You are on page 1of 19
BABIY. KOAGULASI/FLOKULASI Pada bab ini dideskripsikan prinsip-prinsip dasar dari koagulasi, flokulasi, dan koagulan secara umum, serta pengunaannya, Ada beberapa fasilitas dan perlengkapan yang digunakan dalam proses koagulasi/fokulasi, prosedur operasi dan pekerjaan secara umum yang dilakukan yang berhubungan dengan permasalahan proses koagulasi. Pada bab ini disimpulkan dengan diskusi untuk penanganan yang aman dalam pengunaan bahan-bahan kimia koagulan, khususnya alum Proses koagulasi dan flokulasi adalah proses yang membantu dalam penanganan bahan- bahan solid yang tidak dapat mengendap. Proses koagulasi adalah proses yang menyangkut pemberian dan pengadukan cepat salsh satu atau lebih bahan-bahan kimia koagulan di dalam air, dimana partikel yang terbentuk disebut dengan flok. Prose memerlukan Flokulasi, yang sebagiannya bertumpang tindih dengan proses koagulasi, pengadukan lambat dalam waktu tertentu agar terbentuk flok yang lebih besar, berat dan lebih mudah_mengendap. Flok-flok ini nantinya akan lebih mudah dihilangkan pada proses berikutnya seperti sedimentasi dan filtrasi 4.1. Diskripsi koagulasi/flokulasi Air alam mengandung partikel-partikel dengan berbagai ukuran. Nilai pengendapan hidrolik partikel halus dalam air sangat keeil dan memerlukan waktu yang lama untuk mengendap pada dasar tangki, Suatu partikel lumpur yang ukurannya 0,05 mm memerlukan 11 jam untuk mengendap pada dasar tangki yang dalamnya 3 m pada sulu 25°C dan partikel tanah liat yang ukurannya 0,002 mm memerlukan waktu 4 hari, Sedangkan air baku biasanya mengandung koloid yang lebily halus dari 0,001 mm dan bermuatan listrik negative. Disebabkan oleh muatan listrik tersebut maka koloid tersebut tidak pemah settle dalam air. Air dengan kondisi_demikian memerlukan proses kimiawi yang disebut koagulasi dan bahan kimia yang digunakan disebut koagulan. Prinsip koagulasi dapat dijelaskan dari dua aspek yaitu pembentukan flok dan muatan listrik. 42. © Pembentukan flok, jika koagulan ditambahkan ke dalam air dan diaduk merata akan dihasitkan endapan glatinus yang disebut flok. Flok ini mempunyai sifat mengikat suspensi ketika akan turn ke dasar tangki Oleh karena itu bersifat menghilangkan partikel koloid dengan cepat Proses koagulasi ini juga menghilangkan warna dan rasa, © Gaya-gaya alamiah, partikel dalam air biasanya bermuatan listrik negatif, Antara satu partikel dengan lainnya terjadi 2 tolak menolak, seperti kutup pada magnit yang saling menolak terhadap muatan sejenis, Dalam pengolahan air gaya saling tolak ini disebut Potensial Zeta. Gaya tersebut cukup kuat untuk membuat partike! koloid dalam bentuk suspensi. © Gaya Van der waals, gaya ini terdapat pada selumuh partikel dan cendrung untuk menari partikel-partikel bergabung, gaya tarik menarik ini berlawanan dengan potensial zeta. Jika potensial zeta lebih besar dari gaya Van der waals maka partikel cendrung dalam bentuk tersuspensi, sebaliknya bila potensial zeta lebih kecil dari gaya Van der waals maka partikel cendrung dalam bentuk tersedimen © Muatan listrik, lon-ion flok bermuatan listrik po ff sedangkan partikel koloid bermuatan negative , jadi flok menarik partikel koloid dan mengendap didasar tangki. Prinsip Dasar koagulasi/flokulasi Dalam proses koagulasi/flokulasi ada dua hal sebagai dasar menyangkut proses penanganan partikel-partikel yang tidak dapat mengendap yaitu : 421. Ukuran Partikel Gaya alami antar partikel Ukuran partikel , umumnya air