You are on page 1of 11

Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)


Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

ANALISIS SWOT STRATEGI PENANGGULANGAN


KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

Eka Nurcahya 1, Mohammad Benny Alexandri 2

Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia 1, 2

Email: ekanurcahya@gmail.com

ABSTRAK

Bagaimanakah strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan di Kota


Bandung apabila dianalisis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (SWOT) agar mampu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang
tinggal di daerah di Kota Bandung? Metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah menyadari bahwa
intinya bukan soal besar kecilnya tetapi bagaimana cara menanggulangi orang
miskin adalah lebih penting. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah
Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan berbagai program, misalnya bidang
pendidikan, pekerjaan, layanan perumahan, partisipasi masyarakat. Pemahaman
masyarakat yang masih rendah mengenai hak mereka untuk memperoleh
penghidupan yang layak. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)
telah menjadi acuan bagi pemerintah dalam menyusun Peraturan Daerah
(PERDA), aplikasinya perlu pengawasan dan disusun program yang lebih
praktis.

Kata Kunci : Strategi, Penanggulangan Kemiskinan, SWOT, Kota Bandung

PENDAHULUAN keluarga antara 5-8 orang sebesar


Kota Bandung memiliki 400 ribu 35,9%. Pemenuhan kebutuhan pangan
penduduk atau sekitar 79 ribu Kepala keluarga miskin di Kota Bandung rata-
Keluarga (KK) yang masih hidup rata memiliki frekuensi makannya 2
dalam kemiskinan. Meski begitu, kali dalam sehari, tetapi belum
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengkonsumsi makanan secara
mengklaim angka yang didapat pada lengkap yaitu nasi, sayur, lauk pauk.
tahun 2018 tersebut, mengalami (Naskah Akademik, 2018, Rancangan
penurunan dari tahun sebelumnya. Peraturan Daerah Kota Bandung
Persentase keluarga miskin di Kota tentang Penanggulangan Kemiskinan,
Bandung yang memiliki anggota Team STKS Bandung) Untuk
keluarga 2-3 orang yang cukup besar mengukur kemiskinan, BPS
yakni dengan besaran persentase 61,9% menggunakan konsep kemampuan
. Sedangkan mereka yang beranggota memenuhi kebutuhan dasar (basic

Halaman|257
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

needs approach). Dengan pendekatan per kapita per bulan di bawah garis
ini, kemiskinan dipandang sebagai kemiskinan. Jumlah dan Persentase
ketidakmampuan dari sisi ekonomi Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman
untuk memenuhi kebutuhan dasar Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan
makanan dan bukan makanan yang Kemiskinan (P2) dan Garis
diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Kemiskinan di Kota Bandung Tahun
Penduduk Miskin adalah penduduk 2014-2018. Ditunjukkan pada tabel
yang memiliki rata-rata pengeluaran berikut ini :
Tabel 1. Garis Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2014-2018.

(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019 Kota Bandung dalam Angka Kota Bandung)

Pada tahun 2018 lalu, angka Walikota Kota Bandung, Yana


kemiskinan di Kota Bandung berada di Mulyana, merupakan salah satu
3,57 persen. Saat ini, jumlah warga tanggung jawab pemerintah baik dari
miskin dan sangat miskin di Kota pusat sampai daerah. "Maka dari itu,
Bandung sebanyak 79.000 Kepala eksistensi pemerintah punya tupoksi,
Keluarga atau 400.000 jiwa. pemerintah yang eksis berupaya agar
Pemerintah Kota Bandung pada masyarakat sejahtera dan bahagia,
tahun 2020 berencana akan membuat targetnya, pada tahun 2023, jumlah
Peraturan Daerah. Dalam menjalankan penduduk miskin di Kota Bandung
program penganggulangan kemiskinan, tinggal 3,14 persen.
pemerintah mengapresiasi seluruh ”(https://jabar.tribunnews.com/2019/11
mitra kerja Dinas Sosial dan /13/tangani-masalah-kemiskinan-wakil-
Penanggulangan Kemiskinan seperti wali-kota-minta-skpd-petakan-warga-
Tenaga Kesejahteraan Sosial miskin-di-kota-bandung).
Kecamatan (TKSK) dan Badan Amil Kota Bandung saat ini sudah memiliki
Zakat Nasional (Baznas). Strategi yang Basis Data Terpadu (BDT) yang
telah dilakukan adalah unsur yang dipegang oleh Dinas Sosial dan
harus dirangkul agar kemiskinan bisa Penanggulangan Kemiskinan
teratasi. Kemiskinan, menurut Wakil (Dinsosnangkis) Kota Bandung.

