Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pirna
Makalah Pirna
INTEGRAL
KELAS : XI IPA 3
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Antang Taoi No.64 Kelurahan sepang simin, Kecamatan sepang, 74571
Puji syukur kehadirat illahi rabbi yang telah memberikan hidayah-Nya karena atas izin dan
kuasa-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas “Integral” meskipun dalam bentuk sederhana.
Tidak sedikit kendala dan kesulitan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini, namun
berkat kerja keras dan motivasi maka segala permasalahan tersebut dapat teratasi.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan
yang tidak disengajakan, sehingga saran dan kritikkan dari semua pihak sangat di butuhkan
Akhirnya semoga Allah SWT meridhoi semua usaha kita selama dalam kebijakan. Amiin ....!
Penulis
Lembar Pengesahan
No. Nama Nilai
1. Pirna
Nama : Pirna
TTD :
C.Tujuan .............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
D.Integral Tertentu............................................................................................................... 7
A.Kesimpulan ...................................................................................................................... 11
B.Saran ................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
C.Tujuan
PEMBAHASAN
A.Sejarah Integral
Hitung integral merupakan metode matematika dengan latar belakang sejarah penemuan
dan pengembangan yang agak unik. Metode ini banyak di minati oleh para ilmuwan lain di luar
bidang matematika.
2.Isaac Newton (1642-1727 M), seorang matematikawan sekaligus fisikawan dari Inggris. Isaac
Newton dan Gottfried wilhelm Leibniz dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, meskipun
bekerja sendiri-sendiri, telah menemukan hubungan antara Kalkulus Differansial dan Kalkulus
Integral. Walaupun konsep luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup (integral tertentu)
telah lebih dahulu diketahui, tetapi I Newton dan Leibniz merupakan dua tokoh terkemuka
dalam sejarah Kalkulus. Sebab, mereka mampu mengungkapkan hubungan yang erat antara
antiderivatif dengan intagral tertentu. Hubungan ini dikenal dengan Teorema Dasar Kalkulus.
3.Gottfried wilhelm Leibniz (1646-1716 M),seorang ilmuwan jenius dari Leipzig, Jerman.
Leibniz seorang ilmuwan serba-bisa. Ia mendalami bidang hukum, agama, filsafat, sejarah,
politik, geologi, dan matematika. Selain Teorema Dasar Kalkulus yang dikembangkan bersama
Newton, Leibniz juga terkenal dengan pemakaian lambang matematika. Lambang dx/dy bagi
turunan dan lambang ∫ bagi integral merupakan lambang-lambang yang diusulkan oleh Leibniz
dalam Hitung Differensial dan Hitung Integral.
4. George Friedrich Bernhard Riemann (1826-1866 M), seorang matematikawan dari
Gottingen, Jerman. Meskipun Teorema Dasar Kalkulus telah dikemukakan oleh Newton, namun
Riemann memberi definisi mutakhir tentang integral tentu. Atas sumbangannya inilah integral
tentu sering disebut sebagai Integral Riemann.
Konon dalam sejarah matematika, pelajaran integral lebih dikenal dengan anti-differensial
atau kalo disekolah kita lebih mengenal kata “turunan” dibanding kata “differensial”. jadi
Integral itu adalah kebalikan dari turunan. Baik integral ataupun differensial, keduanya
merupakan bagian dari ilmu Kalkulus dalam Matematika. Menurut sejarah, tokoh yang
mengembangkan dan memperkenalkan konsep differensial dan anti-differensial (integral)
dalam ilmu matematika adalah Gottfried Wilhelm Leibniz, atau lebih dikenal dengan Leibniz
saja.
Nah, lambang integral seperti cacing berdiri dahulunya dikenal dengan “Notasi Leibniz”, karena
Leibniz lah yang memperkenalkan konsep integral dalam Matematika, lambang integral seperti
ini : ∫ , diambil dari huruf pertama nama si Leibniz, namun pada zaman dahulu orang
menuliskan huruf “L” dalam bentuk yang indah, seperti berikut ∫.
B.Pengertian Integral
Pada fungsi-fungsi yang berbeda konstanta di peroleh bentuk turunan / derivatif yang sama.
Operasi dari F(x) menjadi F’(x) mer sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x) disebut dengan INTEGRAL
(anti turunan).
C. Integral Tak Tentu
Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi pengintegralan suatu
fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru. fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa
variabel), atau batas atas dan batas bawah sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan
fungsi tak tentu ini disebut integral tak tentu.
