You are on page 1of 34

DESAIN

BARANG DAN JASA

OLEH

KELOMPOK 5

Nama : Ni Made Devi Yani


No : 17
Nim : 2102014177
Nama : Ni Wayan Hemadani
No : 22
Nim : 2102014181
Nama : Kadek Melda Trisna Dewi
No : 06
Nim : 2102014155
2A MANAJEMEN PAGI

FAKULTAS EKONOMI, BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
2022
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Barang , Jasa, desain produk dan jasa

A. Konsep Desain Produk

1. Konsep Barang

Barang adalah benda apapun, baik benda berwujud (tangible) maupun tidak berwujud

(intangible), baik barang bergerak maupun tidak bergersk, yang dapat dikonsumsi hingga

habis maupun tidak habis, baik dapati diperdagangkan, digunakan, dipakai atau juga

dimanfaatkan oleh pelaku usaha maupun konsumen. (Referensi: Undang-Undang No:7, Thn

2014 mengenai Peraturan Perdagangan). Dan menurut Kamus Collins, barang adalah:

Pertama, hal-hal yang dibuat untuk dijual. Kedua, hal-hal yang Anda miliki dan yang dapat

dipindahkan.

Barang dapat berupa komoditas atau barang berwujud yang memenuhi keinginan atau

kebutuhan manusia. Ini juga merupakan barang berwujud yang secara inheren berguna yang

diproduksi untuk kegiatan manufaktur, pertambangan, pertanian, atau konstruksi. Dalam ilmu

ekonomi, kita dapat mengkategorikan barang dalam beberapa cara yang berbeda. Ada dua

kategori barang – excludable dan rivalrous.

 Barang Ekslusif / Dikecualikan

Contoh barang dikecualikan Jika orang dapat dicegah untuk mengkonsumsi sesuatu

barang, misalnya, jika mereka belum membayar, mereka tidak dapat mengkonsumsinya.

Maka barang itu dapat dikecualikan (excludable).


 Barang Rivalitas / Saingan

Barang saingan adalah barang yang konsumen ‘habiskan’ ketika mereka

mengkonsumsinya, yaitu, orang lain tidak dapat mengkonsumsi barang itu.

2. Konsep Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan kepada konsumen.

Kotler memberikan definisi tentang jasa yaitu “tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh

satu pihak kepada pihak lain, yang bersifat tidak berwujud secara fisik (intangibles) dan tidak

menghasilkan kepemilikan bagi yang membelinya”.

Menurut Gronroos (dalam Tjiptono, 2005:11) mendefinisikan jasa sebagai berikut

“Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun

tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber

daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atau

masalah pelanggan”.

Ada beberapa karakteristik jasa yang membedakannya dengan barang yaitu:

1. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, material atau

benda, maka jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja ataupun

usaha. Walaupun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung dengan produk fisik,

esensi dari apa yang dibeli pelanggan adalah kinerja yang diberikan oleh pihak tertentu

kepada pihak lainnya.

2. Variability
Jasa bersifat sangat bervariabel karena terdapat banyak variasi bentuk, mutu, dan

jenisnya sangat tergantung dari siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi.Variasi

jasa sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi pelanggan selama jasa disampaikan kepadanya

3.Inseparability

Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi.

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama.

4. Perishability

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk

pemakaian ulang di waktu mendatang, dijual kembali atau dikembalikan. Misalnya kursi

pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni atau jam tertentu tanpa pasien di tempat

praktek akan berlalu begitu saja karena tidak bisa disimpan.

B. Desain Produk Dan Jasa.

 Pengertian Desain atau Model

Membicarakan design (desain), membicarakan dimensi yang unik yang menawarkan

aspek emosional dalam memengaruhi kepuasan pelanggan. Rancangan (design) yang cepat

berubah seiring mengikuti perkembangan zaman, harga, dan teknologi tidak cukup untuk itu.

Dengan kata lain, sebuah rancangan merupakan faktor pemicu yang sering menjadi

keunggulan perusahaan. Kotler (2001: 353) mendefinisikan rancangan sebagai totalitas fitur

yang memengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan oleh

pelanggan. Oleh karena itu, rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa

eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Dengan
demikian, rancangan memikirkan berapa besar yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya

tahan, keandalan, dan kemudahan perbaikan. Phillip Kotler (2001: 353) memberikan definisi

rancangan fokus pada parameter rancangan. Dalam konteks ini, rancangan berfokus pada:

a. gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu

bagi pembeli;

b. daya tahan (durability), yaitu ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk

dalam kondisi normal atau berat yang merupakan atribut berharga untuk produk-produk

tertentu;

c. keandalan (reliability), yaitu ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak rusak atau

gagal dalam periode waktu tertentu;

d. mudah diperbaiki (reparability), yaitu ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk

ketika rusak atau gagal. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah

produk yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang

dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah

dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang.

Desain juga diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian

kreatif lainnya. Makna sebuah kalimat dari kata “desain” bisa digunakan, baik sebagai kata

benda maupun kata kerja. Apabila sebagai kata kerja, desain memiliki arti proses untuk

membuat dan menciptakan objek baru. Apabila sebagai kata benda, desain digunakan untuk

menyebut hasil akhir dari proses kreatif, baik berwujud rencana, proposal, maupun objek

nyata.

.      1. Desain produk


      Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh

perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya generasi

dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang mengarah ke produk-

produk baru. Dalam pendekatan sistematis, desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-

ide, dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata dari produk. Peran produk desainer

adalah untuk menggabungkan seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk menciptakan

produk-produk baru yang dapat digunakan orang lain.