Halaman|258
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

Pemerintah mengimbau agar semua Anggaran Pendapatan dan Belanja


Satuan Kerja Perangkat Daerah Daerah (APBD) sangat utama.
(SKPD) dan unsur kewilayahan di Kota Berdasarkan latar belakang yang
Bandung dapat memetakan kondisi telah diuraikan di atas, maka rumusan
kemiskinan warga Kota Bandung di permasalahan yang diangkat adalah,
wilayahnya masing-masing, serta “Bagaimanakah strategi
mengklasifikasi permasalahan yang penanggulangan kemiskinan yang
dihadapi oleh setiap warga miskin. dilakukan di Kota Bandung apabila
Pemerintah meminta Badan dianalisis berdasarkan kekuatan,
Perencanaan Pembangunan Nasional kelemahan, peluang, dan ancaman
(Bappenas) dan Badan Perencanaan (SWOT) agar mampu kekuatan,
Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, kelemahan, peluang, dan ancaman
menyelaraskan program yang sesuai menjangkau seluruh lapisan
sehingga terintegrasi secara tepat. masyarakat, khususnya bagi
Program penanganan kemiskinan itu masyarakat yang tinggal di daerah di
ada di pusat, provinsi, dan Bapedda Kota Bandung? Dalam rangka
serta Bappenas. Semua tertampung di menjawab perumusan masalah di atas,
BDT, agar treatment-nya kena atau maka penelitian ini menggunakan
tepat sasaran, harus adanya peta kajian literatur kemiskinan dan sosial.
penyebaran penduduk miskin yang Dengan demikian, penelitian ini
jelas dan klasifikasi penyebabnya, diharapkan dapat menjadi bahan
bahkan hingga ke tingkat kecamatan. rekomendasi bagi pihak pemerintah
Strategi Pemerintah Kota Bandung di Kota Bandung dalam penanggulangan
antaranya adalah Program Inovasi kemiskinan yang terpadu dan strategis.
Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK),
Dana Kelurahan (bantuan pemerintah KAJIAN PUSTAKA
pusat), dan Kotaku. Menurut Yana Definisi Analisis SWOT
Mulyana, bila ada penduduk yang Analisis SWOT adalah penilaian
terkategori sangat miskin dikarenakan menyeluruh terhadap kekuatan
dia harus berobat cuci darah terus (strengths), kelemahan (weaknesses),
menerus, maka menjadi sangat miskin. peluang (opportunities), dan ancaman
Kalau penanganannya masalahnya (threats) suatu perusahaan (Kotler &
diberi beras, itu kan bukan solusi, Armstrong 2008:64). Atau dengan kata
karena dia butuh solusi lain untuk lain, S-W-O-T digunakan untuk
kesehatan agar meringankan menilai kekuatan-kekuatan dan
masalahnya. Selain SKPD, komunitas kelemahan-kelemahan dari sumber-
juga ikut serta. Hal seperti ini perlu kita sumber daya yang dimiliki perusahaan
beri ruang karena sesuai misi kelima dan kesempatan-kesempatan eksternal
yakni partisipasi dan pembiayaan non dan tantangan-tantangan yang dihadapi
(Hartono 2005:46). Menurut (David

