You are on page 1of 16
KOMPOSIT HIBRID POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT Agave Cantala DAN TGFR L-4400 Polyester Hybrid Composite Reinforced with Agave Cantala and Tgfr L-4400 Fibers Mulyadi! dan Heru Santoso Budi Roichardjo? Program Studi Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ABSTRACT The use of hybrid fibers in a matrix material could gives more various superiority than that using one type of fibers. The purpose of this research is to investigate the tensile and impact strengths of polyester hybrid composites reinforced with Agave Cantala and TGFR L-4400 fibers. Composite test specimens were made using hand lay-up method on glass dies. Continous unidirectional fibers were used in composite with 0° fiber orientation. Tensile and impact tests were applied to the composite specimens with 0.2 to 0.5 fiber volume fraction. Surface fracture of the specimen was observed using stereozoom microscope. The tensile and impact strengths for 0.5 fiber volume fraction hybrid composites were found to be 412 MPa and 307 kJ/m2, respectively. The results of this research indicate that tensile and impact strengths of polyester hybrid composites reinforced with Agave Cantala and TGFR L-4400 fibers containing up to 0.5 fiber volume fraction, increase with increasing fiber volume fraction . There is positive hybrid effects on mechanical properties of hybrid composites. Keywords : hybrid composites, Agave Cantala, TGFR L-4400, polyester, continous unidirectional fiber 1 Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan, Sumatera Utara ? Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 88 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 PENGANTAR Peningkatan unjuk kerja bahan merupakan suatu kebutuhan pada aplikasi keteknikan. Hal ini mengharuskan pengembangan bahan teknik menjadi suatu bahan yang lebih adaptif. Serat alam, seperti Agave Cantala, memiliki keunggulan, yaitu berharga murah, mampu terbiodegradasi (biodegrability), dan memiliki massa jenis yang rendah, tetapi memiliki kekuatan yang relatif rendah. Serat non alami TGFR L-4400 (Taiwan Glass Fiber Roving Laminating -4400) memiliki beberapa keungguian, yaitu kekuatan tinggi tetapi tidak dapat terbiodegradasi dan memiliki massa jenis yang relatif tinggi dan mahal. Oleh karena itu, penggunaan serat alam (Agave Cantala) sebagai penguat pada suatu komposit terkadang tidak cukup untuk menjawab permasalahan itu. Untuk mengatasi hal ini, maka dibuat komposit hibrid yang diperkuat serat alam dan serat non alami TGFR L-4400 sehingga diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat-sifat mekanis terbaik yang diperoleh dari komponen-komponen penyusunnya. Penggunaan matriks poliester sebagai bahan pengikat serat alam, seperti sunhemp, telah diteliti oleh Sanadi dkk (1986). Serat sunhemp yang digunakan berupa serat kontinu dan _ searah (unidirectional). Hasil penelitian ita menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit meningkat secara linear terhadap kenaikan fraksi volume serat sampai pada batas 0,4. Kekuatan impak izod meningkat secara linear terhadap kenaikan fraksi volume serat. Hashemi dkk (1997) meneliti sifat-sifat mekanik komposit hibrid polioksimetilen (POM) yang diperkuat serat gelas dan butiran kecil bola-bola gelas. Sifat-sifat mekanik yang diteliti mencakup kekuatan tarik, kekuatan lengkung, modulus lengkung, kekuatan impak, ketangguhan retak, dan laju pelepasan energi regangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit hibrid meningkat seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat gelas. Efek negatif pada kekuatan tarik komposit hibrid disebabkan oleh