         Salah satu strategi produk adalah membangun kemampuan tertentu dalam kustomisasi

keluarga produk atau jasa yang sudah ada. Pendekatan ini memungkinkan pelanggan untuk

memilih variasi produk sekaligus mendorong kekuatan organisasi. Sebuah strategi produk

yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi pasar, dan siklus hidup

produk, serta menggambarkan luasnya suatu lini produk. Tujuan dari suatu keputusan produk

(product decision) adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi produk

yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.

        Suatu teknik untuk menghasilkan ide produk baru

adalah brainstorming. Brainstorming adalah sebuah teknik dimana kelompok orang yang

berbeda saling berbagi ide pada topik tertentu tanpa mengkritik. Tujuan brainstorming adalah

untuk membangkitkan diskusi terbuka yang menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang

mungkin dan perbaikan produk. Brainstorming bermanfaat bagi pengembangan produk baru

dan memusatkan perhatiaan pada peluang tertentu, seperti : memahami pelanggan, perubahan

ekonomi, perubahan secara sosiologis dan demografis, perubahan teknologi, perubahan

politik atau peraturan dan perubahan lain yang dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar

profesional, pemasok dan distributor.

Manfaat desain produk

Berikut manfaat desain produk dalam kehidupan sehari-hari.


 Pertama : Untuk mempercepat setiap proses pekerjaan Sebuah pekerjaan

terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun dengan adanya desain

produk, pekerjaan lebih bisa dipersingkat terutama menggunakan teknologi desain

grafis.

 Kedua : Untuk menyampaikan pesan tersembunyi dalam bentuk grafis Hal ini bisa

dilihat dengan desain produk tertentu yang memiliki pesan tersembunyi. Misalnya

dengan tanda, huruf, atau warna dalam desain produk itu sendiri. Namun tidak

mudah untuk mendapatkan desain produk yang berkualitas dan dapat

menyampaikan pesan yang dimaksud kepada konsumen.

 Ketiga : Agar produk yang terjual menjadi lebih menarik dan unik Bila produk

tampak menarik pastinya harga jual produk tersebut menjadi meningkat. Tidak

hanya itu, produk yang didesain dengan teknik khusus akan terlihat berbeda dari

produk lainnya bahkan tampak lebih berkualitas. Karena itu tidak jarang

perusahaan sengaja membuat desain produk sesuai dengan trend, namun tetap

sesuai dengan kebutuhan konsumen dan masih sesuai dengan biaya produksi.

.      2. Desain jasa

Desain jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai karakteristik yang

unik. Satu alasan kenapa produktivitas dalam jasa begitu rendah adalah karena baik desain

dan pengantaran produk jasa memasukkan adanya interaksi pelanggan.Pelanggan dapat

berpartisipasi dalam desain jasa. Sebagian besar biaya dan kualitas sebuah jasa ditetapkan

pada tahap desain dan sejumlah teknik dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produk.
C.   Faktor-faktor utama dalam strategi desain

Dalam mendesain produk ataupun jasa dibutuhkan strategi desain yang

memerlukan  beberapa faktor untuk memenuhi strategi tersebut seperti:

a.     Biaya

biaya atau sering disebut modal diperlukan untuk membuat strategi desain. Tanpa

adanya biaya yang cukup maka strategi desain yang harus dilakukan akan lebih sulit dan

tidak menjamin tingkat keberhasilannya. Tetapi dalam strategi desain, biaya yang dikeluarkan

rendah produk yang dihasilkan tetap harus menarik dan berguna bagi para konsumen.

b.    Mutu

Mutu yang dimaksud yaitu kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk memuaskan

kebutuhan atau tuntutan pelanggan (simamora;2000:447). Mutu yang dimiliki suatu produk

harus menarik dan berguna bagi konsumen. Ada beberapa produk yang dipasarkan secara

bersamaan tetapi produk dengan mutu yang baiklah yang dipilih oleh konsumen.

c.     Time-to-market

Lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk dari ide produk

sampai ke produk jadi. Ini adalah komponen penting dalam kompetisi berbasis waktu. Saat

produk dirancang sampai diterima oleh kostumer atau juga disebut time to market.

d.    Kepuasan Konsumen

Desain produk yang dibuat harus bisa memenuhi kebutuhan ataupun keinginan

konsume. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi produsen, karena dengan adanya

konsumen hasil produksinya akan terus ada dan digunakan. Dan bisnisnya akan terus berjalan

lancar.

e.     Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi

pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerima dari investasi yang dilakukan.

Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih

keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.

C.  Tujuan Desain Produk dan Jasa

Mendesain produk dan jasa memiliki tujuan yaitu

 Tujuan Utama

1. Kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan

antara apa yang dia terima dan harapannya (umar, 2005:65). Seorang pelanggan, jika merasa

puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya

menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller  yang dikutip dari buku Manajemen

Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (2007:177).

Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor

penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat

meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa

pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada

saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan

merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan

porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.


 faktor Utama dalam Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen

Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang

harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu :

a.  Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang

mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan

Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan

pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosional

Konsumen  akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum

terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai

tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari

produk tetapi nilai sosial yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.

d.  Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang yang relatif

murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.

e.  Biaya

Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu

untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

3. Memahami apa yang diinginkan konsumen

jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia-sia

barang diperdagangkan. Oleh karena itu,  agar dapat memahami konsumen maka harus

mengerti konsumen dan siapa konsumen itu. Pengertian konsumen menurut Philip Kotler
adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau

jasa untuk dikonsumsi pribadi.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsuman

Para tenaga pemasaran mengidentifikasi ada 4 faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen.

a. Pengaruh Psikologis

- Motivasi

Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan

dari kebutuhan. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hirearki, dari yang paling

mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, social, harga

diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan,

kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba

untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.

-Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan

menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang

dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsanganyang sama.

b. Pengaruh Pribadi

- Situasi Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex

diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah.

- Gaya Hidup

Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini

orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang

sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.


c. Pengaruh Sosial

- Grup

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok

dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership

group.

- Keluarga

Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian, para pelaku

pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk

dan servis yang berbeda.

d. Pengaruh Budaya

- Subkultur

Sekelompok orang yang berbagi system nilai berdasarkan persamaan pengalaman

hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah.

- Kelas Sosial

Pengelompokan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok

sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan

juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya.

D. Pemilihan Barang dan Jasa

Dasar keberadaan sebuah organisasi adalah barang atau jasa yang disediakannya

untuk masyarakat. Produk-produk yang hebat adalah kunci kesuksesan. Strategi produk apa

pun yang kurang unggul dapat membahayakan perusahaan. Untuk memaksimalkan potensi

kesuksesan, banyak perusahaan fokus hanya pada beberapa produk tertentu dan kemudian

berkonsentrasi pada produk-produk tersebut.


Sebuah strategi produk yang efektif mengaitkan keputusan produk dengan investasi,

pangsa pasar, dan siklus hidup produk (product life cycle), dan mendefinisakan luasnya lini

produk. Tujuan keputusan produk (product decision) adalah untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan strategi produk yang memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan

kompetitif.

1. Pilihan Strategi Produk Mendukung Keunggulan Kompetitif

Terdapat banyak pilihan dalam pemilihan, pendefinisian, dan perancangan

produk. Pemilihan produk adalah pemilihan barang atau jasa yang akan disediakan bagi

pelanggan atau klien. Pemilihan produk memengaruhi sistem produksi keseluruhan. Ada

beberapa strategi yang dapat digunakan, seperti Low-Cost Strategy melalui desain produk;

perancangan sebuah produk (menu) yang dapat diproduksi dengan memperkerjakan sedikit

tenaga kerja. Rapid Response Strategy untuk mengubah permintaan pasar. Keputusan produk

sangat penting bagi strategi perusahaan dan memiliki dampak besar bagi keseluruhan fungsi

operasi.

2. Siklus Hidup dan Strategi

Sebagai manajer operasi harus siap untuk mengembangkan produk-produk baru,

mengembangkan strategi baru untuk produk baru dan produk yang telah ada. Pengujian

produk secara periodik perlu dilakukan karena strategi berubah seiring dengan bergeraknya

produk dalam siklus hidupnya. Strategi produk yang sukses membutuhkan penentuan strategi

terbaik bagi masing-masing produk berdasarkan pada posisinya dalam siklus hidupnya.

1. Fase Pengenalan,
karena produk masih menjadi “fine tune” bagi pasar sehingga memerlukan biaya-biaya

yang tidak biasa untuk; riset, pengembangan produk, proses modifikasi dan perbaikan, serta

pengembangan pemasok.

2. Fase Pertumbuhan,

desain produk telah mulai stabil dan perkiraan kebutuhan kapasitas yang efektif

sangat dibutuhkan. Penambahan kapasitas atau pemaksimalan kapasitas yang ada untuk

mengakomodasi pertumbuhan permintaan produk akan dibutuhkan

3. Fase Kematangan,

ketika sebuah produk matang kompetitor muncul. Produksi dengan volume tinggi dan

inovatif akan dibutuhkan. Memperbaiki pengendalian biaya, penurunan pilihan, dan

pengurangan lini produk akan menjadi langkah efektif atau penting untuk profitabilitas dan

pangsa pasar.

4. Fase Penurunan,

produk yang sekarat biasanya adalah produk-produk yang lemah yang membutuhkan

investasi sumber daya dan keahlian manajerial. Kecuali produk-produk sekarat memberi

kontribusi unik bagi reputasi perusahaan atau lini produknya atau dapat dijual dengan

kontribusi yang sangat tinggi, produksinya harus dihentikan.

3. Analisis Produk Berdasarkan pada Nilai

Analisis produk berdasarkan pada nilai (product by-value) mengurutkan produk

dalam urutan menurun berdasarkan pada kontribusi uang masing-masingnya kepada

perusahaan. Juga mengurutkan total kontribusi uang tahunan produk tersebut. Kontribusi

produk tertentu yang rendah dalam basis per unitnya akan terlibat sangat berbeda jika produk

tersebut mewakilkan porsi yang besar dalam penjualan perusahaan.


Laporan analisis produk berdasarkan pada nilai membantu manajemen dalam

mengevaluasi strategi yang mungkin dilakukan untuk masing-masing produk. Laporan dapat

memberi tahu manajemen mengenai penawaran produk mana yang harus dieliminasi dan

mana yang gagal untuk memberikan alasan bagi investasi selanjutnya dalam penelitian dan

pengembangan atau peralatan modal.

4. Penciptaan Produk Baru

Karena produk-produk mati, harus dicabut dan diganti, karena perusahaan

menciptakan sebagian besar dari pendapatan dan laba mereka dari produk-produk baru –

pemilihan, definisi, dan desain produk dilakukan secara terus-menerus.