Halaman|259
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

2006:8) semua organisasi memiliki dimensi penyebab kemiskinan (Cox


kekuatan dan kelemahan dalam area 2004 ; 1-6), yaitu:
fungsional bisnis, yang dapat 1. Kemiskinan yang diakibatkan oleh
digunakan sebagai dasar untuk tujuan globalisasi. Globalisasi melahirkan
dan penetapan strategi suatu organisasi. negara pemenang dan negara kalah.
Jadi, analisis SWOT merupakan Pemenang umumnya adalah
instrumen yang bermanfaat dalam Negara-negara maju, sedangkan
melakukan analisis strategi, dalam negara-negara berkembang
konteks artikel ini ditujukan untuk seringkali semakin terpinggirkan
menilai kualitas layanan pemerintah oleh persaingan dan pasar bebas
daerah, sehingga diharapkan mampu yang merupakan prasyarat
meminimalisasi kelemahan yang globalisasi. Karena negara-negara
terdapat dalam suatu pemerintah daerah berkembang terpinggirkan maka
serta menekan dampak ancaman yang jumlah kemiskinan di negara-
timbul dan harus dihadapi. negara berkembang jauh lebih besar
Garis Kemiskinan dibandingkan negara-negara maju.
Badan Pusat Statistik Garis 2. Kemiskinan yang berkaitan dengan
Kemiskinan (GK) merupakan pembangunan. Pola pembangunan
penjumlahan dari Garis Kemiskinan yang diterapkan telah melahirkan
Makanan (GKM) dan Garis beberapa bentuk kemiskinan,
Kemiskinan Non Makanan (GKNM). seperti kemiskinan perdesaan,
Penduduk yang memiliki rata-rata adalah kondisi wilayah desa yang
pengeluaran per kapita per bulan di mengalami kemiskinan akibat
bawah Garis Kemiskinan dikategorikan proses pembangunan yang
sebagai penduduk miskin. meminggirkan wilayah perdesaan;
Badan Pusat Statistik Garis kemiskinan perkotaan, yaitu
Kemiskinan Makanan (GKM) kondisi kemiskinan yang
merupakan nilai pengeluaran disebabkan oleh hakekat dan
kebutuhan minimum makanan yang kecepatan pertumbuhan ekonomi,
disetarakan dengan 2.100 kilo kalori dimana tidak semua kelompok
per kapita per hari. Paket komoditi memperoleh keuntungan.
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 3. Kemiskinan sosial, dimensi ketiga
52 jenis komoditi (padi-padian, umbi- ini melihat pada kondisi sosial
umbian, ikan, daging, telur dan susu, masyarakat yang tidak
sayuran, kacang-kacangan, buah- menguntungkan beberapa
buahan, minyak dan lemak, dan lain kelompok dalam masyarakat.
lain). Misalnya kemiskinan yang dialami
Penyebab kemiskinan bersifat oleh perempuan, anak-anak dan
kompleks dan terbagi dalam beberapa kelompok minoritas merupakan
kemiskinan yang diakibatkan

Halaman|260
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

kondisi sosial yang tidak dasar, rendahnya mutu layanan


menguntungkan kelompok tersebut. kesehatan dasar, kurangnya
Kondisi sosial yang dimaksud layanan reproduksi, jauhnya jarak
misalnya bias gender, diskriminasi, fasilitas layanan kesehatan,
atau eksploitasi ekonomi mahalnya biaya pengobatan dan
4. Kemiskinan konsekuensial. perawatan. Kelompok miskin
Dimensi keempat ini menekankan umumnya cenderung
faktor-faktor eksternal yang memanfaatkan pelayanan di
menyebabkan kemiskinan. Faktor- puskesmas dibandingkan dengan
faktor yang dimaksud adalah rumah sakit.
konflik, bencana alam, kerusakan 3. Keterbatasan akses pendidikan.
lingkungan, dan tingginya jumlah Indikator ini diukur dari mutu
penduduk. Faktor-faktor tersebutlah pendidikan yang tersedia,
yang menyebabkan munculnya mahalnya biaya pendidikan,
kemiskinan dalam masyarakat. terbatasnya fasilitas pendidikan,
Indikator Kemiskinan rendahnya kesempatan
Salah satu alat ukur yang dapat memperoleh pendidikan.
digunakan untuk mengukur tingkat 4. Keterbatasan akses pada
kemiskinan yang dialami seseorang pekerjaan. Indikator ini diukur
atau sekelompok orang adalah dari terbatasnya kesempatan kerja
indikatorkemiskinan yang digunakan dan berusaha, lemahnya
oleh Bappenas (Harniati, 2010). perlindungan terhadap asset
Indikator kemiskinan yang dimaksud usaha, perbedaan upah, lemahnya
adalah : perlindungan kerja terutama bagi
1. Keterbatasan pangan, merupakan pekerja anak dan pekerja
ukuran yang melihat kecukupan perempuan.
pangan dan mutu pangan yang 5. Keterbatasan akses terhadap
dikonsumsi. Ukuran indikator ini layanan perumahan dan sanitasi.
adalah stok pangan yang terbatas, Indikator yang digunakan adalah
rendahnya asupan kalori kesulitan memiliki rumah yang
penduduk miskin, dan buruknya sehat dan layak huni, dan
status gizi bayi, anak balita dan lingkungan permukiman yang
ibu. sehat dan layak.
2. Keterbatasan akses kesehatan, 6. Keterbatasan akses terhadap air
merupakan ukuran yang melihat bersih. Indikator yang digunakan
keterbatasan akses kesehatan dan adalah sulitnya mendapatkan air
rendahnya mutu layanan bersih, terbatasnya penguasaan
kesehatan. Keterbatasan akses sumber air, dan rendahnya mutu
kesehatan dilihat dari kesulitan sumber air.
mendapatkan layanan kesehatan