alam terdiri dari tiga macam padatan yang tidak dapat mengendap. Dari bentuk yang terbesar sampai yang terkecil, sebagaimana ditunjukan pada Tabel 3-1, partikelpartikel tersebut adalah = © Suspensi © Koloid © Padatan terlarut Padatan tersuspensi adalah partikel yang terbawa terus akibat adanya gaya alami pada aliran air. Padatan terlarut ini terlalu keeil dimana ukurannya (40,01 mm) dan tidak dapat mengendap dengan cepat dan pada proses pengolahan air, partikel ini biasanya disebut suspended solid. Suspended s lid yang lebih besar dari (0,01 mm) adalah padatan yang dapat mengendap pada bagian bawah wadah atau bagian dasar kolam sedimentasi dalam waktu 4 jam. Contoh koloidal solid ya ig terdapat pada pada air adalah lumpur, bakteri zat warna dan virus. Koloid tersebut tidak dapat mengendap di dalam rentang waktu yang layak (Tabel 3-2). Padatan koloid tersebut juga tidak dapat dilihat dengan kasat mata, namun demikian pengaruh dari adanya koloid tersebut dapat dilihat sebagai wama atau kekeruhan pada air. Partikel tersebut terlalu kecil ukurannya untuk dapat diolah pada proses lanjutan jika tidak dibuat menjadi koagulan dan flokulan, Clarifier (Penjernihan) Sesudah flokulasi, air akan diendapkan di dalam tangki koagulasi. Dalam tangki ini flok- flok akan mengendap pada dasar tangki sedangkan air yang jemnih dialirkan ke proses selanjutnya seperti filtrasi. Tangki koagulasi dimana flok diendapkan disebut clarifier (penjemihan), Perancangan clarifier sama dengan tangki_ sedimentasi sederhana yakni kecepatan aliran horizontal berkisar dari 30 hingga 90 cm/menit, dan Surface loadingnya adalah 40000 hingga 60000//hari per m*, Waktu tinggal lebih kecil dari tangki sedimentasi yang berkisar antara 1,5 hingga 3 jam. Lumpur yang mengendap dibuang, secara kontinu menggunakan tekanan_hidrostatik, Contoh clarifier Dor Oliver and Co.USA COAGULATIONFLOCCULATION 48 Sian Range of Sotide Tabel 3-2 Kecepatan Pengendapan alami untuk partikel kecil Diameter Partikel (mm) | Jenis Partikel | Waktu pengendapan dala diamter 1 ft(0,3m) Dapat mengendap 10 Kerikil 0,3 det 1 Pasir kasar 3 det OL Pasir halus 38 det 0.01 Silvlumpur 33 min Tidak dapat mengendap 0.001 55 jam 0,0001 230 hari 0,00001 63 tahun 0,000001 63 tahun minimum Sumber : qualitas air dan perawatan, AWWA, Denver,colorado. (3 "ed., 1971) Padatan terlarut biasanya terdapat dalam bentuk organik atau non organik, seperti garam, bahan kimia tumbuhan dan hewan, dimana sebagian besar diantaranya larut dalam air. Padatan terlarut tersebut tidak dapat dilihat langsung. Dimana sebagian besar logam dan bahan kimia tersebut larut didalam air. Bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan keschatan dan masalah lainnya seperti rasa, wama dan bau. Bahan tersebut tak dapat dihilangkan keeuali diendapkan dengan bahan kimia atau cara fisika. 4.2.2. Gaya Alam partikel didalam air umumnya membawa ion-ion listrik negatif Hanya saja biasanya terlihat seperti kutub sebuah magnet yang saling tolak menolak antar partikel. Didalam proses pengolahan air gaya tolak menolak ini biasa disebu ta Potensial. Gaya ini sangat kuat memisahkan partikel partikel koloid dan menyebahkan bagian tersebut tersuspensi. Gaya Vander Walls tiap partikel pada air alam cenderung tarik-menarik antara dua partikel, Gaya tarik menarik ini berlawanan dengan fa potensial. Jika gaya tolak- menolak zeta potensial sangat kuat dibandingkan gaya Vander walls, maka partikel tetap berada dalam keadaan tersuspensi Efek dari