You are on page 1of 9

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM


DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Ihsan, M.Ag

Disusun oleh :
1. Nur Inayatul Husna (2110110078)
2. Endhar Rosidatul Usna (2110110079)
3. Saudah Luthvia (2110110080)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya berupa kesehatan dan kemudahan, sehingga
makalah yang berjudul “KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN
ISLAM DENGAN PENDIDIKAN NASIONAL” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangnnya baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
mengenai Konsep-Konsep Pendidikan dalam Islam dan bisa memberi manfaat
bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan diucapkan terima kasih.

Kudus, 22 April 2022

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan social budaya bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai
nilai agama. Jadi, tidak heran jika antara keduanya saling berhubungan. Selain itu
dari Pendidikan sendiri juga sama. Adanya hubungan antara Pendidikan islam
dengan Pendidikan nasional yang berkaitan erat dan diatur dalam UU juga.
Pendidikan Islam yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat
juga di ilustrasikan bahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang
unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam moral”. Sedangkan
pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut diartikan sebagai pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Kedudukan Pendidikan Islam
diatur dalam UU Sisdiknas 2003. bahwa pendidikan agama mempunyai posisi yang
sangat penting dalam pendidikan nasional. Pendidikan agama lebih menfokuskan
diri dalam membentuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pendidikan islam dan pendidikan nasional?
2. Bagaimana kedudukan pendidikan islam didalam sistem pendidikan
nasional?
3. Bagaimana hakikat & hubungan .pendidikan islam dengan pendidikan
nasional?
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN NASIONAL

Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya


dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang
keagamaan. Dapat juga di ilustrasikan bahwa pendidikan yang mampu membentuk
“manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam
moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam berkeinginan untuk memperoleh
“insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal.1

Sedangkan pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut diartikan


sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

1
Kahar. (2016). Pendidikan Islam dalam Pandangan Pendidikan Nasional. Al-Qalam: Jurnal Kajian
Islam dan Pendidikan. Vol 8 (1)
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

B. KEDUDUKAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN


NASIONAL

Adapun Kedudukan Pendidikan Islam dalam UU Sisdiknas 2003 adalah :

1. Pasal 1 ayat (1), pendidikan adalah: Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Pasal 1 ayat (2), pendidikan nasional adalah: Pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Agama sebagai tujuan pendidikan (agar peserta didik memiliki
kekuatan spiritual keagamaan) dan sumber nilai dalam proses pendidikan nasional.
3. Pasal 4 ayat (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukkan bangsa.
4. Pasal 12 ayat (1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama. Peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agamanya masingmasing dan diajarkan oleh guru/pendidik yang
seagama. Tiap sekolah wajib memberikan ruang bagi siswa yang mempunyai agama
yang berbeda-beda dan tidak ada perlakuan yang diskriminatif.
5. Pasal 15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi,keagamaan, dan khusus.
6. Pasal 17 ayat (2) Pendidikan dasar terbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
7. Pasal 18 ayat (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas
(SMA), madrasahaliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah
aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
8. Pasal 28 ayat (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal(RA), atau bentuk lain yang
sederajat.Salah satu jenis pendidikan nasional adalah pendidikan agama. Setingkat
taman kanak-kanak (TK) dinamakan raudatul athfal (RA), sekolah dasar (SD)
dinamakan madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP) dinamakan
madrasah tsanawiyah (MTs), sekolah menengah atas (SMA) dinamakan madrasah
aliyah (MA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dinamakan madrasah aliyah
kejuruan (MAK).
9. Pasal 30 tentang pendidikan keagamaan
(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(2)Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadianggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal.
(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman, pabhaja samanera,dan bentuk lain yang sejenis. Dalam hal ini pendidikan
agama merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Di samping
sekolah/madrasah formal yang didirikan oleh pemerintah seperti MIN, MTsN,
maupun MAN, masyarakat dapat juga menyelenggarakan pendidikan agama, baik
formal (pesantren, madrasah), nonformal (taman pendidikan AlQur’an (TPA), majlis
taklim) maupun informal (madrasah diniyah).
10. Pasal 36 ayat (3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan pada
Peningkatan iman dan takwa, Peningkatan akhlak mulia; dan seterusnya.
11.Pasal 37 (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat:pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan; dan seterusnya… (2)
Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat,pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan danbahasa.
12. Pasal 55 ayat (1) mengenai Pendidikan Berbasis Masyarakat Masyarakat
berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal
dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk
kepentingan masyarakat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa pasal-pasal tersebut merupakan
penempatan posisi pendidikan Islam sebagai bagian dalam kerangka sistem pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan Islam merupakan bagian dari sistem pendidikan Nasional.
Jika dicermati dari tiap Pasal UU Sisdiknas 2003 di atas, dapat di simpulkan
bahwa pendidikan agama mempunyai posisi yang sangat penting dalam pendidikan
nasional. Pendidikan agama lebih menfokuskan diri dalam membentuk peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.2
C. HAKIKAT & HUBUNGAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Sebelum hubungan pendidikan islam dengan pendidikan nasional, ada hakikat dari
pendididikan islam dengan pendidikan nasional, yang dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Pendidikan Informal
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab 1 ayat 13,
bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. 3 Dengan hal ini sosok keluarga dan
lingkungan sangat penting keberadaannya untuk melangsungkan pendidikan
informal. Kenapa keluarga? Karena keluarga termasuk menjadi madrasah
pertama untuk anaknya. Dan peran orang tua untuk pertama kalinya harus
memberikan pendidikan pada anak (akhlak, pendidikan karakter) sebelum
anak terjun kedalam masyarakat. Lalu ada lingkungan, Sebenarnya pada
lingkungan tidak semua bersifat pendidikan. Nah pergaulan didalam

