasi siswa-siswi mencuci tangan namun tidak menggunakan sabun dan
tidak mengikuti standar cuci tangan 6 langkah.

81
ANALISIS DATA
Masalah Keperawatan
No. Analisis Data Etiologi
Komunitas
1. Data Subjektif : Program Defisit Kesehatan (gigi)
a. Kepala sekolah mengatakan bahwa pemeriksaa komunitas (anak
puskesmas Loa Ipuh selalu datang n kesehatan sekolah dasar)
setiap bulannya untuk melakukan dan
pemeriksaan rutin terhadap siswa- penyuluhan Definisi :
siswa, meliputi pemeriksaan mata, kesehatan Terdapat masalah
pemeriksaan gigi, pemeriksaan di sekolah kesehatan atau faktor
telinga, pengukuran tinggi badan, tidak risiko yang dapat
penimbangan berat badan dan mengatasi menggangu kesejahteraan
melakukan penyuluhan kesehatan. masalah pada suatu kelompok
kesehatan
Data Objektif : gigi pada
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan komunitas
Sebanyak 22 orang dengan anak
presentase 71% siswa/i mayoritas sekolah
memiliki karies pada gigi. dasar
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Sebanyak 18 orang dengan
presentase 58% siswa/i memilki
gigi berlubang.
c. Berdasarkan kuesioner yang
dibagikan pada siswa/i hasil data
distribusi frekuensi bahwa siswa
menjawab memiliki gigi berlubang
sebanyak 8 orang dengan
presentase 26%.
d. Berdasarkan hasil kuesioner yang
dibagikan mayoritas siswa/i sering
menggosok gigi 2x sehari sebanyak
23 orang dengan presentase 74%
dan 8 siswa/i menjawab kadang-
kadang menggosok gigi 2x sehari.

82
2. Data Subjektif : Kemampuan Kesiapan Peningkatan
1. Kepala sekolah mengatakan sebelum komunitas Manajemen Kesehatan
dalam
adanya pandemi sekolah selalu mengenal
mengadakan senam setiap hari jumat masalah
kebersihan
namun semenjak adanya pandemi
lingkungan
sekolah sudah lama tidak sekolah
mengadakan senam karena untuk
menghindari kerumunan. Tetapi
dengan adanya kebijakan dari
pemerintah bahwa sekolah sudah
bisa di adakan secara luring maka
rencana kegiatan senam akan
dilaksanakan kembali setiap hari
sabtu.
2. Guru olahraga mengatakan sebelum
pandemi kantin selalu untuk
menghindari siswa-siswi membeli
jajan di luar, namun selama pandemi
siswa-siswa yang ke sekolah hanya
50% oleh karena itu kantin tidak di
buka.
3. Kepala sekolah mengatakan sebelum
pandemi kegiatan gotong royong di
lakukan setelah melakukan senam,
namun setelah pandemi kegiatan
sudah tidak dilakukan karena
diberlakukannya pembelajaran
daring dan jika pembelajaran tatap
muka yang datang ke sekolah hanya
50% dari seluruh siswa. Dan untuk
saat ini ada petugas khusus untuk

83
membersihkan sekolah

Data Objektif :
1. Hasil observasi kantin sekolah
terlihat berdebu karena sudah lama
tidak beroperasi dan terdapat ruang
seni yang berantakan dan kurang
terawat.
2. Hasil observasi lingkungan sekolah
memiliki gazebo namun tidak
terawat dan beresiko berkembangnya
jentik nyamuk.
3. Hasil observasi UKS dalam keadaan
berantakan dan berdebu dan alat-alat
yang ada di UKS tidak disimpan
dengan baik serta beberapa obat
sudah kadalursa.
4. Berdasarkan hasil kuesioner yang
dibagikan pada siswa/siswi sebanyak
15 orang siswa dari total 31 siswa
dengan presentase 48% menjawab
(Sering) dengan pertanyaan apakah
olahraga dilakukan minimal
seminggu sekali dan sebanyak 15
orang siswa dengan presentase 48%
menjawab (kadang-kadang).

