You are on page 1of 7

MATA KULIAH BANGUNAN PANTAI

“Resume Materi Perkuliahan Pertemuan Ke-10”

OLEH :

Hifzur Rahman
I1F119014

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
RESUME MATERI PERTEMUAN 10

1. GEOSISTEM – Pekerjaan Pelapisan Geomembrane Rehabilitasi Embung Serba


Guna Loko Jange
- Persiapan lahan
- Perapihan lahan
- Penggelaran geotextile nonwoven
- Penyambungan geotextile nonwoven
- Penggelaran geomembrane
- Pemotongan geomembrane
- Penyambungan geomembrane
- Perbaikan kerusakan geomembrane
- T joint sambungan geomembrane
- Pengetesan kebocoran sambungan geomembrane
- Pengambilan sample test kuat sambungan geomembrane
- Pengetesan kuat sambungan Geomembrane
2. Abrasi di Pantai Utara Jawa

Masa kejayaan tambak bandeng di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa yang
dimulai era 1970-an perlahan musnah. Tambak bandeng dan udang yang sempat
Berjaya tiga decade silam kini rata dengan air. Sekitar 2.000 keluarga mengunsi akibat
rumah yang tidak layak huni. Jarak pemukiman warga dengan bibir pantai di Desa
Pantai Bhagia, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat menyusut sekitar 2
kilometer dibandingkan 20 tahun silam.

Di Demak, Jawa Tengah. Satu dusun penghasil bandeng sudah tinggal kenangan.
Tidak ada yang tersisa kecuali keluarga Pasijah yang bersikeras bertahan ditengah
ganasnya ombak. Kemusnahan tambak menjadi muka atas ancaman yang lebih serius
dari abrasi. Hilangnya mata pencaharian, tempat tinggal, hingga rusaknya ekosistem
di daerah pesisir menjadi catatan besar yang harus diwaspadai semua pihak.

Sementara di Tuban, Jawa Timur, Ombak perlahan memakan wilayah daratan


dihadapannya. Pada 2016, garis pantai sepanjang 13.682 km persegi rusak. Setahun
berukutnya, pantai seluas 12.882 km persegi menyusul keadaan yang sama. Di Jawa
Timur, 1.309 desa yang berada di pesisir hanya memiliki 344 titik hutan bakau.
Ketidakseimbangan ekosistem berkontribusi terhadap parahnya laju abrasi di
pesisir. Sejumlah pakar enggan menyimpulkan bahwa Utara Jawa lama-kelamaan
akan tenggelam karena abrasi. Sejumlah Lembaga penelitian Indonesia belum
memiliki data konkret terkait beberapa luasan daratan di pesisir Utara Jawa yang
sudah terkikis. Tidak bisa di simpulkan bahwa pesisir utara akan tenggelam dalam
periode waktu tertentu lantaran abrasi akan selalu diikuti dengan akresi atau
penumpukan sedimen. Namun, studi Climate Central yang di olah World Resources
Institute memprediksi kenaikan air lait pada 2050 akan menjadi 20 hingga 30
sentimeter. Pada daerah yang memiliki sedimentasi buruk, ancaman kenaikan air laut
mengancam tak hanya ekosistem laut melainkan kehidupan diatasnya. Benteng
mangrove tidak bisa lagi berdiri sendiri. Tembok pemecah ombak yang di janjikan
pemerintah harus segera dibangun.

3. Melindungi Pesisir Pantai dari Abrasi


Pasir di pulau Sylt bearti pasir yang beterbangan, ditiup oleh angin menjadi
gumpalan pasir di dalamnya ada akar tanaman lalu pasir tumbuh menjadi gumuk
pasir. Jika hembusan angin makin kencang gumuk pasir bisa berpindah tempat.

Pagar perlindungan pesisir yang juga tinggal disebut menjelaskan gumuk pasir
yang berpindah masih terjadi di Pulau Sylt ini selama berabad-abad dibiarkan begitu
saja tapi penduduk Sylt lalu mulai mencari cara agar gemuk pasir stabil sehingga
rumah mereka terlindungi dari pasir yang beterbangan. Kini pesisir seperti di desa
hornum diamankan dengan beton yang beratnya berton-ton di pantai Wilayah selatan
Pulau ini bisa dilihat beton beton berukuran besar tersebut

Di Selatan ini kami masih berpikir beton semacam inilah yang paling baik untuk
melindungi daerah hornum, memang dengan cara ini ada pasir yang bisa
dipertahankan tetapi di bagian selatan lain pulau ini pasti terus berkurang sehingga
sejak beton dipindahkan pasir di pucuk Pulau berkurang drastis.