kehadiran butiran bola-bola gelas. Modulus lengkung dan ketangguhan retak sesuai dengan rule of hybrid mixture. Kekuatan lengkung , kekuatan impak, dan laju pelepasan energi regangan yang diperoleh tidak sesuai dengan rule of hybrid mixture. Penambahan butiran bola-bola gelas kedalam matriks POM menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan tarik polimer POM. Hal ini disebabkan oleh butiran gelas yang rigid memberikan penurunan pada deformasi plastis POM, sedangkan keseluruhan deformasi pada komposit didominasi oleh matriks POM. Penurunan kekuatan impak Mulyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 89 pada komposit hibrid disebabkan oleh penggunaan filler yang berupa butiran gelas dan serat gelas pendek. Ibrahim dkk (2000) telah meneliti kekuatan lengkung tiang pipa yang terbuat dari bahan komposit poliester tak jenuh yang diperkuat dengan serat gelas (E-glass) dengan proses filament winding. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa komposit dengan susunan lapisan (10/-10)s memiliki kekuatan lengkung yang lebih tinggi daripada komposit dengan susunan lapisan 90,(10/-10)2,90 dan 90,(10/-10),90. Penelitian ini memanfaatkan penggunaan serat alam Agave Caniala dan non- alami TGFR L-4400. Penelitian yang dilakukan oleh Hashemi dkk (1977) menggunakan filler berupa serat pendek dan butiran gelas yang menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan impak. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan serat yang kontinu dan searah sehingga akan dapat meningkatkan kekuatan tarik dan impak, seperti penelitian Sanadi dkk (1986) yang menggunakan serat sunhemp kontinu dan searah. 1. Modulus elastisitas longitudinal (E,) merupakan nilai modulus elastisitas pada arah 1 (searah serat). a. Komposit dengan penguatan satu jenis serat. Regangan komposit dengan penguatan satu jenis serat pada arah 1 (e:) dapat ditentukan dengan rumus: A =F @) dengan ¢; diasumsikan sama untuk regangan serat dan regangan matriks. 6; merupakan tegangan rata-rata yang bekerja pada luasan komposit secara keseluruhan (A). Oleh adanya gaya resultan (P), maka besarnya 6; dapat ditentukan dengan : o,=E,.€; (2) Bila bahan serat dan matriks bersifat elastis, maka tegangan yang terjadi pada serat (o;) dan matriks (om) adalah : 6, =E,6, dan On FEE; (3) & dengan E; dan Em secara berurutan merupakan modulus elastisitas serat dan matriks, sedangkan o; bekerja pada luasan serat A (Aj), Om bekerja pada luasan matriks (Ar). Gaya resultan yang bekerja pada elemen bahan komposit adalah : P=0,A=0;.Ay +0 q Ay 4) 90 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 Dengan mensubstitusikan persamaan (2) dan (3) ke dalam persamaan (4) maka diperoleh rumus untuk menentukan modulus elastisitas pada arah 1, yaitu : A A f a EysE, +E, 6) Fraksi volume serat (v)) dan fraksi volume matriks (vm) dinyatakan dengan persamaan : vj=+ dan “s (6) Persamaan (5) dapat ditulis kembali menjadi : ESE pv +E Vn (7) Persamaan (7) ini dikenal sebagai aturan campuran (rule of mixture). b. Komposit hibrid. Pada gambar 1 dapat dilihat komposit hibrid yang diperkuat serat A dan B. Secara makromekanika, besarnya modulus elastisitas longitudinal dapat diketahui dengan persamaan : a, Eine = (8) Etc TY Sino 1 tl Gambar 1. Komposit hibrid pada representasi elemen volume yang dibebani pada arah 1 Mulyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 91 Berdasarkan aturan campuran (Hashemi dkk, 1997) besarnya modulus elastisitas longitudinal (E:nc) pada komposit hibrid ditentukan dengan persamaan : Enc = Etma Xp t+ Eine Xp (9) dengan rasio hibrid serat A dan serat B yang ditentukan dengan rumus : v v WA dan Xp =e (10) Var Vey Xn= 2. Kekuatan tarik longitudinal (o;). Kekuatan tarik longitudinal komposit (o1) dengan penguatan satu jenis serat ditentukan dengan persamaan : 0, =0,.V,+0,,.