84
RENCANA DAN STRATEGI KOMUNITAS DI SDN 018 TENGGARONG

Masalah
Penanggung
No. Keperawatan Rencana Kegiatan Implementasi Waktu
Jawab
Komunitas
1. Defisit Kesehatan Edukasi Kesehatan Perilaku Kesehatan 1. Edukasi Kesehatan Kelompok 5A Kamis 19 mei
(gigi) komunitas a. Melakukan BHSP a. Melakukan BHSP 2022 (sesuai
(anak sekolah dasar) b. Melakukan kontrak waktu dengan siswa/i b. Melakukan kontrak waktu dengan masyarakat dengan
c. Melaksanakan penkes tentang perilaku setempat kebutuhan dan
b.d Program
hidup bersih dan sehat terutama pada c. Melaksanakan penkes tentang cara hidup bersih dan kesediaan
pemeriksaan kesehatan kesehatan gigi sehat terutama pada kesehatan gigi waktu Siswa/i)
dan penyuluhan d. Mengajarkan langkah menggosok gigi d. mempraktekkan cara menggosok gigi dengan benar
kesehatan tidak dengan benar
mengatasi masalah
kesehatan gigi pada
komunitas anak
sekolah dasar
Sebanyak 22 orang
dengan presentase
71% siswa/i mayoritas
memiliki karies pada
gigi dan Sebanyak 18
orang dengan
presentase 58% siswa/i
memilki gigi
berlubang

2. Kesiapan Peningkatan Manajemen Perilaku Manajemen Perilaku Kelompok 5A Sabtu, 4 Juni


Manajemen Kesehatan a. Melakukan BPHS a. Melakukan BPHS 2022 (sesuai
d.d Mengekspresikan b. Melakukan Kontrak waktu dengan guru, b. Melakukan Kontrak waktu dengan guru, siswa/i dengan
siswa/i c. Menjadwalkan Kegiatan Terstruktur kebutuhan dan
Keinginan untuk
c. Jadwalkan Kegiatan Terstruktur d. Menciptakan dan pertahankan lingkungan dan kesediaan
mengelola masalah d. Ciptakan dan pertahankan lingkungan kegiatan perawatan konsisten waktu guru dan
kesehatan dan dan kegiatan perawatan konsisten e. Melaksanakan kegiatan senam dan gotong royong siswa/i)
85
pencegahannya e. Melaksanakan kegiatan senam dan f. Mempraktekkan untuk membuang sampah pada
gotong royong tempatnya dan sesuai dengan jenis sampah
f. Mengajarkan untuk membuang sampah
pada tempatnya dan sesuai dengan jenis
sampah

86
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Kegiatan yang telah di lakukan


1. Penyuluhan Kesehatan PHBS dan Personal Hygiene
a. Deskripsi Kegiatan
Demonstrasi penyuluhan kesehatan Personal Hygiene dan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) melakukan media poster dan
melakukan Penkes (Penyuluhan Kesehatan) dengan memaparkan
materi, mengumpulkan siswa-siswa SDN 018 Tenggarong.
Kegiatan di mulai pukul 09.00-10.30 dengan sasaran sesuai
kuisioner yang diberikan saat pelaksanaan kegiatan
b. Proses Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan dilakukan pada siswa-siswi kelas 5,
mahasiswa memaparkan materi dengan menggunakan media laptop
dan LCD, memberikan informasi tentang menjaga kebersihan diri.
Setelah itu siswa-siswi menjawab pertanyaan yang di berikan pada
sesi tanya jawab.
c. Analisis Kegiatan
Dilakukan penyuluhan materi dengan cara memaparkan materi
terkait kegiatan, agar siswa dan siswi memahami terkait
memelihara kebersihan diri.
d. Hambatan
Kendala yang di hadapi sulit untuk mencari waktu melakukan
kegiatan karena bebera kali bentrok dengan jadwal kuliah
mahasiswa dan jadwal masuk dari siswa-siswa kelas 5 SDN 018
Tenggarong.
e. Solusi hambatan
Solusi mengatasi kendala, kami berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait jadwal kedatangan mahasiswa dan jadwal siswa-
siswi kelas 5, lalu meminta izin kepada Guru yang mengajar di

