You are on page 1of 9

RAHASIA

215
MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT Lampiran A Keputusan Dansecapaad
SEKOLAH CALON PERWIRA Nomor Kep/ /I/ 2022
Tanggal Januari 2022

PENGERTIAN

1. Alat Juang. Alat Juang adalah merupakan totalitas kekuatan


masyarakat yang memiliki kesadaran bela negara yang tinggi dan telah disusun,
dilatih, dilengkapi dan disiagakan sesuai dengan pengelompokan dan peranan
masing-masing dalam Sishankamrata.

2. Instansi Terkait. Instansi terkait dalam naskah juknis ini adalah


badan/instansi di luar institusi TNI yang meliputi: pemerintah daerah, instansi
vertikal di daerah dan komponen bangsa lainnya.

3. Instansi Vertikal. Instansi vertikal adalah perangkat kementerian


dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus urusan
pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah
tertentu dalam rangka Dekonsentrasi. (Juknis tentang Kerja Sama dengan
Instansi Vertikal di Daerah Keputusan Kasad Nomor Kep/721/IX/2016 Tanggal 1
September 2016).

4. Keluarga Besar TNI (KBT). Keluarga Besar TNI (KBT) adalah hubungan
kekerabatan sesama keluarga prajurit yang terdiri dari istri/suami dan
putra/putri prajurit TNI baik angkatan darat, laut, dan udara.

5. Komponen Bangsa. Komponen bangsa adalah bagian dari keseluruhan


unsur bangsa yaitu: tokoh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh
pemuda, organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi
kemasyarakatan, Akademisi, dll.

6. Keeratan. Kata dasar erat : kuat sehingga tidak mudah lepas. Keeratan
menjadi kata sifat yang artinya suatu kondisi atau keadaan hubungan antar
satu dengan pihak lainnya menjadi akrab, kuat dan kokoh sehingga tidak
mudah lepas/terpisah. Mengeratkan: meneguhkan pertalian, persaudaraan
sehingga sukar dilepaskan/ dipisahkan.

7. Komunikasi Sosial.

a. Komsos sebagai Metoda. Adalah suatu cara yang diselenggarakan


oleh satuan jajaran TNI AD yang berhubungan dengan perencanaan dan
kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan keeratan hubungan
dengan segenap komponen bangsa guna terwujudnya saling pengertian
dan kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat
untuk berpartisipasi pada kepentingan bidang pertahanan negara.

b. Komsos sebagai Kemampuan. Adalah kemampuan prajurit TNI Ad


dalam berkomunikasi dengan komponen masyarakat dan aparat
pemerintah terkait lainnya guna terwujudnya saling pengertian dan
kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat untu
berpartisipasi pada kepentingan bidang pertahanan negara.
216
296

8. Komsos Kreatif. Komsos Kreatif adalah suatu bentuk kegiatan Komsos


dengan kemampuan yang memiliki daya cipta (menghendaki kecerdasan dan
imajinasi). Komsos Kreatif merupakan bentuk Komunikasi Sosial dalam bentuk
baru dan mampu menciptakan pesan baru melalui kegiatan olah raga, seni tari,
sosiodrama, galeri seni, festival, karnaval, pagelaran, dll. Makna pesan yang
disampaikan konstruktif membangun.

9. Komunikator (pemberi pesan). Komunikator (pemberi pesan)


adalah seseorang yang berperan sebagai komunikator dan akan berupaya agar
pesan yang disampaikan sampai kepada tujuan sehingga ia akan mudah
menerima umpan balik (feedback) dari komunikan pada saat yang hampir
bersamaan.

10. Kondisi Juang. Kondisi Juang adalah merupakan totalitas kekuatan


Ipoleksosbudhankam yang mencerminkan keuletan dan ketangguhan bangsa
dalam mewujudkan Sishankamrata.

11. Partisipasi. Partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu


kegiatan; keikutsertaan; peran serta; berpartisipasi adalah melakukan
partisipasi, berperan serta dalam suatu kegiatan.

12. Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai


unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. (Juknis tentang Kerja
Sama dengan Instansi Vertikal di Daerah Keputusan Kasad Nomor
Kep/721/IX/2016 Tanggal 1 September 2016).

13. Pertahanan Negara. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk


menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi segenap bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan
memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. (sesuai
UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI).

14. Ruang Juang. Ruang Juang adalah merupakan totalitas kekuatan


geografi dengan segenap isinya berupa sumber kekayaan alam yang telah
disiapsiagakan sebagai medan juang bangsa dalam wadah Sishamkamrata.