Pengembangan produk baru yang agresif mensyaratkan perusahaan untuk

membangun struktur internal yang memiliki komunikasi terbuka dengan pelanggan, budaya

pengembangan produk inovatif, R&D yang agresif, kepimpinan yang kuat, insentif formal,

dan pelatihan.

1. Memahami pelanggan adalah isu utama dalam pengembangan produk baru.

2. Perubahan ekonomis membawa peningkatan level kemakmuran dalam jangka panjang.

3. Perubahan sosiologi dan demografi mungkin muncul.

4. Perubahan teknologi menyebabkan mungkin.

5.Perubahan politik dan hukum membentuk kesepakatan tarif, perdagangan, dan

peraturan.

6.Perubahan lain mungkin melahirkan praktik pasar, standar professional, pemasok.


2. peran strategis desain barang dan jasa dalam proses produksi.

Dilihat dari sudut strategis, desain mendefinisikan pelanggan sasaran perusahaan

dan juga perusahaan pesaingnya. Untuk dapat menhasilkan desain yang baik, desain harus

memaksimalkan pemanfaatan kompetensi inti perusahaan. kompetensi ini pada dasarnya

merupakan kapasitas atau kemampuan personil perusahaan untuk melakukan sesuatu

berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang dimilikinya. Kemampuan personil

perusahaan dapat dilihat menurut apa yang sekarang ini dikuasi dan diterapkan, kapasitas

potensial yang dimiliki sekarang, dan kapasitas potensial di masa yang akan datang.

Kapasitas yang dimiliki dan diterapkan sekarang (current applied capability) pada dasrnya

merupakan kapasitas yang secara sistematis benar-benar dikuasai aplikasinya dan tingkatan

pengembangannya dalam melaksanakan suatu tugas. Kapabilitas potensial yang dimiliki

sekarang ini (current potential capability) merupakan tingkatan pekerjaan yang maksimum

yang dapat diselesaikan oleh seseorang di setiap titik atau tahapan pada waktunya, pada

wilayah tugas pekerjaan yang mereka hargai dan berikan dukungan lingkungan. Kapasitas itu

merupakan wujud keseimbangan antara pemikiran kritis dan pemikiran bersifat membangun

(yang memperhatikan kompleksitas pengolahan) serta tingkatan pengembangan dan aspirasi

pribadi.

Dikaitkan dengan pemanfaatan sarana pengolahan untuk memproses aktivitas

pengolahan produk yang sekarang serta produk baru hasil pengembangan produk, desain

proses menjadi sangat penting artinya. Desain proses menurut Heizer dan Render (2008) serta

Jacobs, Chase dan Aquilano (2007) dapat dikategorikan menjadi empat jenis fokus, yaitu: (1)

fokus pada proses; (2) fokus berulang; (3) fokus pada produk; (4) fokus pada kustomisasi

massal. Tiap fokus akan dijelaskan secara berturut-turut dalam uraian berikut.

1.      Fokus pada Proses


Proses pengerjaan yang berfokus pada proses merupakan suatu jenis organisasi

manufaktur dimana kedua aspek, peralatan produksi dan tanggung jawab staf manajemen

dijelaskan oleh proses produksi. Perusahaan yang berfokus pada proses biasanya

menjalankan kegiatan di tempat pengerjaan yang bernama job shop (unit bengkel).

Ciri-ciri perusahaan yang menjalankan produksi yang berfokus pada proses adalah

sebagai berikut.

1)    Fasilitas dikelola di sekitar aktivitas atau proses khusus. Alat yang sama fungsinya

ditempatkan pada ruangan yang sama.

2)    Perlengkapan berguna banyak (multipurpose machines or equipment) dan dilayani oleh

personil yang terampil (skill labor).

3)    Produk memiliki kelenturan yang tinggi, jenis dan mutunya didasarkan pada pesanan

pelanggan.

4)    Produk bernilai tinggi dang pengguanaan alat produksi yang biasa.

5)    Aliran produk mungkin berubah sehingga perencanaan dan penjadwalan menjadi

tantangan manajer pabrikasi.

2.   Fokus pada Produksi Berulang

           Fokus pada produksi berulang merupakan metode produksi berulang dari produk

tertentu yang sama jenisnya atau keluarga produk (product family). Metodologi berulang

mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk penyetelan, persediaan, dan lead time pengolahan

dengan menggunakan lini produksi, lini perakitan, atau sel kerja. Produk dapat berupa

produk standar atau yang dirakit dari modul (komponen subassembly).

3.  Fokus pada Produk


           Fokus pada produk adalah suatu jenis organisasi manufaktur di mana kedua hal,

mesin-mesin atau peralatan produksi dan tanggung jawab staf digambarkan oleh produk, lini

produk, atau segmen pasar. Kewenangan manajemen sangat terdesentralisasi, yang cenderung

membuat perusahaan lebih peka terhadap kebutuhan pasar dan fleksibel ketika

memperkenalkan produk baru. Jenis organisasi produksi seperti ini cocok untuk perusahaan

yang dominan berorientasi kepada pasar atau kelompok konsumen dan lebih mementingkan

kelenturan serta inovasi daripada perencanaan terkoordinasi dan pengendalian yang ketat.