87
kelas untuk meminta waktunya sebentar untuk edukasi menyikat
gigi kepada siswa-siswi kelas 5.
2. Senam
a. Deskripsi kegiatan
Senam adalah bentuk pembelajaran fisik yang disusun secara
sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan
terencana untuk mencapai tujuan tertentu. senam bermanfaat dalam
mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor
ability). Orang - orang yang terlibat berkembang daya tahan
ototnya, kekuatannya, powernya, kelenturannya, koordinasi,
kelincahan, serta keseimbangan.
Kegiatan Senam yang dilakukan bersama dengan siswa-siswi
serta guru-guru yang ada di SDN. 018 Tenggarong ini bertepatan
pada hari Sabtu, 17 juli 2022 pada jam 07:30-08:00. Persiapan yang
dilakukan menyediakan sound system untuk pemutaran musik
senam, serta membantu dan merapikan siswa-siswi untuk berbaris
rapi.
b. Proses kegiatan
Pada kegiatan tersebut senam dipimpin langsung oleh dua guru
olahraga di sekolah tersebut. Setiap gerakan diikuti dengan penuh
semangat, siswa-siswi terlihat gembira dalam kegiatan dikarenakan
jarangnya senam dilakukan disekolah, mengingat keadaan pandemi
covid-19 masih belum menunjukan tanda-tanda keberakhiranya.
c. Analisis kegiatan
Dilakukan senam diharapkan bisa membantu meningkatkan
kebugaran serta stamina dalam memulai proses belajar mengajar
d. Hambatan
Kendala yang di hadapi sulit pada hari kegiatan, hujan gerimis.
Senam juga jarang dilakukan karena keadaan pandemi.

88
e. Solusi hambatan
Solusi yang diambil dalam kendala tersebut adalah tetap
dilakukan senam, hujan yang tidak terlalu deras sehingga membuat
masyarakat sekolah tetap semangat untuk melakukan senam
bersama, senam dilakukan setiap hari sabtu pada awal dan akhir
bulan.
3. Pelatihan P3K
a. Deskripsi kegiatan
Melakukan kegiatan P3K tentang memberikan edukasi kepada
siswa sebagai pertolongan pertama ketika menghadapi kondisi
darurat kesehatan di tempat ini dan mengumpulkan siswa-siswa
SDN 018 Tenggarong. Kegiatan di mulai pukul 09.00-10.00.
b. Proses kegiatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan pada siswa-siswi kelas 5,
memberikan edukasi, memberikan. memberikan edukasi tentang
pola hidup sehat warga. Selain itu kami memberikan alat-alat P3K
yang diperlukan ketika menghadapi kondisi darurat kesehatan.
Agar pemanfaat peralatan ini bisa maksimal ketika diperlukan,
kami juga memberikan edukasi dalam bentuk demonstrasi
menggunakan alat-alat P3K tersebut.
c. Analisis kegiatan
Dilakukan edukasi penyuluhan tentang P3K adanya
peningkatan pengetahuan tentang pola hidup sehat dan penggunaan
alat P3K yang tepat, yang diukur dari hasil pre-test dan post-test.
d. Hambatan
Kendala yang di hadapi sulit untuk mencari waktu melakukan
kegiatan karena bebera kali bentrok dengan jadwal kuliah
mahasiswa dan jadwal masuk dari siswa-siswa kelas 5 SDN 018
Tenggarong.

89
e. Solusi hambatan
Solusi mengatasi kendala, kami berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait jadwal kedatangan mahasiswa dan jadwal siswa-
siswi kelas 5, lalu meminta izin kepada Guru yang mengajar di
kelas untuk meminta waktunya sebentar untuk melakukan penkes
tentang P3K kepada siswa-siswi kelas 5.
4. Demonstrasi Menyikat gigi dengan benar
a. Deskripsi kegiatan
Demonstrasi Menyikat Gigi Dengan Benar, koordinasi tempat
lalu mempersiapkan alat-alat yang di perlukan seperti phantom,
gigi dan sikat gigi, mengumpulkan siswa-siswa SDN 018
Tenggarong. Kegiatan di mulai pukul 09.00-10.30 dengan sasaran
sesuai kuisioner yang diberikan saat pelaksanaan kegiatan
b. Proses kegiatan
Demonstrasi menyikat gigi dilaakukan pada siswa-siswi kelas
5, mahasiswa memberikan edukasi dan mempraktekan secara
langsung dengan menggunakan media phantom gigi dan sikat gigi,
memberikan informasi tentang menjaga kesehatan gigi. Setelah itu
siswa-siswi mempraktekan langkah-langkah menyikat gigi dengan
alat yang di bawa masing-masing
c. Analisis kegiatan
Dilakukan edukasi menyikat gigi diharapkan siswa-siswi dapat
mengetahui langkah-langkah yang benar, dapat menjaga kesehatan
gigi dan dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Hambatan
Kendala yang di hadapi sulit untuk mencari waktu melakukan
kegiatan karena bebera kali bentrok dengan jadwal kuliah
mahasiswa dan jadwal masuk dari siswa-siswa kelas 5 SDN 018
Tenggarong.