15. Bintahwil. Bintahwil adalah segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan


yang diselenggarakan oleh satuan jajaran TNI AD yang berhubungan dengan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran dalam rangka
mewujudkan kekuatan ketahanan wilayah aspek darat dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat bekerjasama dengan pemerintah daerah, instansi
terkait/stakeholder, dan komponen bangsa melalui pembinaan geografi,
demografi, dan kondisi sosial guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD.

16. Daerah Belakang. Daerah Belakang adalah daerah yang disiapkan


sebagai daerah pangkal pertahanan akhir, guna pengembangan kekuatan untuk
menghancurkan musuh. Daerah ini dirancang untuk dapat berswadaya dan
berswasembada dalam keadaan damai maupun perang, menjadi daerah yang
disiapkan mendukung logistik wilayah.
217
297

17. Daerah Pertempuran. Daerah Pertempuran adalah suatu wilayah yang


paling mungkin untuk dilewati musuh atau lawan sebagai jalan pendekat di
darat, sehingga wilayah yang dimaksud kita rencanakan sebagai tempat untuk
menghancurkan musuh. Pada dasarnya daerah pertempuran ditata
berdasarkan potensi-potensi yang ada, sehingga dapat menguntungkan pihak
kita dan menghambat gerak maju musuh serta sejauh mungkin pembangunan
fisik sarana dan prasarana nasional harus dapat mendukung tujuan
pertempuran.

18. Daerah Komunikasi. Daerah Komunikasi adalah daerah yang disiapkan


sebagai daerah penghubung antara daerah pertempuran dan daerah belakang
(pangkalan aju) guna melancarkan operasi penghancuran musuh. Di daerah
komunikasi hendaknya dikembangkan pembangunan yang dapat mendukung
operasi.

19. Daerah Pangkal Perlawanan. Daerah Pangkal Perlawanan adalah suatu


daerah yang dipilih dan disiapkan, merupakan pusat operasi gerilya darimana
kegiatan dilancarkan, tempat penyusunan kekuatan, konsolidasi, istirahat dan
penimbunan barang-barang logistik.

20. Daerah Latihan. Daerah Latihan adalah daerah di darat, laut dan udara
yang digunakan untuk pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI beserta
cadangan TNI dan komponen Hanneg lainnya dalam rangka menghadapi
kemungkinan ancaman yang datang baik dari dalam maupun luar Negeri.

21. Daerah Depan. Daerah Depan adalah daerah yang disiapkan melalui
penyelenggaraan pembangunan untuk kepentingan keutuhan wilayah nasional
didaratan.

22. Daerah Perbatasan. Daerah Perbatasan adalah bagian dari kawasan


perbatasan wilayah darat NKRI dengan negara tetangga yang dipersiapkan
dengan menyelenggarakan pembangunan untuk kepentingan tetap tegaknya
kedaulatan negara.

23. Daerah Rawan. Daerah Rawan adalah bagian dari kawasan dinamis yang
diperkirakan terjadinya kerawanan dibidang Ipoleksosbudhankam yang dapat
mengancam keselamatan jiwa seluruh bangsa.

24. Kemanunggalan TNI Rakyat. Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah


suatu keadaan atau sikap perilaku yang menyatu dari atau bersatu padunya
TNI-Rakyat, baik secara lahir maupun batin dalam rangka mewujudkan
ketahanan nasional untuk mencapai tujuan nasional (Bujukin tentang Binter,
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/106/XII/2011 tanggal 7 Desember 2011).

25. Kesadaran Bela Negara. Kesadaran Bela Negara adalah kesadaran


moral, yakni cara setiap warga negara untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa
dan negaranya secara sadar dan bertanggung jawab.

26. Komponen Cadangan. Komponen cadangan adalah sumber daya


nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna
memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
(Undang-Undang RI No. 3 tahun 2002).
218
298

27. Komponen Pendukung. Komponen pendukung adalah sumber daya


nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan
komponen utama dan komponen cadangan. (Undang-Undang RI No. 3 tahun
2002).

28. Komponen Utama. Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia


yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. (Undang-
Undang RI No. 3 tahun 2002).

29. Otonomi Daerah. Otonomi daerah adalah wewenang untuk mengatur


dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara kesatuan
maupun pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih
terbatas dari pada di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar
dan mengurus rumah tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap
kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh
pemerintah Pusat seperti hubungan luar negeri, pengadilan moneter, keuangan,
pertahanan dan keamanan.

