You are on page 1of 2

Nama : M.

TEGAR PRATAMA

Nim : 2010603004

Kelas : International Class 2020

Mata kuliah : Studi Keislaman

Dosen : M. Rusydi, M.Ag

Website Artikel : https://palembang.tribunnews.com/2021/01/22/pandemi-perilaku-konsumen-dan-


mmmmmmmm konsephalalan-thayyiban

Simpulan bahan bacaan yang bertajuk "Pandemi, Perilaku Konsumen dan


Konsep Halalan tayyiban".

Pandemi Covid 19 telah berlangsung selama kurang lebih Satu tahun lamanya, yang menyebabkan
banyak kemudaratan, salah satu dugaannya yaitu pola konsumsi manusia yang menyimpang dan yang pastinya
akan memberikan dampak yang buruk pastinya. Maka dari itu diperlukan suatu proses kajian terkait integrasi
ekonomi, sosial dan lingkungan. Serta nilai dan ajaran dalam kerangka perbaikan kehidupan manusia karena
setiap pelaku ekonomi diasumsikan selalu bersikap rasional dalam pengambilan keputusan
ekonominya.

Islam sesungguhnya menawarkan berbagai konsep yang bersumber dari ajaran moral, Termasuk peroalan
yang diakibatkan kesalahan dalam implementasi konsep produksi dan konsumsi yang selama ini hanya
berorientasi pada aspek materi semata. Dan Rasionalitas yang dibangun dan diderivasikan tentunya murni dari
ajaran agama Islam, yang pada dasarnya merupakan kaidah yang berlaku umum.

Dimana sebab yang terjadi dengan adanya penyimpangan konsumsi manusia ini adalah berorientasi pada
aktivitas ekonomi nya itu tersendiri.Terutama yang menjadi faktor terjadinya kemubadziran. Dalam konteks perilaku
konsmsi yang menyebab kan pandemi ini, menunjukkan bahwa pelaku ekonomi (baik dari sisi produksi dan
konsumsi) tidak mempertimbangkan resiko terkait kesehatan dan kerusakan lingkungan yang dapat
disebabkannya.

Perilaku ekonomi sangat ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang. Konsep yang
menunjukan peranan penting dalam kehidupan seorang Muslim terkait pola konsumsi dan produksi mereka
yaitu konsep halalan thayyiban. Kepatuhan terhadap implementasi konsep halalan Thayyiban ini
sesungguhnya merupakan representasi dari keimanan seorang Muslim.

Bagaimana sih konsep Halalan tayyiban itu sendiri? konsep halalan thayyiban itu Mencakup hal hal hal
keunikan yang terletak pada integrasi aspek moral dan material, spiritual dan duniawi, etis dan sosial-fisik
kehidupan. Kata Halal (‫ﺣﻼ ﻝ‬/ bahasa arab) secara etimologi berarti disahkan, dibolehkan atau diizinkan.Dalam
Islam, makanan halal didefinisikan sebagai makanan
yang baik untuk kesehatan jasmani dan rohani. Yang mana kategorinya yaitu 1) tidak mengandung unsur najis dan
bangkai. 2) Tidak mengandung zat yang membahayakan fisik manusia. 3) Bukan merupakan hewan buas. 4)
Berhabitat di Laut. 5) Hewan yang mati disembelih dengan menyebut nama Allah. Dan juga bisa jadi
diharamkan karena cara memperoleh, mengolah, ataupun cara memanfaatkannya yang kurang efisien atau tabdzir.

Benang merah dari bahasan mengenai perilaku konsumen dan konsep halalan thayyiban adalah bahwa konsep
maslahah yang bertumpu pada kriteria pemenuhan kebutuhan (need fullfillment) lebih obyektif ketimbang konsep
kepuasan (utility) yang menjadi pijakan kalangan konvensional. Dan semua itupun dapat dilihat dari berbagai
macam seperti apa konteksnya tersendiri.

4 tingkatan rasionalitas dalam ekonomi Islam yang dikembangkan dari ajaran al-Qur’an dan hadis. Pertama,
adanya tuntutan terhadap suatu konsistensi internal yang merupakan hal yang esensial bagi efisiensi
menjadikan tabzir sebagai sesuatu yang dilarang.

Kedua, tuntutan rasionalitas terhadap suatu konsistensi eksternal yang menjaga hubungan antara cara
dengan tujuan, mengharuskan cara-cara pemenuhan pilihan, keinginan, dan kebu tuhan yang
mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Ketiga, segala proses pemenuhan kebutuhan melalui proses produksi dan konsumsi harus dapat menjaga
konsistensi, dengan tetap mengedepankan terpenuhinya syarat-syarat moral dan material, individu dan sosial,
serta nasional dan internasional.

Dan Keempat, seluruh proses produksi dan konsumsi harus menjaga konsistensi antara perbuatan di dunia dan
akhirat kelak.

You might also like