Halaman|261
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

7. Keterbatasan akses terhadap kapabilitas individu, keluarga atau


tanah. Indikator yang digunakan masyarakat dalam menjalankan peran-
adalah struktur kepemilikan dan peran sosial di lingkungannya. Salah
penguasaan tanah, ketidakpastian satunya teori yang mendukung
kepemilikan dan penguasaan paradigma keberfungsian sosial adalah
tanah. Akses terhadap tanah ini teori yang dikemukakan oleh Baker,
merupakan persoalan yang Dubois, dan Miley (1992). Teori
mempengaruhi kehidupan rumah tersebut menyatakan bahwa
tangga petani. keberfungsian sosial berkaitan dengan
8. Keterbatasan akses terhadap kemampuan seseorang dalam
sumber daya alam. Indikator memenuhi kebutuhan dasar diri dan
yang digunakan adalah buruknya keluarganya, serta dalam memberikan
kondisi lingkungan hidup, kontribusi positif bagi masyarakat.
rendahnya sumber daya alam. Melalui pendekatan ini individu
Indikator ini sangat terkait dianggap sebagai subyek dari segenap
dengan penghasilan yang proses dan aktivitas kehidupannya.
bersumber dari sumberdaya alam, Sehingga setiap individu memiliki dan
seperti daerah perdesaan, daerah atau dapat menjangkau, memanfaatkan,
pesisir, dan daerah dan memobilisasi asset dan sumber-
pertambangan. sumber yang ada disekitar dirinya. (Edi
9. Tidak adanya jaminan rasa aman, Suharto 2009)
indikator ini berkaitan dengan Pendekatan Kebijakan di Bidang
tidak terjaminnya keamanan Sosial dan Kesejahteraan
dalam menjalani kehidupan baik Formulasi kebijakan di bidang
sosial maupun ekonomi. sosial dan kesejahteraan mencakup
10. Keterbatasan akses untuk pertanyaan : (1) Bagaimana
partisipasi. Indikator ini diukur sumberdaya dikumpulkan? termasuk di
melalui rendahnya keterlibatan dalamnya adalah dari mana sumber
dalam pengambilan kebijakan. pendapatan negara untuk menjamin
11. Besarnya beban kependudukan, kelangsungan kebijakan kesejahteraan
indikator ini berkaitan dengan sosial : pajak apa saja, berapa besar
besarnya tanggungan keluarga, pajak dan sebagainya. (2) bagaimana
dan besarnya tekanan hidup. aset untuk memfasilitasi kesejahteraan
Pendekatan Demokrasi Sosial. sosial didistribusikan? peran apa saja
Pendekatan ini menekankan pada yang harus dilakukan oleh negara,
cara yang dilakukan individu-individu pasar, keluarga bahkan individu untuk
dan kelompok dalam melaksanakan memenuhi kebutuhan hidup secara
tugas kehidupan untuk memenuhi layak? (Mudiyono, 2002)
kebutuhan masyarakatnya. Fokus
utama dari pendekatan ini adalah pada

