You are on page 1of 13

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN TEKSTUR, STRUKTUR DAN


WARNA TANAH

Disusun Oleh :

Nama : Dinda Nadia Anasta

Golongan : C1

NPM 21025010126

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAY
A 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang,


yaitu panjang, lebar, dan kedalaman. Tanah berasal dari pelapukan batuan
dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah ini dikenal sebagai pedogenesis. Dalam pertanian,
tanah memiliki peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal tempat akar
memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang berupa ion-
ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti tekstur
tanah, struktur tanah, dan warna tanah.
Sifat fisika tanah merupakan unsur lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap tersedianya air, udara tanah dan secara tidak langsung mempengaruhi
ketersediaan unsur hara tanaman. Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah
menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, dan nutrisi
tanaman. Selain itu, sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat-sifat biologi dan
kimia tanah.
Sifat fisik tanah tergantung pada jumlah ukuran, bentuk, susunan dan
komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan
organik, volume dan bentuk pori-porinya serta perbandingan air dan udara
menempati pori-pori pada waktu tertentu. Secara umum, sifat fisik tanah
meliputi tekstur tanah, struktur tanah, dan warna tanah. Tekstur tanah
mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah sedangkan struktur
tanah merupakan penampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer
tanah hingga partikel sekunder yang membentuk agregat. Selain itu, terdapat
juga warna tanah yang merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah
ditentukan di lapang.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tekstur, struktur, dan warna tanah dari sampel tanah yang
telah diambil di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah

Tekstur tanah didefinisikan sebagai perbandingan relatif jumlah fraksi


pasir, debu, dan liat dalam masa tanah. Dalam tanah terdapat perbandingan
ketiga fraksi tersebut dikenal dua belas macam tekstur dari kasar sampai halus,
yaitu pasir, berlempung, lempeng berpasir, lempung, lempung berdebu, debu,
lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat
berdebu, dan liat. Tekstur merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang
penting. Sebab variasi tekstur dapat digunakan untuk menduga sejarah
geogenesis dan pedogenesis.
Menurut (Farid, 2018), tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap
kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalam tanah, besar aerasi,
infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara
tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan
perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur
dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode
hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan
kecepatan air partikel di dalam air. Penentuan tekstur suatu contoh tanah
secara kuantitatif dilakukan melalui proses analisis mekanis. Proses ini terdiri
atas pendispersian agregat tanah menjadi butir-butir tunggal kemudian diikuti
dengan sedimentasi.
2.2 Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan susunan dari partikel-partikel primer tanah
(pasir, debu, dan liat) menjadi agregat (butir majemuk/butir sekunder). Antara
agregat yang satu dengan lainnya dibatasi oleh bidang bedah alami yang
lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur
dapat merubah pengaruh tekstur terhadap tata air (drainase) dan tata udara
(aerasi) tanah, ketersediaan hara tanaman, kegiatan jazad mikro, dan
pertumbuhan akar tanaman. Perubahan fisik tanah karena pengolahan,
penambahan bahan organik, dan pengapuran diakibatkan oleh perubahan
struktur.
Terdapat empat bentuk utama struktur tanah, yaitu bentuk lempeng
(palty), bentuk prisma, bentuk gumpal, dan bentuk spheroidal. Keempat
bentuk utama tersebut menghasilkan tujuh tipe struktur tanah, yaitu granular,
remah (crumb), lempeng (plate), gumpal, gumpal bersudut, prisma, dan
columnar (Kasifah, 2017). Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan
struktur adalah keadaan lembab dan kering, kegiatan binatang kecil dan akar
dalam tanah, bahan organik yang melapuk, lendir dari jazad mikro, kation
yang terjerap pada koloid tanah, jenis mineral liat, dan pengolahan tanah.
2.3 Warna Tanah
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak
digunakan untuk mendeskripsikan karakter tanah, karena tidak mempunyai
efek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh
lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah
meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, dan hitam. Terkadang dapat
pula berwarna kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna
yang tidak murni, melainkan campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-
3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot yang disebut karatan.
Intensitas warna tanah dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu jenis mineral
dan jumlahnya, kandungan bahan organik tanah, dan kadar air tanah serta
tingkat hidratasi (Hutomo, 2018). Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah semakin gelap dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah
dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah
menyebabkan warna tanah menjadi gelap. Sedangkan tingkat hidratasi
berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata
mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu
hijau.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Penetapan Tekstur, Struktur Dan Warna Tanah”
dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Maret 2022 pukul 13.10 – 14.50 WIB di
Sambiarum Lor IX/21 Blok 54E/10, Kecamatan Sambikerep, Kelurahan
Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Lempeng kaca
2. Botol penyemprot
3.2.2 Bahan
1. Contoh tanah agregat utuh dan contoh tanah biasa
2. Munsell Soil Color Chart
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Penetapan Tekstur Tanah
1. Menyiapkan contoh tanah keadaan kering udara yang sudah
dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam botol penyemprot
(dapat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi basah).
2. Mengambil tanah kira-kira satu sendok makan, kemudian diletakkan
di telapak tangan.
3. Meneteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok
dengan telunjuk tangan yang lain.
Merasakan : Apakah licin, halus atau ada rasa kasar.
 Rasa licin dan halus adalah partikel liat dan debu
 Rasa kasar adalah partikel pasir
4. Menaksir berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat
kekerasannya.
5. Menambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian
memijit-mijit sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk.
Merasakan : Apakah ibu jari dan telunjuk lekat atau mudah lepas.
 Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat : semakin lekat
berarti semakin banyak partikel liatnya.
6. Menambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa digulung,