(1-v,) (11) Secara makromekanika, kekuatan tarik longitudinal komposit hibrid dicari dengan : o.= P THC Auc Menurut aturan campuran (Hashemi dkk, 1997), kekuatan tarik longitudinal komposit hibrid dapat ditentukan dengan persamaan : * Orc = Pima X fa + Fie X pp (3) 12) 3. Kekuatan Impak ( Impact Strength ) dilaksanakan dengan pengujian impak Charpy. Besarnya kekuatan impak pada komposit secara makromekanika dapat ditentukan dengan persamaan : a= WwW ON hxby dengan W adalah energi yang diserap saat terjadinya perpatahan spesimen dengan ketebalan h dan lebar sampai pada dasar takikan bn. Pada komposit hibrid, kekuatan impak dapat juga ditentukan . berdasarkan aturan campuran (Hashemi dkk, 1997), yaitu : Fen Ona X pa +O ne-X pp (15) (14) 92 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 CARA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Serat Agave Cantala dikeringkan pada ruang yang terlindung cahaya matahari selama 7 hari, lalu dikeringkan lebih lanjut di dalam oven pemanas pada suhu 70°C, 80°C, 90°C, 100°C, 150°C masing-masing selama 1] jam kemudian dihitung pengurangan kadar airnya. Sesudah itu, serat Agave Cantala itu dan serat TGFR L-4400 dipanaskan pada suhu 60°C selama 4 jam. Seterusnya serat Agave Cantala dari sampel yang baru dipanaskan pada suhu 60°C selama 4 jam. Setelah itu, spesimen dibuat dan dilakukan uji tarik untuk serat tunggal sebanyak 30 buah untuk tiap-tiap serat Agave Cantala dan TGFR L-4400. Serat Agave Cantala dipanaskan pada suhu 90°C dengan variasi waktu pemanasan selama 15, 30, dan 45 menit, kemudian dihitung pengurangan kadar air serat. Dari hasil pengujian diperoleh kekuatan tarik maksimum serat Agave Cantala pada pemanasan 90° C selama 1 jam. Uji densitas dilakukan terhadap resin dan serat alam yang telah mengalami pengeringan lanjut pada suhu 90° C selama 1 jam yang memiliki kekuatan maksimum. Di samping itu, juga dibuat spesimen uji tarik dan uji impak untuk resin dan komposit yang diperam (cure) pada temperatur kamar selama 24 jam dan tiap-tiap spesimen diberi label. Kemudian, seluruh spesimen diperam dalam oven pemanas pada suhu 60° C selama 4 jam. Sebelum diadakan pengujian, setiap spesimen diukur penampang lintangnya, lalu disusul dengan pelaksanaan uji tarik dan uji impak pada semua spesimen. Permukaan patah spesimen direkam dengan stereozoom microscope. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Tarik Serat dan Resin. Pengujian tarik dilakukan pada serat yang telah mengalami variasi temperatur pemanasan untuk mengetahui kekuatan tarik maksimum serat akibat pemanasan. Pemanasan | berfungsi untuk mengeringkan serat lebih lanjut, dan Pemanasan II dilakukan karena serat mengalami pemanasan pada saat komposit di post cure. Hasil pengujian tarik serat Agave Cantala dengan variasi termperatur pemanasan | dan temperatur pemanasan II dapat dilihat pada Gambar 2 (a) dan (b). Pemanasan I dilakukan dengan Mulyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 93 variasi temperatur 70° C, 80° C, 90° C, 100° C, dan 110° C masing- masing selama 1 jam, dan dilanjutkan dengan pemanasan II pada temperatur 60° C selama 4 jam terhadap semua serat. Penurunan kadar air serat Agave Cantala akibat pemanasan I yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3 {a). st} E, (GPa) ree Tie) @ ©) Gambar 2 (a). Kekuatan tarik serat Agave Cantala dengan variasi - temperatur pemanasan I dan mengalami pemanasan II (ket : data ¢ : tanpa Pemanasan I dan II) (b). Modulus elastisitas