30 Ancaman Bencana. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau


peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

31. Bakti TNI. Bakti TNI adalah upaya, pekerjaan, dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh satuan jajaran TNI AD dalam membantu
menyelenggarakan kegiatan bantuan kemanusiaan untuk menangani masalah-
masalah sosial atas permintaan instansi terkait dan/atau inisiatif sendiri dan
terkoordinasikan, serta berbagai hal yang terkait dengan penyiapan wilayah
pertahanan di darat dan kekuatan pendukungnya yang dilaksanakan baik
secara berdiri sendiri maupun bersama-sama dengan instansi terkait dan
komponen masyarakat lainnya. (Bujuknik tentang Bakti TNI Peraturan Kasad
Nomor Perkasad/ 36-02/XII/2012 Tanggal 27 Desember 2012).

32. Bantuan Darurat Bencana. Bantuan darurat bencana adalah upaya


memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan
darurat. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana).

33. Bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Undang-Undang RI
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

34. Bencana Alam. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, Tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 1 ayat 2).

35. Karya Bakti. Karya Bakti adalah kegiatan satuan atau perorangan
dalam penanganan masalah yang bersifat fisik material maupun mental
219
299

spiritual, dilaksanakan secara rutin atau inisiatif sendiri bersama masyarakat


dalam rangka Bakti TNI untuk kepentingan masyarakat umum. (Buku
Vademikum Teritorial Angkatan Darat Tahun 2009, Halaman 181, Bakti TNI).

36. Kemanunggalan TNI Rakyat. Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah suatu


keadaan atau sikap perilaku yang menyatu dari atau bersatu padunya TNI-
Rakyat, baik secara lahir maupun batin dalam rangka mewujudkan ketahanan
nasional untuk mencapai tujuan nasional (Bujukin tentang Binter, Peraturan
Kasad Nomor Perkasad/106/XII/2011 tanggal 7 Desember 2011).

37. Komponen Bangsa Lainnya. Komponen bangsa lainnya adalah bagian


dari keseluruhan unsur bangsa yaitu: tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, tokoh pemuda, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), organisasi kemasyarakatan, keluarga besar TNI (KBT), Akademisi, dan
lain lain. (KBBI, Halaman 585).

38. Kegiatan Pencegahan Bencana. Kegiatan pencegahan bencana adalah


serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan
dan/atau mengurangi ancaman bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana).

39. Kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. (Undang-Undang RI Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

40. Korban Bencana. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang
yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana. (Undang-Undang RI
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

41. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU). Nota


Kesepahaman adalah sebuah dokumen legal yang menjelaskan persetujuan
antara dua belah pihak. (Juknis tentang Kerja Sama dengan Instansi Vertikal di
Daerah Keputusan Kasad Nomor Kep/721/IX/2016 Tanggal 1 September 2016).

42. Mitigasi. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

43. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan penanggu-


langan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana).

44. Peringatan Dini. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian


peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. (Undang-
Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).
45. Pemulihan. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
220
300

bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana


dengan melakukan upaya rehabilitasi. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana).

46. Pencegahan Bencana. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).

47. Pengungsi. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa
atau dipaksa ke luar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum
pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

48. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah. Pemerintah Pusat,


selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

49. Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah adalah gubernur,


bupati/walikota, atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).

50. Rehabilitasi. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek


pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).

51. Pertahanan Negara. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk


menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan
memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan (UU RI
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI) (Bujukin tentang Binter, Peraturan Kasad
Nomor Perkasad/106/XII/2011 tanggal 7 Desember 2011).

52. Rekonstruksi. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua


prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum
dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. (Undang-Undang RI
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

53. Rawan Bencana. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik


geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
221
301

mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan


mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
(Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

54. Risiko Bencana. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang


ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang
dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).

55. Status Keadaan Darurat Bencana. Status keadaan darurat bencana


adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu
tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi
bencana. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana).

56. Setiap Orang. Setiap. orang adalah orang perseorangan, kelompok orang,
dan/atau badan hukum. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana).

57. Tanggap Darurat Bencana. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian


kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
pelindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana. (Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana).

58. Wilayah. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis


beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. (Juknis tentang
RTRW Hanrat, Keputusan Kasad Nomor kep/507/VII/2015 Tanggal 31 juli
2015).

a.n. Komandan Sekolah Perwira TNI AD


Kepala Program Studi,

Agus Firman Yusmono, S.I.P.,M.Si.


Brigadir Jenderal TNI
302
TELAH DITELITI OLEH
PEJABAT PARAF TANGGAL
KADEPSTAF
KASETUM
KABAGRENDIK
WADIRDIK
303

You might also like