Koagulasi dan Flokutasi; proses koagulasi adalah menetralisir atau mengurangi zeta potensial dari padatan tak terendapkan, agar gaya Vander walls dapat menarik partikel-partikel untuk bergabung . Partikel tak terlarut ini umumnya membentuk partikel-partikel kecil/mikroflok, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3-2. Partikel- partikel ini meskipun lebih besar ukurannya dibandingkan partikel koloid murni, tetapi partikel tersebut bergabung dengan ikatan yang lemah. Walaupun begitu secara kasat mata individu partikel ini tidak terlihat, dan masih belum mengendap. Dengan cara melakukan pengadukan dengan flokulasi menyebabkan partikel-partikel mikroflok ini menyatu menjadi bagian bentuk yang lebih besar dan relatif lebih berat dari flok partikel, sehingga dapat lebih mudah diendapkan atau disaring. Flok-flok partikel ini biasanya terlihat seperti rangakain kain atau benang wool. Koagutan and Pembantu koagulan Koagulan; persoalan umum dalam hal penangan partikel didalam air adalah membersihkan partikel-partikel dan kotoran tak berguna, penggunaan koagulan dalam proses pengolahan air secara normal memperlihat hal yang baik dalam proses pertukaran ion, Ion-ion positif dapat dinetralkan dengan ion negatif dalam pembentukan koagulasi ri CHARGE WiSRGFLOG 2 = A xNeuTaatlesnon FORMATION Oe HAA @°Y carionc eco Sateen “ae micro} COAGULATION #208) i MIcROFLOc POLYMER FLOCCULATION AGGLOMERATION MACROFLOG Gambar 4,2 Mikroflok Beberapa jenis koagulan mengandung.ion-ion positif dan ta nya, seperti: Trivalent ion 700- 1000 kali lebih efektif sebagai Koagulan dibandingkan dengan ion monovalent (koagulan (Koagulan yang memiliki ion-ion 3", contohnya: Al", dan iron, Fe “*), Koagulan i yang memiliki ion-ion'’, contohnya: Na’). Keagulan monovalent ini 50-60 kali lebih efektif dibandingkan dengan ion bivalent (Koagulan yang memiliki elektron *, contohnya: calsium, Ca”). Umurnya koagulan yang dipakai pada proses pengolahan air adalah alumunium sulfat (Alum), Al,(SO.); ; dan feri sulfat, FeSO.) Kedua koagulan tersebut larut didalam air dan terjadi proses ionisasi, akan terbentuk ion trivalent dari alumunium atau ferum (AU, atau Fe"). Lima jenis koagulan secara umum dapat dilihat pada Tabel 3-3, dengan tipe dan dosisnya, dan kombinasi koagulan tersebut pada Tabel 3.4. ‘Tabel 4. 3 pemakain do is koagulan tunggal [ Koagulant Bahan kimia Dosis mg/L. 6 Aluminium sulfat AL{SO0: 15-100 Copper sulfat Cuso. 5-20 Feric sulfat Fe4SO,)s 10-50 Ferosulfat FeSO. 5-25 Sodium aluminate NaAlO» 5:50 Fabel 4. 4 Kombinasi koagulan Koagulan Perbandingan dosis ‘Alumunium sulfat + kaustic soda (NaOH) Bil Alumunium sulfat-+ hydrate lime Ca(OH2 3:1 Alumunium sulfat-+ sodiam aluminate 433 Alumunium sulfat* sodium carbonate (NaxCOs) 1:1 sampai 2:1 Copper sulfat + hydrate lime 3:1 Feric sulfat + hydrate lime 5:2 Ferous sulfat + hydrate lime 4 Ferous sulfat + chlorine (Cl gil Sodium aluminate + ferie chloride Li Dalam proses pengolahan air yang sering dipakai sebagai koagulan adalah alum, yang juga membantu menghilangkan bakteri dan partikel-partikel lainnya yang menyebabkan kekeruhan, rasa, bau dan warna. Alum bekerja bekerja berdasarkan proses koagulasi dan flokulasi, sebagai berikut Alum yang ditambahkan pada air baku akan bercaksi dengan alkalinitas (lime, soda abu, dil), untuk membentuk flok-flok partikel dari alumunium hidroksida AI(OH)s. Tingkatan tertentu dari alkalinitas sangat penting untuk berlangsungnya reaksi * Ion-ion positif trivalent