serat Agave Cantala dengan variasi temperatur pemanasan I dilanjutkan dengan pemanasan II (ket : data *: tanpa pemansan I dan II) (Temperatur Ruang : 30° C . Kelembaban Ruangan: 90% ) 94 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 Pongurangan Kadar Air (2) 70 a 9 100 116 Temperatur (°C) (a) ) Gambar 3 (a). Diagram pengurangan kadar air serat Agave Cantala dengan variasi temperatur pemanasan (b). Kekuatan tarik serat Agave Cantala dengan variasi waktu pengeringan. (ket : Temperatur Ruang : 30° C . Kelembaban Ruangan : 90%) Kekuatan tarik serat Agave Cantala yang dikeringkan pada suhu 90° C dengan variasi waktu 15, 30, 45, 60, 75 , dan 90 menit, dan kemudian dilanjutkan dengan pemanasan 60° C selama 4 jam terhadap semua serat itu dapat dilihat pada gambar 3(b). Hasil Ppengujian tarik serat Agave Cantala menunjukkan bahwa kekuatan maksimum mencapai 486 MPa. Kekuatan tarik serat TGFR L-4400 adalah sebesar 2279 MPa. Serat itu mengalami pemanasan pada temperatur 60° C selama 4 jam sebelum dilakukan uji tarik. *Kekuatan tarik resin poliester besamya 45 MPa dengan lama curing 24 jam pada temperatur ruang dan temperatur post cure 60° C selama 4 jam. Hasil uji tarik serat dan resin secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa serat TGFR L-4400 memiliki kekuatan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi dari serat Agave Cantala dan resin poliester. Mulyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 95 Tabel I. Data hasi} uji tarik resin dan serat c (MPa) E(GPa) | E(GPa) Spesimen | 9 (MPa) Referensi Referensi - 45 40" Ie |e Poliester (26). (20,080) ‘A. Cantala 486. | 400-700" 5,578 9720" . (#205) (1,242) 2279 240° 21,997 RA TGFRL-4400} 59) wm Referensi* : Sanadi dkk, 1986. Resin pembanding adalah poliester. Referensi * : Joseph dkk, 1995. Serat pembanding yaitu Serat Agave Sisalana, Referensi** : Ibrahim dkk, 2000. Serat pembanding adalah E-glass. I Uji Densitas Serat dan Resin. Uji densitas dilakukan dengan membandingkan massa serat dan resin pada media udara dan minyak tanah dengan timbangan digital. Serat Agave Cantala yang diuji adalah serat yang telah mengalami pengeringan ianjut pada temperatur 90°C selama 1 jam. Resin poliester yang telah dicure pada temperatur ruang selama 24 jam diuji densitasnya. Serat TGFR L-4400 langsung diuji densitasnya tanpa mengalami petlakuan. Besarnya densitas serat dan resin dapat dilihat pada Tabel II. Hasil uji densitas memperlihatkan bahwa serat gelas memiliki densitas 1,9 kali dari serat Agave Cantala. Tabel 3.2. Densitas Resin dan Serat Spesimen Densitas | Standar deviasi | Densitas Referensi fmly | (g/mL) (g/mL) Poliester 1,287 0,0005 138° Serat Agave Cantala 1,333 0,0091 14 Serat TGER L-4400 2,568 0,0259 250° | Referensi * : Manchado dkk, 2000. Serat pembanding yaitu serat Agave Sisalana dan Serat Gelas. Resin pembanding yaitu polietilen. 96 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 Uji Tarik Komposit 1. ‘ Komposit poliester yang diperkuat serat Agave Cantala Kekuatan tarik dan modulus elastisitas longitudinal komposit meningkat seiring dengan kenaikan fraksi volume serat di dalam komposit seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 (a) dan (b). © (GPa) (@) (b) Gambar 4. (a) Grafik Kekuatan Tarik Komposit tethadap Fraksi Volume serat (b). Modulus elastisitas komposit terhadap fraksi volume serat (ket: P/ AC : poliester/ Agave Caniala, P/G : poliester/TGFR L-4400) Hasil foto bentuk perpatahan uji tarik pada Gambar 5 memperlihatkan bidang patahan spesimen komposit tegak lurus pada arah orientasi serat pada tiap-tiap fraksi volume serat, Hal ini memberikan petunjuk bahwa serat Agave Cantala