90
e. Solusi hambatan
Solusi mengatasi kendala, kami berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait jadwal kedatangan mahasiswa dan jadwal siswa-
siswi kelas 5, lalu meminta izin kepada Guru yang mengajar di
kelas untuk meminta waktunya sebentar untuk edukasi menyikat
gigi kepada siswa-siswi kelas 5.
5. Demonstrasi mencuci tangan dengan benar
a. Deskripsi kegiatan
Demonstrasi mencuci tangan dengan benar. Mahasiswa
menyiapkan tempat dan menyiapkan handsanitezer dan sabun lalu
mempersiapkan siswa/siswi. Kegiatan mencuci tangan dilakukan
pada hari kamis 19 mei 2022 pada jam 09.00-10.00.
b. Proses kegiatan
Demonstrasi mencuci tangan dengan benar dilakukan pada
siswa/siswi kelas 5, mahasiswa memberikan edukasi mencuci
tangan dengan benar terlebih dahulu lalu mempraktekan nya secara
6 langkah dan setelah itu siswa/siswi mempraktekan apa yang
sudah di lakukan oleh mahasiswa.
c. Analisis kegiatan
Dilakukan mencuci tangan dengan benar diharapkan
siswa/siswi dapat mencuci tangan dengan cara 6 langkah tersebut
agar bersih dan tidak ada kuman yang menempel ditangan.
d. Hambatan
Kendala yang dihadapi sulit untuk mencari waktu melakukan
kegiatan karena sering kali padatnya jadwal kuliah mahasiswa dan
jadwal masuk dari siswa/siswi SDN 018 Tenggarong.
e. Solusi hambatan
Solusi yang diambil dalam kendala tersebut adalah selalu
berkomunikasi pada pihak sekolah SDN 018 Tenggarong. Jika
mahasiswa sudah berkoordinasi untuk memulai kegiatan tersebut

91
dan pihak sekolah dan siswa/siswi ada di sekolah SDN 018
Tenggarong tersebut.
6. Penyuluhan Kesehatan Pubertas Pada Remaja
a. Deskripsi Kegiatan
Melakukan penkes tentang masa pubertas dan menstruasi,
koordinasi tempat lalu mempersiapkan alat-alat yang di perlukan
seperti Laptop, Mic dan Lcd mengumpulkan siswa-siswa SDN 018
Tenggarong. Kegiatan di mulai pukul 09.00-10.00 .
b. Proses kegiatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan pada siswa-siswi kelas 5,
mahasiswa memberikan edukasi, memberikan informasi tentang
menjaga kesehatan reproduksi. Setelah itu siswi perempuan
bertanya mengenai tentang hormon itu apa lalu dijawab oleh
mahasiswa.
c. Analisis kegiatan
Dilakukan edukasi penyuluhan tentang pubertas dan
menstruasi diharapkan siswa-siswi dapat mengetahui tentang masa
pertumbuhan dan masa perkembangan pada saat masa pubertas
dan apa saja yang dilakukan pada saat menstruasi agar siswa-siswi
dapat menjaga kesehatan tubuh dan organ reproduksi pada masa
pubertas dan menstruasi
d. Hambatan
Kendala yang di hadapi sulit untuk mencari waktu melakukan
kegiatan karena bebera kali bentrok dengan jadwal kuliah
mahasiswa dan jadwal masuk dari siswa-siswa kelas 5 SDN 018
Tenggarong
e. Solusi hambatan
Solusi mengatasi kendala, kami berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait jadwal kedatangan mahasiswa dan jadwal siswa-
siswi kelas 5, lalu meminta izin kepada Guru yang mengajar di

92
kelas untuk meminta waktunya sebentar untuk melakukan penkes
tentang pubertas kepada siswa-siswi kelas 5