alumunium menetralisasi partikel bemuatan negatif dati wama atau kekeruhan, Hal ini berlangsung dalam 1 atau 2 detik setelah penambahan bahan kimia pada air, Oleh karena itu diperlukan pengadukan cepat agar koagulasi berlangsung sempurna. Netralisasi dari elektron bermuatan listrik menandakan dimulainya proses koagulasi © Pada saat ini, partikel mulai menyatu membentuk koloni yang besar. * Flok yang pertama sekali terbentuk dari partikel kecil (mikroflok) yang masih bermuatan positif dari penambahan Koagulan, Masih terus menetralisasi partikel- partikel bermuatan negative sehingga muatannya menjadi netral © Akhirnya, partikel-partikel mikroflok mulai bertabrakan dan saling menempel (aglomeras!) membentuk flok partikel yang lebih besar dan mengendap. Proses ini disebut flokulasi. Ada beberapa faktor-faktor fisika dan kimia yang dapat_mempengaruhi proses pembentukan Partikel koagulan diantaranya: * Proses pencampuran, * pH, © alkalinitas, kekeruhan, dan temperatur, Sebagai contoh, alum bekerja pada kondisi pH yang baik antara 6,5 sampai dengan 85. Jika alum dipakai diluar range tersebut, maka flok yang terbentuk tidak komplit, atau tidak sempurna dan kelarutannya menjadi tinggi, begitu juga sebaliknya. Feri sulfat dapat dioperasikan secara efektif diluar dari ketentuan range PH 3,5 sampai 9,0. akan tetapi feri sulfat bersifat korosif dan menggangu dalam penanganan faslitas penting untuk storage. Alum dan feri sulfat dapat mempengaruhi alkalinitas dari air, Dimana flok partikel yang terbentuk, Al(OH); dan Fe (OH); memerlukan OH atau hidroksi, bagian Komponen kimia inilah yang menyebabkan terbentuknya alkalinitas didalam air. Dimana jika alkalinitas didalam air tidak tinggi maka tidak akan efektif dalam pembentukan flok. Penambahan kekeruhan, temperatur, dan pencampuran energi dapat juga mempengaruhi hasil koagulasi, Ada beberapa faktor kontrol lainnya yang tak diketahui atau dipahami dengan benar pada proses pengolahan air, Sebagai solusi, maka pemilihan koagulan seharusnya didasarkan pada beberapa test, seperti Jar test. Test ini bertujuan untuk mengevaluasi/menilai perlaknan yang sebenarnya dari koagulan pada konsentrasi yang herbeda didalam air. Test ini dibutubkan ketika air dari sumber yang, berbeda atau sampel dati sumber yan sama pada waktu yang berbeda dalam satu tahun, jarang memberikan respon untuk dosis koagulan yang sama, dengan menyampingkan susunan kimianya. Range yang umum untuk dosis yang efektif pada variasi koagulan ditunjukan pada Tabel 4.3. Dengan memakai informasi dari type-type secara umum dan prosedur Jar test, operator memberikan respon untuk memberikan yang efektif (dari koagulant), lan yang terbaik dan dosis Coagutaut Aid, pembantu koagulan. Coagulan aid adalah bahan kimia tambahan yang ditambahakan selama koagulasi untuk meningkatkan proses koagulasi, Kegunaan coagulan aid yaitu * Untuk membentuk flok yang lebih baik, « mengendapkan lumpur, untuk menanggulangi penurunan temperatur yang dapat _memperlambat koagulasi, untuk mengurangi jumlah koagulan yang dibutuhkan dan mereduksi jumlah lumpur yang diproduksi Salah satu alasan utama penggunaan koagulan aid adalah untuk mengurangi jumlah alum yang digunakan, hal ini akan mengurangi jumlah lumpur alum yang terbentuk: Karena lumpur alum susah dihilangkan airnya, koagulan aid secara signifikan dapat mereduksi lumpur. Ada tiga type umum dari koagudan aid + Silika aktif « Senyawa pemberat dan absorbent © Polielektrolit Silika aktif telah digunakan