4. Fokus pada Kustomisasi

           Kustomisasi massal adalah kreasi produksi bervolume tinggi dengan keragaman yang

besar sehingga pelanggan mungkin menentukan suatu model yang pasti dari produk akhir

bervolume besar yang mungkin yang biaya pabrikasinya rendah karena didukung oleh

volume keluaran yang besar tersebut. Kustomisasi massal ini mencirikan usaha yang

menghasilkan produk sesuai pesanan pelanggan (make to order) seperti yang dicirikan oleh

fokus pada proses. Namun, pada saat yang sama juga memperlihatkan karakteristik fokus

produk (make to stock) yang mampu menghsilkan keluaran dengan biaya murah melalui

produki secara massal. Karena fokus pada kustomisasi massal ini mencirikan kedua fokus

sebelumnya, yaitu produk yang unik dan murah, fokus pada kustomisasi ini menjadi sangat

rumit.

3. Proses desain Barang dan Jasa ; Pembentukan Ide-Peluncuran Produk

a. Tahap 1 Pemunculan Ide

Proses pengembangan produk baru berawal dari pencarian ide. Ide produk baru

dapat berasal dari sejumlah sumber, misalnya departemen riset dan pengembangan,

konsumen, ilmuwan, pesaing, karyawan (terutama wiraniaga), anggota saluran distribusi


(distributor), dan manajemen puncak. Biasanya gagasan yang muncul dari sisi teknologi

pemisahaan cenderung akan dirunuskan dalam technological terms (misalnya, gagasan

mobil baru didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis) atau karakteristik

fisik (seperti ponsel baru yang lebih ringan dan kecil). Bila gagasan berasal dari

konsumen atau distributor, kecenderungannya adalah bahwa ide tersebut dijabarkan

dalam konteks manfaat pemecahan masalah (misalnya, koper atau tas yang dapat mudah

dimasukkan ke dalam overhead compartment di pesawat). Oleh sebab itu, konsep produk

baru harus dinyatakan dalam dua aspek: (1) spesifikasi manfaat yang bakal diterima oleh

para pelanggan potensial; dan (2) definisi atribut fisik atau teknologi yang dapat

menghasilkan manfaat-manfaat tersebut.

b. Tahap 2 Penyaringan Ide

Tahap penyaringan ide terdiri atas sejumlah aktivitas yang dirancang untuk

mengevaluasi suatu konsep produk baru. Konsekuensinya, akan ada banyak konsep baru

yang dieliminasi dalam tahap ini. Setidaknya, informasi yang diperoleh dalam tahap

penyaringan dapat membantu pihak manajamen untuk: (1) memproyeksikan tingkat

permintaan potensial, (2) mengidentifikasi peluang keberhasilan produk, dan (3)

memperkitakan tingkat kanibalisasi. Kegiatan-kegiatan penyaringan dapat meliputi studi

potensi pasar (market potensial studies), pengujian konsep (concept test), dan model

skoring (scoring model).

c. Tahap 3 Pengembangan Produk

Ide-ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat

diuji. Ada perbedaan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Yang
dinamakan ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan perusahaan ke pasar.

Konsep produk merupakan versi yang lebih rinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam

istilah yang dimengerti konsumen. Sedangkan citra produk ialah gambaran khusus yang

diperoleh konsumen mengenai produk yang masih potensial ataupun yang sudah aktual.

d. Tahap 4 Pengujian Pasar/Produk

Tujuan tahap ini adalah untuk: (1) memberikan penilaian yang lebih rinci

mengenai peluang sukses produk baru, (2) mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian

akhir yang dibutuhkan untuk produk, dan (3) menetapkan elemen-elemen penting dalam

program pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk di pasar. Secara

garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian pasar/produk.

e.Tahap 5 Analisis Bisnis

Tujuan analisis bisnis adalah untuk mendapatkan gambaran sekomprehensif

mungkin tentang dampak finansial yang dapat diperoleh dari memperkenalkan suatu

produk baru. Sejumlah ukuran (seperti biaya, laba, Return On Investment,  dan arus kas)

digunakan, demikian pula metode-metode seperti analisis payback periog break -even

analysis dan risk analysis. Analisis bisnis membutuhkan informasi rinci mengenai biaya

manufaktur, biaya pemasaran, tingkat penjualan yang diperkirakan, dan tingkat

kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi finansial untuk produk baru lebih kompleks

dibandingkan produk yang sudah mapan. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor, di

antaranya rentang waktu, kemungkinan kanibalisasi, dari kebutuhan akan investasi.

Dalam hal rentang waktu misalnya, penjualan dan biaya untuk produk baru kerapkali

sangat bervariasi sepanjang waktu. Jarang sekali ada produk baru yang langsung diadopsi

konsumen. Konsekuensinya, biaya pemasaran pada tahun pertama akan sangat besar
dibandingkan tahun-tahun berikutnya, oleh karena adanya tuntutan kebutuhan untuk

menciptakan awareness dan insentif untuk distribusi produk serta product trial. Selain

itu, jika produk baru mengkanibalisasi penjualan produk yang sudah ada atau

memanfaatkan fasilitas produksi dan atau pemasaran yang sama dengan produk saat ini,

maka hanya penjualan dan biaya inkremental dari produk baru bersangkutan saja yang

boleh diperhitungkan dalam mengevaluasi kontribusi laba produk baru tersebut.

f. Tahap 6 Komersialisasi

Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi

peluncuran (launching strategy)  produk baru ke pasar. Pada prinsipnya, ada 3 komponen

strategi peluncuran produk baru, yaitu:

 Penentuan timing introduksi produk baru. Timing peluncuran produk baru

merupakan aspek krusial, baik dari sudut pandang permintaan pelanggan maupun

kompetisi. Dalam hal permintaan pelanggan, misalnya, ada tingkat

musiman (seasonality)  tertentu dalam kategori produk spesifik. Contohnya, penjualan

sarung cenderung mencapai puncaknya saat menjelang Lebaran. Penjualan alat tulis

dan buku teks biasanya sangat tinggi pada permulaan tahun ajaran baru dan menjelang

ujian. Oleh sebab itu, sebaiknya produk baru diperkenalkan menjelang periode

permintaan puncak. Bintang film, sutradara dan sekaligus produser kondang Jackie

Chan biasanya meluncurkan film barunya menjelang tahun baru Imlek, karena saat itu

penonton bioskop di kalangan etnis Tionghoa sangat besar. Sementara itu, dalam

perspektif kompetisi, apabila diferensiasi produk relatif rendah, maka keputusan

untuk secepat mungkin memasuki pasar merupakan pilihan strategik. Pionir

cenderung memperoleh keunggulan dalam hal consumer awareness dan pangsa pasar

dalam kasus tersebut.


 Pemilihan strategi merek (branding strategy).  Akseptansi konsumen terhadap

produk baru dipengaruhi oleh citra merek. Apabila perusahaan memiliki nama merek

yang memiliki ekuitas merek tinggi, maka biaya peluncuran produk barunya

cenderung lebih rendah. Citra merek dapat menekan persepsi konsumen terhadap

risiko mencoba. produk. Lagipula, citra merek juga dapat meningkatkan ekspektasi

distributor atas kesuksesan item produk baru. Konsekuensinya, upaya pemasaran yang

dibutuhkan tidak terlalu besar dalam rangka mendorong pencobaan produk dan

mendapatkan tempat di rak pajangan distributor perusahaan memperluas ekuitas

merek yang sudah ada. Alternatif strategi merek yang tersedia, di antaranya:

(1) brand extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah terkenal untuk

kategori produk baru, misalnya Nike juga memproduksi pakaian, topi, dan tas;

(2) line extension, yaitu menggunakan nama merek yang sudah mapan untuk produk

baru dalam kategori atau lini produk yang sama, contohnya BMW300, BMW 500,

dan BMW 700; dan (3) new brand, yang menggunakan Hama merek baru untuk

produk baru yang diluncurkan.

 Koordinasi program-program pemasaran yang mendukung introduksi produk

baru, seperti program harga, promosi, distribusi. Efektivitas koordinasi & keselarasan

antar program pemasaran akan menentukan keberhasilan program peluncuran produk

baru.

 PELUNCURAN DESAIN PRODUK 

Memiliki factor factor sebagai berikut.

a. Desain yang baik


 Desain yangh baik adalah sebuah desain yang dapat diproduksi

sesuaipermintaan bahkan dalam kondisi yang tidak menguntungkan dalamproses

produksi. 

b. Desain modular

  Desain modular adalah sebuah desain dimana bagian-bagian ataukomponen-

komponen sebuah produk dibagi-bagi menjadi modul-modulyang dapat

dipertukarkan atau diganti dengan mudah. 

c. Desain berbantu komputer (CAD) dan manufakturing berbantukomputer

(CAM)

Desain berbantu komputer (CAD) adalah penggunaan komputer yanginteraktif

untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuahproduk.Desain

manufakturing berbantu komputer (CAM) adalah perangkat lunakyang

memungkinkan desain untuk melihat efek desain dalam prosesmanufaktur

produk.Standar pertukaran data produk adalah sebuah standar yang

menyediakanformat yang memungkinkan transmisi elektronik data tiga dimensi.

d. Teknologi Realitas Virtual

Realitas virtual adalah bentuk visual dari komunikasi dimana

gambarmenggantikan bentuk sebenarnya dan biasanya memungkinkan

penggunauntuk merespons secara interaktif.

e. Analisis Nilai

Analisis nilai adalah suatu tinjauan atas produk sukses yang memberikanandil

selama proses produksi.


f. Keberlanjutan dan Penilaian Siklus Hidup (LCA)

Keberlanjutan dan penilaian siklus hidup adalah dua cara

untukmelakukannya. LCA adalah evaluasi formal atas dampak lingkungansebuah

produk’

4. Strategi Meningkatkan Proses Desain Barang dan Jasa : Design Team.

Design Review, dan Design For Environment.

 perancangan bagi Lingkungan (Design for Environment – DfE)

adalah pendekatan sistematik untuk mengevaluasi konsekuensi dampak

lingkungan dari produk dan proses-prosesnya, dan dampaknya pada kesehatan manusia

dan lingkungan (Fiksel, 1996).

Didasarkan pada pengertian apa yang pelanggan butuhkan, menganalisa

pilihan, dan mengambil sumberdaya tersedia untuk dengan cepat mencapai hasil produk

baru yang diinginkan. Berdasarkan penanganan produk dan proses produksi cradle-to-

grave. Fokus utama adalah identifikasi kandungan dan implikasi lingkungannya,

menentukan dampak yang dipunyai produk dan proses pada lingkungan selama siklus

hidupnya, dan pengembangan produk dan proses yang cocok secara lingkungan.

 design review

adalah tonggak dalam proses pengembangan produk di mana desain dievaluasi

terhadap persyaratannya untuk memverifikasi hasil kegiatan sebelumnya dan

mengidentifikasi masalah sebelum berkomitmen untuk - dan jika perlu diprioritaskan


ulang - pekerjaan lebih lanjut. desain review akhir, jika berhasil, akan memicu

peluncuran produk atau rilis produk.

Pelaksanaan desain review adalah wajib sebagai bagian dari kontrol desain,

ketika mengembangkan produk dalam konteks tertentu yang diatur seperti perangkat

medis.Menurut definisi, review harus mencakup orang-orang yang berada di luar tim

desain.