Tahun 1970 pucuk di selatan Pulau wujudnya masih seperti ini, sejak itu semakin
kecil. Apakah laut akan menghabiskan pesisir pantai? sejak lama di Sylt di bangun
tanggul. Sebelumnya ada waduk penghubung ke daratan tapi menyebabkan banjir
karena membendung air laut, tanggul melindungi Sylt dari air juga pada saat
gelombang badai
tapi kelak permukaan air laut akan bertambah lebih cepat karena kenaikan nya
hanya 10 cm per abad tapi sekarang menjadi 1 Meter per aba.Ini dimensi yang sama
sekali baru, tanggul tidak dibangun untuk kenaikan air laut melainkan untuk
gelombang badai. Ini yang harus dipertimbangkan di masa depan, laut memainkan
peranan penting dalam perlindungan pesisi. Para ilmuwan mengamati Sylt, melihat
dan meneliti misalnya Bagaimana pasang dan surut laut menimbun pasir dan lumpur.

Exolutte dan instrumen pengukur lainnya digunakan untuk meneliti dasar laut.
Sedimen dibaca seperti sebuah buku, banyak kejadian yang semakin ekstrim badai
semakin sering lebih lama dan lebih kuat. ini tentu ada pengaruhnya terhadap dasar
laut terhadap sedimen dan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pesisir pantai.
untuk bisa memahami hubungan pulau dan perairan pesisir sampel dari dasar laut
diambil secara rutin oleh para ilmuwan

Sampel dari dasar laut memberikan data yang sangat membantu. Apakah
organisme yang masih hidup sering memberikan data yang salah dari alat ukur
Exolutte? ya Ini masalah besar di laut utara misalnya, ada cacing Lanice. Cacing ini
seperti cacing pohon yang bisa membuat lubang. Jika mereka membuat lubang di
dasar laut, sinyal yang diperoleh menjadi lebih kasar lalu menunjukkan sinyal yang
sama sekali berbeda seakan tidak ada hewan di sana.

4. Replikasi Perdana Teknologi Pengaman Pantai Blok Beton 3B di Morotai

Pulau Morotai, pulau dengan luas 1.800 km persegi ini merupakan nama pulau
dan kabupaten baru yang terletak di kepulauan Halmahera, Indonesia. Di Pantai
Daruba, Morotai Selatan, akan dilakukan Penerapan Teknologi Blok Beton 3B
sebagai pelindung pantai. Balitbang PUPR telah menghadirkan teknologi dinding
pantai yang terbuat dari Blok Beton Berkait Berongga dan Bertangga atau disingkat
3B yang dijadikan bahan kontruksi bangunan pantai dapat diterapkan didaerah dengan
kondisi gelombang yang moderat.

Penerapan teknologi ini diawali dengan pengukuran, posisioning dan


pembersihan area bibir pantai. Setelah dilakukan pemadatan, Langkah selanjutnya
adalah pemasangan GeoTextile dengan empat tahapan yakni, pemasangan subgrade,
pengelaran dan penyambungan, penyebara dan penempatan agregat serta pemadatan
agregat. Selanjutnya adalah melakukan pengukuran untuk titik-titik pemasangan
minipile. Setelah titik pemasangan diketahui kemudian tiang pancang diangkat tegak
lurus dan harus tetap terjaga sudut elevasinya hongga mencapai kedalaman yang
ditentukan. Selanjutnya dilakukan penataan batu timbunan atau yang dinamakan
dengan smoothing batu sebagai pondasi konstruksi pileCap. Kemudian dilakukan
pembuatan pileCap dengan kekuatan beton K300 dengan material berupa pasir, semen
dan agregat kasar. Lalu dimulai pemasangan beton 3B tahap pertama dan sebelum
dilanjutkan ke tahap kedua,

Harus dilakukan penguncian antara beton 3B dan pileCap, dilanjutkan dengan


melakukan pemasangan beton 3B hingga ketahap 5 atau 5 baris bertingkat keatas.
Dan tahap akhir pemasangan revetment 3B adalah konstruksi dinding beton pengunci
pasangan beton 3B. Hal ini dilakukan agar pasangan beton 3B lebih kuat dan tidak
bergeser posisinya. Selanjutnya adalah lingkup pekerjaan jalan revertmen yang
meluputi pekerjaan Pving Blok, Kanstin dan pengecatan dan lingkup terakhir adalah
pekerjaan drainase dan gorong-gorong. Dengan tercapainya pembangunan revetment
3B di Morai, pesisir pantai daruba semakin kuat, kokoh dan indah.

