You are on page 1of 1

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyebut sistem kebijakan untuk pengadaan

barang harus dibenahi karena sektor swasta sangat mudah dimanfaatkan untuk tindak pidana
korupsi.

Salah satu kasusnya adalah kasus korupsi yang melibatkan, Emirsyah Satar, bekas direktur
utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yang menjadi tersangka suap. Emirsyah diduga
menerima suap dari Rolls-Royce, perusahaan pembuat mesin pesawat asal Inggris.

Disebutkan Rolls-Royce ikut andil dalam proyek Pembangkit Listrik Tanjung Batu,
Kalimantan Timur. Pembangkit Listrik Tanjung Batu memiliki dua basis energi, yakni gas
dan uap. Penghasil listrik itu berada di Kabupaten Tenggarong, Kalimantan Timur, dengan
daya 50-60 MW.

"Coba bantu PLN bagaimana mereka membenahi sistem pengadaan mereka untuk hindari
intervensi pengadaan," kata Teten.

Menurut Teten, jika orang pemerintahan dikuasai oleh pihak swasta maka tindakan korupsi
seperti itu akan terus terjadi. Korupsi swasta, dikatakannya, sudah menjadi rezim.

Berdasarkan Laboratorium Ilmu Ekonomi UGM, jumlah terpidana korupsi dari sektor swasta
mencapai 670 orang sepanjang 2001-2015. Jumlah itu sama dengan 26,26 persen dari total
terpidana korupsi dari pelbagai profesi yang mencapai 2.551 orang.

Maka itu, Teten mengatakan, pencegahan korupsi di sektor swasta harus diberlakukan dalam
Undang-undang. "Jadi saya perlu UU untuk bisa meminimalisasi praktek korupsi dari
korporasi," tuturnya.

You might also like