You are on page 1of 24

Muskuloskeletal

Disorders (MSDs)
Oleh: Kelompok 3
Anggota Kelompok 3
Lula Putri Ramadhanty
01 11181010000021

Aulia’ur Rahmah
02 11181010000022
.

Elprista Tamarayanti
11181010000028 03
Siti Rizkika A
11181010000044 04
Ksatria Pandji N
05 11181010000058
.
Anisa Ayudya
06 11181010000082
Outline

1. Faktor Risiko 3. Jenis-jenis MSDs

2. Pekerja Berisiko 4. Studi Kasus


Faktor Risiko
Muskulosketal Disorder (MSDs)

Muskulosketal Disorder (MSDs) merupakan suatu gejala/gangguan


yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem
saraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs diawali dengan rasa
sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar,
gangguan tidur, dan rasa terbakar (OSHA, 2000).

MSDs terjadi sebagai akibat dari pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kapasitas fisik pekerja sehingga menyebabkan kerusakan pada tubuh
pekerja khususnya kerusakan pada sistem otot dan tulang (OSHA, 2000).
Faktor
Risiko Faktor pekerjaan

Faktor resiko MSDs dibagi menjadi 3


katagori yaitu:
Faktor Individu
Faktor
Risiko

Faktor Lingkungan
Faktor Pekerjaan
 Postur janggal  Pergerakan repetitif
Postur janggal merupakan
ketidaksesuaian gerakan tubuh dalam
melakukan aktivitas yang dilakukan
secara berulang dalam waktu yang lama.
Your Text Here
Postur janggal biasanya terjadi pada
leher, punggung dan kaki.
01 You can simply impress
your audience and add  Ketidaksesuaian karakteristik
a unique zing. benda dengan pengguna
Your Text Here

 Postur statis (tidak ada You can simply impress


your audience and add 02
pergerakan sendi) a unique zing.
 Penggunaan tenaga yang
berlebihan
Faktor Individu

Umur Kekuatan fisik

Jenis kelamin Masa kerja

Kebiasaan merokok Indeks Massa Tubuh


(IMT)
Faktor Lingkungan
1. Vibrasi pada alat kerja sehingga
dapat menimbulkan kontraksi otot
yang lebih

2. Iklim kerja yang tidak sesuai


menimbulkan penurunan kinerja
Environment

otot.
Pekerja Berisiko
Pekerja Berisiko MSDs
 Carpal Tunnel Syndrome (CTS)  Peripheral Neuropathy
Mengetik dahn proses pemasukan data, Sektor manufaktur, pekerja di
kegiatan manufaktur, perakitan, penjahit sector public dan industry jasa.
dan pengepakam/ pembungkusan.

 Tendinitis dan Tenosynovitis


Your Text Here
 Hand Arm Vibration Syndrome Pekerjaan konstruksi, petani atau pekerja
(HAVS) 01
You can simply impress
your audience and add
lapangang, perusahaan automobile dan supiir
truk, penjahit, pengebot, pekerjaan memalu,
Pekerja konstruksi, petani atau apekerja
unique zing.
lapangang, perusahaan automobile dan gerinda, penyangga, dan penggosok lantai.
supir truk, penjahit, pengebor, pekerjaan Your Text Here
memalu, gerinda, penyangga atau
penggosok lantai.
You can simply impress
your audience and add
aLow
02
unique Bac
zing. Pain Syndrome (LBP)
Pekerja lapangan atau bukan lapangan,
 Peripheral Nerve Entrapment pelayanan, operator, tehnisian dan
Syndromes manajernya, professional, sales, pekerjaan
Operator register, kasir, pekerjaan perakitan yang berhubungan dengan tulis menulis dan
dan pekerjaan kantoran. pengetikan, supir truk, pekerjaan manual
handling, penjahit dan perawat.
Jenis-Jenis MSDs
Jenis-Jenis MSDs
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
1 CTS merupakan suatu gangguan syaraf yang terjadi di pergelangan
tangan yaitu pada terowongan yang terbentuk oleh carpal pada ligamen
yang melintanginya, dan dapat mempengaruhi kemampuan sensorik dan
motorik dari syaraf tersebut. CTS ini umumnya terjadi karena melakukan
pekerjaan manual handling, mengetik terlalu lama, karena kegiatan
manufaktur, serta menjahit. Gejala yang biasa ditimbulkan pada CTS ini
umumnya merasakan mati rasa pada jari, khususnya di malam hari.

Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS)


2 HAVS merupakan suatu gangguan yang terjadi pada pembuluh darah dan
syaraf di bagian di bagian jari yang disebabkan oleh getaran alat ataupun
permukaan benda atau bagian yang bergetar. Pekerjaan yang berpotensi
untuk menimbulkan HAVS yaitu pekerjaan konstruksi, petani, dan
pengebor. Gejala yang biasa ditimbulkan dari HAVS ini adalah mati rasa,
jari putih pucat, dan berkurangnya sensitivitas pada suhu dingin maupun
panas.
Jenis-Jenis MSDs
Low Back Pain (LBP)
3 LBP merupakan suatu gangguan suatu gangguan pada kondisi patologis tulang
belakang yang biasanya mempengaruhi tendon, syaraf, dan ligamen. Umumnya,
pekerjaan ini disebabkan karena adanya pengangkatan benda berat yang repetitif
dengan manual handling. Gejala yang umum dirasakan paada penderita LBP ini
adalah rasa sakit yang hebat pada bagian tulang belakang, terutama bagian bawah,
bahkan pada beberapa kasus yang parah bisa menyebabkan kesulitan berjalan
dikarenakan nyeri pada tulang belakang bisa menjalar hingga kaki.