sebagai koagulan aid terhadap alum sejak akhir Talun 1930 dan sampai saat ini masih banyak digunakan. Dosis pengunaan lazimnya dari 7-11% dari koagulan yang digunakan, silika aktif akan menaikan laju koagulasi, mengurangi dosis koagulan yang digunakan dan memperluas range pH untuk koagulasi efektif. Silika aktif disiapkan untuk dipakai secara kimia. Sodium silika, Na,SiOs. Operator bekerja secara aki alkalinitas. Keuntungan dari pengunaan silika adalah menguatkan flok yang membuat dari penambahan sodium silika dan asam Hypochlorous, untuk mereduksi lumpur tidak mudah hancur selama sedimentasi/ filtrasi, Dengan penambahan ini, flok yang dihasilkan lebih besar, lebih padat, dan mempercepat pengendapan. Perubahan warna menjadi lebih baik, dan bentuk yang lebih baik dari flok yang dapat dihasilkan pada temperatur yang berbeda. Silika aktif biasanya ditambahkan setelah koagulasi, tetapi sebelum koagulasi dapat juga ditambahkan, terutama untuk turbiditas air yang rendah, Bahan ini tidak pemah ditambahkan langsung ke alum, karena dapat bereaksi satu sama lainnya, Kerugian terbesar menggunakan silika aktif adalah kemampuannya mengontrol kebutuhan dengan tepat selama tahap aktivasi untuk mengahasilkan larutan yang tidak berbentuk gel. Kebanyakan silika secara umum akan memperlambat pembentukan flok, juga menyumbat filter/saringan, Senyawa pemberat adalah bahan yang bila ditambahkan dengan air, menambah bentuk partikel dapat mempertinggi pembentukan flok. Senyawa pemberat digunakan untuk mengolah air yang berwarna, , turbiditas yang rendah, dan mineral yang rendah Tipe air ini biasanya akan memberikan hasil flok yang lambat. Tanah liat/lempung bentonite adalah contoh dari senyawa pemberat. Dosisnya digunakan pada kisaran 10-50 mg/L biasanya mempercepat pengendapan flok Penambahan lempung pada air dapat menaikkan turbiditas. Pada air dengan natural turbiditas yang rendah, mempercepat pembentukan flok dengan menaikan/meningkatkan frekuensi tabrakan antar partikel, Polielektrolit, tersedia dalam bentuk alami dan sintetis, dan penggunaanya masih baru. Polielektrolite (Polimers) mempunyai jumlah molekul yang besar, dan ketika dilarutkan di dalam air, menghasilkan pertukaran ion yang tinggi. Ada 3 Klasifikasi/pengelompokan polielektrolite, yait 1. Kation polielektrolite Anion polielektrolite 3. Nonionik polielektrolite Kation polimer adalah polimer yang ketika dilarutkan pada air menghasilkan pertukaran ion positif, Kation polimer banyak dipakai secara luas karena dapat tersuspensi dan koloidal solid yang ditemukan pada air biasanya dapat menyebabkan perubahan menjadi negatif. Kation elektrolite dapat juga digunakan sebagai koagulan primer atau si agai pembantu dalam proses koagulasi, seperti halnya alum dan feri sul iat Untuk penghiangan turbi S yang efektif, polimer biasanya dikombinasikan dengan koagulan. Ada beberapa keuntungan denga menggunakan coagulant aid, dimana jumlah Koagulan dapat direduksi, dan dapat lebih meningkatkan pengendapan flok, pH lebih sensitif dan flokulasi terhadap organisme hidup seperti bakteri dan alga semakin meningkat, Anion polielektrolite; adalah polimer yang pada saat dilarutkan membentuk ion negatif, digunakan untuk memindahkan padatan ion positf. Anion biasanya digunakan sebagai coagulan aid dengan aluminum atau koagulan besi. Anion menaikkan ‘memperluas ukuran flok, meningkatkan pengendapan, dan flok yang lebih kuat. Tidak ada efek terhadap pH, alkalinitas, kesadahan atau kekeruhan, Nonionik