5. Bangunan Pelindung Pantai Sederhana dengan Turap

Sebagian besar nelayan bertempat tinggal di tepi pantai, mereka membangun


rumah pada daerah yang rentan terhadap adanya kerusakan akibat erosi. Salah satu
solusi untuk membantu masyarakat nelayan dalam menanggulangi masalah erosi ini
adalah dengan membuat perlindungan tebing pantai sederhana dengan Turap. Untuk
memperoleh hasil penurapan yang rapi dan baik urutan pekerjaan harus dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

- Pasang pemancangan tiang turap pengarah. Arah turap mengikuti topografi


pantai jadi tidak selalu lurus
- Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan turrap. Pantai yang akan dibagi atas
beberapa bagian dengan panjang 5 hingga 10 meter, jarak antara turap dan garis
pantai asli dibuat sesuai dengan kebutuhan. Bahan berupa bambu atau kayu
bulat keras dengan diameter antara 8 hingga 10 cm. Bambu yang digunakan
sebagai setiap orang harus cukup tua supaya tidak mudah lapuk.
- Selanjutnya adalah pemasangan angker. Untuk lebih memperkuat turap
menahan gelombang pantai pada bagian dalam dipasang gedeg bambu atau
bilik. Siapkan karung-karung diisi pasir kemudian susun di belakang turap
secara selang-seling. setelah seluruh karung terpasang sisakan tinggi 20 sampai
25 cm dari permukaan turap untuk diisi pasir sebagai lapisan penutup.

Bangunan pelindung pantai sederhana dengan turap merupakan bangunan


pelindung pantai yang sifatnya darurat sebelum pemerintah membuat bangunan
permanen. Pengamanan cara ini harus dilaksanakan secara menyeluruh dan tidak
terpisah-pisah untuk satu pantai yang rusak. Pedoman ini adalah sebagai pegangan
dan acuan bagi masyarakat dalam pembuatan perlindungan pantai secara sederhana
dengan bahan yang ada di sekitarnya

6. Penerapan Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah Berbahan Karung


Geotekstil Rangka Bambu Di Kabupaten Demak

Abrasi pantai adalah salah satu permasalahan utama dalam upaya perlindungan
pesisir pantai. Fenomena ini dapat berdampak pada tergerusnya garis pantai yang
dapat mengganggu permukiman serta infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum.
Penanganan erosi pantai telah banyak dilakukan dengan menggunakan struktur Keras
atau HardStructur seperti pemecah gelombang, tembok laut, groin atau kombinasi dari
jenis pelindung pantai tersebut. Penerapan struktur keras kadang hanya mengamankan
1 buah pantai yang menimbulkan erosi pada ruas pantai lainnya. Struktur keras
terbukti berhasil mengatasi erosi pantai berpasir atau berkarang tetapi kurang efektif
dalam mengatasi erosi pada pantai berlumpur.

Salah satu alternatif teknologi struktur keras untuk mencegah dampak abrasi
adalah berupa pemecah gelombang ambang rendah (PEGAR Rangka Bambu).
Teknologi ini memiliki nilai ekonomis yang lebih murah dan terjangkau oleh
masyarakat pesisir serta secara teknis lebih efektif dalam meredam energi gelombang
laut. PEGAR adalah teknologi hasil penelitian Balitbang dan telah diterapkan di
beberapa lokasi di Provinsi Banten.
Berdasarkan analisis tersebut, Balai Penelitian dan Pengembangan Penerapan
Teknologi Sumber Daya Air dalam melaksanakan penelitian mengenai penerapan
teknologi PEGAR Rangka Bambu tersebut yang berlokasi di Timbulsloko,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sebelum dilakukan kegiatan pelaksanaan
konstruksi pemecah gelombang ambang rendah, terlebih dahulu dilakukan penyiapan
lahan berupa penentuan dan pemberian tanda pada titik lokasi sesuai dengan desain
yang telah direncanakan. bahan-bahan yang disiapkan sebelum pelaksanaan
konstruksi yaitu:

- Bambu
- Pasir
- Karung
- Kain dan
- Tali tambang plastik

Penyiapan SDM dilakukan dengan melakukan pelatihan terhadap masyarakat


dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pelaksanaan penerapan
teknologi pemecah gelombang ambang rendah selanjutnya adalah penerapan PEGAR.

You might also like