memiliki kekuatan tarik yang relatif rendah dan perpatahan yang terjadi adalah patah getas. Pada bidang patahan komposit terdapat fiber pullout. Proses terjadinya fiber pullout ini dapat meningkatkan kekuatan tarik komposit karena timbulnya tegangan geser antara matriks dan serat. . Fiber pullout ini terjadi karena tegangan debonding serat-matriks lebih kecil dari tegangan patah serat sehingga proses debonding terjadi lebih dahulu kemudian diikuti oleh putusnya serat sehingga muncul fiber pullout. . Mulyadi et al, Komposit Hibrid Poliester ... 97 Fess So mn fae Gambar 5, Foto bentuk patahan uji tarik komposit poliester yang diperkuat serat Agave Cantala 2. Komposit poliester yang diperkuat serat TGFR L-4400 Kekuatan tarik dan modulus elastisitas longitudinal komposit meningkat seiring dengan kenaikan fraksi volume serat (lihat gambar 4 (a) dan (b). Hasil foto perpatahan spesimen uji tarik komposit memperlihatkan bentuk patahan yang sejajar dengan arah orientasi serat dan pada beberapa bagian spesimen terdapat bentuk patahan yang tegak lurus terhadap arah orientasi serat (lihat gambar 6). Bentuk patahan yang sejajar dengan arah orientasi serat ini disebabkan oleh tegangan transversal kearah lateral yang terjadi akibat kontraksi poison kearah lateral tertahan oleh tekanan grip sehingga perpatahan kearah - orientasi serat terjadi lebih dahulu dari pada perpatahan kearah tegak lurus serat karena kekuatan tarik longitudinal serat TGFR L-4400 cukup tinggi. Permukaan patah komposit memperlihatkan adanya fiber pullout pada bidang patahan komposit poliester yang diperkuat serat TGFR L-4400 ini. 98 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 Gambar 6. Bentuk perpatahan hasil uji tarik komposit poliester yang diperkuat serat TGFR L-4400 3, Komposit hibrid poliester yang diperkuat serat Agave Cantala dan TGFR L- 4400, Kekuatan tarik dan modulus elastisitas longitudinal komposit hibrid ini juga meningkat seiring dengan kenaikan fraksi volume total serat penyusunnya yang diperlihatkan oleh gambar 4 (a) dan (b). Kekuatan tarik komposit hibrid lebih tinggi dari kekuatan tarik yang diperoleh dari rule of mixture (ROM), tetapi untuk modulus elastisitas, komposit hibrid lebih rendah dari modulus elastisitas yang diperoleh dari ROM mulai dari fraksi volume serat 0,3 sampai 0,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat efek hibrid yang positif pada kekuatan tarik penghibridan serat Agave Cantala dan TGFR L- 4400 sebagai penguat resin poliester. Efek hibrid positif ini terjadi karena fiber pullout serat Agave Cantala masih memberikan kekuatan pada komposit akibat terjadinya geseran pada permukaan serat dan matriks. Seiring dengan bertambahnya beban, maka _ perpatahan berikutnya terjadi pada serat TGFR L-4400 yang juga dibarengi dengan peristiwa fiber pullout. Bentuk patahan komposit hibrid sejajar dengan arah orientasi serat yang tampak pada Gambar 7. Fiber pullout juga terdapat pada bidang patahan komposit hibrid ini seperti terlihat pada gambar 8. Mulyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 99 Gambar 7. Bentuk perpatahan hasil uji tarik komposit hibrid Gambar 8. Permukaan patah hasil uji tarik komposit hibrid (30x) Uji Impak Komposit 1. Komposit poliester yang diperkuat serat Agave Cantala Kekuatan impak komposit meningkat seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat di dalam komposit (Gambar 9). Komposit dengan fraksi volume serat 0,2 dan 0,25 memiliki patah getas yang dapat dilihat dari bentuk patahan komposit yang tegak turus dengan beraturan terhadap arah orientasi serat dengan fiber 100 TEKNOSAINS, 17(1), JANUARI 2004 pullout. Komposit dengan fraksi