4 Peripheral Nerve Entrapment Syndromes


Hal ini terjadi ketika adanya pemampatan syaraf pada tangan atau kaki (syaraf
sensorik, motorik, dan autonomik). Hal ini bisa terjadi karena melakukan pekerjaan
dengan postur yang sama dan repetitif. Umumnya, pekerjaan-pekerjaan yang bisa
menyebabkan Peripheral Nerve Entrapment Syndromes adalah kasir, operator
register, pekerja kantoran, maupun pada pekerjaan perakitan. Gejala umum dari
penyakit ini adalah terjadinya perubahan warna pada tangan atau kaki,
pembengkakan, dan berkurangnya sensitivitas pada tangan atau kaki.
Jenis-Jenis MSDs
5 Peripheral Neuropati
Peripheral Neuropati adalah suatu keadaan dimana terganggunya sistem saraf perifer
atau saraf tepi, yang menyebabkan ketidakmampuan menerima sensasi. Beberapa
faktor penyebab dari Peripheral Neuropati adalah melakukan pekerjaan manual
handling dan getaran yang repetitif. Umumnya, gejala yang ditimbulkan dari
Peripheral Neuropati berbeda-beda tergantung dari saraf mana yang terkena, namun
biasanya gejala umum yang terjadi adalah kram atau lemah otot. Beberapa pekerjaan
yang dapat menyebabkan hal ini adalah bekerja di sektor manufaktur, dan pekerja di
sektor publik dan industri jasa.

Tendinitis dan Tenosynovitis


6 Tendisitis yaitu keadaan dimana terjadinya pembengkakan pada tendon, yang mempengaruhi
struktur ikatan pada masing-masing bagian ujung dari otot ke tulang. Sementara itu,
Tenosynovitis adalah peradangan tendon yang melibatkan perlindungan pada tendon dan
pelumasnya terganggu. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tendinitis dan
Tenosynovitis adalah getaran secara repetitif dan suhu dingin. Gejala-gejala yang ditimbulkan
umumnya meliputi pegal, rasa terbakar, dan bengkak. Beberapa pekerjaan yang bisa
menimbulkan Tendinitis dan Tenosynovitis adalah pekerjaan konstruksi, petani, penjahit, dan
lain-lain.
Jenis-Jenis MSDs
7 Tennis Elbow
Tennis elbow merupakan keadaan dimana terjadinya inflamasi
tendon ekstensor, yaitu tendon yang berasal dari siku lengan
bawah berjalan keluar ke pergelangan tangan. Faktor risiko
terjadinya tennis elbow adalah pekerjaan manual handling yang
repetitif. Umumnya, beberapa pekerjaan yang bisa menyebabkan
tennis elbow adalah mengecat, dan mengetik dalam waktu lama.
Gejala dari tennis elbow meliputi nyeri pada sisi luar siku, yang
bisa menjalar hingga ke lengan bawah dan pergelangan tangan.
6
Study Kasus
Kasus POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL

• Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan
menggunakan desain penelitian cross sectional, karena setiap variabel diamati pada waktu yang bersamaan.

• Besar sample yang diambil dalam penelitian ini menggunakan seluruh total populasi pekerja bagian Rolling Mill di PT
Ispat Indo Sidoarjo yang berjumlah 15 orang.

• Analisis data pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara postur kerja dengan kejadian keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja dengan menggunakan uji kolerasi dari spearman
Study

• PT. Ispat Indo adalah perusahaan yang berbentuk PMA (penanaman modal asing). PT. Ispat Indo merupakan perusahaan
baja terbesar kedua di Indonesia setelah Krakatau Steel (perusahaan milik pemerintah) dan terbesar ke 4 di dunia

• Proses produksinya terdiri dari 2 tahap yaitu Steel Melting Shop dan Rolling Mill. Steel melting merupakan proses
peleburan besi-besi tua (scrap).
Kasus POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL

• Mengidentifikasi postur kerja dilakukan pengamatan selama 2 kali setiap pekerja atau
responden, selama satu shift kerja dari jam 07.00 WIB sampai jam 15.00 WIB, dengan
menggunakan metode penilaian REBA (Rapid Entire Body Assessment).