Halaman|262
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

Penyebab Kemiskinan aktual dan terperinci, mengidentifikasi


Menurut Cheyne, O’Brien dan masalah, membuat perbandingan atau
Belgrave (1998;176), kemiskinan dari evaluasi, dan menentukan apa yang
sisi neo liberal dan demokrasi sosial : dilakukan orang lain dalam
Sisi Neo Liberal : Kelemahan dan menghadapi masalah yang sama dan
pilihan- pilihan lemahnya pendapatan, belajar dari pengalaman mereka untuk
kepribadian pasrah, bodoh individu, menetapkan rencana dan keputusan di
pengaturan lemahnya (malas, pasrah, waktu mendatang (Suyanto & Sutinah
bodoh) 2006).
Sisi Demokrasi Sosial : Ketimpangan Dengan demikian, penelitian
struktur ekonomi dan politik, deskriptif kualitatif hanyalah
ketidakadilan sosial. (Cheyne, O’Brien menguraikan tanggapan terhadap
dan Belgrave (1998;176) situasi atau peristiwa, sehingga tidak
Strategi Penanggulangan menjelaskan hubungan kausalitas
Kemiskinan maupun melakukan uji hipotesis.
Neo Liberal Teknik pengumpulan data dalam
a. Penyaluran pendapatan penelitian ini adalah dengan studi
terhadap orang miskin secara literatur dan menggunakan data
selektif sekunder.
b. Memberi pelatihan Teknik analisis data dengan
keterampilan pengelolaan menggunakan SWOT Analisis yaitu
keuanganmelalui inisiatif mengetahui kekuatan, kelemahan,
masyarakat dan Lembaga kesempatan dan ancaman dari berbagai
Swadaya Masyarakat (LSM) informati untuk menemukan tujuan
Demokrasi Sosial penelitian ini. Pengunaan analisis
a. Penyaluran pendapatan dasar SWOT karena merupakan instrumen
secara universal yang bermanfaat dalam melakukan
b. Perubahan fundamental dalam analisis strategi, baik bagi perusahaan
pola-pola pendistribusian maupun pemerintah daerah.
pendapatan melalui intervensi
Negara dan kebijakan sosial HASIL DAN PEMBAHASAN
(Cheyne, O’Brien dan Belgrave Analisis Kekuatan
(1998;176) 1. Pemeintah Kota Bandung telah
menyiapkan berbagai program
METODE PENELITIAN seperti, Bantuan Pangan Non
Metoda penelitian yang Tunai, Program Keluarga
digunakan dalam penulisan artikel ini Harapan, program jaminan sosial
adalah deskriptif kualitatif. Adapun kesehatan melalui UHC
penelitian deskriptif kualitatif ditujukan (Universal Health Coverage),
untuk mengumpulkan informasi secara program Bantuan pendidikan

Halaman|263
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

bagi siswa rawan melanjutkan landasan hukum dalam melakukan


pendidikan, program bantuan pelayanan secara terarah, terpadu,
perbaikan rumah tidak layak huni sistematis dan berkelanjutan.
(Rutilahu) dan bantuan bantuan 2. RAPERDA Penanggulangan
pangan melalui penyediaan Kemiskinan ditujukan kepada
bantuan beras bagi warga tidak penduduk miskin di Kota Bandung,
mampu. dimana ruang lingkup dan
2. Pemerintah Kota Bandung jangkauan kegiatannya meliputi
berencana membuat PERDA perlindungan dan jaminan sosial,
mengenai penanganan pemberdayaan sosial serta
kemiskinan. Sesuai dengan partisipasi masyarakat.
kewajiban dan tanggungjawab 3. Arah penyelenggaraan RAPERDA
pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan
penanggulangan kemiskinan, adalah untuk memenuhi kebutuhan
RAPERDA bertujuan untuk material, spiritual, dan sosial warga
pemerintah dalam memberikan masyarakat miskin Kota Bandung
pelayanan optimal, terencana, agar dapat hidup layak dan mampu
sistematis, efektif, efisisen dan mengembangkan diri, serta mampu
berkelanjutan. melaksanakan fungsi sosialnya.
Kelemahan (Lembaran Kota tahun 2020 nomor
1. RAPERDA yang disusun perlu 2 perihal usul Raperda tentang
diturunkan dalam bentuk program Penanggulangan Kemiskinan).
yang lebih praktis dengan basis 4. Kontribusi dan partisipasi
sumber pendanaan yang tepat. masyarakat perlu dijadikan prioritas
Dalam pelaksanaannya masih oleh pemerintah dalam
terdapat tarik menarik bagi SKPD programnya.
untuk bertindak sebagai dinas yang 5. Aplikasi LAPOR! telah
tertanggungjawab. dimanfaatkan oleh masyarakat,
2. Kesadaran dan kepedulian antisipasi Dinas untuk menangani
masyarakat belum terbentuk, perlu laporan masyarakat secara cepat
digali lagi ajakan berpartisipasi dan tepat perlu diapresiasi dan
dengan didasarkan pada Budaya ditingkatkan.
Sunda dan agama. Analisis Ancaman
Analisis Peluang 1. Strategi Penanggulangan
1. Sudah saatnya Pemkot Bandung Kemiskinan Daerah (SPKD) telah
memilki PERDA (Peraturan menjadi acuan bagi pemerintah
Daerah) tentang penanggulangan dalam menyusun PERDA,
kemiskinan yang dapat aplikasinya perlu pengawasan dan
memberikan pelayanan kepada disusun program yang lebih praktis.
penduduk miskin dan juga sebagai

