Professional Documents
Culture Documents
Revisi IPS
Revisi IPS
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kebudayaan Eropa dan Pengaruh Kebudayaan Eropa di Indonesia”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Nunu Nurfirdaus, M.Pd.
pada mata kuliah Konsep Dasar IPS di STKIP Muhammadiyah Kuningan. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Nunu
Nurfirdaus, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bangsa Eropa dengan Asia Barat, khususnya dengan Turki, mengalami
pemutusan. Selain itu, bangsa-bangsa Eropa tertantang untuk mengadakan
penjelajahan samudra dalam upaya mencari daerah penghasil barang-barang
yang dibutuhkannya, terutama rempah-rempah.
Menurut Kurnia dan Suryana (2007: 104) bangsa Eropa yang memelopori
penjelajahan samudra, yaitu Portugis dan Spanyol. Di antara bangsa-bangsa
lain, kedua bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi paling parah sejak
jatuhnya Konstantinopel. Akhirnya, Portugis dan Spanyol memutuskan untuk
mencari jalan menuju daerah produsen barang-barang. Ada beberapa faktor
yang mendorong terjadinya penjelajahan samudra.
Hasrat Portugis dan Spanyol untuk mencari jalan ke dunia timur sangatlah
besar. Upaya yang nyata yakni dengan mendirikan lembaga pendidikan
pelayaran. Putra Raja Portugis, Henrique el Navegador, merupakan tokoh
yang berupaya memajukan dunia pelayaran di negerinya. Ia banyak
menyumbang dana bagi perkembangan pendidikan di lembaga tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya,
yaitu:
1. Bagaimana proses masuknya kebudayaan Eropa di Indonesia?
2. Apa pengaruh kebudayaan Eropa terhadap masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana dampak kebudayaan Eropa terhadap kebudayaan Indonesia?
2
C. Tujuan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini, yaitu
untuk:
1. Mengetahui proses masuknya kebudayaan Eropa di Indonesia
2. Mengetahui pengaruh kebudayaan Eropa terhadap masyarakat Indonesia
3. Mengetahui dampak kebudayaan Eropa terhadap kebudayaan Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tiba di Filipina pada tahun 1521. Sewaktu mencoba mengatasi perang
antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh.
Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore.
Sajak itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu
tidak hanya dalam hal perdagangan , tetapi juga diperkuat dengan
dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Kondisi tersebut tentu saja
menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka
kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya
Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore
dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis
didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut
Portugis. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol
akhirnya mengadakan perjanjian yang di sebut perjanjian Zaragosa.
Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis, sedangkan Filipina
dikuasai Spanyol.
Menurut Sudirman (2014: 240) secara umum, kedatangan bangsa
Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk
berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama.
Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa, termasuk Spanyol, ke dunia
Timur adalah sebagai berikut:
a. Mencari kekayaan, termasuk berdagang.
b. Menyalurkan jiwa penjelajah.
c. Meyakini keberadaan Prester John.
d. Menyebarkan agama.
e. Mencari kemuliaan bangsa.
3. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Menurut Putra (2020: 12) keberhasilan rombongan Van Neck dalam
perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain
untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara
pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat.
Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan
Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
5
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang
mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi
terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya
yang pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan
dibentuknya VOC adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama
pedagang Belanda.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,
baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa
Asia.
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun
ekspor.
4. Masuknya Bangsa Inggris ke Indonesia
Menurut Putra (2020: 12) karena Inggris terlibat konflik dengan
Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai
mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar
Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri
negeri penghasil rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para
pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru
mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan
daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur
untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India.
Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600.
Menurut Putra (2020: 13) Inggris membentuk kongsi dagang yang
diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut
pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan
perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18, sudah
banyak para pedagang-pedagang Inggris yang berdagang sampai ke
Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan
sekutunya Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli
6
perdagangan yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya,
yaitu VOC.
Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten
guna mengadakan hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan
Banten. Hasil dari pertemuan ini adalah diberikannya izin oleh Sultan
Banten untuk Inggris mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di
Banten, Inggris juga membangun kantor dagang di Jayakarta. Hingga
abad ke 16, Inggris telah mendirikan banyak kantor dagang di daerah
Indonesia, seperti Gowa, Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya
yang sombong dan otoriter, masyarakat Indonesia tidak menyukai
pedagang-pedagang Inggris.