membuat gulungan dengan diameter sekitar ⁄ cm dan


panjangnya sekitar 5 cm.
Memperhatikan : Apakah tanah ini bisa digulung atau tidak dan bila
dibengkokkan akan patah atau tidak.
 Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah pasir yang
banyak.
 Tanah yang bisa digulung menunjukkan jumlah partikel liat yang
banyak.
 Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir masih
cukup besar.
 Yang tidak mudah patah menunjukkan bahwa sifat liat
mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat kecil.
3.3.2 Penetapan Bentuk Struktur tanah
1. Mengambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam keadaan
lembab) dengan diameter 10 cm.
2. Memecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan dengan
jari, pecahan dari gumpalan tersebut merupakan agregat atau
gabungan agregat.
3. Bentuk-bentuk struktur tanah, yang ditentukan oleh bentuk agregat,
dibagi menjadi 7, yaitu :
 Remah (crumb)
 Granular
 Lempeng (Platy), jika sumbu X > Y
 Prisma (prismatik), jika sumbu Y > X, tapi ujungnya membulat.
 Gumpal bersudut (angular blocky), jika sumbu X = Y = Z dan
ujungngnya membulat.
 Lepas / butir tunggal (loose)
 Masif / pejal
3.3.3 Warna Tanah
1. Mengambil segumpal massa tanah dalam keadaan lembab,
menetapkan warnanya dengan cara membandingkan dengan daftar
warna yang terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”.
2. Mencatat satuan nilai hue, value dan chromanya.
3. Setelah didapat simbol warna, kemudian mencari warna tersebut
pada halaman berikutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Contoh Tanah Tekstur Bentuk Struktur Warna Tanah
Tanah Tanah
1 Liat berdebu Prisma Keadaan kering :
(Prismatik) (Sampel tanah di
Wonosalam) : 2,5
YR 3/2 Warna
Dusty red
(Sampel tanah di
kampus):
5 YR 4/1 Warna
Dark grey