2
Jannah, Fathul. (2013). Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. Jurnal Dinamika Ilmu.
Vol 13 (2)
3
Darlis, A. (2017). Hakikat Pendidikan Islam: Telaah Terhadap Hubungan Pendidikan Informal, Non
Formal dan Formal. Jurnal Tarbiyah, 24(1).
lingkungan terbagi menjadi 2 yakni, kita yang mempngaruhi lingkungan atau
kita yang dipengaruhi lingkungan.
3. Pendidikan Nonformal
Abu Ahmadi (1992:64) menjelaskan bahwa pendidikan non formal adalah
semua bentuk pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja, tertib dan
terencana diluar kegiatan lembaga sekolah. Khusus untuk pendidikan agama
dan keagamaan telah diatur dalam peraturan pemerintah No 55 Tahun 2007
tentang pendidikan agama dan keagamaan. Untuk pendidikan keagamaan
Islam terdapat dalam pasal 21 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan
diniyah nonformal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, majelis
taklim, pendidikan Alquran, diniyah takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis.

Dari ketiga hakikat tersebut, lalu diuraikan hubungan Pendidikan Islam


dengan Pendidikan Nasional. Dimana hakikat sangat mempengaruhi hubungan
pendidikan. Dari para ahli menyimpulkan bahqa paling tidak ada 3 pusat
pendidikan antara formal, informal dan non formal
B. KEDUDUKAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan islam diakui keberadaannya dalam system pendidikan nasional, dibagi menjadi 3
hal:
1. Lembaga Pendidikan Formal
Keberadaannya diakui secara eksplisit.
Lembaga pendidikan formal ada 7. Namun salah satuny adalah pendidikan keagamaan
(pasal 30). Dijelaskan sebagai berikut :
a. Diselenggarakan oleh pemeritah/kelompok masyarakat dari pemeluk agama dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyrakat yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanta dan atau menjadi ahli
agama.
c. Pendidikan keagamaan dapat dilaksanakan pada jalur pendidikan formal, nonformal
dan informal
d. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhaja samanera, dan bentuk yang sejenis.
e. Kententuan mengani pendidikan keagamaan sebagaimana dalam ayat (1), (2), (3),
dan (4) diatur lebih lanjut dengan pemerintah
2. Mata Pelajaran
Karena pendidikan agama menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional ini disebutkan bahwa pendidikan agama adalah
hak peserta didik. dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 12 ayat 1, bahwa :
“Setiap peserta didik dalam satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.”. dijelaskan
pula didalam pasal 41 ayat 3 tentang pendidik dan peserta didik difasilitasi dan atau
disediakan oleh pemerintah sesuai kebutuhan satuan pendidikan
3. Nilai (Value)
Karena pada pendidikan agama menemukan banyak nilai nilai islami dalam system
pendidikan.
Inti dari hakikat nilai-nilai Islam itu adalah nilai yang membawa kemaslahatan dan
kesejahteraan bagi seluruh makhluk (sesuai konsep rahmatan lil’alamin), demokratis,
egalitarian, dan humanis.

Syafa’ati, S., & Muamanah, H. (2020). Konsep Pendidikan Menurut Muhammad Naquib
Al-Attas Dan Relevansinya Dengan Sistem Pendidikan Nasional. PALAPA, 8(2), 285-301.

You might also like