polielektrolite adalah polimer polimer yang mempunyai keseimbangan umum menghasifkan atau pertukaran ion secara alami, tetapi pada pelaru silkan pertukaran ion in, meng! positif dan negatif. Non ionik polielektrolite dapat digunakan sebagai koagulan atan koagulan aid. Meskipun dosis yang digunakan lebih besar dari tipe lainnya, akan tetapi harganya lebih murah, Dibandingkan dengan koagulan aid lainnya, kebutuhan dosis polieletrolit lebih kecil. Range dosis normal/dari kation dan anion polimer adalah 0,1 ke 1,0 mg/L. untuk nonionik polimer range dosisnya adalah 1-10 mg/L. dosis dari koagulan dan cougulan aid harus selalu dipantau, untuk memastikan tercapainya koagulasi yang efektif, dan memastikan bahwa penambahan bahan kimia aman untuk digunakan pada air, yang bermakna air dapat diminum. 43. Proses Koagulasi Salah satu yang paling penting dalam proses koagulasi adalsh Pengadukan cepat. Distribusi yang merata pada pengadukan ini sangat penting agar pencampuran dapat merata, Terutama untuk koagulan alum dan feri sulfat Kontak pertama antara koagulan dengan air merupakan periode paling. kritis dalam keseluruhan proses koagulasi. Reaksi koagulasi terjadi dengan cepat-dalam bilangan detik, jadi ini merupakan hal sangat vital bahwa koagulan dan partikel koloid harus dikontakkan dengan segera. Setelah koagulan ditambahkan air, selanjutnya air diaduk kuat selama beberapa detik untuk mempercepat terjadinya tumbukan dengan partikel tersuspensi Ada beberapa tipe yang digunakan untuk melakukan pencampuran/pengadukan cepat, diantaranya * Pengadukan mekanik © Pompa dan pipa © Ruang penyekatan Berikut ini ditunjukkan gambar-gambar dari system pengadukan cepat tersebut, Gambar 3-9 dan 3-10 merupakan tipe pengadukan mekanik, Gambar 3-11 merupakan pengadukan mekanik yang langsung dihubungkan pada pipa air. Gambar 3-12 merupakan pengadukan tipe baffle (penyekatan). 13 Tipe pengadukan mekanik paling banyak dipakai, biasanya tempat peneampurannya ditempatkan pada tangki kecil dan waktu tinggalnya juga singkat (Iehih keeil dari satu menit). Tipe mekanik ini mudah dikendalikan kecepatan pengadukannya sesuai kebutuban, sedangkan tipe penyekat kurang dapat dikendalikan, 4.3.1. Flokulasi Alat flokulasi terdiri dari basin atau tangki, dan system pengadukan lambat. Beberapa contoh dari type ini diperlihatkan pada gambar 3-13 sampai 3-18. Dikarenakan proses. flokulasiberlangsung lebih lama dibandingkan proses koagulasi, maka tangki flokulasi harus lebih hesar, Flok yang terbentuk masih mudah pecah maka pengadukannya harus lebih tenang dengan kecepatan aliran yang lambat sehingga partikel flok tidak nisak atau pecah, Tangki flokulasi harus cukup luas agar dapat menampung waktu tinggal sekitar 20-60 menit, Gambar 3-13-memperlihatkan bagaimana penyekat memperlambat laju air, i i | ee I iit Abie Courier a Envires, Ine. « Rasnard Company Paddie-Whee! Floccutstor, Vertical Type Pengadukan untuk flokulasi dapat dilakukan secara mekanik , menggunakan rotasi paddel, atau secara hidrolik, dihasilkan dari gerakan air. (Gambar 3-13 dan 3-14), propeller dan flokulator (Gambar 3-15), turbin flokulator (Gambar 3-16), blok berjalan flokulator (Gambar 3-17), Flokulator mekanik umumnya dilengkapi dengan variabel pengatur kecepatan untuk memberikan kontrol yang maksimam dari flokulasi. 