4.2 Pembahasan
Berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi sifat fisik tanah
antara lain adalah iklim, topografi, organisme hidup, waktu, dan bahan induk.
Sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak
penggunaan lahan yang diharapkan dari tanah. Kekokohan dan kekuatan
pendukung drainase dan kapasitas penyimpan hara, kemudahan ditembus akar,
aerasi dan penyimpanan hara tanaman secara erat berkaitan dengan kondisi
fisik tanah. Tanah memiliki sifat- sifat fisik yang beberapa diantaranya dapat
diamati dengan indra manusia, antara lain ialah warna tanah, struktur tanah,
tekstur tanah, dan konsistensi (Kementerian Riset, 2017).
Pada praktikum penetapan tekstur, struktur, dan warna tanah, sampel
tanah yang diambil di lingkungan sekitar adalah untuk penetapan tekstur dan
struktur tanah. Sedangkan untuk penetapan warna tanah, sampel tanah diambil
di Wonosalam dan kampus seperti pada video di panduan praktikum yang
telah diamati. Kemudian hasil pengamatan sampel tersebut ditunjukkan seperti
pada tabel hasil pengamatan.
Dalam penetapan tekstur tanah menggunakan metode feeling yang
dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk).
Pada sampel tanah yang diambil menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki
tekstur tanah liat berdebu (Silty-clay). Tanah dengan tekstur liat berdebu
terasa agak licin, dapat membentuk bola dalam keadaan kering, namun sukar
dipijit tetapi mudah digulung, serta memiliki daya lekat yang tinggi. Hal
tersebut menandakan bahwa tanah memiliki jumlah liat yang mendominasi.
Tekstur tanah memiliki hubungan erat dengan struktur tanah terhadap
pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya tekstur dan struktur tanah yang baik,
maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-
faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun
struktur tanah yang kurang menguntungkan. Selain itu, dengan adanya
tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu pembentukan struktur
tanah. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya sistem perakaran yang terdapat di
dalam tanah yang mampu membentuk bidang belah alami sehingga daya ikat
tanah semakin meningkat satu sama lain.
Pada sampel tanah yang telah diambil, menunjukkan bahwa tanah
tersebut memiliki struktur tanah prismatik. Dapat dikatakan tanah tersebut
memiliki sumbu vertikal yang lebih besar dari sumbu horizontal, bagian
atasnya rata, ujungnya membulat, dan biasanya ditemukan di horizon B pada
tanah dengan daerah iklim kering. Tingkat perkembangan struktur tanah
ditentukan berdasarkan kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah
tersebut terhadap tekanan. Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara
yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah (Meli,
dkk, 2018).
Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga
tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah
banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak
sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan. Struktur tanah
berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi
tanah, karena susunan antar agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih
besar dibandingkan susunan antar partikel primer. Tanah yang berstruktur baik
akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga
memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengapsorsi
(menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih
baik. Keadaan struktur tanah sangat berpengaruh terhadap sifat fisik tanah
yang lain seperti tekstur tanah, porositas tanah, dan warna tanah.
Pada sampel tanah yang diambil di Wonosalam menunjukkan warna
dusty red dengan satuan nilai hue, value dan chromanya adalah 2,5 YR 3/2.
Sedangkan sampel tanah yang diambil di kampus menunjukkan warna dark
grey dengan satuan nilai hue, value dan chromanya adalah 5 YR 4/1. Salah
satu penyebab perbedaan warna tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, maka
warna tanah akan semakin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana
kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi
oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Warna tanah cenderung beragam menurut posisi topografi. Warna terang
kerap kali merupakan hasil intensifnya pelindian besi dari tanah, yang
umumnya bersamaan dengan hilangnya berbagai unsur hara, sehingga tanah
berwarna terang sering di kaitkan dengan rendahnya produktivitas. Hal ini
disebabkan makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah
akan semakin gelap. Sebaliknya, semakin rendah kandungan bahan organik
maka warna tanah akan tampak lebih terang sehingga dapat berpengaruh
terhadap warna tanah pada setiap lapisan tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Sifat fisik tanah meliputi tekstur tanah, struktur tanah, dan warna tanah.
2. Sampel tanah yang diambil menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki
tekstur tanah liat berdebu (Silty-clay), tanah ini terasa agak licin, dapat
membentuk bola dalam keadaan kering, namun sukar dipijit tetapi mudah
digulung, serta memiliki daya lekat yang tinggi.
3. Pada struktur tanah menunjukkan bahwa tanah yang diambil memiliki
struktur tanah prismatik.
4. Sampel tanah yang diambil di Wonosalam menunjukkan warna dusty red
sedangkan yang diambil di kampus menunjukkan warna dark grey.
Penyebab perbedaan warna tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan
kandungan bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA
Farid, M. 2018. Analisis Fisika Sifat Tanah Inceptisol Berdasarkan Toposekuen
Di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Hutomo, P. 2018. Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian,
Universitas Jendral Soedirman.
Kasifah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiayah Makassar.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi. 2017. Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, Universitas Jendral Soedirman.
Meli, V., Sagiman., Gafur. 2018. Identifikasi Sifat Fisika Tanah Ultisols Pada Dua
Tipe Penggunaan Lahan Di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten
Ketapang. Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura. Jurnal
Perkebunan dan Lahan Tropika, Vol 8 No 2.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan

Tekstur tanah
1

Struktur tanah
2

Warna tanah
3

You might also like