Halaman|264
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

2. Pemahaman masyarakat yang penduduk miskin di Kota Bandung,


masih rendah mengenai hak mereka dimana ruang lingkup dan
untuk memperoleh penghidupan jangkauan kegiatannya meliputi
yang layak. perlindungan dan jaminan sosial,
3. RAPERDA Penanggulangan pemberdayaan sosial serta
Kemiskinan ditujukan kepada partisipasi masyarakat.
Implikasi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bandung
NO Indikator Kemiskinan Implikasi di Kota Bandung
1 Keterbatasan pangan Bantuan Pangan Non Tunai.
2 Keterbatasan akses kesehatan program jaminan sosial kesehatan melalui
UHC (Universal Health Coverage)
3 Keterbatasan akses pendidikan program Bantuan pendidikan bagi siswa
rawan melanjutkan pendidikan.
4 Keterbatasan akses pada pekerjaan Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah
5 Keterbatasan akses terhadap layanan Program bantuan perbaikan rumah tidak
perumahan dan sanitasi layak huni (Rutilahu)
6 Keterbatasan akses untuk partisipasi Aplikasi LAPOR! telah dimanfaatkan oleh
masyarakat, antisipasi Dinas untuk
menangani laporan masyarakat secara cepat
dan tepat perlu diapresiasi dan ditingkatkan.

Untuk mempelajari kemiskinan, rumah tangga dan jaringan sosial


pendekatan keberfungsian sosial yang ada disekitarnya
menekankan pada empat point yaitu 3. Lebih menekankan pada konsep
(Edi Suharto 2009): kemampuan sosial dari pada hanya
1. Kemiskinan sebaiknya dilihat pada konsep pendapatan dalam
secara dinamis yang menyangkut memotret kondisi sekaligus
usaha dan kemampuan si miskin dinamika kemiskinan
dalam merespon kemiskinannya. 4. Kemampuan sosial keluarga miskin
Pada point pertama ini juga difokuskan pada beberapa indikator
termasuk efektivitas jaringan sosial kunci, yang mencakup kemampuan
dalam menjalankan fungsi keluarga miskin dalam memperoleh
sosialnya, dimana jaringan sosial mata pencaharian (livelihood
yang dimaksud termasuk pula capabilities), memenuhi kebutuhan
lembaga kemasyarakatan dan dasar (basic needs fulfillment),
program-program anti kemiskinan mengelola asset (asset
setempat. management), menjangkau sumber-
2. Menggunakan indikator komposit sumber (access to
untuk mengukur kemiskinan, resources),berpartisipasi dalam
dengan unit analisis keluarga atau kegiatan kemasyarakatan (access to
social capital), serta kemampuan

