Professional Documents
Culture Documents
Tugas S.I.M
Tugas S.I.M
Kastanja
NIM : 19061102197
Kelas : 3B4
Tugas 2 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi atau
perrusahaan. Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis
operasional, menunjang manajemen dalam pengembilan keputusan, dan menunjang
keunggulan strategis kompetitif.
https://www.kompasiana.com/nailulilmi/574c1a91907a610407430cb8/peranan-sistem-
informasi-dalam-perusahaan
MIS dihasilkan dari beberapa database yang menyimpan data dari banyak sumber,
termasuk di dalamnya transaction processing system.
Contoh dari MIS ini seperti, management reporting, material requirement
planning dan salary analysis.
DSS focus pada penyediaan informasi atau data yang bermanfaat untuk mendukung suatu
pengambilan keputusan. Beberapa pertimbangan yang diberikan oleh DSS yaitu:
1. Identifikasi masalah.
2. Identifikasi beberapa alternative solusi.
3. Akses informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau pengambilan
keputusan.
4. Analisis beberapa keputusan atau variable akan mempengaruhi keputusan.
5. Simulasi dari keputusan dan hasil yang akan diberikan.
4. Expert System
Expert system adalah perluasan dari decision support system. Yaitu suatu sistem
informasi pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menduplikasi atau meniru
logika seorang problem solver, manajer, professional, dan para teknisi yang menguasai
pengetahuan dan keahlian di bidangnya.
Contohnya seperti, industry makanan menggunakan expert system untuk menyimpan
keahlian dari seorang ahli yang sudah mendekati masa pensiun.
https://mastahbisnis.com/sistem-informasi/
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah,
produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai
fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila
digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari
material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan
pembuangan
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status
pesanan
Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran,
penetapan kepemilikan dan pengiriman
Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan
alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai
tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal
pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari
rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami
kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan
Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama
itu adalah:
1. Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama,
dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan
baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan
sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga
supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s
suppliers biasanya berjumlah banyak sekali.
Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi,
meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing).
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada
di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.
Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.
Terkadang, menjadi kebiasaan karyawan untuk mengirimkan email atau pesan singkat
ke karyawan lain tentang tugas atau proyek daripada berbicara langsung dengan mereka.
Hal tersebut saat ini seringkali dilakukan bahkan ketika karyawan berada di gedung
yang sama. Jika hal tersebut dibiarkan dan menjadi kebiasaan, maka dapat membatasi
produktivitas antar karyawan. Akan lebih baik jika perusahaan menerapkan budaya
perusahaan yang menjaga komunikasi secara langsung di setiap lini. Agar benar-benar
menyelesaikan masalah dan memastikan bahwa pertanyaan dijawab dengan jelas dan
ringkas. Dorong karyawan untuk mengobrol langsung saat membutuhkan sesuatu
daripada mengandalkan email. Komunikasi secara langsung juga akan meningkatkan
kedekatan dan keakraban antar karyawan.
Agar efisiensi perusahaan meningkat, cobalah untuk tidak terlalu sering mengadakan
pertemuan atau rapat mendadak di jam kerja ataupun saat istirahat makan siang. Hal
tersebut hanya akan membuat karyawan memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan
tugas secara efisien. Untuk mengantisipasi pertemuan atau rapat tersebut, perusahaan
bisa membuat jadwal rapat selama seminggu. Dengan demikian, karyawan tahu untuk
tidak menjadwalkan tugas-tugas prioritas pada hari pertemuan. Selain itu, karyawan
akan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dengan produktivitas kerja karyawan yang
semakin meningkat.
Pembuatan program atau software tentang manajemen tugas dapat membantu setiap
karyawan mendapat informasi terbaru tentang tugas yang sedang dan harus dikerjakan.
Program tersebut dapat memantau perkembangan setiap tugas ataupun mengelola
pembagian tugas setiap lini perusahaan. Dengan demikian, perkembangan dan
pembagian informasi perusahaan kepada karyawan menjadi efisien dan terkelola dengan
baik.
Melakukan digitalisasi pada bidang tertentu adalah cara mudah untuk membuat
perusahaan berjalan lebih efisien. Banyaknya hal yang harus diurus secara manual
hanya akan membuat kewalahan, terutama terkait data yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan. Misalnya, payroll secara manual, izin cuti melalui email atau
mengisi form secara manual, pengajuan lembur, pajak, hingga BPJS. Dengan kemajuan
teknologi saat ini, perusahaan bisa menghapus tugas-tugas yang membosankan dan
monoton tersebut melalui sistem HR. Selain membantu mengelola tugas-tugas tersebut,
sistem HR juga mencegah terjadinya kesalahan data. Misalnya, kesalahan hitung gaji
dan penghitungan pajak. Dengan demikian, karyawan akan lebih produktif pada tugas
yang berkaitan dengan produktivitas perusahaan secara langsung dan efisiensi
perusahaan semakin meningkat.