You are on page 1of 7

Nama : Yosua R.F.

Kastanja
NIM : 19061102197
Kelas : 3B4
Tugas 2 Sistem Informasi Manajemen

1. Mengapa teknologi semakin penting bagi sebuah perusahaan? Karena Teknologi


digunakan perusahaan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan administrasi atau back
office organisasi. Akibatnya terjadi efesiensi. Produktivitas adalah efesiensi atau hasil
dari kegiatan (pekerjan ). Peningkatan produktivitas terjadi ketika levih banyak pekerjaan
yang dapat diselesaikan pada saat yang sama atau sumber daya yang sedikit. Banyak
perusahaan menginvestasikan sistem informasi untuk meningkatkan produktivitasnya.
Sistem informasi kompute memungkinkan individual yang bekerja atau anggota staff
menjadi lebih produktif karena mereka yang mengatasi (melakukan transaksi dalam
jumlah yang besar.

Peran sistem informasi manajemen dalam sebuah perusahaan.

Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi atau
perrusahaan. Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis
operasional, menunjang manajemen dalam pengembilan keputusan, dan menunjang
keunggulan strategis kompetitif.

 Menunjang kegiatan bisnis operasional.


 Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi
menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi kegiatan bisnis sehari-hari.
Ketkka tanggapan atau respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan sistem
informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke berbagai
fingsi bisnis menjadi kritis atau penting.
 Menunjang untuk pengambilan keputusan.
 Sistem informasi dapat mengombinasikan informasi untuk membantu manajer
menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para
manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari
keputusan sebelumnya. Sistem informasi akan membantu para manajer membuat
keputusan yang lebih baik, lebih tepat, dan lebih bermakna.
 Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran startegis
perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar.

https://www.kompasiana.com/nailulilmi/574c1a91907a610407430cb8/peranan-sistem-
informasi-dalam-perusahaan

2. 1. Transaction Processing System (TPS)


TPS adalah aplikasi sistem informasi yang mengambil atau mengumpulkan dan
mengolah data transaksi suatu proses bisnis.
Salah satu dimensi TPS adalah data maintenance yang dapat terus berkembang, karena
perkembangan dunia bisnis yang terus mengalami perkembangan.
Contoh dari TPS ini seperti, Airline Reservation, Bank Deposit, Customer Returns,
Inventory Procurement, Order Processing dan Payroll.

2. Management Information System (MIS)


MIS adalah suatu aplikasi sistem informasi yang menyediakan laporan informasi terpadu
bagi pihak manajemen.

MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari banyak sumber,
termasuk di dalamnya transaction processing system.
Contoh dari MIS ini seperti, management reporting, material requirement
planning dan salary analysis.

3. Decision Support System (DSS)


DSS adalah salah satu aplikasi sistem informasi yang menyediakan informasi-informasi
pendukung pengambilan keputusan bagi penggunanya.

DSS focus pada penyediaan informasi atau data yang bermanfaat untuk mendukung suatu
pengambilan keputusan. Beberapa pertimbangan yang diberikan oleh DSS yaitu:
1. Identifikasi masalah.
2. Identifikasi beberapa alternative solusi.
3. Akses informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau pengambilan
keputusan.
4. Analisis beberapa keputusan atau variable akan mempengaruhi keputusan.
5. Simulasi dari keputusan dan hasil yang akan diberikan.

4. Expert System
Expert system adalah perluasan dari decision support system. Yaitu suatu sistem
informasi pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menduplikasi atau meniru
logika seorang problem solver, manajer, professional, dan para teknisi yang menguasai
pengetahuan dan keahlian di bidangnya.
Contohnya seperti, industry makanan menggunakan expert system untuk menyimpan
keahlian dari seorang ahli yang sudah mendekati masa pensiun.

5. Office Automation and Work Group System


Office automation (OA) system mendukung semua pekerjaan yang ada pada suatu
perusahaan secara luas.
Biasanya digunakan untuk meningkatkan aliran pekerjaan dan komunikasi antar sesama
pekerja.

3. Jenis – Jenis Sistem Informasi


Setiap organisasi perusahaan mempunyai sejumlah information system yang berbeda satu
sama lain di mana sistem tersebut memberikan informasi secara terus menerus kepada
pemakai pada semua tingkatan.
Selain itu, sistem informasi yang dikembangkan pun tujuannya berbeda, tergantung pada
kebutuhan. Berikut merupakan contohnya:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system). Menyediakan informasi


dan transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system). Menyediakan informasi
untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan pemasaran, riset pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system),
menyediakan informasi persediaan bahan pokok, barang setengah jadi, dan barang
jadi.
4. Sistem informasi personalia (personal information system). Menyediakan informasi
kepegawaian.
5. Sistem informasi distribusi (distribution information system). Menyediakan informasi
pengiriman produk.
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information system). Menyediakan informasi
kebutuhan barang dan bahan yang harus dibeli.
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information system)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information system), menyediakan
informasi tentang calon nasabah dan nasabah.
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information system). Menyediakan informasi kebutuhan penelitian dan promosi
karyawan.
10. Sistem informasi teknik (engineering information system). Menyediakan
informasi memenuhi kebutuhan pemeliharaan mesin dan instalasi listrik.
11. Sistem informasi rumah sakit (hospital information system). Menyediakan
informasi untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit.
12. Sistem informasi analisis software, menyediakan informasi perangkat lunak
penunjang organisasi.

https://mastahbisnis.com/sistem-informasi/

4. Proses Supply Chain Management

Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,
produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai
fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila
digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.

 Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan
 Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
 Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran,
penetapan kepemilikan dan pengiriman

Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan
alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai
tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal
pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari
rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami
kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama
itu adalah:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan
baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan
sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga
supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s
suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.
Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,
meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada
di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.

Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor


Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan.
Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah
melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari
pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang dalam
jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang
lebih kecil kepada retailer atau pengecer.

Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet


Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari
pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk
jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola
pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).

Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer


Dari rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada para
pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah toko, warung,
toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu
mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real
user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti
setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.

5. 1. Menjaga Komunikasi secara Langsung

Terkadang, menjadi kebiasaan karyawan untuk mengirimkan email atau pesan singkat
ke karyawan lain tentang tugas atau proyek daripada berbicara langsung dengan mereka.
Hal tersebut saat ini seringkali dilakukan bahkan ketika karyawan berada di gedung
yang sama. Jika hal tersebut dibiarkan dan menjadi kebiasaan, maka dapat membatasi
produktivitas antar karyawan. Akan lebih baik jika perusahaan menerapkan budaya
perusahaan yang menjaga komunikasi secara langsung di setiap lini. Agar benar-benar
menyelesaikan masalah dan memastikan bahwa pertanyaan dijawab dengan jelas dan
ringkas. Dorong karyawan untuk mengobrol langsung saat membutuhkan sesuatu
daripada mengandalkan email. Komunikasi secara langsung juga akan meningkatkan
kedekatan dan keakraban antar karyawan.

2. Menghindari Multitask Pada Karyawan

Kesalahan umum yang sering ditafsirkan oleh banyak perusahaan adalah


bahwa multitasking adalah cara untuk mencapai target lebih banyak. Padahal, penelitian
menunjukkan yang terjadi adalah sebaliknya. Dengan mencoba melakukan banyak hal
sekaligus, karyawan tidak benar-benar mencapai apa pun sebaik kemampuan mereka.
Jadi, alih-alih memaksa karyawan melakukan multitask, lebih baik coba fokuskan
karyawan untuk mengerjakan satu tugas pada satu waktu. Dengan cara tersebut, tugas
akan diselesaikan karyawan lebih cepat dengan standar yang lebih tinggi dibandingkan
saat karyawan harus mengerjakan beberapa tugas sekaligus.

3. Menghindari Rapat Dadakan Karyawan

Agar efisiensi perusahaan meningkat, cobalah untuk tidak terlalu sering mengadakan
pertemuan atau rapat mendadak di jam kerja ataupun saat istirahat makan siang. Hal
tersebut hanya akan membuat karyawan memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan
tugas secara efisien. Untuk mengantisipasi pertemuan atau rapat tersebut, perusahaan
bisa membuat jadwal rapat selama seminggu. Dengan demikian, karyawan tahu untuk
tidak menjadwalkan tugas-tugas prioritas pada hari pertemuan. Selain itu, karyawan
akan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dengan produktivitas kerja karyawan yang
semakin meningkat.

4. Membuat Program Manajemen Tugas

Pembuatan program atau software tentang manajemen tugas dapat membantu setiap
karyawan mendapat informasi terbaru tentang tugas yang sedang dan harus dikerjakan.
Program tersebut dapat memantau perkembangan setiap tugas ataupun mengelola
pembagian tugas setiap lini perusahaan. Dengan demikian, perkembangan dan
pembagian informasi perusahaan kepada karyawan menjadi efisien dan terkelola dengan
baik.

5. Melakukan Digitalisasi pada Bidang Tertentu

Melakukan digitalisasi pada bidang tertentu adalah cara mudah untuk membuat
perusahaan berjalan lebih efisien. Banyaknya hal yang harus diurus secara manual
hanya akan membuat kewalahan, terutama terkait data yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan. Misalnya, payroll secara manual, izin cuti melalui email atau
mengisi form secara manual, pengajuan lembur, pajak, hingga BPJS. Dengan kemajuan
teknologi saat ini, perusahaan bisa menghapus tugas-tugas yang membosankan dan
monoton tersebut melalui sistem HR. Selain membantu mengelola tugas-tugas tersebut,
sistem HR juga mencegah terjadinya kesalahan data. Misalnya, kesalahan hitung gaji
dan penghitungan pajak. Dengan demikian, karyawan akan lebih produktif pada tugas
yang berkaitan dengan produktivitas perusahaan secara langsung dan efisiensi
perusahaan semakin meningkat.

You might also like