• Pengukuran dilakukan ketika pekerja melakukan aktivitas pekerjaannya di bagian Rolling Mill
PT Ispat Indo Sidoarjo.
Study

• Menurut Sue Hignett dan Lynn Mc Atamney dalam Tarwaka 2010, disebutkan bahwa
pengukuran REBA (Rapid Entire Body Assessment) dilakukan pada anggota tubuh bagian atas
seperti lengan, lengan bawah, dan pergelangan tangan, serta badan, leher dan kaki. Selain itu
metode ini juga melibatkan faktor beban, jenis pegangan dan jenis aktivitas otot dalam
penilaiannya
Kasus POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL

• Untuk menentukan tingkat keluhan nyeri yang dirasakan para pekerja, peneliti menggunakan
lembar Nordic Body Map (NBM) yang terdiri dari 28 bagian tubuh.

• Dalam metode penskoran menggunakan NBM tersebut, terdapat 4 kategori skor untuk menilai
tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada bagian tubuhnya yaitu skor 1 (tidak sakit),
skor 2 (agak sakit), skor 3 (sakit), dan skor 4 (sangat sakit).
Study

• Semua skor dicatat lalu dijumlahkan untuk mendapatkan hasil akhir skor yang akan
digunakan untuk menentukan tingkat risiko keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang
dirasakan oleh pekerja

• Pengukuran postur kerja pada bagian Rolling Mill di PT Ispat Indo Sidoarjo menunjukkan
bahwa sebanyak 11 orang pekerja (73,34%) memiliki risiko tinggi dalam pekerjaannya
Kasus POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL

• Pengukuran postur kerja pada bagian Rolling Mill di PT Ispat Indo Sidoarjo menunjukkan bahwa
sebanyak 11 orang pekerja (73,34%) memiliki risiko tinggi dalam pekerjaannya

• Hasil ini diperoleh karena setiap pekerja, apalagi yang masih memakai prinsip manual handling,
seperti pada proses maintenance di PT Ispat Indo memiliki faktor risiko yang dapat menyebabkan
Musculoskeletal Disorders (MSDs).

• Faktor risiko yang kerap menjadi penyebab terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Study

antara lain postur tubuh yang janggal, kerja statis dan gerakan repetitive yang banyak ditemukan di
area BRF dan Mill Equipment.

• Hasil keluhan yang didapat adalah leher pegalpegal, punggung nyeri, bahu pegal, tangan pegal, lutut
nyeri, kaki kesemutan, di mana keluhan tersebut terjadi akibat pekerjaan posisi jongkok,
membungkuk, leher menekuk, mengangkat, dan memukul yang dikerjakan secara monoton dan
berulang-ulang
Kasus POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS
PADA PEKERJA MANUAL HANDLING BAGIAN ROLLING MILL

• Pengukuran musculoskeletal disorders pada bagian Rolling Mill di PT Ispat Indo Sidoarjo menunjukkan bahwa
sebanyak 11 pekerja (73,34%) dari kelompok yang mengalami keluhan musculoskeletal tersebut termasuk ke dalam
keluhan musculoskeletal kategori sedang.

• Berdasarkan lokasinya keluhan pada bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja di bagian Rolling Mill yaitu mengeluh
sakit yaitu pada pinggang sebanyak 7 orang (46,7%), dan pekerja dengan mengeluh sakit yaitu pada punggung
sebanyak 6 orang (40%), serta agak sakit pada bahu kanan sebanyak 12 pekerja (80%)
Study

• Berdasarkan hasil uji korelasi spearman antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang
telah dilakukan, didapatkan nilai koefi sien korelasi (r) spearman sebesar 0,770 yang artinya ada hubungan yang
sangat kuat antara postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).

• Pada proses pengangkatan alat di bagian Rolling Mill, faktor risiko pekerjaan yang dapat menyebabkan keluhan
musculoskeletal adalah postur janggal, beban objek 10-25 kg, serta jenis pegangan yang jelek. Pada saat proses
pengangkatan barang posisi punggung para pekerja cenderung membungkuk ketika mengangkat beban antara 10-25
kg, selain itu alat atau beban yang diangkat juga tidak memiliki pegangan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
keluhan musculoskeletal.
Thank you
Insert your subtitle here
Daftar Pustaka
Bukhori, Endang. 2010. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan Dengan Terjadinya Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada
Tukang Angkut Beban Penambang Emas Di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Tahun 2010. Diakses di
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1224/1/ENDANG%2520BUKHORI-FKIK.pdf&ved Pada
Tanggal 29 Oktober 2020

Dewi Septianawati, D. S., Yamtana, Y., & Abdul Hadi Kadarusno, A. H. K. (2019). Penerapan Peregangan Untuk Menurunkan
Keluhan Nyeri Otot Rangka (MSDS) Pada Petugas Kebersihan DI RSUD Dr. Tjitrowardojo (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Evadarianto, N., & Dwiyanti, E. (2017). Postur Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Manual Handling
Bagian Rolling Mill. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 6(1), 97-106.

Karuniasih 2009. Tinjauan Faktor Risiko dan Keluhan Subjektif Terhadap Timbulnya Muskuloskeletal Disorders Pada
Pengemudi Travel X- Trans Tujuan Jakarta-Bandung Tahun 2009. (Skripsi, Universitas Indonesia).

You might also like