∫ dx = x + c
∫ ( f(x) ± g(x) ) dx = ∫ f(x) dx + ∫ g(x) dx
n 1
∫ ( x ) dx= ( x )n + c
n+ 1!
kx ( n+1 )
∫ k( x )n dx=¿ +c
n+1
Untuk merancang aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri, perlu diingat
kembali turunan fungsi–fungsi trigonometri sebagaimana diperhatikan dalam table berikut :
Dengan menggunakan aturan integral tak tentu yang mempunyai sifat bahwa:
F’(x) = f(x) dan turunan fungsi-fungsi trigonometri dalam table di atas, maka integral tak tentu
dari fungsi-fungsi trigonometri dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sedangkan aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri dalam variabel sudut ax+b
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dalam penyelesaiannya integral tak tentu memiliki tiga cara penyelesaian, yaitu:
Secara umum:
dy
Jika y’ = atau dy = y’ dx maka ∫ dy = y = ∫ y’ dx
dx
Untuk mencari integral dari fungsi trigonometri perlu diingat kembali tetang turunan fungsi
trigonometri, maka:
1
=∫ sinax = − cosax + c
a
1
=∫ cosax = sinax + c
a
Contoh soal :
Integral subtitusi pada prinsipnya sama dengan integral pemisalan. Prinsip integral
Subtitusi ada 2 yaitu salah satu bagian dimisalkan dengan u ,sisanya yang lain (termasuk dx)
harus diubah dalam du.
Bentuk umumnya :
∫ F [ g (x) . g′(x) dx
3. Integral Parsial
Integral parsial atau pengintegralan sebagian berdasar pada turunan suatu fungsi hasil
kali. Disebut Integral Parsial, karena sebagian bentuk dilakukan operasi turunan sebagian
operasi Integral.
Bentuk rumus:
Bagian u dikerjakan operasi turunan dan bagian dy dikerjakan operasi integral, dengan
bentuk ∫ v du lebih sederhana dari bentuk ∫ u du.
Contoh soal :
D. Integral Tertentu
Pengertian atau konsep integral tentu pertama kali dikenalkan oleh Newton dan Leibniz.
Namun pengertian secara lebih modern dikenalkan oleh Riemann. Integral tentu adalah
proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral. Pada beberapa aplikasi
integral dikenal istilah batas bawah dan batas atas sebuah integral, batas inilah yang
kemudian menjadi ciri khas sebuah integral dinamakan sebagai integral tertentu. Sebab
berbeda dengan integral tak tentu yang tidak memiliki batas, maka pada integral tertentu
ada sebuah nilai yang harus disubtitusi yang menyebabkan tidak adanya lagi nilai C
(konstanta ) pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai tertentu.
Secara umum integral tentu dari sebuah fungsi dengan batas tertentu dapat dirumuskan
sebagai berikut:
b b
Jika f kontinu pada [a,b], maka ∫ a f(y) dx = [ f(x) ¿ a = F(b)- F(a) dengan F antiturunan
seberang dari f, yakni suatu fungsi sedemikian sehingga F’ = f Suatu fungsi f yang kontinu
terdefinisi untuk Interval [a,b] kita bagi menjadi n bagian yang sama dengan lebar.
SIFAT:
Contoh soal :
E. Integral Luas Daerah
Misalkan L menyatakan himpunan semua bilangan L yang dapat diperoleh sebagai jumlah
luas daerah persegi-panjang kecil sebagaimana dalam Gambar 12.2. Maka ‘luas daerah’ di
bawah kurva y = f (x) mestilah lebih besar daripada setiap anggota L. Tampaknya masuk akal
untuk mendefinisikan ‘luas daerah’ di bawah kurva y = f (x) sebagai bilangan terkecil yang lebih
besar daripada setiap anggota L, yakni sup L.