15 Contoh dari flokulator hidrolik diperlihatkan pada Gambar 3-18. Unit ini merupakan Kombinasi koagulasi, flokulasi dan sedimentasi pada satu unit. Peralatan ini biasanya digunakan pada proses lime-soda abu untuk pelunakan air APIO MONG AND RECIRCULATION SLOW MIKING AND FLOC FORMATION TREATED-WATER EFFLUENT CLEARWATER SEPARATION 5 Faw. waren EFFLUENT s.UDGe RECIRCULATION SEDIMENTATION REMOVAL, Counany of Graver Water Conctironing Co Figure 3-18, Hydraulic Ploceuiaior 44. Proses Koagulasi/Flokulasi langkah utama/dasar didalam pengoperasian proses koagulasi/flokulasi Pemilihan Bahan * pemakaian bahan * Monotoring keefektifan proses Pemilihan bahan Pemilihan bahan kimia koagulan dan koagulan aid merupakan kelanjutan dari program pencarian dan evaluasi, normalnya penggunaan Jar test. Biasanya, operator ‘menguji (test) dalam pemilihan bahan pada proses dilaborataorium, Dalam pelaksanaan pemilihan bahan, karakteristik yang harus dipenubi adalah sebagai berikut * Temperatur/suhu «pH © Alki itas © Turbiditas © warna Penganuh dari setiap karakterisitik pada koagulasi dan flokulasi adalah sebagai berikut : Temperatur; umumnya, temperatur rendah menyebabkan buruknya proses koagulasi dan flokulasi dan dapat menycbabkan banyaknya bahan yang — dipakai untuk ‘mendapatkan hasil yang diinginkan, PH; nilai yang sangat penting, tinggi dan rendahnya, dapat mempengaruhi_ proses koagulasi dan flokulasi pH optimum tergantung pada koagulan yang digunakan, Alkalinitas ;alum dan ferie sulfat berinteraksi dengan bahan kimia yang menyebabkan alkalinitas pada air membentuk aluminium dan besi hidroksida yang _memulai proses koagulasi, Apabila alklinitas rendah maka koagulasinya kurang baik. Dalam hal ini perlu ditingkatkan alkalinitas air tersebut; Turbiditas ; Semakin rendah kekeruhan air semakin sulit terjadinya pembentukan flok. Makin sedikit partikel berarti makin sedikit peristiwa tumbukan antara partikel kekeruhan dengan koagulan sehingga lebih kecil kesempatan flok terakumulasi. Untuk mengatasi permasalahan ini air baku perlu ditingkatkan kekeruhannya dengan penembahan tanah liat atau bentonit Warna ; warna diindikasikan sebagai senyawa organik, Bahan organik dapat bereaksi dengan koagulant, menyebabkan koagulasi menjadi sulit. Oleh karena itu perlakuan awal dengan oksidasi dan absorben perlu dilakukan untuk mereduksi konsentrasi bahan organik. Keefektifan koagulan atau flokulan akan berubah sesauai dengan perubahan karakteristik dari air baku. Keefektifan koagulan dan pembantu koagulan dapat berubah dengan sebab yang tidak jclas, ada factor-faktor lain yang mempengaruhi kerja dari proses Koagualasi dan flokulasi. Untuk mengatasi hal ini maka dalam pemilihan bahan kimia haruslah dilakukan Jar test terlebih dahulu untuk mendapatkan , variasi bahan, single dan bahan kombinasi Pemakaian bahan kimia Hasi dari jartest dapat membantu menentukan tipe bahan kimi atau penggunaan dosis yang baik. Hasil dari jar test dalam satuan miligram perliter dan harus diinversikan dengan egivalent menycluruh dalam skala dosis pound/bhari atau gal/hari, Dan operator dapat mensetting pemakaian bahan kimia pada air terhadap kebutuhan sistem umpan kimia serta dosis rata-rata yang diperlukan secara manual dan otomatis. Flokulasi memerlukan waktu sekitar 20 sampai 60 meni agar terbentuk flok yang besar dan berat, Permasalahan yang selalu terjadi pada tangki flokulasi adalah short circuiting. Selain itu carryover yang terlalu banyak dapat menyumbat filter sehingga diperlukan back washing yang lebih sering. Koagulasi / flokulasi yang efektif akan dihasitkan air dengan turbiditas kurang dari 10 NTU...

You might also like