volume serat 0,3, 0,4, dan 0,5 memiliki patah liat, yang ditunjukkan oleh bentuk bidang patahan yang kurang beraturan dengan fiber pullout yang lebih panjang. Delaminasi tidak terjadi pada sisi impak komposit ini karena kekuatan serat Agave Cantala cukup rendah. Bentuk patahan yang tidak beraturan ini disebabkan oleh timbulnya tegangan geser antara serat dan matriks. Gambar 9. Kekuatan impak komposit terhadap fraksi volume serat 2. Komposit poliester yang diperkuat serat TGFR L-4400 Gambar 9 menunjukkan bahwa kekuatan impak komposit ini juga meningkat seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat. Perpatahan yang terjadi pada seluruh komposit adalah patah liat. Hal ini dapat dilihat dari bidang patahan komposit yang tidak beraturan. Hasil uji impak memperlihatkan terjadinya delaminasi pada sisi impak komposit ini karena kekuatan longitudinal serat TGFR L-4400 cukup tinggi sehingga delaminasi timbul lebih dahulu kemudian diikuti oleh perpatahan komposit yang tegak lurus terhadap arah orientasi serat. Bidang patahan komposit memperlihatkan terjadinya fiber pullout. Mutlyadi et al., Komposit Hibrid Poliester ... 101 3. Komposit hibrid poliester yang diperkuat serat Agave Cantala dan TGFR L-4400. Peingkatan kekuatan impak komposit hibrid juga meningkat seiring dengan bertambahnya fraksi volume total serat-serat penyusunnya seperti tampak pada gambar 9. Efek hibrid tampak positif pada kekuatan impak komposit hibrid. Perpatahan yang terjadi pada komposit hibrid ini adalah patah liat. Hasil pengujian impak pada komposit hibrid memperlihatkan terjadinya delaminasi pada komposit hibrid (gambar 10). Hasil foto makro bidang patahan komposit hibrid dapat dilihat pada gambar 11. _— Ne geil 7 ge eer . Ll EE toe aia Gambar 10. Permukaan sisi impak komposit hibrid (perbesarn 15x) {ket : tanda panah = gap delaminasi) > Gambar 11, Permukaan patah hasil uji impak komposit hibrid {perbesaran 20x) 102 TEKNOSAINS, 17(1), [ANUARI 2004 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1. Temperatur dan lama pengeringan lanjut mempengaruhi kekuatan tarik serat Agave Cantala. Kekuatan tarik maksimum serat Agave Cantala mencapai sebesar 486 MPa pada temperatur pengeringan 90°C selama 1 jam dan pemanasan 60 °C selama 4 jam. 2. Sifat mekanik tarik dan impak komposit meningkat seiring dengan bertambahnya jurnlah fraksi volume serat mulai dari 0,2 sampai dengan 0,5. Kekuatan tarik komposit hibrid meningkat dari 229 MPa pada v; = 0,2 menjadi 412 MPa pada wr = 0,5. Modulus elastisitas komposit hibrid meningkat dari 1,257 GPa pada w = 0,2 menjadi 11,621 GPa pada v; = 0,5. Kekuatan impak komposit hibrid juga meningkat dari 138 k]/m? (wv; = 0,2) menjadi 310 kJ/m? (vs = 0,5). 3. Efek hibrid yang positif terdapat pada kekuatan tarik dan impak komposit hibrid mulai dari fraksi volume 0,2 sampai 0,5. Untuk modulus elastisitas, efek hibrid positif hanya terjadi pada fraksi volume serat 0,2 dan 0,25, sedangkan pada fraksi volume serat 0,3 sampai 0,5 terjadi efek hibrid yang negatif. DAFTAR PUSTAKA Hashemi, S., Elmes, P., and Sandford, S., 1997, Hybrid Effects on Mechanical Properties of Polyoxymethylene, Poly.Eng.Sci., 37, 45-54. Torahim, S., Polyzps, D., and Hassan, S.K., 2000, Development of Glass Fibre Reinforced Plastic Poles for Transmission and Distribution Lines, Can.}.Civ.Eng., 27, 850-859. Joseph, K., Thomas, S., Pavithran, C., 1995, Effect of Ageing on the Physical and Mechanical Properties of Sisal-Fiber- ~ Reinforced Polyethylene Composites, Comp. Sci.Tech, 53, 99. Sanadi, A.R., Prasad, S.V,, and Rohtagi, P.K., 1986, Sunhemp Fibre- Reinforced Polyester, J.Mat.Sci., 21, 4299-4304.

You might also like