Professional Documents
Culture Documents
Asti Dian Arini - Latihan Ujian Siklus 7
Asti Dian Arini - Latihan Ujian Siklus 7
Peralatan di ataa perlu dikalbrasi karena hasil dari pengukuran alat tersebut sangat
mempengaruhi produk analisis yang dihasilkan, sehingga hasil pengukuran yang
dihasilkan harus benar-benar akurat.
11. Soal tentang AAS.
a. Pemeliharaan instrumen AAS secara umum meliputi:
Sumber arus yang digunakan dalam pemakaian AAS ialah 220 volt sehingga
arus listrik yang disediakan harus 220 volt dan jangan sampai kurang dari 220
volt.
Meja yang digunakan untuk meletakkan AAS harus datar, kuat dan permanen.
Sumber cahaya harus polikromatis yang nantinya akan diubah menjadi
monokromatis.
Lampu katoda dijaga jagan sampai pecah.
Intensitas pemakaian alat jangan melebihi aturan yang telah ditentukan.
Setelah alat digunakan, cuci dengan air deionisasi selama 10 menit.
Setelah digunakan, burner dibersihkan dan dikeringkan dengan lap bersih
untuk menghilangkan karbonnya.
Alat harus disimpan dalam ruangan yang kelembaban dan suhunya terjaga
seperti pada ruanga berAC.
Stabilizer digunakan untuk menstabilkan apabila terjadi fluktuasi.
b. Masalah yang dapat terjadi pada instrumen AAS
Masalah yang biasa timbul pada hasil analisis instrumen AAS adalah tentang
sensitivitas, akurasi dan presisi dari alat tersebut dan dapat diketahui dari hasil
kalibrasi dan validsi instrumen AAS. Masalah tersebut kemungkinan besar timbul
karena:
Burner kotor (tidak dibersihkan setelah melakukan analisis sebelumnya)
Penggunaan tipe burner yang salah
Kesalahan dalam langkah preparasi sampel
Tekanan gas asetilen terlalu rendah.
Kemurnian gas.
c. Bagian-bagian AAS dan pemeliharaan pada setiap bagiannya:
Lampu Katoda
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka
lampu dilepas dari soket pada main unit AAS dan lampu diletakkan pada
tempat busanya di dalam kotaknya, serta di penyimpanannya ditutup
kembali. Sebaiknya setelah penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
Burner
Jangan gunakan benda tajam dalam membersihkan burner seperti misalnya
pisau. Burner dapat dibersihkan dengan cara melepaskan burner dari
rangkaian alat, dan kemudian rendam dalam air sabun hangat. Sikat burner
dengan sebuah scrub yang halus dan lembut. Perendaman juga bisa dilakukan
dengan asam encer (0,5% HNO3). Setelah membersihkan, benar-benar
membilas pembakar dengan air suling dan kering sebelum memasang di
instrumen.
Tabung Gas
Tanda-tanda terjadi kebocoran pada tabung gas ada 3 yaitu: Timbul baugas,
pressure gas mudah turun dengan cepat, muncul suara “zzz”. Maka dari itu,
ruangan penyimpanan AAS harus dilengkapi dengan ducting dan ventilasi
yang cukup.
Ducting
Cara pemeliharaan ducting yaitu dengan menutup bagian ducting secara
horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak aka nada
serangga atau binatang lain yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila
ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting, maka
dapat menyebabkan ducting tersumbat.
12. Soal tentang UV/Vis:
a. Perlu dilakukan pemeliharaan rutin terhadap spektrofotometer UV/Vis karena
dapat:
Memperpanjang usia pakai UV/Vis
Menjamin UV/Vis selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan
kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula
Menjamin kesiapan operasional UV/Vis yang diperlukan
Menjamin keselamatan orang yang menngunakan UV/Vis tersebut
b. Bagian-bagian UV/Vis yang perlu pemeliharaan:
Kuvet
Kuvet setiap setelah dilakukan analisis, cuci kuvet beberapa kali dengan air
yang murni lalu bilas dengan methanol dan aseton dan usap menggunakan
kertas tisu, keringkan dan simpan di dalam kotak penyimpanan.
Lampu Deuterium (Tungsen)
Lampu deuterium/tungsen dapat diganti jika kinerjanya sudah tidak maksimal
dengan prosedur tertentu. Saat melakukan penggantian lampu, usdahakan
menyentuh sampul kaca lampu dengan tangan karena akan meninggalakan
sidik jari, jika tidak sengaja terjadi maka gunkaan isopropil untuk
menghapusnya.
c. Penyimpanan UV/Vis yang baik:
Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas
meja yang permanen.
Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.
Suhu penyimpanan stabil
Selama dalam penyimpanan, pastikan alat dalam kondisi mati/ “off”dan
Power dalam kondisi dilepas
Letakkan penghalang debu diatas instrumen
13. Soal tentang GC-MS:
a. Perlu dilakukan perawatan rutin pada GC-MS agar:
GC-MS yang ada akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
Dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kerusakan-kerusakan berat dari
GC-MS,
Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari GC-MS.
(Pinen, 2010).
b. Pemeliharaan bagian-bagian tiap GC-MS:
Semprit
Septum yang telah digunakan harus dibersihkan dengan larutan
pembersihnya yaitu etanol selama 1 hari.
Kolom
Pembersihan kolom dapat dilakukan dengan perendaman mengunakan
akuadest.
Filter
Pembersihan filter cukup di lap dengan kain basah hingga bersih.
Tempat Injeksi
Harus diperhatikan alat GC-MS sangat sensitif terhadap sampel yang masuk.
GC-MS hanya dapat digunakan untuk analisis senyawa organik.
Detektor
Pemeliharan detektor dapat dilakukan dengan membersihkan debu yang
terdapat di detektor dengan menggunakan kuas halus.
Oven GC
Suhu dalam oven juga disesuaikan dengan titik didih dari sampel. Suhu oven
harus dibawah titik didih dari larutan sampel karena jika suhu diset melebihi
titik didih sampel maka sampel akan mengalami penguapan dan ini akan
mempengaruhi peroses analisis.
14. Verifikasi adalah proses dimana ditentukan persesuaian antara suatu peralatan
laboratorium dengan spesifikasi yang tertera untuk peralatan tersebut, termasuk
penentuan kesalahan (error) pada suatu titik atau lebih.
Di dalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan, seperti uji
akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan), karena dua hal ini merupakan hal yang
paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu metode yang
presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat
(akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu presisi.
d. Parameter akurasi
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Accuracy dapat ditentukan melalui
dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode
penambahan baku (standard addition method).
18. Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases) adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per.
01/Men/1981) yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total.
Faktor-Fakor Penyebab Penyakit Akibat Kerja:
1. Faktor Fisik
Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian,
Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp,
Heat Exhaustion, Heat Stroke.
Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet
menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan
gangguan terhadap sel tubuh manusia.
Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme,
Polineurutis.
2. Golongan Kimia
Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil
(produk), sisa produksi atau bahan buangan.
Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan,
kulit dan mukosa
Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik,
kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose),
Pengaruh genetik.
3. Golongan Biologi
Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas, dll
Golongan Ergonomi/fisiologi
Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah,
Kontruksi salah.
Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi.
4. Golongan mental Psikologi
Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja kurang
baik, upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat.
Manifestasinya berupa stress.
19. Kecelakan kerja di laboratorium dapat ditimbulkan oleh 3 faktor, yaotu faktor
manusia, faktor lingkungan dan faktor peralatan. Secara lebih rinci, berikut adalah
jabaran dari ketiga faktor penyebab terjadinya kecelakan kerja tersebut:
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan kimia dan proses-proses
serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan labolatorium.
Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
perlindungan kegiatan labolatorium.
Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
20. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As),
kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng dari
(Zn). Penyakit yang ditimbulkan dari masing-masing logam akan berbeda,
diantaranya adalah:
a. Logam Arsen
Arsen dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker.
Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat.
b. Logam Merkuri
Merkuri dapat menimbulkan keracunan dengan gejala sakit kepala, sukar
menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang
yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa
tersumbat logam, gusi membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya
kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang semakin lemah. Wanita yang
mengandung akan melahirkan bayi yang cacat apabila keracunan merkuri.
c. Logam Kadmium
Mengakibatkan gangguan kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2)
gangguan pada ginjal dan hati. Hampir semua organ tubuh dapat mengabsorbsi
kadmium, dan konsentrasi yang paling tinggi biasanya terjadi di dalam hati dan
ginjal. Racun kadmium menimbulkan penyakit sebagai berikut : kehamilan,
lactasi, ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium,
indra penciuman, mulut kering, kerusakan sumsum tulang, paru-paru basah, dan
lain lain
d. Logam Timbal.
Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak ;
Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria
Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
Tekanan darah tinggi, dan anemia.