Halaman|265
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

dalam menghadapi goncangan dan pengawasan dan disusun program yang


tekanan (cope with shocks and lebih praktis.
stresses). Sedangkan indikator Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
kunci untuk mengukur tingkat diambil kebijakan pembangunan yang
sosial mencakup kemampuan berpihak pada penanggulangan
lembaga-lembaga sosial kemiskinan, yang antar lain meliputi:
memperoleh sumber daya (SDM a) Optimalisasi pemanfataan APBD
dan finansial), menjalankan peran b) Penajaman program-program
atau fungsi utamanya, mengelola c) Pengarahan dana pinjaman dan
asset, menjangkau sumber, hibah
berpartisipasi dalam program anti- d) Sinkronisasi kegiatan perancanaan,
kemiskinan, dan peran dalam pelaksanaan dan pemantauan
menghadapi goncangan dan e) Pelibatan Pentahelix
tekanan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Badan Pusat Statistik (2015) Kota
Strategi penanggulangan Bandung dalam Angka Kota
kemiskinan Kota Bandung diterapkan Bandung.
dengan target Pemerintah Kota
Bandung sebesar(angka kemiskinan) Badan Pusat Statistik (2019) Kota
3,14% pada 2023.Secara persentase Bandung dalam Angka Kota
jumlah masyarakat miskin kecil, tapi Bandung.
secara jumlah pasti besar. Pemerintah
menyadari bahwa intinya bukan soal Bappenas, (2002) Kebijakan dan
besar kecilnya tetapi bagaimana cara Strategi Penanggulangan
menanggulangi orang miskin adalah Kemiskinan Perkotaan
lebih penting. Untuk mewujudkan hal
tersebut, Pemerintah Kota Bandung Cheyne, O’Brien dan Belgrave
telah menyiapkan berbagai program, (1998;176) Social Policy in
misalnya bidang pendidikan, pekerjaan, Aotearoa New Zealand: a
layanan perumahan, partisipasi Critical Introduction, Duckland,
masyarakat. Oxford University Press
Pemahaman masyarakat yang
masih rendah mengenai hak mereka Cox 2004 ; 1-6, Demo, D.H., & Cox,
untuk memperoleh penghidupan yang M.J. (2000). Families and young
layak. Strategi Penanggulangan children: A review of research in
Kemiskinan Daerah (SPKD) telah the 1990s. Journal of Marriage
menjadi acuan bagi pemerintah dalam and the Family, 62, 876–895.
menyusun PERDA, aplikasinya perlu

Halaman|266
Jurnal MODERAT,Volume 6, Nomor 2 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 1 Mei 2020, Reviewed 17 Mei 2020, Publish 31 Mei 2020

Dubois, B. dan Miley, K.K. (1992)


Social Work: An Empowering Suyanto, Bagong, dan Sutinah. 2006.
Profession. Boston: Allyn and Metode Penelitian Sosial.
Bacon Jakarta: PT Kencana Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2005) Sistem Imanuel Adhitya Wulanata


informasi strategik untuk Chrismastianto (2017) Analisis
keunggulan kompetitif. SWOT Implementasi Teknologi
Yogyakarta: Penerbit Andi Finansial Terhadap Kualitas
Offset. Layanan Perbankan Di
Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. Bisnis, Volume 20 No. 1, April
(2008) Prinsip-prinsip 2017 ISSN 1979 – 6471
pemasaran jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Internet
https://jabar.tribunnews.com/2019/11/1
Mudiyono (2002) Jaminan Sosial di 3/tangani-masalah-kemiskinan-
Indonesia : Relevansi wakil-wali-kota-minta-skpd-
Pendekatan Informal, Jurnal Ilmu petakan-warga-miskin-di-kota-
Sosial dan Ilmu Politik, ISSN bandung?page=2
1410-4946, Volume 6, Nomor 1,
Juli 2002 https://www.ayobandung.com/read/201
9/11/13/70110/pemkot-bandung-
Naskah Akademik, (2018) Rancangan targetkan-angka-kemiskinan-314-
Peraturan Daerah Kota Bandung pada-2023
tentang Penanggulangan
Kemiskinan, Team STKS
Bandung

Suharto, Edi. (2009). Membangun


Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat. (Bandung: PT
Refika Aditama).

Surat Keputusan Walikota Bandung


dengan Nomor 460/Kep.5.11-
BKPM/2014. Tentang
Pembentukan Tim Fasilitas
Gerankan Terpadu Pengentasan
Kemiskinan Tahun 2014

Halaman|267

You might also like