Untuk meningkatkan proses desain barang dan jasa diperlukan sebuah sistem dan

struktur organisasi yang efektif, telah ditambahkan beberapa teknik/ strategi penting

untuk merancang suatu produk. Teknik tersebut sebagai berikut :

a. Desain yang tangguh. Berarti produk didesain sedemikian rupa sehingga sedikit

variasi pada produksi atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk.

b. Desain Modular. Bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi komponen

yang dengan mudah dapat ditukar atau diganti.

c. Computer Aided Design (CAD). Perancangan dengan bantuan komputer adalah

penggunaan omputer untk merancang produk secara interaktif dan menyiapkan

dokumen teknis.

d. Computer Aided Mnufacturing (CAM). Produksi dengan bantuan komputer merujuk

pada penggunaan program komputer khusus untuk memandu dan mengendalikan

peralatan produksi.

e. Teknologi Virtual Reality. Merupakan bentuk komunikasi secara tampilan dimana

gamba menggantikan benda aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk

menanggapi secara interaktif.

f. Analisis Nilai. Analisis nilai berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk

yang lebih baik atau ekonomis.


g. Desain yang ramah lingkungan. Merupakan kepekaan terhadap permasalahan

lingkungan yang sangat luas pada proses produksi.

 Faktor-faktor utama dalam strategi desain

Dalam mendesain produk ataupun jasa dibutuhkan strategi desain yang memerlukan

beberapa faktor untuk memenuhi strategi tersebut seperti:

a. Biaya

Biaya atau sering disebut modal diperlukan untuk membuat strategi desain. Tanpa

adanya biaya yang cukup maka strategi desain yang harus dilakukan akan lebih sulit

dan tidak menjamin tingkat keberhasilannya. Tetapi dalam strategi desain, biaya

yang dikeluarkan rendah produk yang dihasilkan tetap harus menarik dan berguna

bagi para konsumen.

b. Mutu

Mutu yang dimaksud yaitu kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk

memuaskan kebutuhan atau tuntutan pelanggan (simamora;2000:447). Mutu yang

dimiliki suatu produk harus menarik dan berguna bagi konsumen. Ada beberapa

produk yang dipasarkan secara bersamaan tetapi produk dengan mutu yang baiklah

yang dipilih oleh konsumen.

c. Time-to-market

Lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk dari ide produk

sampai ke produk jadi. Ini adalah komponen penting dalam kompetisi berbasis

waktu. Saat produk dirancang sampai diterima oleh kostumer atau juga disebut time

to market.

d. Kepuasan Konsumen
Desain produk yang dibuat harus bisa memenuhi kebutuhan ataupun keinginan

konsume. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi produsen, karena dengan

adanya konsumen hasil produksinya akan terus ada dan digunakan. Dan bisnisnya

akan terus berjalan lancar.

e. Keunggulan Kompetitif

kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit

melalui maksimalisasi penerima dari investasi yang dilakukan.

5. Pengembangan Produk (Investasi Teknologi Dalam Pengembangan

Produk)

a. Pengembangan Produk

1. Sistem Pengembangan Produk

Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk denganarus

kas, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sebuah perusahaan

harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami perubahan yang terus

menerus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan,dan juga sumber

daya.Proses penyaringan diperluas pada fungsi operasi. Pengembangan produk

yangoptimal bergantung pada dukungan bagian lain dalam perusahaan, dan juga

gabugankesepuluh keputusan MO yang berhasil, mulai dari desain produk hingga

pemeliharaan. Mengenali produk yang terlihat akan meraih pangsa pasar, berbiayaefektif,
dan menguntungkan, tetapi pada kenyataannya sulit untuk diproduksi, dapatmenyebabkan

kegagalan dan bukan keberhasilan

2. Quality Function Deployment (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan apayang

akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan padadesain

yang ditargetkan. Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses menetapkan

keinginan pelanggan (apa yang “diinginkan” pelanggan) dan menerjemahkannya menjadi

atribut (‘bagaimana“) agar tiap area fungsional dapat memahami dan melaksanakannya.

Kegunaan lain dari QFD  adalah untuk menunjukan bagaimana usaha yang berkualitas

akan disebarkan.

3. Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk

Tim pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah

permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim 

initerdiri dari perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian dan penjaminan

kualitas,dan karyawan pelayanan lapangan. Pengguanaan tim seperti ini disebut

sebagairekayasa menyeluruh (concurrent engineering)  dan menunjukan sebuah tim

yangmewakili semua bidang yang terpengaruh (dikenal sebagai tim lintas fungsi).Satu

alat QFD  adalah rumah kualitasm (house of quality) . Rumah kualitasmerupakan bagian

dari proses

quality function deployment   yang menggunakan sebuah matriks perencanaan untuk

menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan“bagaimana” perusahaan melakukan

sesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut. 


1. Kenali keinginan pelanggan.

2 . Kenali bagaimana  produk akan memuaskan keinginan pelanggan.

3. Hubungkan keinginan  pelanggan dengan bagaimana  produk akan dibuat

untukmemenuhi keinginan pelanggan tersebut.

4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana  pada perusahaan.

5. Buat tingkat kepentingan.

6. Evaluasi produk pesaing

4. Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai

Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai memperhatikan perbaikan

desaindan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari

penelitian, pengembangan, desain dan produksi. Keuntungan lain selain pengurangan

biaya yangnyata yaitu :

1. Mengurangi kompleksitas produk.

2 .Standarisasi tambahan komponen.