7
tempat lain, merupakan salah satu peninggalan penjajahan Belanda yang
masih dapat kita nikmati sampai saat ini. Contoh bangunan peninggalan
bangsa Eropa antara lain; Gereja Sion atau yang dikenal dengan
Portugeesche Buitenkerk, Gedung Arsip Nasional, Masjid Angke,
Museum Fatahilah di Jakarta, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta,
Gereja Blenduk di Semarang, Gedung Asia Afrika di Bandung, De
Javasche Bank di Surabaya, Gedung PP London Sumatera di Medan, dan
masih banyak yang lainnya.
3. Sosial
Menurut Wulandari (2018: 23) masyarakat Indonesia saat ini masih
mengenal strata atau tingkatan kelas sosial yang diwariskan oleh
Penjajahan Bangsa Eropa (terutama Inggris dan Belanda). Penggolongan
ini dilakukan berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, profesi, dan lainnya.
Penggolongan pada masa penjajahan, kelas sosial terutama berdasarkan
pada Ras, yaitu:
a. Golongan Eropa, terdiri dari orang Belanda, Inggris, Amerika, Belgia,
Swiss, dan Perancis. Kelompok ini merupakan minoritas, namun
mendapatkan status sosial yang sangat tinggi. Mereka diberi hak
khusus yang untuk menanamkan modal dan menjadi pemilik dari
perusahaan yang ada di indonesia.
b. Golongan Asia dan Timur Asing, terdiri dari bangsa Cina, India dan
Arab. Mereka memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi dan
istimewa daripada kaum pribumi. Mereka mendapatkan hak khusus
dalam bidang perdagangan. Mereka menguasai perdagangan eceran,
tekstil, dan mesin elektronik.
c. Golongan pribumi, merupakan kelompok mayoritas dan merupakan
pemilik negeri ini. Tetapi merupakan orang yang tertindas dan
terjajah. Kedudukannya adalah yang paling rendah (lapisan terbawah)
dan dibebankan banyak kewajiban tetapi hanya kurang di perhatikan.
4. Ekonomi
Menurut Wulandari (2018: 25) pemerintah menjalankan perannya
sebagai pengatur kebijakan dalam berbagai aktivitas ekonomi yang terjadi
8
saat ini. Misalnya mengatur agar produk lokal dapat bersaing dengan
produk impor, mengurangi impor untuk jenis barang tertentu, mengatur
mengenai monopoli dan seterusnya. Pada masa lalu pemerintah kolonial
mengatur kebijakan ekonomi agar perusahanan monopoli yang
didirikannya mendapatkan keuntungan yang optimal. Sedangkan saat ini
Pemerintah Indonesia mengatur kebijakan ekonomi agar negara dapat
mengatur sumber daya yang ada dan mempertahankan pertumbuhan
ekonomi agar masyarakat Indonesia meningkat kesejahteraan
ekonominya.
5. Pendidikan
Menurut Wulandari (2018: 26) kedatangan bangsa Eropa memberikan
pengaruh pada pendidikan, terutama sistem persekolahan. Pendidikan
dilakukan secara berjenjang dan mulai dikenalkan aksara latin.
Sebelumnya sistem pendidikan yang dijalankan masyarakat berbentuk
pemondokan dan pesantren yang sangat tergantung pada guru dan belum
terstandarisasi. Belanda dan Portugis juga mengenalkan pendidikan
berbasis agama dalam bentuk seminari untuk mendidik calon pemuka
agama.
9
teknologi dan informasi seperti hecker, penyebaran berita hoax, penyebaran
vidio porno, dan ada juga para pelajar Indonesia yang memanfaatkan internet
saat ujian berlangsung.
Menurut Sulasman dalam Nurfirdaus (2013:280) dampak kebudayaan
barat di Indonesia di cerminkan dalam wujud globalisasi dan modernisasi
yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi Bangsa kita.
Dampak positif dari kebudayaan barat terhadap kebudayaan nasional
Indonesia adalah: (1) Perubahan tata nilai dan sikap; (2) Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan tekniologi; (3) Tingkat kehidupan yang lebih baik.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kita sebagai warga Indonesia harus bisa menyaring budaya asing sesuai
dengan panduan, nilai, norma dan keyakinan agama. Kita juga harus
mencintai kebudayaan dan produk dalam negeri, bisa memahami nilai-nilai
Kebangsaan dan Pancasila dengan baik serta mengenalkan dan melestarikan
budaya dalam negeri agar kebudayaan Indonesia dan kebudayaan asing dapat
berkesinambungan dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12