B. Rekomendasi tindak lanjut


No Nama Metode Frekuensi/ Metode Penanggung
Media
. kegiatan Pelaksanaan waktu Penyampaian jawab
1. Penyuluhan Luring 1 bulan sekali Ceramah Poster/power Guru dan
Kesehatan point Pembina
Personal UKS
Hygiene
dan PHBS
2. Senam Luring 1 minggu sekali Senam di Speaker Guru
mininal 30 lapangan Olahraga
menit
3. Pelatihan Luring 1 bulan sekali Demonstrasi di Kotak First Aid Pembina
P3K UKS atau UKS
lapangan
4. Menyikat Luring 1 bulan sekali Demonstrasi Sikat gigi dan Guru dan
gigi dengan Pasta gigi Pembina
benar UKS
5. Promosi Luring 2 minggu sekali Demonstrasi Hand Wash, Air Pemibina
Kesehatan mengalir/handrub UKS dan
Mencuci Guru
Tangan
Dengan
Benar
6. Penkes Luring 1 Bulan Sekali Ceramah Power point Guru dan
Terkait pembina
Masalah UKS
Pubertas

93
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ialah sutu upaya-upaya dalam
menciptakan satu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok maupun
masyarakat dalam sikap serta perilaku agar dapat menerapkan hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.
Pada anak usia sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait
dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan
dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah
cacinngan, diare dan saluran pernafasan akut (ISPA). Kondisi tersebut harus
segera diantisipasi dengan menigkatkan pola hidup sehat sehat melalui PHBS.
Upaya sosialisasi dapat dilakukan dengan pengenalan konsep PHBS mulai
dari lingkungan keluarga instutusi pendidikan.

B. Saran
1. Bagi Sekolah
Bagi sekolah diharapkan meningkatkan pengetahuan murid, perlu
dilakukan pembinaan secara terus menerus, melalui penyuluhan baik oleh
petugas kesehatan maupun dengan caramemberikan pendidikan
kesehatan melalui poster, leftlet, serta pemutaran film atau video yang
berhubungan dengan pesan PHBS.
2. Bagi Guru
Bagi guru di harapkan berperan aktif untuk selalu menerapkan dan
mengawasi murid akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
Serta mencari alternatif lain dalam meningkatkan pengetahuan dan
penerapan PHBS sehingga murid dapat termotifasi serta dapat
menerapkan PHBS dan Personal Hygiene dalam kehidupannya sehari-
hari.

94
DAFTAR PUSTAKA

Adisti, N. (2020). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Murid Sekolah
Dasar (SD).
Anisa, N., & Ramadhan, Z. H. (2021). Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam
Menumbuhkan Perilaku Hidup Sehat pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(4), 2263–2269.
Apriani, L., & Gazali, N. (2018). Pelaksanaan trias usaha kesehatan sekolah
(UKS) di sekolah dasar. Jurnal Keolahragaan, 6 (1), 20 – 28.
Chi. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar, 2(2), 257-266.
Edukasi (KIE) Personal Hygiene Pada Usia Anak Sekolah Di Perumahan Budha
Tzu
Fitriani, F., Yarmaliza, F. R., & Syahputri, V. N. (2021). Komunikasi Informasi
Karbito, & Yessiana. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan Sekolah Pada Siswa Sekolah Dasar
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2020. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 2 (April), 1–11.
Nikmah, N., & Nadhiroh, A. M. (2017). Pendidikan Kesehatan Pada Anak di SD
Negeri Mlajah 1 Bangkalan. J-Pengmas : Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 17–22.
Nur Aini. (2016). Perbandingan Rerata Pengetahuan Guru dan Murid Sekolah
Menengah Atas dan Kejuruan Tentang Kekerasan Anak Di Sekolah Sebelum
dan Sesudah Seminar Pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah.
Putu Eka Nopitasari, M. H. (2021). Received: Januari 2021; Accepted: April
2021; Published: Juni 2021. Online Keperawatan Indonesia, 4(1), 1–11.
Satria, H. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Personal Hygiene
Siswa Kelas III SD Langkai 1 Palangka Raya. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://eprints.unmerbaya.ac.id/id/eprint/181

95
LAMPIRAN
1. Absensi

96
2. Kuesioner
Lampiran 1.2 Kueisoner

97
98
99
100
3. Dokumentasi
a. Melakukan perijinan atau koordinasi kepada pihak sekolah

b. Melakukan pengkajian kesehatan


1) Membagikan Kuesioner Pengkajian

2) Melakukan Pemeriksaan Fisik

101
c. Melaksanakan kegiatan cara mencuci tangan dengan benar menggunakan 6

102
langkah

d. Melaksanakan demonstrasi menggosok gigi dengan benar

e. Melaksanakan kegiatan senam dan gotong royong

103
f. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang PHBS dan Personal Hygiene

104
g. Melaksanakan Kegiatan Pelatihan P3K

h. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan tentang Pubertas

105

You might also like