3. Perbaikan aspek fungsional produk.

4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.

5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.

6. Desain yang tangguh.

Saat ini telah ada beberapa jenis teknologi yang menjadi fokus dalam

pengembangan produk. Berikut ini beberapa teknologi yang saat ini dan dalam beberapa

waktu ke depan akan menjadi tren “wajib” dalam solusi pengembangan produk
b. Investasi Teknologi Dalam Pengembangan Produk

Saat ini telah ada beberapa jenis teknologi yang menjadi fokus dalam

pengembangan produk. Berikut ini beberapa teknologi yang saat ini dan dalam beberapa

waktu ke depan akan menjadi tren “wajib” dalam solusi pengembangan produk

1. Internet of Things (IoT)

IoT menjadi salah satu yang paling dominan. Pada dasarnya pendekatan teknologi ini

berbasis pada mesin digital yang terhubung melalui jaringan untuk menghasilkan data secara

periodik. Cara kerja teknologi pintar ini, memudahkan berbagai macam kondisi pekerjaan

untuk melakukan aktivitas layaknya manusia.

2. Artificial Intelligence (AI)

Salah satu tren masa depan yang akan berkembang pesat dan akan menjadi inovasi di

industri teknologi digital adalah AI. Teknologi ini pada dasarnya ingin membuat mesin bisa

berpikir cerdas seperti layaknya manusia. Banyak perusahaan teknologi yang mulai

menghadirkan solusi menggunakan perangkat berbasis AI.

Selain itu salah satu keluaran AI adalah aplikasi pintar yang dapat mempermudah pengguna

untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya VirtualPersonalAssistant (VPAs) yang dapat

mempermudah kantor mengerjakan tugas. Dengan menggunakan aplikasi pintar semua dapat

mudah menyelesaikan sesuatu.

3. Virtual Reality dan Augmented Reality

Teknologi Virtual dan Augmented Reality saat ini banyak dipilih lantaran mampu

memberikan sebuah representasi visual yang lebih interaktif dan atraktif. Beberapa brand
mulai memanfaatkan pendekatan ini untuk memaksimalkan penyampaian informasi kepada

pelanggan.

4. Machine Learning

Sesuai namanya, machine learning sederhananya sebuah metode yang mendesain mesin

untuk selalu mempelajari pola yang ditangkap. Di computer vision, penerapan saat ini banyak

berfokus pada pengenalan wajah dan pelabelan seperti yang digunakan oleh Facebook.

Kemudian di bidang information retrival, dengan cara menerjemahkan bahasa dengan

menggunakan komputer, mengubah suara teks dan filter email spam. Namun pemanfaatannya

masih sangat luas di berbagai bidang dan implementasi.

6. Tantangan / Isu Strategis Dalam Desian Barang dan Jasa

 Tantangan dalam Desain Produk

Banyak faktor dalam desain produk yang perlu diperhatian, di antaranya sebagai

berikut.

a.Kebutuhan konsumen.

Pelanggan akan memiliki pengaruh yang besar atas cara produk dirancang dan

berkembang. Alasan produk dirancang harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggan

potensial yang akan dibidik.

b.Segmentasi pasar.

Pasar/konsumen perlu dibedakan, salah satunya mengingat perbedaan dalam selera

konsumen. Semakin kompleks konsumen dalam stratanya, akan semakin banyak jenis

produk yang diperlukan dalam melayani segmentasi konsumen.

c.Teknologi.
Dalam mendesain produk teknologi berperan dalam menghasilkan produk yang

diminati. Perkembangan teknologi mengharuskan produsen untuk menciptakan

produk yang berkualitas.

a. Kondisi lokal.

Dalam desain produk perlu dipertimbangkan budaya lokal masyarakat/konsumen

sehingga produk bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak menyusahkan.

 Seberapa banyak standarisasi

Standardisasi adalah usaha bersama membentuk standar. Standar adalah sebuah

aturan, biasanya digunakan untuk bimbingan tetapi dapat pula bersifat wajib (paling

sedikit dalam praktik), memberi batasan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek

atau karakteristik sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah metode. Seberapa besar

ketiadaan variasi dari sebuah produk, jasa, atau proses produk-produk yang

berstandarisasi segera tersedia untuk konsumen.

 Keunggulan-keunggulan standarisasi

1. Sedikit dari bagian-bagian yang berhubungan dengan persediaan dan manufaktur

2. Biaya rancangan secara umum lebih murah

3. Mengurangi biaya dan waktu pelatihan

4. Lebih sering melakukan pembelian, penangan barang, dan prosedur inspeksi

5. Mutu menjadi lebih konsistent

 Kekurangan-kekurangan standarisasi

1. Rancangan mungkin dapat tertinggal dalam waktu cukup lama untuk

penyempuraanpenyempurnaan tersisa

2. Biaya tinggi karena perubahan rancangan meningkatkan perlawanan terhadap

perbaikan
3. Penurunan keragaman membuat konsumen tidak tertarik lagi akan barang yang

dijual

Daftar Fustaka
https://www.academia.edu/23701863/Desain_Produk_dan_Jasa

https://www.rpp1lembar.xyz/2020/06/konsep-desain-produk-barang-dan-jasa.html?
m=1

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2018/09/strategi-operasi-desain-produk-dan-
desain-jasa.html?m=1
https://www.coursehero.com/file/45914682/Desain-Barang-dan-Jasa-kelompok-
1docx/

https://www.academia.edu/35292714/Design_produk_dan_jasa

You might also like