Misalkan R adalah daerah yang di batasi oleh kurva y=f(x) , garis x=a, dan garis x=b ,
dengan F(x) ≥ 0 pada [a,b] maka luas daerah R adalah sebagai berikut:
b
L ( R ) = ∫ a f (x) dx
b. Menentukan Luas Daerah dibawah Sumbu X
Misalnya S adalah daerah yg dibatasi oleh kurva y = f(x) , sumbu x, garis x = a , dan
garis x = b, dengan F(x) ≤ 0 pada [a,b] maka luas daerah S seperti yg telah di bahas pada
subbab sebelumnya adalah sebagai berikut :
L (S) =− ∫ ba f (x) dx
Misalkan T adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x, garis x=a, dan garis x=c,
dengan f(x)>= 0 pada [a,b] dan f(x)<=0 pada [b,c], maka luas daerah T adalah sebagai berikut:
b
L (U) = ∫ a [ f (x) – g (x) ]dx
F. Volume Benda Putar
volume yang dihasilkan dari sebuah luasan yang diputar dengan poros putar tertentu
(sumbu x / sumbu y). Salah satu bentuk pengaplikasian integral selain menghitung luas di
bawah kurva juga untuk menghitung volume pada benda putar. Contoh paling sederhana dari
benda putar yaitu tabung. Volume sebuah tabung didapatkan dari luas alas berbentuk lingkaran
yang dikalikan tinggi.
Volume Benda Putar Sumbu x yang dibatasi 1 Kurva adalah sebagai berikut :
G. Kegunaan Integral Dalam Kehidupan Sehari – hari
1. Ekonomi
2. Teknologi
Penggunaan laju tetesan minyak dari tangki untuk menentukan jumlah kebocoran selama
selang waktu tertentu
Memecahkan persoaalan yang berkaitan dengan volume, paanjang kurva, perkiraan populasi,
keluaran kardiak, gaya pada bendungan, usaha, surplus konsumen.
3. Fisika
4. Matematika
PENUTUP
A. Kesimpulan
Integral merupakan salah satu cabang ilmu matematika. Integral adalah Integral
dapat di artikan sebagai menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana
matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan
solusi diferensiasi. Lambang integral adalah ‘ ∫ ’ .
Integral terbagi atas integral tertentu dan integral tak tentu. Integral tak tentu
memiliki tiga cara dalam penyelesaiannya yaitu cara biasa, cara subtitusi, dan integral parsial.
Pada integral tertentu proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral. Dengan
konsep integral kita dapat menentukan luas daerah dan volume benda putar. Dalam
kehidupan sehari – hari, integral memiliki beraneka macam manfaat baik dalam bidang
ekonomi, teknologi, fisika, matematika, maupun bidang lain dalam kehidupan.
B. Saran
• Integral.www.zhettyhully.blogspot.com,
• Integral. www.wordpress.com
• Integral. https://id.m.wikipedia.org,
• Kegunaan Integral.www.baenoezxavii.wordpress.com,
LAMPIRAN
1. Diketahui turunan y = f(x) ialah = f ‘(x) = 2x + 3
kurva y = f(x) melalui titik (1, 6), tentukan persamaan kurva tersebut.
Jawab :
f ‘(x) = 2x + 3.
y = f(x) = ʃ (2x + 3) dx = x2 + 3x + c.
Kurva melalui titik (1, 6), berarti f(1) = 6 hingga bisa di tentukan nilai c, yaitu 1 + 3 + c = 6 ↔ c =2.
Jawab :
4. Gradien garis singgung kurva di titik (x, y) ialah 2x – 7. Jika kurva itu melalui titik (4, –2),
tentukanlah persamaan kurvanya.
Jawab :
f ‘(x) = = 2x – 7
y = f(x) = ʃ (2x – 7) dx = x2 – 7x + c.
du = cos x dx
dx = du/(cos x)
Maka :
7. Luas daerah yang dibatasi kurva Y = − x 2+ 3x, sumbu -x, x = 0 dan x = 2 adalah... satuan luas
Jawab :
L = ∫ ( −x +3 x ) dx
2
= [ −1 3 3 2 2
3
x + x
2 0 ]
10
=
3
8. Volume Benda putar yang terbentuk jika daerah yang dibatasi kurva y = 2x − x 2, sumbu - x, 0 ≤ x
≤ 1, diputar 360° mengelilingi sumbu-x adalah... satuan volume.
Jawab :
2x − x2 = 0
x(2 − x) = 0
x = 0 atau x = 2
1
V = π ∫ y dx
2
= π ∫ ¿¿
0
= π ∫ ( x −4 x + 4 x ) dx
4 3 2
=π [ 1 5 4 4 31
5
x −x + x
3 ]0
8
= π
15
∫ sin 5x dx
Jawab :
−1
= ∫ sin ax dx = cos ax + c
a
−1
⇔ ∫ sin 5x dx = cos 5x + c
5
Pembahasan :
∫ 4 sin 8x cos 2x
= 2. 2 sin 8x cos 2x